You are on page 1of 7

KERIS SIWAH GARUDA

PUSAKA SULTAN ACEH


steemitcomunity (45) in indonesia • 2 years ago

Banda Aceh / SUA - Aceh is the most westernmost province of Indonesia,


located on the northernmost part of Sumatra Island. The province that has
undergone many name changes, starting from the Special Region of Aceh,
Nangroe Aceh Darussalam Province and currently has been defined as the
Government of Aceh, has a million mysteries and long history, also known as
the land of rencong.

Rencong land, taken from the word rencong which is a kind of weapon that
became the symbol of the strength of Aceh in the face of various enemy attacks.
Rencong also became one of the customary symbols used during the day of
custom and culture such as marriage, welcoming guests and other traditional
ceremonies.
Initially, rencong and siwah were the great weapons of the kings of Aceh, as the
heirs of the throne of the Acehnese kingdom Tuanku Sulaiman told the
Acehnese General's crew some time ago, "The sultan had two weapons, one
rencong and the other siwah, but the sultan did not once wearing siwah like
Hulubalang, worn by the Sultan is Siwah Garuda.

Many Acehnese people themselves do not know about this Aceh Sultan's
Pusaka "story.

Siwah Garuda that we rarely hear so far and very little reference about the
historic objects that were made of special materials and made with special
treatment as well. Still according to Tuanku Sulaiman, Siwah Garuda made of
18 types of metal colonies of Aceh first, dikalamkan with makrifat. It was
named Siwah Garuda because its top depicted the head of a garuda bird
encrusted with gems.

Same with other heirloom objects such as Crown King, Keris and rencong, this
Siwah also has a magical and mystical story accompanying it. Siwah Garuda
this khabarnya can not be revoked from the sheath unless the revoked are the
heirs consisting of the lineage of King / Sultan of Aceh.

It is said that khabarnya, Siwah Garuda is also able to find prey by itself
according to the command of his master and this object is still well stored.
"Currently siwah Garuda still exist and stored well" explained Tuanku
Sulaiman.

The majestic equipment of the King of Aceh that is still intact today, such as
Siwah Garuda, is the magnificent garment of the King of Aceh pinned by earlier
Acehnese Kings. Siwah Garuda was held during the reign of Sultan Johansyah
and subsequently given to the Sultan Iskandar Muda Meukuta Alam and used by
generations by the Kings of Aceh.

Siwah Garuda whose eyes are like siwah while the upper part is garuda shaped,
inlaid with gems with the upper garuda shaped is symbol of the greatness of the
sultanate of Aceh first, first used by Sultan Johansyah / Sultan Aceh Pertama
(1100 AD) who then reigned in the kingdom of Lamuri.

Lamuri Kingdom is the embryo of the kingdom of Aceh Darussalam. Many


historians have discussed Lamuri, some of them claiming that Lamuri comes
from the words Rami (Ramni) in the Arabian term (400 AD). These words by
the Chinese call Lan-Li.Yang Lan-Li referred this is Lamuri in our community
dialect which supposedly the location of the center is pande village now.

Siwah Garuda is used for generations up to the time of Sultan Sulaiman Ali
Iskandarsyah and last used by Sultan Alidin Mahmudsyah II "Every sultan who
ascended the throne will hold this siwah, until the hands of Ali Mugayatsyah"
said Tuanku Sulaiman.

"After the Aceh kingdom was forced to fight with the Dutch and then the Dutch
had succeeded in mastering Kotaraja and entering the Inner Palace, Siwah
Garuda and some other heritage objects were rushed to be rescued by the royal
family at that time" said my lord Sulayman continued.

Tuanku Sulaiman also stated that all the inheritance of the Kings of Aceh which
are currently still well preserved, will be issued at the right time later. "In time
comes the equipment of the king of Aceh will be issued for the evidences of the
past history that now many do not know it" he concluded.
In addition to Siwah Garuda, Rencong Aceh named Rencong Pancasila is one of
the heirlooms of Aceh King who always with the King of Aceh from generation
to generation. Rencong is said to still be stored in a very secret place.

*************************** INDONESIA
*******************************

Banda-Aceh/SUA – Aceh merupakan provinsi paling ujung Barat Indonesia,


terletak dibagian paling Utara Pulau Sumatera. Propinsi yang telah mengalami
banyak perubahan nama, mulai dari Daerah Istimewa Aceh, Provinsi Nangroe
Aceh Darussalam dan saat ini telah ditetapkan dengan sebutan Pemerintah
Aceh, memiliki sejuta misteri dan sejarah yang panjang ini, dikenal juga dengan
sebutan tanah rencong.

Tanah rencong, diambil dari kata rencong yang merupakan sejenis senjata yang
menjadi lambang keperkasaan Aceh dalam menghadapi berbagai serangan
musuh. Rencong juga menjadi salah satu perlambang adat yang dipakai disaat
hari besar adat dan budaya seperti perkawinan, penyambutan tamu dan upacara
adat lainnya.

Pada awalnya, rencong dan siwah adalah senjata kebesaran raja-raja Aceh,
sebagaimana yang disampaikan oleh pewaris tahta kerajaan Aceh Tuanku
Sulaiman kepada awak Suara Umum Aceh beberapa waktu yang lalu, “Sultan
memiliki dua senjata, satu rencong dan satunya lagi siwah, tetapi sultan tidak
pernah memakai siwah seperti Hulubalang, yang dipakai oleh Sultan adalah
Siwah Garuda.Banyak masyarakat Aceh sendiri yang tak tau tentang Pusaka
Sultan Aceh ini”kisahnya.Siwah Garuda yang jarang kita dengar selama ini dan
sangat sedikit referensi tentang benda bersejarah itu ternyata terbuat dari bahan
khusus dan dibuat dengan perlakuan khusus pula. Masih menurut Tuanku
Sulaiman, Siwah Garuda terbuat dari 18 jenis logam jajahan Aceh dahulu,
dikalamkan dengan makrifat.

Diberi nama Siwah Garuda karena hulunya bergambarkan kepala burung garuda
bertatahkan permata.Sama dengan benda-benda pusaka lainnya seperti Mahkota
Raja, Keris dan rencong, Siwah ini juga memiliki cerita magis dan mistis
menyertainya.

Siwah Garuda ini khabarnya tidak bisa dicabut dari sarungnya kecuali yang
mencabut adalah para ahli waris yang terdiri dari garis keturunan Raja/ Sultan
Aceh.Konon khabarnya, Siwah Garuda ini juga bisa mencari mangsa dengan
sendirinya sesuai perintah dari tuannya dan benda ini masih tersimpan dengan
baik.

“Saat ini siwah garuda masih ada dan tersimpan dengan baik” jelas Tuanku
Sulaiman.Peralatan kebesaran Raja Aceh yang masih utuh sampai sekarang,
seperti Siwah Garuda ini merupakan pakaian kebesaran Raja Aceh yang
disematkan oleh Raja-Raja Aceh terdahulu. Siwah Garuda pernah dipegang
pada masa Pimpinan Sultan Johansyah dan selanjutnya diberikan kepada Sultan
Iskandar Muda Meukuta Alam dan dipakai secara turun temurun oleh Raja-Raja
Aceh.

Siwah Garuda yang mata seperti siwah sedangkan hulunya berbentuk garuda,
bertatahkan permata dengan hulunya berbentuk garuda ini merupakan lambang
kebesaran kesultanan Aceh dahulu, pertama dipakai oleh Sultan
Johansyah/Sultan Aceh Pertama (1100 M) yang waktu itu beliau memerintah di
kerajaan Lamuri.Kerajaan Lamuri merupakan cikal bakal kerajaan Aceh
Darussalam. Banyak ahli sejarah yang mengupas tentang Lamuri, diantaranya
ada yang menyatakan bahwa Lamuri berasal dari kata-kata Rami (Ramni) dalam
sebutan orang Arab tempo dulu (400 M). Kata-kata ini oleh orang Tionghoa
menyebut Lan-Li.Yang dimaksud Lan-Li ini adalah Lamuri dalam dialek
masyarakat kita yang konon pusat lokasinya adalah kampung pande
sekarang.Siwah Garuda ini dipakai turun temurun sampai dengan masa Sultan
Sulaiman Ali Iskandarsyah dan terakhir dipakai oleh Sultan Alidin
Mahmudsyah II.

“Setiap sultan yang naik tahta, akan memegang siwah ini, sampai ketangan Ali
Mugayatsyah” tutur Tuanku Sulaiman.“Setelah kerajaan Aceh terdesak perang
dengan Belanda dan waktu itu Belanda telah berhasil menguasai Kotaraja dan
masuk ke Istana Dalam, maka Siwah Garuda dan beberapa benda pusaka
lainnya dilarikan untuk diselamatkan oleh keluarga kerajaan waktu itu” kata
tuanku Sulaiman melanjutkan.

Tuanku Sulaiman juga menyatakan bahwa seluruh pusaka Raja-Raja Aceh yang
saat ini masih tersimpan dengan baik, akan dikeluarkan pada saat yang tepat
nantinya. “pada saatnya tiba peralatan kebesaran Raja Aceh tersebut akan
dikeluarkan untuk pembuktian sejarah masa lalu yang kini banyak tidak
mengetahuinya” pungkasnya.Selain Siwah Garuda, Rencong Aceh bernama
Rencong Pancasila merupakan salah satu pusaka Raja Aceh yang selalu bersama
Raja Aceh secara turun temurun. Rencong ini konon masih tersimpan ditempat
yang sangat rahasia

You might also like