You are on page 1of 6

Efektivitas Aromaterapi Lavender dan Peppermint Terhadap Skala Nyeri

Haid Pada Remaja Putri

Lia Fitria1, Anisa Febrianti2, Arifah Arifin3, Arifatul Hasanah4, Dianatul Firdausiyeh5
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy12345
1
leeafitria@gmail.com

ABSTRACT
Adolescent girls will experience changes in the reproductive system marked by menstruation. Menstruation
experienced in adolescents is often accompanied by complaints of menstrual pain. Menstrual pain can interfere
with daily activities, so it requires treatment to reduce menstrual pain. One way of handling that can be done is
with aromatherapy. Lavender and peppermint aromatherapy is a treatment that uses lavender and peppermint
essential oils which contain linalool and linalyl acetate which are useful for reducing menstrual pain. The purpose
of this study was to determine the effectiveness of lavender aromatherapy with peppermint on the menstrual pain
scale in adolescent girls. The research design used was quantitative, quasi-experimental method with a two-group
pre-test and post-test design with a sample of 14 respondents, 7 respondents in the lavender aromatherapy group
and 7 respondents in the peppermint aromatherapy group. The sampling technique used consecutive sampling.
The instrument used is a numerical rating scale (NRS). Data were processed by Wilcoxon test and Mann Whitney
test. The results of this study indicate that lavender aromatherapy and lemon aromatherapy are effective in
reducing menstrual pain scale with p value 0.001 (p < 0.05). Levender aromatherapy and peppermint
aromatherapy were effective in reducing menstrual pain scale, but there was no significant difference in reducing
pain scale in both lavender and peppermint therapy groups.

Keywords: lavender aromatherapy; peppermint aromatheraphy; menstrual pain scale; adolescent women

ABSTRAK
Remaja putri akan mengalami perubahan pada sistem reproduksi ditandai dengan menstruasi. Menstruasi yang
dialami pada remaja sering disertai dengan keluhan nyeri haid. Nyeri haid dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari, sehingga memerlukan penanganan untuk mengurangi nyeri haid. Salah satu cara penanganan yang dapat
dilakukan yaitu dengan aromaterapi. Aromaterapi lavender dan peppermint merupakan penanganan yang
menggunakan minyak essensial lavender dan peppermint yang didalamnya terdapat kandungan linalool dan linalyl
asetat yang bermanfaat untuk mengurangi nyeri haid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
aromaterapi lavender dengan peppermint terhadap skala nyeri haid pada remaja putri. Desain penelitian yang
digunakan kuantitatif, metode quasy experiment dengan rencangan two group pre-test and post-test design dengan
sampel 14 responden, 7 responden kelompok aromaterapi lavender dan 7 responden kelompok aromaterapi
peppermint. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah
numeric rating scale (NRS). Data diolah dengan uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon efektif dalam menurunkan skala nyeri haid
dengan p value 0,001 (p < 0,05). Aromaterapi levender dan aromaterapi peppermint efektif dalam menurunkan
skala nyeri haid, tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan pada penurunan skala nyeri pada kelompok terapi
baik lavender maupun peppermint.

Kata Kunci: aromaterapi lavender; aromaterapi peppermint; skala nyeri haid; remaja putri

614
Jurnal Ilmiah Pannmed (Pharmacyst, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dental Hygiene)
Vol. 16 No.3 September – Desember 2021

PENDAHULUAN dan jiwa. Secara tradisional, aromaterapi telah


Latar Belakang digunakan untuk mengurangi gejala dismenore,
Masa remaja merupakan masa transisi yang melepaskan kram rahim, dan mengurangi rasa
ditandai dengan perubahan fisik, emosi dan sakit dan kecemasan setelah melahirkan.(4) Pada
perkembangan psikis. Masa remaja juga aromaterapi lavender terdapat kandungan
merupakan masa pematangan organ reproduksi utamanya yaitu linalyl asetat dan linalool, dimana
dan sering disebut pubertas. Pubertas dapat linalyl asetat berfungsi untuk mengendorkan dan
ditandai dengan pertumbuhan tubuh yang cepat, melemaskan sistem kerja saraf dan otot yang
perubahan fungsi genetalia, dan adanya menarche mengalami ketegangan sedangkan linalool
(menstruasi pertama). Proses menstruasi berperan sebagai relaksasi dan sedatif sehingga
berlangsung secara teratur setiap bulan pada dapat menurunkan nyeri haid.(5) Pada kandungan
setiap wanita normal dimulai sekitar 14 hari aromaterapi peppermint oil memberikan efek
setelah ovulasi.(1) positif bagi tubuh dimana peppermint oil
Dismenore merupakan nyeri perut bagian mengandung menthol, menthone, cineol dan
bawah yang terjadi selama haid atau menstruasi. viltaile oil yang memberikan efek melegakan
Rasa nyeri yang dirasakan seperti kram dan dapat mulut serta memberikan efek nyaman, rileks serta
menyebar ke paha atau tulang belakang bagian meningkatkan kondisi gastro intestinal.(6)
bawah. Dismenore diklasifikasikan menjadi Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
primer dan sekunder. Dismenore primer yaitu dilakukan oleh peneliti dengan remaja putri usia
nyeri pada perut bagian bawah saat haid tanpa 13 – 20 tahun di Desa Kendit melalui pengisian
adanya kelainan atau penyakit pada panggul. kuesioner didapatkan bahwa 10 (67%) remaja
Sedangkan dismenore sekunder yaitu nyeri perut mengalami nyeri haid dan 5 (33%) remaja lainnya
bagian bawah saat haid disertai adanya kelainan tidak mengalami nyeri haid. Sedangkan untuk
atau penyakit pada panggul seperti endometriosis, tingkat skala nyeri haid, didapatkan 11 remaja
radang panggul kronis dan fibroid rahim.(2) (73,3%) yang mengalami nyeri ringan, 3 remaja
Prevalensi kejadian dismenore masih tinggi, (20%) yang mengalami nyeri sedang dan 1 remaja
angka kejadian dismenore dunia mencapai 90%. (6,7%) yang mengalami nyeri berat. Pada latar
Menurut data World Health Organization (WHO, belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
2012), kejadian 1.769.425 penduduk (90%) mengetahui perbedaan efektivitas aromaterapi
Wanita yang mengalami dismenorea dengan 10 - lavender dan peppermint terhadap skala nyeri haid
15% mengalami tingkat berat. Diperkirakan 50% pada remaja putri.
dari semua wanita di dunia menderita dismenorea
dalam siklus menstruasi. Angka kejadian METODE
dismenore di Indonesia berjumlah 107.673 orang Desain penelitian yang digunakan dalam
(64,25%), terdiri dari 59.671 orang (54,89%) penelitian ini adalah quasi eksperimental with
mengalami dismenore primer. control group design. Penelitian ini dilakukan
Penanganan pada remaja yang mengalami dengan cara membagi subyek penelitian menjadi
nyeri haid dapat dilakukan secara farmakologi dan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan
non farmakologi. Penatalaksanaan secara kelompok intervensi. Masing-masing kelompok
farmakologi yaitu dengan pemberian Non Steroid dilakukan pengamatan awal (pre-test) terlebih
Anti Inflammatory Drugs (NSAID), namun, ada dahulu sebelum diberikan perlakuan berupa
efek samping yang terkait dengan penggunaan aromaterapi lavender pada kelompok intervensi
NSAID tersebut termasuk ketidaknyamanan dan pada kelompok kontrol diberikan peppermint,
system pencernaan, perdarahan, dan risiko system kemudian dilakukan pengamatan akhir (post-test)
kardiovaskular secara umum.(3) Sedangkan setelah diberikan intervensi. Teknik pengambilan
penatalaksanaan secara non farmakologi seperti sampel dalam penelitian ini menggunakan
terapi akupunktur, akupresur, yoga, meditasi, dan consecutive sampling sebanyak 14 responden
aromaterapi. Salah satu penatalaksanaan non yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
farmakologi yang di lakukan pada penelitian ini Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah remaja
untuk nyeri haid yaitu dengan menggunakan usia 13 – 20 tahun, nyeri haid pada hari ke 1 – 7,
aromaterapi lavender dan peppermint. bersedia menjadi responden. Sedangkan kriteria
Aromaterapi merupakan minyak esensial eksklusi penelitian ini adalah alergi pada lavender
aromatik yang diekstrak dari tumbuhan alami atau peppermint, tidak bersedia menjadi
untuk meningkatkan kesehatan tubuh, pikiran, responden. Responden kelompok intervensi

615
Lia Fitria Efektivitas Aromaterapi...

diberikan aromaterapi lavender selama 15 menit. Ringan (1 – 3) 2 (28,5%)


Sedangkan pada kelompok kontrol diberikan Sedang (4 – 6) 2 (28,5%)
aromaterapi peppermint selama 15 menit. Berat terkontrol 3 (43%)
Aromaterapi lavender dan aromaterapi (7 – 9)
peppermint diberikan secara inhalasi Jumlah 7 (100%)
menggunakan diffuser. Dosis minyak essensial Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa
lavender dan peppermint yang digunakan gambaran skala nyeri responden sebelum diberi
sebanyak 3 tetes dalam 5cc air. Posisi responden aromaterapi lavender sebagian besar pada skala
tidur terlentang dan pintu ruangan dan jendela nyeri sedang (skala 4 – 6) dan berat (skala 7 – 9)
ditutup, dan diffuser diletakkan 60 cm di atas sebanyak 43%, sedangkan pada aromaterapi
kepala responden. Setelah selesai pemberian peppermint, skala nyeri responden sebelum
aromaterapi selama 15 menit, peneliti mengukur diberikan aromaterapi sebagian besar pada skala
skala nyeri responden setelah diberikan nyeri berat (skala 7 – 9) sebanyak 43%.
aromaterapi lavender dan aromaterapi
peppermint. Intervensi kedua kelompok hanya Tabel 3. Gambaran Skala Nyeri Setelah
dilakukan pada satu kali pertemuan, dan mencatat Intervensi
hasil pengukuran dalam lembar observasi. Hasil Kelompok Skala Nyeri n (%)
penelitian ini didapatkan terjadi penurunan skala Lavender Tidak Nyeri (0) 2 (28,5%)
nyeri pada semua responden. Analisis univariat Ringan (1 – 3) 3 (43%)
Sedang (4 – 6) 2 (28,5%)
dilakukan untuk melihat distribusi dan frekuensi
Berat terkontrol (7 0
usia pada kelompok lavender dan peppermint. – 9)
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji Jumlah 7 (100%)
interaksi antar dua variabel dengan menggunakan Peppermint Tidak Nyeri (0) 1 (14%)
uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Instrumen yang Ringan (1 – 3) 3 (43%)
digunakan dalam penelitian ini adalah NRS atau Sedang (4 – 6) 3 (43%)
skala penilaian numerik untuk mengukur nyeri Berat terkontrol (7 0
yang dialami oleh responden. Subyek penelitian – 9)
ini berjumlah 14 responden, dan didapatkan Jumlah 7 (100%)
kelompok terapi lavender sebanyak 7 responden, Berdasarkan tabel 3 menunjukkan gambaran
dan terapi peppermint sebanyak 7 responden. skala nyeri responden setelah diberikan
aromaterapi lavender Sebagian besar pada skala
HASIL nyeri ringan (1 – 3) sebanyak 43%, sedangkan
Tabel 1. Karakteristik responden kelompok pada aromaterapi peppermint mayoritas pada
lavender dan peppermint skala Ringan (1 – 3) dan Sedang (4 – 6) sebanyak
43%.
Usia Laven Prosen Pepper Prosen
(Tahun) der tase mint tase (%) Tabel 4. Perbedaan Skala Nyeri Sebelum dan
(%) Sesudah diberikan Aromaterapi
13 – 15 6 86 6 86 Kelompok n Median Mean ± SD p
16 - 20 1 14 1 14 Laven Pre 7 6 (5 – 8) 5,86 ± 1,95
0,00100,0010
Jumlah 7 100 7 100 der Post 7 3 (1 – 4) 2,29 ± 1,98
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa Pepper Pre 7 6 (5 – 8) 5,86 ± 2,34 0,001
sebagian besar karakteristik usia responden pada mint Post 7 3 (1 – 4) 2,57 ± 1,90
rentang 13 – 15 tahun. Perbedaan skala nyeri antara sebelum dan
sesudah diberikan aromaterapi lavender dan
Tabel 2. Gambaran Skala Nyeri Sebelum peppermint dapat diketahui melalui uji Wilcoxon.
Intervensi Hasil statistik uji Wilcoxon dapat dilihat pada
Kelompok Skala Nyeri n (%) tabel 4 dan menunjukkan nilai p < 0,05 yang
Lavender Tidak Nyeri (0) 0 artinya ada perbedaan skala nyeri yang signifikan
Ringan (1 – 3) 1 (14%) baik sebelum maupun sesudah intervensi pada
Sedang (4 – 6) 3 (43%) kelompok lavender (p=0,001), dan kelompok
Berat terkontrol 3 (43%) peppermint (p=0,001).
(7 – 9)
Jumlah 7 (100%)
Peppermint Tidak Nyeri (0) 0

616
Jurnal Ilmiah Pannmed (Pharmacyst, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dental Hygiene)
Vol. 16 No.3 September – Desember 2021

dirasakan remaja putri adalah nyeri menstruasi


Tabel 5. Perbedaan Penurunan Skala Nyeri dengan skala nyeri sedang dan nyeri berat yang
Pada Kelompok Lavender & Peppermint mana pada skala nyeri ini dapat mengganggu
Kelompok n Mean p aktivitas serta mengganggu konsentrasi belajar,
Lavender Pre 7 5,86 0,493 sehingga memerlukan istirahat dan memerlukan
Post 7 2,43 obat-obatan untuk menghilangkan nyeri.
Peppermint Pre 7 5,86 0,493 Terapi dengan menggunakan Aromaterapi
Post 7 2, 43 Lavender dan Peppermint berlangsung pada saat
Perbedaan selisih penurunan skala nyeri pada hari pertama responden nyeri menstruasi. Dalam
kelompok aromaterapi lavender dan peppermint melaksanakan terapi masing – masing responden
dapat diketahui melalui uji Mann-Whitney. Hasil diminta menghirup Aromaterapi Lavender dan
statistik uji dapat dilihat pada tabel 5 Peppermint selama 15 menit. Dilakukan pengisian
menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada lembar posttest menggunakan skala nyeri NRS
perbedaan yang signifikan pada penurunan skala kepada responden untuk mengukur skala nyeri
nyeri pada kelompok terapi baik lavender maupun setelah diberikan Aromaterapi Lavender dan
peppermint (p > 0,005). Hal tersebut Peppermint. Hasil posttest pada kelompok
menunjukkan bahwa Ha ditolak. pemberian aromaterapi lavender didapatkan skala
nyeri menstruasi dengan responden yang
PEMBAHASAN merasakan skala nyeri ringan sebanyak 3
Responden dalam penelitian ini adalah remaja responden (43%), nyeri ringan dan tidak nyeri
dengan keluhan nyeri haid sebelum, saat dan sebanyak 2 responden (28,5%). Sedangkan, hasil
setelah haid dengan jumlah 14 responden. posttest pada kelompok peppermint didapatkan
Responden dibagi menjadi 2 kelompok intervensi, skala nyeri menstruasi dengan responden yang
yakni 7 responden dengan intervensi aromaterapi merasakan skala nyeri ringan dan sedang
lavender, dan 7 responden dengan intervensi sebanyak 3 responden (43%), dan tidak nyeri
aromaterapi peppermint. Berdasarkan tabel 1 sebanyak 1 responden (14%). Dari hasil posttest
menunjukkan bahwa sebagian besar karakteristik yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa nilai
usia responden pada rentang 13 – 15 tahun. rata-rata setelah pemberian aromaterapi lavender
Responden yang mengalami menstruasi pertama adalah 2,29 dengan standar deviasi 1,98. Pada
kali (menarche) dalam penelitian ini Sebagian aromaterapi peppermint didapatkan bahwa nilai
besar berusia 12 dan 13 tahun. Hal ini sesuai rata-rata setelah pemberian aromaterapi
dengan teori yang dikemukakan oleh Sukarni dan peppermint adalah 2,57 dengan standar deviasi
Wahyu dimana menarche diartikan sebagai 1,90.
permulaan menstruasi pada seorang gadis selama Perbedaan skala nyeri antara sebelum dan
masa pubertas yang biasanya muncul pada usia 11 sesudah diberikan aromaterapi lavender dan
sampai 14 tahun. Terjadinya menarche pada peppermint dapat diketahui melalui uji Wilcoxon.
seseorang menunjukkan bahwa kadar estrogen Hasil statistik uji Wilcoxon dapat dilihat pada
dan progesteron sudah memadai untuk tabel 5.4 dan menunjukkan nilai p < 0,05 yang
menginduksi perkembangan uterus. artinya ada perbedaan skala nyeri yang signifiikan
Hasil pretest didapatkan responden yang baik sebelum maupun sesudah intervensi pada
diberikan aromaterapi lavender sebagian besar kelompok lavender (p=0,001), dan kelompok
merasakan skala nyeri sedang dan skala nyeri peppermint (p=0,001). Perbedaan selisih
berat sebanyak 3 responden (43%). Sedangkan, penurunan skala nyeri pada kelompok
pada aromaterapi peppermint hasil pretest aromaterapi lavender dan peppermint dapat
didapatkan Sebagian besar merasakan skala nyeri diketahui melalui uji Mann-Whitney. Hasil
berat sebanyak 3 responden (43%). Dari hasil statistik uji dapat dilihat pada tabel 5
pretest yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada
nilai rata-rata sebelum pemberian aromaterapi perbedaan yang signifikan pada penurunan skala
lavender adalah 5,86 dengan standar deviasi 1,95. nyeri pada kelompok terapi baik lavender maupun
Pada aromaterapi peppermint didapatkan bahwa peppermint (p > 0,005). Hal tersebut
nilai rata-rata sebelum pemberian aromaterapi menunjukkan bahwa Ha ditolak.
lavender adalah 5,86 dengan standar deviasi 2,34. Aromaterapi didefinisikan sebagai minyak
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan aromatik yang diekstrak dari tumbuhan dan
bahwa sebagian besar nyeri menstruasi yang bunga-bungaan berupa aromaterapi yang harum

617
Lia Fitria Efektivitas Aromaterapi...

dan menyenangkan yang dapat meningkatkan dingin) lebih efektif bila digunakan sebagai
kesehatan. Aromaterapi merupakan cara efektif muscle relaxant dengan cara dioles, karena
dan lembut untuk meningkatkan kesehatan tubuh menthol lebih cepat meresap melalui kulit, dan
dan untuk rileks. Aroma minyak esensial ini akan mampu mengurangi cedera pada atletik, nyeri
memicu terjadinya reaksi dalam indera otot, kram saat menstruasi serta berbagai masalah
penciuman yang kemudian mengirimkan pesan- pencernaan termasuk kembung, mual, morning
pesan tersebut kepada otak sehingga sickness, dan kram perut. Kandungan menthol
menimbulkan efek relaksasi yang positif yang pada peppermint sifatnya hanya sementara bila
dapat menurunkan nyeri. Cara kerja bahan aroma diberikan dengan cara inhalasi, namun lebih
terapi adalah melalui sistem sirkulasi tubuh dan efektif bila digunakan untuk pijat/ dioleskan ke
sistem penciuman, dimana bau merupakan suatu tubuh.(10)
molekul yang mudah menguap apabila masuk ke
rongga hidung melalui pernafasan kemudian akan KESIMPULAN
diterjemahkan oleh otak sebagai proses Berdasarkan hasil penelitian mengenai
penciuman. Melalui penghirupan sebagian perbedaan rata-rata penurunan nyeri haid primer
molekul akan masuk ke paru, kemudian molekul untuk pemberian aromaterapi lavender dan
aromatik akan diserap oleh lapisan mukosa pada peppermint pada remaja putri usia 13 – 21, maka
saluran pernafasan, baik pada bronkus atau pada dapat disimpulkan bahwa: Karakteristik
cabang halus (bronchiole) dan terjadi pertukaran responden pada kelompok lavender dan
gas didalam alveoli. Molekul tersebut akan peppermint mayoritas berusia 13 - 15 tahun,
diangkut oleh sistem sirkulasi darah didalam paru. Gambaran skala nyeri sebelum intervensi pada
Pernafasan yang dalam akan meningkatkan kelompok lavender Sebagian besar pada skala 4 –
jumlah bahan aromatik yang ada ke dalam 6 (Sedang) dan 7 - 9 (berat). Sedangkan pada
tubuh.(7) Aromaterapi yang digunakan dalam kelompok peppermint, Sebagian besar pada skala
penelitian ini adalah aromaterapi lavender dan 7 - 9 (berat). Gambaran skala nyeri setelah
peppermint. Hasil penelitian menunjukkan intervensi pada kelompok lavender Sebagian
adanya penurunan nyeri setelah diberikan besar pada skala 1 - 3 (Ringan). Sedangkan pada
aromaterapi lavender dan peppermint, yang aromaterapi peppermint Sebagian besar yaitu
artinya baik pada aromaterapi lavender maupun pada skala 1 - 3 (Ringan) dan 4 – 6 (Sedang).
peppermint sama-sama dapat menurunkan nyeri. Terdapat perbedaan yang signifikan skala nyeri
Hal ini disebabkan karena efek dari aromaterapi antara sebelum dan sesudah intervensi atau
lavender maupun peppermint mampu mengurangi perlakuan pada kelompok lavender dan kelompok
rasa lelah, dan membuat tubuh menjadi rileks. peppermint.
Aromaterapi lavender (Lavendula Augustfolia)
mempunyai kandungan zat aktif berupa linalool DAFTAR PUSTAKA
dan linalyl yang dapat berfungsi sebagai Savitri R, Hardyanti O. The Effectiveness of
analgetik, serta dapat meningkatkan hormon Lavender Aromatherapy in Reducing the
endorpin sebagai akibat rangsangan hipotalamus Level of Dysmenorrhea in Adolescent
oleh aromaterapi lavender (Lavendula Girls. J Matern Care Reprod Heal.
Augustfolia), dapat menghasilkan rasa tenang, 2019;2(3):234–9.
rasa bahagia dan relaks, serta melemasakan otot - Yunita Arga Dini DB. Innovation in Health for
otot yang tegang akibat rasa nyeri, sehingga rasa Society Short Clinical Review Innovation
nyeri haid yang dialami remaja putri dapat in Management of Dysmenorrhea : A
berkurang dengan terapi inhalasi aromaterapi nursing approach. 2021;1(1):2020–2.
lavender (Lavendula Augustfolia) dan sejauh ini Zayeri F, Dehkordi ZR, Hosseini-Baharanchi FS.
tidak diketahui adanya kontraindikasi serta efek The clinical efficacy of lavender oil
samping penggunaan inhalasi aromaterapi inhalation on intensity of menstrual pain
lavender.(8) Aromaterapi peppermint mengandung from primary dysmenorrhea. J HerbMed
menthol yang berfungsi sebagai anestesi ringan Pharmacol. 2019;8(3):218–23.
yang bersifat sementara dan efektif sebagai salah Thenmozhi P, Bhuvaneshwari K. Effectiveness of
satu mekanisme anti konvulsi dan spasmolitik Aromatherapy on Menstrual Distress
secara in vitro pada otot skeletal, sehingga sesuai among Adolescent Girls. J Complement
apabila digunakan pada keluhan nyeri pada Altern Med Res. 2020;11(2):25–32.
tulang, otot halus saluran gastrointestinal dan Nikjou R, Kazemzadeh R, Rostamnegad M,
saluran empedu.(9) Kandungan menthol (sensasi Moshfegi S, Karimollahi M, Salehi H. The

618
Jurnal Ilmiah Pannmed (Pharmacyst, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dental Hygiene)
Vol. 16 No.3 September – Desember 2021

effect of lavender aromatherapy on the


pain severity of primary dysmenorrhea: A
triple-blind randomized clinical trial. Ann
Med Health Sci Res. 2016;6(4):211.
Balakrishnan A. Therapeutic uses of peppermint –
A review. J Pharm Sci Res.
2015;7(7):474–6.
Zuddin RR, Abadi H, et al. Pembuatan dan Uji
Hedonik Lilin Aromaterapi Dari Minyak
Daun Mint (Mentha piperita L.) dan
Minyak Rosemary (Rosmarinus
officinalis). Jurnal Dunia Farmasi Ind.
2019;3(2):79–90.
Malloggi E, Menicucci D, Cesari V, Frumento S,
Gemignani A, Bertoli A. Lavender
aromatherapy: A Systematic Review From
Essential Oil Quality And Administration
Methods To Cognitive Enhancing Effects.
Appl Psychol Heal Well-Being.
2021;(September):1–28.
Rahayuningsih T. Efektifitas Pemberian
Aromaterapi Peppermint Dengan Masalah
Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil
Trimester I Di Kelurahan Sukoharjo. Int J
Med Sci [Internet]. 2020;7(2):167–76.
Meamarbashi A. Instant effects of peppermint
essential oil on the physiological
parameters and exercise performance.
Avicenna J phytomedicine [Internet].
2014;4(1):72–8.

619

You might also like