You are on page 1of 7

Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper

Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP


PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI KELOMPOK PROLANIS WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SUKOREJO
Aris Nugraheni1, Sulistyo Andarmoyo2, Saiful Nurhidayat3
¹,2,3
Fakultas I l mu K es e h at a n ,Universitas Muhammadiyah Ponorogo

ABSTRACT
Abstract
Hypertension is one of the degenerative diseases that are often found in the community and
often appear without symptoms. Management of hypertension can be done
pharmacologically and non-pharmacologically. Hypertension is one of the non-
pharmacological therapies that can be given to hypertensive patients. The purpose of this
study was to determine the effect of hypertension gymnastics on changes in blood pressure
in hypertensive patients in the PROLANIS group of Sukorejo Community Health Center.The
Kata Kunci: study used a quasy experiment designed with one group pretest-post-test approach. The
population in this study were 161 hypertensive sufferers in the PROLANIS Sukorejo Health
Hipertensi, Center. The sample in this study were 25 patients with hypertension, used Purposive
Tekanan Darah, Sampling technique. Data collection was done by measuring blood pressure before and after
Senam Hipertensi being given hypertensive exercise intervention used a sphygmomanometer clock. The
statistical test used is the Wilcoxon Signed Rank Test.The results showed that almost 18
respondents (72%) had high blood pressure before being given hypertension gymnastics
intervention, but most of them were normal blood pressureafter being given hypertension
gymnastics intervention, namely 14 respondents (56%). From the Wilcoxon Signed Rank
Test statistical test obtained a significant value of P-value of 0,000 <0,05, then there was
the effect of hypertension exercise on changes in blood pressure in hypertensive patients in
the Sukorejo Community Health Center PROLANIS Group.Based on research changes in
blood pressure was influenced by movements that exist in hypertension gymnastics, so this
exercise was effectively used as a therapy for hypertensive patients.
Abstrak
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degenaratif yang banyak dijumpai di masyarakat dan
sering muncul tanpa gejala. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis
dan nonfarmakologis. Senam hipertensi merupakan salah satu terapi nonfarmakologis yang
dapat diberikan pada pasien hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh senam hipertensi terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di
kelompok PROLANIS Puskesmas Sukorejo. Penelitian ini menggunakan desain quasy
experiment design dengan pendekatan One grup pretest-post-test. Populasi dalam penelitian
ini 161 penderita hipertensi di PROLANIS Puskesmas Sukorejo. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 25 penderita hipertensi dengan menggunakan teknik sampling Purposive Sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur tekanan darah saat sebelum dan sesusah
diberikan intervensi senam dengan mengukur tekanan darah saat sebelum dan sesudah
diberikan intervensi senam hipertensi menggunakan sphygmomanometer clock. Uji ststistik
yang dugunakan adalah Wilcoxon Signed Rank Test.Hasil penelitian menunjukan sebelum
diberikan intervensi senam hipertensi hampir seluruhnya sebanyak 18 responden (72%)
memiliki tekanan darah tinggi, setelah diberikan intervensi senam hipertensi sebagian besar
bertekanan darah normal yaitu sebanyak 14 responden (56%). Dari uji statistik Wilcoxon
Signed Rank Test diperoleh nilai signifikan P-value sebesar 0,000 < 0,05, maka ada pengaruh
senam hipertensi terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Kelompok
PROLANIS Puskesmas Sukorejo.Berdasarkan penelitian berubahnya tekanan darah ini
dipengaruhi oleh gerakan-gerakan yang ada dalam senam hipertensi, sehingga senam ini efektif
digunakan sebagai terapi untuk pasien hipertensi.

162 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
22-23 Agustus 2019
Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper
Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8

1. PENDAHULUAN
Definisi sehat menurut World Health intervensi sebagian besar adalah prehypertension
Organitation (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera (39%) dan setelah pemberian intervensi senam
yang meliputi fisik, mental, dan sosial yang tidak hipertensi sebagian besar tekanan darah adalah normal
hanya bebas dari penyakit atau kacacatan (Effendi dan (56%) dengan jumlah responden sebanyak 28
Makhfudli, 2009). Kemajuan teknologi responden.
mempengaruhi gaya hidup dan perilaku masyarakat Menurut data Dinas Kesehatan Ponorogo tahun
yang cenderung kurang sehat, seperti kebiasaan 2017 Kecamatan Sukorejo merupakan urutan pertama
mengkonsumsi makanan cepat saji, minum-minuman dengan penderita hipetensi terbanyak. Tercatat
beralkohol, merokok, dan kurang berolahraga (Susilo sebanyak 2928 orang menderita hipertensi.
dan Wulandari, 2011). Hasil studi awal di Puskesmas Sukorejo
Hal tersebut dapat memicu timbulnya berbagai didapat sejumlah 161 penderita hipertensi mengikuti
masalah kesehatan di antaranya hipertensi, gagal progam PROLANIS yang ada di puskesmas Sukorejo,
jantung, diabetes mellitus, stroke dan penyakit ginjal. yang mana program tersebut bertujuan untuk
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degenaratif pengelola penyakit kronis, salah satunya adalah
yang sering dijumpai di masyarakan dan sering hipertensi.
muncul tanpa gejala (Rahman, 2007). Hipertensi dapat Berdasarkan uraian teori dan fenomena di atas
menyerang hampir semua golongan masyarakat di penaliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengarauh
seluruh dunia dan jumlah penderita hipertensi dari Senam Hipertensi Terhadap Perubahan Tekanan
tahun ke tahun semakin meningkat. Darah Pada Penderita Hipertensi di Kelompok
Berdasarkan data WHO tahun 2010 PROLANIS Puskesmas Sukorejo”.
menunjukan bahwa di seluruh dunia terdapat sekitar
976 juta orang atau kurang lebih 26,4% penduduk
dunia mengindap penyakit hipertensi. Berdasarkan 2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain quasy
hasil Riset Kesehatan Dasar Depkes (Riskesdas) 2018
experiment design dengan pendekatan One grup
prevalensi hipertensi di Indonesia terdapat 34,1%
pretest-post-test. Pada desain ini peneliti
penduduk mengalami hipertensi, di Jawa timur
membandingkan nilai pre test yaitu sebelum dilakukan
terdapat 36,1% orang menderita hipertensi.
intevensi senam hipertensi dan nilai post test yaitu
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
setelah dilakukan intervensi senam hipertensi.
Ponorogo pada tahun (2017) masyarakat yang paling
Populasi dalam penelitian adalah seluruh
banyak terkena hipertensi berada di Puksesmas
peserta PROLANIS di Puskesmas Sukorejo berjumlah
Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo yaitu
161. Menurur Arikunto (2006), jika populasi ≤ 100,
sebanyak 2928 orang.
maka besar sampel diambil seluruhnya, jika populasi
Menurut Sherwood (2005) olahraga seperti
≥ 100 maka dapat di ambil sampel sebanyak 10-20%
senam hipertensi mampu mendorong jantung bekerja
atau 25-30% atau lebih dari jumlah populasi. Teknik
dengan optimal. Latihan fisik seperti senam yang
pengambilan sampel menggunkan purposive
teratur membantu mencegah penyakit kronis seperti
sampling. Jumlah sampel yang di ambil adalah 15%
hipertensi. Olahraga atau senam hipertensi adalah
dari 161 sehingga diperoleh 25 responden.
bagian dari usaha untuk mengurangi berat badan dan
Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar
mengelola stress, dua faktor yang mempertinggi risiko
observasi berisi hasil pengukuran tekanan darah
hipertensi (Vitahealth, 2004: 57). Olahraga senam
responden sebelum dilakukan senam hipertensi dan
hipertensi juga merupakan salah satu terapi non
sesudah dilakukan senam hipertensi selama empat kali
farmakologis yang dapat diterapkan pada pendeita
pertemuan.
hipertensi untuk mengurangi ketergantuangan obat
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
anti hipertensi pada penderita hipertensi (Setiawan,
penderita hipertensi yang memenuhi kriteria (calon
2013).
responden) dijelaskan mengenai maksud dan tujuan
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Totok
penelitian dengan menunjukkan lembar informed
Hernawan mengenai senam hipertensi terhadap
consent. Memberikan waktu untuk membacanya, bila
pengendalian tekanan darahmenunjukkan hasil adanya
pasien hipertensi setuju, diberikan lembar persetujuan
pengaruh senam hipertensi dengan tekanan darah dan
menjadi responden untuk ditanda tangani.
didapatkan hasil tekanan darah sebelum pemberian

163 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
22-23 Agustus 2019
Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper
Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8

Selanjutnya melakukan pengukuran tekanan


darah pada responden 1 jam sebelum senam hipertensi 2. Distribusi Frekuensi Responden
dengan menggunakan sphygmomanometer clock. Berdasarkan Jenis Kelamin
Kemudian mengisi hasil pengukuran pada lembar Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
observasi. Laki-laki 6 24,0
Perempuan 19 76,0
Senam hipertensi diberikan sebanyak 4 kali dan
Total 25 100
dalam setiap pertemuan berdurasi selama 30 menit.
Setelah itu melakukan pengukuran tekanan darah 30 3. Distribusi Frekuensi Responden
menit setelah senam hipertensi dengan menggunakan Berdasarkan Pekerjaan
sphygmomanometer clock. Kemudian mengisi hasil Pekerjaan Jumlah Prosentase
pengukuran pada lembar observasi. PNS 1 4,0
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan Wiraswasta 4 16,0
tahapan editing, coding, dan tabulating. Penelitian ini Pensiunan 3 12,0
Petani 5 20,0
menggunakan analisis univariat untuk
IRT 12 48,0
mendeskripsikan karakteristik masing-masing Total 25 100
variabel yang diteliti meliputi karakteristik responden
dan tekanan darah. Analisa bivariate untuk melihat 4. Distribusi Frekuensi Responden
perubahan tekanan darah awal, dengan setelah Berdasarkan Tekanan Darah Sebelum
diberikan senam hipertensi. Analisis data Diberikan Senam Hipertensi
menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Tekanan Jumlah Prosentase
Sebelum peneliti melakukan pengambilan data Darah
peneliti telah dinyatakan Lolos Uji Etik dan HT1 18 72,0
HT2 5 20,0
mendapatkan Sertifikat Layak Etik pada tanggal 8 Mei
HT3 2 8,0
2019 yang berlaku sampai dengan tanggal 8 Mei 2020
Total 25 100
dengan No Layak Etik No.55/EA/KEPK/2019.
5. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Tekanan Darah Sesudah
3. HASIL DAN PEMBAHSAN Diberikan Senam Hipertensi
A. Hasil Tekanan Jumlah Prosentase
1. Distribusi Frekuensi Responden Darah
Berdasarkan Umur Normal 14 56,0
Umur Jumlah Prosentase HT1 10 40,0
>61 6 24,0 HT3 1 4,0
41 – 60 17 68,0 Total 25 100
35 – 40 2 8,0
Total 25 100

6. Distribusi Frekuensi Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi
Sesudah Senam Hipertensi
Sebelum
No Normal HT1 HT3 Jumlah % P
Senam α
N % N % N % value
Hipertensi
1 HT1 13 52,0 5 20,0 0 0,0 18 72,0 0,000 0,05
2 HT2 1 4,0 4 16,0 0 0,0 5 20,0
3 HT3 0 0,0 1 4,0 1 4,0 2 8,0
Total 14 56,0 10 40,0 1 4,0 25 100,0

164 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
22-23 Agustus 2019
Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper
Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8

dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang dapat


Dari hasil penelitian tentang pengaruh
diubah dan faktor yang tidak dapat diubah.
senam hipertensi terhadap perubahan tekanan
Faktor yang tidak dapat diubah adalah
darah pada penderita hipertensi dapat diketahui
umur responden, berdasarkan hasil tabulasi silang
bahwa dari 25 responden sebagian besar yaitu 13
hampir setengahnya dari 25 responden yaitu
responden (52%) sebelum diberikan senam
sebanyak 11 responden (44%) yang berusia 41 –
hipertensi memiliki tekanan darah dengan
60 tahun sebelum diberikan senam hipertensi
kategorihipertensi derajat 1 (HT1), namun
memiliki hipertensi derajat 1. Sedangkan
sesudah diberikan senam hipertensi mengalami
sebanyak 4 responden (16%) memiliki hipertensi
perubahan menjadi normal. Selain itu, terdapat
derajat 2 dan sebanyak 2 responden (8%)
sebagian kecil 1 responden (4%) sebelum
memiliki hipertensi derajat 3. Hal ini terjadi
diberikan terapi memiliki tekanan darah dengan
karena penderita hipertensi esensial sebagian
kategori hipertensi derajat 2 (HT2) sesudah
besar terjadi pada usia 24-45 tahun hanya sekitar
diberikan senam hipertensi mengalami perubahan
20%. Prevalensi penderita hipertensi umumya
menjadi normal, dan terdapat sebagian kecil 1
paling banyak dijumpai pada usia >40 tahun.
responden (4%) sebelum diberikan terapi
Penderita kemungkinan mendapat komplikasi
memiliki tekanan darah dengan kategori
(kelainan) pembuluh darah otak 6-10 kali lebih
hipertensi derajat 3 (HT3) sesudah diberikan
besar dari pada usia 30-40 tahun (Junaidi, 2010).
senamhipertensi mengalami penurunan menjadi
Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin
hipertensi derajat 1 (HT1). Berdasarkan uarian
bertambahnya usia resiko terkena hipertensi
diatas dengan hasil pengolahan data
menjadi lebih tinggi dan ini juga dipengaruhi oleh
menggunakan uji wilcoxon terlihat bahwa nilai
elastisitas dari pembuluh darah yang semakin
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka H0
menurun.
ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh
Faktor yang tidak dapat diubah adalah
senam hipertensi terhadap perubahan tekanan
jenis kelamin responden, berdasarkan hasil
darah pada penderita hipertensi di Kelompok
tabulasi silang sebagian besar dari 25 responden
PROLANIS Puskesmas Sukorejo
yaitu sebanyak 13 responden (52%) yang berjenis
kelamin perempuan sebelum diberikan senam
B. Pembahasan
hipertensi memiliki hipertensi derajat (HT1).
Mengidentifikasi Tekanan Darah Penderita
Sebagian kecil 4 responden (16%) hipertensi
Hipertensi Sebelum Diberikan Senam
derajat (HT2) dan 2 responden (8%) berkategori
Hipertensi
hiperrtensi derajat (HT3). Sedangkan pada laki-
Berdasarkan tabel 4 dari 25 responden
laki sebanyak 5 responden (20%) berkategori
seluruh penderita hipertensi di Kelompok
hipertensi (HT1) dan 1 responden (4%)
PROLANIS Puskesmas Sukorejo yaitu sebanyak
bekategori hipertensi derajat (HT2). Hal ini terjadi
18 responden (72%) sebelum diberikan senam
karena tekanan darah cenderung meningkat pada
hipertensi memiliki tekanan darah tinggi dengan
wanita setelah menapouse dari pada sebelum
kategori hipertensi derajat 1 (HT1), 5 responden
menapouse yang disebabkan menurunya produksi
(20,0%) memiliki tekanan darah tinggi kategori
hormone esterogen (Price, 2009). Sehingga
hipertensi derajat 2 (HT2), dan sebanyak 2
sangat penting bagi wanita untuk selalu mematau
responden (8,0%) memiliki tekanan darah tinggi
tekanan darah sepanjang menapouse karena
kategori hipertensi derajat 3 (HT3). Tekanan
resiko terkena hipertensi meningkat selama ini.
darah merupakan kekuatan yang diperlukan
Sedangkan faktor yang dapat diubah
supaya darah dapat mengalir di dalam pembuluh
adalah pekerjaan, menurut hasil tabulasi silang
darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh
hampir setengahnya dari 25 responden yaitu
manusia. Tekanan darah tinggi atau hipertensi
sebanyak 12 responden (48%) yang bekerja
terjadi apabila tekanan darah sistolik lebih atau
sebagai ibu rumah tangga sebelum diberikan
sama dengan 150 mmHg-180 mmHg, yang
senam hipertensi memiliki tekanan darah tinggi
biasanya juga tekanan diastolic akan meningkat
yang terbagi menjadi 7 responden (HT1), 3
dan tekanan diastoliknya lebih tinggi atau sama
responden (HT2) dan 2 responden (HT3). Hal ini
dengan 90 mmH-120 mmHg (Watson, 2002).
terjadi karena ibu rumah tangga sering mengalami
Secara umum, faktor resiko hipertensi responden
165 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
22-23 Agustus 2019
Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper
Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8

stress dalam mengurus rumah tangga. Sress dan baik dilakukan untuk penderita hipertensi.
emosi dapat mengkibatkan stimulasi simpatik, Dianjurkan untuk melakukan olahraga teratur
yang meningkatkan frekuensi darah. Efek minimal 3 kali dalam satu minggu, dengan begitu
stimulasi simpatik dapat meningkatkan tekanan dapat menurunkan teknan darah walaupaun berat
darah (Price, 2009). Hubungan antara stress badan belum tentu turun (Nurkhalida, 2008).
dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf Maka, melakukan senam hipertensi secara teratur
simpatik yang dapat meningkatkan teknan darah dapat bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan
secara intermitten. Maka, jika terjadi stress yang jantung dan paru-paru sehingga tekanan darah
berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah akan menjadi stabil.
pada seseorang tetap tinggi. Berdasarkan jenis kelamin responden,
Mengidentifikasi Tekanan Darah Penderita menurut hasil tabulasi silang sebagian besar dari
Hipertensi Sesudah Diberikan Senam 25 responden yaitu sebanyak 11 responden (44%)
Hipertensi yang berjenis kelamin perempuan sesudah
Berdasarkan tabel 5 dari 25 responden diberikan senam hipertensi memiliki tekanan
sebagian besar penderita hipertensi di Kelompok darah yang normal, 7 responden (28%)
PROLANIS Puskesmas Sukorejo yaitu sebanyak berkategori (HT1) dan 1 responden (4%)
14 responden (56%) sesudah diberikan senam berkategori (HT3). Pada Laki-laki setelah
hipertensi memiliki tekanan darah yang normal. diberikan senam sebanyak 3 responden memiliki
Sebagian kecil 10 responden (40,0%) memiliki tekanan darah normal dan 3 responden (12%)
tekanan darah hipertensi derajat 1 (HT1) dan 1 lainnya berkategori (HT1). Hal ini terjadi karena
responden (4,0%) memiliki tekanan darah olahraga yang teratur telah dibuktikan dapat
hipertensi derajat 3 (HT3). Latihan fisik seperti menurunkan tekanan perifer sehingga dapat
senam yang teratur membantu mencegah penyakit menurunkan tekanan darah, yang perlu diingatkan
kronis seperti hipertensi. Olahraga atau senam kepada kita adalah bahwa olahraga saja tidak
hipertensi adalah bagian dari usaha untuk dapat digunakan sebagai pengobatan hipertensi
mengurangi berat badan dan mengelola stress, dua (Gunawan, 2005). Sehingga, melakukan senam
faktor yang mempertinggi risiko hipertensi hipertensi secara teratur ataupun melakukan
(Vitahealth, 2004: 57). Melakukan gerakan yang aktivitas yang dapat meningkatkan daya tahan
tepat selama 30 menit sebanyak 2 kali per minggu, jantung sangat dianjurkan untuk menjaga tekanan
dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 10 darah agar tetap normal.
mmHg pada bacaan sistolik dan diastolic. Berdasarkan pekerjaan, berdaarkan hasil
Olahraga teratur selain dapat mengurangi stress, tabulasi silang dari 25 responden terdapat 5
juga dapat menurunkan berat badan, membakar responden (20%) yang bekerja sebagai ibu rumah
lebih banyak lemak di dalam darah, dan tangga sesudah diberikan senam hipertensi
memperkuat otot-otot jantung (Hernawan, 2017). memiliki tekanan darah yang normal, 6 responden
Berdasarkan umur responden, berdasarkan (24%) berkategori (HT1) dan 1 responden (4%)
hasil tabulasi silang hampir setengahnya dari 25 berkategori (HT3). Olahraga atau senam
responden yaitu sebanyak 9 responden (36%) hipertensi adalah bagian dari usaha untuk
yang berusia 41 – 60 tahun sesudah diberikan mengurangi berat badan dan mengelola stress, dua
senam hipertensi memiliki tekanan darah yang faktor yang mempertinggi risiko hipertensi
normal, 7 responden berkategori (HT1) dan 1 (Vitahealth, 2004: 57). Stress yang dialami ibu
responden berkategori (HT3), sedangkan pada rumah tangga dalam mengurus rumah tangga
usia 35-40 tahun setelah diberikan senam 2 dapat diterapi dan diturunkan dengan senam
responden (8%) bertekanan darah normal. Pada hipertensi.
usia >61 sebanyak 3 responden (12%) bertekanan Analisa Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
darah normal dan 3 responden (12%) lainnya Tekanan Darah Penderita Hipertensi
berkategori (HT1). Selain untuk menjaga berat Berdasarkan tabel 6 dari 25 responden
badan tetap normal, olahraga dan aktivtas fisik sebagian besar yaitu 13 responden (52%) sebelum
yang teratur bermanfaat untuk kestabilan tekanan diberikan senam hipertensi memiliki tekanan
darah, dan menjaga kebugaran tubuh. Olahraga darah dengan kategori hipertensi derajat 1 (HT1),
seperti senam hipertensi, lari-lari ringan, berenang namun sesudah diberikan senam hipertensi

166 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
22-23 Agustus 2019
Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper
Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8

mengalami perubahan menjadi normal. Selain itu, diastolik. Jadi, senam hipertensi merupakan salah
terdapat sebagian kecil 1 responden (4%) sebelum satu terapi efektif untuk menurunkan tekanan
diberikan terapi memiliki tekanan darah dengan darah bagi penderita hipertensi.
kategori hipertensi derajat 2 (HT2) sesudah Pada penelitian ini menggunakan tingkat
diberikan senam hipertensi mengalami perubahan keyakinan 95% dengan taraf nyata 5%. Hipotesis
menjadi normal, dan terdapat sebagian kecil 1 penelitian akan diuji menggunakan analisis
responden (4%) sebelum diberikan terapi Wilcoxon untuk melihat pengaruh senam
memiliki tekanan darah dengan kategori hipertensi terhadap penurunan tekanan darah
hipertensi derajat 3 (HT3) sesudah diberikan penderita hipertensi. Pada tabel di atas terlihat
senam hipertensi mengalami penurunan menjadi bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05,
hipertensi derajat 1 (HT1). maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada
Berubahnya tekanan darah pada pengaruh senam hipertensi terhadap perubahan
penderita hipertensi itu sendiri dapat dipengaruhi tekanan darah pada penderita hipertensi di
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor Kelompok PROLANIS Puskesmas Sukorejo.
dari senam hipertensi itu sendiri. Dimana pada Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
setiap gerakan hipertensi mempunyai fungsi Misbakhul Anwari (2018) bertujuan untuk
masing-masing, seperti grakan menepuk mengetahui pengaruh senam anti hipertensi lansia
punggung tangan ini berfungsi melancarkan terhadap penurunan tekanan darah lansia dengan
peredaran darah pada anggota tubuh bagian atas hipertensi di Desa Kemuningsari Lor Kecamatan
dan gerakan jongkok berdiri ini berfungsi Panti Kabupaten Jember. Hasil penelitian ini
melancarkan sirkulasi darah balik ke jantung serta adalah Tekanan darah sebelum diberikan
mencegah aliran darah tersumbat dan sakit intervensi senam hipertensi sebagian besar adalah
jantung. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya prehypertenion (87,5%), tekanan darah setelah
perbedaan tekanan darah sistol pada penderita diberikan intervensi senam hipertensi sebagian
hipertensi sebelum dan sesudah diberikan senam besar adalah normal (87,5%) dan terdapat
hipertensi dengan p-value 0,000. Demikian juga pengaruh senam anti hipertensi terhadap tekanan
pada tekanan darah diastol ada pengaruh senam darah lansia di Desa Kemuningsari Lor
hipertensi yang dapat menurunkan tekanan darah Kecamatan Panti Kabupaten Jember (p value =
penderita hipertensi dengan p-value 0,035. 0,001)
Menurut Setiawan (2013) belum banyak Penelitian ini sejalan dengan penelitian
masyarakat yang tahu tentang terapi senam Wahyuningsih Safitri (2017) yang bertujuan
hipertensi sebagai salah satu cara menurunkan untuk mengetahui pengaruh senam hipertensi
tekanan darah, karena sebagian besar masyarakat terhadap penurunan tekanan darah di Desa
memilih menggunakan obat (terapi farmakologi) Blembem Puskesmas Gandangrejo. Hasil dari
untuk menurunkan tekanan darah. Penanganan penelitia ini adalah tekanan darah sebelum
hipertensi dapat di lakukan dengan terapi non diberikan senam hipertensi diperoleh rata-rata
farmakologis, salah satunya adalah senam sebesar 158/96 mmHg (Hipertensi ringan) dan
hipertensi. Terapi ini adalah terapi positif yang setelah diberikan senam hipertensi diperoleh hasil
bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan rata-rata sebesar 146/88 mmHg (Hipertensi
pasokan oksigen ke dalam otot-otot dan rangka ringan) dan disimpulkan ada pengaruh senam
yang aktif khususnya terhadap otot jantung. hipertensi terhadap penurunan tekanan darah di
Senam hipertensi merupakan salah satu Desa Blembem Puskesmas Gandangrejo.
solusi yang ditawarkan yang dapat menurunkan
tekanan darah pada hipertensi. Senam hipertensi 4. KESIMPULAN DAN SARAN
adalah salah satu upaya untuk mengurangi berat Berdasrkan hasil pembahasan tentang
badan dan mengurangi stress yang merupakan dua pengaruh senam hipertensi terhadap perubahan
faktor yang dapat mempertinggi terjanya tekanan darah pada penderita hipertensi di
hipertensi (Vitahealth, 2004). Dengan melakukan kelompok PROLANIS Puskesmas Sukorejo.
gerakan yang tepat selama 30 menit sebanyak 2 Ditarik kesimpulan sebagai berikut: Ada
kali per minggu, dapat menurunkan tekanan darah pengaruh senam hipertensi terhadap perubahan
sebanyak 10 mmHg pada bacaan siastolik dan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan

167 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
22-23 Agustus 2019
Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper
Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8

nilai signifikasi P value 0,000 < 0,05.Diharapkan


responden dapat menerapkan gerakan senam
hipertensi dirumah sebagai aktivitas sehari-hari [8]. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS).
2018. Badan Penelitian dan
dan sebagai terapi untuk menjaga kesehatan tubuh
Pengembangan Kesehatan. Jakarta:
dari tekanan darah tinggi Kementrian Kesehatan RI

DAFTAR PUSTAKA [9]. Nurkhalida. 2008. Warta Kesehatan


[1]. Anwari, M. dkk. 2018. Pengaruh Senam Masyarakat. Jakarta: Depkes RI
Anti Hipertensi Lansia Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Lansia di Desa [10]. Price, Sylvia. 2009. Patofisiologi: Konsep
Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Klinis Proses-Proses Penyakit Ed.6.
Kabupaten Jember. The Indonesia Journal Jakarta: EGC
of Health Science. ISSN 2476-9614.
September 2018. Jember: Universitas [11]. Rahman, A.M. 2007. Angina Pektoris
Jember. Stabil dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III (Ed.4). Jakarta: Fakultas
[2]. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Kedokteran UI. PP:1161
Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi VI.
Jakarta: PT Rineka Cipta. [12]. Setiawan G.W. 2013. Pengaruh Senam
Bugar Lanjut Usia Terhadap Kualitas
[3]. Dinkes Kabupaten Ponorogo. 2017. Profil Hidup Penderita Hipertensi. Manado:
kesehatan Kabupaten Ponorogo. Fakultas Kedokteran, Universitas Sam
Ponorogo. Ratulangi Manado

[4]. Effendi, F dan Makhfudli. 2009. [13]. Sherwood, L., 2005, Fisiologi
Keperawatan Kesehatan Komunitas: kedokteran:dari Sel ke Sistem, EGC,
Teori dan Praktek dalam Keperawatan. Jakarta.
Jakarta: Salemba Medika
[14]. Susilo, Yekti dan Ari Wulandari. 2011.
[5]. Gunawan, Lany. 2005. Hipertensi Cara Jitu Mengatasi Hipertensi.
Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Yogyakarta: ANDI
Kanisius
[15]. Vitahealth. 2004. Hipertensi (Informasi
[6]. Hernawan, Totok dan Nur Rosyid, Fahrun. Lengkap untuk Keluarga dan
2017. Pengaruh Senam Hipertensi Lansia Penderitanya). Jakarta: Gramedia Pustaka
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Utama.
Lansia dengan Hipertensi di Panti Werdha
Darma Bhakti Kelurahan Pajang [16]. Wahyuni, S dan Hutari. 2017. Pengaruh
Surakarta. Jurnal Kesehatan. ISSN 79- Senam Hipertensi Terhadap Penurunan
7621, Vol. 10. 1. Juni 2017. Surakarta: Tekanan Darah di Desa Blembem Wilayah
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kerja Puskesmas Gondangrejo. Jurnal
KesMaDaSka-Juli2017. Surakarta:
[7]. Junaidi, Iskandar. 2010. Hipertensi STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Pengenalan, Pencegahan, dan
Pengobatan. Jakarta: PT Bhuana Ilmu [17]. Waston, Roger. 2002. Anatomi dan
Populer Fisiologi Untuk Perawat. Jakarta: EGC

168 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
22-23 Agustus 2019

You might also like