You are on page 1of 17

As-Syifaa Vol 04 (02) : Hal.

159-175, Desember 2012


ISSN : 2085-4714

IDENTIFIKASI MORFOLOGI dan PARAMETER SPESIFIK SIMPLISIA DAN


EKSTRAK DAUN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) ASAL KAB. ENREKANG
(SULAWESI SELATAN)

A.Amalia Dahlia, Asni Amin, Rahayu Lestari

Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia


Email : dahliaamalia@yahoo.co.id

ABSTRACT

Identification of morphology and spesific parameters from simplicia and


rosella leaf's extract (Hibiscus sabdariffa L.). From regency of Enrekang, South
Sulawesi. Identification of morphology and spesific parameters from simplicia and
rosella leaf's extract have been done. The aim of this research is to know
morphology and to get data of spesific parameters from simplicia and rosella leaf's
extract (Hibiscus sabdariffa L.). Morphology test showed that rosella leaf's had
spesific characteristic, i.e had red nervatio, had three palmatifidus leaf and their edge
of leaf was serrated. Microscopic test of simplicia showed that the shape of their
xilem was spiral and ladder, mesophyl, had thick trachoma, Ca.oksalat shaped sand,
fibers sklerenkim, oil cells, epidermis and, diasitik stomata type, cortical parenchyma
and lymph lysogen. Chemical identification of rosella leaf's powder showed that
lignin, cathecol, aleuron, and flavanoid. Spesific parameters of extract showed that
water soluble compound was 6,6203% and ethanol soluble acompund was
18,6992%. Identification of chemical group used Thin Layer Chromatography that
sprayed by spesific reagent showed that the extract contained terpenoid and
flavonoid.

Key word : Identification, morphology, Hibiscus sabdariffa L

PENDAHULUAN kemiripan dengan Kembang sepatu


Indonesia berada di daerah karena memang tanaman ini masih
tropis. Banyak keanekaragaman satu famili yaitu Malvaceae. Di
tanaman yang ada di Indonesia. Indonesia, belum banyak masyarakat
Berbagai macam tanaman dapat yang memanfaatkan tanaman Rosella.
dimanfaatkan sebagai bahan pangan Sementara di negara lain, Rosella
maupun obat. Salah satu tanaman sudah banyak dimanfaatkan sejak
yang dapat dijadikan bahan obat dan lama. Sebenarnya seluruh bagian
dihidangkan yaitu tanaman rosella tanaman, mulai buah, kelopak bunga,
dalam bahasa latin Hibiscus sabdariffa mahkota bunga, dan daunnya dapat
L. (Hidayat, 2007). Rosella mempunyai dimakan (Mardiah, 2010).

159
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

Rosella mempunyai lebih dari Rosella, Asam paya, Asam susur dan
100 varietas tersebar di seluruh dunia. Frambozen. Di Kepulauan Karibia dan
Dari sekian banyak verietas rosella Jamaika Rosella dikenal sebagai
yang paling terkenal adalah Hibiscus Sorrel. Di Namibia dikenal sebagai
sabdariffa dan H.altissima webster Omutete. Di Mesir, Sudan, dan Arab
(Hidayat, 2007). H.altissima webster Saudi, Rosella dikenal dengan nama
biasanya dimanfaatkan untuk diambil Karkade, Di Prancis, Rosella dikenal
serat batangnya. Rosella tipe ini sebagai Oseille sedangkan di Cina
tumbuh tegak, tidak banyak Rosella dikenal sebagai Luo shen hua
bercabang, dengan tinggi mencapai (Mardiah, 2010).
4,8 m. Batangnya berwarna kuning Sebagian masyarakat
dengan kelopak berwarna hijau dan Makassar menganggap tumbuhan ini
merah, tidak berdaging, berduri dan tumbuhan liar yang tidak mempunyai
tidak biasa dimakan. Rosella jenis ini khasiat dan hanya sebagian kecil
batangnya mengandung serat lebih masyarakat Makassar yang telah
tinggi sehingga biasa digunakan untuk memanfaatkan daun dari Rosella ini
membuat karung (Mardiah, 2010). sebagai diuretik (peluru air seni)
Sedangkan Hibiscus berdasarkan empirik dan masyarakat
sabdariffa memiliki sosok lebih Enrekang menggunakannya sebagai
pendek, bentuk semak. Mahkota obat rhematik.
rosella berwarna merah sampai kuning METODE PENELITIAN
dengan warna kuning lebih gelap A. Alat dan Bahan,
dibagian tengahnya, corong terdiri dari Alat dan bahan yang akan
lima helaian (Mardiah, 2010). digunakan disiapkan sesuai
Nama Hibiscus berbeda di dengan kebutuhan penelitian.
setiap Negara. Di Australia tanaman B. Prosedur Kerja
ini dikenal sebagai Rosella. Di India, 1. Pemeriksaan morfologi daun
Rosella dikenal dengan nama Meshta Pemeriksaan morfologi
atau Chinbaung. Di Myanmar, Rosella dilakukan dengan mengamati
dikenal dengan nama Krajeb. Di bentuk fisik dari daun Rosella,
Thailand dikenal dengan nama Bissap. meliputi bentuk daun, dan sifat-
Di Malaysia, Rosella dikenal dengan sifat daun serta rumus tata letak
nama Asam paya atau Asam susur. Di daun pada batang (filotaksis),
Indonesia dikenal denggan sebagai dan dilengkapi dengan foto
160
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

daun saat dilakukan menghasilkan warna


pengamatan. biru.
2. Reaksi identifikasi kimia 2) Serbuk ditambah
serbuk daun Rosella dengan larutan brom,
a. Reaksi identifikasi jika mengandung
terhadap lignin pirogalotanin, tidak
Serbuk dibasahi dengan terjadi endapan.
larutan fluroglusin LP, 3) Serbuk ditambahkan
ditambah HCl P, diamati NaOH jika
dibawah mikroskop, dinding menghasilkan warna
sel yang berlignin akan merah coklat, berarti
berwarna merah. mengandung
b. Reaksi identifikasi pirogalotanin.
terhadap tannin c) Reaksi identifikasi
a) Reaksi identifikasi terhadap
terhadap katekol dioksiantrakinon
1) Serbuk ditambah Serbuk
dengan larutan FeCl3 dimasukkan ke dalam
1 N, jika mengandung tabung reaksi, lalu
katekol, akan ditetesi dengan KOH
menghasilkan warna 10% b/v dalam etanol
hijau. 90% P, jika mengandung
2) Serbuk ditambah dioksiantrakinon akan
dengan larutan brom, menghasilkan warna
jika mengandung merah.
katekol, akan terjadi d) Reaksi identifikasi
endapan. terhadap fenol
b) Reaksi identifikasi 1) Serbuk dimasukkan
terhadap pirogalotanin dalam vial,
1) Serbuk ditambah ditambahkan air, lalu
dengan larutan FeCl3 ditutup dengan kaca
1 N, jika mengandung objek, yang diatasnya
pirogalotanin, akan telah diberi kapas

161
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

yang telah dibasahi 2) HCl 0,5 N dan


dengan air, kemudian pereaksi bauchardat,
dipanaskan. Setelah jika mengandung
ada uap yang berupa alkaloid maka akan
cairan pada kaca menghasilkan
objek, diambil dan endapan coklat.
ditambahkan FeCl3 P, 3) HCl 0,5 N dan
jika mengandung pereaksi dragendroff,
fenol akan jika mengandung
menghasilkan warna alkaloid maka akan
biru hitam. menghasilkan
2) Serbuk dimasukkan endapan berwarna
dalam tabung reaksi, jingga.
lalu ditetesi dengan f) Reaksi identifikasi
H2SO4 P dalam terhadap karbohidrat
formalin 1%, jika Serbuk dikocok
mengandung fenol dalam air, lalu
akan menghasilkan dimasukkan dalam
cincin warna merah , tabung reaksi kemudian
coklat, jingga, ungu ditetesi :
sampai hijau. 1) Pereaksi molish, jika
e) Reaksi identifikasi mengandung
terhadap alkaloid karbohidrat akan
Dimasukkan menghasilkan cincin
ekstrak etanol daun ungu.
rosela ke dalam masing- 2) Pereaksi luff, jika
masing tabung reaksi, mengandung
kemudian ditetesi : karbohidrat akan
1) HCl 0,5 N dan menghasilkan
pereaksi mayer, jika endapan merah.
mengandung alkaloid 3) Pereaksi fehling A dan
maka akan fehling B, jika
menghasilkan mengandung
endapan putih. karbohidrat akan
162
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

menghasilkan akan berwarna biru


endapan kuning sampai hijau.
jingga. i) Reaksi identifikasi
g) Reaksi identifikasi terhadap saponin
terhadap pati dan Serbuk dimasukkan
aleuron dalam tabung reaksi,
1) Serbuk di tempatkan tambahkan 10 ml air
di atas kaca objek, panas, dinginkan
kemudian ditetesi kemudian kocok kuat-
dengan larutan iodine kuat selama 10 detik,
0,1 N. Jika terbentuk buih, lalu
mengandung pati ditambahkan 1 tetes
akan berwarna biru, asam klorida 2 N, buih
dan warna kuning tidak hilang.
coklat sampai coklat j) Reaksi identifikasi
jika mengandung terhadap flavanoid
aleuron. Sampel dimasukkan
2) Serbuk dimasukkan dalam tabung reaksi lalu
ke dalam tabung ditambahkan FeCl3 lalu
reaksi lalu ditetesi ditambahkan HCl. Jika
dengan pereaksi luff terbentuk warna merah
dan dipanaskan. Jika keunguan berarti
mengandung pati menunjukan adanya
akan menghasilkan flavanoid.
endapan merah bata. 3. Penetapan parameter spesifik
h) Reaksi identifikasi a. Parameter identitas
terhadap steroid ekstrak
Ekstrak eter Parameter identitas
dimasukkan dalam ekstrak dilakukan dengan
tabung reaksi kemudian memberikan identitas
ditetesi pereaksi objektif dari nama
Liberman Burchardat. tumbuhan. Deskripsi tata
Jika mengandung steroid nama mencakup nama
ekstrak, nama latin
163
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

tumbuhan, bagian tumbuhan menggunakan labu


yang digunakan, serta nama bersumbat sambil
Indonesia tumbuhan. berkali-kali dikocok
b. Uji organoleptik selama 6 jam
Uji organoleptik pertama dan
merupakan pengenalan awal kemudian dibiarkan
yang sederhana sesubjektif selama 18 jam.
mungkin. Uji organoleptik Disaring, uapkan 20
dilakukan dengan ml filtrat hingga
pengamatan terhadap kering dalam cawan
bentuk, warna, bau dan dangkal berdasar
rasa. rata yang telah
c. Uji senyawa terlarut dalam ditara, panaskan
pelarut tertentu sisanya pada suhu
1. Kadar senyawa yang 105o C hingga bobot
larut dalam air tetap. Hitung kadar
a) Pembuatan kloroform persen sari yang
LP larut dalam air,
Air kloroform LP dihitung terhadap
dibuat dengan ekstrak awal.
mengocok 2,5 ml 2. Kadar senyawa yang
kloroform P dengan larut dalam etanol
900 ml air sampai (95%)
larut dan diencerkan Sebanyak 5 gram
dengan air hingga serbuk simplisia
1000 ml. dimaserasi dengan 100
b) Uji kadar senyawa ml etanol (95%) selama
yang larut dalam air 24 jam menggunakan
Sebanyak 5 labu sumbat sambil
gram serbuk berkali-kali dikocok
simplisia dimaserasi selama 6 jam pertama
dengan 100 ml air kemudian dibiarkan
kloroform LP selama selama 18 jam. Disaring,
24 jam dengan uapkan 20 ml filtrat
164
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

hingga kering dalam disaring dalam


cawan dangkal berdasar wadah penampung,
rata yang telah ditara, kemudiaan
panaskan sisa pada ampasnya direndam
suhu 105o hingga bobot lagi dengan cairan
tetap. Hitung kadar penyari baru,
persen sari yang larut penyarian dilakukan
dalam etanol (95%), sebanyak tiga kali.
dihitung terhadap Ekstrak yang
ekstrak awal. diperoleh diuapkan
d. Uji kandungan kimia dengan bantuan
ekstrak kipas angin hingga
1. Ekstraksi secara kental dan difrezz
Maserasi dengan dryer sehingga
Pelarut Etanol diperoleh ekstrak
a. Daun Rosela kering.
(Hibiscus sabdariffa b. Profil KLT ekstrak
L.) sebanyak 200 Sebanyak 5g
gram kemudian difraksinasi berturut-
dimasukkan turut dengan pelarut
kedalam wadah n-heksan, etil asetat,
maserasi, lalu dan air. Masing-
ditambahkan etanol masing 10 ml setiap
sebanyak 2000 ml perlakuan.
hingga merendam Fraksinasi dilakukan
seluruh simplisia, dengan pengocokan
dan dibiarkan selama 15 menit :
selama 3 hari dalam a) Uji terpenoid
bejana tertutup dan Fase gerak
terlindung dari dicampur heksan-etil
cahaya disertai asetat (3:7)
dengan pengadukan dimasukan ke dalam
setiap hari. Setelah chamber dan
3 hari ekstrak dibiarkan sampai
165
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

jenuh. Pada plat KLT dan dibiarkan sampai


GF254 ditotol sari kering. Ekstrak
heksan dan mengandung
dimasukkan dalam terpenoid bebas bila
chamber, dielusi dilihat dibawah sinar
sampai tanda, diambil UV 356 nm
dan dibiarkan sampai berfluoresensi hijau.
kering. Ekstrak c) Uji flavonoid
mengandung Dibuat fase gerak
terpenoid bebas bila kloroform-etilasetat
dilihat dibawah sinar (8:2) dimasukkan
UV 356 nm dalam chamber,
berflourosensi dibiarkan jenuh
hijau/berwarna merah kemudian ditotolkan
ungu. sari etil asetat dan
b) Uji alkaloid dimasukkan dalam
Dibuat fase gerak chamber, dielusi
etil asetat-metanol-air sampai tanda, diambil
(10:2:1) dimasukan dan dibiarkan sampai
dalam chamber, kering. Ekstrak
dibiarkan sampai mengandung
jenuh. Pada plat KLT flavonoid bebas bila
GF254p ditotolkan sari dilihat dibawah sinar
etil asetat dan UV 356 nm
dimasukan dalam berfluoresensi
chamber, dielusi hijau/berwarna biru.
sampai tanda, diambil

166
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

HASIL PENELITIAN
a. Identifikasi morfologi Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) :
Tabel 1. Hasil pemeriksaan morfologi daun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
Pemeriksaan Pengamatan Pustaka
Merupakan daun tunggal, Daun bertangkai, yang
daunnya bertangkai, dengan panjangnya 6-15 cm, bulat
panjang daunnya ± 10,3 cm, telur, bentuk lingkaran atau
dengan lebarnya ± 10,2 cm, oval melintang, kerapkali
bentuk daun bulat telur bercangkap 3 atau berbagi 3,
(orbicularis), daunnya menjari dengan kelenjar jelas pada
(palminervis) dan kadang-kadang tangkai ibu tulang daun. (Van
bercangkap (palmatifidus) 3, Stenis, 1995).
dengan kelenjar jelas pada
Daun (Folium) pangkal ibu daun, tepi daun
(margo) bergerigi (serratus)
dengan ujungnya (apex)
meruncing (acuminatus) dan
pangkal daunnya (basis) tumpul
(obtusus), tulang daun berwarna
merah, permukaan atas daun
kasar dan berwarna hijau tua,
sedangkan permukaan bawah
kasar berwarna hijau muda.

b. Parameter spesifik simplisia Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) :


Tabel 2. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk daun Rosella (Hibiscus
sabdariffa L.)

Pemeriksaan Hasil
Pada serbuk daun terdapat fragmen berupa
pembuluh kayu dengan penebalan spiral dan
tangga, korteks berisi tanin, rambut penutup,
Daun mesofil Ca.oksalat berbentuk pasir, serabut
sklerenkim, sel minyak, epidermis dan tulang
daun, stomata tipe diasitik, parenkim korteks
dan kelenjar lisogen.

Tabel 3. Hasil pemeriksaan organoleptik serbuk daun Rosella (Hibiscus


sabdariffa L.).
No. Pemeriksaan Hasil
1. Warna Coklat
2. Rasa Asam
3. Bau Aromatik

167
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

Tabel 4. Hasil pemeriksaan reaksi identifikasi serbuk daun Rosella (Hibiscus


sabdariffa L.)
Warna
No. Uji Pereaksi Ket
Pustaka Hasil
1. Lignin Fluoroglusin + HCl Merah Merah +
Tanin FeCl3 1 N Hijau Hijau +
2. a. Katekol
NaOH Merah coklat Coklat -
b. Pirogalotanin
3. Dioksiantrakinon KOH 10% Merah Coklat -
4. Fenol FeCl3 Biru-hitam Orange -
HCl 0,5 N + Mayer Endapan putih Coklat -
5. Alkaloid HCl 0,5 N + bauchardad Endapan coklat Jingga -
HCl 0,5 N + Dragendroff Endapan jingga Coklat -
Molish Cincin ungu Orange -
6. Karbohidrat Luff Endapan Merah Hijau -
Fehling A dan B Endapan kuning Hijau -
Kuning coklat-
Iodin 0,1 N Kuning coklat +
Aleuron coklat
7.
Pati Endapan Merah
Luff Endapan hijau -
bata
8. Steroid Liberman bauchard Biru-Hijau Hijau-Hijau -
Tidak terbentuk
9. Saponin HCl 2 N Terbentuk buih -
buih
10. Flavanoid FeCl3 + HCl Merah Merah +

Keterangan : + = Positif
- = Negatif

c. Parameter spesifik ekstrak daun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) :


Tabel 5. Hasil identitas ekstrak daun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)

No. Pemeriksaan Hasil


Ekstrak etanol daun Rosella (Ekstractum
1. Nama ekstrak
ethanol sabdariffae folium)
2. Nama lain Hibiscus sabdariffa L.
3. Bagian tumbuhan yang
Daun
digunakan
4. Nama Indonesia Daun Rosella

Tabel 6. Hasil organoleptik ekstrak daun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)

No. Pemeriksaan Hasil


1. Bentuk Ekstrak kering
2. Warna Hijau
3. Bau Aromatik
4. Rasa Asam

168
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

Tabel 7. Hasil pemeriksaan senyawa terlarut dalam air dan etanol serbuk
daun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) :
No. Pelarut Berat sampel Bobot sari % kadar % kadar rata-rata
5,0063 g 0,3334 g 6,6596
1. Kloroform LP 5,0066 g 0,3284 g 6,5593 6,6203
5,0029 g 0,3323 g 6,6421
5,0001 g 0,9540 g 19,0796
2. Etanol (95%) 5,0016 g 0,9610 g 19,2138 18,6992
5,0016 g 0,8905 g 17,8043

Tabel 8. Hasil kromatografi lapis tipis ekstrak n-heksan dan etil asetat daun
Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)

Nilai Rf Warna noda


Fraksi Eluen
254 nm 366 nm Iod 254 nm 366 nm Iod
0,5454 0,7818 0,6363 Hijau Biru Coklat
0,4545 0,5454 - Hijau Ungu -
N-heksan N-Heksan : Etil asetat (3:7) 0,2545 0,4545 - Hijau Ungu -
0,1818 0,2545 - Hijau Biru -
- 0,1818 - - Biru -
0,8727 0,8727 - Hijau Ungu -
0,7272 0,7272 - Hijau Biru -
0,5636 0,5636 - Hijau Hitam -
0,4363 0,4363 - Hijau Hitam -
Etil asetat : methanol : Air 0,1636 0,3636 - Hijau Biru -
Etil Asetat
(10:2:1) - 0,327272 - - Hitam -
- 0,2545 - - Biru -
- 0,1636 - - Biru -
- 0,1090 - - Biru -
- 0,07272 - - Biru -
0,8909 0,8909 - Hijau Ungu -
0,7454 0,7454 - Hijau Ungu -
Etil Asetat Kloroform : Etil Asetat (8:2)
- 0,5454 - - Biru -
- 0,1272 - - Biru -

PEMBAHASAN batangnya, biasanya digunakan untuk


Indonesia merupakan negara membuat karung. Sedangkan
didaerah tropis yang memiliki (Hibiscus sabdariffa L.) digunakan
keanekaragaman tumbuhan yang sebagai obat.
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
kebutuhan pangan dan digunakan adalah tumbuhan yang kasat mata
sebagai obat. Salah satunya adalah daunnya mirip dengan daun dari jarak
Rosella, yang memiliki lebih dari 100 (Ricinus communis L.). Masih banyak
varietas, tetapi hanya ada dua varietas masyarakat yang belum mengetahui
yang terkenal yaitu (Hibiscus khasiat dari daun Rosella dan belum
sabdariffa L.) dan H. H.altissima diketahui secara pasti kandungan
webster. H.altissima webster biasanya kimia yang terdapat dalam daun
dimanfaatkan untuk diambil serat Rosella. Masyarakat Enrekang

169
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

memanfaatkannya sebagai tanaman berwarna hijau tua, sedangkan


hias, hanya sebagian kecil masyarakat permukaan bawah kasar berwarna
Enrekang yang memanfaatkan dan hijau muda.
mengetahui khasiat daun Rosella Parameter spesifik simplisia
untuk pengobatan rematik. daun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
Berdasarkan hal tersebut, maka meliputi pemeriksaan organoleptik,
dilakukan identifikasi morfologi daun, mikroskopik dan identifikasi
untuk mengetahui bentuk morfologi kandungan kimia menggunakan
dan memperoleh data parameter pereaksi tertentu.
spesifik simplisia dan ekstrak etanol Pemeriksaan organoleptik
daun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.). serbuk daun Rosella (Hibiscus
Untuk pemeriksaan mofologi, sabdariffa L.) dimaksudkan untuk
diambil bagian tanaman berupa daun mengetahui sifat-sifat fisik yang khas
dengan cara diambil bagian tanaman dari daun tersebut dengan melakukan
yang masih segar, dilakukan pengamatan terhadap bentuk, warna,
pengamatan. Pengamatan morfologi bau dan rasa dari suatu simplisia yang
dilakukan dengan mengamati bentuk merupakan pengenalan awal yang
fisik dari simplisia yakni kekhususan sederhana dan subjektif mungkin.
bentuk, warna, ukuran daun, tepi Berdasarkan hasil pemeriksaan yang
daun, ujung daun, pangkal daun dan diperoleh maka sifat organoleptik dari
permukaan pada daun. Berdasarkan serbuk daun Rosella (Hibiscus
hasil penelitian menunjukan bahwa sabdariffa L.) adalah serbuk daun
daun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.), berwarna coklat, rasanya asam dan
merupakan daun tunggal, daunnya berbau aromatik seperti teh.
bertangkai, dengan panjang daunnya Pemeriksaan mikroskopik
± 10,3 cm, dengan lebarnya ± 10,2 serbuk daun Rosella (Hibiscus
cm, bentuk daun bulat telur, daunnya sabdariffa L.) dimaksudkan untuk
menjari dan kadang-kadang mengetahui fragmen-fragmen
bercangkap 3, dengan kelenjar jelas pengenal yang khas pada simplisia
pada pangkal ibu daun, tepi daun tersebut, sehingga memudahkan
bergerigi, dengan ujung yang dilakukannya pemeriksaan bila
meruncing dan pangkalnya tumpul, simplisia telah dibuat jamu.
tulang daun berwarna merah, Berdasarkan hasil pemeriksaan yang
permukaan atas daun kasar dan diperoleh, maka fragmen yang
170
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

terdapat pada serbuk daun Rosella Pada identitas ekstrak, hasil


(Hibiscus sabdariffa L.) adalah yang diperoleh adalah nama ekstrak
pembuluh kayu dengan penebalan yaitu ekstrak etanol daun Rosella
spiral dan tangga, korteks berisi tanin, (Ekstractum ethanol sabdariffae
rambut penutup, mesofil Ca.oksalat folium), nama lain yaitu Hibiscus
berbentuk pasir, serabut sklerenkim, sabdariffa L., bagian yang digunakan
sel minyak, epidermis dan tulang yaitu daun dan nama Indonesia yaitu
daun, stomata tipe diasitik, parenkim Rosella.
korteks dan kelenjar lisogen. Pada pemeriksaan organoleptik
Pemeriksaan identifikasi ekstrak etanol daun Rosella (Hibiscus
kandungan kimia simplisia nabati sabdariffa L.), dilakukan pemeriksaan
dilakukan pada simplisia yang berupa warna ekstrak, bau, bentuk dan rasa.
rajangan, serbuk, ekstrak atau dalam Dari hasil pemeriksaan yang diperoleh
bentuk lain yang ditambahkan dengan maka sifat organoleptik dari ekstrak
pereaksi tertentu dan reaksi warna etanol daun Rosella (Hibiscus
dilakukan untuk pemastian identifikasi. sabdariffa L.) adalah ekstrak daun
Metode ini digunakan untuk berwarna hijau, berbentuk ekstrak
mengetahui senyawa yang terkandung kering, mempunyai rasa yang asam
dalam serbuk daun Rosella (Hibiscus dan berbau aromatik.
sabdariffa L.) berdasarkan hasil Penetapan senyawa terlarut
pemeriksaan menunjukkan bahwa dalam pelarut tertentu, dilakukan
senyawa yang terkandung dalam dengan tujuan agar dapat memberikan
serbuk daun Rosella adalah lignin, gambaran awal jumlah senyawa
katekol, aleuron dan flavonoid. kandungan dengan cara melarutkan
Parameter spesifik ekstrak daun serbuk simplisia dalam pelarut organik
Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) tertentu (etanol atau air). Penetapan
meliputi identitas ekstrak (nama senyawa yang larut dalam air
ekstrak, nama latin tumbuhan, bagian digunakan untuk menentukan
tumbuhan yang digunakan, serta kemampuan dari bahan obat tersebut
nama Indonesia tumbuhan), dapat tersari dalam pelarut air dan
organoleptik, senyawa terlarut dalam dapat menjadi acuan penggunaan
pelarut tertentu (kadar sari larut air dan jamu dalam bentuk rebusan (infusa)
kadar sari larut etanol) dan uji oleh masyarakat, sehingga efek yang
kandungan kimia ekstrak. diinginkan tercapai. Penetapan
171
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

senyawa yang larut dalam etanol Penentuan jumlah komponen


digunakan untuk mengetahui apakah kimia yang terdapat dalam ekstrak
bahan baku obat tradisional tersebut daun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
dapat tersari dalam etanol dan dapat berupa ekstrak n-heksan dan etil
dijadikan dasar dalam pembuatan asetat dilakukan dengan
ekstrak. Berdasarkan penelitian yang menggunakan metode kromatografi
telah dilakukan maka diperoleh hasil lapis tipis dan eluen (fase gerak) yang
penetapan senyawa yang terlarut digunakan adalah eluen n-heksan :
dalam pelarut tertentu terhadap serbuk etil asetat (3 : 7), etil asetat : methanol
daun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) : air (10:2:1) dan kloroform : etil asetat
yaitu senyawa yang larut dalam air (8 : 2), dengan penampak noda yang
sebesar 6,6203 %, dan senyawa yang digunakan adalah lampu UV 254 nm,
larut dalam etanol sebesar 18,6992 366 nm dan iod. Penentuan golongan
%. senyawa dilakukan dengan pereaksi
Pemisahan komponen kimia spesifik yaitu vanillin-asam sulfat untuk
yang terdapat dalam simplisia golongan terpenoid, dragendroff-HCl
dilakukan dengan metode ekstraksi. untuk golongan alkaloid dan antimon
Metode ekstraksi yang digunakan (III) klorida untuk golongan flavonoid.
adalah maserasi karena dilihat dari Untuk identifikasi golongan
struktur fisik daun Rosella (Hibiscus terpenoid digunakan ekstrak n-heksan
sabdariffa L.) itu sendiri yang lunak dengan eluen n-heksan : etil asetat (3
atau tidak keras, penyarian dilakukan :7), pada penampakan 254 nm
dengan menggunakan cairan penyari diperoleh 4 noda, pada penampakan
etanol. Etanol digunakan karena 366 nm diperoleh 5 noda dan pada
etanol bersifat semi polar sehingga saat dielusi iod diperoleh lagi 1 noda
dapat menarik komponen senyawa baru. Pada penyemprotan dengan
polar dan non polar, selain itu etanol vanillin-asam sulfat, kemudian
paling aman digunakan karena tidak dipanaskan noda berubah dari kuning
bersifat toksik. Untuk memisahkan menjadi lebih gelap. Hal ini
senyawa polar dan non polar menunjukkan bahwa daun Rosella
digunakan pelarut non polar yaitu n- positif mengandung terpenoid. Vanilin-
heksan dan pelarut polar yaitu etil asam sulfat digunakan untuk
asetat dengan metode partisi cair-cair, mendeteksi senyawa atsiri (terpenoid,
karena larut dalam air. fenol dan turunannya serta
172
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

fenilpropan) dengan mekanisme ion logam (Marliana, 2005). Reaksi


membentuk senyawa ikatan rangkap positif dari uji ini adalah dengan
terkonjugasi, peristiwa ini tidak terjadi ditunjukkan warna coklat atau jingga-
sekaligus tetapi satu persatu secara coklat dan merah-jingga dengan latar
berurutan yang menyebabkan belakang kuning sampai kelabu
warnanya semakin lama semakin tidak (Moko, 2010).
stabil, dapat juga untuk mendeteksi Untuk identifikasi golongan
senyawa saponin yang ditunjukkan flavonoid digunakan ekstrak etil asetat
dengan adanya bercak berwarna biru, dengan eluen kloroform : etil asetat (8
violet biru atau terkadang berwarna : 2), pada penampakan 254 nm
kekuningn bila diamati pada sinar diperoleh 2 noda, pada penampakan
biasa (Moko, 2010). 366 nm diperoleh 4 noda dan pada
Untuk identifikasi golongan saat dielusi iod tidak diperoleh noda
alkaloid digunakan ekstrak etil asetat baru. Pada penyemprotan dengan
dengan eluen etil asetat : methanol : antimon (III) klorida, kemudian dilihat
air (10:2:1), pada penampakan 254 nm pada penampakan 366 nm, noda
diperoleh 5 noda, pada penampakan berpendar. Hal ini menunjukkan
366 nm diperoleh 10 noda dan pada bahwa daun Rosella positif
saat dielusi iod tidak diperoleh noda mengandung flavonoid. Reaksi positif
baru. Pada penyemprotan dengan dari uji ini ditunjukkan dibawah sinar
dragendorff awalnya tidak ada noda, UV 366 nm noda akan berpendar
kemudian dipanaskan terbentuk 3 (Sutrisno, 1993).
noda yang berwarna hijau. Hal ini KESIMPULAN
menunjukkan bahwa daun Rosella Berdasarkan hasil
negatif mengandung alkaloid. Pada pemeriksaan morfologi, parameter
pembuatan pereaksi dragendorff, spesifik simplisia dan ekstrak daun
bismut nitrat dilarutkan HCl agar tidak Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) asal
terjadi reaksi hidrolisis karena garam- kabupaten Enrekang dapat ditarik
garam bismut mudah terhidrolisis kesimpulan sebagai berikut :
membentuk ion bismutil (BiO+)2. Pada 1. Pemeriksaan morfologi daun
uji alkaloid dengan pereaksi menunjukkan bahwa daun tunggal,
dragenddorff, nitrogen digunakan daunnya bertangkai, dengan
untuk membentuk ikatan kovalen panjang daunnya ± 10,3 cm,
koordinat dengan K+ yang merupakan dengan lebarnya ± 10,2 cm,
173
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

bentuk daun bulat telur, daunnya 5. Pada identitas ekstrak, hasil yang
menjari dan kadang-kadang diperoleh adalah nama ekstrak
bercangkap 3, dengan kelenjar yaitu ekstrak etanol daun Rosella
jelas pada pangkal ibu daun, tepi (Ekstractum ethanol sabdariffae
daun bergerigi, dengan ujung yang folium), nama lain yaitu Hibiscus
meruncing dan pangkalnya sabdariffa L., bagian yang
tumpul, tulang daun berwarna digunakan yaitu daun dan nama
merah, permukaan atas daun Indonesia yaitu Rosella.
kasar dan berwarna hijau tua, 6. Pemeriksaan organoleptik ekstrak
sedangkan permukaan bawah daun Rosella, diperoleh sifat
kasar berwarna hijau muda. organoleptik dari ekstrak daun
2. Pemeriksaan organoleptik serbuk Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
daun Rosella, diperoleh sifat adalah ekstrak daun berwarna
organoleptik dari serbuk daun hijau, berbentuk ekstrak kering,
Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) mempunyai rasa yang asam dan
adalah serbuk daun berwarna berbau aromatik.
coklat, rasanya asam dan berbau 7. Pemeriksaan senyawa larut dalam
aromatik seperti teh. pelarut tertentu serbuk daun
3. Pemeriksaan mikroskopik serbuk Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
daun Rosella diperoleh fragmen diperoleh senyawa yang larut
spesifik berupa pembuluh kayu dalam air 6,6203 % dan senyawa
dengan penebalan spiral dan yang larut dalam etanol 18,6992 %
tangga, korteks berisi tanin, 8. Profil kromatografi lapis tipis yang
rambut penutup, mesofil, disemprotkan pereaksi spesifik
Ca.oksalat berbentuk pasir, menunjukakan Rosella (Hibiscus
serabut sklerenkim, sel minyak, sabdariffa L.) positif terpenoid dan
epidermis dan tulang daun, flavonoid.
stomata tipe diasitik, parenkim
DAFTAR PUSTAKA
korteks dan kelenjar lisogen.
Backer, C.A dan R.C. bakhuizen Van
4. Identifikasi komponen kimia Den Brink. 1963. Flora Of
terhadap serbuk daun Rosella Java. N.V.P Noor Dhoff
Groningen. The Netherlands.
(Hibiscus sabdariffa L.) diperoleh
hasil yang positif terhadap Lignin, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan.1986. Sediaan
katekol, aleuron dan flavonoid.
174
Identifikasi Morfologi Dan Parameter Spesifik Simplisia Dan Ekstrak Daun Rosella

Galenik. Departemen 525/reaksi-saponin. Diakses 02


Kesehatan RI, Jakarta. Mei 2012).

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Maryani H dan Kristiana L. 2008.


dan Makanan.1977. Materia Khasiat dan Manfaat Rosela.
Medika Indonesia Jilid 1.
PT AgroMedia Pustaka,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Jakarta.
Moko Apt, 2010, Kromatografi Cair-
Direktorat Jendral Pengawasan Obat Vakum Dalam Skrining Fitokimia
dan Makanan. 1979. Daun Sambiloto
Farmakope Indonesia. Edisi
(Androgaphis paniculata).
III, Jakarta. (Online),
http://moko31.wordpress.com/20
Direktorat Pengawasan Obat dan 10/06/08/kromatografi-cair-
Makanan. 1987. Analisa Obat vakum-dalam-skrining-fitokimia-
Tradisional. Departemen daun-sambiloto-androgaphis-
Kesehatan RI, Jakarta paniculata/. Diakses 02 Mei
2012).
Direktorat JendraI Pengawasan Obat
dan Makanan. 2000.
ParameterStandar Umum Sastrohamidjojo, Hardjono. 2007.
Ekstak Tumbuhan Obat. Kromatografi. Liberty,
Departemen Kesehatan RI, Yogyakarta.
Jakarta.
Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat
Hidayat T. 2007. Budi Daya Tanaman Secara Kromatografi dan
Rosela. CV. Sinar Cemerlang Mikroskop. Institut
Abadi, Jakarta Tekhnologi Bandung,
Bandung.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar
Kimia Analitik. Universitas Sudjadi, 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Indonesia Press, Jakarta. PT Pustaka Pelajar,
Jogjakarta.
Mardiah. 2010. Budi Daya dan Sutrisno B. 1993. Pereaksi KLT
Pengolahan Rosela. (Kromatografi Lapis Tipis).
AgroMedia Pustaka, Jakarta. Fakultas Farmasi Universitas
Pancasila, Jakarta.
Marliana Dewi. 2005. Skrining
Fitokimia dan Analisis Tjitrosoepomo,G., 2005. Morfologi
Kromatografi Lapis Tipis Tumbuhan, Cetakan kelima
Komponen Kimia Buah Labu belas. Gajah Madah University
Siam (Sechium eduleJacq. Press, Yogyakarta.
Swartz.) dalam Ekstrak Etanol.
(Online).
http://www.scribd.com/doc/91810 Van Steenis. 1995. Flora. PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.

175

You might also like