You are on page 1of 10

JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

EFEKTIFITAS LATIHAN REFLEKSI KAKI DENGAN MENGGUNAKAN


TEMPURUNG KELAPA TERHADAP TEKANAN DARAH
PADA PENDERITA HIPERTENSI PRIMER

Febri Nazwarul Fauzan1, Bayhakki2, Arneliwati3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: ebhizioscreamo@ymail.com

Abstract

Hypertension is a degenerative disease that has the highest mortality rate. The purpose of the research was
to analize the effect of foot reflexology exercise using coconut shells on blood pressure in patients with
primary hypertension. The research used quasy experimental design with non-equivalent control group
which divided into experimental group and control group. Sample of this research was 30 respondents
divided into 15 respondents as experimental group and 15 respondents as control group. Sample in this
research taken using purposive sampling. The equipment was used to measure blood pressure was
sphygmomanometer. Data then analyzed into univariate analysis and bivariate analysis using Wilcoxon test
and Mann-Whitney test. The result of the research showed that mean of the average systolic and diastolic
blood pressure before given foot reflexology training was 156.00 mmHg and 96.67 mmHg. Mean of the
average systolic and diastolic blood pressure after a given foot reflexology training was 135.33 mmHg and
79.33 mmHg while systolic p value= 0,000 and diastolic p value = 0,001 (<0,05), it meant blood pressure
decreased significantly after intervention given.Foot reflexology using coconut shells can reduce blood
pressure for patients with primary hypertension. It is expected to be one of the nursing intervention to
reduce blood pressure for patients with primary hypertension.

Keywords: blood pressure, coconut shells, foot reflexology exercise, hypertension.

PENDAHULUAN negara maju dan 65,85% sisanya berada


Hipertensi merupakan penyakit di negara berkembang. Hipertensi
degeneratif yang mempunyai tingkat membuka peluang 12 kali lebih besar
mortalitas cukup tinggi dan seseorang bagi penderitanya untuk menderita stroke
dikategorikan hipertensi jika tekanan dan 6 kali lebih besar untuk serangan
darahnya melebihi 140/90 mmHg dalam jantung, serta 5 kalilebih besar
jangka waktu lama (Suwarso, 2010). kemungkinan meninggal karena
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi gagaljantung (Lanny et al., 2006).
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Prevalensi hipertensi di Indonesia
hipertensi primer dan sekunder.Hipertensi mencapai 31,7% dari populasi pada usia
primer adalah hipertensi dengan 18 tahun ke atas dan hanya 7,2%
penyebab yang belum diketahui. penduduk yang sudah mengetahui
Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi serta 0,4% yang minum obat
jenis hipertensi yang sudah diketahui hipertensi (Kemenkes RI, 2012).
penyebabnya, yang merupakan gejala Terdapat 8 provinsi yang kasus penderita
dari suatu penyakit atau keadaan medis hipertensi melebihi rata-rata Nasional dan
yang mempengaruhi (Port, 2006). Riau menempati urutan ke tujuh yaitu
Berdasarkan data WHO (2010), 23% (Zamhir, 2007). Dari jumlah itu
sebanyak 27,6% populasi dunia atau 985 60% penderita hipertensi berakhir pada
juta orang menderita hipertensi, dengan stroke, sedangkan sisanya pada jantung,
perbandingan 50,64% pada pria dan gagal ginjal, dan kebutaan. Data
49,36% pada wanita.985 juta orang Riskesdas (2011) menyebutkan hipertensi
pengidap hipertensi, 34,15% berada di sebagai penyebab kematian nomor 3

1131
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

setelah stroke dan tuberkulosis, bagi kesehatan (Hadibroto, 2006). Hasil


jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penelitian yang dilakukan Nugroho
penyebab kematian pada semua umur di (2012), menyimpulkan bahwa pijat
Indonesia (Zein, 2012). refleksi kaki bisa menurunkan tekanan
Berdasarkan data Dinas Kesehatan darah tekanan sistolik dan diastolik.
Kota Pekanbaru (2013), hipertensi Pijat dan latihan refleksi dapat
esensial (primer) termasuk kedalam dilakukan menggunakan jari tangan
sepuluh besar kasus penyakit terbanyak maupun benda yang bersifat tumpul dan
di Kota Pekanbaru yaitu menduduki tidak menembus kulit. Salah satu benda
urutan nomor 2 terbesar setelah Infeksi tumpul yang dapat digunakan sebagai alat
Saluran Pernapasan bagian Atas (ISPA). pijat dan refleksi ialah tempurung kelapa.
Jumlah kasus hipertensi di Kota Tempurung kelapa bersifat padat dan
Pekanbaru pada tahun 2013 sebanyak memiliki kontur yang melengkung
20.005 kasus dengan prevalensi kejadian sehingga dapat menjangkau area telapak
pada wanita sebanyak 4.036 kasus lebih kaki. Sebagai alat pijat refleksi kaki,
tinggi dibandingkan laki-laki yang hanya tempurung kelapa dapat mengenai titik
sebanyak 2.739 kasus. Kasus terbanyak akupuntur pada telapak kaki yang
terjadi di Puskesmas Harapan Raya berhubungan dengan area jantung,
sebanyak 4.879 kasus (Dinkes, 2013). sehingga dapat memberikan rangsangan
Penanganan hipertensi dapat relaksasi yang mampu memperlancar
dilakukan dengan cara farmakologis yaitu aliran darah pada titik syaraf kaki yang
dengan obat-obat anti hipertensi atau dipijat. Penelitian yang dilakukan oleh
secara non farmakologis yaitu dengan Hasneli (2014), tentang tempurung
memodifikasi gaya hidup atau bisa juga kelapa sebagai terapi olahraga kaki
kombinasi dari kedua-duanya (Dekker, terhadap sirkulasi darah dan sensitivitas
2006). Pada saat obat anti-hipertensi kaki terbukti efektif bagi penderita
diperlukan, pengobatan non-farmakologis Diabetes. Penelitian sebelumnya oleh
dapat digunakan sebagai pelengkap untuk Nathalia (2013), menunjukkan bahwa
mendapatkan efek pengobatan yang lebih senam kaki diabetik dengan
baik (Dalimartha, 2008). Departemen menggunakan tempurung kelapa juga
Kesehatan RI mencatat ada 20 jenis terbukti efektif terhadap tingkat
pengobatan komplementer, terbagi dalam sensitivitas kaki pada pasien diabetes
pendekatan dengan ramuan (aromaterapi, melitus tipe 2. Oleh karena itu, peneliti
sinshe), dengan pendekatan rohani dan tertarik untuk melihat fungsi lain dari
supranatural (meditasi, yoga, reiki) dan penggunaan tempurung kelapa terhadap
dengan keterampilan (pijat refleksi) penurunan tekanan darah pada pasien
(Azwar, 2004). hipertensi.
Pijat refleksi adalah terapi yang
bersifat holistik. Manfaat pijat terasa pada TUJUAN PENELITIAN
tubuh, pikiran, dan jiwa. Pijat Tujuan penelitian ini adalah
melancarkan peredaran darah dan aliran mengetahui efektifitas latihan refleksi
getah bening. Efek langsung yang bersifat kaki dengan menggunakan tempurung
mekanis dari tekanan secara berirama dan kelapa terhadap penurunan tekanan darah
gerakan-gerakan yang digunakan dalam pada penderita hipertensi.
pijat secara dramatis dapat meningkatkan
aliran darah. Rangsangan yang MANFAAT PENELITIAN
ditimbulkan pada reseptor saraf juga Hasil penelitian diharapkan
mengakibatkan pembuluh darah melebar menjadi sumber informasi dalam
secara refleks sehingga melancarkan pengembangan ilmu pengetahuan
aliran darah yang sangat berpengaruh terutama tentang penggunaan terapi slow

1132
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

stroke back massage dan akupresur


dalam bidang kesehatan dan keperawatan Tabel 1
komunitas serta bisa dijadikan salah satu Distribusi Karakteristik Responden
alternatif dalam penurunan tekanan darah Karakteristik Kelompo Kelompok Total P
pada penderita hipertensi. k kontrol (n=30) value
Eksperim (n=15)
en
METODOLOGI PENELITIAN (n=15)
n % n % n %
Penelitian ini menggunakan desain Umur
penelitian quasy eksperiment dengan (26-35) 1 25.0 3 75.0 4 13.3 0.660
(36-55) 9 45.5 11 55.0 20 66.7
pendekatan non-equivalent control group (>56) 5 83.3 1 16.7 6 20.0
yang melibatkan dua kelompok, yaitu
Jenis Kelamin
kelompok eksperimen dan kelompok Laki-laki 7 46.7 6 40.0 13 43.3 1.000
kontrol.Pengambilan sampel dalam Perempuan 8 53.3 9 60.0 17 56.7
penelitian ini menggunakan teknik Tingkat
nonprobability sampling dengan jenis Pendidikan
SD 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1.000
purposive sampling yaitu teknik SMP 3 20.0 4 26.7 7 23.3
pengambilan sampel dari populasi yang SMA 1 66.7 8 53.3 18 60.0
PT 0 13.3 3 20.0 5 16.7
sesuai dengan kehendak peneliti 2
berdasarkan tujuan tertentu (Hidayat, Jenis Pekerjaan
PNS 3 20.0 3 20.0 6 20.0 0.999
2007).Penelitian dilakukan di Wilayah TNI/POLRI 1 6.7 0 0.0 1 3.3
Kerja Puskesmas Harapan Raya SWASTA 1 6.7 1 6.7 2 6.7
WIRASWASTA 1 6.7 3 20.0 4 13.3
Pekanbaru dengan jumlah sampel IRT 7 46.7 4 26.7 11 36.7
sebanyak 30 responden. DLL 2 13.3 4 26.7 6 20.0
Analisa data yang digunakan yaitu
analisa univariat dan analisa bivariat
Tabel 1 menunjukkan bahwa
menggunakan uji alternatif Wilcoxon
mayoritas penderita hipertensi berada
karena tidak memenuhi syarat untuk
pada rentang usia dewasa akhir (36-55
dilakukan uji Dependent T Test
tahun) dengan jenis kelamin
danujiMann-Whitney karena tidak
perempuan sebanyak 56,7%.
memenuhi syarat untuk dilakukan uji
Penderita hipertensi sebagian besar
Independent T Test untuk melihat
berpendidikan SMA 60,0% dan
pengaruh dari terapi terhadap penurunan
bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga
tekanan darah.
(IRT) yaitu 36,7%.
HASIL PENELITIAN
Penelitian yang telah dilakukan mulai B. Analisa Bivariat
Tabel 2
bulan April hingga Mei 2015, didapatkan
Uji Homogenitas Pre-test pada
hasil sebagai berikut:
kelompok eksperimen dan kontrol
A. Analisa Univariat Variabel Eksperimen Kontrol p
Analisa univariat digunakan TD
Mean SD Mean SD
value
untuk mendapatkan data frekuensi dan
persentase dari karakteristik responden Sistolik 156.00 11.212 161.00 11.982 0.925
96.67 7.237 94.00 7.368 0.999
yaitu: umur, jenis kelamin, tingkat Diastolik

pendidikan, dan pekerjaan.

Berdasarkan tabel 2 diatas, hasil


uji statistik didapatkan p value sistole
0.925 dan p value diastole 0.999,
dimana keduanya lebih besar dari nilai
alpha (p>0,05), berarti Ho gagal
1133
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa sistole lebih besar daripada nilai alpha
tidak adanya perbedaan yang (p > 0,05). Sedangkan p value diastole
signifikan antara mean tekanan darah lebih kecil daripada nilai alpha (p <
sistole pre test dan diastole pre test 0,05). Dapat disimpulkan bahwa tidak
pada kelompok eksperimen dan ada perbedaan antara tekanan darah
kelompok kontrol. sistolepre-test dan post-test pada
kelompok kontrol sedangkan terdapat
Tabel 3 perbedaan antara tekanan darah
Perbedaan Tekanan Darah Pre-test diastole pre-test dan post-test.
dan Post-test pada Kelompok
Eksperimen Tabel 5
Pre-test Post-test p Perbedaan Rata-rata Tekanan Darah
Variabel value
TD
Mean SD Mean SD Post-test pada Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
156.00 11.212 135.33 8.338 0.000 Eksperimen Kontrol p
Sistolik
96.67 7.237 79.33 5.936 0.001 Variabel value
Diastolik Mean SD Mean SD
TD

Sistolik 135.33 8.338 160.00 13.093 0.000


Diastolik 79.33 5.936 88.67 8.338 0.002
Hasil uji alternatif Wilcoxon
karena hasil penelitian ini tidak
memenuhi syarat untuk melakukan uji
t dependent dimana p value sistole = Hasil uji alternatif Mann-
0.000 dan p value diastole = 0.001 Whitney dipilih karena tidak
yang mana keduanya lebih kecil memenuhi syarat untuk dilakukan uji t
daripada nilai alpha (p < 0,05) independent didapatkan p value sistole
didapatkan adanya perbedaan yang = 0.000 dan p value diastole = 0.002
signifikan antara mean tekanan darah dimana keduanyalebih kecil dari nilai
sebelum dan sesudah diberikan latihan alpha (p < 0.05), dengan hasil ini
refleksi kaki dengan menggunakan berarti Ho ditolak. Hal ini
tempurung kelapa pada kelompok menunjukkan bahwa adanya
eksperimen. Dapat disimpulkan bahwa perbedaan yang signifikan rata-rata
latihan refleksi kaki dengan tekanan darah baik sistole dan diastole
menggunakan tempurung kelapa sesudah diberikan latihan refleksi kaki
efektif dalam menurunkan tekanan dengan menggunakan tempurung
darah. kelapa antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol yang tidak
Tabel 4 diberikan terapi.
Perbedaan Tekanan Darah Pre-test
dan Post-test pada Kelompok Kontrol PEMBAHASAN
Pre-test Post-test p
value
1. Karakteristik Penderita Hipertensi
Variabel
TD
Mean SD Mean SD Hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh penderita hipertensi
Sistolik 161.00 11.982 160.00 13.093 0.651 mayoritasnya berumur 36-65 tahun
Diastolik 94.00 7.368 88.67 8.338 0.021
sebanyak 20 orang (66.7%).Hal ini
didukung oleh penelitian Egan, Zhao,
dan Axon (2010), yang telah meneliti
tentang prevalensi dan cara
Hasil uji alternatif Wilcoxon pengontrolan hipertensi dari tahun
diperoleh p value sistole = 0.651 dan p 1988-2008 di US, didapatkan hasil
value diastole = 0.021 dimana p value
1134
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

bahwa tekanan darah lebih banyak berobat di poliklinik dewasa


mengalami peningkatan pada umur Puskesmas Bangkinang periode
40-59 tahun. Hasil Januari sampai Juni 2008, dimana
penelitianAnggraini,Waren, pada penelitian ini didapatkan hasil
Situmorang, Asputra, dan Siahaan lebih dari setengah penderita
(2009), juga menyatakan hal yang hipertensi berjenis kelamin wanita
sama bahwa penderita hipertensi (56.5%). Hal diatas sesuai dengan
paling banyak berada pada rentang hasil penelitian yang didapatkan dari
umur >45 tahun yaitu sebanyak 30 orang responden didapakan
86,95%. Umur >45 tahun beresiko responden yang terbanyak berjenis
17,726 kali lebih besar menderita kelamin perempuan.
hipertensi dibandingkan umur <45 Secara umum pendidikan
tahun (Irza, 2009).Hipertensi bisa terakhir penderita hipertensi yang
terjadi pada segala umur, namun mulai paling banyak yaitu SMA sebanyak 18
terlihat pada umur >45 tahun sesuai orang (60.0%).Hasil ini sejalan
dengan teori bahwa tanda-tanda dengan penelitian Raihan, Erwin, dan
penuaan dan munculnya penyakit Dewi (2014), bahwa penderita
degeneratif yang dapat menyebabkan hipertensi banyak terjadi pada
terjadinya hipertensi (Kozier et al, penderita berpendidikan SMA
2010; Lingga, 2012). (35,25%), namun berbeda dengan
Berdasarkan hasil penelitian hasil Rahajeng dan Tuminah (2009) di
yang dilakukan terhadap 30 orang Pusat Penelitian Biomedis dan
responden, diperoleh responden yang Farmasi Badan Penelitian Kesehatan
berjenis kelamin perempuan yaitu Depkes RI yang menyatakan bahwa
berjumlah 17 orang responden penyakit hipertensi lebih tinggi pada
(56.7%) sedangkan untuk responden responden yang berpendidikan
yang berjenis kelamin laki-laki tamatan SD (28,7%) dengan OR
berjumlah 13 orang responden sebesar 1,33. Hal ini diduga berkaitan
(43.3%). Menurut Yulianti (2006), dengan gaya hidup dan status sosial
pria lebih banyak menderita hipertensi, ekonomi. Pendidikan yang rendah
namun wanita lebih cenderung berkaitan dengan rendahnya kesadaran
menderita hipertensi setelah untuk berperilaku hidup sehat dan
menopause. Hal ini disebabkan karena rendahnya akses terhadap sarana
pengaruh hormon estrogen. Menurut pelayanan kesehatan.
Sherwood (2011), pada masa Hasil yang didapatkan sesuai
menopause kadar estrogen menurun dengan penelitian Raihan dkk.
secara drastis. Berkurangnya estrogen (2014)karena jumlah responden yang
pada menopause menyebabkan kontrol ditemukan di lapangan paling banyak
aliran darah menjadi tidak stabil. Hal adalah berpendidikan SMA.Namun
ini mengakibatkan penurunan HDL ditemukan juga kurangnya kesadaran
dan peningkatan LDL. Menurut dari beberapa responden untuk
Depkes (2008), kolestrol HDL yang memeriksakan tekanan darah secara
tinggi merupakan faktor pelindung teratur dan berkala ke pelayanan
dalam mencegah terjadinya kesehatan terdekat.
aterosklerosis. Penelitian terhadap30 orang
Hal ini sejalan dengan penelitian penderita hipertensi menunjukkan
yang telah dilakukan oleh Anggraini, bahwa mayoritas responden tidak
dkk (2009), yang berjudul faktor- bekerja (IRT) yaitu sebanyak 11 orang
faktor yang berhubungan dengan (36.7%).Berdasarkan penelitian
kejadian hipertensi pada pasien yang epidemiologi terbukti bahwa ada

1135
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

keterkaitan antara aktifitas kurang diastole 94.00 mmHg dengan standar


aktif dan hipertensi (Dalimartha, dkk, deviasi 7.368. Pada saat melakukan
2008). Seseorang yang tidak aktif pre test ditemukansebagian besar
secara fisik memiliki resiko 30-50% responden mengeluhkan sakit kepala
lebih besar untuk mengalami dan pusing, dada sakit dan jantung
hipertensi (Price, 2005). Hal tersebut berdebar lebih kuat, sakit tengkuk,
diatas sesuai dengan hasil penelitian serta mengeluhkan tidak nyamannya
yang didapatkan di lapangan dari 30 tidur pada malam hari. Hasil diatas
responden, dimana kasus hipertensi sesuai dengan teori yaitu tanda dan
banyak yang dialami oleh responden gejala yang sering dikaitkan dengan
yang bekerja sebagai Ibu Rumah hipertensi primer seperti pusing,
Tangga (IRT). migrain (sakit kepala sebelah), rasa
Penderita hipertensi yang berat ditengkuk, kepala berdenyut,
bekerja mempunyai pengalaman yang telinga berdengung, mudah marah,
lebih luas dan banyak, sedangkan vertigo, napas pendek, dan nyeri
penderita hipertensi yang tidak bekerja dibagian dada (Sutomo, 2009; Junaedi
kurang mempunyai pengalaman dkk., 2013; WHO, 2013).
sehingga kurang siap menghadapi Berdasarkan hasil dari uji
masalah, tetapi penderita hipertensi alternatif Wilcoxon karena tidak
yang tidak bekerja tidak akan memenuhi saran untuk dilakukannya
mempunyai masalah pekerjaan yang ujit dependent didapatkan adanya
akan menambah masalah yang terjadi penurunan yang signifikan antara
selain di dalam rumah (Raihan dkk., mean tekanan darah sebelum dan
2014). Rasa stres di lingkungan kerja sesudah diberikan latihan refleksi kaki
dapat menimbulkan perubahan- dengan menggunakan tempurung
perubahan pada sistem fisik tubuh kelapa pada kelompok eksperimen
yang dapat mempengaruhi kesehatan dimana p value sistole = 0.000 dan p
termasuk perubahan pada tekanan value diastole = 0.001 dimana
darah. keduanya lebih kecil daripada nilai
alpha (p < 0,05). Dapat disimpulkan
2. Efektifitas Latihan Refleksi Kaki bahwa latihan refleksi kaki dengan
dengan Menggunakan Tempurung menggunakan tempurung kelapa
Kelapa Terhadap Tekanan Darah efektif dalam menurunkan tekanan
Pada Penderita Hipertensi Primer. darah.
Pengukuran tekanan darah pada Pijat refleksi kaki atau sering
kelompok eksperimen dan kontrol disebut dengan pijat refleksiologi yang
didapatkan hasil meansistole sebelum dilakukan dengan cara memijat bagian
diberikan latihan refleksi kaki dengan titik refleksi di kaki (Gillanders, 2005)
menggunakan tempurung kelapa pada yang dapat memberikan rangsangan
kelompok eksperimen 156.00 mmHg relaksasi yang mampu memperlancar
dengan standar deviasi 11.212, aliran darah dan cairan tubuh pada
sedangkan pada kelompok kontrol bagian-bagian tubuh yang
161.00 mmHg dengan standar deviasi berhubungan dengan titik syaraf kaki
11.982. Adapun mean diastole yang dipijat (Wijayakusuma, 2006).
sebelum dilakukan latihan refleksi Sesuai dengan penelitian Zunaidi,
kaki dengan menggunakan tempurung Nurhayati, Prihatin (2014) dengan
kelapa pada kelompok eksperimen judul penelitian “Pengaruh pijat
ialah 96.67 mmHg dengan standar refleksi terhadap tekanan darah pada
deviasi 7.237, sedangkan pada penderita hipertensi di Klinik Sehat
kelompok kontrol didapatkan mean Hasta Therapetika Tugurejo

1136
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

Semarang”, dari hasil penelitian yang purposive sampling. Hasil penelitian


dilakukan bahwa hasil tekanan darah menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
yang dilakukan sebelum dan sesudah sensitivitas kaki sebelum diberikan
diberikan terapi pijat refleksi pada senam kaki diabetik dengan
kelompok perlakuan dengan nilai tempurung kelapa sebesar 5,97 titik,
tekanan darah sistole p value 0.000 sedangkan rata-rata tingkat sensitivitas
dan diastole p value 0.000 berarti kaki sesudah diberikan senam kaki
p<0,05, ini menunjukkan bahwa Ho diabetik dengan tempurung kelapa
ditolak dan Ha diterima. Dengan sebesar 7,32 titik, berarti terjadi
demikian dapat disimpulkan ada peningkatan sensitivitas kaki setelah
perbedaan tekanan darah sebelum dan diberikan intervensi dengan p
sesudah dilakukan terapi pijat refleksi value=0.000. ini berarti senam kaki
sehingga efektif dilakukan terapi pijat diabetik dengan tempurung kelapa
refleksi dalam menurunkan tekanan dapat meningkatkan sensitivitas kaki
darah pada responden. pada pasien diabetes mellitus tipe 2.
Berdasarkan penelitian yang Menurut Tarigan (2009), salah
telah dilakukan, hampir seluruh satu cara terbaik untuk menurunkan
responden mengatakan bahwa mereka tekanan darah adalah dengan terapi
merasakan sakit pada hari pertama, pijat refleksi. Sejumlah studi telah
tetapi setelah hari kedua dan ketiga, menunjukkan bahwa terapi pijat
sakit mulai berkurang dan mereka refleksi yang dilakukan secara teratur
merasakan kenikmatan seperti bisa menurunkan tekanan darah
mengeluarkan keringat saat melakukan sistolik dan diastolik, menurunkan
latihan refleksi kaki dengan kadar hormon stress kortisol,
menggunakan tempurung kelapa serta menurunkan sumber-sumber depresi
merasa nyenyak saat tidur pada malam dan kecemasan, sehingga tekanan
hari. Hal ini disebabkan karena darah akan terus turun dan fungsi
rangsangan yang diberikan mampu tubuh semakin membaik.
memperlancar aliran darah dan cairan Sementara itu, hasil uji alternatif
tubuh. Hasilnya, sirkulasi penyaluran wilcoxonpadakelompok kontrol yang
nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh tidak diberikan intervensi
menjadi lancar tanpa ada hambatan. diperolehhasilp value sistole =
Sirkulasi darah yang lancar akan 0.651dimana (p > 0,05)sedangkanp
memberikan efek relaksasi dan value diastole = 0.021 dimana (p <
kesegaran pada seluruh anggota tubuh 0,05). Jika dilihat pada kelompok
sehingga tubuh mengalami kondisi kontrol didapatkan adanya penurunan
yang seimbang (Wijayakusuma, tekanan darah diastole namun tidak
2006). signifikan karenakan pada kelompok
Hasil penelitian ini juga sesuai kontrol juga mengkonsumsi obat
dengan hasil penelitian yang dilakukan antihipertensi tanpa diberikan latihan
oleh Natalia (2013) dalam refleksi kaki dengan menggunakan
penelitiannya yang berjudul tempurung kelapa. Hal ini dikarenakan
“efektifitas senam kaki diabetik pada pasien hipertensi primer biasanya
dengan tempurung kelapa terhadap terjadi peningkatan tekanan darah
tingkat sensitivitas kaki pada pasien yang konstan sehingga diperlukan
diabetes melitus tipe 2” dengan usaha untuk mengontrolnya. Salah
jumlah sampel sebanyak 30 orang satu usaha yang sering dilakukan
dengan 15 orang sebagai kelompok pasien adalah dengan mengkonsumsi
eksperimen dan 15 orang sebagai obat antihipertensi secara terus
kelompok kontrol dengan teknik menerus.

1137
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

Sesuai dengan penelitian memperlancar aliran darah dan cairan


Moeini, Givi, Ghasempour, dan tubuh. Hasilnya, sirkulasi penyaluran
Sadeghi (2011) tentang ”The effect of nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh
massage therapy on blood pressure of menjadi lancar tanpa ada hambatan.
women with pre-hypertension” yang Sirkulasi darah yang lancar akan
menemukan tidak terdapat perbedaan memberikan efek relaksasi dan
yang signifikan antara tekanan sistolik kesegaran pada seluruh anggota tubuh
dan diastolik sebelum dan sesudah sehingga tubuh mengalami kondisi
diberikan intervensi pada kelompok yang seimbang. Kesimpulannya
kontrol. Hal ini dikarenakan pada adalah bahwa latihan refleksi kaki
hipertensi primer biasanya terjadi dengan menggunakan tempurung
peningkatan tekanan darah yang kelapaefektif untuk membantu
konstan sehingga diperlukan usaha menurunkan tekanan darah atau
untuk mengontrolnya.Salah satu usaha mengontrol tekanan darah agar tetap
yang sering dilakukan penderita stabil pada penderita hipertensi primer.
hipertensi adalah dengan
mengonsumsi obat anti hipertensi PENUTUP
secara terus menerus. Bila tidak KESIMPULAN
dicegah dan diobati gangguan ini pada Berdasarkan hasil penelitian,
akhirnya akan menyebabkan gangguan didapatkan responden terbanyak
dan rusaknya pembuluh darah serta berusia 36-55 tahun dengan jenis
dapat menimbulkan gangguan pada kelamin perempuan dan paling banyak
kardiovaskular, seperti: stroke, gagal berpendidikan SMA dengan status
ginjal, dan gangguan lainnya pekerjaan IRT. Selain itu, dari hasil
(Ardiansyah, 2012). Oleh karena itu pengukuran tekanan darah responden
dalam penelitian ini diberikan salah diperoleh mean sistole pre-test pada
satu alternatif terapi non farmakologis kelompok eksperimen adalah 156.00
yaitu latihan refleksi kaki dengan dan mean sistole pre-test pada
menggunakan tempurung kelapa kelompok kontrol adalah 161.00,
sebagai pengontrol tekanan darah sedangkan mean diastole pre-test pada
responden. kelompok eksperimen adalah 96.67
Hasil dari uji alternatif Mann- dan mean diastole pre-test pada
Whitneydidapatkan hasilp value sistole kelompok kontrol adalah 94.00.
= 0.000 dan p value diastole = 0.002, Setelah diberikan perlakuan dengan
dimana keduanya lebih kecil daripada latihan refleksi kaki dengan
nilai alpha (p < 0,05) berarti Ho menggunakan tempurung kelapa
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa selama 3 hari berturut-turut antara
adanya perbedaan yang signifikan pukul 14.00 sampai dengan pukul
rata-rata tekanan darah baik sistole dan 17.00, pada kelompok eksperimen
diastole sesudah diberikan latihan terjadi penurunan dengan mean sistole
refleksi kaki dengan menggunakan post-test 135.33 dan mean diastole
tempurung kelapa antara kelompok post-test 79.33, sedangkan pada
eksperimen dan kelompok kontrol kelompok kontrol yang tidak diberikan
yang tidak diberikan terapi. perlakuan didapatkan mean sistole
Penelitian ini dapat disimpulkan post-test adalah 160.00 dan mean
bahwa latihan refleksi kaki dengan diastole post-test adalah 88.67.
menggunakan tempurung kelapa Hasil penelitian ini
mampu menurunkan tekanan menunjukkan adanya penurunan yang
darah.Hal ini disebabkan karena signifikan antara mean tekanan darah
rangsangan yang diberikan mampu sebelum dan sesudah diberikan latihan

1138
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

refleksi kaki dengan menggunakan latihan refleksi kaki dengan


tempurung kelapa pada kelompok menggunakan tempurung kelapa.
eksperimen setelah dilakukan uji
alternatif Wilcoxon karena tidak
memenuhi syarat untuk dilakukan uji t
1
dependent, dimana p value sistole = Febri Nazwarul Fauzan,
0.000 dan p value diastole = 0.001 Mahasiswa Program Studi Ilmu
dimana keduanya lebih kecil daripada Keperawatan Universitas Riau,
nilai alpha (p < 0,05). Dapat Indonesia
2
disimpulkan bahwa latihan refleksi Bayhakki, Dosen Bidang Keilmuan
kaki dengan menggunakan tempurung Keperawatan Medikal
kelapa efektif dalam menurunkan BedahProgram Studi Ilmu
tekanan darah. Keperawatan Universitas Riau,
Indonesia
3
SARAN Arneliwati, Dosen Bidang
Bagi institusi pendidikan Keilmuwan Keperawatan Komunitas
khususnya keperawatan disarankan Program Studi Ilmu Keperawatan
untuk dapat memakai hasil penelitian Universitas Riau, Indonesia
ini sebagai salah satu sumber
informasi mengenai efektifitas latihan DAFTAR PUSTAKA
refleksi dengan menggunakan Anggraini, A.D., Waren, A., Situmorang,
tempurung kelapa dalam menurunkan E., Asputra, H., Siahaan, S.S.
tekanan darah pada penderita (2009). Faktor-faktor yang
hipertensi. berhubungan dengan kejadian
Pihak Puskesmas maupun hipertensi pada pasien yang
Rumah Sakit diharapkan tetap berobat di Poliklinik Dewasa
meningkatkan dan mempertahankan Puskesmas Bangkinang
upaya promotif dan preventif dalam Pekanbaru.Riau. Diperoleh tangal
penanganan hipertensi dan mengontrol 7 Juni 2015 dari
tekanan darah.Upaya promotif dan http://www.scribd.com
preventif dapat dilakukan dalam Dalimartha, S., dkk. (2008). Care your
bentuk pendidikan kesehatan dengan self hipertensi. Jakarta: Penebar
menyampaikan informasi terapi Plus+.
alternatif berupa latihan refleksi kaki Depkes RI. (2008). Riset kesehatan
dengan menggunakan tempurung dasar.Litbang depkes. Diperoleh
kelapa terhadap penurunan tekanan tanggal 15 Juni 2015 dari
darah pada pasien hipertensi primer. http://www.litbang.depkes.go.id
Hasil penelitian ini agar dapat Dinkes Kota Pekanbaru.(2014). Profil
diaplikasikan oleh responden dan penderita hipertensi.Pekanbaru:
keluarga dalam membantu Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.
menurunkan tekanan darah secara Egan, B. M., Zhao, Y., & Axon, R. N.
efisien dan efektif.Selain itu, penderita (2010).US trends in prevalence,
hipertensi diharapkan lebih bisa awareness, treatment, and control
mengatur pola hidup sehat untuk of hypertension 1988-2008.JAMA
hipertensi dalam mencegah komplikasi Pub Med, 303 (20), 2043-
akibat penyakit hipertensi. 2050.Diperoleh tanggal 16 Mei
Hasil penelitian ini dapat 2015
dijadikan sebagai tambahan informasi darihttp://jama.jamanetwork.com/
untuk mengembangkan penelitian on
lebih lanjut tentang manfaat lain dari

1139
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

Hasneli, Y. (2014). “Tempura” (Coconut pasien diabetes melitus tipe 2.


Shells) as a foot exercise therapy Universitas Riau.
on blood circulation and Porth, C. (2008). Pathophysiology:
sensitivity foot for diabetic Concepts at altered health states.
patients. PROCEEDING.2014 (7th. Ed). Philadelphia: Lippincott
Riau International Nursing Williams & Wilkins.
Conference.Pekanbaru. Raihan, L. N., Erwin, Dewi, A. P. (2014).
Hasneli, Y. (2013). Wawancara personal Faktor-faktor yang berhubungan
tentang cara pembuatan alat dengan kejadian hipertensi primer
refleksi kaki dengan pada masyarakat di wilayah kerja
menggunakan tempurung kelapa. Puskesmas Rumbai Pesisir.JOM
Hasneli, Y. (2014). Sosialisasi terapi PSIK, 1 (2), 1-10. Diperoleh
olahraga kaki tempura tanggal 10 Mei 2015 dari
(tempurung kelapa) terhadap http://jom.unri.ac.id/
sirkulasi darah dan sensitivitas index.php/JOMPSIK/article/view/
kaki penderita diabetes di 3408/3304
Puskesmas Bungaraya Rahajeng, E., Tuminah, S. (2009).
Siak.Lembaga Pengabdian Prevalensi dan determinannya di
Kepada Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta: Pusat
Riau. Pekanbaru. Penelitian Biomedis dan Farmasi
Hidayat, A. A. A. (2007). Riset Badan Penelitian Kesehatan
keperawatan dan teknik penulisan Departemen Kesehatan RI.
ilmiah.Jakarta: Salemba Medika. Sherwood, L.(2011). Fisiologi manusia
Hidayat, A. A. A. (2009). Metode sel ke sistem.Edisi 2. Jakarta:
penelitian keperawatan dan teknik EGC
analisis data.Jakarta: Salemba Tarigan, E. (2009). Pengetahuan, sikap
Medika. dan tindakan lansia tentang
Kemenkes RI. (2014). Masalah pemanfaatan posyandu lansia
hipertensi di Indonesia.Diperoleh dalam menunjang status gizi di
tanggal 28 November 2014 dari Puskesmas Petisah Medan tahun
http://www.depkes.go.id/index.ph 2009.FKM Universitas Sumatera
p Utara.
Mangoenprasodjo, A. S. & Hidayati, S. WHO. (2013). A global brief
M. (2005).Terapi alternatif dan hypertension: Silent killer, global
gaya hidup sehat. Yogyakarta: public health disease.
Pradipta Publishing. Switzerland: WHO press.
Moeini M., Givi, M., Ghasempour, Z., Diperoleh tanggal 10 November
Sadeghi M. (2011).The effect of 2014 dari
massage therapy on blood http://www.who.int/iris/bitstream/
pressure of women with pre- 10665/79059/1/WHO_DCO_WH
hypertension.Iranian Journal of D_2013.2_eng.pdf
Nursing and Midwifery Research Wijayakusuma, H. & Dalimartha, S.
(IJNMR), 16 (1), 61-70. Diperoleh (2003). Ramuan tradisional untuk
tanggal 27 November 2014 dari pengobatan darah tinggi.Jakarta:
http://en.journals.sid.ir/ViewPaper Penebar Swadaya.
.aspx?ID=206539 Yulianti, S. & Sitanggang, M. (2006).30
Natalia, N. (2013). Efektifitas senam kaki ramuan penakhluk
diabetik dengan menggunakan hipertensi.Jakarta: Agro Media
tempurung kelapa terhadap Pustaka.
tingkat sensitivitas kaki pada

1140

You might also like