You are on page 1of 10

PROYEKSI JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN

METODE PERAMALAN TIME SERIES DI KABUPATEN SIAK


PROVINSI RIAU TAHUN 2017-2021

Miftahul Arsyi1, Ria Masniari Lubis2, Lanova Dwi Arde M2


1
Mahasiswa Departemen Kependudukan dan Biostatistika FKM USU
2
Dosen Departemen Kependudukan dan Biostatistika FKM USU
Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan
Email: miftahul.arsyi.18@gmail.com

ABSTRACT

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still a public health problem in Siak District.
Data from Siak District Health Department showed increase of DHF cases in 2016 by 502
cases compared to 2015 in 279 cases. In order to plan effective and efficient prevention and
control of DHF, it is better to use forecasting, thus minimizing future unexpected things.
This research is descriptive using time series forecasting method. The analysis of linear
trend and seasonal variation to project the number of DHF cases in Siak District in 2017-
2021 uses data per month of 2010-2016, while double exponential smoothing analysis to
project the number of DHF cases in 13 sub-district in 2017 using 2010-2016 data. Siak
District has 14 sub-districts, except Sungai Mandau was excluded analysis because there was
not DHF case in 2010-2016.
The results of the forecast showed an increase the number of DHF cases in Siak
District in 2017, 2018, 2019, 2020 and 2021 are 494 cases, 553 cases, 611 cases, 670 cases,
and 728 cases, respectively. The forecast of DHF cases in 2017 sub-district compared to
2016, increased cases in 4 sub-district (Minas, Bunga Raya, Lubuk Dalam, and Sabak Auh),
fixed cases in 2 sub-district (Kandis and Pusako), and decreased cases in 7 sub-district (Siak,
Sungai Apit, Tualang, Dayun, Kerinci Kanan, Koto Gasib and Mempura). Among of sub-
district, Sabak Auh is the highest cases.
It is suggested that the Health Department and Sanitary Department Siak District
cooperate in increasing the jumantik cadres by add forming jumantik cadres from the
cleaning officers who monitoring aedes aegypty larvae from house to house, and continue
this research with causal method to find out the cause of DHF in Siak District, especially
Sabak Auh sub-district.
Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, Double Exponential Smoothing, Siak District,
Time Series Forecasting.
PENDAHULUAN Kemenkes RI (2016) tentang Situasi
DBD di Indonesia menjelaskan bahwa
Demam Berdarah Dengue (DBD) DBD masih menjadi masalah kesehatan
merupakan penyakit yang terdapat di masyarakat yang utama di Indonesia.
wilayah tropis dan subtropis, biasanya Seiring dengan meningkatnya mobilitas dan
daerah urban dan semi-urban. Penyakit ini kepadatan penduduk, maka jumlah
menjadi perhatian utama bagi kesehatan penderita DBD dan luas daerah penyebaran
masyarakat internasional. Tiga dekade penyakit tersebut semakin bertambah. Di
terakhir, ada peningkatan kasus penyakit Indonesia, DBD ditemukan pertama kali di
demam berdarah dengue di dunia. Demam Surabaya pada tahun 1968. Pada tahun
berdarah dengue disebabkan oleh virus dari 2015 tercatat 126.675 penderita DBD di 34
famili Flaviviradae disebarkan melalui provinsi di Indonesia dan 1.229 orang di
nyamuk Aedes (Stegomyia) (WHO, 2011). antaranya meninggal dunia. Kasus tersebut

1
lebih tinggi dibandingkan tahun Kabupaten Siak yakni 502 kasus
sebelumnya 2014, yakni sebanyak 100.347 (IR=123,03 per 100.000 penduduk).
penderita dan sebanyak 907 penderita Oleh karena terjadinya fluktuatif
meninggal dunia. Kemenkes RI (2017) jumlah kasus DBD di Kabupaten Siak,
tentang Profil Kesehatan Indonesia maka sangat dibutuhkan program
melaporkan bahwa data tahun 2016 pencegahan maupun penanggulangan
terdapat 24 provinsi di Indonesia memiliki penyakit ini. Agar program yang dibuat
angka kesakitan DBD diatas target Rencana berjalan dengan baik maka dibutuhkan
Strategis (Restra) Kementerian Kesehatan kemampuan untuk mengetahui peramalan
Tahun 2015-2019, yaitu Incidence Rate jumlah kasus DBD. Peramalan sangat
(IR) lebih besar dari 49 per 100.000 diperlukan karena dapat menentukan kapan
penduduk, salah satu provinsi yang terjadi peningkatan jumlah ramalan yang
termasuk diatas target adalah Provinsi Riau tidak diinginkan, sehingga tindakan yang
(IR=64,14 per 100.000 penduduk). tepat dapat dilakukan. Selain itu, peramalan
Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun diperlukan karena adanya kebutuhan untuk
2015 melaporkan bahwa trend angka mengetahui kejadian jumlah kasus dimasa
kesakitan DBD semakin meningkat dari mendatang, apabila terjadi peningkatan
tahun 2012. Data tahun 2013 tercatat pada suatu wilayah maka langkah-langkah
sebanyak 1.415 orang (IR=23,45 per penanggulangannya dapat dilakukan
100.000 penduduk) dan angka kematian terlebih dahulu dan meminimalisir hal-hal
sebanyak 11 orang (Case Fatality yang tidak diinginkan.
Rate/CFR=0,8%), tahun 2014 sebanyak Berdasarkan uraian diatas, ada terjadi
2.366 orang (IR=38,23 per 100.000) dan fluktuatifnya jumlah kasus DBD di
angka kematian sebanyak 34 orang Kabupaten Siak pada tahun 2010-2016
(CFR=1,4%), dan tahun 2015 sebanyak sehingga dibutuhkan proyeksi jumlah kasus
3.261 orang (IR=51,4 per 100.000 DBD di Kabupaten Siak Provinsi Riau
penduduk) akan tetapi ada penurunan tahun 2017-2021 sebagai bahan masukan
angka kematian yakni sebanyak 20 orang untuk perencanaan program pencegahan
(CFR=0,61%). Ada 6 kabupaten/kota di dan pengendalian kasus DBD di Kabupaten
Provinsi Riau yang memiliki IR diatas Siak. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
target Restra Kementerian Kesehatan dan proyeksi jumlah kasus DBD tahun 2017-
Provinsi Riau (> 49 per 100.000 2021 dengan metode peramalan time series
penduduk) salah satu diantaranya adalah di Kabupaten Siak dan setiap
Kabupaten Siak (IR=61,9 per 100.000 kecamatannya menggunakan data tahun
penduduk). 2010-2016. Dinas Kesehatan Kabupaten
Jumlah kasus DBD di Kabupaten Siak dapat menggunakan hasil ramalan ini
Siak pada tahun 2012 sebanyak 161 kasus sebagai bahan masukan atau referensi awal
(IR=37,63 per 100.000 penduduk), tahun dalam perencanaan program pencegahan
2013 ada penurunan kasus sebanyak 134 dan pengendalian penyakit DBD di
kasus (IR=28,39 per 100.000 penduduk) Kabupaten Siak.
dan kasus meninggal sebanyak 1 orang
(CFR=0,75%), tetapi ada peningkatan METODE PENELITIAN
kasus lagi di tahun 2014 sebanyak 407
kasus (IR=82,73 per 100.000 penduduk) Penelitian ini bersifat deskriptif
dengan kematian yang dilaporkan sebanyak menggunakan metode peramalan time
7 orang (CFR=1,72%). Tahun 2015 terjadi series dengan analisis proyeksi trend
kasus DBD sebanyak 279 kasus (IR=59,19 dengan regresi dan variasi musim untuk
per 100.000 penduduk), dan tahun 2016 meramalkan jumlah kasus DBD di
semakin meningkat kasus DBD di Kabupaten Siak per bulan tahun 2017-
2021, selanjutnya analisis smoothing untuk

2
meramalkan jumlah kasus DBD setiap (X2010=1, X2011=2, X2012=3,..., X2016=7).
kecamatan di Kabupaten Siak tahun 2017. Berdasarkan persamaan tersebut dapat
Populasi dalam penelitian ini adalah data diproyeksikan jumlah kasus DBD tahun
jumlah kasus DBD Kabupaten Siak dan 2017-2021 dalam diagram garis sebagai
data jumlah kasus DBD setiap kecamatan berikut:
di Kabupaten Siak dari tahun 2010-2016.
Data yang dikumpulkan adalah data
sekunder dari data jumlah kasus DBD dari
tahun 2010-2016 yang tercatat pada laporan
bulanan setiap kecamatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Siak, kemudian
dilakukan analisis data sebagai berikut:
1. Analisis trend linear untuk
meramalkan jumlah kasus DBD tahun
2017-2021 dengan menggunakan data
per bulan tahun 2010-2016 dan variasi Gambar 1. Hasil Ramalan Trend
musim dari nilai trend dan indeks Tahunan Jumlah Kasus
musim dengan metode rata-rata Demam Berdarah Dengue di
sederhana untuk peramalan jumlah Kabupaten Siak Tahun
kasus DBD di Kabupaten Siak. 2017-2021
Analisis trend linear menggunakan
aplikasi Zaitun Time Series. Persamaan trend bulanan yang
2. Analisis smoothing dengan metode didapat yakni:
Double Exsponential Smoothing Y = 4,2387 + 0,40643 (X),
dengan alpha (α) yang nilai Mean (XJanuari (2010)=1, XFebruari (2010)=2,..., XDesember
Squared Eror (MSE) terkecil untuk (2016)=84). Hasil ramalan dalam bulanan

meramalan jumlah kasus DBD tahun sebagai berikut:


2017 dengan menggunakan data tahun
2010-2016. Peramalan jumlah kasus
DBD setiap kecamatan mengunakan
analisis smoothing dengan
menggunakan data tahunan,
dikarenakan data per bulan setiap
kecamatan kecil (0-25), untuk
Kecamatan Sungai Mandau tidak
dilakukan peramalan karena tidak
terdapat kasus DBD pada tahun 2010-
2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 2. Hasil Ramalan Trend


1. Jumlah Kasus DBD dan Hasil Bulanan Jumlah Kasus
Ramalan Jumlah Kasus DBD di Demam Berdarah Dengue
Kabupaten Siak per Bulan di Kabupaten
Siak Tahun 2017-2021
Hasil analisis regresi diperoleh bahwa
uji F signifikasi sebesar 0,030. Persamaan Peramalan berdasarkan nilai trend
trend tahunan yang didapat yakni: dan indeks musim dengan metode rata-rata
Y = 31,857 + 56,571 (X), sederhana diperoleh sebagai berikut:

3
Tabel 1. Hasil Ramalan Berdasarkan curah hujan dan hari hujan yang terjadi
Nilai Trend dan Indeks Musim berbanding lurus dengan tingginya suhu di
di Kabupaten Siak Tahun daerah yang diteliti (Kota Yogyakarta).
2017-2021 Menurut Bertollii dikutip oleh Raksanagara
Indeks Musiman Tahun
Bulan
(%) 2017 2018 2019 2020 2021 dkk (2015), curah hujan yang tinggi dapat
Januari
Februari
151,34
115,35
59
45
66
51
73
56
81
62
88
68
menimbulkan genangan-genangan air pada
Maret
April
78,62
65,52
31
26
35
29
39
33
43
36
46
39
tempat-tempat yang dapat menampung air,
Mei
Juni
47,98
60,72
19
25
22
28
24
31
26
34
29
37
genangan tersebut merupakan tempat
Juli
Agustus
46,14
61,83
19
26
21
29
24
32
26
35
28
38
perindukan yang nyaman bagi nyamuk
September
Oktober
108,52
189,17
46
80
51
90
56
99
61
108
67
117
Aedes agypty. Curah hujan yang cukup
November 173,12 74 83 91 100 108 tinggi akan meningkatkan kelembaban
Desember 101,69 44 49 54 59 64
Total 494 553 611 670 728 sehingga memperpanjang umur nyamuk
dewasa.

Gambar 3. Hasil Ramalan Berdasarkan


Nilai Trend dan Indeks Sumber: Data Curah Hujan di Kabupaten Siak
(Climate-Data.Org).
Musim Jumlah Kasus
Gambar 4. Data Curah Hujan di
Demam Berdarah Dengue
Kabupaten Siak
per Bulan di Kabupaten
Siak Tahun 2017-2021 2. Jumlah Kasus DBD dan Hasil
Ramalan Jumlah Kasus DBD Setiap
Hasil ramalan jumlah kasus DBD di
Kecamatan di Kabupaten Siak
Kabupaten Siak diprediksikan akan terjadi
peningkatan kasus mulai tahun 2017-2021. 2.1 Jumlah Kasus DBD dan Hasil
Hasil variasi musim jumlah kasus DBD di Ramalan Jumlah Kasus DBD
Kabupaten Siak dengan menggunakan data Kecamatan Siak
per bulan tahun 2010-2016 didapatkan
bahwa terjadi puncak peningkatan kasus Hasil analisis regresi diperoleh bahwa
DBD pada bulan Januari hingga April dan uji F signifikasi sebesar 0,091. Metode
September hingga Desember, sedangkan double exponential smoothing dengan alpha
Bulan Januari hingga April dan September (α) yang nilai mean square eror terkecil
hingga Desember merupakan bulan yang yaitu α = 0,3 dengan persamaan:
curah hujan cukup tinggi di Kabupaten Ft+m= at + bt (m), (m2017=1),
Siak. Data curah hujan di Kabupaten Siak Ft+1= 56,48 + (6,89 x 1) = 63,37.
dapat dilihat pada gambar 17. Hasil Jadi, hasil ramalan tahun 2017
penelitian Perwitasari dan Yusniar (2015) sebanyak 63 kasus. Jumlah kasus DBD
tentang Model Prediksi Demam Berdarah tahun 2010-2016 dan hasil ramalan jumlah
Dengue Dengan Kondisi Iklim Di Kota kasus DBD di Kecamatan Siak tahun 2017
Yogyakarta, ada hubungan antara iklim dapat dilihat sebagai berikut:
dengan peningkatan kasus DBD, tingginya

4
Ft+m= at + bt (m), (m2017=1),
Ft+1 = 18,84 + (0,39 x 1) = 19,23.
Jadi, hasil ramalan tahun 2017
sebanyak 19 kasus. Jumlah kasus DBD
tahun 2010-2016 dan hasil ramalan jumlah
kasus DBD di Kecamatan Minas tahun
2017 dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 5. Jumlah Kasus DBD Tahun
2010-2016 dan Hasil
Ramalan Jumlah Kasus
DBD di Kecamatan Siak
Tahun 2017
2.2 Jumlah Kasus DBD dan Hasil
Ramalan Jumlah Kasus DBD di
Kecamatan Sungai Apit Gambar 7. Jumlah Kasus DBD Tahun
2017-2016 dan Hasil
Hasil analisis regresi diperoleh bahwa Ramalan Jumlah Kasus
uji F signifikasi sebesar 0,105. Metode DBD di Kecamatan Minas
double exponential smoothing dengan alpha Tahun 2017
(α) yang nilai mean square eror terkecil
yaitu α = 0,3 dengan persamaan: 2.4 Jumlah Kasus DBD dan Hasil
Ft+m= at + bt (m), (m2017=1), Ramalan Jumlah Kasus DBD di
Ft+1=49,89+ (6,17 x 1) = 56,06. Kecamatan Tualang
Jadi, hasil ramalan tahun 2017
sebanyak 56 kasus. Jumlah kasus DBD Hasil analisis regresi diperoleh bahwa
tahun 2010-2016 dan hasil ramalan jumlah uji F signifikasi sebesar 0,051. Metode
kasus DBD di Kecamatan Sungai Apit double exponential smoothing dengan alpha
tahun 2017 dapat dilihat sebagai berikut: (α) yang nilai mean square eror terkecil
yaitu α = 0,3 dengan persamaan:
Ft+m=at + bt (m), (m2017=1),
Ft+1 = 99,57 + (10,10 x 1) = 109,67.
Jadi, hasil ramalan tahun 2017
sebanyak 110 kasus. Jumlah kasus DBD
tahun 2010-2016 dan hasil ramalan jumlah
kasus DBD di Kecamatan Tualang tahun
2017 dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 6. Jumlah Kasus DBD Tahun
2010-2016 dan Hasil
Ramalan Jumlah Kasus
DBD di Kecamatan Sungai
Apit Tahun 2017
2.3 Jumlah Kasus DBD dan Hasil
Ramalan Jumlah Kasus DBD di
Kecamatan Minas
Gambar 8. Jumlah Kasus DBD Tahun
Hasil analisis regresi diperoleh bahwa 2010-2016 dan Hasil
uji F signifikasi sebesar 0,680. Metode Ramalan Jumlah Kasus
double exponential smoothing dengan alpha DBD di Kecamatan Tualang
(α) yang nilai mean square eror terkecil Tahun 2017
yaitu α = 0,1 dengan persamaan:

5
2.5 Jumlah Kasus DBD dan Hasil
Ramalan Jumlah Kasus DBD di
Kecamatan Dayun
Hasil analisis regresi diperoleh bahwa
uji F signifikasi sebesar 0,129. Metode
double exponential smoothing dengan alpha
Gambar 10. Jumlah Kasus DBD Tahun
(α) yang nilai mean square eror terkecil
2010-2017 dan Hasil
yaitu α = 0,2 dengan persamaan:
Ramalan Jumlah Kasus
Ft+m=at + bt (m), (m2017=1),
DBD di Kecamatan
Ft+1 = 37,30 + (2,56 x 1) = 39,86.
Kerinci Kanan Tahun 2017
Jadi, hasil ramalan tahun 2017
sebanyak 40 kasus. Jumlah kasus DBD 2.7 Jumlah Kasus DBD dan Hasil
tahun 2010-2016 dan hasil ramalan jumlah Ramalan Jumlah Kasus DBD di
kasus DBD di Kecamatan Dayun tahun Kecamatan Bunga Raya
2017 dapat dilihat sebagai berikut:
Hasil analisis regresi diperoleh bahwa
uji F signifikasi sebesar 0,479. Metode
double exponential smoothing dengan alpha
(α) yang nilai mean square eror terkecil
yaitu α = 0,1 dengan persamaan:
Ft+m=at + bt (m), (m2017=1),
Ft+1 = 8,38 + (-0,06 x 1) = 8,32.
Gambar 9. Jumlah Kaus DBD Tahun Jadi, hasil ramalan tahun 2017
2010-2016 dan Hasil sebanyak 8 kasus. Jumlah kasus DBD
Ramalan Jumlah Kasus tahun 2010-2016 dan hasil ramalan jumlah
DBD di Kecamatan Dayun kasus DBD di Kecamatan Bunga Raya
Tahun 2017 tahun 2017 dapat dilihat sebagai berikut:

2.6 Jumlah Kasus DBD dan Hasil


Ramalan Jumlah Kasus DBD di
Kecamatan Kerinci Kanan
Hasil analisis regresi diperoleh bahwa
uji F signifikasi sebesar 0,056. Metode
double exponential smoothing dengan alpha
Gambar 11. Jumlah Kasus DBD Tahun
(α) yang nilai mean square eror terkecil
2010-2016 dan Hasil
yaitu α = 0,2 dengan persamaan:
Ramalan Jumlah Kasus
Ft+m=at + bt (m), (m2017=1),
DBD di Kecamatan Bunga
Ft+1 = 14,96 + (0,52 x 1) = 15,48.
Jadi, hasil ramalan tahun 2017 Raya Tahun 2017
sebanyak 16 kasus. Jumlah kasus DBD 2.8 Jumlah Kasus DBD dan Hasil
tahun 2010-2016 dan hasil ramalan jumlah Ramalan Jumlah Kasus DBD di
kasus DBD di Kecamatan Kerinci Kanan Kecamatan Koto Gasib
tahun 2017 dapat dilihat sebagai berikut:
Hasil analisis regresi diperoleh bahwa
uji F signifikasi sebesar 0,960. Metode
double exponential smoothing dengan alpha
(α) yang nilai mean square eror terkecil
yaitu α = 0,2 dengan persamaan
Ft+m=at + bt (m), (m2017=1),

6
Ft+1 = 6,41 + (-0,20 x 1) = 6,21. 2. 10 Jumlah Kasus DBD dan Hasil
Jadi, hasil ramalan tahun 2017 Ramalan Jumlah Kasus DBD di
sebanyak 6 kasus. Jumlah kasus DBD Kecamatan Lubuk Dalam
tahun 2010-2016 dan hasil ramalan jumlah
kasus DBD di Kecamatan Koto Gasib Hasil analisis regresi diperoleh bahwa
tahun 2017 dapat dilihat sebagai berikut: uji F signifikasi sebesar 0,816. Metode
double exponential smoothing dengan alpha
(α) yang nilai mean square eror terkecil
yaitu α = 0,1 dengan persamaan;
Ft+m=at + bt (m), (m2017=1),
Ft+1 = 10,76 + (0,02 x 1) = 10,78.
Jadi, hasil ramalan tahun 2017
sebanyak 11 kasus. Jumlah kasus DBD
Gambar 12. Jumlah Kasus DBD Tahun tahun 2010-2016 dan hasil ramalan jumlah
2010-2016 dan Hasil kasus DBD di Kecamatan Lubuk Dalam
Ramalan Jumlah Kasus tahun 2017 dapat dilihat sebagai berikut:
DBD di Kecamatan Koto
Gasib Tahun 2017

2.9 Jumlah Kasus DBD dan Hasil


Ramalan Jumlah Kasus DBD di
Kecamatan Kandis
Gambar 14. Jumlah Kasus DBD Tahun
Hasil analisis regresi diperoleh bahwa 2010-2016 dan Hasil
uji F signifikasi sebesar 0,796. Metode Ramalan Jumlah Kasus
double exponential smoothing dengan alpha DBD di Kecamatan Lubuk
(α) yang nilai mean square eror terkecil Dalam Tahun 2017
yaitu α = 0,2 dengan persamaan:
2.11 Jumlah Kasus DBD dan Hasil
Ft+m=at + bt (m), (m2017=1),
Ramalan Jumlah Kasus DBD di
Ft+1 = 28,25 + (1,25 x 1) = 29,5.
Kecamatan Sabak Auh
Jadi, hasil ramalan tahun 2017
sebanyak 30 kasus. Jumlah kasus DBD Hasil analisis regresi diperoleh bahwa
tahun 2010-2016 dan hasil ramalan jumlah uji F signifikasi sebesar 0,013. Akan tetapi,
kasus DBD di Kecamatan Kandis tahun dengan jumlah kasus per bulan yang kecil
2017 dapat dilihat sebagai berikut: (0-25) maka dilanjutkan dengan analisis
double eksponensial smoothing dengan
menggunakan mean square eror terkecil
yaitu α = 0,8 dengan persamaan:
Ft+m = at + bt (m), (m2017=1),
Ft+1 = 82,72 + (34,38 x 1) = 117,1.
Jadi, hasil ramalan tahun 2017
Gambar 13. Jumlah Kasus DBD Tahun sebanyak 117 kasus. Jumlah kasus DBD
2010-2016 dan Hasil tahun 2010-2016 dan hasil ramalan jumlah
Ramalan Jumlah Kasus kasus DBD di Kecamatan Sabak Auh tahun
DBD di Kecamatan Kandis 2017 dapat dilihat sebagai berikut:
Tahun 2017

7
(α) yang nilai mean square eror terkecil
yaitu α = 0,4 dengan persamaan:
Ft+m = at + bt (m), (m2017=1),
Ft+1 = 1,08 + (-0,56 x 1) = 0,52.
Jadi, hasil ramalan tahun 2017
sebanyak 1 kasus. Jumlah kasus DBD
tahun 2010-2016 dan hasil ramalan jumlah
Gambar 15. Jumlah Kasus DBD Tahun kasus DBD di Kecamatan Pusako tahun
2010-2016 dan Hasil 2017 dapat dilihat sebagai berikut:
Ramalan Jumlah Kasus
DBD di Kecamatan Sabak
Auh Tahun 2017
2.12 Jumlah Kasus DBD dan Hasil
Ramalan Jumlah Kasus DBD di
Kecamatan Mempura
Gambar 17. Jumlah Kasus DBD Tahun
Hasil analisis regresi diperoleh bahwa
2010-2016 dan Hasil
uji F signifikasi sebesar 0,504. Metode
Ramalan Jumlah Kasus
double exponential smoothing dengan alpha
(α) yang nilai mean square eror terkecil DBD di Kecamatan Pusako
yaitu α = 0,1 dengan persamaan: Tahun 2017
Ft+m=at + bt (m), (m2017=1), Hasil ramalan jumlah kasus DBD di
Ft+1 = 10,29 + (0,01 x 1) = 10,3. Kabupaten Siak setiap kecamatannya pada
Jadi, hasil ramalan tahun 2017 tahun 2017, ada terjadi peningkatan dan
sebanyak 10 kasus. Jumlah kasus DBD penurunan data dibandingkan tahun 2016.
tahun 2010-2016 dan hasil ramalan jumlah Hasil ramalan menunjukkan Kecamatan
kasus DBD di Kecamatan Mempura tahun Tualang dan Sabak Auh menjadi
2017 dapat dilihat sebagai berikut: penyumbang jumlah kasus DBD yang
tertinggi, sebaliknya Kecamatan Pusako
menjadi penyumbang kasus DBD terendah.
Kecamatan Sungai Mandau tidak terdapat
kasus DBD mulai tahun 2010-2016.
Menurut Irianto (2014), faktor yang
menyebabkan peningkatan jumlah kasus
DBD berkaitan dengan kepadatan
penduduk yang cukup tinggi. Data yang
Gambar 16. Jumlah Kasus DBD Tahun
diperoleh dalam penelitian ini
2010-2016 dan Hasil
menunjukkan bahwa Kecamatan Tualang
Ramalan Jumlah Kasus
merupakan kecamatan yang memiliki
DBD di Kecamatan
tingkat kepadatan penduduk tertinggi
Mempura Tahun 2017
dibandingkan dengan kecamatan lainnya.
2.13 Jumlah Kasus DBD dan Hasil Selain itu, daerah tersebut merupakan
Ramalan Jumlah Kasus DBD di daerah yang memiliki mobilitas yang tinggi
Kecamatan Pusako karena lokasi pendidikan dan lokasi
pekerjaan. Kecamatan Tualang menjadi
Hasil analisis regresi diperoleh bahwa kecamatan yang banyak menyumbangkan
uji F signifikasi sebesar 0,101. Metode kasus DBD di Kabupaten Siak
double exponential smoothing dengan alpha dibandingkan kecamatan lainnya. Jumlah

8
kasus DBD di Kecamatan Tualang di tahun 1. Jumlah Kasus DBD di Kabupaten Siak
2016 sebesar 119 kasus. cenderung meningkat. Hasil Ramalan
Daerah yang menjadi penyumbang diprediksikan akan terjadi peningkatan
kasus DBD terendah yakni Sungai Mandau, kasus pada tahun 2017-2021,
daerah tersebut tidak terjadi sama sekali berdasarkan nilai trend dan indeks
kasus DBD pada tahun 2010-2016 dengan musim didapatkan pada tahun 2017
kepadatan penduduk sebesar 5,20 jiwa/km2. sebanyak 494 kasus, tahun 2018
Hasil ramalan kasus DBD terendah yakni sebanyak 553 kasus, tahun 2019
Kecamatan Pusako sebesar 1 kasus sebanyak 611 kasus, tahun 2020
memiliki kepadatan penduduk 10,84 sebanyak 670 kasus, dan tahun 2021
jiwa/km2, sedangkan hasil ramalan tertinggi sebanyak 728 kasus.
yakni Kecamatan Sabak Auh memiliki 2. Hasil ramalan tahun 2017
kepadatan penduduk sebesar 159,42 dibandingkan tahun 2016 di setiap
jiwa/km2 dengan hasil ramalan sebanyak kecamatan yang terjadi peningkatan
117 kasus dan Kecamatan Tualang jumlah kasus DBD yaitu, Kecamatan
memiliki kepadatan penduduk sebesar Minas, Bunga Raya, Lubuk Dalam,
363,49 jiiwa/km2 dengan hasil ramalan dan Sabak Auh. Kecamatan yang tetap
sebanyak 110 kasus. Hasil penelitian ini kasus DBD yaitu, Kecamatan Kandis
dapat menunjukkan bahwa dengan dan Pusako. Hasil ramalan kecamatan
kepadatan penduduk yang cukup tinggi yang menurun yaitu, Kecamatan Siak,
dapat memudahkan terjadinya penyebaran Sungai Apit, Tualang, Dayun, Kerinci
penyakit DBD. Apabila daerah yang Kanan, Koto Gasib, dan Mempura.
memiliki kepadatan penduduk yang cukup Kecamatan Sungai Mandau tidak
tinggi, maka akan lebih mudah terjadi terdapat kasus DBD dari tahun 2010-
penularan penyakit DBD yang disebabkan 2016.
oleh jarak terbang nyamuk sejauh ±100
meter. Hasil penelitian Kusuma dan Dyah SARAN
(2016) tentang Analisis Spasial Kejadian
1. Diharapkan Dinas Kesehatan dan
Demam Berdarah Dengue Berdasarkan
Dinas Kebersihan Kabupaten Siak
Kepadatan Penduduk menunjukkan bahwa
bekerja sama dalam meningkatkan
kejadian DBD pada peta berkerumun
kader jumantik dengan membentuk
terutama pada kelurahan dengan kepadatan
kader jumantik dari petugas kebersihan
penduduk yang tertinggi yakni Kelurahan
yang berfungsi sebagai pemantau
Sendangguwo sebesar 14.961 jiwa/km2,
jentik nyamuk dari rumah ke rumah
sedangkan kelurahan dengan kepadatan
dan memanfaatkan jum’at bersih
penduduk terendah yakni Kelurahan Jangli
sebagai penyebaran informasi untuk
sebesar 1.852 jiwa/km2. Menurut Arsin
menggencarkan kembali gerakan 3M
(2013), jarak antara rumah dapat
sebagai pencegahan penyakit DBD di
mempengaruhi penyebaran nyamuk dari
Kabupaten Siak khususnya Kecamatan
satu rumah kerumah lainnya, jika semakin
Minas, Bunga Raya, Lubuk Dalam dan
dekat jarak rumah maka semakin mudah
Sabak Auh.
pula nyamuk menyebar kerumah lainnya. 2. Hasil ramalan menunjukkan adanya
KESIMPULAN peningkatan kasus DBD di Kabupaten
Siak, diharapkan agar dapat
Hasil analisis dari data berkala melanjutkan penelitian ini dengan
jumlah kasus DBD tahun 2010-2016 di metode kausal (regresi korelasi) untuk
Kabupaten Siak, dapat disimpulkan sebagai mengetahui penyebab terjadinya
berikut: peningkatan kasus DBD di Kabupaten
Siak khususnya di Kecamatan Sabak
Auh.

9
DAFTAR PUSTAKA
Climate-Data. Iklim Siak Sri Indrapura.
Diakses pada tanggal 12 Maret 2018,
https://id.climatedata.org/location/10
62512/.
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2014.
Profil Kesehatan Provinsi Riau
2013. Pekanbaru.
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2014.
Profil Kesehatan Provinsi Riau
2014. Pekanbaru.
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2016.
Profil Kesehatan Provinsi Riau
2015. Pekanbaru.
Gitosudarmo, I., & Muhammad N. 2001.
Teknik Proyeksi Bisnis.
Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Irianto, K. 2014. Epidemiologi Penyakit
Menular dan Tidak Menular.
Bandung: ALFABETA.
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI).
2016. Info DATIN Situasi DBD di
Indonesia. Jakarta Selatan: Pusat
Data dan Informasi.
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI).
2017. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2016. Jakarta
Kusuma, A P & Dyah M S. 2016. Analisis
Spasial Kejadian Demam Berdarah
Dengue Berdasarkan Kepadatan
Penduduk. Jurnal Kesehatan
Masayarakat. 5 (1); 48-56.
Perwitasari, D & Yusniar A. 2015. Model
Prediksi Demam Berdarah Dengue
dengan Kondisi Iklim di Kota
Yogyakarta. Jurnal Ekologi
Kesehatan. 14 (2); 124-135.
Raksanagara, A S., Nita A., & Fedti R.
2015. Dampak Perubahan Iklim
Terhadap Kejadian Demam
Berdarah di Jawa Barat. Jurnal
Sistem Kesehatan. 1 (1); 43-47.
World Health Organization (WHO). 2011.
Comprehensive Guidelines for
Prevention and Control of Dengue
and Dengue Haemorrhagic Fever.
India: WHO Library Cataloguing. Pp.

10

You might also like