You are on page 1of 8

PENGARUH AROMATERAPI MAWAR TERHADAP PENURUNAN

TINGKAT NYERI HAID PRIMER PADA MAHASISWA


Meylani C. P. Ndoen, Cicilia Wahju Djajanti, Yustina Kristianingsih
STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya
e-mail: anitandoen@gmail.com

Abstract: Primary Dysmenorrhea is a pain during ovulation without abnormalities


found in uterus that can cause impaired basic needs, decrease in productivity,
psychological disorders and neurogenic shock. The phenomenon found in Emaus Girls
Dormitory, 8 of 10 students experienced primary dysmenorrhea. This study was aim to
determine the efficacy of roses aromatherapy in decreasing pain level of primary
dysmenorrhea of female students in Emaus Girls Dormitory Surabaya. The design pra-
experimental one-group pra-post test. Population consist of 35 respondents selected by
simple random sampling method. Instrument used in this study is Numeric Rating
Scale. The independent variable is roses aromatherapy and the dependent variable is
primary dysmenorrhea. This study shows that more than 50% respondents are
experienced moderate pain before the given of roses aromatherapy and after the given
therapy, majority of respondants experienced mild pain. Wilcoxon Test shows that ρ
value=0,000 (p=<0,05) means that the roses aromatherapy have effect in decreasing
pain level of primary dymenorrhea. The writter give suggestion for respondents who
experience primary dysmenorrhea to use rose aromatherapy as an alternative therapy
in decreasing the pain and for Hostel Builders to prepare roses essence oil to use by
students in order to decrease the pain level of primary dysmenorrhea.

Keywords: Roses Aromatherapy, Primary Dysmenorrhea

Abstrak : Nyeri haid primer merupakan rasa nyeri saat ovulasi tanpa ditemukan
kelainan alat kandungan yang dapat menyebabkan gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar, penurunan produktivitas, gangguan psikologi serta syok neurogenik. Fenomena
di Asrama Putri Emaus, 8 dari 10 mahasiswa mengalami nyeri haid primer. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi mawar terhadap penurunan
tingkat nyeri haid primer pada mahasiswa di Asrama Putri Emaus Surabaya. Desain
penelitian menggunakan pra-experimental one-group pra-post test design. Populasi
penelitian mahasiswa di Asrama Putri Emaus Surabaya yang mengalami nyeri haid
primer. Teknik sampling menggunakan simple random sampling dengan jumlah
sampel 35 responden. Instrumen penelitian menggunakan Numeric Rating Scale.
Variabel independen adalah aromaterapi mawar dan variabel dependen adalah nyeri
haid primer. Hasil penelitian sebelum diberikan aromaterapi mawar lebih dari 50%
responden mengalami nyeri sedang. Sesudah diberikan aromaterapi mawar sebagian
besar responden mengalami nyeri ringan. Hasil Uji Wilcoxon didapatkan nilai ρ=0,000
(p=<0,05), maka ada pengaruh aromaterapi mawar terhadap penurunan tingkat nyeri
haid primer. Peneliti menyarankan kepada responden yang mengalami nyeri haid
primer untuk menggunakan aromaterapi mawar sebagai alternatif non-farmakologis
untuk menurunkan tingkat nyeri haid primer dan bagi Pembina Asrama untuk
menyarankan dan menyediakan minyak esensial mawar untuk digunakan mahasiswa
yang mengalami nyeri haid primer.

Kata kunci : Aromaterapi Mawar, Nyeri Haid Primer

89
90 Jurnal Penelitian Kesehatan, Jilid 6, nomor 2, Januari 2019, hlm. 89-96

PENDAHULUAN 6,7% mengalami nyeri haid berat. Menurut


survey pendahuluan yang dilakukan oleh
Menstruasi adalah kejadian peneliti di Asrama Putri Emaus Surabaya
pengeluaran darah dan debris endometrium dari 10 mahasiswa yang berusia 20 tahun
yang normal dan alami terjadi pada ke atas , 8 mahasiswa mengalami nyeri saat
perempuan akibat terlepasnya lapisan menstruasi dimana dari 8 orang
endometrium pada uterus sebagai respon mahasiswa, 2 mahasiswa mengatakan
terhadap sekresi hormon-hormon ovarium mengalami nyeri berat, 4 orang mengalami
(Andira, 2010). Banyak masalah yang nyeri sedang dan 2 mahasiswa mengalami
dialami oleh perempuan yang berhubungan nyeri ringan dan semua yang mengalami
dengan menstruasi tetapi yang paling nyeri haid belum pernah ada yang
sering dialami adalah dismenorea atau menggunakan aromaterapi untuk
nyeri haid (Ricci, 2013; Manuaba, mengurangi nyeri yang mereka rasakan.
Manuaba & Manuaba, 2010). Nyeri haid Nyeri haid primer sendiri dapat
merupakan keadaan saat haid dengan rasa disebabkan oleh banyak faktor diantaranya
nyeri yang menyertai ovulasi dan tidak usia, usia menarke, aktivitas fisik yang
berhubungan dengan penyakit-penyakit kurang, riwayat keluarga, obesitas, faktor
pelvik (Kowalak, Welsh & Mayer, 2011). endokrin dan faktor psikologis dan
Nyeri yang dirasakan saat menstruasi biasanya terjadi pada perempuan yang
adalah hal yang wajar dan normal terjadi berusia produktif serta puncaknya pada
pada perempuan, terjadi dalam waktu perempuan yang berusia 20-an (Handayani
singkat, akan hilang dengan sendirinya & Rahayu, 2014; Anugroho & Wulandari,
serta tidak terlalu mengganggu aktivitas, 2011).
tetapi tidak sedikit perempuan yang Nyeri haid dapat menimbulkan
mengalami nyeri berkepanjangan saat masalah-masalah pada kesehatan fisik,
menstruasi, bahkan nyeri tersebut mental dan psikologis seperti menurunnya
mengganggu aktivitas dan kenyamanan kinerja serta berkurangnya aktivitas sehari-
ditambah dengan rasa mual, diare, muntah hari. Nyeri yang dirasakan terus menerus
dan pusing serta mudah marah, stres dan mengakibatkan terganggunya pemenuhan
cepat tersinggung. Nyeri yang kebutuhan-kebutuhan dasar seperti
berkepanjangan ini sangat menyiksa dan gangguan tidur, nutrisi dan aktivitas, stres,
mengganggu kenyamanan terutama bagi badan serba tidak enak, produkivitas kerja
perempuan yang tetap harus masuk sekolah menurun drastis, gangguan psikologi dan
dan bekerja dalam kondisi kesakitan gangguan mental lain seperti mudah
(Anugroho & Wulandari, 2011). marah, cepat tersinggung dan tidak
Menurut Saraswati (2010), di nyaman. Nyeri yang sangat parah dapat
Indonesia lebih dari 50% perempuan mengakibatkan syok neurogenik yang
mengalami nyeri haid primer dan 15% dapat mengancam jiwa dan membahayakan
diantaranya mengalami nyeri haid berat kesehatan (Fitria, 2007; Olowokere,
sedangkan di Surabaya sekitar 1,07 – Oginni, Olajuba, William & Irinoye,
1,31% mengalami nyeri haid primer. 2014).
Menurut Hasil Penelitian yang dilakukan Salah satu terapi yang dapat digunakan
oleh Sari, Nurdin & Defrin (2015) pada untuk mengatasi nyeri haid primer adalah
mahasiswa di Fakultas Kedokteran pemberian aromaterapi mawar.
Universitas Andalas menunjukan bahwa Aromaterapi sendiri adalah suatu cara atau
dari 165 mahasiswa, 80,0% mengalami metode perawatan dan penyembuhan
nyeri haid primer dimana 44,8% dengan menggunakan bau-bauan yang
mahasiswa mengalami nyeri haid ringan, merupakan perpaduan antara ilmu seni dan
12,7% mengalami nyeri haid sedang dan ilmu pengetahuan yang dapat
Ndoen, Pengaruh Aromaterapi Mawar Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Haid Primer 91

memengaruhi bukan hanya fisik tetapi juga Random Sampling. Penelitian dimulai pada
dapat berpengaruh pada jiwa, raga dan tanggal 1 Februari – 8 Maret 2018.
pikiran sehingga berdampak menenangkan Penelitian ini dimulai dengan memberikan
(relaksasi), meremajakan (rejuvenasi) dan kepada responden informed consent untuk
merevitalisasi tubuh (Departemen ditandatangani sebagai bukti bahwa
Kesehatan Republik Indonesia, 2014). responden bersedia menjadi responden
Mawar sendiri adalah salah satu tumbuhan dalam penelitian, lalu diikuti dengan
yang banyak di temui di Indonesia dan pengisian skala nyeri NRS dimana 0 berarti
banyak digunakan sebagai alternatif tidak ada nyeri, 1-3 berarti nyeri ringan, 4-
pengobatan non-farmakologis. Komponen 6 berarti nyeri sedang, 7-9 nyeri berat dan
yang penting dalam bunga mawar yang 10 berarti nyeri paling berat. Setelah
digunakan untuk mendapatkan efek pengisian dilanjutkan dengan pemberian
analgesik adalah terpen, glikosida, intervensi selama 10-15 menit. Pemberian
flavonoid, antosianin dan yang paling intervensi dilanjutkan pada hari kedua
banyak adalah beta-sitronelol sehingga dengan prosedur yang sama dan pada akhir
dapat digunakan untuk mengatasi masalah penelitian, 30 menit setelah pemberian
menstruasi terutama untuk mengatasi nyeri aromaterapi mawar peneliti kembali
haid dan haid tidak teratur mengukur skala nyeri dengan alat
(Koensoemardiyah, 2009; Mohebitabar et pengukur yang sama. Setelah semua data
al, 2016). Tujuan dari penelitian ini adalah dari 35 responden terkumpul maka
untuk Mengetahui pengaruh aromaterapi selanjutnya peneliti melakukan
mawar terhadap penurunan tingkat nyeri pengelolaan data. Analisis data
haid primer pada mahasiswa di Asrama menggunakan SSPS Windows 21 yaitu
Putri Emaus Surabaya. dengan analisis deskriptif untuk
menentukan nilai mean, dilanjutkan
METODE dengan uji normalitas dan Uji statisik yang
digunakan adalah Uji Wilcoxon.
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pra-
experimental dengan rancangan penelitian
adalah one-group pra-post test design. HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel independen dalam penelitian ini
adalah aromaterapi mawar dan variabel Hasil Penelitian
dependen adalah nyeri haid primer.
Populasi target dalam penelitian ini adalah Bila ditinjau dari kategori usia, rata-rata
38 mahasiswa yang memenuhi kriteria usia responden adalah 20,8± 0,79, sebanyak 25
inklusi bersedia menjadi responden, (72%) responden memiliki index massa tubuh
berusia diatas 20 tahun, mengalami nyeri normal, 28 (80%) responden mengalami
haid ringan sampai berat, tidak menstruasi pertama pada usia 12-14 tahun,
responden yang memiliki aktivitas fisik yang
mengkonsumsi obat analgesic atau
tidak teratur sebanyak 32 (91%), 21 (60%)
menggunakan metode non-farmakologis responden yang memiliki riwayat keluarga
yang lain, tidak mengalami gangguan mengalami nyeri haid primer sedangkan untuk
penciuman, penyakit flu dan sinusitis serta faktor psikologis didapatkan dari 35 responden
tidak alergi mawar maupun minyak 23 (66%) responden mengalami masalah
esensial mawar. setelah dihitung besar psikologis.
sampel dengan menggunakan rumus,
didapatkan sampel dari penelitian ini
sebanyak 35 responden dan diambil
dengan menggunakan Teknik Simple
92 Jurnal Penelitian Kesehatan, Jilid 6, nomor 2, Januari 2019, hlm. 89-96

Tabel 1 Karakteristik Responden adalah 3,40 ± 1,68 (nyeri ringan-sedang).


No. Variabel n % Mean ± Pada hari kedua rata-rata skala nyeri
SD responden sebelum diberikan aromaterapi
1. Karakteristik
Responden
mawar adalah 2,57 ± 1,55 (nyeri ringan-
Usia 35 100 20,8 ± sedang) dan rata-rata skala nyeri setelah
20-22 0.79 pemberian aromaterapi mawar menjadi
1,68 ± 1,37 (tidak nyeri - nyeri ringan).
2. Index Massa Dari hasil uji Wilcoxon didapatkan hasil
Tubuh
Kurus 6 17 bahwa Setelah dilakukan uji hipotesis
Normal 25 72 dengan menggunakan Uji Wilcoxon yang
Obesitas 1 4 11 dianalisis dengan menggunakan program
Obesitas 2 - - Softwere SPSS 21 windows didapatkan
hasil bahwa tingkat nyeri haid primer
3. Usia
Menarke sebelum dan sesudah dilakukan pemberian
< 12 tahun 6 17 aromaterapi mawar pada mahasiswa di
12-14 tahun 28 80 Asrama Putri Emaus Surabaya mengalami
14-18 tahun 1 3 penurunan yang signifikan. Adapun uji
> 18 tahun - statistik dengan menggunakan Uji
4. Aktivita Wilcoxon dengan tingkat signifikansi α =
fisik 0,05. Harga ρ<α didapatkan harga ρ =
Teratur 3x 3 9 0,000. Oleh karena ρ<α maka Ho ditolak
seminggu 32 91 dan H1 diterima. Hal ini berarti ada
Tidak teratur pengaruh pemberian aromaterapi mawar
5. Riwayat terhadap penurunan tingkat nyeri haid
Keluarga primer pada mahasiswa di Asrama Putri
Ya 21 60 Emaus Surabaya. Negative Ranks dalam
Tidak 14 40 penelitian ini didapatkan 32 responden
yang berarti terdapat penurunan tingkat
6. Faktor
Psikologis nyeri haid pada 32 responden sesudah
Ada masalah 23 66 diberikan aromaterapi mawar dan Ties
Tidak ada 12 34 Rank didapatkan 3 responden yang berarti
masalah hanya 3 responden yang memiliki tingkat
nyeri haid tetap sebelum dan sesudah
Tabel 2 Rata-rata tingkat nyeri haid pada pemberian aromaterapi mawar.
hari pertama dan kedua sebelum
dan sesudah pemberian Pembahasan
aromaterapi mawar
Skala Nyeri Pre Post
Berdasarkan hasil penelitian sebelum
Haid Mean ± Mean ±
SD SD diberikan aromaterapi mawar, dari 35
Hari Pertama 4,47 ± 3,40 ± responden yang mengalami nyeri haid
1,70 1,68 primer 35 (100%) responden rata rata
Hari Kedua 2,57 ± 1,86 ± berusia 20,8 ± 0,79 tahun. Hasil penelitian
1,55 1,37 ini didukung oleh hasil penelitian dari
Novis & Puspitasari (2008) bahwa nyeri
Dari tabel 2 didapatkan bahwa pada
haid primer akan memuncak pada usia 20-
hari pertama rata-rata skala nyeri
an dan diusia diatas 30 tahun nyeri haid
responden sebelum diberikan aromaterapi
akan menurun sehinggan semakin tua
mawar adalaha 4,47 ± 1,70 (nyeri ringan-
seorang perempuan maka semakin
sedang), setelah diberikan aromaterapi
berkurangnya nyeri haid yang dialami.
mawar rata-rata skala nyeri responden
Ndoen, Pengaruh Aromaterapi Mawar Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Haid Primer 93

Hasil penelitian ini mendukung teori diatas Ditinjau dari faktor psikologis,
karena dilihat dari usia responden, semua didapatkan dari 35 responden yang
responden rata-rata berada di usia 20,8 ± mengalami nyeri haid primer, 23
0,79 tahun dan semuanya mengalami nyeri responden memiliki masalah dengan
haid ringan sampai berat ini dikarenakan psikologis. Dari 23 responden tersebut 13
diusia remaja akhir sampai dewasa awal responden memiliki tingkat nyeri haid
perempuan memiliki lebar leher rahim sedang dan 2 responden memiliki tingkat
yang belum terlalu lebar sehingga sekresi nyeri haid berat. Menurut Anugroho &
hormon prostaglandin masih tinggi yang Wulandari, (2013) dan Hendrik (2006),
mempengaruhi beratnya nyeri yang faktor psikologis atau gangguan psikis
dirasakan saar menstruasi serta fungsi saraf seperti rasa bersalah, stres, banyak pikiran,
rahim masih baik sehingga nyeri yang ketakutan yang berlebihan dan depresi
dirasakan lebih tinggi daripada perempuan dapat menyebabkan nyeri haid primer pada
yang berusia lebih dari 30 tahun. perempuan. Saat seseorang mengalami
Ditinjau dari faktor aktivitas fisik masalah psikologis terjadi respon
didapatkan dari 35 responden, 32 neuroendokrin sehingga menyebabkan
responden memiliki aktivitas fisik yang Corticotrophin Releasing Hormone (CRH)
tidak teratur 3x dalam seminggu dan dari yang mengakibatkan sekresi
32 responden, 16 responden mengalami Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH)
nyeri haid sedang dan 5 responden dimana hormone ACTH ini akan
mengalami nyeri haid berat. Menurut hasil meningkatkan sekresi kortisol adrenal.
penelitian dari Beddu et al (2015) dan Hormon ACTH dan CRH akan
Sinha et al (2016), kejadian nyeri haid menyebabkan sekresi FSH dan LH
primer akan meningkat pada perempuan terhambat sehingga perkembangan folikel
yang kurang olahraga akibat kurangnya terganggu. Hal ini menyebabkan pelepasan
oksigen yang disalurkan ke pembuluh hormon progesteron yang terganggu
darah yang ada di organ reproduksi yang sehingga hormon progesteron dalam darah
saat menstruasi akan mengalami rendah yang mengakibatkan menigkatnya
vasokonstriksi. Seorang perempuan yang sintesis prostaglandin. Meningkatnya
rajin berolahraga dapat menyalurkan prostaglandin dalam darah mengakibatkan
oksigen 2 liter per menit ke pembuluh iskemik sel-sel miometrium dan
darah yang ada di organ reproduksi yang peningkatan kontraksi yang berlebihan
mengalami vasokonstriksi saat menstruasi yang akan menyebabkan nyeri haid primer
sehingga dapat menurunkan rasa nyeri saat dan juga saat seseorang mengalami
menstruasi. Menurut peneliti terdapat gangguan psikologis dapat menyebabkan
kesesuaian antara teori dan fakta karena terjadinya peningkatan aktivitas impuls
responden banyak yang tidak melakukan saraf ke otak dan pelepasan adrenalin
aktivitas fisik secara teratur menyebabkan (epinefrin) didalam darah yang dapat
meningkatnya tingkat nyeri yang dialami. menyebabkan nyeri haid primer. Menurut
Kurangnya aktivitas fisik ini disebabkan peneliti terdapat kesesuaian antara teori
karena kesibukan, pengetahuan yang dan fakta dikarenakan banyak masalah dan
kurang tentang pentingnya aktivitas fisik memikirkan banyak hal seperti tugas
mampu menurunkan tingkat nyeri haid, kuliah, masalah keluarga dan sosial dapat
rasa malas membuat seorang perempuan menyebabkan seorang perempuan
tidak teratur dalam melakukan aktivitas mengalami stress dan rasa ketakutan
fisik yang mengakibatkan meningkatnya sehingga mengakibatkan peningkatan
rasa nyeri saat haid. aktivitas impuls saraf ke otak dan
pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam
94 Jurnal Penelitian Kesehatan, Jilid 6, nomor 2, Januari 2019, hlm. 89-96

aliran darah yang mengakibatakan sedang. Setelah dilakukan uji dengan


meningkatnya rasa nyeri saat haid. menggunakan Uji Wilcoxon dengan tingkat
Berdasarkan hasil penelitian sesudah signifikansi α = 0,05. Harga ρ<α
diberikan aromaterapi mawar, didapatkan didapatkan harga ρ = 0,000. Ties Rank
dari 35 responden yang mengalami nyeri didapatkan 3 responden. Oleh karena ρ<α
haid primer 24 (69%) responden maka Ho ditolak dan H1 diterima.Hal ini
mengalami nyeri ringan, 7 (20%) berarti ada pengaruh pemberian
responden tidak merasakan nyeri lagi dan 4 aromaterapi mawar terhadap penurunan
(11%) responden mengalami nyeri sedang. tingkat nyeri haid primer pada Mahasiswa
Hasil ini didukung oleh teori yang di Asrama Putri Emaus Surabaya. Dari
dikemukakan oleh Monebitabar et al hasil uji statistik juga didapatkan bahwa
(2016) dimana Monebitabar et al rata-rata skala nyeri sebelum diberikan
berpendapat bawah Aromaterapi Mawar aromaterapi mawar adalah 4,47 ± 1,70,
dapat memberikan efek analgesik, relaksasi setelah diberikan aromaterapi mawar
dan anti depresi yang dapat menurunkan terdapat penurunan skala nyeri, dimana
tingkat nyeri haid primer. Dilihat dari hasil rata-rata skala nyeri hari pertama adalah
penelitian dan teori maka terdapat 3,40 ± 1,68. Pada hari kedua sebelum
kesesuaian dimana setelah diberikan diberikan aromaterapi mawar rata-rata
aromaterapi mawar, mahasiswa di Asrama skala nyeri responden adalah 2,57 ± 1,55
Putri Emaus Surabaya merasakan dan menurun setelah pemberian
berkurangnya nyeri haid primer yang aromaterapi mawar menjadi 1,68 ± 1,37.
dirasakan. Aromaterapi mawar dapat Menurut teori dari Muchtarida &
menurunkan tingkat nyeri haid dikarenakan Moelyono (2015) mengatakan bahwa
terdapat zat-zat yang terkandung dalam mawar dapat memberikan khasiat
mawar seperti terpen, glikosida, flavonoid, penyembuhan yang mujarab, termasuk
antosianin dan beta-sitronelol yang untuk mengatasi menstruasi yang tidak
berguna sebagai analgesik yang dirasakan teratur dan menyakitkan. Menurut peneliti
saat menghirupnya didukung dengan fakta tersebut mendukung teori yang ada
adanya lingkungan yang nyaman serta dimana responden yang mengalami nyeri
suasana yang tenang. Pemberian haid primer, saat diberikan aromaterapi
aromaterapi mawar diberikan pada hari mawar mengalami penurunan tingkat nyeri
pertama dan kedua pada saat responden haid primer yang dirasakan ini dikarenakan
menstruasi dengan cara meneteskan 2-3 saat mereka mengirup aromaterapi mawar,
tetes minyak esensial mawar pada tissue molekul yang mudah menguap (volatile)
bersih yang telah disediakan lalu meminta dari minyak esensial akan dibawa oleh
responden untuk menghirup aromaterapi udara ke “atap” hidung dimana didalam
mawar secara perlahan-lahan selama 10-15 atas hidung terdapat rambut-rambut
menit. penciuman (olfactory cilia) yang lembut
Dari 35 responden sebelum yang muncul dari sel-sel reseptor. Ketika
dilakukan pemberian aromaterapi mawar mereka menghirup molekul-molekul itu,
terdapat 19 responden mengalami nyeri maka molekul-molekul tersebut akan
sedang, 11 responden yang mengalami tertempel pada rambut-rambut silia
nyeri ringan dan 5 responden mengalami sehingga suatu pesan elektrokimia akan di
nyeri berat. Sesudah diberikan aromaterapi transmisikan melalui bola dan saluran
mawar terjadi penurunan tingkat nyeri haid olfactory ke dalam sistem limbik dimana
primer dimana dari 35 responden, 24 sistem limbik berhubungan langsung
responden mengalami nyeri ringan, 7 dengan kelenjar lendir yang berfungsi
responden tidak mengalami nyeri dan 4 dalam mengatur keseimbangan hormon
responden lainnya mengalami nyeri dalam tubuh. Hypothalamus berperan
Ndoen, Pengaruh Aromaterapi Mawar Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Haid Primer 95

sebagai relay dan regulator yang berfungsi terapi non-farmakologis yang lainnya.
untuk memunculkan pesan-pesan yang Hasil penelitian ini juga mendukung hasil
harus disampaikan ke bagian otak yang penelitian lain dari Moheobitabar et al
lain serta organ tubuh yang lain. Pesan (2016) bahwa aromaterapi yang
tersebut kemudian akan diterima dan dicampurkan kedalam minyak esensial oil
diubah menjadi tindakan yang berupa mawar yang mengandung analgesik dan
pelepasan senyawa elektrokimia sehingga sedatif dapat lebih memberikan khasiat
dapat menyebabkan yang menghirup yang efektif dalam mengurangi tingkat
mengalami euphoria, relaksasi dan sedatif. nyeri haid primer.
Di dalam aromaterapi mawar juga
terkandung berbagai kandungan yang SIMPULAN DAN SARAN
ternyata memiliki berkhasiat sebagai
analgesik seperti terpen, glikosida, Simpulan hasil penelitian ini adalah
flavonoid, antosianin dan beta-sitronelol. Ada pengaruh pemberian aromaterapi
Pesan yang terkandung dalam aromaterapi mawar terhadap tingkat nyeri haid primer
lalu akan di kirim ke otak dan akan di dimana Aromaterapi Mawar dapat
teruskan ke thalamus untuk diidentifikasi menurunkan tingkat nyeri haid primer.
aroma. Setelah aroma teridentifikasi, maka Saran penelitian adalah peneliti
aroma tersebut akan di teruskan ke menyarankan kepada responden yang
hypothalamus yang akan mengirim pesan mengalami nyeri haid primer untuk
analgesik ke organ tubuh yang mengalami menggunakan aromaterapi mawar sebagai
gangguan atau ketidakseimbangan dan ada salah satu alternatif non-farmakologis
juga yang dikirim ke sistem limbik yang untuk menurunkan tingkat nyeri haid
berada di otak sehingga Aromaterapi primer, maka peneliti menyarankan kepada
Mawar dapat membantu Mahasiswa yang pembina Asrama Putri Emaus Surabaya
tinggal di Asrama Putri Emaus Surabaya untuk menyarankan dan menyediakan
untuk menurunkan tingkat nyeri haid minyak esensial mawar sehingga dapat
primer yang dirasakan. digunakan oleh mahasiswa yang
Hasil penelitian ini juga mendukung mengalami nyeri haid primer untuk
hasil penelitian dari Lakhan & Tepper menurunkan tingkat nyeri haid primer yang
(2016) bahwa aromaterapi lebih efektif dirasakan sesuai dengan prosedur yang
menurunkan tingkat nyeri haid primer akan diberikan oleh peneliti.
dibandingkan dengan pemberian obat dan

DAFTAR RUJUKAN Kesehatan Republik Indonesia nomor


8 tahun 2014 tentang Pelayanan
Anugroho, D & Wulandari, A. (2011). Kesehatan Spa. Jakarta: Kementrian
Cara Mengatasi Nyeri Haid. Kesehatan Republik Indonesia.
Yogyakarta: ANDI. Diakses tanggal 31 Agustus 2017
Beddu, S., Mukarramah, S., Lestahulu, V. dari
(2015). Hubungan Status Gizi dan http://www.tradkom.depkes.go.id>up
UsiaMenarche dengan Dismenore loads.
Primer pada Remaja Putri. The Fitria, A. (2007). Panduan Lengkap
Southeast Asian Journal of Kesehatan Perempuan. Yogyakarta:
Midwifery, 1(1): 16-21. Diakses Gala Ilmu Semesta.
tanggal 21 Agustus 2017 dari Handayani, E & Rahayu, L. (2014).
http://www.journal-aipkind.or.id. Faktor-faktor Yang Berhubungan
Departemen Kesehatan Republik Dengan Nyeri Menstruasi
Indonesia.(2014). Peraturan Menteri (Dismenorea) pada Remaja Putri di
96 Jurnal Penelitian Kesehatan, Jilid 6, nomor 2, Januari 2019, hlm. 89-96

Beberapa SMA di Kabupaten Rokan http://www.ajp.mums.ac.ir>article_7


Hulu. Jurnal Maternity and 760.
Neonatus, 1(4):161-171. Diakses Muchtaridi & Moelyono. (2015).
tanggal 29 Agustus 2017 dari Aromaterapi; Tinjauan Aspek Kimia
http://www.e- Medisinal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
journal.upp.ac.id>article>view. Novia, I & Puspitasari, N. (2008). Faktor
Hendrik. (2006). Problema Haid Tinjauan Resiko yang Mempengaruhi
Syariat Islam dan Medis. Solo: Tiga Kejadian Dismenore Primer. The
Serangkai. Indonesian Journal of Public Health,
Koensoemardiyah. (2009). A-Z 4(2):96-104. Diakses tanggal 23
Aromaterapi untuk kesehatan, Maret 2018 dari
keluarga, dan kecantikan. www.joural.unair.ac.id.
Yogyakarta: Lily Publisher. Olowokere, A., Oginni, M., Olajubu, A.,
Kowalak, J., Welsh, W & Mayer, B. William, O., Irinoye, O. (2014).
(2011). Buku Ajar Patofisiologi (Alih Menstrual disorders: The
Bahasa: Hartono, A.) 2011. Jakarta: Implications on Health and
EGC. (Buku Asli diterbitkan tahun Academic Activities of Female
2003). Undergraduates in a Federal
Lakhan, S., Sheafer & Tepper, D. (2016). University in Nigeria. Journal of
The Effectiveness of Aromatherapy Nursing Educations and Practice,
in Reducing Pain: A Systematic 4(5):126-135. Diakses tanggal 21
Review and Meta-Analysis. Hindawi November 2017 dari
Publishing Corpartion, http://www/sciedu.ca/jnep.com.
doi:10.1155/2016/8158963. Di akses Ricci, S. (2013). Essentials of Maternity,
tanggal 4 September 2017. Newborn, and Women’s Health
Manuaba, I., Manuaba, I & Manuaba, I. Nursing 3 rd Edition. China: Wolters
(2010). Buku Ajar Penuntun Kuliah Kluwer Health
Ginekologi. Jakarta: Trans Info Saraswati, S. (2010). 52 Penyakit
Media. Perempuan. Jogjakarta: Kata Hati.
Moheobitabar, S., Shirazi, M., Bioos, S., Sari, D., Nurdin, A., Defrin. (2015).
Rahimi, R., Malekshahi, F., Hubungan stres dengan kejadian
Nejatbakhsh. (2016). Therapeutic Dismenore Primer pada Mahasiswa
efficacy of rose oil: A comprehensive Pendidikan Dokter Fakultas
review of clinical evidence. Avicenna Kedokteran Universitas Andalas.
Journal of Phytomedicine, 7(3):206- Artikel Penelitian, 4(2):567-570.
213. Diakses tanggal 3 Oktober 2017 Diakses tanggal 1 Oktober 2017 dari
dari http://www.jurnal.fk.unand.ac.id

You might also like