Professional Documents
Culture Documents
net/publication/331318123
CITATIONS READS
0 129
3 authors:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Dewi Lestari on 25 February 2019.
Abstract
Acclimatization is a treatment to conditioning plant from site in
order to survive, health and well developed so that will be appointed
as plant collection in Eka Karya Bali Botanic Garden (EKBBG). This
research is aimed to observe that acclimatization process and its
success rate, that conducted in the acclimatization plot of nurseries,
begonias acclimatization house and orchids acclimatization house of
EKBBG for a year, June 2016 - June 2017. Plants are acclimatized by
adjusting planting media and environmental conditions according
to original habitat. After being sowed and planted, those plants are
observed at the end of the 2016 and June 2017. The results showed
that success rate of acclimatization is 75,02% specimens or 81.56%
accession number. Plants that have been appointed as EKBG
collection is 25,14% from survival number, while the rest is still
required further acclimatization. Deaths are dominated by species
which taken from habitats whose condition differs from EKBBG.
Keywords: Collection, Kayan Mentarang National Park, Eka Karya
Bali Botanic Garden
PENDAHULUAN
Kebun Raya Eka Karya Bali (KREKB) adalah lembaga yang
bertujuan mengkonservasi keanekaragaman tumbuhan secara ex-situ.
Koleksinya didapatkan dari hasil kegiatan eksplorasi di kawasan in-situ
seperti hutan lindung, taman nasional, cagar alam dan lain-lain. Karena
koleksi yang didapatkan merupakan tumbuhan yang dipindahkan dari
habitat aslinya, maka proses aklimatisasi menjadi kegiatan yang sangat
penting di KREKB.
Aklimatisasi adalah upaya penyesuaian atau adaptasi suatu
organisme terhadap lingkungan yang baru dimasukinya (Kusuma 2009).
Pemanfaatan Biodiversitas Tropika
2 untuk Mewujudkan Bio-Based Economy
METODE
Penelitian aklimatisasi ini dilakukan di petak aklimatisasi
pembibitan, begonia dan anggrek KREKB pada Juni 2016 – Juni 2017.
Alat yang digunakan adalah alat tulis, 4 in 1 meter (anemometer, humidity,
light and type K thermometer) Lutron LM-8000A, soil pH dan kamera
digital. Sedangkan bahan yang digunakan adalah media tanam (humus,
pasir, pasir berbatu, cacahan pakis dan kadaka, sekam bakar dan serabut
kelapa), formulir A1, formulir pengamatan hasil eksplorasi, formulir
serah terima hasil eksplorasi, formulir bibit tanaman mati.
Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap
proses aklimatisasi. Perkembangan bibit tanaman yang diaklimatisasikan
dan pencatatan data suhu, intensitas cahaya dan kelembaban udara, pH
media pada lokasi aklimatisasi juga dilakukan. Selanjutnya dilakukan
penelaahan terhadap formulir pengamatan hasil eksplorasi, formulir
serah terima hasil eksplorasi, formulir bibit tanaman mati, formulir
penanaman serta melakukan tinjauan pustaka terhadap literatur yang
terkait.
Data yang diperoleh diolah secara deskriptif, ditampilkan dalam
bentuk grafik dan tabel. Hasil akhir pengamatan diperbandingkan
dengan formulir hasil eksplorasi (A1) untuk mengetahui persentase
Pemanfaatan Biodiversitas Tropika
untuk Mewujudkan Bio-Based Economy 3
keberhasilan aklimatisasi tersebut.
Hasil Aklimatisasi
Pengamatan periode pertama (hingga akhir tahun 2016 atau
7 bulan setelah eksplorasi) menunjukkan bahwa 84,022% spesimen
tanaman berhasil tumbuh dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan.
Spesimen yang dianggap masih dorman, biji dan spora yang belum
tumbuh masih diperhitungkan sebagai spesimen yang hidup hingga
periode ini.
Pada periode tersebut, sebagian spesimen yang bertahan hidup
bahkan mulai berbunga (6,4%). Tanaman yang mulai berbunga tersebut
antara lain anggrek, Gosong sp., Rhododendron sp. dan Ardisia sp.
(Gambar 4). Hingga awal tahun 2017, sebagian tanaman tersebut telah
diangkat sebagai koleksi, yaitu sebesar 14,8%.
Kematian
Hingga periode 1 pengamatan, terdapat 37 nomor akses yang mati
tanpa menyisakan satu spesimen tanaman pun (Tabel 2). Sebagian besar
yang mati adalah anggrek (45,94%). Anggrek termasuk jenis tumbuhan
yang sulit diaklimatisasikan, salah satunya adalah Goodyera sp. Trimanto
(2013) juga melaporkan kematian 3 nomor akses Goodyera sp. dari
Gunung Egon yang diaklimatisasi di Kebun Raya Purwodadi.
Tabel 2. Jenis tanaman yang mengalami kematian setelah aklimatisasi
7 bulan
No
No Jenis Tanaman Suku A B Keterangan
Kolektor
1 DL 119 Lindsaea nitida Lindsaceae 3 3 hutan dataran
Copel.* tinggi
2 DL 134 Didymochlaena Dryopteridaceae 1 8 hutan dataran
sp. tinggi
3 DL 137 Ooia sp.* Araceae 1 1 hutan dataran
tinggi
4 DL 139 Scindapsus sp. Araceae 1 0 hutan dataran
tinggi
5 DL 143 Zingiber sp. Zingiberaceae 1 0 hutan dataran
tinggi
6 DL 153 - Gesneriaceae 1 4 hutan dataran
tinggi
7 DL 330 Zingiber sp. Zingiberaceae 5 0 hutan dataran
tinggi
8 DL 173 - 1 3 hutan dataran
tinggi
9 DL 179 Dacrycarpus sp. Podocarpaceae 2 2 hutan dataran
tinggi
10 GT Begonia sp. Begoniaceae 1 1 hutan dataran
3688 tinggi
11 GT Piper sp. Piperaceae 1 4 hutan dataran
3691 tinggi
Pemanfaatan Biodiversitas Tropika
10 untuk Mewujudkan Bio-Based Economy
KESIMPULAN
Tanaman diaklimatisasi dengan menyesuaikan media tanam dan
kondisi lingkungan sesuai habitat aslinya. Biji disemai di bak pasir,
campuran arang/abu sekam dan serabut kelapa dipilih sebagai media
semai spora. Anggrek epifit diaklimatisasi pada media pakis berbentuk
lempengan dan moss (ditempel), maupun ditanam di pot tanah dengan
media campuran cacahan pakis, kadaka, arang dan arang sekam dan
pot tanah dengan media serabut kelapa dan arang. Anggrek terestrial
diaklimatisasikan dalam pot tanah bermedia arang sekam. Selanjutnya
kelembaban, cahaya dan temperatur dikontrol dan ditingkatkan secara
bertahap supaya tanaman mampu beradaptasi dengan kondisi lapangan.
Dilakukan pula perawatan rutin berupa penyiraman dan pemupukan
kimia.
Hingga setahun setelah eksplorasi, jumlah spesimen yang bertahan
hidup adalah sebesar 75,02% dan jumlah no akses yang bertahan hidup
adalah sebesar 81.56%. Jumlah tanaman yang berhasil diangkat sebagai
koleksi KREKB baru mencapai 25,14%. Sisanya, masih dalam proses
aklimatisasi lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Andalasari, T. D., Yafisham, & Nuraini. 2014. Respon pertumbuhan
anggrek dendrobium terhadap media tanam dan pupuk daun.
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan 14(1), 76-82.
Bahri, S., & Saukani. 2017. Pengaruh Ukuran Biji dan Media Tanam
terhadap perkecambahan dan pertumbuhan bibit karet.
Agrosamudra Jurnal Penelitian 4(1), 58-70.
BPTP JKT. 2003. Media tumbuh anggrek Dendrobium. Liptan Lembar
Informaasi Pertanian 1.
BPS. 2017. Kabupaten Tabanan dalam Angka 2017. Tabanan: BPS
Kabupaten Tabanan.
Budisantoso, I. 2013. Aklimatisasi Bibit Hasil Kultur Jaringan
Tumbuhan. Disampaikan dalam rangka pelatihan kultur
jaringan tumbuhan siswa SMP AL IRSYAD Purwokerto, pada
hari Sabtu 23 Maret 2013.
Damayanti, F., & Helmanto, H. 2015. Perkecambahan dan pertumbuhan
kecambah Clausena excavate pada perlakuan pemberian
kompos Bioposka. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat
Biodiversitas 1(4), 856-859.
Danu & Abidin, A. Z. 2007. Pengaruh kemasan dan lama penyimpanan
terhadap pertumbuhan bahan stek akar sukun. Jurnal Penelitian
Hutan Tanaman 4(2), 69-118.
Dodo, S. 2011. Pengaruh media semai, ukuran, dan perlakuan biji ulin
(Eusideroxylon zwageri T. & B.) terhadap persen berkecambah.
Prosiding Lokakarya “Status Konservasi dan Formulasi Strategi
Konservasi Jenis-Jenis Pohon yang Terancam (Ulin, Eboni dan
Michelia). Bogor, April 2011.
Febrianto, R., Suwirmen, & Syamsuardi. 2015. Aklimatisasi Planlet
Kantong Semar (Nepenthes gracilis Korth.) pada berbagai
Campuran Media Tanam Tanah Ultisol Acclimatization of
Pitcher Plant (Nepenthes gracilis Korth.) Planlet on Variety of
Mixed Planting Medium Ultisol Soil. J. Bio. UA 4(2), 96-101.
Fiqa, A. P., & Darmayanti, A. S. 2011. Daya adaptasi tumbuhan koleksi
hasil eksplorasi di kawasan hutan raya Nipa-Nipa (Murhum)
Kabupaten Kendari dan Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara.
Pemanfaatan Biodiversitas Tropika
untuk Mewujudkan Bio-Based Economy 17
Journal of Biological Researches (7), 73-76.
Gunarsih, C., Purwoko, B. S., Dewi, I. S., & Syukur, M. 2016. Regenerasi
Planlet dan Aklimatisasi Kultur Antera Enam Persilangan F1
Padi Sawah. J Agron Indonesia 44(22), 133- 140.
Hardiyati, T. 2015. Aklimatisasi bibit hasil kultur jaringan tumbuhan.
Makalah disampaikan dalam rangka Pengenalan Teknik Kultur
In-vitro Anggrek MGMP guru SMA Tegal. Purwokerto 15
Desember 2015.
Hidayat, S., Puspitaningtyas, D. M., Hartini, S., Munawaroh, E., Astuti,
I. P., & Wawangningrum, H. 2017. Eksplorasi Flora 25 Tahun
Menjelajah Rimba Nusantara. Jakarta: LIPI Press.
Izudin, E. 2013. Teknik Aklimatisasi Tanaman Hasil Kultur Jaringan.
Informasi Teknis 11(2), 49–56.
Irawan, A., & Kafiar, Y. 2015. Pemanfaatan cocopeat dan arang sekam
padi sebagai media tanam bibit cempaka wasian (Elmerria
ovalis). Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas
Indonesia 1(4), 805-808.
Kusuma, L. A. 2009. Kultur Jaringan Tumbuhan Jarak. https://leqi.
wordpress.com/2007/aklimatisasi-bibit-hasil-kultur-jaringan.
pdf.
Kusumo, S. 1984. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Jakarta: CV. Yasaguna.
Lestari, D., Tirta, I. G., Oktavia, G. A. E., Adenan, M., & Suparta, I.
P. 2016. Laporan Eksplorasi dan Inventarisasi Flora di Taman
Nasional Kayan Mentarang, Kalimantan Utara (15 Mei-3 Juni
2016). Bali: Balai Konservasi Tumbuhan Eka Karya Bali-LIPI.
Lestari, D., Oktavia, G. A. E, & Asih, N. P. S. 2017. Eksplorasi dan
Inventarisasi Araceae di SPTN I Long Bawan, Taman Nasional
Kayan Mentarang, Kalimantan Utara. Prosiding Semnas
Biodiversitas 6(3), 145-152.
Marlina, N., & D. Rusnandi. 2007. Teknik Aklimatisasi Planlet
Anthurium pada beberapa media tanam. Buletin Teknik
Pertanian 12(1), 38-40.
Suradinata, Y. R., Nuraini, A., & Setiadi, A. 2012. Pengaruh kombinasi
media tanam dan konsentrasi pupuk daun terhadap
pertumbuhan tanaman anggrek Dendrobium sp. pada tahap
Pemanfaatan Biodiversitas Tropika
18 untuk Mewujudkan Bio-Based Economy
View publication stats