Professional Documents
Culture Documents
PENGEMBANGAN MODUL
SUBTEMA BUMIKU DAN MUSIMNYA
BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA SD KELAS VI DI KABUPATEN SRAGEN
Disusun Oleh:
Kukuh Setyawan
NIM : 500641633
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
SURAKARTA
2018
LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Abstrak
2
beberapa permasalahan diantaranya penyajian materi pada buku tersebut bersifat
terbatas, yaitu : 1) ditinjau dari segi desain, masih terbatasnya gambar ilustrasi,
sedangkan gambar ilustrasi ini dapat mempermudah siswa memahami pokok
bahasan sub tema yang dipelajari khususnya pada subtema “Bumiku dan
Musimnya”; 2) kurang dilibatkannya siswa dalam pembelajaran.
Permasalahan ini akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hasil belajar
yang dicapai siswa pada subtema “Bumiku dan Musimnya” dari 2 sekolah yang
dijadikan model menunjukkan nilai yang masih dibawah KKM yaitu 75. Nilai dari
30 siswa di 2 sekolah rata-rata per sekolah di bawah nilai 70 dengan nilai tertinggi
75 dan terendah 55, selain itu siswa belum terlibat secara langsung dalam
pembelajaran, hanya mendengarkan penjelasan dari guru.
Moh. Farid Nurul Anwar Ruminiati, Suharjo (2017) berpendapat bahwa
modul pembelajaran mempunyai peran penting yaitu sebagai pelengkap
kekurangan pada buku siswa yang diterbitkan pemerintah yang kurang kontekstual.
Hasil uji validator materi, bahasa dan desain berturut-turut 76,3%, 92,74%, dan
82,80%. Hasil uji lapangan menunjukkan nilai aspek sikap, aspek keterampilan, dan
aspek pengetahuan berturut-turut 96,25; 90,27; 89,54, sehingga dinyatakan tuntas.
Hasil penelitian dan pengembangan modul yang telah dilakukan yaitu: 1) modul
yang dihasilkan valid; 2) modul efektif digunakan dalam pembelajaran; 3) modul
layak digunakan. (Moh. Farid Nurul Anwar Ruminiati, Suharjo, 2017)
Rumusan masalah penelitian yaitu : 1) bagaimana prosedur pengembangan
modul subtema “Bumiku dan Musimnya” berbasis Problem Based Learning untuk
siswa kelas 6 SD di Kabupaten Sragen?; 2) bagaimana kelayakan modul subtema
“Bumiku dan Musimnya” berorientasi model Problem Based Learning untuk siswa
kelas 6 SD di Kabupaten Sragen?; 3) apakah modul berbasis Problem Based
Learning efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar pada subtema
“Bumiku dan Musimnya” untuk siswa kelas 6 SD di Kabupaten Sragen?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) mengetahui prosedur dalam
pengembangan modul subtema “Bumiku dan Musimnya” berorientasi model
Problem Based Learning untuk siswa kelas 6 SD di Kabupaten Sragen; 2)
3
mengetahui kelayakan modul subtema “Bumiku dan Musimnya” berorientasi
model Problem Based Learning untuk siswa kelas 6 SD di Kabupaten Sragen; 3)
mengetahui keefektifan modul subtema “Bumiku dan Musimnya” berbasis model
Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 6 SD di
Kabupaten Sragen.
Kajian Literatur dan Teori
Bahan ajar yaitu segala bentuk bahan yang dapat digunakan guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar (Depdiknas, 2006). Bahan ajar terdiri dari
berbagai bahan pelajaran yang telah disusun lengkap dengan cara sistimatis sesuai
dengan prinsip yang ada dalam pembelajaran sehingga dapat digunakan guru dan
siswa dalam proses belajar mengajar. Bahan ajar disebut sistimatis artinya bahan
ajar tersebut disusun dengan urut sehingga siswa mudah untuk belajar dan juga
bersifat spesifik karena isi bahan ajar dirancang untuk mencapai kompetensi
tertentu (Sungkono, 2003).
Modul ajar adalah paket belajar yang dapat digunakan untuk belajar secara
mandiri yang terdiri dari pengalaman-pengalaman belajar yang terencana dan
dirancang secara sistimatis agar dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan
belajar (Mulyasa, 2006). Modul ajar menyajikan kegiatan yang melibatkan
pengalaman belajar siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga
tercapai tujuan belajar yang efektif dan efisien. Modul merupakan jenis bahan ajar
yang dapat : 1) berdiri sendiri; 2) terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang
disusun secara sistimatis sehingga dapat membantu siswa mencapai tujuan belajar
yang dirumuskan (Nasution, 2011). Berdasarkan pengertiannya modul memiliki
empat ciri diantaranya : 1) merupakan jenis bahan ajar yang dirancang khusus agar
siswa dapat mempelajarinya dengan mandiri; 2) merupakan suatu program dalam
pembelajaran yang utuh dan sistimatis dengan acuan kejelasan kompetensi dan
terstruktur; 3) membuat jelas tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran,
memuat bahan serta kegiatan yang digunakan mencapai tujuan, dan jenis serta alat
evaluasi; 4) merupakan bahan ajar mandiri yang dapat digunakan untuk mengatasi
kesulitan dalam belajar siswa di kelas (Sukiman, 2012).
4
yaitu sebuah penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian secara nyata dari
masalah yang terjadi secara nyata (Trianto, 2007). Model pembelajaran Problem
Based Learning menyajikan masalah yang autentik dan bermakna bagi siswa,
sehingga mempunyai fungsi sebagai batu loncatan dalam melakukan investigasi
dan penyelidikan (Arends, 2008). Model Problem Based Learning ini menuntut
siswa agar dapat menyelesaikan suatu masalah yang diberikan oleh guru atau yang
diajukan oleh murid itu sendiri.
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu
model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik memecahkan masalah. Pemecahan masalah dilakukan
dengan pola kolaborasi dan menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu
kemampun analisis-sintesis, dan evaluasi atau menggunakan penemuan dalam
rangka memecahkan suatu masalah (Riyanto, 2014).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
model Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang dirancang dan
dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik dalam
menyelesaikan masalah yang bersifat autentik dan bermakna. Permasalahan
autentik berkenaan dengan permasalahan yang ada dalam kehidupan nyata untuk
dapat diselidiki dan diselesaikan secara nyata. Di dalam Problem Based Learning
diberdayakan kemampuan berpikir dalam sebuah proses kognitif yang melibatkan
proses mental yang dihadapkan pada kompleksitas suatu permasalahan yang ada di
dunia nyata.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
serangkaian pengalaman belajar (Sudjana N. , 2010). Perubahan perilaku ke arah
yang positif dan relatif permanen pada individu yang melakukan kegiatan belajar
merupakan tanda bahwa individu tersebut memperoleh hasil dalam kegiatan belajar
(Depdiknas, 2006). Perubahan pada diri seseorang yang dapat ditunjukkan dapat
dijadikan tolok ukur bahwa seseorang telah berhasil dalam belajar. Perubahan-
perubahan tersebut yaitu: 1) kemampuan berpikirnya; 2) keterampilannya; 3)
sikapnya terhadap suatu objek (Wahidmurni, 2010).
5
Metode
1. Model Pengembangan
2. Desain Penelitian
Tahap pendefinisian (define) meliputi studi pustaka, melalukan analisa
kebutuhan siswa dan guru di SD di Kabupaten Sragen, analisis konsep, analisis
sumber belajar, melakukan analisis tugas, analisis tujuan pembelajaran, dan
analisis ketercapaian hasil belajar siswa terhadap materi tema “Bumiku”sub
tema “Bumiku dan Musimnya”.
Tahap perencanaan (design) meliputi : 1) menentukan tujuan
pembelajaran modul; 2) menentukan materi modul; 3) menentukan model
pembelajaran yang dipilih; 4) menentukan format dan tampilan modul; 5)
pemilihan format perangkat dalam pembelajaran untuk implementasi modul;
6) menentukan prosedur yang diterapkan dalam pengembangan modul.
Tahap pengembangan modul (develop) meliputi; 1) penyusunan desain
produk yang meliputi layout halaman depan, kata pengantar, daftar isi, layout
peta kedudukan modul, peta kompetensi, glosarium, layout bab pendahuluan,
layout materi kegiatan belajar, rangkuman, umpan balik, kunci jawaban, dan
daftar pustaka; 2) uji coba awal oleh validator media dan validator materi guna
mengetahui tingkat kelayakan modul; 3) melakukan revisi hasil uji coba ahli
berdasarkan evaluasi, rekap saran semua validator dan pengguna modul. Uji
coba produk merupakan bagian dari tahap pengembangan yang meliputi uji
coba terbatas pada 11 siswa untuk mengetahui respon terhadap penggunaan
modul kemudian hasil uji coba ini dijadikan bahan revisi II yang akan
6
digunakan untuk uji coba luas pada 19 siswa sebagai tindak lanjut dari revisi
II. Hasil dari uji coba II dilakukan evaluasi dan menghasilkan produk modul
pembelajaran yang telah teruji.
3. Intrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data yaitu berupa angket,
wawancara, dan observasi.
a. Angket
Metode angket yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data
dari ahli materi, ahli media pembelajaran, teman sejawat, guru kelas VI,
dan siswa. Angket ini disusun berdasarkan kisi-kisi, dan sebelum
digunakan angket ini telah dikoreksi terlebih dahulu oleh dosen
pembimbing serta ahli.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru kelas VI untuk mengetahui
kondisi sekolah, bahan ajar yang digunakan, dan kegiatan pembelajaran di
kelas dengan mengacu pada proses pembelajaran.
c. Observasi
Peneliti menggunakan teknis observasi jenis observasi sistimatis yaitu
observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman
sebagai instrumen pengamatan. Lembar observasi yang digunakan sebagai
data analisis kebutuhan produk modul yang berisi pertanyaan kondisi serta
kebutuhan guru, siswa, dan sekolah secara umum.
4. Analisis Data
a. Data Analisis Kebutuhan
Data analisis kebutuhan dalam penelitian ini meliputi analisis
kebutuhan siswa, kebutuhan guru, analisis konsep, analisis tugas,
kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran dan bahan ajar
yang digunakan di sekolah. Data tentang analisis kebutuhan di analisis
dengan teknik deskriptif kuantitatif berdasarkan hasil angket.
7
b. Analisis Data untuk Kelayakan Modul Subtema “Bumiku dan Musimnya”
Berbasis Problem Based Learning
Pada analisis dilakukan: 1) analisis data untuk hasil validasi yang
dilakukan oleh ahli media dan ahli materi dilakukan dengan metode analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif; 2) analisis data untuk uji lapangan
terbatas yang dilakukan pada proses penilaian modul oleh siswa pada
kelompok kecil dengan menggunakan angket penilaian respon siswa
terhadap materi, bahasa, dan ketertarikan terhadap modul
c. Analisis Data untuk Keefektifan Modul Subtema “Bumiku dan Musimnya”
Berbasis Problem Based Learning
Tahap ini untuk menganalisis: 1) keefektifan modul dalam
pembelajaran berdasarkan ketuntasan pengerjaan soal uji kompetensi secara
individu dan membandingkan nilai hasil belajar siswa dengan KKM yang
ditentukan di sekolah yaitu 75; 2) perbedaan hasil belajar kognitif dengan
uji normalitas, uji homogenitas, dan uji Independen Sample T-Test.
Temuan
1. Hasil Penelitian
a. Tahap Pendefinisian (define)
1) Studi Pustaka
Pergantian dari kurikulum KTSP ke kurikulum 2013
menimbulkan beberapa permasalahan terutama pada buku.
Keberadaan buku pegangan baik untuk siswa maupun guru masih
terbatas dari Kemdikbud, dan untuk buku penunjang guru harus
mencari materi yang disesuaikan dengan tema yang diajarkan.
Sub tema “Bumiku dan Musimnya” pada pembelajaran 3
mengajak siswa menentukan data tabel dan data gambar
berdasarkan informasi yang ada dan mencirikan kondisi lingkungan
pada suatu musim tertentu pada musim hujan, tetapi setelah
dilakukan analisis materi yang ada pada buku siswa maupun buku
guru hanya sebatas garis besar, belum mengarah ke permasalahan
sebenarnya. Latihan soal yang disediakan hanya berisi materi
diskusi belum berbentuk soal-soal.
8
2) Analisis Kebutuhan Siswa dan Guru
Analisis kebutuhan diperoleh dari hasil angket yang
diberikan kepada siswa dan guru di SD Negeri Gilirejo 4 dan SD
Negeri Bagor 1 Kabupaten Sragen. Hasil angket tersebut
menunjukkan bahwa : 1) proses pembelajaran sudah berjalan
dengan menggunakan buku terbitan dari Kemdikbud, tetapi untuk
hasil belajar belum sesuai dengan KKM yang telah ditentukan; 2)
penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran
belum pernah diterapkan oleh guru.
Hasil angket analisis kebutuhan siswa menunjukkan bahwa
siswa membutuhkan modul subtema “Bumiku dan Musimnya”
berbasis Problem Based Learning untuk mempermudah
mempelajari materi tersebut. Berdasarkan hasil angket analisis
kebutuhan guru menunjukkan bahwa guru membutuhkan bahan
ajar berupa modul untuk membantu pembelajaran tema “Bumiku”
subtema “Bumiku dan Musimnya”, karena ketersediaan modul
sangat jarang. Selain itu modul yang dikembangkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Analisis konsep
Analisis konsep berupa KI dan KD pada materi tema
“Bumiku” subtema “Bumiku dan Musimnya” pembelajaran 3.
4) Analisis Sumber Belajar
Analisis sumber belajar berupa analisis terhadap buku-buku
yang digunakan dalam pembelajaran materi tema “Bumiku”
subtema “Bumiku dan Musimnya” pembelajaran 3 yaitu buku siswa
kelas VI tema 8 “Bumiku” subtema “Bumiku dan Musimnya”
pembelajaran 3 penerbit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta.
5) Analisis Tugas
Analisis tugas berupa soal latihan, dan latihan dalam modul.
Tugas dalam modul dapat dilihat pada lampiran 4 dan uji
kompetensi.
9
6) Analisis Tujuan Pembelajaran
Analisis tujuan pembelajaran pada modul ini berupa
indikator pembelajaran yang dibuat berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI) yang
ditentukan oleh pemerintah dalam silabus.
7) Analisis Ketercapaian Hasil Belajar Siswa terhadap Materi Tema
“Bumiku” sub tema “Bumiku dan Musimnya”.
Analisis ketercapaian hasil belajar siswa memperoleh hasil
bahwa nilai dari 30 siswa di 2 sekolah yaitu SDN Bagor 1 dan SDN
Gilirejo 4 rata-rata nilai siswa per sekolah di bawah 70 dengan nilai
tertinggi 75 dan terendah 55, sehingga nilai siswa tersebut masih di
bawah kriteria yang telah ditetapkan yaitu 75 pada tema “Bumiku”
subtema “Bumiku dan Musimnya”.
b. Tahap Perancangan (Design)
1) Menentukan Tujuan Pembelajaran Modul
Tujuan pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan SKL
kurikulum 2013, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
2) Menentukan Materi Tema “Bumiku” sub tema “Bumiku dan
Musimnya
Modul yang dikembangkan membahas indikator dari
Kompetensi Dasar 3.4, 4.8, 3.1, dan 4.1.
3) Menentukan Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang dipilih adalah Problem Based
Learning (PBL). Model pembelajaran ini mendorong siswa mampu
menganalisis suatu masalah, memperkirakan jawaban dari masalah,
mencari data, menganalisis data, dan menyimpulkan jawaban.
4) Menentukan Format dan Tampilan Isi Modul
10
penggunaan modul dan tujuan akhir hasil belajar; 2) kegiatan
belajar yang terdiri dari pengantar , fakta di sekitar kita, ayo
bekerjasama, tahukah kamu, ayo analisa, ayo cari tahu berisi
orientasi siswa pada masalah yang merupakan ciri khas PBL , ayo
berpikir mengajak siswa belajar kelompok yang merupakan bentuk
dari organisasi belajar sebagai ciri khas PBL , ayo berpendapat yang
mengajak siswa menyimpulkan pendapat sehingga menghasilkan
sebuah karya yang merupakan ciri khas PBL, ayo analisis, dan ayo
berlatih yang meliputi kegiatan menganalisis proses pemecahan
masalah. Bagian penutup terdiri atas : 1) uji kompetensi; 2)
rangkuman materi; 3) umpan balik; 4) kunci jawaban soal latihan;
5) daftar pustaka.
5) Menentukan Format Perangkat Pembelajaran untuk Penerapan
Modul
Penerapan modul yang dikembangkan disesuaikan dengan
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum
2013 yang diterapkan di SDN Bagor 1 dan SDN Gilirejo 4 Sragen,
karena pengembangan hanya terbatas pada modul.
6) Menentukan Prosedur Pengembangan Modul
Prosedur terkait dengan pengembangan modul yang
direncanakan terdiri dari penentuan subyek penelitian, data yang
diperlukan, dan teknik pengambilan data.
c. Tahap Pengembangan (Develop)
1) Penyusunan Draf Modul
Desain draf modul yang telah dikembangkan yaitu: 1) halaman
cover; 2) halaman kata pengantar; 3) halaman daftar isi; 4) halaman
peta kedudukan modul; 5) halaman glosarium; 6) bab I
pendahuluan; 7) bab II kegiatan belajar; 8) uji kompetensi dan kunci
jawaban; 9) rangkuman; 10) daftar pustaka.
2) Validasi Draf Modul
Validasi produk draf modul dilakukan oleh validator media
dan validator materi pada tanggal 14 Mei 2018 dengan instrumen
11
berupa angket terbuka dan tertutup, dengan menghasilkan saran
perbaikan pada media maupun materinya.
Tabel Hasil Penilaian Validator Ahli
Validator Hasil Penilaian Kriteria Keterangan
Ahli media 79 % Baik Tidak perlu revisi
Ahli materi 72 % Cukup Direvisi
Saran dari ahli materi adalah agar melengkapi modul dengan
kunci jawaban latihan, umpan balik, rangkuman, dan dipenuhi
keterkaitan antar kegiatan belajar/sub kegiatan belajar/alenia serta
keutuhan makna dalam kegiatan belajar/sub kegiatan
belajar/alenia, dan layak di uji cobakan di lapangan dengan revisi.
Saran dari ahli media adalah agar memperhatikan perpaduan
warna tulisan dan warna latar belakang sehingga diperoleh kontras
yang baik agar modul lebih mudah dibaca, dan secara umum ahli
media berkomentar cukup bagus, dan layak di uji cobakan di
lapangan dengan revisi.
3) Revisi Draf Modul (Produk Pertama)
Halaman 6 sebelum revisi pada warna latar peta dunia adalah
kombinasi merah muda dan kuning dengan warna teks biru,
sehingga menyebabkan siswa akan kesulitan dalam membaca isi
teks tersebut, karena tidak kelihatan dengan jelas. Hasil revisi dari
halaman 6 menunjukkan bahwa dengan digantinya warna latar
pada gambar peta dunia dengan warna kuning memperjelas teks
yang ada di atasnya, dan warna teks diganti warna hitam sehingga
diharapkan lebih mudah dibaca oleh pembaca modul. Petunjuk
kegiatan juga terlihat dengan jelas setelah diganti warna teks
menjadi warna putih sehingga memudahkan dalam membacanya.
Salah satu saran dari ahli materi adalah kurangnya materi
yang berisi orientasi siswa pada masalah, maka dari itu
ditambahkan halaman yang berisi masalah yang harus dipelajari
oleh siswa yang sebelumnya tidak ada.
12
4) Uji Coba Lapangan Terbatas
Uji lapangan terbatas bertujuan memperoleh masukan dari
pengguna modul, yaitu 1 orang guru dan 11 orang siswa dengan
tingkat kemampuan akademik rendah, sedang, dan tinggi
berdasarkan nilai rapor semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018.
Subyek penelitian adalah guru kelas 6 SDN Bagor 1 dengan teknik
wawancara dan siswa SDN Bagor 1 dengan teknik angket. Hasil
penilaian siswa berupa materi, bahasa, dan ketertarikan.
Hasil penilaian uji lapangan terbatas menunjukkan skor rata-
rata penilaian siswa untuk materi dengan skor 83,4% termasuk
kategori baik, bahasa dengan skor 87,6% termasuk kategori baik,
dan skor ketertarikan siswa dengan skor 89% termasuk kategori
baik. Sedangkan untuk rata-rata keseluruhan mencapai skor 86,5%
termasuk kategori baik.
5) Revisi Produk Kedua
Setelah draf modul direvisi dan diuji coba di lapangan
terbatas, pada tanggal 23 Mei 2018 dimintakan kembali validasi
kepada validator ahli media dan ahli materi yaitu Dr. Suharno,
M.Pd. Hasil validasi yaitu sebagai berikut:
Tabel Hasil Penilaian Validator Ahli
Validator Hasil Penilaian Kriteria Keterangan
Ahli media 86 % Baik Tidak perlu revisi
Ahli materi 82 % Baik Tidak perlu revisi
Kesimpulannya modul layak diuji cobakan di lapangan.
6) Uji Lapangan Operasional / Uji Efektifitas
Uji lapangan operasional ini untuk menguji tingkat
efektivitas modul berorientasi Problem Based Learning (PBL) pada
tema “Bumiku” sub tema “Bumiku dan Musimnya” untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Uji keefektifan modul dilakukan
pada tanggal 28 Mei 2018 setelah pembelajaran modul dengan
menyajikan soal uji kompetensi kepada siswa, apabila siswa
mencapai nilai ≥ 75 maka siswa termasuk kategori tuntas.
13
Hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran adalah 18
siswa tuntas dan 1 siswa yang tidak tuntas. Persentase ketuntasan
adalah 94,7% dan persentase tidak tuntas adalah 5,3%. Sehingga
dapat dikatakan bahwa modul berbasis PBL efektif digunakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
7) Perbedaan Hasil Belajar Kognitif
a) Uji Normalitas
Rekap hasil uji normalitas hasil belajar postest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:
Tabel Hasil Analisis Uji Normalitas Nilai Postest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji Kesimpulan
Hasil Signifikansi
normalitas
Uji Kesimpulan
Hasil Signifikansi
Homogenitas
14
c) Uji Independent Sample T-Test
Berdasarkan uji Independent Sample T-Test sebesar
0,0400,05, maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya terdapat perbedaan antara rata-rata hasil
belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel Hasil Analisis Uji Independent Sample T-Test Nilai
Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji Kesimpulan
Hasil Signifikansi
Homogenitas
15
siswa dapat memanfaatkan modul pembelajaran subtema “Bumiku dan Musimnya”
berbasis model PBL ini agar dapat memecahkan masalah-masalah sederhana dalam
pembelajaran. Bagi sekolah khususnya kepala sekolah mendukung pengembangan
modul dengan model PBL pada tema yang lain dan pada kelas yang berbeda, karena
terbukti modul yang berbasis PBL mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Sedangkan untuk peneliti yang lain agar hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai acuan untuk pengembangan modul sejenis dengan materi yang berbeda.
Untuk instrumen penelitian sebaiknya dibuat sendiri dan divalidasi kepada ahli
sehingga diperoleh instrumen yang sesuai dengan tujuan penelitian pengembangan
modul yang akan dicapai.
Daftar Pustaka
Arends, R. (2008). Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar Edisi Ketujuh Buku
Satu). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Depdiknas. (2006). Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA,
SMK, dan SLB). Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Badan
Standar.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Moh. Farid Nurul Anwar Ruminiati, Suharjo. (2017). Pengembangan Modul
Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Kearifan Lokal Kabupaten
Sumenep Kelas IV Subtema Lingkungan Tempat Tinggalku. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1291—1297.
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nasution. (2011). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta : Bumi Aksara.
Riyanto, Y. (2014). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Ramaja Rosdakarya.
Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
Sungkono, d. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.
Thiagarajan, S. S. (1974). Instructional Development for Training Teachers of
Exceptional Children. Bloomington: Indiana University.
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Belajar.
Wahidmurni, A. M. (2010). Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik.
Yogyakarta: Nuha Lentera.
16