Professional Documents
Culture Documents
Abstrak : Nyeri haid primer merupakan rasa nyeri saat ovulasi tanpa ditemukan
kelainan alat kandungan yang dapat menyebabkan gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar, penurunan produktivitas, gangguan psikologi serta syok neurogenik. Fenomena
di Asrama Putri Emaus, 8 dari 10 mahasiswa mengalami nyeri haid primer. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi mawar terhadap penurunan
tingkat nyeri haid primer pada mahasiswa di Asrama Putri Emaus Surabaya. Desain
penelitian menggunakan pra-experimental one-group pra-post test design. Populasi
penelitian mahasiswa di Asrama Putri Emaus Surabaya yang mengalami nyeri haid
primer. Teknik sampling menggunakan simple random sampling dengan jumlah
sampel 35 responden. Instrumen penelitian menggunakan Numeric Rating Scale.
Variabel independen adalah aromaterapi mawar dan variabel dependen adalah nyeri
haid primer. Hasil penelitian sebelum diberikan aromaterapi mawar lebih dari 50%
responden mengalami nyeri sedang. Sesudah diberikan aromaterapi mawar sebagian
besar responden mengalami nyeri ringan. Hasil Uji Wilcoxon didapatkan nilai ρ=0,000
(p=<0,05), maka ada pengaruh aromaterapi mawar terhadap penurunan tingkat nyeri
haid primer. Peneliti menyarankan kepada responden yang mengalami nyeri haid
primer untuk menggunakan aromaterapi mawar sebagai alternatif non-farmakologis
untuk menurunkan tingkat nyeri haid primer dan bagi Pembina Asrama untuk
menyarankan dan menyediakan minyak esensial mawar untuk digunakan mahasiswa
yang mengalami nyeri haid primer.
89
90 Jurnal Penelitian Kesehatan, Jilid 6, nomor 2, Januari 2019, hlm. 89-96
memengaruhi bukan hanya fisik tetapi juga Random Sampling. Penelitian dimulai pada
dapat berpengaruh pada jiwa, raga dan tanggal 1 Februari – 8 Maret 2018.
pikiran sehingga berdampak menenangkan Penelitian ini dimulai dengan memberikan
(relaksasi), meremajakan (rejuvenasi) dan kepada responden informed consent untuk
merevitalisasi tubuh (Departemen ditandatangani sebagai bukti bahwa
Kesehatan Republik Indonesia, 2014). responden bersedia menjadi responden
Mawar sendiri adalah salah satu tumbuhan dalam penelitian, lalu diikuti dengan
yang banyak di temui di Indonesia dan pengisian skala nyeri NRS dimana 0 berarti
banyak digunakan sebagai alternatif tidak ada nyeri, 1-3 berarti nyeri ringan, 4-
pengobatan non-farmakologis. Komponen 6 berarti nyeri sedang, 7-9 nyeri berat dan
yang penting dalam bunga mawar yang 10 berarti nyeri paling berat. Setelah
digunakan untuk mendapatkan efek pengisian dilanjutkan dengan pemberian
analgesik adalah terpen, glikosida, intervensi selama 10-15 menit. Pemberian
flavonoid, antosianin dan yang paling intervensi dilanjutkan pada hari kedua
banyak adalah beta-sitronelol sehingga dengan prosedur yang sama dan pada akhir
dapat digunakan untuk mengatasi masalah penelitian, 30 menit setelah pemberian
menstruasi terutama untuk mengatasi nyeri aromaterapi mawar peneliti kembali
haid dan haid tidak teratur mengukur skala nyeri dengan alat
(Koensoemardiyah, 2009; Mohebitabar et pengukur yang sama. Setelah semua data
al, 2016). Tujuan dari penelitian ini adalah dari 35 responden terkumpul maka
untuk Mengetahui pengaruh aromaterapi selanjutnya peneliti melakukan
mawar terhadap penurunan tingkat nyeri pengelolaan data. Analisis data
haid primer pada mahasiswa di Asrama menggunakan SSPS Windows 21 yaitu
Putri Emaus Surabaya. dengan analisis deskriptif untuk
menentukan nilai mean, dilanjutkan
METODE dengan uji normalitas dan Uji statisik yang
digunakan adalah Uji Wilcoxon.
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pra-
experimental dengan rancangan penelitian
adalah one-group pra-post test design. HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel independen dalam penelitian ini
adalah aromaterapi mawar dan variabel Hasil Penelitian
dependen adalah nyeri haid primer.
Populasi target dalam penelitian ini adalah Bila ditinjau dari kategori usia, rata-rata
38 mahasiswa yang memenuhi kriteria usia responden adalah 20,8± 0,79, sebanyak 25
inklusi bersedia menjadi responden, (72%) responden memiliki index massa tubuh
berusia diatas 20 tahun, mengalami nyeri normal, 28 (80%) responden mengalami
haid ringan sampai berat, tidak menstruasi pertama pada usia 12-14 tahun,
responden yang memiliki aktivitas fisik yang
mengkonsumsi obat analgesic atau
tidak teratur sebanyak 32 (91%), 21 (60%)
menggunakan metode non-farmakologis responden yang memiliki riwayat keluarga
yang lain, tidak mengalami gangguan mengalami nyeri haid primer sedangkan untuk
penciuman, penyakit flu dan sinusitis serta faktor psikologis didapatkan dari 35 responden
tidak alergi mawar maupun minyak 23 (66%) responden mengalami masalah
esensial mawar. setelah dihitung besar psikologis.
sampel dengan menggunakan rumus,
didapatkan sampel dari penelitian ini
sebanyak 35 responden dan diambil
dengan menggunakan Teknik Simple
92 Jurnal Penelitian Kesehatan, Jilid 6, nomor 2, Januari 2019, hlm. 89-96
Hasil penelitian ini mendukung teori diatas Ditinjau dari faktor psikologis,
karena dilihat dari usia responden, semua didapatkan dari 35 responden yang
responden rata-rata berada di usia 20,8 ± mengalami nyeri haid primer, 23
0,79 tahun dan semuanya mengalami nyeri responden memiliki masalah dengan
haid ringan sampai berat ini dikarenakan psikologis. Dari 23 responden tersebut 13
diusia remaja akhir sampai dewasa awal responden memiliki tingkat nyeri haid
perempuan memiliki lebar leher rahim sedang dan 2 responden memiliki tingkat
yang belum terlalu lebar sehingga sekresi nyeri haid berat. Menurut Anugroho &
hormon prostaglandin masih tinggi yang Wulandari, (2013) dan Hendrik (2006),
mempengaruhi beratnya nyeri yang faktor psikologis atau gangguan psikis
dirasakan saar menstruasi serta fungsi saraf seperti rasa bersalah, stres, banyak pikiran,
rahim masih baik sehingga nyeri yang ketakutan yang berlebihan dan depresi
dirasakan lebih tinggi daripada perempuan dapat menyebabkan nyeri haid primer pada
yang berusia lebih dari 30 tahun. perempuan. Saat seseorang mengalami
Ditinjau dari faktor aktivitas fisik masalah psikologis terjadi respon
didapatkan dari 35 responden, 32 neuroendokrin sehingga menyebabkan
responden memiliki aktivitas fisik yang Corticotrophin Releasing Hormone (CRH)
tidak teratur 3x dalam seminggu dan dari yang mengakibatkan sekresi
32 responden, 16 responden mengalami Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH)
nyeri haid sedang dan 5 responden dimana hormone ACTH ini akan
mengalami nyeri haid berat. Menurut hasil meningkatkan sekresi kortisol adrenal.
penelitian dari Beddu et al (2015) dan Hormon ACTH dan CRH akan
Sinha et al (2016), kejadian nyeri haid menyebabkan sekresi FSH dan LH
primer akan meningkat pada perempuan terhambat sehingga perkembangan folikel
yang kurang olahraga akibat kurangnya terganggu. Hal ini menyebabkan pelepasan
oksigen yang disalurkan ke pembuluh hormon progesteron yang terganggu
darah yang ada di organ reproduksi yang sehingga hormon progesteron dalam darah
saat menstruasi akan mengalami rendah yang mengakibatkan menigkatnya
vasokonstriksi. Seorang perempuan yang sintesis prostaglandin. Meningkatnya
rajin berolahraga dapat menyalurkan prostaglandin dalam darah mengakibatkan
oksigen 2 liter per menit ke pembuluh iskemik sel-sel miometrium dan
darah yang ada di organ reproduksi yang peningkatan kontraksi yang berlebihan
mengalami vasokonstriksi saat menstruasi yang akan menyebabkan nyeri haid primer
sehingga dapat menurunkan rasa nyeri saat dan juga saat seseorang mengalami
menstruasi. Menurut peneliti terdapat gangguan psikologis dapat menyebabkan
kesesuaian antara teori dan fakta karena terjadinya peningkatan aktivitas impuls
responden banyak yang tidak melakukan saraf ke otak dan pelepasan adrenalin
aktivitas fisik secara teratur menyebabkan (epinefrin) didalam darah yang dapat
meningkatnya tingkat nyeri yang dialami. menyebabkan nyeri haid primer. Menurut
Kurangnya aktivitas fisik ini disebabkan peneliti terdapat kesesuaian antara teori
karena kesibukan, pengetahuan yang dan fakta dikarenakan banyak masalah dan
kurang tentang pentingnya aktivitas fisik memikirkan banyak hal seperti tugas
mampu menurunkan tingkat nyeri haid, kuliah, masalah keluarga dan sosial dapat
rasa malas membuat seorang perempuan menyebabkan seorang perempuan
tidak teratur dalam melakukan aktivitas mengalami stress dan rasa ketakutan
fisik yang mengakibatkan meningkatnya sehingga mengakibatkan peningkatan
rasa nyeri saat haid. aktivitas impuls saraf ke otak dan
pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam
94 Jurnal Penelitian Kesehatan, Jilid 6, nomor 2, Januari 2019, hlm. 89-96
sebagai relay dan regulator yang berfungsi terapi non-farmakologis yang lainnya.
untuk memunculkan pesan-pesan yang Hasil penelitian ini juga mendukung hasil
harus disampaikan ke bagian otak yang penelitian lain dari Moheobitabar et al
lain serta organ tubuh yang lain. Pesan (2016) bahwa aromaterapi yang
tersebut kemudian akan diterima dan dicampurkan kedalam minyak esensial oil
diubah menjadi tindakan yang berupa mawar yang mengandung analgesik dan
pelepasan senyawa elektrokimia sehingga sedatif dapat lebih memberikan khasiat
dapat menyebabkan yang menghirup yang efektif dalam mengurangi tingkat
mengalami euphoria, relaksasi dan sedatif. nyeri haid primer.
Di dalam aromaterapi mawar juga
terkandung berbagai kandungan yang SIMPULAN DAN SARAN
ternyata memiliki berkhasiat sebagai
analgesik seperti terpen, glikosida, Simpulan hasil penelitian ini adalah
flavonoid, antosianin dan beta-sitronelol. Ada pengaruh pemberian aromaterapi
Pesan yang terkandung dalam aromaterapi mawar terhadap tingkat nyeri haid primer
lalu akan di kirim ke otak dan akan di dimana Aromaterapi Mawar dapat
teruskan ke thalamus untuk diidentifikasi menurunkan tingkat nyeri haid primer.
aroma. Setelah aroma teridentifikasi, maka Saran penelitian adalah peneliti
aroma tersebut akan di teruskan ke menyarankan kepada responden yang
hypothalamus yang akan mengirim pesan mengalami nyeri haid primer untuk
analgesik ke organ tubuh yang mengalami menggunakan aromaterapi mawar sebagai
gangguan atau ketidakseimbangan dan ada salah satu alternatif non-farmakologis
juga yang dikirim ke sistem limbik yang untuk menurunkan tingkat nyeri haid
berada di otak sehingga Aromaterapi primer, maka peneliti menyarankan kepada
Mawar dapat membantu Mahasiswa yang pembina Asrama Putri Emaus Surabaya
tinggal di Asrama Putri Emaus Surabaya untuk menyarankan dan menyediakan
untuk menurunkan tingkat nyeri haid minyak esensial mawar sehingga dapat
primer yang dirasakan. digunakan oleh mahasiswa yang
Hasil penelitian ini juga mendukung mengalami nyeri haid primer untuk
hasil penelitian dari Lakhan & Tepper menurunkan tingkat nyeri haid primer yang
(2016) bahwa aromaterapi lebih efektif dirasakan sesuai dengan prosedur yang
menurunkan tingkat nyeri haid primer akan diberikan oleh peneliti.
dibandingkan dengan pemberian obat dan