You are on page 1of 8

123

Buana Sains Vol 7 No 2: 123-130, 2007

PERAN ASAM HUMAT DAN FULVAT DARI KOMPOS


DALAM DETOKSIFIKASI ALUMINIUM PADA TANAH MASAM

Imam Wahyudi
Fak. Pertanian Universitas Tadulako, Palu

Abstract
A study that was aimed to elucidate roles of Gliricidia sepium and Tithonia diversifolia
composts and their extracted humic and fulvic acids on aluminum concentration in an
Ultisol was conducted in a laboratory. Those composts and humic and fulvic acids
extracted from them were mixed with soil and incubated for 90 days. Results of the
study showed that the highest decrease in exchangeable Al concentration (90,5%) was
observed for Tithonia fulvic acid treatment during 90 days, followed by Tithonia compost
(88,4%), Gliricidia fulcic acid (82,3%), Gliricida compost (82,2%), Gliricidia humic acid
(82,3%), and Tithonia humic acid (75,7%) treatments. In general, rate of change in
exchangeable concentration was fast for the first 45 days, but it then slowed down
during the second 45 days (45-90 days). This was particularly observed for humic and
fulvic acid treatments, whereas compost treatment still showed subsequent decrease. It
was concluded that roles of humic and fulvic acid in reducing exchangeable Al was only
a short term, whereas compost played roles in a long term. In terms of capability in
reducing exchangeable Al, Tithonia compost and its humic and fulvic acids was better
than Gliricidia compost and its humic and fulvic acids.

Key words: Ultisol, aluminium, humic acid, fulvic acid, Gliricidia sepium, Tithonia diversifolia

Pendahuluan ketersediaan P untuk tanaman (Bates


dan Lynch, 2001).
Ultisol umumnya dijumpai sebagai
Upaya yang sering dilakukan untuk
lahan pertanian yang tersebar di
mengatasi masalah kemasaman tanah
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian
dan keracunan aluminium pada Ultisol
Jaya serta sebagian kecil di pulau Jawa
adalah pengapuran (Wawan, 2000).
terutama di wilayah Jawa Barat
Namun pemberian kapur bertakaran
(Prasetyo dan Suriadikarta, 2006). Salah
tinggi dan terus-menerus dapat
satu kendala pada Ultisol untuk
menurunkan ketersediaan P dan Mn
budidaya pertanian adalah tingginya
(Radjagukguk, 1983). Alternatif lain
kelarutan Al yang terkait dengan tingkat
yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kemasaman tanah (Mokolobate dan
persoalan tanah mineral masam
Haynes, 2002). Tingginya kelarutan
berkadar Al tinggi adalah melalui
aluminium menyebabkan unsur P di
penambahan bahan organik (Yusuf et
dalam tanah diikat menjadi bentuk Al-P
al., 2004). Asam-asam organik dalam
yang tidak larut sehingga mengurangi
bahan organik atau yang dihasilkan
selama proses dekomposisi bahan
124
I. Wahyudi / Buana Sains Vol 7 No 2: 123-130, 2007

organik dapat bereaksi dengan Al Andisol dapat menurunkan Alo


membentuk senyawa organo-Al sebanyak 29,85% yang pada gilirannya
kompleks atau Alkhelat (Stevenson, 1994). akan melepas fosfat ke dalam larutan
Pembentukan kompleks aluminium tanah.
organik ini akan dapat menurunkan Tujuan penelitian ini adalah untuk
kadar aluminium sampai mencapai mempelajari pengaruh pemberian
batas kadar yang tidak lagi kompos Gliricidia sepium dan Tithonia
membahayakan pertumbuhan tanaman. diversifolia terhadap perubahan
Mengingat jumlah dan kualitas konsentrasi aluminium dan pH tanah.
bahan organik yang beragam, maka
dalam pemilihan bahan organik perlu Bahan dan Metode
dipertimbangkan ketersediaannya di
lapangan, potensinya sebagai sumber Penelitian ini merupakan percobaan
pupuk organik serta kelazimannya inkubasi yang dilaksanakan di
digunakan oleh kebanyakan petani. Laboratorium Kimia Tanah Fakultas
Diantara berbagai jenis sumber bahan Pertanian Universitas Brawijaya. Tanah
organik yang sering digunakan untuk yang digunakan adalah lapisan atas
perbaikan tanah adalah pangkasan Ultisol dari Desa Kentrong, Kecamatan
tanaman Gliricidia sepium dan Tithonia Cipanas, Kabupaten Lebak, Provinsi
diversifolia. Gliricidia sepium adalah Banten. Tanah tersebut mempunyai
tanaman legum yang banyak dijumpai sifat sebagai berikut: pH 4,3, kandungan
sebagai tanaman pagar, tanaman P total 385,1 mg/kg, P tersedia 5,79
pelindung dan tanaman peneduh di mg/kg, kejenuhan Al 68,18%, Al dapat
tepi-tepi jalan desa di seluruh Indonesia. ditukar 11,85 meq/100g, H dapat
Tanaman ini biasanya digunakan oleh ditukar 1,10 meq/100g, C-organik
petani sebagai kayu bakar (pangkasan 1,998%, N total 0,20%, dan rasio C/N
cabang dan ranting) dan daunnya 9,99.
sebagai makanan ternak. Tithonia Pangkasan tanaman Gliricidia sepium
diversifolia adalah tumbuhan liar dari dan Tithonia diversifolia yang diambil dari
golongan Asteraceae yang dapat ditemui Desa Jatikerto, Malang dikering
dihampir seluruh daerah di Indonesia. anginkan dan kemudian dijadikan
Bahan organik dari Gliricidia sepium kompos dengan menggunakan
dan Tithonia diversifolia tersebut selain dekomposer Trichoderma sp. selama ± 1
berpotensi tinggi untuk penyediaan N bulan. Setelah kompos matang
dan P, juga mengandung asam humat dilakukan analisis komposisi kimia yang
dan asam fulvat yang cukup tinggi hasilnya disajikan pada Tabel 1. Asam
sehingga mampu menurunkan daya humat dan asam fulvat dalam kompos
meracun Al pada Andisol (Supriyadi, diekstrak dengan 0,1N NaOH.
2003; Minardi et al., 2007). Hasil Tujuh perlakuan yang terdiri dari
penelitian Supriyadi (2003) dua perlakuan kompos, dua perlakuan
menunjukkan bahwa pemberian ekstrak asam humat dari kompos, dua
Tithonia diversifolia sebagai bahan organik perlakuan ekstrak asam fulvat dari
pada Andisol dapat meningkatkan kompos, dan satu kontrol (Tabel 2),
Alkhelat dari 1,30% menjadi 1,49% disusun dalam rancangan acak lengkap
selama 30 hari inkubasi. Minardi et al. dengan tiga ulangan. Pada masing-
(2007) melaporkan bahwa pemberian masing perlakuan, 0,5 kg tanah lapisan
bahan organik asal Gliricidia sepium pada atas (0-30 cm) kering angin dan lolos
ayakan 2 mm dicampur dengan kompos
125
I. Wahyudi / Buana Sains Vol 7 No 2: 123-130, 2007

atau asam humat atau asam fulvat. keeratan dan hubungan antara
Campuran tanah dengan kompos atau perlakuan dan parameter yang diamati.
asam humat atau asam fulvat dari
kompos ditempatkan dalam kantong Hasil dan Pembahasan
plastik dan kemudian diinkubasi selama
90 hari. Selama percobaan, lengas tanah Perubahan kandungan Aldd
dipertahankan pada kapasitas lapangan. Pemberian kompos Gliricidia dan
Analisis pH tanah, Aldd, dan Alkhelat Tithonia, serta asam humat dan asam
dilakukan pada hari ke 10, 3, 10, 20, 30, fulvat ekstrak dari kedua kompos
45, 60, 75 dan 90 hari setelah inkubasi. tersebut berpengaruh sangat nyata (p <
0,01) terhadap perubahan kandungan
Tabel 1. Komposis Kimia Kompos Aldd. Asam humat dan asam fulvat
Komposisi Kompos kompos Gliricidia dan Tithonia
Gliricidia Tithonia (perlakuan HG, HT, FG, dan FT)
C - organik (%) 40,87 39,97 menurunkan kandungan Aldd lebih
N - total (%) 3.07 2,71 cepat daripada kompos Gliricidia dan
P - total (%) 0,41 0,49 Tithonia (perlakuan KG dan KT).
Rasio C/N 13.31 14,75 Penurunan tajam kandungan Aldd pada
Rasio C/P 99,68 81,57 perlakuan HG, HT, FG, dan FT terjadi
Asam Humat (%) 15,44 29,47 pada hari ke 10 setelah inkubasi sampai
Asam Fulvat (%) 5,11 6,81 hari ke 45 (Gambar 1). Pada KG dan
KT, penurunan kandungan Aldd secara
tajam pada hari ke 20 sampai 90
Tabel 2. Perlakuan Percobaan Inkubasi (Gambar 1).
Selama 90 hari inkubasi, penurunan
Po Kontrol (tanpa penambahan
kompos, asam humat atau asam Aldd tertinggi (90,5%) terjadi pada
fulvat perlakuan FT, kemudian dikuti dengan
KG 4,17 g kompos Gliricidia/kg tanah perlakuan KT (88,4%), FG (82,3%),
(setara 10 t/ha) KG (82,2%), FG (82,3%), dan HT
KT 4,17 g kompos Tithonia /kg tanah (75,7%), sementara perlakuan kontrol
(setara 10 t/ha) (tanpa kompos, asam humat, atau asam
HG 84 ml asam humat Gliricidia / kg fulvat) hanya menurunkan kandungan
tanah (setara 1544 kg/ha) Aldd sebesar 0,9% (Gambar 1).
FG 82 ml asam fulvat Gliricidia / kg Reaktifitas asam fulvat terhadap Al
tanah (setara 511 kg/ha) nampaknya lebih tinggi dibandingkan
HT 84 ml asam humat Tithonia /kg
asam humat. Hal ini terjadi karena asam
tanah (setara 2947 kg/ha)
FT 84 ml asam fulvat Tithonia /kg tanah fulvat mengandung gugus karboksil,
(setara 681 kg/ha) fenolik dan total kemasamam yang
lebih besar dibanding dengan asam
humat (Zimmer, 2004). Sifat-sifat
Analisis ragam dilakukan pada jenjang tersebut menyebabkan lebih besarnya
nyata (5%) dan sangat nyata (1%). kemampuan asam fulvat dbandingkan
Untuk membedakan antar rerata asam humat dalam membentuk
perlakuan digunakan uji jarak berganda kompleks dengan kation-kation logam
Duncan (DMRT). Analisis korelasi dan dalam tanah.
regresi digunakan untuk mengetahui Hasil analisis korelasi menunjukkan
bahwa hubungan antara asam humat
126
I. Wahyudi / Buana Sains Vol 7 No 2: 123-130, 2007

dan asam fulvat dengan penurunan Aldd untuk asam fulvat dari kompos Tithonia
bersifat kuadratik dengan r = 0,994 (FT). Dari nilai korelasi tersebut juga
untuk asam humat dari kompos dapat dilihat bahwa asam fulvat
Gliricidia (HG), dan r = 0,994 untuk mempunyai afinitas yang lebih kuat dari
asam humat dari kompos Tithonia (HT), pada asam humat dalam menurunkan
r = 0,995 untuk asam fulvat dari Aldd.
kompos Gliricidia (FG), dan r = 0,995
90,5%), namun demikian pada 45 hari
14.00 kedua, proses kecepatan penurunan
12.00 perlakuan KG dan KT lebih lambat
Aldd (meq/100g tanah)

Kontrol
10.00 KG dibandingkan perlakuan HG, HT, Ft
KT
8.00
HG dan FG. Hal ini menunjukkan bahwa
6.00 HT
FG
peran asam fulvat dalam menurunkan
4.00

2.00
FT
Aldd melemah setelah 30 hari, sementara
-
asam humat dapat berperan aktif
0 3 10 20 30 45 60 75 90
sampai dengan 45 hari, dan kemudian
Waktu Inkubasi (hari)
melemah setelah 45 hari. Telah
diuraikan di atas bahwa lebih kuatnya
Gambar 1. Pengaruh pemberian kompos
asam humat dalam menurunkan Aldd
Gliricidia (KG), kompos Tithonia (KT),
asam humat Giliricidia (HG), asam humat pada 45 hari pertama, dibandingkan
Tithonia (HT), asam fulvat Gliricidia (FG) asam humat, karena asam fulvat
dan asam fulvat humat Tithonia (FT) mengandung gugus karboksil yang lebih
terhadap perubahan Konsentrasi Aldd. tinggi dibandingkan asam humat
sehingga asam fulvat lebih kuat
membentuk kompleks dengan kation-
Jika ditinjau dari pola penurunan kation logam dalam tanah (Zimmer,
kandungan Aldd (Gambar 2), secara 2004).
keseluruhan dapat dinyatakan bahwa
pada semua perlakuan penurunan 5

kandungan Aldd berjalan dengan cepat 0


0 10 30 60 90
Kontrol
sampai dengan 45 hari pertama (0-45
% penurunan Aldd

-5
KG

hari). Penurunan Aldd akibat perlakuan


-10 KT
HG
-15
FG dam FT mencapai maksimum pada
HT
FG
-20
hari ke 20, yaitu -24.56% untuk FG dan -25
FT

-28.95% untuk FT (Gambar 2). -30

Perlakuan HT mencapai maksimum Pengamatan (hari)

pada hari ke 30 (-19.66%), sedangkan Gambar 2. Persen penurunan kandungan


perlakuan HG (-18.23%) mencapai Aldd dalam tanah tanah akibat pemberian
maksimum pada hari ke 45. Penurunan kompos Gliricidia (KG), kompos Tithonia
Aldd akibat pemberian kompos Gliricidia (KT), asam humat Giliricidia (HG), asam
(KG) atau kompos Tithonia (KT) humat Tithonia (HT), asam fulvat Gliricidia
mencapai maksimum pada hari ke 45, (FG) dan asam fulvat Tithonia (FT).
yaitu -18.57% (KG) dan -20.93% (KT).
Secara kumulatif semua perlakuan
menyebabkan penurunan > 70% Aldd Masih relatif cepatnya penurunan
pada hari ke 90, dengan penurunan kandungan Aldd pada 45 hari kedua
tertinggi dicapai oleh perlakuan FT (- untuk perlakuan KG dan KT diduga
terkait dengan dengan kemampuan
127
I. Wahyudi / Buana Sains Vol 7 No 2: 123-130, 2007

kompos dalam melepaskan senyawa- menurunkan Aldd dibandingkan dengan


senyawa (asam humat dan asam fulvat) kompos Gliricidia beserta asam humat
yang dikandungnya, dan juga dan asam fulvatnya.
kemampuan dari asam-asam organik
tersebut dalam mengadakan pengikatan 0.90

dengan Al terlarut. Salah satu 0.80


0.79

karakteristik umum kompos adalah 0.70

Penurunan Aldd (%/hari)


0.59

lambatnya pelepasan senyawa-senyawa


0.60 0.54
0.50 0.45 0.47

yang dikandungnya (Brady dan Weil, 0.40


0.41

2002). Palm et al., (1997) menerangkan 0.30

bahwa mineralisasi dan humifikasi 0.20

adalah merupakan tahapan dari 0.10


0.005
0.00
perombakan bahan organik; Ktr KG KT HG HT FG FT

mineralisasi menghasilkan senyawa- Perlakuan

senyawa berstruktur sederhana; Gambar 3. Nilai konstanta (k) kecepatan


sedangkan humifikasi adalah penurunan kandungan Aldd dalam tanah
pengaturan kembali bahan organik pada perlakuan kompos Gliricidia (KG),
dapat larut menjadi molekul lebih besar. kompos Tithonia (KT), asam humat
Nampaknya pelepasan asam humat dan Giliricidia (HG), asam humat Tithonia (HT),
asam fulvat dari kompos tersebut asam fulvat Gliricidia (FG), asam fulvat
bersifat “slow release”, sehingga proses Tithonia (FT), dan kontrol (Ktr)
penurunan Aldd oleh asam-asam organik
tersebut masih tetap tinggi sampai Perubahan kandungan Alkhelat
dengan hari ke 90. Oleh karena itu
Penurunan kandungan Aldd yang
dapat dinyatakan bahwa bahwa peran
sangat nyata oleh asam humat dan asam
asam humat dan asam fulvat dalam
fulvat (Gambar 1 dan 2),
menurunkan kandungan Aldd hanya
mengindikasikan peran dari asam
bersifat jangka pendek, sekitar 45 hari,
humat dan asam fulvat dalam mengikat
sedangkan kompos berperan dalam
Al terlarut membentuk ikatan organo-
jangka panjang.
logam (khelat) dalam tanah sehingga
Kecepatan penurunan kandungan
meningkatkan kandungan Alkhelat
Aldd dapat diprediksi dengan
(Gambar 4). Hasanudin (2003)
menggunakan rumus Y = exp (k.t),
menyatakan bahwa menurunnya
dimana Y adalah sisa Aldd dalam tanah,
kelarutan Al dengan pemberian asam
k adalah konstanta kecepatan
humat disebabkan oleh terbentuknya
penurunan Aldd, dan t adalah waktu.
senyawa kompleks-organo-metal
Hasil perhitungan yang disajikan pada
(Alkhelat) antara asam humat tersebut
Gambar 3 menunjukkan bahwa
dengan Al. Data yang disajikan pada
penurunan Aldd tercepat terjadi pada
Tabel 3. menunjukkan bahwa
perlakuan asam fulvat Tithonia (0,79%
penurunan Aldd berkorelasi erat dengan
per hari), dan yang terlambat pada
peningkatan kandungan Alkhelat.
kontrol (0,005% per hari). Ditinjau dari
Kandungan Alkhelat tertinggi (1,54%)
konstanta kecepatan penurunan
terdapat pada perlakuan (KT) pada hari
kandungan Aldd tersebut, dapat
ke 90, kemudian berturut-turut diikuti
dinyatakan bahwa secara umum
perlakuan FT (1.50%), KG (1.47%),
kompos Tithonia, beserta asam humat
FG (1.42%), HT (1.25%), dan HG
dan asam fulvatnya, lebih cepat
(1.18%).
128
I. Wahyudi / Buana Sains Vol 7 No 2: 123-130, 2007

Persentase peningkatan Alkhelat terbesar Peningkatan Alkhelat akibat perlakuan FG


pada perlakuan KG dan KT terjadi dan FT mencapai maksimum pada hari
pada hari pengamatan ke 90. Jumlah ke 45, yaitu 136.36% (FG) dan 150.00%
Alkhelat meningkat dari 0,22% (kontrol) (FT), demikian juga untuk perlakuan
menjadi 1,47% sampai dengan 1,54%, HG (122.73%) dan FT (127.27%),
sementara kontrol hanya meningkat tetapi lebih lemah dibandingkan FT dan
0,02%. Secara keseluruhan semua FG. Telah diuraikan di atas bahwa asam
perlakuan menyebabkan kandungan fulvat lebih reaktif dibandingkan asam
Alkhelat meningkat 4-5 kali liat humat dalam mengikat ion-ion logam.
dibandingkan kontrol. Penelitian yang
dilakukan oleh Supriyadi (2003) dengan 160

memberikan bahan organik asal Tithonia 140

diversifolia pada Andisol, menunjukkan Kontrol

% kenaikan Al-khelat
120
KG
bahwa pemberian bahan organik 100

80
KT
HG
tersebut mampu meningkatkan Al- 60
HT

pirofosfat (Alkhelat) dari 1,30% untuk 40


FG
FT
kontrol menjadi 1,49% selama 30 hari 20

inkubasi. -
0 3 10 20 30 45 60 75 90
Pengamatan (hari)

1.80
1.60
Gambar 5. Persen kenaikan kandungan
1.40 Kontrol Alkhelat dalam tanah akibat pemberian
1.20 KG
kompos Gliricidia (KG), kompos Tithonia
Al-khelat (%)

KT
1.00
0.80
HG (KT), asam humat Giliricidia (HG), asam
HT
0.60 FG humat Tithonia (HT), asam fulvat Gliricidia
0.40 FT
(FG) dan asam fulvat Tithonia (FT).
0.20
-
0 3 10 20 30 45 60 75 90 Oleh karena itu, sepertinya halnya pada
Waktu Inkubasi (hari)
kandungan Aldd, pemberian kompos
Gambar 4. Pengaruh pemberian kompos mempunyai pengaruh jangka panjang,
Gliricidia (KG), kompos Tithonia (KT),
asam humat Giliricidia (HG), asam humat
sedangkan asam humat dan asam fulvat
Tithonia (HT), asam fulvat Gliricidia (FG) mempunyai pengaruh jangka pendek
dan asam fulvat Tithonia (FT) terhadap terhadap peningkatan Alkhelat. Pengaruh
Perubahan Konsentrasi Alkhelat. jangka pendek asam humat dan fulvat
dan jangka panjang bahan organik
terhadap pelepasan ikatan Al-P juga
Pola peningkatan kandungan Alkhelat telah dilaporkan oleh Minardi et al.
hampir sama dengan pola penurunan (2007) pada Andisol yang diberi
kandungan Aldd, yakni berjalan cepat Gliricidia dan asam-humat dan fulvat
sampai dengan 45 hari pertama, dan dari Gliricidia.
kemudian berjalan lambat pada 45 hari
kedua (45-90 hari) (Gambar 5). Namun Perubahan pH tanah
demikian peningkatan Alkhelat akibat Penurunan kandungan Aldd dan
perlakuan KG dan KT tetap meningkat peningkatan kandungan Alkhelat akibat
setelah 45 hari pertama, walaupun pada pemberian kompos Gliricidia dan
waktu yang sama penurunan Aldd pada kompos Tithonia maupun asam humat
dua perlakuan ini mulai berkurang dan asam fulvat kedua kompos tersebut
(Gambar 2). secara nyata menyebabkan terjadinya
129
I. Wahyudi / Buana Sains Vol 7 No 2: 123-130, 2007

kenaikan pH (Gambar 6). pH tanah OH bebas pada daerah pertukaran,


tertinggi dicapai oleh perlakuan FT sehingga meningkatkan ion OH dalam
(asam fulvat Tithonia) pada hari ke 90, larutan tanah (Mokolobate dan Haynes,
yakni 5,71 (dari pH 4,3). Pada kontrol 2002). Pola perubahan pH tanah
hampir tidak terjadi perubahan selama (Gambar 7), secara umum sama dengan
90 hari, sementara perlakuan bahan pola perubahan Aldd dan Alkhelat
organik, asam humat dan asam fulvat (Gambar 2 dan 4).
menaikkan pH berkisar dari 5,40
sampai dengan 5,71 (Gambar 6). Hal ini 20
Kontrol
terjadi karena menurunnya aktivitas Aldd KG

% perubahan pH tanah
15 KT
(Jufri, 1999). HG
HT
10
FG
FT
Tabel 3. Koefisien korelasi (r) antara 5

persen perubahan Aldd, Alkhelat dan pH 0


tanah selama inkubasi 90 hari. 0 3 10 20 30 45 60 75 90
Pengamatan (hari)

Waktu Koefisien Korelasi (r )


Gambar 7. Persen kenaikan pH tanah
(hari) Aldd - Al Aldd - Al khelat-
akibat pemberian kompos Gliricidia (KG),
Khelat pH pH
kompos Tithonia (KT), asam humat
3 0,937** 0,081 0,352 Giliricidia (HG), asam humat Tithonia (HT),
10 0,933** 0,917** 0,914** asam fulvat Gliricidia (FG) dan asam fulvat
20 0,992** 0,867* 0,903** Tithonia (FT).
30 0,958** 0,516 0,345
45 0,893** 0,363 -0,069
60 0,989** 0,837* 0,858* Perubahan (kenaikan pH) lebih
75 0,918** 0,945** 0,933** berkorelasi dengan Aldd dibandingkan
90 0,896** 0,810* 0,616 dengan Alkhelat, terutama pada hari ke
10, 20, 60, 75 dan 90. Tetapi perubahan
6.00
pH tidak selalu terkait dengan
5.80 perubahan Aldd dan Alkhelat (Tabel 3).
Hal ini diduga terkait dengan perubahan
5.60 Kontrol
5.40 KG
pH-H2O tanah

5.20
5.00
KT
HG
kondisi lengas tanah yang tidak teramati
4.80 HT pada saat percobaan berjalan. Kenaikan
FG
4.60
4.40
FT pH maksimum dicapai pada hari ke 20
4.20 untuk semua perlakuan, tetapi kenaikan
4.00
0 3 10 20 30 45 60 75 90 pH akibat perlakuan asam humat dan
Waktu Inkubasi (hari)
asam fulvat dari Gliricidia atau Tithonia
Gambar 6. Pengaruh pemberian kompos lebih besar dibandingkan perakuan
Gliricidia (KG), kompos Tithonia (KT), kompos Gliricidia atau kompos Tithonia
asam humat Giliricidia (HG), asam humat (Gambar 7). Perlakuan asam humat dan
Tithonia (HT), asam fulvat Gliricidia (FG) asam fulvat tidak menyebabkan
dan asam fulvat Tithonia (FT) terhadap
perubahan pH setelah ke 45, sementara
Perubahan pH tanah.
perubahan pH tetap terjadi pada
perlakuan kompos.
Penurunan aktivitas Aldd akibat
pemberian bahan organik berkaitan
dengan adanya reaksi pertukaran antara Kesimpulan
anion-anion organik hasil dekomposisi Penambahan kompos Gliricida sepium
(asam humat dan asam fulvat) terhadap dan Tithonia diversifolia serta asam humat
130
I. Wahyudi / Buana Sains Vol 7 No 2: 123-130, 2007

dan asam fulvat dari kompos tersebut dalam Pelepasan P Terjerap pada
mampu menurunkan Aldd, menaikkan Andisol. Agrivita 29: 15-22
Alkhelat dan menaikkan pH tanah. Mokolobate, M.S. and Haynes, R.J. 2002.
Penurunan Aldd berkorelasi erat dengan Increases in pH and Soluble Salts
dengan kenaikan Alkhelat. Perubahan pH Influence the Effect that Additions of
Organic Residues Have on
tanah tidak selalu berkorelasi erat Concentrations of Exchangeable and
dengan perubahan konsentrasi Al. Soil Solution Aluminium. European J.
Penurunan Aldd tertinggi (90,5%) terjadi Soil Sci., 53: 481-489.
pada perlakuan Fulvat Tithonia, Palm, A.C., Myers, R.J.K and Nandwa,
kemudian dikuti dengan perlakuan S.M. 1997. Combined Use of Organic
Kompos Tithonia (88,4%), Fulvat and Inorganic Nutrient Sources for Soil
Gliricidia (82,3%), Kompos Gliricida Fertility Maintenance and
(82,2%), Fulvat Gliricidia (82,3%), dan Replenishment. Soil Sci. Soc. Am. J. 51:
Humat Tithonia (75,7%). Penurunan 193-217.
kandungan Aldd, kenaikan Alkhelat dan Prasetyo, B.H. dan Suriadikarta, D.A. 2006.
kenaikan pH tanah berjalan cepat pada Karakteristik, Potensi, danTeknologi
Pengelolaan Tanah Ultisol Untuk
45 hari pertama, kemudian berjalan Pengembangan Pertanian Lahan
lambat pada 45 hari kedua (45-90 hari). KEring di Indonesia. Jurnal Litbang
Pertanian, 25 (4): 39-46.
Ucapan Terima Kasih Radjagukguk, B. 1983. Masalah Pengapuran
Tanah Mineral Masam Di Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih Makalah Seminar, Faperta UGM,
kepada teknisi laboratorium Kimia Yogyakarta : 1-47.
Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Rees, R.M., Ball, B.C., Campbell, C.D. and
Brawijaya atas bantuannya dalam Watson, C.A. 2001. Organic Matter-the
analisis kompos. Sustenance of Soil. Dalam R.M. Rees et
al., (eds.), Sustainable Management of
Soil Organic Matter. CABI Publ.,
Daftar Pustaka Wallingford, UK. p:1-5.
Bates, T.R. and Lynch, J.P. 2001. Root Stevenson, F.J.1994. Humus Chemistry:
Hairs Confer a Competitive Advantage Genesis, Composition and Reaction.
Under Low Phosphorus Availability. John Willey and Sons, New York.
Plant and Soil 236: 243-250. Supriyadi 2003. Studi Penggunaan Biomasa
Brady, N.C. and Weil, R.R. 2002. The Tithonia diversifolia dan Tephrosia candida
Nature and Properties of Soils. 31th ed. Untuk Perbaikan P dan Hasil Jagung
Prentice-Hall, Upper Saddle River, New (Zea mays L) di Andisol. Disertasi PPS
York. Unibraw Malang. 172 h.
Hasanudin. 2003. Peningkatan Wawan. 2002. Pengelolaan Subsoil Masam
Ketersediaan dan Serapan N dan P Untuk Peningkatan Produksi Tanaman
Serta Hasil Tanaman Jagung Melalui Pangan. Makalah Falsafah Sains. PPS-
Inokulasi Mikoriza, Azotobakter dan IPB, Bogor.
Bahan Organik Pada Ultisol. J. Ilmu- Yusuf, W.A., Jumberi, A., Haris, A. dan
Ilmu Pertanian Indonesia 5(2): 83-89. Simatupang, R.S. 2004. Pengaruh
Jufri, J. 1999. Peningkatan Ketersediaan P Pemberian Pupuk Organik Terhadap
Oleh Beberapa Macam Bahan Organik Fitotoksitas Aluminium Pada Tanah
Pada Ultisol. Tesis S2 PPS Unibraw Masam. J. Tanah Trop. 18: 109-115.
Malang. Zimmer, G. 2004. Humates and Humic
Minardi, S., Suntoro, Syekhfani, dan Substances. Bio-Correct Inputs for the
Handayanto, E. 2007. Peran Asam Eco-Farmer. ACRES 34 (1): 1-2.
Humat dan Fulvat dari Bahan Organik

You might also like