You are on page 1of 18

ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL
SUBTEMA BUMIKU DAN MUSIMNYA
BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA SD KELAS VI DI KABUPATEN SRAGEN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister.

Disusun Oleh:
Kukuh Setyawan
NIM : 500641633

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
SURAKARTA
2018
LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

Judul Artikel : Pengembangan Modul Subtema Bumiku dan Musimnya


Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa SD Kelas VI di Kabupaten Sragen
Penulis Artikel
Nama : KUKUH SETYAWAN
NIM : 500641633
Program Studi : Pascasarjana Pendidikan Dasar
Hari / Tanggal :

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Sarwanto, M.Si. Dr. Sandra Sukmaning Adji, M.Ed., M.Pd.


NIP 19690901 199403 1 001 NIP 19590105 198503 2 001
THE DEVELOPMENT OF SUBTEMA MODULE OF “BUMIKU DAN
MUSIMNYA” BASED ON PROBLEM BASED LEARNING TO
INCREASE LEARNING OUTCOME OF GRADE SIX ELEMENTARY
SCHOOL STUDENTS IN SRAGEN DISTRICT

Kukuh Setyawan, Sarwanto, Sandra Sukmaning Adjie


kukuhsetyawan@yahoo.com

Program Pascasarjana Universitas Terbuka

Abstrak

The main problem in lesson 6 is that there is no module in the theme


"Bumiku" sub theme "Bumiku dan Musimnya" based on Problem Based
Learning. This research and development aims to: 1) develop a "Bumiku" sub
theme theme of "Bumiku and Musimnya" based on PBL, 2) test the feasibility
of the "Bumiku" sub-theme of the PBL-based " Bumiku and Musimnya "
theme, 3) test the effectiveness module the theme of "Bumiku" sub theme "
Bumiku and Musimnya " based on PBL to improve the learning outcomes of
grade 6 students in Sragen regency. This research and development uses the
stages of Thiagarajan consisting of 4 stages: 1) define; 2) design; 3) develop;
4) disseminate, then reduced in this research into 3D, namely: 1) define; 2)
design; 3) develop. The module material developed is the "Bumiku" sub
theme of "Bumiku and Musimnya" class 6. The module development product
is tested in grade 6 of SDN Gilirejo 4 as experiment class, and grade 6 SDN
Bagor 1 as control class. Data collection techniques started in the defining
phase consisting of the literature study stage, the analysis of student and
teacher needs, concept analysis, learning resource analysis, task analysis,
learning objective analysis, and achievement analysis of student learning
outcomes. The module design consists of module layout, materials, and
learning model selection. The instruments used were observation sheets,
questionnaires, interview guides, module validation sheets, student
assessment questionnaires. This research and development resulted in the
following conclusions: 1) the theme module of "Bumiku" sub theme "
Bumiku dan Musimnya " has been developed with PBL-based learning model
that has the characteristics of clarifying concepts, defining problems,
analyzing problems, finding explanations, formulating learning objectives,
moreover, report and test new information, 2) module including good
category based on validation of media expert, material expert, teacher, and
student assessment on field test, 3) theme module " Bumiku " sub theme "
Bumiku dan Musimnya " effectively improve learning result 6th grade
students of SD in Sragen regency based on effectiveness test which stated that
there is a significant difference between pretest and posttest and postest which
is better than pretest result.
Keywords: module, PBL, Thiagarajan, Bumiku and Musimnya, learning
outcomes
Pendahuluan
Permendikbud RI Nomor 8 Tahun 2016 menyatakan bahwa buku teks
pelajaran merupakan sumber utama yang digunakan dalam pembelajaran sehingga
tercapai kompetensi dasar dan kompetensi inti dan oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan telah dinyatakan layak digunakan pada satuan pendidikan.
Berdasarkan Permendikbud tersebut menandakan bahan ajar merupakan prasarana
pendidikan yang memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar yaitu
sebagai pegangan bagi siswa maupun guru guna mencapai kompetensi yang
diharapkan.
SMP Terbuka merupakan sekolah yang menjadikan modul sebagai bahan ajar
dalam kegiatan belajarnya. Modul merupakan kebutuhan utama dalam kegiatan
pembelajarannya, karena siswa SMP Terbuka dituntut mandiri dalam
pembelajarannya yang disebabkan keterbatasan waktu tatap muka dengan guru.
Modul yang ada di SMP Terbuka saat ini hanya menyajikan ringkasan-ringkasan
materi yang harus dipelajari siswa yang disertai tugas dan latihan serta kunci
jawaban, belum menyajikan peristiwa yang terjadi di sekitar siswa. Hal ini
menyebabkan proses belajar siswa monoton, sehingga kemampuan berpikir siswa
kurang terasah dengan tidak adanya penyajian masalah yang terjadi dalam
lingkungan mereka.
Pembelajaran tematik pada kelas 6 semester 1 dan semester 2 terdiri dari 9
tema, yaitu: 1) selamatkan makhluk hidup; 2) persatuan dalam perbedaan; 3) tokoh
dan penemuan; 4) globalisasi; 5) wirausaha; 6) menuju masyarakat sehat; 7)
kepemimpinan; 8) bumiku; 9) menjelajah ruang angkasa. Tema Bumiku merupakan
tema ke 9 yang terdiri dari sub tema, yaitu: 1) perbedaan waktu dan pengaruhnya;
2) bumiku dan musimnya; 3) bumi, matahari, dan bulan. Tiap subtema terdiri dari
6 pembelajaran.
Berdasar hasil kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan pada guru
kelas VI di Kabupaten Sragen menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran
kurikulum 2013, guru masih menitikberatkan pada penggunaan buku terbitan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku tersebut merupakan buku resmi
dan wajib diterapkan pada pembelajaran kurikulum 2013 dengan pendekatan
saintifik. Berdasarkan hasil telaah dan wawancara buku tersebut masih terdapat

2
beberapa permasalahan diantaranya penyajian materi pada buku tersebut bersifat
terbatas, yaitu : 1) ditinjau dari segi desain, masih terbatasnya gambar ilustrasi,
sedangkan gambar ilustrasi ini dapat mempermudah siswa memahami pokok
bahasan sub tema yang dipelajari khususnya pada subtema “Bumiku dan
Musimnya”; 2) kurang dilibatkannya siswa dalam pembelajaran.

Permasalahan ini akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hasil belajar
yang dicapai siswa pada subtema “Bumiku dan Musimnya” dari 2 sekolah yang
dijadikan model menunjukkan nilai yang masih dibawah KKM yaitu 75. Nilai dari
30 siswa di 2 sekolah rata-rata per sekolah di bawah nilai 70 dengan nilai tertinggi
75 dan terendah 55, selain itu siswa belum terlibat secara langsung dalam
pembelajaran, hanya mendengarkan penjelasan dari guru.
Moh. Farid Nurul Anwar Ruminiati, Suharjo (2017) berpendapat bahwa
modul pembelajaran mempunyai peran penting yaitu sebagai pelengkap
kekurangan pada buku siswa yang diterbitkan pemerintah yang kurang kontekstual.
Hasil uji validator materi, bahasa dan desain berturut-turut 76,3%, 92,74%, dan
82,80%. Hasil uji lapangan menunjukkan nilai aspek sikap, aspek keterampilan, dan
aspek pengetahuan berturut-turut 96,25; 90,27; 89,54, sehingga dinyatakan tuntas.
Hasil penelitian dan pengembangan modul yang telah dilakukan yaitu: 1) modul
yang dihasilkan valid; 2) modul efektif digunakan dalam pembelajaran; 3) modul
layak digunakan. (Moh. Farid Nurul Anwar Ruminiati, Suharjo, 2017)
Rumusan masalah penelitian yaitu : 1) bagaimana prosedur pengembangan
modul subtema “Bumiku dan Musimnya” berbasis Problem Based Learning untuk
siswa kelas 6 SD di Kabupaten Sragen?; 2) bagaimana kelayakan modul subtema
“Bumiku dan Musimnya” berorientasi model Problem Based Learning untuk siswa
kelas 6 SD di Kabupaten Sragen?; 3) apakah modul berbasis Problem Based
Learning efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar pada subtema
“Bumiku dan Musimnya” untuk siswa kelas 6 SD di Kabupaten Sragen?

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) mengetahui prosedur dalam
pengembangan modul subtema “Bumiku dan Musimnya” berorientasi model
Problem Based Learning untuk siswa kelas 6 SD di Kabupaten Sragen; 2)

3
mengetahui kelayakan modul subtema “Bumiku dan Musimnya” berorientasi
model Problem Based Learning untuk siswa kelas 6 SD di Kabupaten Sragen; 3)
mengetahui keefektifan modul subtema “Bumiku dan Musimnya” berbasis model
Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 6 SD di
Kabupaten Sragen.
Kajian Literatur dan Teori
Bahan ajar yaitu segala bentuk bahan yang dapat digunakan guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar (Depdiknas, 2006). Bahan ajar terdiri dari
berbagai bahan pelajaran yang telah disusun lengkap dengan cara sistimatis sesuai
dengan prinsip yang ada dalam pembelajaran sehingga dapat digunakan guru dan
siswa dalam proses belajar mengajar. Bahan ajar disebut sistimatis artinya bahan
ajar tersebut disusun dengan urut sehingga siswa mudah untuk belajar dan juga
bersifat spesifik karena isi bahan ajar dirancang untuk mencapai kompetensi
tertentu (Sungkono, 2003).
Modul ajar adalah paket belajar yang dapat digunakan untuk belajar secara
mandiri yang terdiri dari pengalaman-pengalaman belajar yang terencana dan
dirancang secara sistimatis agar dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan
belajar (Mulyasa, 2006). Modul ajar menyajikan kegiatan yang melibatkan
pengalaman belajar siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga
tercapai tujuan belajar yang efektif dan efisien. Modul merupakan jenis bahan ajar
yang dapat : 1) berdiri sendiri; 2) terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang
disusun secara sistimatis sehingga dapat membantu siswa mencapai tujuan belajar
yang dirumuskan (Nasution, 2011). Berdasarkan pengertiannya modul memiliki
empat ciri diantaranya : 1) merupakan jenis bahan ajar yang dirancang khusus agar
siswa dapat mempelajarinya dengan mandiri; 2) merupakan suatu program dalam
pembelajaran yang utuh dan sistimatis dengan acuan kejelasan kompetensi dan
terstruktur; 3) membuat jelas tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran,
memuat bahan serta kegiatan yang digunakan mencapai tujuan, dan jenis serta alat
evaluasi; 4) merupakan bahan ajar mandiri yang dapat digunakan untuk mengatasi
kesulitan dalam belajar siswa di kelas (Sukiman, 2012).

Problem Based Learning pada hakikatnya merupakan model pembelajaran


yang berdasar pada permasalahan yang membutuhkan penyelidikan secara autentik

4
yaitu sebuah penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian secara nyata dari
masalah yang terjadi secara nyata (Trianto, 2007). Model pembelajaran Problem
Based Learning menyajikan masalah yang autentik dan bermakna bagi siswa,
sehingga mempunyai fungsi sebagai batu loncatan dalam melakukan investigasi
dan penyelidikan (Arends, 2008). Model Problem Based Learning ini menuntut
siswa agar dapat menyelesaikan suatu masalah yang diberikan oleh guru atau yang
diajukan oleh murid itu sendiri.
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu
model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik memecahkan masalah. Pemecahan masalah dilakukan
dengan pola kolaborasi dan menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu
kemampun analisis-sintesis, dan evaluasi atau menggunakan penemuan dalam
rangka memecahkan suatu masalah (Riyanto, 2014).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
model Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang dirancang dan
dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik dalam
menyelesaikan masalah yang bersifat autentik dan bermakna. Permasalahan
autentik berkenaan dengan permasalahan yang ada dalam kehidupan nyata untuk
dapat diselidiki dan diselesaikan secara nyata. Di dalam Problem Based Learning
diberdayakan kemampuan berpikir dalam sebuah proses kognitif yang melibatkan
proses mental yang dihadapkan pada kompleksitas suatu permasalahan yang ada di
dunia nyata.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
serangkaian pengalaman belajar (Sudjana N. , 2010). Perubahan perilaku ke arah
yang positif dan relatif permanen pada individu yang melakukan kegiatan belajar
merupakan tanda bahwa individu tersebut memperoleh hasil dalam kegiatan belajar
(Depdiknas, 2006). Perubahan pada diri seseorang yang dapat ditunjukkan dapat
dijadikan tolok ukur bahwa seseorang telah berhasil dalam belajar. Perubahan-
perubahan tersebut yaitu: 1) kemampuan berpikirnya; 2) keterampilannya; 3)
sikapnya terhadap suatu objek (Wahidmurni, 2010).

5
Metode

1. Model Pengembangan

Desain dan pendekatan penelitian pengembangan ini menggunakan R &


D (research & development). Model pengembangan yang akan direncanakan
dalam penelitian ini adalah siklus 4-D dari Thiagarajan dan Sammel yang
terdiri dari : 1) define; 2) design; 3) develop; 4) disseminate (Thiagarajan,
1974). Model pengembangan 4-D ini dimodifikasi menjadi 3-D yaitu define,
design, dan develop. Pada penelitian pengembangan ini akan dikembangkan
modul pembelajaran subtema “Bumiku dan Musimnya” berbasis Problem
Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Desain Penelitian
Tahap pendefinisian (define) meliputi studi pustaka, melalukan analisa
kebutuhan siswa dan guru di SD di Kabupaten Sragen, analisis konsep, analisis
sumber belajar, melakukan analisis tugas, analisis tujuan pembelajaran, dan
analisis ketercapaian hasil belajar siswa terhadap materi tema “Bumiku”sub
tema “Bumiku dan Musimnya”.
Tahap perencanaan (design) meliputi : 1) menentukan tujuan
pembelajaran modul; 2) menentukan materi modul; 3) menentukan model
pembelajaran yang dipilih; 4) menentukan format dan tampilan modul; 5)
pemilihan format perangkat dalam pembelajaran untuk implementasi modul;
6) menentukan prosedur yang diterapkan dalam pengembangan modul.
Tahap pengembangan modul (develop) meliputi; 1) penyusunan desain
produk yang meliputi layout halaman depan, kata pengantar, daftar isi, layout
peta kedudukan modul, peta kompetensi, glosarium, layout bab pendahuluan,
layout materi kegiatan belajar, rangkuman, umpan balik, kunci jawaban, dan
daftar pustaka; 2) uji coba awal oleh validator media dan validator materi guna
mengetahui tingkat kelayakan modul; 3) melakukan revisi hasil uji coba ahli
berdasarkan evaluasi, rekap saran semua validator dan pengguna modul. Uji
coba produk merupakan bagian dari tahap pengembangan yang meliputi uji
coba terbatas pada 11 siswa untuk mengetahui respon terhadap penggunaan
modul kemudian hasil uji coba ini dijadikan bahan revisi II yang akan

6
digunakan untuk uji coba luas pada 19 siswa sebagai tindak lanjut dari revisi
II. Hasil dari uji coba II dilakukan evaluasi dan menghasilkan produk modul
pembelajaran yang telah teruji.
3. Intrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data yaitu berupa angket,
wawancara, dan observasi.
a. Angket
Metode angket yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data
dari ahli materi, ahli media pembelajaran, teman sejawat, guru kelas VI,
dan siswa. Angket ini disusun berdasarkan kisi-kisi, dan sebelum
digunakan angket ini telah dikoreksi terlebih dahulu oleh dosen
pembimbing serta ahli.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru kelas VI untuk mengetahui
kondisi sekolah, bahan ajar yang digunakan, dan kegiatan pembelajaran di
kelas dengan mengacu pada proses pembelajaran.
c. Observasi
Peneliti menggunakan teknis observasi jenis observasi sistimatis yaitu
observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman
sebagai instrumen pengamatan. Lembar observasi yang digunakan sebagai
data analisis kebutuhan produk modul yang berisi pertanyaan kondisi serta
kebutuhan guru, siswa, dan sekolah secara umum.
4. Analisis Data
a. Data Analisis Kebutuhan
Data analisis kebutuhan dalam penelitian ini meliputi analisis
kebutuhan siswa, kebutuhan guru, analisis konsep, analisis tugas,
kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran dan bahan ajar
yang digunakan di sekolah. Data tentang analisis kebutuhan di analisis
dengan teknik deskriptif kuantitatif berdasarkan hasil angket.

7
b. Analisis Data untuk Kelayakan Modul Subtema “Bumiku dan Musimnya”
Berbasis Problem Based Learning
Pada analisis dilakukan: 1) analisis data untuk hasil validasi yang
dilakukan oleh ahli media dan ahli materi dilakukan dengan metode analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif; 2) analisis data untuk uji lapangan
terbatas yang dilakukan pada proses penilaian modul oleh siswa pada
kelompok kecil dengan menggunakan angket penilaian respon siswa
terhadap materi, bahasa, dan ketertarikan terhadap modul
c. Analisis Data untuk Keefektifan Modul Subtema “Bumiku dan Musimnya”
Berbasis Problem Based Learning
Tahap ini untuk menganalisis: 1) keefektifan modul dalam
pembelajaran berdasarkan ketuntasan pengerjaan soal uji kompetensi secara
individu dan membandingkan nilai hasil belajar siswa dengan KKM yang
ditentukan di sekolah yaitu 75; 2) perbedaan hasil belajar kognitif dengan
uji normalitas, uji homogenitas, dan uji Independen Sample T-Test.
Temuan
1. Hasil Penelitian
a. Tahap Pendefinisian (define)
1) Studi Pustaka
Pergantian dari kurikulum KTSP ke kurikulum 2013
menimbulkan beberapa permasalahan terutama pada buku.
Keberadaan buku pegangan baik untuk siswa maupun guru masih
terbatas dari Kemdikbud, dan untuk buku penunjang guru harus
mencari materi yang disesuaikan dengan tema yang diajarkan.
Sub tema “Bumiku dan Musimnya” pada pembelajaran 3
mengajak siswa menentukan data tabel dan data gambar
berdasarkan informasi yang ada dan mencirikan kondisi lingkungan
pada suatu musim tertentu pada musim hujan, tetapi setelah
dilakukan analisis materi yang ada pada buku siswa maupun buku
guru hanya sebatas garis besar, belum mengarah ke permasalahan
sebenarnya. Latihan soal yang disediakan hanya berisi materi
diskusi belum berbentuk soal-soal.

8
2) Analisis Kebutuhan Siswa dan Guru
Analisis kebutuhan diperoleh dari hasil angket yang
diberikan kepada siswa dan guru di SD Negeri Gilirejo 4 dan SD
Negeri Bagor 1 Kabupaten Sragen. Hasil angket tersebut
menunjukkan bahwa : 1) proses pembelajaran sudah berjalan
dengan menggunakan buku terbitan dari Kemdikbud, tetapi untuk
hasil belajar belum sesuai dengan KKM yang telah ditentukan; 2)
penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran
belum pernah diterapkan oleh guru.
Hasil angket analisis kebutuhan siswa menunjukkan bahwa
siswa membutuhkan modul subtema “Bumiku dan Musimnya”
berbasis Problem Based Learning untuk mempermudah
mempelajari materi tersebut. Berdasarkan hasil angket analisis
kebutuhan guru menunjukkan bahwa guru membutuhkan bahan
ajar berupa modul untuk membantu pembelajaran tema “Bumiku”
subtema “Bumiku dan Musimnya”, karena ketersediaan modul
sangat jarang. Selain itu modul yang dikembangkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Analisis konsep
Analisis konsep berupa KI dan KD pada materi tema
“Bumiku” subtema “Bumiku dan Musimnya” pembelajaran 3.
4) Analisis Sumber Belajar
Analisis sumber belajar berupa analisis terhadap buku-buku
yang digunakan dalam pembelajaran materi tema “Bumiku”
subtema “Bumiku dan Musimnya” pembelajaran 3 yaitu buku siswa
kelas VI tema 8 “Bumiku” subtema “Bumiku dan Musimnya”
pembelajaran 3 penerbit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta.
5) Analisis Tugas
Analisis tugas berupa soal latihan, dan latihan dalam modul.
Tugas dalam modul dapat dilihat pada lampiran 4 dan uji
kompetensi.

9
6) Analisis Tujuan Pembelajaran
Analisis tujuan pembelajaran pada modul ini berupa
indikator pembelajaran yang dibuat berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI) yang
ditentukan oleh pemerintah dalam silabus.
7) Analisis Ketercapaian Hasil Belajar Siswa terhadap Materi Tema
“Bumiku” sub tema “Bumiku dan Musimnya”.
Analisis ketercapaian hasil belajar siswa memperoleh hasil
bahwa nilai dari 30 siswa di 2 sekolah yaitu SDN Bagor 1 dan SDN
Gilirejo 4 rata-rata nilai siswa per sekolah di bawah 70 dengan nilai
tertinggi 75 dan terendah 55, sehingga nilai siswa tersebut masih di
bawah kriteria yang telah ditetapkan yaitu 75 pada tema “Bumiku”
subtema “Bumiku dan Musimnya”.
b. Tahap Perancangan (Design)
1) Menentukan Tujuan Pembelajaran Modul
Tujuan pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan SKL
kurikulum 2013, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
2) Menentukan Materi Tema “Bumiku” sub tema “Bumiku dan
Musimnya
Modul yang dikembangkan membahas indikator dari
Kompetensi Dasar 3.4, 4.8, 3.1, dan 4.1.
3) Menentukan Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang dipilih adalah Problem Based
Learning (PBL). Model pembelajaran ini mendorong siswa mampu
menganalisis suatu masalah, memperkirakan jawaban dari masalah,
mencari data, menganalisis data, dan menyimpulkan jawaban.
4) Menentukan Format dan Tampilan Isi Modul

Produk modul berbasis Problem Based Learning (PBL) terdiri


atas bagian awal, bagian inti, dan bagian penutup. Bagian awal
terdiri atas 1) halaman judul (cover); 2) kata pengantar; 3) daftar isi;
4) peta kedudukan modul; 5) glosarium. Bagian yang kedua adalah
bagian inti, terdiri dari : 1) bab pendahuluan terdiri dari petunjuk

10
penggunaan modul dan tujuan akhir hasil belajar; 2) kegiatan
belajar yang terdiri dari pengantar , fakta di sekitar kita, ayo
bekerjasama, tahukah kamu, ayo analisa, ayo cari tahu berisi
orientasi siswa pada masalah yang merupakan ciri khas PBL , ayo
berpikir mengajak siswa belajar kelompok yang merupakan bentuk
dari organisasi belajar sebagai ciri khas PBL , ayo berpendapat yang
mengajak siswa menyimpulkan pendapat sehingga menghasilkan
sebuah karya yang merupakan ciri khas PBL, ayo analisis, dan ayo
berlatih yang meliputi kegiatan menganalisis proses pemecahan
masalah. Bagian penutup terdiri atas : 1) uji kompetensi; 2)
rangkuman materi; 3) umpan balik; 4) kunci jawaban soal latihan;
5) daftar pustaka.
5) Menentukan Format Perangkat Pembelajaran untuk Penerapan
Modul
Penerapan modul yang dikembangkan disesuaikan dengan
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum
2013 yang diterapkan di SDN Bagor 1 dan SDN Gilirejo 4 Sragen,
karena pengembangan hanya terbatas pada modul.
6) Menentukan Prosedur Pengembangan Modul
Prosedur terkait dengan pengembangan modul yang
direncanakan terdiri dari penentuan subyek penelitian, data yang
diperlukan, dan teknik pengambilan data.
c. Tahap Pengembangan (Develop)
1) Penyusunan Draf Modul
Desain draf modul yang telah dikembangkan yaitu: 1) halaman
cover; 2) halaman kata pengantar; 3) halaman daftar isi; 4) halaman
peta kedudukan modul; 5) halaman glosarium; 6) bab I
pendahuluan; 7) bab II kegiatan belajar; 8) uji kompetensi dan kunci
jawaban; 9) rangkuman; 10) daftar pustaka.
2) Validasi Draf Modul
Validasi produk draf modul dilakukan oleh validator media
dan validator materi pada tanggal 14 Mei 2018 dengan instrumen

11
berupa angket terbuka dan tertutup, dengan menghasilkan saran
perbaikan pada media maupun materinya.
Tabel Hasil Penilaian Validator Ahli
Validator Hasil Penilaian Kriteria Keterangan
Ahli media 79 % Baik Tidak perlu revisi
Ahli materi 72 % Cukup Direvisi
Saran dari ahli materi adalah agar melengkapi modul dengan
kunci jawaban latihan, umpan balik, rangkuman, dan dipenuhi
keterkaitan antar kegiatan belajar/sub kegiatan belajar/alenia serta
keutuhan makna dalam kegiatan belajar/sub kegiatan
belajar/alenia, dan layak di uji cobakan di lapangan dengan revisi.
Saran dari ahli media adalah agar memperhatikan perpaduan
warna tulisan dan warna latar belakang sehingga diperoleh kontras
yang baik agar modul lebih mudah dibaca, dan secara umum ahli
media berkomentar cukup bagus, dan layak di uji cobakan di
lapangan dengan revisi.
3) Revisi Draf Modul (Produk Pertama)
Halaman 6 sebelum revisi pada warna latar peta dunia adalah
kombinasi merah muda dan kuning dengan warna teks biru,
sehingga menyebabkan siswa akan kesulitan dalam membaca isi
teks tersebut, karena tidak kelihatan dengan jelas. Hasil revisi dari
halaman 6 menunjukkan bahwa dengan digantinya warna latar
pada gambar peta dunia dengan warna kuning memperjelas teks
yang ada di atasnya, dan warna teks diganti warna hitam sehingga
diharapkan lebih mudah dibaca oleh pembaca modul. Petunjuk
kegiatan juga terlihat dengan jelas setelah diganti warna teks
menjadi warna putih sehingga memudahkan dalam membacanya.
Salah satu saran dari ahli materi adalah kurangnya materi
yang berisi orientasi siswa pada masalah, maka dari itu
ditambahkan halaman yang berisi masalah yang harus dipelajari
oleh siswa yang sebelumnya tidak ada.

12
4) Uji Coba Lapangan Terbatas
Uji lapangan terbatas bertujuan memperoleh masukan dari
pengguna modul, yaitu 1 orang guru dan 11 orang siswa dengan
tingkat kemampuan akademik rendah, sedang, dan tinggi
berdasarkan nilai rapor semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018.
Subyek penelitian adalah guru kelas 6 SDN Bagor 1 dengan teknik
wawancara dan siswa SDN Bagor 1 dengan teknik angket. Hasil
penilaian siswa berupa materi, bahasa, dan ketertarikan.
Hasil penilaian uji lapangan terbatas menunjukkan skor rata-
rata penilaian siswa untuk materi dengan skor 83,4% termasuk
kategori baik, bahasa dengan skor 87,6% termasuk kategori baik,
dan skor ketertarikan siswa dengan skor 89% termasuk kategori
baik. Sedangkan untuk rata-rata keseluruhan mencapai skor 86,5%
termasuk kategori baik.
5) Revisi Produk Kedua
Setelah draf modul direvisi dan diuji coba di lapangan
terbatas, pada tanggal 23 Mei 2018 dimintakan kembali validasi
kepada validator ahli media dan ahli materi yaitu Dr. Suharno,
M.Pd. Hasil validasi yaitu sebagai berikut:
Tabel Hasil Penilaian Validator Ahli
Validator Hasil Penilaian Kriteria Keterangan
Ahli media 86 % Baik Tidak perlu revisi
Ahli materi 82 % Baik Tidak perlu revisi
Kesimpulannya modul layak diuji cobakan di lapangan.
6) Uji Lapangan Operasional / Uji Efektifitas
Uji lapangan operasional ini untuk menguji tingkat
efektivitas modul berorientasi Problem Based Learning (PBL) pada
tema “Bumiku” sub tema “Bumiku dan Musimnya” untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Uji keefektifan modul dilakukan
pada tanggal 28 Mei 2018 setelah pembelajaran modul dengan
menyajikan soal uji kompetensi kepada siswa, apabila siswa
mencapai nilai ≥ 75 maka siswa termasuk kategori tuntas.

13
Hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran adalah 18
siswa tuntas dan 1 siswa yang tidak tuntas. Persentase ketuntasan
adalah 94,7% dan persentase tidak tuntas adalah 5,3%. Sehingga
dapat dikatakan bahwa modul berbasis PBL efektif digunakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
7) Perbedaan Hasil Belajar Kognitif
a) Uji Normalitas
Rekap hasil uji normalitas hasil belajar postest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:
Tabel Hasil Analisis Uji Normalitas Nilai Postest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

Uji Kesimpulan
Hasil Signifikansi
normalitas

Kolmogorov- Ho diterima - Skor hasil belajar Data berdistribusi


Smirnov kelas eksperimen normal
0,154
- Skor hasil belajar
kelas kontrol 0,621
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa skor
hasil belajar kelas eksperimen 0,154>0,05 sehingga Ho
diterima, dan untuk kelas kontrol 0,621>0,05 artinya Ho
diterima. Dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas
Rekap hasil uji homogenitas hasil belajar siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:
Tabel Hasil Analisis Uji Homogenitas Nilai Postest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

Uji Kesimpulan
Hasil Signifikansi
Homogenitas

Levene Statistic Ho diterima Skor hasil belajar Data homogen


postes kelas
eksperimen dan
kelas kontrol
adalah 0,5760,05
Berdasarkan hasil homogenitas diperoleh data bahwa skor
hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
0,576>0,05 sehingga Ho diterima, dan data tersebut homogen.

14
c) Uji Independent Sample T-Test
Berdasarkan uji Independent Sample T-Test sebesar
0,0400,05, maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya terdapat perbedaan antara rata-rata hasil
belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel Hasil Analisis Uji Independent Sample T-Test Nilai
Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Uji Kesimpulan
Hasil Signifikansi
Homogenitas

Uji – t Ho ditolak Antara skor hasil Ada perbedaan data


belajar postes antara kelas
kelas eksperimen eksperimen dan
dan kelas kontrol kelas kontrol
adalah 0,0400,05
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian pengembangan modul subtema “Bumiku dan
Musimnya” berbasis PBL untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 6 SD di
kabupaten Sragen adalah: 1) pengembangan modul sub tema “Bumiku dan
Musimnya” berbasis Problem Based Learning menggunakan model
pengembangan model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan dan Sammel yaitu
define, design, develop, dan disseminate (Thiagarajan, 1974). Model
pengembangan 4-D ini dimodifikasi menjadi 3-D yaitu define, design, dan develop;
2) berdasarkan hasil penilaian dari validator ahli media dan ahli materi serta
penilaian modul oleh siswa, maka modul termasuk layak untuk digunakan; 3)
respon siswa di SDN Bagor 1 sebagai kelas kontrol dan siswa di SDN Gilirejo 4
sebagai kelas eksperimen ingin menggunakan modul; hasil belajar siswa kelas 6
pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar pada siswa
kontrol sehingga modul dinyatakan efektif. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran subtema “Bumiku dan Musimnya” berbasis PBL yang
dikembangkan bersifat valid, praktis, dan efektif.
Saran
Saran kepada guru kelas 6 agar mengembangkan modul untuk kegiatan
belajar yang lain dengan pola yang sama dengan modul yang dikembangkan ini,
karena pengembangan modul ini hanya pada satu kegiatan belajar saja. Saran bagi

15
siswa dapat memanfaatkan modul pembelajaran subtema “Bumiku dan Musimnya”
berbasis model PBL ini agar dapat memecahkan masalah-masalah sederhana dalam
pembelajaran. Bagi sekolah khususnya kepala sekolah mendukung pengembangan
modul dengan model PBL pada tema yang lain dan pada kelas yang berbeda, karena
terbukti modul yang berbasis PBL mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Sedangkan untuk peneliti yang lain agar hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai acuan untuk pengembangan modul sejenis dengan materi yang berbeda.
Untuk instrumen penelitian sebaiknya dibuat sendiri dan divalidasi kepada ahli
sehingga diperoleh instrumen yang sesuai dengan tujuan penelitian pengembangan
modul yang akan dicapai.

Daftar Pustaka
Arends, R. (2008). Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar Edisi Ketujuh Buku
Satu). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Depdiknas. (2006). Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA,
SMK, dan SLB). Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Badan
Standar.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Moh. Farid Nurul Anwar Ruminiati, Suharjo. (2017). Pengembangan Modul
Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Kearifan Lokal Kabupaten
Sumenep Kelas IV Subtema Lingkungan Tempat Tinggalku. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1291—1297.
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nasution. (2011). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta : Bumi Aksara.
Riyanto, Y. (2014). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Ramaja Rosdakarya.
Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
Sungkono, d. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.
Thiagarajan, S. S. (1974). Instructional Development for Training Teachers of
Exceptional Children. Bloomington: Indiana University.
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Belajar.
Wahidmurni, A. M. (2010). Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik.
Yogyakarta: Nuha Lentera.

16

You might also like