Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Latar belakang
Menurut World healt Orgenezation (WHO) seseorang disebut mengidap
hipertensi bila tekanan darahnya selalu terbaca di atas 140/90 mmHg (Elisa dkk,
2005)
Seseorang dikatakan hipertensi dan beresiko mengalami masalah kesehatan
apabila setelah dilakukan beberapa kali pengukuran, nilai tekanan darah tetap
tinggi nilai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolic 90 mmHg
(Prastyaningrum, 2014)
World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 mencatat hingga 1 miliar
orang di dunia mengalami hipertensi, dua pertiga diantaranya berada di Negara
Berkembang yang berpenghasilan rendah sedang dan prevalensi diperkirakan
akan meningkat pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia
(Susilo, 2011)
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi
hipertensi di Indonesia mencapai 25,8% dan menduduki urutan ke-6 pada data
penyakit tidak menular. Berdasarkan umur 18 tahun dengan presentasi tertinggi
di bangka Belitung (30.9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan
Timur (29,6%), Jawa Barat (29,4%) dan Jawa Timur (26,4%). Berdasarkan data
dari Dinkes Kabupaten Blitar tahun (2014), jumlah penderita hipertensi di
kabupaten blitar sebanyak 44284 penduduk dan kecamatan Selopuro hipertensi
menempati peringkat ke 4 dengan jumlah penduduk yang menderita hipertensi
sebanyak 302 penduduk. Berdasarkan posyandu lansia di Wilayah kerja
puskesmas Selopuro terdapat tiga desa yang jumlah penderita hipertensinya
banyak/tertinggi yaitu di Desa Selopuro dengan jumlah 60 penduduk, Desa
Mandesan dengan jumlah 49 penduduk dan Desa Tegal Rejo dengan jumlah 39
penduduk yang menderita hipertensi.
Hipertensi bisa disebabkan mulai dari usia, ras, jenis kelamin, lansia yang
menderita obesitas, kekurangan aktifitas fisik dan lansia yang mempunyai
kebiasaan buruk seperti minum-minuman keras dan merokok. Jika hal ini tidak
ditangani lebih lanjut maka bisa berakibat buruk dimana hipertensi bisa
menyebabkan komplikasi yang diantaranya berupa infark miokard (serangan
jantung), gagal jantung, stroke (serangan otak), gagal ginjal dan penyakit vaskular
perifer (junaedi, 2013).
Dalam mencegah komplikasi maka penanganan untuk hipertensi dapat
dilakukan secara pengobatan farmakologi dan non farmakologi (Muttaqin, 2009).
Pengobatan yang di anjurkan untuk menangani hipertensi ini yaitu dengan
pengobatan non farmakologi dimana pengobatan ini tidak terlalu memakan biaya
karena tidak adanya obat-obatan dan salah satunya yaitu dengan berpuasa. Puasa
dapat menurunkan hipertensi karena pada puasa seseorang di wajibkan untuk
tidak makan dan minum dan juga mengatur emosinya dimana seseorang secara
psikologis yang tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata
dapat menurunkan adrenalin. Sebab saat marah terjadi peningkatan jumlah
adrenalin sebesar 20 - 30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot
empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah
koroner, meningkatkan tekanan darah arterial dan menambah volume darah ke
jantung dan juga dapat meningkatkan jumlah detak jantung (Ikrar , 2014).
Berdasarkan dari uraian di atas peneliti berminat untuk meneliti mengenai
pengaruh puasa terhadap hipertensi karena dengan menangani hipertensi kita bisa
mencegah komplikasi yang dapat di timbulkan dari hipertensi itu sendri.
Penelitian akan bertempat di wilayah kerja puskesmas selopuro yaitu di desa
Selopuro, Mandesan dan Tegalrejo yang dimana di desa ini untuk tingkat
penderita hipertensinya mengalami peningkatan, kejadian ini di picu oleh berbagai
faktor yang salah satu di antaranya yaitu pola makan dimana berdasarkan
wawancara pada masyarakat yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut
kebanyakan masyarakat untuk makanya mengkonsumsi makanan yang bersantan.
Dari uraian diatas, maka peneliti memutuskan untuk meneliti dan membuktikan
secara langsung tentang Pengaruh Puasa Terhadap Tekanan Darah pada Lansia
Yang Menderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Selopuro Kecamatan
Selopuro Kabupaten Blitar tahun 2015.
Tujuan
Untuk mengetahui Pengaruh Puasa Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia
Yang Menderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Selopuro Kabupaten
Blitar
METODE PENELITIAN
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian
Pre-Eksperiment dengan menggunakan rancangan One-Group Pre-Post test
Design yaitu penelitian ini di lakukan dengan cara kelompok subjek diobservasi
sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi
dilakukan (Nursalam, 2009).
HASIL PENELITIAN
Gambar 4.1 Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin
laki-laki (15 responden)
33%
perempuan
(31 responden)
67%
Usia
45-59 (5 responden)
60-74 (41 responden)
11%
75-90 (0 responden)
89%
90- (0 responden)
Pendidikan
SD (20 responden)
Pekerjaan
35%
28%
lain-lain (0 responden)
No.
1.
2.
3
4.
Kategori
tekanan
darahsystole
<140
(Normal)
140-159
(Hipertensi
sedang)
>160
(Hipertensi
Berat)
Total
Jumlah
Presentase
(%)
11
24
35
76
46
100
Tabel 4.2 Distribusi kategori tekanan darah systole responden sesudah puasa
ramadhan.
No.
1.
2.
3
4.
Kategori
tekanan
darahsystole
<140
(Normal)
140-159
(Hipertensi
sedang)
>160
(Hipertensi
Berat)
Total
Jumlah
Presentase
(%)
32
70
12
26
46
100
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat di ketahui bahwa sesudah puasa ramadhan
terdapat 32 responden (70%) yang tekanan darah systolenya normal <140 mmHg.
Tabel 4.3 Distribusi kategori tekanan darah dyastole responden sebelum puasa
ramadhan.
No.
1.
2.
3
4.
Kategori
tekanan
darahsystole
<90
(Normal)
100-114
(Hipertensi
sedang)
>115
(Hipertensi
Berat)
Total
Jumlah
Presentase
(%)
12
26
33
72
46
100
Tabel 4.4 Distribusi kategori tekanan darah dyastole responden sesudah puasa
ramadhan.
No.
1.
2.
3
4.
Kategori
tekanan
darahsystole
<90
(Normal)
100-114
(Hipertensi
sedang)
>115
(Hipertensi
Berat)
Total
Jumlah
Presentase
(%)
33
72
13
28
46
100
Berdasarkan hasil uji statistik paired samples test pada tekanan darah systole
dan dyastole pre dan post puasa ramadhan ini telah sesuai dengan harapan
kronologi penelitian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari puasa
ramadhan. Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, rossana barack
mengungkapkan puasa ramadhan ini akan membantu dalam hal mengatur pola
makan dan tingkat emosi responden dengan pola makan yg teratur tingkat
aktifitaspun menjadi berkurang dengan berkurangnya tingkat aktifitas kerja
jantung yg semulanya bekerja keras di waktu tidak puasa menjadi lebih stabil
dengan setabilnya kerja jantung tekanan darah menjadi normal, selain pola makan
tingkat emosi juga mempengaruhi tekanan darah dengan menurunya tingkat emosi
hormone pemicu tekanan darah seperti adrenalin pun menurun dengan menurunya
hormone adrenalin tekanan darah bisa kembali normal (Maharani, 2016).
Menurut penelitian, puasa dapat menyehatkan tubuh, sebab makanan
berkaitan erat dengan proses metabolisme tubuh. Saat berpuasa ternyata terjadi
peningkatan HDL and apoprotein alfa1, dan penurunan LDL ternyata sangat
bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa penelitian
menunjukkan saat puasa ramadan berpengaruh terhadap ritme penurunan
distribusi sirkadian dari suhu tubuh, hormon kortisol, melatonin dan glisemia.
Berbagai perubahan yang meskipun ringan tersebut tampaknya juga berperanan
bagi peningkatan kesehatan manusia. Keadaan psikologis yang tenang, teduh dan
tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin. Saat
marah terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat. Di saat puasa
adrenalin akan menurun karena pada saat puasa di wajibkan untuk menggontrol
emosinya dengan penurunan adrenalin makan tekanan darah menjadi kembali
normal. (Arif, 2011)..
Penelitan ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Abdul Mughni
(2007) mengenai pengaruh puasa ramadhan terhadap factor-faktor resiko
aterosklerosis yang salah satunya factor tekanan darah yang di lakukan selama 29
hari yang dimana menghasilkan kesimpulan bahwa puasa ramadhan berpengaruh
terhadap tekanan darah systole.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti akan
menyimpulkan beberapa hal berdasarkan tujuan yang hendak dicapai yaitu
sebagai berikut :
Sebelum puasa ramadhan terdapat 11 responden (24%) yang tekanan darah
systolenya normal atau <140 mmHg dan 35 responden (76%) yang tekanan darah
systolnya hipertensi sedang atau 140-159 mmHg sedangkan pada tekanan darah
diastole terdapat 12 responden (26%) yang tekanan darahnya normal atau <90
mmHg dan 33 responden (72%) tekanan darah systolnya hipertensi sedang 100114 mmHg serta 1 responden tekanan darahnya berat >115 mmHg.