Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the Malay community knowledge in Mengkiang village
Sanggau Regency in the use of medicinal plants and to know content of secondary metabolites
in plants through the stages of phytochemical test. The research was conducted by interview,
observation, literature study and test phytochemicals of the plant that have not been identified
through the literature. The results showed there are 60 types of medicinal plant into a
distribution of 37 family, with is the highest family is Euphorbiaceae (5 species), the highest
habitus is a herb (25 species/41.67%), used parts of plant are leaves (35 species/58.33%) ,
highest processing by boiling (35 species/58.33%), the highest used by drink (39 species/65%),
55 species/91.67%) is included in the form of a single herb. The result of phytochemical known
that the Pisang hias plant (Heliconia colinsiana) contain alkaloids, saponins, quinones,
flavonoids; jomai leaves and lomak leaves contain alkaloids, tannins, leaves hair kuncur
(Tibouchina heteromalla) contain alkaloids, saponins, tannins and susu kambing leaves
(Euphorbia hirta L) contains alkaloids, tannins and flavonoids.
Keywords : Ethnobotany, medicinal plants, Malay ethnic, village Mengkiang
427
yaitu di Desa Mengkiang Kabupaten
Sanggau. Masyarakat di daerah tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik
masih menggunakan cara tradisional snowball sampling atau dilakukan
dalam mengobati berbagai macam jenis secara berantai dengan meminta infor-
penyakit dengan menggunakan tumbu- masi pada orang yang telah diwawan-
han obat. Pengetahuan dalam penggu- carai atau dihubungi sebelumnya
naan tumbuhan obat yang dilakukan (Poerwandari, 1998).
yaitu hanya sebatas pada pengetahuan Data yang dikumpulkan dalam
dalam segi cara pengolahan, penggu- penelitian ini meliputi hasil pengamatan
naan, serta khasiat pada tanaman yang secara langsung yang diperoleh dilapa-
dimanfaatkan yang mereka peroleh ngan melalui wawancara langsung
secara turun-temurun dari orang tua dengan masyarakat sebagai responden
mereka. Disisi lain masyarakat tradisio- dengan bantuan kuesioner dan ujifito-
nal belum mengenal luas kandungan kimia pada tumbuhan yang belum teri-
kimia yang terdapat pada tanaman yang dentifikasi senyawa metabolit sekunder
mungkin akan berdampak negatif apa- melalui studi literatur.
bila digunakan dalam dosis yang berle- Ujifitokimia dilakukan untuk
mengetahui adanya senyawa metabolit
bihan. Maka untuk mengetahui dan sekunder berupa alkaloid, saponin,
menggali pengetahuan masyarakat tanin, flavonoid dan kuinon. Uji alka-
dalam pemanfaatan tumbuhan obat serta loid : 1 gram serbuk dilarutkan dalam
untuk mengetahui kandungan senyawa 100 ml Etanol, ekstrak disaring dan
kimia pada tanaman yang dimanfaatkan filtrat di tambahkan H2SO4 dan lapisan
oleh masyarakat maka perlu dilakukan asamnya dipisahkan ke tabung reaksi
pene-litian tentang kajian etnobotani yang lain. Lapisan asam sulfat ditetes-
tanaman obat. Tujuan dari penelitian ini kan pada lempeng tetes, tambahkan
pereaksi Dragendrof, Meyer dan
untuk mengetahui pengetahuan masya-
Wagner. Warna merah jingga, putih dan
rakat dalam pemanfaatan tumbuhan coklat menunjukan adanya alkaloid. Uji
obat oleh masyarakat suku Melayu di saponin: 1 gram serbuk dilarutkan da-
Desa Meng-kiang Kecamatan Sanggau lam 100 ml Aquades panaskan selama 5
Kapuas Kabupaten Sanggau menit, ekstrak disaring dan filtrat
digunakan untuk pengujian. Uji saponin
METODOLOGI PENELITIAN dilakukan dengan pengocokan 10 ml
filtrat dalam tabung reaksi tertutup sela-
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
ma 10 menit. Adanya saponin ditun-
Mengkiang Kecamatan Sanggau Kapuas jukan dengan terbentuknya buih yang
Kabupaten Sanggau. Alat dan bahan stabil selama 15 menit. Uji tanin 1 gram
yang digunakan seperti kuisioner, serbuk dilarut-kan dalam 100 ml etanol,
kamera, buku daftar tumbuhan obat didihkan selama berapa menit,₃ Filtrat di
untuk identifikasi jenis tumbuhan obat, tambahkan 5 tetes FeCl 1% warna biru
tua atau hitam menunjukan adanya
alat ujifitokimia seperti tabung reaksi,
tanin. Uji flavonoid : 1 gram serbuk
hot plate/pemanas, timbangan analitik,
corong, pipet tetes, blender, gelas ukur
dan erlenmeyer. Pemilihan responden
428
flavonoid. Uji kuinon : 1 gram serbuk
ditambah etanol sampai terendam tambahkan 100 ml larutan etanol, didihkan
lalu dipanaskan₂. ₄Filtratnya di selama 5 menit. Filtrat ditambahkan 5 tetes
tambahkan 10 tetes H SO warna NaOH 1% warna merah menunjukan adanya
merah menunjukan adanya senyawa kuinon.
tanaman obat yang dimanfaatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN masyarakat Desa Mengki-ang.
Berdasarkan hasil Adapun jenis tumbuh–tumbuhan
dari wawancara yang obat tersebut dapat dilihat pada
telah dilakukan diperoleh Tabel 1.
60 jenis dan 37 famili
53 Simpur Dillenia suffruticosa Griff. Pohon Kulit batang Direbus Sakit perut, dan
(Dilleniaceae) (Diminum) habis melahirkan
54 Sirih Piper betle L. Liana Daun Langsung Hidung berdarah
(Piperaceae) (Ditempel)
55 Sirih Merah Piper crocatum Liana Daun Direbus Sakit mata
(Piperaceae) (Ditetes)
56 Sirih2 Piper aduncum L Perdu Daun Rendam Sakit mata
(Piperaceae) (Ditetes)
57 Sukun Artocarpus communis Forst. Pohon Kulit batang Direbus Mencairkan darah
(Moraceae) (Diminum) wanita selesai
melahirkan
58 Susu Euphorbia hirta L Herba Daun Direbus Melancarkan ASI
Kambing (Euphorbiaceae) (Diminum) dan berak darah
59 Telinga gajah Centella asiatica, (Linn), Urb. Herba Daun Direbus Bisul dan demam
(Umbelliferae) (Diminum)
60 Urat Angin Plantago major L. Herba Daun Direbus Kencing batu
(Planfaginaccae) (Diminum)
Dari 37 famili tumbuhan obat yang pemanfaatan tumbuhan. Sistem peman-
ditemukan pada penelitian dapat diketahui faatan ini berkaitan dengan keaneka-
ada beberapa famili yang memiliki dua atau ragaman tumbuhan di masing-masing
lebih spesies. Jumlah tertinggi terda-pat daerah. Penduduk di Desa Mengkiang
pada famili Euphorbiaceae (5 spesies), memiliki kekhasan dalam sistem
famili Piperaceae, Poaceae (4 spesies), pemanfaatan tumbuhan obat. Kekhasan
Asteraceae, Polypodiaceae, dan Zingibera- tersebut dilihat dari beberapa aspek
ceae (3 spesies), sedangkan untuk famili yaitu:(1) bagian yang digunakan sebagai
yang lainnya masing-masing memiliki satu obat (2) cara pengolahan, penggunaan
sampai dua spesies. Dari 60 spesies tum- tanaman obat dan (3) bentuk ramuan. Di
buhan obat yang dimanfaatkan, sebanyak Desa Mengkiang, tumbuhan obat yang
25 spesies (41,67%) merupakan tingkat paling banyak digunakan termasuk
herba, 35 spesies (58,33%) bagian daun tumbuhan herba. Tumbuhan tersebut
yang digunakan, 35 spesies (58,33%) yang dianggap memiliki fungsi sebagai
penggunaan dengan cara direbus, 39 spesies obat yang dibiarkan tumbuh di kebun,
(65%) cara diminum, 55 spesies (91,67%) ladang,dan pekarangan rumah sehingga
bentuk ramu-an tunggal. mudah untuk diperoleh. Pemanfaatan
Pada setiap daerah memiliki terhadap tumbuhan obat erat kaitannya
pengetahuan yang berbeda dalam dengan bagian tumbuhan yang diman-
431
faatkan sebagai obat, cara pengolahan
tumbuhan obat, dan cara pengunaan han (tunggal). Masyarakat setempat
tumbuhan obat. Bagian tumbuhan yang menyakini bahwa dengan cara diminum
paling banyak digunakan sebagai obat adalah penyakit yang mereka rasakan akan sembuh
bagian daun, karena pemanfaatan pada daun dan mempunyai reaksi yang begitu cepat di
tidak menimbulkan suatu pengaruh besar bandingkan dengan cara di oles, tempel
terhadap suatu pertum-buhan suatu spesies maupun yang lainnya.
dibandingkan dengan bagian batang atau Dari keseluruhan jenis tanaman obat
akar dari tumbuhan tersebut dan tidak yang diperoleh dalam penelitian ini, 55 jenis
berdampak buruk bagi kelang-sungan hidup tanaman di identifikasi senyawa metabolit
tumbuhan (Fakhrozi 2009). sekundernya melalui studi literatur dan 5
Dalam proses pengobatan penduduk jenis tumbuhan di identifikasi senyawa
kampung Mengkiang mengolah tumbu-han metabolit sekunder melalui tahapan
tersebut dengan cara direbus untuk kemudian ujifitokimia yaitu pada tumbuhan pisang
diambil sari tumbuhannya. Pada umumnya, hias, kuncur rambut, daun lomak, daun jomai
komposisi tumbuhan dalam pengobatan ini dan daun susu kambing. Senyawa metabolit
lebih banyak menggunakan hanya satu jenis sekunder yang terkandung dalam lima jenis
tumbu-
tumbuhan tersebut dapat dilihat pada Tabel
2.
Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia, Batang Daun Pisang Hias, Daun Kuncur Rambut, Daun Lomak,
Daun Jomai, dan Daun Susu Kambing (The Result of Phytochemical Test of
Ornamental Bananas Stem Leaves,Leaves Kuncur Rambut, Lomak Leaves, Jomai
Leaves, and Susu Kambing Leaves)
Golongan Senyawa Metabolit Sekunder
Jenis Tumbuhan
Alkaloid Saponin Tanin Kuinon Flavonoid
Pisang hias + + - + +
Kuncur rambut + + + - -
Lomak + - + - -
Jomai + - + - -
Susu kambing + - + - +
Keterangan : (-) = tidak terdeteksi (+) = positif
432
(Lusyiani 2010). Senyawa saponin dapat
menjadikan tanaman sebagai pembersih atau tanin, daun lomak, dan daun jomai
antiseptik dalam membunuh mengandung alkaloid dan tanin.
mikroorganisme seperti virus (Robinson,
Saran
1995). Senyawa tanin juga berfungsi dalam
Perlu dilakukan uji bioaktivitas baik
penutupan pori-pori kulit, menghentikan
secara invitro maupun inviro untuk
pendarahan ringan serta menghentikan
mengetahui daya aktif dari senyawa
eksudat (Anief, 1997). Kandungan senyawa
metabolit sekunder tumbuhan obat yang telah
flavonoid menjadikan tanaman tersebut
diketahui.
sebagai antibakteri bagi tubuh manusia jika
diberikan pada kulit yang terinfeksi dan
DAFTAR PUSTAKA
dapat menghambat pendarahan pada luka
(Megawati S. 2009). Sedangkan pada Anief, M.1997. Formulasi Obat Topikal
kandungan senyawa kuinon, dapat Dengan Dasar Penyakit Kulit.
menjadi sebuah antibiotik dan penghilang Yogyakarta Gajah Mada University
Press. Hal. 1-4, 30
rasa sakit pada tubuh dan dapat juga
merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit. Astria. 2013. Kajian Etnobotani
Tumbuhan Obat Pada Masyarakat
Dusun Semoncol Kecamatan Balai
KESIMPULAN DAN SARAN Kabupaten Sanggau. Jurnal Hutan
Lestari. Vol 1, No 3: 399-407
Kesimpulan Damianus.M.T 2013. Tumbuhan
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan Berkhasiat Obat Suku Dayak
ditemukan 60 jenis tanaman yang tergolong Seberuang Di Kawasan Hutan Desa
dalam 37 famili dengan jumlah family Ensabang Kecamatan Sepauk
tertinggi yaitu Euphor-biaceae memiliki (5 Kabupaten Sintang. Jurnal
spesies / 8,33%), 25 spesies (41,67%) Protobiont. Vol. 2 No. 3 : 122-128.
merupakan tingkat herba, 35 spesies Fakhrozi. I. 2009. Etnobotani Masyarakat Suku
(58,33%) bagian daun yang digunakan, 35 Melayu Tradisional Di Seki-tar Taman
Nasional Bukit Tiga-puluh. Fakultas
spesies (58,33%) penggunaan dengan cara
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
direbus, 39 spesies (65%) cara diminum, 55
Frihady. 2013. Studi Organologi Gendang
spesies (91,67%) bentuk ramuan tunggal.
Rebana Melayu Di Desa Sekura Ke-
Sedangkan pada hasil uji fitokimia diketahui
camatan Teluk Keramat Kabupaten
bahwa pada batang daun pisang hias Sambas. Jurnal Pendidikan dan
mengandung alkaloid, saponin, kuinon dan Pembelajaran. Vol.2, No.11 : 1-17
flavonoid, daun kuncur rambut mengandung Kristianti. 2013. Studi Etnobotani Tum-
alkaloid, saponin, tanin, daun susu kambing buhan Obat Yang Dimanfaatkan Di
mengandung alkaloid, flavonoid dan Desa Bani Amas Kecamatan
Bengkayang Kabupaten Bengkayang.
Jurnal Hutan Lestari, Vol.1
No.3:374-379
433
Leonardo. 2013. Kajian Etnobotani Tum- Meliki. 2013 . Etnobotani Tumbuhan Obat
buhan Obat Di Desa Seka-buk oleh Suku Dayak Dayak
Kecamatan Sadaniang Kabu-paten Iban Desa Tanjung Sari
Pontianak. Jurnal Hutan Lestari, Kecamatan Ketungau Tengah
Vol.1 No.1: 32-36 Kabupaten Sintang. Jurnal
Lusyiani. 2010. Uji Fitokimia Akar Protobiont. Vol.2 No.3:129-135
Bamban (Donax cannaeformis) Poerwandari. E.K 1998. Pendekatan
Sebagai Bahan Baku Kerajinan Kualitatif Dalam Penelitian
Anyaman. Jurnal Hutan Tropis Psikologi. Jakarta : LPSP3
Vol. 11 No. 29: 24-31 Fakultas Psikologi Universitas
Megawati.S. 2008. Ekstraksi dan Fraksinasi Indonesia.
Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Robinson, Trevor. 1995. Kandungan
Senduduk (Melastoma Organik Tumbuhan Tinggi Edisi
malabathricum.L) Serta Pengujian 6. ITB, Bogor.
Efek Sediaan Krim Terhadap Yusro. F. 2011. Rendemen Ekstrak Etanol
Penyembuhan Luka Bakar. Fakultas
Dan Uji fitokimia Tiga
Farmasi. Universitas Sumatera Utara.
Jenis Tumbuhan Obat
Medan.
Kalimantan Barat. Jurnal
Tengkawang Vol.1 No.1: 29-31.
434