You are on page 1of 7

JOM Vol. 2 No.

2, Oktober 2015

PENGARUH SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP TEKANAN DARAH


PENDERITA HIPERTENSI

Roza Fetriwahyuni1, Siti Rahmalia2, Herlina3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email : fetriwahyuniroza@gmail.com

Abstract
Variety of things have been found to control blood pressure, one of which is low impact aerobic exercise in particular.
Exercise low impact aerobics gymnastics movements is suitable for people who has heart disease and hypertension .
This excercise has slow moving and can be do by anyone. The purpose of this study was to determine the effect of low
impact aerobic exercises on blood pressure among patients with hypertension. This study used quasy experiment design
with non-equivalent control group approach. This study conducted at Tenayan Raya public health center with 34
samples, which is divided into 17 experimental group and 17 control group. The experiment group was given low
impact aerobics. The instruments used in this study was digital sphygmomanometer and observation sheet. The data
was analyzed univariate and bivariate which is show frequency and percentages and bivariate analysis with dependent
t test and independent t test. the results of this study showed mean that degression of systolic and distolic blood pressure
occur on experiment group about 11.53 mmHg and 9.58 mmHg. There was decrease mean sistolic and diastolic of
blood pressure after intervention by low impact aerobic excercise. There was very significantly decrease for blood
pressure among hypertension patient (p value = 0.000). The results showed low impact aerobics to effectively lower
blood pressure in patients with hypertension. Based on the result of study, the researcher suggest that low impact
aerobic excercise need to regular program for hypertension patient.

PENDAHULUAN laki sebanyak 32,5% dan sebanyak 29,3%


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah pada perempuan. Prevalensi hipertensi primer
tekanan darah persisten dimana tekanan di Kota Pekanbaru dapat dikatakan tinggi,
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan menurut data Dinas Kesehatan Kota
diastoliknya diatas 90 mmHg (Palmer & Pekanbaru pada tahun 2011, penyakit
Williams, 2007).Hipertensi yang tidak hipertensi primer termasuk sepuluh kasus
diketahui penyebabnya disebut sebagai penyakit terbesar, yaitu berada pada urutan ke
hipertensi esensial atau hipertensi primer 3 penyakit terbesar di Kota Pekanbaru dengan
(Yogiantoro, 2006).Hipertensi esensial total kasus sebanyak 19.229 kasus (Dinas
merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi Kesehatan Kota Pekanbaru, 2012).
dan sisanya adalah hipertensi sekunder yang Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
disebabkan oleh kelainan organik seperti Kota Pekanbaru (2013), angka kejadian
penyakit ginjal, kelainan pada korteks adrenal hipertensi mengalami peningkatan setiap
dan pemakaian obat-obatan sejenis tahunnya.Hipertensi primer termasuk kedalam
kortikosteroid (Dalimartha dkk, 2008). sepuluh besar kasus penyakit terbanyak di
Hipertensi merupakan masalah kesehatan Pekanbaru yaitu menduduki urutan nomor dua
yang cukup dominan meningkat khususnya di terbesar setelah infeksi saluran napas bagian
negara-negara maju (Dalimartha dkk, atas akut lainnya. Jumlah kasus hipertensi
2008).Kasus hipertensi sangat sering dijumpai pada tahun 2012 sebanyak 19.878 kasus
di berbagai belahan dunia, lebih dari sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 20.005
seperempat jumlah populasi dunia saat ini kasus, dalam triwulan pertama hipertensi
menderita hipertensi. Prevalensi hipertensi terjadi pada wanita sebanyak 4.036 kasus
dunia mencapai 29,2% pada laki-laki dan 24,8% lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang
pada perempuan (World Health Statistic, hanya sebanyak 2.739 kasus (Dinkes kota
2012). Pekanbaru, 2014).
Menurut World Health Statistic (2012), Hipertensi merupakan penyakit
prevalensi hipertensi di Indonesia pada laki- degeneratif dan kardiovaskuler yang memiliki
1484
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

faktor risiko yang tidak dapat dikontrol dilakukan oleh peneliti pada tanggal 19
(keturunan, jenis kelamin dan usia) dan yang Januari 2015 di Puskesmas Tenayan Raya
dapat dikontrol (kegemukan, kurang olahraga, dengan mewawancarai 10 pasien hipertensi, 6
merokok, konsumsi alkohol dan garam yang dari 10 pasien mengatakan tidak mengetahui
berlebihan). Hipertensi dapat dicegah dengan senam aerobik low impact memiliki manfaat
pengaturan pola makan yang baik dan yang dapat menurunkan tekanan darah. Pasien
aktivitas fisik yang cukup seperti olahraga tersebut mengatakan mengkonsumsi obat anti
secara teratur (Swartz & Mark, 2003). hipertensi dari dokter dan mengkonsumsi obat
Kurangnya olahraga meningkatkan tradisional seperti meminum jus timun.
risiko menderita hipertensi karena kelebihan Tujuan penelitian ini adalah untuk
berat badan.Orang yang tidak aktif juga mengetahui pengaruh senam aerobik low
cenderung mempunyai frekuensi denyut impactterhadap tekanan darah pada penderita
jantung yang lebih tinggi sehingga otot hipertensi.
jantungnya harus bekerja lebih keras pada Penelitian ini diharapkan dapat
setiap kontraksi, makin keras dan sering otot membantu penderita hipertensi untuk memilih
jantung harus memompa, makin besar salah satu pendekatan non farmakologi yang
tekanan yang dibebankan pada arteri (Palmer efektif untuk menurunkan tekanan darah
& Williams, 2007). penderita hipertensi.
Berbagai hal telah diketahui dapat
mengontrol tekanan darah, salah satunya METODOLOGI PENELITIAN
adalah latihan olahraga khususnya jenis Desain penelitian yang digunakan
aerobik.Senam aerobik dibagi menjadi dua dalam penelitian ini adalah Quasi
yaitu high impact dan low impact. Senam experimentaldengan rancangan penelitian
yang cocok digunakan untuk orang yang yaitu non-equivalent control group.
menderita penyakit jantung maupun Rancangan ini berupaya untuk
hipertensi yaitu jenis senam aerobik low mengungkapkan hubungan sebab akibat
impact karena merupakan senam yang dengan cara melibatkan kelompok kontrol
gerakannya ringan dan bisa dilakukan siapa disamping kelompok eksperimental.
saja mulai dari usia anak-anak, dewasa Rancangan ini memberikan perlakuan pada
bahkan lansia (Susanto, 2008). kelompok eksperimental sedangkan kelompok
Senam aerobik lowimpact merupakan kontrol tidak diberikan perlakuan.Pada kedua
suatu aktivitas fisik aerobik yang terutama kelompok perlakuan diawali dengan
bermanfaat untuk meningkatkan dan pengukuran awal (pre-test), dan setelah
mempertahankan kesehatan dan daya tahan pemberian perlakuan dilakukan pengukuran
jantung, paru, peredaran darah, otot dan kembali (post-test) (Nursalam,
sendi.Senam ini dapat dilakukan dengan 2008).Kelompok eksperimen dilakukan
frekuensi latihan 3-5 kali dalam satu minggu pengukuran sebelum intervensi (pre-test),
dan dengan lama latihan 20-60 menit dalam diberikan intervensi senam aerobik low
satu kali latihan. Senam aerobik lowimpact impact selama 30 menitdan istirahat selama
dapat menyebabkan penurunan denyut 10 menit kemudian dilakukan pengukuran
jantung maka akan menurunkan cardiac (post-test). Senam aerobik low impact
output, yang pada akhirnya menyebabkan diberikan selama 3 hari berturut-turut.
penurunan tekanan darah. Peningkatan Kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi
efisiensi kerja jantung dicerminkan dengan namuntetap dilakukan pengukuran pre-test
penurunan tekanan sistolik, sedangkan dan pengukuran post-testdilakukan pada hari
penurunan tahanan perifer dicerminkan ke 3. Pengukuran tekanan darah
dengan penurunan tekanan diastolik (Harber menggunakan sphygmomanometerdigital
& Scoot, 2009). Omron. Sampel dalam penelitian ini adalah
Berdasarkan studi pendahuluan yang 34 responden penderita hipertensi yang
1485
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

berobat di Puskesmas Tenayan Raya responden (58,8%). Responden kelompok


Pekanbaru yang telah memenuhi kriteria eksperimen dan kelompok kontrol memiliki
inklusi. Teknik pengambilan sampel yang karakteristik yang homogen dengan p value
digunakan yaitu teknik Purposive 0,95-1.000. Uji yang digunakan untuk
Samplingyaitu teknik pengambilan sampel karakteristik usia digunakan uji kolmogorof
dari populasi yang sesuai dengan kehendak smirnov, sedangkan pada karakteristik jenis
peneliti berdasarkan tujuan ataupun masalah kelamin dan pendidikan menggunakan uji chi
penelitian serta karakteristik subjek yang square.
diinginkan (Nursalam, 2008). Dalam
penelitian ini, peneliti menetapkan 34 orang 2. Perbedaan rata-rata tekanan darah setelah
sampel dengan rincian 17 orang sebagai diberikan senam aerobik low impact pada
kelompok eksperimen dan 17 orang sebagai kelompok eksperimen dan kelompok
kelompok kontrol. kontrol

HASIL PENELITIAN Variabel Mean SD Min Max


Hasil penelitian yang telah dilakukan
pada bulan April 2015 sampai Mei 2015 Kelompok
Eksperimen
dengan melibatkan 34 responden tentang a. Sistolik 153,59 5,712 145 167
pengaruh senam aerobik low impact terhadap b. Diastolik 95,29 3,933 90 101
tekanan darah pada penderita hipertensi.
Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai Kelompok
Kontrol
berikut: a. Sistolik 156,59 8,603 144 180
b. Diastolik 95,59 3,318 90 100
1. Distribusi repsonden berdasarkan
karakteristik
Pada tabel diatas dapat dilihat
berdasarkan tekanan darah sebelum
Kelompok Kelompok
Karakte eksp kontrol Jml P dilakukan intervensi antara kelompok
ristik (n=17) (n=17) value eksperimen dan kelompok kontrol
n % N % N % memiliki tekanan darah sistolik dan
Usia:
a.Dewasa 0 00,0 2 11,8 2 5,9 diastolik pada grade 2, dengan perbedaan
awal skor rata-rata sistolik 3 dan diastolik 0,3
b.Dewasa 2 11,8 3 17,6 5 14,7
akhir 0,954
c.Lansia 11 64,7 8 47,1 19 55,9 3. Perbedaan rata-rata tekanan darah
awal 23,5
d.Lansia 4 23,5 4 23,5 8 sebelum dan setelah senam aerobik low
akhir impact pada kelompok eksperimen
Jenis
kelamin: 2 11,8 2 11,8 4 11,8
1,000 Tekanan
LK 15 88,2 15 88,2 30 88,2 Mean SD p value
PR Darah
Pend: Sistolik
10 58,8 10 58,8 20 58,8 a. Pre test 153,59 5,712 0,000
SD
4 23,5 2 11,8 6 17,6 1,000
SMP b. Post 142,06 7,412
3 17,6 5 29,4 8 23,5
SMA test

Diastolik
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa a. Pre test
95,29 3,933
mayoritas responden berusia 46-55 tahun b. Post
85,71 4,819
0,000
test
sebanyak 19 responden (55,9%), responden
mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebanyak
30 responden (88,2%) dan tingkat pendidikan Pada tabel diatas dapat dilihat
responden mayoritas adalah SD sebanyak 20 berdasarkan tekanan darah sebelum dan
1486
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

setelah dilakukan intervensi kelompok diastolik

eksperimen didapatkan tekanan darah


sistolik dan diastolik memiliki penurunan Pada tabel diatas dapat dilihat
tekanan dengan perbedaan skor rata-rata berdasarkan tekanan darah setelah dilakukan
sistolik 11,53 dan diastolik 9,58. intervensi antara kelompok eksperimen
Hasil analisa diperoleh p value memiliki tekanan darah sistolik dan diastolik
tekanan sistolik dan diastolik (0,000) < α grade 1 dan kelompok kontrol memiliki
(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik grade 2,
ada perbedaan yang sangat signifikan terjadi penurunan tekanan darah pada
antara mean tekanan darah sistolik dan kelompok eksperimen sedangkan kelompok
diastolik sebelum dan sesudah intervensi kontrol terjadi peningkatan tekanan darah
pada kelompok eksperimen senam dengan perbedaan skor rata-rata sistolik
aerobik low impact. 19,82 dan diastolik 11,35.
4. Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik dan PEMBAHASAN
Diastolik Sebelum dan Sesudah Pada Hasil penelitian yang telah dilakukan
Kelompok Kontrol pada 34 responden hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru
Tekanan
Darah
Mean SD p value didapatkan bahwa secara umum distribusi
Sistolik responden berdasarkan usia sebagian besar
a. Pre test 156,59 8,603 0,002 adalah responden berusia 46-55 tahun
b. Post test 161,88 10,588
sebanyak 19 responden (55,9%), Hal ini
Diastolik sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa
a. Pre test 95,59 3,318 0,351 tekanan darah dewasa meningkat seiring
b. Post test 97,06 7,988
dengan bertambahnya umur, pada lansia
tekanan darah sistoliknya meningkat
Pada tabeldiatas dapat dilihat sehubungan dengan penurunan elastisitas
berdasarkan tekanan darah sebelum dan pembuluh darah (Potter & Perry,
setelah pada kelompok eksperimen 2005).Umumnya hipertensi menyerang laki-
didapatkan tekanan darah sistolik dan laki pada usia di atas 31 tahun sedangkan
diastolik memiliki peningkatan tekanan pada perempuan terjadi pada setelah usia 45
darah dengan perbedaan skor rata-rata tahun (menopouse) (Dalimartha, 2008).
sistolik 5,29 dan diastolik 1,47. Distribusi responden berdasarkan jenis
kelamin yang menderita hipertensi adalah
5. Rata-Rata Tekanan Darah sistolik dan perempuan sebanyaksebanyak 30 orang
Diastolik Setelah (post-test) Intervensi (88,2%).Berdasarkan hasil penelitian
pada Kelompok Eksperimen dan mayoritas responden perempuan yang
Kelompok Kontrol yang Tidak Diberikan menyetujui untuk bersedia menjadi responden
Intervensi hal ini disebabkan pada saat pengumpulan
data pada pagi hari hingga siang hari, dimana
Tekanan para laki-lakikebanyakan sedang bekerja.
Mean SD p value
Darah
Kelompok Tekanan darah pada laki-laki
eksperimen cenderung meningkat lebih tinggi setelah
a. Post test 142,06 7,412
sistolik 0,000 pubertas dan pada perempuan setelah
b. Post test 85,71 4,819 menopause cenderung memiliki tekanan
diastolik
Kelompok darah yang lebih tinggi daripada pria pada
kontrol saat usia tersebut (Potter & Perry, 2005).
a. Post test 161,88 10,588
sistolik 0,000 Distribusi responden berdasarkan
b. Post test 97,06 7,988 tingkat pendidikan yang menderita hipertensi
1487
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

adalah SD sebanyak 20 orang efisiensi kerja jantung dicerminkan dengan


(58,8%).Semakin tinggi pendidikan seseorang penurunan tekanan sistolik, sedangkan
semakin mudah pula menerima informasi dan penurunan tahanan perifer dicerminkan
pada akhirnya makin banyak pula dengan penurunan tekanan diastolik(Harber&
pengetahuan yang dimiliki.Tingkat Scoot, 2009).
pendidikan seseorang mempengaruhi Dari hasil penelitian, menunjukkan
kemampuan seseorang dalam menerima bahwa tekanan darah pada responden
informasi dan mengolahnya sebelum menjadi mengalami penurunan tekanan sistolik dan
perilaku yang baik maupun buruk sehingga penurunan tekanan diastolik.Hasil penelitian
berdampak terhadap status kesehatannya ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
(Notoatmodjo, 2010). Baldah (2013), terdapat pengaruh yang
Hasil dari senam aerobik low impact signifikan senam aerobik low impact terhadap
memiliki efek yang sangat signifikan (p value tekanan darah pada lansia penderita hipertensi
= 0,000). Hal ini terjadi karena sesuai dengan di posyandu lansia kelurahan brebes dengan p
pernyataan Harber dan Scoot (2009) latihan value 0,000 sistolik dan p value 0,000
aktivitas fisik akan memberikan pengaruh diastolik.
yang baik terhadap berbagai macam sistem Berdasarkan hasil paparan di atas
yang bekerja di dalam tubuh, salah satunya dapat disimpulkan bahwasenam aerobik low
adalah sistem kardiovaskuler. Tekanan darah impact terbukti dapat berpengaruh terhadap
akan naik saat melakukan aktivitas fisik tekanan darah yaitu dapat menurunkan
aerobik dan setelah latihan aerobik selesai tekanan darah pada penderita hipertensi,
tekanan darah akan turun sampai di bawah sesuai penelitian yang dilakukan Rokhmah
normal. Latihan aktivitas fisik senam aerobik (2014), yang juga mengatakan bahwa ada
yaitu aerobik intensitas sedang yang pengaruh senam aerobik low impact terhadap
dilakukan secara teratur bisa menurunkan penurunan tekanan darah pada usia produktif
tekanan darah secara efektif (Harber & Scoot, penderita hipertensi dengan p value 0,042
2009). (sistole) dan p value 0,000 (diastole).
Penurunan tekanan darah ini terjadi
karena pembuluh darah mengalami pelebaran PENUTUP
dan relaksasi. Lama kelamaan, latihan Kesimpulan
olahraga dapat melemaskan pembuluh- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembuluh darah sehingga tekanan darah karakteristik responden berdasarkan usia
menurun sama halnya dengan melebarnya paling banyak berusia lansia yaitu (>46 tahun)
pipa air akan menurunkan tekanan air. Dalam sebanyak 19 orang (55,9%), dengan jenis
hal ini, senam aerobik low impact dapat kelamin perempuan sebanyak 30 orang
mengurangi tahanan perifer.Penurunan (88,2%) dan paling banyak berpendidikan SD
tekanan darah juga dapat terjadi akibat sebanyak 20 orang (58,8%).
aktivitas memompa jantung berkurang. Otot Hasil penelitian didapatkan adanya
jantung pada orang yang rutin berolahraga penurunan tekanan darah yang sangat
sangat kuat, maka otot jantung dari individu signifikan pada kelompok eksperimen dengan
yang rajin berolahraga berkontraksi lebih diperoleh p value 0,000 (sistole) dan p value
sedikit daripada otot jantung orang yang 0,000 (diastole) (p<0,05). Pengukuran
jarang berolahraga untuk memompakan diperoleh dari nilai mean tekanan darah pre-
volume darah yang sama. Latihan aktivitas test sistol pada kelompok eksperimen sebesar
fisik senam aerobik lowimpact dapat 153,59 mmHg, pre-test diastol sebesar 95,29
menyebabkan penurunan denyut jantung mmHg dan post-test sistol sebesar 142,06
maka akan menurunkan cardiac output(curah mmHg, post-test diastol sebesar 85,71 mmHg.
jantung), yang pada akhirnya menyebabkan
penurunan tekanan darah. Peningkatan Saran
1488
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

1. Bagi Institusi Pendidikan terhadap tekanan darah pada lansia


Hasil penelitian ini dapat memberikan penderita hipertensi di posyandu lansia
informasi bagi pendidikan keperawatan Kelurahan Brebes. Diperoleh pada
dan dijadikan sebagai latihan atau tanggal 11 November 2014 dari
kegiatan rutin pada hipertensi http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/de
2. Bagi Institusi Kesehatan fault/files/halaman%20depan_0.pdf
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan bagi Puskesmas untuk Dalimartha, S., Purnama, B. T., Sutarina, N.,
menggunakan hasil penelitian ini sebagai Mahendra, B., & Darmawan, R.(2008).
pengobatan non farmakologi untuk CareYour Self, Hipertensi. Jakarta:
penurunan tekanan darah pada penderita Penebar Plus.
hipertensi
3. Bagi Masyarakat Harber, P.M., & Scoot, T. (2009).Aerobic
Dapat menggunakan terapi ini sebagai exercise trainning improves
pilihan untuk mengurangi efek samping wholemuscle andsingle myofiber size
dari pengobatan farmakologis, sehingga and function in older women.
terapi ini bisa dijadikan pilihan sebagai JournalPhysicalReguler Integral
latihan atau kegiatan rutin pada hipertensi CompanyPhysical, 10, 11-42.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan Nursalam.(2008). Konsep dan penerapan
penelitian ini dapat dijadikan sebagai metodologi penelitian ilmu keperawatan
evidence based dantambahan informasi pedoman skripsi, tesis, dan instrumen
untuk mengembangkan penelitian lebih penelitian keperawatan. Jakarta:
lanjut tentang manfaat lain dari senam Salemba Medika.
aerobik low impact terhadap kesehatan
Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi
UCAPAN TERIMAKASIH penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka
Terimakasih kepada Universitas Riau melalui Cipta.
Lembaga Penelitian Universitas Riau serta
Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah Palmer, A. & Williams, B. (2007).Simple
memberikan kesempatan untuk dapat Guide Tekanan Darah Tinggi.
mempublikasikan skripsi ini. Jakarta:Erlangga.
1 Potter. P. A., & Perry, A. G. (2010).
Roza Fetriwahyuni: Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Fundamentals of nursing, 7th edition.
Indonesia (Terj. dr. Adrina Ferderika Nggie dan dr.
2 Marina Albar). Jakarta: EGC.
Siti Rahmalia HD, S.Kp,MNS: Dosen
Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal
Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan Rokhmah, A. F. (2014). Pengaruh senam
Universitas Riau, Indonesia aerobik low impact terhadap
3 penurunantekanan darah usia produktif
Ns. Herlina, M.Kep., Sp.Kep.Kom: Dosen
Bidang Keilmuan Keperawatan Komunitas pada penderita hipertensi di kelurahan
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas pringapuskabupaten semarang.
Riau, Indonesia Diperoleh pada tanggal 11 November
2014
DAFTAR PUSTAKA darihtp://perpusnwu.web.id/karyailmiah
/documents/3567.pdf
Baldah, A. A. (2013). Pengaruh latihan
aktivitas fisik senam aerobik low impact Susanto. (2008). Latihan senam aerobik untuk
1489
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

kesehataned 1. Jakarta:
GhaliaIndonesiaPrinting.

Swartz & Mark.H. (2003).Buku ajar


diagnostik fisik. Jakarta: EGC.

WHO.(2012). World health statistic. France:


World Health Organization.

Yogiantoro, M. (2006).Hipertensi Esensial


dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I. Ed IV. Jakarta: FK UI.

1490

You might also like