Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Wood is still an important product in forest management activities, therefore the tree
volume estimation, measurement of the dimensions of the tree must be done carefully
in order to obtain an accurate estimate of the volume of trees that are approaching the
estimated volume of the actual volume value. Quality allegations tree volume depends on
several factors, including: the level of accuracy desired, tree characteristics, measurement
methods, tools used, the current state of the tree dimensional measurement and volume
equation used. Estimation of the volume of standing trees research is done in pine
plantations (Pinus Jung et de Vriese), in plot 3 a RPH Salam, BKPH North Lawu, KPH Lawu
DS, Class VIII KU Forest planting year 1971. Selection of forest class (KU) VIII in this study
caused the average grade woods RPH Salam entry into VIII KU and KU logging targets
became possible when the time has been unproductive in producing. sap. From the
research, the calculation of total sample volume manually tree stand at 171.92 m3 or an
average of 2,097 m3 / tree with a minimum volume of 0562 m3 and a maximum of 6.773
m3. Based on the criteria of R2, RSS and SE then elected volume prediction model is Model
quadratic equation Y = -1.157 + 2.606 + 15.056 dbh dbh2 .. R2 = 0.996, RSS = 0.1078, SEE
= 0107. In calculating the volume using quadratic models shows that the total volume of
82 samples obtained tree volume amounted to 171.87 m3 models or an average of 2,096
m3 / tree. The minimum volume of 0,550 m3 and a maximum of 6.473 m3. Based on t
test. test found that t value of 0.053 while t table at 82-1 df = 81 5% (α = 0.05) of 1.615, t
(<) is smaller than t table so there is no difference sigifikan / evident between calculations
manual volume with the volume calculation using a quadratic models.
Keywords:
Tree volume, dbh, tree height, form factor, taper function, importance sampling, centroid
sampling.
Parameter pohon yang mempunyai arti macam bentuk batang, yaitu pada pangkal,
penting dalam pengumpulan data tentang berbentuk neloid. pada bagian tengah,
potensi hutan untuk keperluan pengelolaan, berbentuk silinder atau poraboid, dan pada
parameter pohon tersebut antara lain adalah ujung pohon bentuk konus.
diameter batang, tinggi pohon, tinggi batang
Pengukuran Diameter
pokok (tinggi batang bebas cabang), diameter
tajuk, dan volume. Simon (2007) Muhdin (2012) menyatakan diameter
adalah sebuah dimensi dasar dari sebuah
Diameter pohon setinggi dada lazim
lingkaran. Diameter batang didefinisikan
digunakan dalam pelaksanaan pengukuran
sebagai panjang garis antara dua buah titik
diameter pohon yang juga berpengaruh
pada lingkaran di sekeliling batang yang
baik terhadap perhitungan luas bidang dasar
melalui titik pusat (sumbu) batang. Diameter
(lbds) dan volume tegakan, pada umumnya
batang adalah dimensi pohon yang paling
diameter setinggi dada (dbh) diukur pada
mudah diperoleh/diukur terutama pada
ketinggian 1,3 m dari permukaan tanah
pohon bagian bawah. Tetapi oleh karena
(Simon, 2007). Selanjutnya dikatakan tinggi
bentuk batang yang pada umumnya semakin
pohon diperlukan untuk menaksir volume
mengecil ke ujung atas (taper), maka dari
dan riap, secara khusus tinggi pohon dapat
sebuah pohon akan dapat diperoleh tak
dihubungkan dengan umur tegakan untuk
hingga banyaknya nilai diameter batang
menentukan kelas kesuburan tanah (bonita).
sesuai banyaknya titik dari pangkal batang
Beberapa macam tipe tinggi pohon yang hingga ke ujung batang. Oleh karena itulah
diukur dalam inventarisasi hutan, antara perlu ditetapkan letak pengukuran diameter
lain adalah tinggi total, tinggi batang bebas batang yang akan menjadi ciri karakteristik
cabang, tinggi batang komersial, dan tinggi sebuah pohon. Atas dasar itu ditetapkanlah
tunggak. Setelah diameter, tinggi pohon diameter setinggi dada atau dbh (diameter
merupakan parameter lain yang mempunyai at breast height) sebagai standar pengukuran
arti penting dalam penaksiran hasil hutan. diameter batang. Sekurangnya ada tiga alasan
Bersama diamater, tinggi pohon diperlukan mengapa diameter diukur pada ketinggian
untuk menaksir volume dan riap beberapa setinggi dada: (1) alasan kepraktisan
macam tinggi pohon (Simon. 2007) dan kenyamanan saat mengukur, yaitu
Faktor bentuk (f ) diperlukan sebagai pengukuran mudah dilakukan tanpa harus
penghubung antara volume suatu silinder membungkuk atau berjingkat; (2) pada
dengan volume batang atau pohon. Dalam kebanyakan jenis pohon ketinggian setinggi
perhitungan nilai faktor bentuk dapat berbeda- dada bebas dari pengaruh banir; (3) dbh pada
beda tergantung pada diameter mana yang umumnya memiliki hubungan yang cukup
dipakai sebagai dasar untuk menentukan erat dengan peubah-peubah (dimensi) pohon
diameter silindrisnya. Untuk sebagian besar lainnya.
pohon tropis, bila belum tersedia tabel faktor Selain mudah diperoleh/diukur, dbh
bentuk, pada umumnya dapat digunakan juga merupakan dimensi pohon yang akurasi
faktor bentuk sama dengan 0,7 (Banyard, 1973 datanya paling mudah dikontrol. Oleh karena
dalam Simon, 2007). Bentuk batang berkaitan itulah dbh lebih sering digunakan sebagai
dengan perubahan diameter batang karena pengubah penduga dimensi-dimensi pohon
perubahan tinggi pengukuran. Karena lainnya.
perbedaan diameter pada berbagai macam
ketinggian ini, maka secara umum ada tiga
Selain untuk keperluan pendugaan disebut diameter setinggi dada (dbh) atau
dimensi pohon lainnya, diameter setinggi kira-kira 1,3 m dari permukaan tanah.
dada (dbh) biasanya diukur sebagai dasar Lebih lanjut simon (2008) menyatakan
untuk keperluan perhitungan lebih lanjut, bahwa pengukuran diameter batang setinggi
misalnya untuk menentukan luas bidang dasar, dada karena di samping mudah dalam
dan volume. Luas bidang dasar pohon (B = pelaksanaannya, juga berpengaruh baik
lbds) adalah luas penampang lintang batang, terhadap perhitungan luas bidang dasar dan
sehingga dapat dinyatakan sebagai : B = ¼π volume tegakan.
D² ; di mana D = dbh. Selanjutnya perkalian Menurut Pambudhi (2008), Untuk
antara luas bidang dasar pohon dengan tinggi mengetahui volume diperlukan pengukur-
(T) pohonnya kemudian dikalikan lagi dengan pengukur pohon yang lain, yaitu diameter,
nilai faktor bentuk (f ), maka akan diperoleh tinggi dan bentuk pohon. Dari ke tiga
volume (V) batang pohon tersebut, yang pengukur ini, diameter dianggap yang ter
dapat diformulasikan sebagai : V = B.T.f. Dari penting, antara lain karena :
hasil penelitian dengan menggunakan empat
1. Mudah diukur dan sudah terbukti ber
jenis pohon (red maple, yellow poplar, red oak
hubungan dengan tinggi, bentuk,
dan white oak) di West Virginia, USA, Wiant
volume.
(1988) menunjukkan bahwa untuk keempat
jenis pohon tersebut, ternyata dbh bukanlah 2. Diameter dapat digunakan untuk men
merupakan ukuran diameter terbaik di dalam duga variabel lain, misalnya banyaknya
menduga dimensi volume. Hal itu ditunjukkan daun untuk pakan ternak, banyaknya
oleh besarnya koefisien determinasi tertinggi karet yang dihasilkan, volume tajuk dan
hubungan antara diameter dengan volume lain-lain.
diperoleh pada saat diameter pada bagian 3. Disitribusi diameter; sebuah distribusi
batang yang lebih tinggi dibanding dbh. Hasil yang menggambarkan banyaknya pohon
penelitian tersebut, tampaknya mengilhami dalam kelas-kelas diameter, merupakan
pengembangan metode perhitungan / salah satu hasil inventarisasi yang penting,
pendugaan volume pohon baik pohon berdiri khususnya untuk hutan tanaman.
maupun yang sudah ditebang (rebah), dari Penggunaan kata “diameter “ sebenarnya
yang semula selalu tetap menggunakan dbh sudah mengandung pengertian bahwa
sebagai salah satu dimensi dasarnya menjadi lingkar batang pohon diasumsikan berbentuk
diameter bagian lain yang letaknya pada lingkaran. Dalam kenyataannya, lingkar pohon
batang bervariasi sesuai karakteristik dari bisa mempunyai berbagai bentuk dan ini
masing-masing batang atau pohon tersebut. akan mengakibatkan kesalahan pendugaan
Hal ini akan di bahas lebih lanjut pada bagian volume.
tentang volume. Diameter pohon adalah garis lurus dari
Menurut Simon (2007) pengukuran sebuah titik di lingkar batang, yang melalui
diameter pohon pada prinsipnya adalah titik pusat batang sampai ke titik perpotongan
mengasumsikan bahwa keliling pohon lingkar batang yang lain. Posisi pengukuran
merupakan lingkaran dan pengukuran dapat diameter yang menjadi acuan adalah pada
dilakukan pada tempat-tempat tetap pada ketinggian 1,3 m dari atas tanah. Diameter ini
ketinggian pohon. Untuk menyatakan hal disebut dengan diameter setinggi dada atau
itu kemudian orang menentukan patokan diameter acuan dan dilambangkan dengan
tempat pengukuran diameter, yang lazim d1.3. Ketinggian ini diambil dengan asumsi
bahwa pada tinggi 1,3 m dari tanah pengaruh ini dirasa lebih mudah dan praktis dibanding
perbesaran batang bagian bawah tidak lagi harus mengukur langsung tinggi pohon.
berpengaruh. volume pohon adalah besarnya massa
Banyak alat yang digunakan untuk meng kayu sebatang pohon hingga tinggi batang
ukur diameter. Beberapa diantaranya yang tertentu dan diameter tertentu. Volume
terpenting untuk mengukur diameter pohon pohon merupakan ukuran tiga dimensi(L3)
adalah: pita ukur, caliper, garpu ukur, biltmore dan tinggi pohon berdimensi satu (L 1),
stick, wheeler pentaprism dan relaskop. Ke serta faktor bentuk pohon. Volume pohon
empat alat ukur diameter yang pertama, umumnya dinyatakan dalam bentuk satuan
digunakan untuk pengukuran diameter yang kubik (Muhdin, 2012).
dapat dijangkau, sedang wheeler pentaprism Volume pohon dapat diduga dalam
dan relaskop digunakan untuk mengukur keadaan berdiri atau rebah, tentu saja
diameter-diameter atas. Untuk mengukur pengukuran pada pohon rebah dianggap
diameter anakan, biasanya digunakan orang lebih teliti daripada pengukuran pada pohon
mikrocaliper (Pambudhi, 2008). berdiri. Untuk menentukan volumenya,
Setelah diameter, tinggi pohon batang pohon dibagi menjadi seksi-seksi
merupakan parameter lain yang mempunyai yang pendek, kemudian seksi pendek ini
arti penting dalam penaksiran hasil hutan. dianggap mempunyai bentuk geometrik yang
Bersama dengan diameter, tinggi pohon sempurna. Panjang seksi yang digunakan bisa
diperlukan untuk menaksir volume dan riap absolut, bisa relatif. Untuk panjang absolut,
(simon, 2007). Muhdin (2012) menjelaskan panjang seksinya bisa sama atau berbeda.
tinggi pohon adalah salah satu dimensi yang Untuk pengukuran bentuk pohon, maka
harus diketahui untuk menghitung nilai panjang seksi yang digunakan harus panjang
volume pohon. Selain itu, peninggi yang relatif (Pambudhi, 2008).
didefinisikan sebagai rata-rata 100 pohon Cara penentuan volume pohon yang
tertinggi yang tersebar merata dalam areal 1 paling praktis adalah dengan menggunakan
hektar, dikaitkan dengan umur tegakan jenis tabel volume pohon. Tabel volume pohon
pohon tertentu adalah merupakan komponen adalah suatu tabel yang berisi nilai-nilai
informasi yang diperlukan untuk menentukan dugaan volume pohon pada ukuran
indeks tempat tumbuh atau kualitas tempat diameter atau diameter dan tinggi pohon
tumbuh (bonita) yang mencerminkan tertentu. Berdasarkan peubah penduga yang
produktivitas lahan dalam memberikan hasil digunakan, tabel volume pohon dibedakan
(potensi tegakan). menjadi : tabel volume lokal, tabel volume
Pengukuran tinggi pohon pada umumnya baku dan tabel volume dengan kelas
menggunakan salah satu atau kombinasi dari bentuk. Tabel volume lokal atau dikenal juga
dua prinsip berikut : dengan istilah tariff volume adalah tabel
1. Prinsip geometri atau prinsip segitiga volume dengan menggunakan dbh sebagai
sebangun penduganya. Tabel volume baku adalah tabel
2. Prinsip trigonometri atau prinsip peng volume dengan menggunakan dbh dan tinggi
ukuran sudut. pohon sebagai peubah penduganya. Tabel
volume dengan kelas bentuk adalah semacam
Terdapat hubungan yang erat antara dbh
tabel volume baku yang dibuat untuk setiap
dengan tinggi pohon, maka secara fungsional
kelas bentuk batang.
tinggi pohon dapat juga diduga oleh dbh. Cara
tegakan pohon berdiri dengan perhitungan volume model Quadratik di lakuan uji t-test dengan
hasil disajikan pada tabel 8 sebagai berikut :
Tabel 7. Uji T Test Antara Volume Manual dan Volume Model
Manual Qadratik
Keliling Dbh
No dbh Vol (X1) Vol-(X2) (X1-X2) (X1-X2)^2
cm cm mtr mtr3 mtr3
1 2 3 4 5 6 7 8
Total 30.55 171.92 171.87 1.078
Rerata 117.0 37.3 0.4 2.097 2.096 0.013
Min 82.0 26.1 0.3 0.562 0.550 0.000012
Max 198.0 63.1 0.6 6.773 6.473 0.189
Std Dev 35.7 11.4 0.1 1.792 1.788 0.029
1. Harga rata rata perbedaan PX1-X2 = pohon dengan volume minimum 0.562 m3
= 0.00067 dan maksimum 6,773 m3
dbh dan Volume pohon memiliki korelasi berdiri dengan menggunakan diameter
yang signifikan. Uji ANOVA didapat F hitung setinggi dada sebagai variabel bebas adalah
sebesar 0.0001 dengan tingkat signifikansi Quadratik dengan Rumus . Y = -1,157 + 2,606
0,001 (<0,05), sehingga model regresi dapat dbh + 15,056 dbh2
dipakai untuk memprediksi tinggi pohon . Adapun grafik model persamaan terpilih
Persamaan yang terbentuk dapat disajikan pada Gambar V-1. sebagai berikut :
digunakan untuk menduga tinggi pohon
Gambar V-1. Hubungan antara diameter setinggi dada (dbh) dengan Volume Pohon berdiri KU
VIII RPH Salam BKPH Lawu Utara
Perhitungan Volume Model Pohon Berdiri model quadrati maka dilakukan uji t untuk
Berdasarkan model terpilih yaitu model melihat apakah ada perbedaan / tidak
quadratic maka perhitungan volume terhadap penggunaan dua model tersebut
dengan variable bebas diameter setinggi seperti disajikan pada Tabel 8 di atas.
dada diperoleh hasil perhitungan 82 pohon Berdasarkan uji t. test didapatkan bahwa
sampel disajikan pada Tabel 7 di atas. Pada nilai t hitung sebesar 0,053 sedangkan t tabel
tabel tersbut terlihat bahwa total volume pada df 82-1=81 5 % ( α = 0,05) sebesar 1,615
model 82 sampel pohon didapatkan volume yang artinya t hitung (<) lebih kecil dart t
sebesar 171,87 m3 atau rata rata sebesar 2.096 tabel sehingga perhitungan volume dengan
m3/pohon . Volume minimum 0,550 m3 dan menggunakan model manual dibandingkan
maksimum 6,473 m3 dengan menggunakan model quadratic
tidak signifikan atau tidak ada perbedaan
Perbandingan Volume manual dan Volume
yang sigifikan/nyata antara perhitungan
Model Pohon Berdiri
volume manual dengan perhitungan volume
Berdasarkan perhitungan volume pohon menggunakan model quadratic
antara manual dan dengan menggunakan