You are on page 1of 6

28

Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 1, April 2018

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KUALITAS TIDUR PADA WARGA


BINAAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA YOGYAKARTA

THE CORRELATION BETWEEN STRESS LEVELS AND SLEEP QUALITY


ASSISTED PEOPLE IN WOMAN PENITENTIARY OF CLASS IIA YOGYAKARTA

Dheska Arthyka Palifiana1, Ratih Kumoro Jati2

*1Program Studi Kebidanan (D4) Universitas Respati Yogyakarta, Jl.Laksda Adisucipto Km 6.3 Depok,
Sleman,Yogyakarta. Telp. (0274) 489780. Email: dheska87@gmail.com, Indonesia.
2 Program Studi Kebidanan (D3) Fakultas Kesehatan, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta,

Kampus II, Jl. Brawijaya Ring Road Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Telp. (0274)
4342000, Indonesia.

ABSTRACT
Background: To have rest or to sleep is basic need that needed by everyone. To have enough rest or
sleep will make body functioned optimally. By sleeping people can restore or to rest the physical after whole
day activities, it can reduce stress and anxiety. It also improve concentration and improve ability when doing
daily activities. Factors that affect quality and quantity of sleep include ill, fatigue, environment, lifestyle,
emotional stress, diet, smoking, stimulant, alcohol, and motivation. The stress level on assisted citizen of
woman’s prisoner will be more severe than who are not in prison so as stress can be overcome then the
quality of sleep becomes better.
Objective:To know the correlation between stress levels and sleep quality on assisted people in woman
Penitentiary class II A Yogyakarta.
Methods: The research was conducted at women's prison class II A Yogyakarta. Research population was
117 women prisoners. The sample was 50 women prisoners. Type of the research was descriptive analytic
research with cross sectional design. Statistical analysis used chi square. The sampling technique used
purposive sampling.
Results: The stress level was mostly in high category as many as 17 respondents experienced stress
(34%). Sleep quality of the respondents were mostly in bad category as many as 38 respondents (76%).
There is a correlation between stress level and sleep quality on women prisoners in Penitentiary class II A
Yogyakarta with p-value (0.033).
Conclusion: There is a correlation between stress level and sleep quality on women prisoners in
Penitentiary class II A Yogyakarta.

Keywords:Stress level, sleep quality, assisted people, penitentiary

PENDAHULUAN dan menjalani kehidupan sebagai narapidana


Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) adalah suatu stress yang tidak diinginkan,
merupakan tempat narapidana menjalani stress yang berat dan membutuhkan
hukuman berdasarkan keputusan pengadilan penyesuaian diri yang berat.
dan merupakan tempat yang penuh dengan Penyesuaian tersebut meliputi fisik,
tekanan. Istilah lapas/penjara sudah psikis dan sosial. Situasi lingkungan yang
menyebabkan perasaan takut dan stigma terpaksa harus didapat, dibedakan atas
yang tidak menyenangkan bagi penghuninya. lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan
Lapas dapat menjadi pemicu terjadinya fisik adalah semua benda mati yang ada di
tingkat kecemasan dan stress pada sekeliling narapidana, misalnya ruangan sel,
1
narapidana. Masuk lembaga pemasyaraatan bangunan penjara dan pagar penjara.

Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur Pada Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta
Dheska Arthyka Palifiana, Ratih Kumoro Jati
MIK P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 1, April 2018
29

Sedangkan lingkungan sosial terdiri dari mempersiapkan pola tidurnya di malam hari
teman satu sel, sipir, tukang kebun, tim seperti kedalaman tidur, kemampuan tidur
2
medis penjara, juru masak dan rohaniawan. dan kemudahan untuk tidur.5 Stress dan tidur
Kecemasan yang dialami oleh mempunyai hubungan yang erta, kualitas
narapidana wanita berasal dari faktor yang tidur yang buruk dapat dikaitkan dengan
sangat beragam dan subyektif. Walaupun kesehatan mental seperti stress.6
narapidana pria dan wanita memiliki Kebutuhan tidur sesuai usia yaitu usia
pengalaman yang sama dalam penjara, 0-1 bulan membuthukan tidur 14-18 jam
namun banyak ditemukan argumentasu setiap hari, usia 1-18 bulan membutuhkan
bahwa narapidana wanita lebih mungkin waktu tidur 12-14 jam setiap hari termasuk
mengalami penyakit mental akibat tekanan tidur siang, usia 3-6 tahun membutuhkan
terkait dengan memelihara keluarga agar waktu untuk tidur 11-13 jam termasuk tidur
tetap utuh, peran sebagai orang tua yang siang, usia 6-12 tahun membuthkan waktu
harus mengurus anak-anak dan kebutuhan tidur 10 jam, usia 12 – 18 tahun kebutuhan
untuk berhubungan dengan konflik tidur yang sehat adalah 8-9 jam, usia 18 – 40
perkawinan atau hubungan yang belum tahun membutuhkan waktu tidur 7-8 jam dan
terpecahkan, semua itu menjadi terbatas lansia cukup tidur 7 jam perhari.7
ketika mereka berada dalam penjara.3 Ancaman akibat kurang tidur yaitu
Stress adalah ketidakmampuan hilang konsentrasi saat melakukan kegiatan,
mengatasi ancaman yang dihadapi oleh memperburuk kondisi kesehatan tubuh, kulit
mental, fisik, emosional dan spriritual yang telihat lebih tua, hilang fokus saat
pada suatu saat dapat mempengaruhi berkendara, munculnya obesitas, stress yang
kesehatan fisik manusia tersebut. Stress meningkat, sering lupa. Pola tidur yang baik
normal merupakan reaksi alamiah yang adalah 6-7 jam tidur malam untuk orang
berguna, karena stress akan mendorong dewasa.7
kemampuan seseornag untuk mengatasi Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesulitan kehidupan. Tekanan stres yang tidur diantaranya adalah penyakit, latihan dan
besar hingga melampaui daya tahan individu, kelelahan, stress psikologis, obat, nutrisi,
maka akan menimbulkan gejala-gejala lingkungan.8 Banyaknya tekanan yang
seperti sakit kepala, mudah marah dan dialami oleh warga binaan (narapidana)
kesulitan untuk tidur.4 wanita di lapas perempuan seringkali
Tidur merupakan proses penting bagi menyebabkan kesulitan untuk tidur,
manusia karena terjadi suatu proses berdasarkan wawancara dengan warga
pemulihan tubuh. Kualitas tidur ditentukan binaan di lapas perempuan KLAS IIA
dengan bagaimana seseorang dapat Yogyakarta menyatakan bahwa mereka

Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur Pada Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta
Dheska Arthyka Palifiana, Ratih Kumoro Jati
MIK P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
30
Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 1, April 2018

seringkali tidak dapat tidur di malam hari HASIL DAN PEMBAHASAN


maupun dimalam hari dikarenakan Tabel 1 Tingkat Stress Responden
Tingkat Stress f %
memikirkan nasib keluarga dan juga masa Normal 13 26,0
depannya kelak. Ringan 8 16,0
Sedang 6 12,0
berat 6 12,0
sangat berat 17 34,0
BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jumlah 50 100
Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
analitik dan design penelitian Cross bahwa diketahui bahwa sebagian besar
Sectional. Populasi dalam penelitian ini tingkat stress responden dalam kategori
adalah semua narapidana wanita di LAPAS sangat berat sebanyak 17 responden
KLAS IIA Yogyakarta sejumlah 117 (34,0%), kategori normal atau tidak stress
responden. Sampel diambil dengan sebanyak 13 responden (26,0%), stress
teknikPurposive Sampling sebanyak 50 ringan sebanyak 8 responden (16,0%), stres
responden . sedang dan berat masing-masing 6
Instrumen yang digunakan pada responden (12,0%).
penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri Stress adalah respon tubuh tidak
dari 2 kuisioner yaitu kuisioner untuk spesifik terhadap kebutuhan tubuh yang
mengukur tingkat stress menggunakan terganggu. Stress merupakan suatu
Depression Anxiety Stress Scale42 (DASS fenomena universal yang terjadi dalam
42) yang terdiri dari 42 item pertanyaan kehidupan sehari-hari dan tidak dapat
dengan masing-masing 14 skala depresi, 14 dihindari dan akan dialami oleh setiap orang.
skala kecemasan dan 14 skala untuk stress. Stress memberikan dampak secara total
sedangkan untuk mengukur kualitas tidur pada individu seperti dampak fisik, sosial,
menggunakan The Pittsburgh Sleep Qulity intelektual, psikologis dan spriritual.9
Index (PSQI) yang terdiri dari 19 pertanyaan
dan 5 pertanyaan untuk teman sekamar. Tabel 2. Kualitas Tidur Responden
Kualitas Tidur f %
Data hasil penelitian dianalisis Baik 12 24,0
dengan metode univariat dan bivariat Buruk 38 76,0
Jumlah 50 100
menggunakan analisis Chi Square.
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa
sebagian besar kualitas tidur responden
dalam kategori buruk sebanyak 38
responden (76,0%), dan kualitas tidur yang
baik dialami oleh 12 responden (24,0%).

Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur Pada Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta
Dheska Arthyka Palifiana, Ratih Kumoro Jati
MIK P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
31
Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 1, April 2018

Tabel 3. Hubungan Tingkat Stress dengan (12,0%). Kondisi stress adalah suatu bentuk
Kualitas Tidur pada Warga Binaan di
tanggapan seseorang, baik fisik maupun
Lembaga Pemasyarakatan Perempuan
KLAS IIA Yogyakarta mental terhadap suatu perubahan di
Kualitas Tidur
Tingkat Baik Buruk Total p-
lingkungan yang dirasakan mengganggu dan
Stress value mengakibatkan dirinya terancam.10
n % n % n %
Normal 7 58, 6 15, 1 26, Selama berada di Lembaga
3 8 3 0 Pemasyarakatan, ruang gerak narapidana
Ringan 1 8,3 7 18, 8 16, 0,03 dibatasi dan mereka terisolasi dari
4 0 3
Sedan 2 16, 4 10, 6 12, masyarakat. Keadaan seperti ini dapat
g 7 5 0 menjadi stressor yang menyebabkan stress
Berat 1 8,3 5 13, 6 12,
2 0 pada narapidana. Stress yang diradakan oleh
Sangat 1 8,3 1 42, 1 34,
individu yang menimbulkan upaya untuk
Berat 6 1 7 0
Jumlah 1 100 3 100 5 100 melakukan reaksi terhadap stress yang
2 8 0
dialaminya. Reaksi tersebut merupakan

Berdasarkan tabel 3 diketahui suatu aktivitas untuk melakukan penyesuaian

sebagian besar tingkat stress responden diri terhadap situasi perangsang tertentu,

dalam kategori sangat berat dengan kualitas yang apabila tidak dapat dilakukan dengan

tidur buruk sebanyak 16 orang (42,1%) dan baik akan menyebabkan gangguan fisik

tingkat stress dalam kategori normal dengan maupun kejiwaan.11

kualitas tidur baik sebanyak 7 orang (58,3%). Hasil analisis data penelitian diketahui

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji kualitas tidur responden sebagian besar

Chi Square diketahui nilai p-value sebesar dalam kategori buruk sebanyak 38

0,033 dimana nilai tersebut lebih kecil dari responden (76,0%) sedangkan responden

nilai ɑ = 0,05 yang berarti ada hubungan yang mempunyai kualitas tidur baik sebanyak

antara tingkat stress dengan kualitas tidur 12 responden (24,0%). Tidur merupakan hal

pada warga binaan di Lembaga yang sangat penting bagi manusia, karena

Pemasyarakatan Perempuan KLAS IIA terjadi suatu proses pemulihan serta penting

Yogyakarta. untuk keseimbangan fisiologis dan fungsi

Hasil analisis data penelitian diketahui mental dalam jangka pendek maupun jangka

sebagian besar tingkat stress reponden panjang. Kualitas tidur yang cukup adekuat

dalam kategori sangat berat sebanyak 17 sangat penting bagi tubuh salah satunya

responden (34,0%), normal sebanyak 13 adalah sebagai fungsi normal metabolik dan

responden (26,0%), stress ringan sebanyak 8 proses hormonal.6 salah satu faktor yang

responden (16,0%), stress sedang dan berat mempengaruhi kualitas tidur adalah stress

masing-masing sebanyak 6 responden dan kecemasan.

Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur Pada Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta
Dheska Arthyka Palifiana, Ratih Kumoro Jati
MIK P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
32
Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 1, April 2018

Berdasarkan hasil penelitian diketahui mudah tersinggung, menyerang orang lain


bahwa responden yang tingkat stressnya dan bahkan bunuh diri.7
dalam kategori sangat berat mempunyai Seseorang yang mempunyai kualitas
kualitas tidur yang buruk sebanyak 16 tidur buruk adalah yang mempunyai masalah
responden (42,1%0 sedangkan responden kesehatn fisik dan psikologis.12 Stress
yang tingkat stressnya dalam kategori normal emosional dan akademik mempunyai
mempunyai kualitas tidur yang baik sebanyak dampak negatif terhadap tidur.
7 responden (58,3%). Hasil analisis data
menggunakan analisis chi square diperoleh KESIMPULAN
p-value 0,033 < 0,005 yang berarti ada Berdasarkan hasil penelitian yang
hubungan antara tingkat stress dengan telah dilakukan dapat disimpulkan tingkat
kualitas tidur pada warga binaan di Lembaga stress yang dialami oleh warga binaan di
Pemasyarakatan Perempuan KLAS IIA LAPAS sebagian besar dalam kategori
Yogyakarta. sangat berat, kualitas tidur sebagian besar
Lembaga pemasyarakatan (lapas) dalam kategori buruk, dan ada hubungan
atau yang lebih dikenal dengan nama antara tingkat stress dengan kualitas tidur
penjara. Istilah tersebut sudah sangat pada warga binaan di Lembaga
membuat rasa takut dan perasaan yang tidak Pemasyarakatan Perempuan KLAS IIA
menyenangkan, karena stigma yang melekat Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian
didalamnya, seperti pemukulan, penyiksaan, yang diperolehLembaga Pemasyarakatan
pelecehan seksual, kesehatan yang buruk, Perempuan KLAS IIA Yogyakarta diharapkan
fasilitas yang minim dan kapasitas yang lebih meningkatkan kegiatan kerohanian,
berlebihan. Secara umum, permasalahan kebugaran, sosial untuk para warga binaan
yang menuntut narapidana untuk agar menurunkan tingkat stress yang dialami
menyesuaikan diri adalah kehilangan sehingga akan meningkatkan kualitas tidur
kebebasan fisik, kehilangan kontrol atas para warga binaan. Bagi Institusi Pendidikan
hidup, kehilangan keluarga, kehilangan diharapkan menjalin kerjasama secara rutin
barang dan jasa, kehilangan keamanan, dengan pihak lapas untuk memberikan
kehilangan hubungan heteroseksual, penyuluhan demi meningkatkan kualitas
kurangnya stimulasi dan gangguan hidup para warga binaan.Bagi Peneliti
psikologis. Semua tekanan yang dialami selanjutnyadapatmelakukanpenelitian yang
narapidan di dalam penjara dapar sejenis dengan melihat aspek yang lain yang
menimbulkan penyakit, baik itu penyakit fisik dapat mempengaruhi terjadinya stress
maupun psikis, seperti sering melamun, sehingga dapat diatasi untuk meningkatkan
kualitas tidur para warga binaan.

Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur Pada Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta
Dheska Arthyka Palifiana, Ratih Kumoro Jati
MIK P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
33
Media Ilmu Kesehatan Vol. 7, No. 1, April 2018

6. Kompier, M. A., Taris, T. W., & van


TERIMA KASIH Veldhoven, M. Tossing and turning -
Insomnia in relation to occupational
1. Prof. Dr. dr. Santoso, MS, Sp.Ok, Rektor
stress, rumination, fatigue, and well
Universitas Respati Yogyakarta, email: being. Scandinavian Journal of Work,
Environment & Health. Mei 2012. Volume:
unriyo@respati.ac.id
38 (3), Hal. 238–246.
2. Deby Zulkarnain R, M.MR, Ketua PPPM 7. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Diperoleh dari URL:
Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal
www.promkes,depkes.go.id diakses 28
Achmad Yani Yogyakarta, 0274 4342000, Maret 2018
8. Uliyah, M. & Hidayat, A. Azis Alimul.
email: deby.ayani142gmail.com
Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk
Kebidanan, Edisi 2. Jakarta Selatan :
Jagakarsa. 2008
KEPUSTAKAAN
9. Rasmun. Pengertian, Stress, Sumber
1. Noorsifa. Korelasi Relisiensi dengan
Stress, dan Sifat Stressor dalam: Stress,
Depresi pada Narapidana Wanita di
Koping dan Adaptasi. Edisi ke-1. Jakarta:
Lembaga Pemasyarakatan KLAS IIA
Sagung Seto.2004
Banjarmasin. Yogyakarta: Universitas
10. Anoraga, P. Psikologi Kerja. Jakarta:
Gajah Mada. 2013
Rineka Cipta.2001
2. Saputra, E. Kopi. Yogyakarta: Harmoni.
11. Doelhadi, S. Strategi dalam Pengendalian
2008
dan Pengelolaan Stress. Jurnal Sikologi
3. Gussak, D. Comparing the Effectiveness
Anima,. Desember 1997.Volume XII (48).
of Art Therapy on Depression and Locus
Hal. 378-392
of Control of Male and Female Inmates.
12. Lund, H. Reider, B. Whiting, A. And
The Arts In Psychotherapy. USA :
Prichard, R. Sleep Pattern and Predictors
Elsevier Inc. 2009
of Distrubed Sleep in a Large Population
4. National Safety Counsil. Manajemen
of College Students. Journal of
Stress. Jakarta: EGC.2004
Adolescence Health. Juni 2010. Volume:
5. Hidayat Aziz Alimul. Riset Keperawatan
48 (2), Hal. 124–132
dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi 2.
Jakarta : Salemba Medika. 2007

Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur Pada Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta
Dheska Arthyka Palifiana, Ratih Kumoro Jati
MIK P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268

You might also like