Professional Documents
Culture Documents
e-ISSN 2615-2819
ABSTRACT
This study aims to determine the level of feasibility and student response to interactive multimedia learning based on problem
based learning (PBL) using the articulate storyline application on the chemical bonding material developed. This research is a
research and development conducted in March-August 2021. The development model used is the Four-D (4-D) development
model which is limited to the define stage, design stage and develop stage. This research was conducted at Bengkulu University
and at SMA Negeri 3 Bengkulu City. The study was only conducted on a small scale (limited) trial with a research sample of 32
students taken from class X MIPA 3. The data in the study were obtained from interviews, student needs questionnaires,
validation sheets and student response questionnaires. The results of the validation test obtained an average of media validation
and material validation of 86% and 89% which were in the range of 81%-100% with very valid criteria. While the student
response test obtained a score of 80% which was in the range of 61% -80% with a good category. Based on the results of the
validation and the results of the student responses, it can be concluded that interactive multimedia learning based on problem
based learning (PBL) using the articulate storyline application on chemical bonding material is declared feasible and can be used
as a medium and learning resource for students.
Keywords: Research and Development, Interactive Learning, Problem Based Learning (PBL), Articulate Storyline,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan dan respon peserta didik terhadap multimedia pembelajaran interaktif
berbasis problem based learning (PBL) menggunakan aplikasi articulate storyline pada materi ikatan kimia yang dikembangkan.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and development) yang dilakukan pada bulan Maret-Agustus
2021. Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan Four-D (4-D) yang dibatasi pada tahap define (tahap
pendefinisian), tahap design (tahap perancangan) dan tahap develop (tahap pengembangan). Penelitian ini dilakukan di Universitas
Bengkulu dan di SMA Negeri 3 Kota Bengkulu. Penelitian hanya dilakukan pada uji coba skala kecil (terbatas) dengan sampel
penelitian sebanyak 32 peserta didik yang diambil dari kelas X MIPA 3. Data pada penelitian diperoleh dari hasil wawancara,
angket kebutuhan peserta didik, lembar validasi dan angket respon peserta didik. Hasil uji validasi didapatkan rata-rata validasi
media dan validasi materi sebesar 86% dan 89% yang berada pada rentang 81%-100% dengan kriteria sangat valid. Sedangkan uji
respon peserta didik didapatkan nilai sebesar 80% yang berada pada rentang 61%-80% dengan kategori baik. Berdasarkan hasil
validasi dan hasil respon peserta didik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran interaktif berbasis
problem based learning (PBL) menggunakan aplikasi articulate storyline pada materi ikatan kimia dinyatakan layak dan dapat
digunakan sebagai media dan sumber belajar bagi peserta didik.
Kata kunci : Penelitian dan Pengembangan, Pembelajaran Interaktif, Problem Based Learning (PBL), Articulate Storyline,
ketuntasan belajar yang dicapai peserta didik dan pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri 3
meningkatknya keterampilan peserta didik [5]. Kota Bengkulu belum optimal.
Berdasarkan hasil observasi pada saat Hal ini dikarenakan guru hanya
pembelajaran tatap muka di SMA Negeri 3 Kota menggunakan buku cetak dan power point yang
Bengkulu tahun ajaran 2019/2020, diketahui menyajikan materi berupa teks dan gambar saja,
bahwa proses pembelajaran yang dilakukan belum sehingga kurang menarik bagi sebagian besar
sepenuhnya menerapkan kurikulum 2013. peserta didik dan belum mampu untuk
Proses pembelajaran tatap muka yang menjelaskan materi yang memiliki konsep yang
dilakukan masih berjalan satu arah dan berpusat bersifat abstrak.
pada guru yang lebih banyak menyampaikan Selain itu, keterbatasan waktu dan
materi dengan metode ceramah, sedangkan peserta kemampuan yang dimiliki oleh guru juga
didik hanya mendengarkan apa yang disampaikan menyebabkan kurangnya pemanfaatan media
oleh guru. pembelajaran dalam proses pembelajaran yang
Dari hasil observasi tersebut juga diketahui dilakukan.
bahwa peserta didik kurang tertarik mengikuti Berdasarkan data hasil angket kebutuhan
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru peserta didik, diketahui bahwa peserta didik
yang terlihat saat proses pembelajaran banyak kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran
peserta didik yang melakukan aktivitas lain di dan sebagian besar peserta didik mengalami
kelas saat guru sedang menjelaskan materi kesulitan dalam memahami materi dengan media
pelajaran. yang telah digunakan oleh guru.
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara Selain itu, dari data tersebut diketahui
dengan salah satu guru kimia di SMA Negeri 3 bahwa sebagian besar peserta didik membutuhkan
Kota Bengkulu, diketahui bahwa proses media pembelajaran yang dapat meningkatkan
pembelajaran daring yang dilakukan saat ini ketertarikan peserta didik dalam mengikuti proses
sebagai akibat dari pandemi covid-19 juga masih pembelajaran dan membantu peserta didik dalam
berlangsung satu arah, berpusat pada guru dan memahami materi yang bersifat abstrak.
hampir tidak ada interaksi antara guru dengan Berdasarkan permasalahan dan kebutuhan
peserta didik atau dengan bahan ajar yang peserta didik dalam proses pembelajaran yang
dibagikan melalui Google Classroom. dilakukan, maka perlu dilakukannya inovasi
Peneliti juga menemukan kesulitan belajar dalam membuat suatu media pembelajaran guna
peserta didik, dilihat dari nilai ujian tengah meningkatkan kualitas pembelajaran.
semester kelas X MIPA tahun ajaran 2020/2021 Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu
sebanyak 56% peserta didik masih mempunyai dengan mengembangkan multimedia
nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). pembelajaran interaktif yaitu media yang
Hal ini dikarenakan materi kimia dianggap menggabungkan beberapa komponen seperti teks,
sulit oleh peserta didik dan kurang menarik karena video, gambar, animasi, grafik dan suara dalam
banyak konsep materi kimia yang bersifat abstrak, satu kesatuan dengan bantuan komputer [7].
salah satunya yaitu materi ikatan kimia. Komponen-komponen yang ada didalam
Ikatan kimia merupakan salah satu pokok multimedia pembelajaran interaktif dapat
bahasan pada mata pelajaran kimia yang dipelajari menjelaskan materi kimia secara multirepresentasi
di kelas X yang memiliki karakteristik yang baik pada tingkat makroskopik, submikroskopik,
bersifat abstrak dan termasuk dalam tingkat maupun simbolik sehingga dapat meningkatkan
mikroskopis atau tidak bisa diamati [6]. pemahaman peserta didik dalam mempelajari
Materi Ikatan kimia membahas cara atom materi kimia.
bergabung membentuk molekul atau gabungan Selain itu, pemanfaatan multimedia
ion-ion yang prosesnya tidak dapat dilihat oleh interaktif dalam proses pembelajaran dapat
mata, sehingga membutuhkan media pembelajaran meningkatkan keaktifan serta ketertarikan peserta
yang memiliki kemampuan untuk memvisualkan didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
konsep-konsep yang bersifat abstrak tersebut. Hal ini dikarenakan multimedia
Tetapi dari hasil wawancara diketahui bahwa pembelajaran interaktif memungkinkan peserta
pemanfaatan media pembelajaran pada proses didik untuk berinteraksi dengan media tersebut
71
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 6(1): 70-79 (2022) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
dan menerima feedback dari materi yang Sehingga diharapkan dengan penelitian ini
ditampilkan [8]. dapat diperoleh suatu produk media pembelajaran
Multimedia pembelajaran interaktif dapat yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran,
dikemas dengan menggunakan berbagai perangkat guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
lunak yang ada di komputer, salah satunya yaitu Jenis penelitian merupakan penelitian dan
berupa Software articulate storyline yang pengembangan (Research & Development)
diluncurkan tahun 2014. dengan model pengembangan yang diadaptasi dari
Software articulate storyline ini dapat model pengembangan 4-D yang terdiri dari tahap
menciptakan multimedia yang interaktif karena define (pendefinisian), tahap design
memiliki kemampuan untuk menggabungkan (perancangan), tahap develop (pengembangan),
slide, flash (swf), video, dan karakter animasi dan tahap dessiminate (penyebaran).
menjadi satu [9]. Penelitian pengembangan ini dilakukan
Software Articulate Storyline menyediakan sampai tahap define (pendefinisian), tahap design
beberapa template yang cukup menarik dan (perancangan), tahap develop (pengembangan).
tampilan yang sederhana, sehingga dapat Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-
mempersingkat waktu pembuatannya dan Agustus 2021 di SMA Negeri 3 Kota Bengkulu
mempermudah guru dalam mengoperasikannya. kelas X MIPA 3 tahun ajaran 2020/2021 dan di
Selain media, komponen yang juga penting Universitas Bengkulu.
dalam proses pembelajaran adalah model Populasi pada penelitian yaitu seluruh
pembelajaran [10]. peserta didik kelas X MIPA di SMA Negeri 3
Model pembelajaran yang dapat Kota Bengkulu tahun ajaran 2020/2021 dengan
diintegrasikan ke dalam multimedia pembelajaran jumlah 169 peserta didik.
interaktif salah satunya yaitu model pembelajaran Sampel pada penelitian pengembangan ini
problem based learning (PBL) atau model adalah peserta didik di kelas X MIPA 3 dengan
pembelajaran berbasis masalah [11]. jumlah sampel sebanyak 32 orang peserta didik.
Model pembelajaran problem based Pengambilan sampel menggunakan teknik
learning (PBL) adalah model pembelajaran yang purposive sampling yaitu sampel ditentukan
menjadikan masalah sebagai konteks berdasarkan kriteria tertentu dan saran dari guru
pembelajaran peserta didik untuk berpikir kritis yaitu peerta didik kelas X MIPA yang memeiliki
dan meningkatkan keterampilan siswa dalam tingkat keaktifan yang berpariasi, tergolong
memecahkan masalah untuk memperoleh rendah dan memiliki hasil belajar yang rendah.
pengetahuan [12]. Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu
Model pembelajaran PBL ini memiliki sebagai berikut :
tujuan untuk menciptakan pembelajaran yang 1) Tahap define (pendefinisian)
bermakna sehingga membantu siswa dalam Tahap pendefinisian bertujuan untuk
memahami materi, selain juga dapat menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-
meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kebutuhan pembelajaran dengan menganalisis
mengikuti proses pembelajaran, karena peserta tujuan pembelajaran dan batasan materi.
didik dituntut untuk menyelesaikan masalah yang Tahap pendefinisian terdiri dari analisis
diberikan secara mandiri [13]. awal-akhir, analisis karakteristik peserta didik,
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti analisis konsep, analisis tugas dan analisis tujuan
tertarik melakukan pengembangan multimedia pembelajaran. dari ke lima tahapan tersebut
pembelajaran interaktif berbasis problem based diperoleh mengenai masalah pada proses
learning (PBL) menggunakan aplikasi articulate pembelajaran yang dilakukan, kebutuhan peserta
storyline pada materi ikatan kimia. didik terhadap proses pembelajaran, materi yang
dianggap sulit oleh peserta didik, tugas-tugas yang
METODE PENELITIAN harus dikerjakan oleh peserta didik dan tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk pembelajaran yang ingin dicapai.
mengetahui tingkat kelayakan multimedia yang 2) Tahap design (perancangan)
dikembangkan dan mengetahui respon peserta Tahap design (perancangan) bertujuan untuk
didik terhadap multimedia yang dikembangkan. merancang perangkat pembelajaran berdasarkan
72
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 6(1): 70-79 (2022) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
HASIL DAN PEMBAHASAN layak untuk dilanjutkan pada tahap uji coba,
Pengembangan multimedia pembelajaran dengan syarat melakukan perbaikan atau revisi
interaktif berbasis problem based learning (PBL) sesuai dengan saran dari para ahli materi.
menggunakan aplikasi articulate storyline pada Kelayakan yang didapat pada validasi ahli
materi ikatan kimia bertujuan untuk mengetahui materi ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu
tingkat kelayakan multimedia yang dikembangkan seperti adanya kesesuaian antara penyajian materi
dan untuk mengetahui respon peserta didik pada multimedia yang dikembangkan dengan
terhadap multimedia yang dikembangkan. kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran.
Adapun hasil yang diperoleh pada tingkat Penggunaan bahasa yang tepat, kebenaran
kelayakan multimedia dan respon peserta didik konsep dan keruntutan materi sudah tepat dan
terhadap multimedia yang dikembangkan yaitu kesesuaian antara soal kuis dengan tujuan
sebagai berikut : pembelajaran.
Keterkaitan antara kompetensi dasar,
1. Kelayakan multimedia pembelajaran indikator, tujuan pembelajaran, sajian materi,
interaktif berbasis problem based learning penggunaan bahasa, dan kesesuaian soal evaluasi
(PBL) menggunakan aplikasi articulate dengan tujuan pembelajaran yang terdapat pada
storyline pada materi ikatan kimia multimedia pembelajaran interaktif dapat
Kelayakan produk multimedia memfasilitasi guru dan peserta didik dalam
pembelajaran interaktif berbasis problem based pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat
learning (PBL) yang dikembangkan dilihat dari uji dicapai secara maksimal[16]
validitas yang dilakukan oleh para ahli. 3. Validasi ahli media
Penilaian kelayakan produk dilakukan oleh Penilaian validasi media terdiri dari 3
ahli media dan ahli materi menggunakan aspek penilaian yaitu aspek kebahasaan, aspek
instrumen penilian berupa lembar validasi. rekayasa perangkat lunak dan aspek tampilan
Adapun hasil dari validasi media dan ahli visual dan audio. Adapun hasil validasi oleh ahli
materi diuraikan sebagi berikut : materi yaitu seperti pada Tabel 5
2. Validasi Ahli Materi Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa hasil
Penilaian validasi materi terdiri dari 3 validasi dari ahli media dari ketiga aspek termasuk
aspek penilaian yaitu aspek kebahasaan, aspek dalam kriteria sangat valid.
standar isi dan aspek problem based learning Hasil ini menunjukkan bahwa multimedia
(PBL). Adapun hasil validasi oleh ahli materi pembelajaran interaktif berbasis problem based
yaitu seperti pada Tabel 4 berikut . learning (PBL) yang dikembangkan sangat layak
digunakan dan layak untuk dilanjutkan pada tahap
Tabel 4. Hasil Validasi Ahli Materi uji coba, dengan syarat melakukan perbaikan atau
revisi sesuai dengan saran dari para ahli media
Aspek Validitas
Kriteria
Penilaian (%) Tabel 5. Hasil Validasi Ahli Media
Kebahasaan 90 Sangat valid
Standar isi 89 Sangat valid Aspek Validitas Kriteria
Problem based penilaian (%)
84 Sangat valid
learning (PBL) Kebahasaan 85 Sangat valid
Persentase Rekayasa perangkat
89 Sangat valid 86 Sangat valid
rata-rata lunak
Tampilan visual
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa hasil 86 Sangat valid
dan audio
validasi dari ahli materi dari ketiga aspek Persentase rata-rata 86 Sangat valid
termasuk dalam kriteria sangat valid.
Hasil ini menunjukkan bahwa materi yang Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa hasil
ditampilkan pada multimedia pembelajaran validasi dari ahli media dari ketiga aspek termasuk
interaktif berbasis problem based learning (PBL) dalam kriteria sangat valid.
yang dikembangkan sangat layak digunakan dan
74
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 6(1): 70-79 (2022) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
dan mengorganisasikan tugas belajar yang membandingkan hasil yang diperoleh peserta
berhubungan dengan masalah yang diberikan pada didik dengan jawaban yang sebenarnya.
tahap orientasi masalah. Pada menu evaluasi ini materi ikatan kimia
c) Menu diskusi yang bersifat abstraks disajikan dalam bentuk
Menu diskusi merupakan salah satu bentuk video animasi dan gambar yang menarik seperti
dari tahapan model pembelajaran problem based pada materi proses pembentukan ion, sifat
learning yaitu guru membantu siswa melakukan senyawa ion, proses pembentukan ikatan kovalen
penyelidikan, dimana guru mendorong siswa (ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap
untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dua, ikatan kovalen rangkap tiga) ikatan kovalen
dengan masalah yang diberikan baik secara koordinasi, ikatan logam dan sifat senyawa logam.
individu maupun kelompok. Penyajian dengan menggunakan video
Peserta didik dapat mengumpulkan animasi dan gambar pada materi tersebut
informasi dengan cara berdiskusi dan mencari bertujuan agar peserta didik lebih memahami
informasi melalui sumber yang relevan seperti materi ikatan kimia yang banyak memiliki konsep
buku paket kimia SMA dan internet. yang bersifat abstrak.
d) Menu presentasi 5 Hasil uji coba produk
Menu presentasi merupakan salah satu Uji coba produk dilakukan pada skala
bentuk tahapan pada model pembelajaran problem kecil yang terdiri dari 32 peserta didik di kelas X
based learning (PBL) yaitu guru membimbing MIPA 3 yang sudah belajar mengenai materi
siswa mengembangkan dan menyajikan hasil ikatan kimia.
karya atau jawaban dari masalah yang diberikan. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui
Menu ini berisi arahan atau bimbingan respon peserta didik terhadap media pembelajaran
kepada peserta didik untuk menyajikan jawaban yang telah dikembangkan.
atau penyelesaian masalah yang telah dilakukan Penilaian pada angket respon peserta didik
melalui presentasi. terdiri dari tiga aspek yaitu aspek kebahasaan,
e) Menu evaluasi aspek penyajian dan aspek manfaat. Adapun hasil
Menu evaluasi merupakan bentuk dari repon peserta didik yaitu seperti pada Tabel 6.
tahapan model pembelajaran problem based
learning yaitu tahapan menganalisis dan Tabel 6. Hasil Uji Coba Produk
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Pada proses ini guru membantu peserta Aspek penilaian
Persentase
Kriteria
didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi Validitas
terhadap penyelidikan atau proses pemecahan Kebahasaan 90% Sangat baik
masalah yang telah dilakukan. Penyajian 82% Sangat baik
Oleh karena itu, pada menu ini berisi jawaban Manfaat 76% Baik
dari masalah yang diberikan dan penjelasan materi Persentase
rata-rata
80% Baik
ikatan kimia secara menyeluruh dan lengkap,
sebagai refleksi dan evaluasi dari jawaban peserta
didik. Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa hasil
Penyajian materi ikatan kimia secara uji coba produk yang dilakukan dari ketiga aspek
lengkap pada menu evaulasi tersebut bertujuan termasuk dalam kriteria baik.
agar peserta didik dapat membandingkan hasil Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
jawaban yang diperoleh dengan konsep materi disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran
yang disajikan oleh peneliti. interaktif berbasis problem based learning (PBL)
Perancangan tahap evaluasi ini berdasarkan menggunakan aplikasi articulate storyline pada
prinsip penerapan PBL pada multimedia yang materi ikatan kimia yang dikembangkan di nilai
dikemukakan oleh Albion dan Gibson [19] yang baik oleh peserta didik berdasarkan aspek
menyebutkan bahwa tahap evaluasi pada pertanyaan pada lembar respon peserta didik.
multimedia pembelajaran interaktif berbasis PBL Selain itu, multimedia pembelajaran
dapat berupa dorongan evaluasi diri atau interaktif berbasis problem based learning (PBL)
menggunakan aplikasi articulate storyline pada
76
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 6(1): 70-79 (2022) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
materi ikatan kimia, dapat menjadi solusi dari Penggunaan multimedia pembelajaran
permasalahan yang ditemukan peneliti pada interaktif di dalam proses pembelajaran tanpa
proses pembelajaran di SMAN 3 Kota Bengkulu. dibantu dengan model pembelajaran yang tepat
Hal ini ditunjukkan dengan hasil pada tentu tidak akan maksimal hasilnya, karena hal
aspek manfaat bahwa media yang dikembangkan tersebut akan sekedar membuat peserta didik
dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam tertarik saja[21].
belajar dan media yang dikembangkan dapat Kelebihan pada multimedia multimedia
memvisualkan konsep-konsep abstrak pada materi pembelajaran interaktif berbasis problem based
ikatan kimia, sehingga peserta didik lebih mudah learning (PBL) menggunakan aplikasi articulate
memahami materi ikatan kimia. storyline pada materi ikatan kimia yang
Keberhasilan tersebut dikarenakan adanya dikembangkan ini yaitu :
komponen dalam media yang dikembangkan 1. Multimedia yang dikembangkan menarik,
seperti gambar dan video yang dapat kerena dilengkapi beberapa komponen seperti
memvisualkan konsep-konsep abstrak pada materi gambar, video dan audio, sehingga dapat
ikatan kimia dan juga dengan adanya komponen mengakomodasi tipe belajar peserta didik yang
tersebut dapat membuat siswa lebih tertarik dalam berbeda-beda.
mempelajari materi ikatan yang disajikan. 2. Media yang dikembangkan dapat
Gabungan dari komponen-komponen memvisualkan konsep materi yang bersifat
seperti teks, gambar, audio, video dan animasi abstrak, karena dilengkapi gambar dan video
yang terpadu, maka multimedia iinteraktif tepat animasi.
digunakan untuk memperjelas konsep yang 3. Multimedia menggabungkan model
bersifat abstrak menjadi lebih konkrit[20]. Selain pembelajaran problem based learning (PBL)
itu, multimedia interaktif dapat memberikan siswa sehingga dapat meningkatkan keaktifan peserta
partisipasi aktif dalam pembelajaran. didik dalam belajar.
Penyusunan materi dengan menerapkan 4. Penerapan model pembelajaran problem based
model pembelajaran problem based learning learning (PBL) pada penyajian materi
(PBL) juga meningkatkan keaktifan dan menjadikan media yang dikembangkan
pemahaman peserta didik dalam belajar, karena menuntut peserta didik tidak hanya melihat isi
adanya aktivitas peserta didik dalam materi tetapi peserta didik diajak untuk
menyelesaikan masalah yang diberikan. memecahkan masalah terlebih dahulu untuk
Hal ini terlihat pada saat uji coba media di mendapatkan pemahaman mengenai konsep
kelas X MIPA 3 SMAN 3 Kota Bengkulu peserta materi.
didik diminta untuk memecahkan atau menjawab Selain memiliki kelebihan multimedia
pertanyaan yang diberikan dengan cara berdiskusi yang dikembangkan juga masih memiliki
dengan anggota kelompoknya dan kelemahan yaitu sebagai berikut :
mempresentasikan hasil atau jawaban dari 1. membutuhkan jaringan internet yang kuat
masalah yang diberikan. untuk membuka media melalui link web.
Kegiatan tersebut menuntut peserta didik 2. multimedia yang dikembangkan belum mampu
untuk aktif dalam mencari jawaban dari masalah menyediakan forum diskusi dan presentasi
yang diberikan sehingga peserta didik dapat langsung didalam multimedia yang
memperoleh pemahaman mengenai materi belajar dikembangkan karena adanya keterbatasan
yang diberikan. aplikasi articulate storyline 3 dalam membuat
Selain itu, penyusunan materi komponen tersebut.
menggunakan model pembelajaran problem based
learning (PBL) pada multimedia pembelajaran KESIMPULAN
interaktif dirasa tepat agar media yang dihasilkan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan
tidak hanya dapat meningkatkan ketertarikan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
peserta didik dalam belajar tetapi juga dapat produk multimedia pembelajaran interaktif
meningkatkan pemahaman peserta didik, sehingga berbasis problem based learning (PBL)
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. menggunakan articulate storyline pada materi
ikatan kimia yang dikembangkan layak dan dapat
77
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 6(1): 70-79 (2022) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
79