You are on page 1of 15

Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah

PENGARUH KEPATUHAN MENJALANI DIET RENDAH GARAM


TERHADAP KADAR TEKANAN DARAH

Risma Hayati1, Herwanti Bahar2


1
Dietitian at RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi, Jabar
2
Department of Nutrition Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang, Kebun Jeruk, Jakarta 11510
herwanti.bahar@esaunggul.ac.id

Abstract
The compliance of patient to consume of low-salt diet is relatively low compared to
consume of drugs. The objective of this study was to understand the effect of
obedience consumption low-salt diet to blood pressure levels in patients with
hypertension. The population study is hypertensive patients in the Outpatient
Clinic, Hospital R. SYAMSUDIN, SH Sukabumi, we got the sample total are 37
respondents. This study is experimental without a control group. This study used
Chi-Square test, Independent T-test, correlation-regression. Most of respondents
are 57.6 years, 70.3 % women, 35% of junior high school education, and 81.1 %
are retired. Respondents who has suffer long history of hypertension (81.1%), and
most suffer from mild hypertension (94.6 %). Nutritional counseling process by
local dietitian as 81.1 % of intervention does not match score and the majority of
respondents do not comply diet (78.4 %). The first measurement of mean systolic
and diastolic pressure respectively are 164.86 ± 11.2 mmHg and 98.92 ± 8.42
mmHg. The end measurement of mean systolic and diastolic pressure respectively
are 127.3 ± 17.74 mmHg and 82.43 ± 4.94 mmHg. The mean changes of systolic
and diastolic pressure in compliance respondents, respectively are (-55.00 ± 5.34)
mm Hg;(-28.75 ± 6.40) mm Hg and the mean non-compliance (-32,75 ± 17.50)
mmHg, (14.13 ± 8.66) mm Hg. The differences in blood pressure both of groups are
significant with p-value<0.05. The effect of dietary compliance is decreasing of
systolic and diastolic blood pressure depends on age respectively, -22.241 mmHg
and -14.612 mmHg. Low-salt diet may contribute to maintain the levels of blood
pressure of hypertensive patients.

Keywords: Dietary Compliance, Low-Salt diet, Blood pressure levels

Abstrak
Asupan natrium yang berlebihan dapat menyebabkan hipertensi. Kepatuhan
pasien terhadap anjuran diet rendah garam relative rendah dibanding anjuran
penggunaan obat.Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh
kepatuhan menjalankan diet rendah garam terhadap kadar tekanan darah pada
penderita hipertensi. Populasi penelitian ini adalah penderita hipertensi di
Poliklinik Rawat Jalan, RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi, sampel 37 orang
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Rancangan penelitian eksperimen
semua tanpa kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan Uji Chi-Square, T-
test Independent, Korelasi-Regresi. Rerata umur responden 57,6 tahun, 70,3%
perempuan, berpendidikan SMP sebanyak 35% dan 81,1% merupakan
kelompok yang telah tidak bekerja. Responden dengan riwayat hipertensi lama
(81,1%), dan sebagian besar menderita hipertensi ringan (94,6%). Proses
konseling gizi oleh ahli gizi setempat sebagai intervensi 81,1% tidak sesuai skor
dan sebagian besar responden menyatakan tidak patuh menjalani diet (78,4%).
Rerata tekanan sistolik awal (164,86±11,21)mmHg dan diastolik awal
(98,92±8,42) mmHg. Rerata tekanan sistolik akhir (127,3±17,74) mmHg dan
diastolic akhir (82,43±4,94). Rerata perubahan tekanan sistolik dan diastolik
pada responden yang patuh yaitu masing-masing ((-55,00±5,34)mmHg;(-
28,75±6,40)mmHg)dan Rerata pada yang tidak patuh ((-32,75±17,50) mmHg;
(14,13±8,66) mmHg). Perbedaan tekanan darah kedua kelompok bermakna
dengan nilai p<0.05. Kepatuhan menjalani diet memberikan pengaruh
Nutrire Diaita Volume 3 Nomor 2, Oktober 2011
119
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah
penurunan tekanan darah Sistolik sebesar -22,241 mmHg tergantung umur dan
penurunan tekanan darah Diastolik sebesar -14,612 mmHg tergantung umur.
Kepatuhan menjalani diet rendah garam dapat turut menjaga kadar tekanan
darah penderita hipertensi.

Kata Kunci: Kepatuhan Diet, Diet Rendah Garam, Kadar Tekanan Darah

Pendahuluan pada usia 15-19 tahun dan 10 mmHg


Hipertensi atau penyakit tekanan pada usia 60-69 tahun. Tekanan darah
darah tinggi adalah kondisi medis dimana diastolik berkurang hingga setengahnya,
tekanan darah dalam arteri meningkat tetapi hubungan meningkat seiring usia
melebihi batas normal. Tekanan darah dan besarnya tekanan darah awal.
adalah menunjukkan tingkat kekuatan Diperkirakan pengurangan universal
dorongan darah pada permukaan asupan makanan bernatrium 50 mmol per
pembuluh darah arteri pada saat darah hari akan menyebabkan penurunan 50%
dipompa oleh jantung (Handriani orang yang membutuhkan terapi
Kristianti, 2009). Tekanan darah tinggi antihipertensi, pengurangan 22%
atau hipertensi adalah tekanan darah kematian akibat stroke dan penurunan
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan 16% penyakit jantung koroner.
darah diastolic lebih dari 90 mmHg, atau Berdasarkan tinjauan dari 32 uji
bila pasien menggunakan obat anti metodologis, Cutler, Follmann &Allender
hipertensi (Arief Mansjoer, dkk, 2001). menyimpulkan bahwa pengurangan
Penyakit hipertensi ini tahun demi tahun asupan harian 79-80 mmol natrium
terus mengalami peningkatan. Tidak dikaitkan dengan penurunan tekanan
hanya di Indonesia, namun juga di dunia. darah baik tekanan darah individu
Sebanyak 1 milyar orang di dunia atau 1 hipertensi maupun normal, dengan
dari 4 orang dewasa menderita penyakit penurunan tekanan darah sistolik dan
ini. Bahkan diperkirakan jumlah diastolik 4.8/1.9 mmHg pada awal dan
penderita hipertensi ini akan meningkat 2.5/1.1 mmHg pada akhir. Hasil
menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025 percobaan diet rendah natrium
(M. Adib, 2009). Hipertensi merupakan menunjukkan bahwa diet rendah natrium,
factor penyebab yang terpenting pada dengan 24 jam tingkat ekskresi natrium
500.000 kasus stroke yang dilaporkan sekitar 70 mmol, efektif dan aman (WHO
setiap tahunnya dan 150.000 diantaranya Technical Series. 2003). Tingkat
berakhir dengan kematian (Dr. Hans Dieh, kepatuhan adalah ketaatan melakukan
1991). Hipertensi dipengaruhi oleh factor sesuatu yang dianjurkan atau memberi
seperti endogen (hormone, obesitas, respon terhadap situasi diluar subyek.
genetic, hiperkolesterolemia, Kepatuhan adalah berperilaku atau
aterosklerosis dan diabetes) serta factor berperan aktif (Depdikbud, 1990).
eksogen (rokok, nutrisi, natrium, kurang Menurut Glanz (1979) compliance
olah raga) (E. Susalit, 1996). Tekanan (kepatuhan / ketepatan) adalah hasil yang
darah tinggi merupakan faktor risiko terjadi yang terletak di antara proses
utama untuk penyakit jantung koroner penyuluhan atau konsultasi gizi dan hasil
dan kedua bentuk stroke (iskemik dan kesehatan (status gizi)( Glanz, 1979).
haemoragic). Dari banyak faktor resiko Tercapainya terapi yang diinginkan
yang terkait dengan tekanan darah tinggi, sebagai hasil dari anjuran pengobatan
penelitian diet paling eksposur adalah untuk pasien tergantung sebagian besar
asupan natrium harian. Semua data pada kepatuhan pasien terhadap
secara meyakinkan menunjukkan bahwa manajemen perawatan dirinya sehari-hari
asupan natrium secara langsung yang merupakan pengobatan jangka
berhubungan dengan tekanan darah. panjang.(Olson, OC, 1981). Tujuan
Tinjauan umum data observasi yang penelitian ini adalah untuk mengetahui
diperoleh dari studi populasi pengaruh kepatuhan menjalani diet
menunjukkan bahwa perbedaan dalam rendah garam terhadap kadar tekanan
asupan natrium 100 mmol per hari darah pada pasien hipertensi di Poliklinik
dikaitkan dengan perbedaan rata-rata Rawat Jalan RSUD R. Syamsudin, SH
tekanan darah sistolik sebesar 5 mmHg Sukabumi
Nutrire Diaita Volume 3 Nomor 2, Oktober 2011
120
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah
melalui tehnik wawancara dan konsultasi.
Metode Penelitian Responden yang dirujuk ke Poliklinik Gizi
Penelitian ini dilakukan pada dengan membawa rujukan/ berkas rekam
penderita hipertensi di Poliklinik Rawat medisnya selanjutnya akan mengikuti
Jalan RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi langkah-langkah pelayanan sesuai
selama bulan Agustus 2010–Januari prosedur yang ditetapkan untuk pasien
2011. Pemilihan tempat di RSUD yang datang ke poliklinik gizi di RSUD R.
R.Syamsudin, SH Sukabumi ini dengan Syamsudin, SH. Adapun langkah-langkah
pertimbangan : pelayanan dan intervensinya adalah
1. RSUD R.Syamsudin, SH Sukabumi sebagai berikut :
memiliki poliklinik rawat jalan yang a. Ahli Gizi melakukan Anamnesa Gizi
menangani penderita hipertensi. Ahli Gizi mendata identitas,
Untuk penelitian ini penulis keluhan utama, diagnosa dokter,
memilih untuk mengambil obyek data-data penunjang medis,
penelitian di Poliklinik Penyakit permohonan saran konsultasi gizi
Dalam. dari dokter dan kebiasaan
2. RSUD R.Syamsudin, SH Sukabumi makannya.
merupakan salah satu rumah sakit b. Ahli Gizi melakukan analisis status
type B Afiliasi Pendidikan di gizi
wilayah selatan Jawa Barat yang Dengan mengukur antropometri
telah bersertifikat ISO 2001-9000 pasien (menimbang berat badan
sehingga semakin dipercaya dan mengukur tinggi badan dengan
masyarakat sekitar dan alat detektometer). Data
perkembangan jumlah pasien yang selanjutnya dianalis dengan
datang pun semakin besar. rumus :
3. Dapat dijangkau oleh peneliti Indeks Massa Tubuh (IMT) = BB
dengan mempertimbangkan waktu, (kg)
biaya dan tenaga. TB² (m)
Penelitian eksperimental semu ini c. Ahli Gizi menetapkan saran diet
juga bertujuan untuk mendapatkan Untuk penelitian ini, responden
informasi yang diperoleh dengan diberi saran diet sesuai kadar hasil
eksperimen yang sebenarnya. Awalnya pemeriksaan tekanan darahnya,
pasien rawat jalan akan dicek kadar yaitu saran :
tekanan darahnya, bila sesuai kriteria 1) Diet Rendah Garam I untuk
maka didata identitasnya (umur, jenis pasien hipertensi dengan
kelamin, tingkat pendidikan , tekanan diastole ≥ 120 mmHg
pekerjaan, tingkat penghasilan), 2) Diet Rendah Garam II untuk
ditentukan klasifikasi hasil pengukuran pasien hipertensi dengan
tekanan darah, status gizi, diukur asupan tekanan diastole ≥ 110 mmHg
zat gizinya setelah selesai diperiksa dokter 3) Diet Rendah Garam III untuk
kemudian dirujuk ke poliklinik gizi untuk pasien hipertensi dengan
diberi Intervensi oleh ahli gizi rumah sakit tekanan diastole 90 – 100
yang bertugas berupa pemberian edukasi mmHg
gizi mengenai Diet Rendah Garam. Proses d. Ahli Gizi memberi Edukasi Gizi
pemberian edukasi diamati prosesnya. Dalam penelitian ini, Edukasi Diet
Pengamatan berikutnya yaitu saat Rendah Garam meliputi penjelasan
responden diminta dokter untuk tentang pengertian diet, tujuan diet,
mengontrol kembali penyakitnya, yaitu standar porsi, contoh menu, saran
satu bulan kemudian, responden diukur makanan yang dianjurkan, dibatasi
tekanan darahnya, dan diukur dan yang harus dihindari, dan
kepatuhannya menjalani diet rendah pembatasan garam dapur sesuai
garam melalui wawancara berdasarkan stage hipertensi.
kuesioner. Intervensi pada penelitian ini e. Waktu edukasi kurang lebih 15-30
berupa pemberian edukasi satu kali yang menit
dilakukan oleh Ahli Gizi yang bertugas di f. Media edukasi : leaflet Diet Rendah
Poliklinik Gizi RSUD R.Syamsudin, SH Garam dan food model.
Nutrire Diaita Volume 3 Nomor 2, Oktober 2011
121
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah
Populasi pada penelitian ini adalah penelitian dan Leaflet Diet Rendah Garam
pasien yang menderita hipertensi baik yang diberi oleh Ahli Gizi di Poliklinik Gizi
hipertensi stage I, II, III yang berkunjung untuk responden. Data Penunjang
di Poliklinik Rawat Jalan RSUD R. adalah hasil jawaban pertanyaan
Syamsudin, SH Sukabumi. Sampel atau responden mengenai faktor penyebab
Responden adalah penderita hipertensi responden patuh atau tidak patuh
Poliklinik Rawat Jalan RSUD R. terhadap anjuran diet pada akhir
Syamsudin, SH Sukabumi yang bersedia penelitian. Data ini tidak ditampilkan dan
dijadikan responden. Teknik pengambilan hanya digunakan untuk menunjang
sample/ responden dilakukan secara non pembahasan hasil penelitian.
probability sampling yaitu purposive Analisa bivariat dilakukan untuk
sampling. menganalisa :
Kriteria inklusi dan eksklusi 1) Hubungan karakteristik responden
responden : dengan kepatuhan menjalani diet.
a. Pria atau wanita yang berusia ≥ 40 Data diolah dan dianalisis dengan
tahun.. menggunakan Uji Chi-Square
b. Bukan perokok (Likelihood Ratio, Fisher’s Exact
c. Telah diperiksa kadar tekanan Test).
darahnya. 2) Pengaruh perubahan asupan zat
d. Penderita terdiagnosa hipertensi gizi sebelum dan sesudah
dengan atau tanpa penyakit intervensi. Data diolah dan
komplikasi (Diabetes Mellitus, dianalisis dengan Dependent T
Penyakit ginjal, dislipidemia, Test.
nefropathy, neuropathy, jantung, 3) Pengaruh kepatuhan menjalani diet
stroke, retinopaty dan lain- lain). terhadap perubahan asupan zat
e. Memperoleh obat penurun tekanan gizi. Data diolah dan dianalisis
darah tinggi dari dokter. dengan Independent T test
Metode pengambilan data pada 4) Hubungan perubahan asupan zat
penelitian ini menggunakan tehnik gizi dengan hasil pemeriksaan
observasi dan wawancara dengan media tekanan darah. Data diolah dan
Kuesioner dan Form data Asupan Gizi dianalisis dengan Pearson
(Food Recall 24 jam) pada awal dan akhir Correlation Test.
penelitian serta form pengamatan proses Analisa multivariat dilakukan
edukasi diet rendah garam oleh ahli gizi untuk mengetahui pengaruh variabel
Poliklinik Gizi. Data ini merupakan data kepatuhan menjalani diet terhadap
primer. Kuesioner digunakan untuk variabel hasil pemeriksaan tekanan darah;
mengetahui data karakteristik responden dan pengaruh kepatuhan menjalani diet
(umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan , terhadap hasil pemeriksaan tekanan
pekerjaan, tingkat penghasilan) dan hasil darah dengan mempertimbangkan faktor
pemeriksaan tekanan darah, klasifikasi lain. Data diolah dan dianalisis dengan
hipertensi, obat hipertensi, status gizi Linear Regression Test.
serta kepatuhan menjalani diet. Form
Recall Asupan Gizi 24 jam digunakan Hasil dan Pembahasan
untuk mengetahui asupan makanan Gambaran Karakteristik Responden
responden terutama sumber makanan Karakteristik Responden Berdasarkan
bernatrium dan berkalium tinggi pada Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan,
awal dan akhir penelitian. Form Pekerjaan dan Penghasilan pada
pengamatan proses edukasi Diet Rendah Penderita Hipertensi
Garam digunakan untuk mengetahui Tabel 1 menunjukkan bahwa rerata
tahapan pemberian edukasi diet rendah umur responden 57,59 dengan simpangan
garam yang diperoleh oleh responden, baku (SD) ±7,37 tahun dengan umur
yang dilakukan oleh ahli gizi-ahli gizi yang paling muda 46 tahun dan umur paling
bertugas bergiliran di poliklinik gizi. Data tua 77 tahun dan sebagian besar adalah
sekunder adalah data hasil pengukuran perempuan sebanyak 26 orang (70,3%)
antropometri, hasil pengukuran tekanan sedangkan laki-laki 11 orang (29,7%).
darah responden pada awal dan akhir Sebagian besar pendidikan responden
Nutrire Diaita Volume 3 Nomor 2, Oktober 2011
122
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah
adalah SMP sebesar 35% dengan lebih Minimum Regional (UMR) atau Rp
banyak tidak bekerja sebanyak 30 orang 1.000.000 sampai Rp 10.000.000
(81,1%) serta berpenghasilan sesuai sebanyak 23 orang (62,2%).
standar atau lebih tinggi dari Upah

Tabel 1
Karakteristik Responden

Hasil ini sejalan dengan hasil survai Hipertensi, Kesesuaian Konseling Gizi
penyakit jantung pada usia lanjut yang dan Kepatuhan Diet pada Penderita
dilaksanakan Boedhi Darmojo, Hipertensi
menemukan prevalensi hipertensi dengan Tabel 2 menunjukkan bahwa
atau tanpa tanda penyakit jantung sebagian besar responden dengan gizi baik
hipertensi sebesar 33,3% (81 orang dari sebanyak 25 orang (67,6%) dengan
243 orang tua 50 tahun ke atas). Wanita riwayat hipertensi terbanyak adalah lama
mempunyai prevalensi lebih tinggi dari (lebih dari 1 tahun) sebanyak 30 orang
pada pria (p ≤ 0,05). Dari kasus-kasus (81,1%) dan stage hipertensi paling
tadi, ternyata 68,4% termasuk hipertensi banyak adalah ringan sebanyak 35 orang
ringan (diastolik 95-104 mmHg), 28,1% (94,6%). Berdasarkan tabel 2 terlihat pula
hipertensi sedang (diastolik 105-129 kesesuaian pemberian konseling gizi
mmHg) dan hanya 3,5% dengan hipertensi 81,1% tidak sesuai dan kepatuhan
berat (diastolik sama atau lebih besar menjalani diit masih rendah yaitu 21,6%
dengan 130 mmHg) (G. Sianturi, 2003). dan masih banyak responden yang belum
patuh menjalani diet yaitu 78,4%.
Karakteristik Responden Berdasarkan
Status Gizi, Riwayat Hipertensi, Stage

Tabel 2
Nutrire Diaita Volume 3 Nomor 2, Oktober 2011
123
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah
Status Gizi, Riwayat Hipertensi dan Kepatuhan Diet Pasien

Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik

Tabel 4
Asupan Gizi Responden

Karakteristik Responden Berdasarkan diastolik akhir responden adalah 82,43


Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik mmHg, rerata perubahan tekanan sistolik
pada Penderita Hipertensi responden adalah 37,56 mmHg dan rerata
Tabel 3 menunjukkan bahwa rerata perubahan tekanan diastolik responden
tekanan sistolik awal responden adalah adalah 17,29 mmHg.
164,86 mmHg, rerata tekanan diastolik
awal responden adalah 98,92 mmHg, Karakteristik responden berdasarkan
rerata tekanan sistolik akhir responden Asupan Zat Gizi pada penderita
adalah 127,30 mmHg, rerata tekanan hipertensi

Nutrire Diaita Volume 3 Nomor 2, Oktober 2011


124
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah
Tabel 4. menunjukkan bahwa rerata Hubungan Umur, Jenis Kelamin,
asupan energi responden adalah sebelum Pendidikan, Pekerjaan dan
intervensi 1870,64 kkal dan sesudah Penghasilan dengan Kepatuhan
intervensi 1604,80 kkal, rerata asupan Menjalani Diet pada Penderita
protein responden adalah sebelum
Hipertensi
intervensi 71,16 gram dan sesudah
Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil
intervensi 60,65 gram, rerata asupan
uji statistik pada derajat kepercayaan 95%
lemak responden adalah sebelum
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
intervensi 69,84 gram dan sesudah
pendidikan dengan kepatuhan menjalani
intervensi 59,12 gram, rerata asupan
diet pada penderita hipertensi di Poliklinik
karbohidrat responden adalah sebelum
Rawat Jalan RSUD R. Syamsudin, SH
intervensi 222,43 gram dan sesudah
Sukabumi secara bermakna dengan nilai
intervensi 190,80 gram, rerata asupan
p<0,001, namun tidak terdapat hubungan
natrium responden adalah sebelum
umur, jenis kelamin, pekerjaan dan
intervensi 2436,28 mg dan sesudah
penghasilan dengan kepatuhan menjalani
intervensi 2068,97 mg, dan rerata asupan
diet pada penderita hipertensi di Poliklinik
kalium responden adalah sebelum
Rawat Jalan RSUD R. Syamsudin, SH
intervensi 2152,53 mg dan sesudah
Sukabumi secara bermakna dengan nilai
intervensi 1810,90 mg.
p>0,05.
Tabel 5
Hubungan Karakteristik Responden dengan Kepatuhan Diet

Tabel 6
Hubungan Status Gizi, Riwayat Hipertensi dengan Kepatuhan Diet
Nutrire Diaita Volume 3 Nomor 2, Oktober 2011
125
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah

Tabel 7
Perbandingan Asupan Zat Gizi antara Sebelum dan Sesudah Intervensi 2010

Tabel 8
Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Patuh Menjalani Diet Menurut Asupan Zat Gizi
2010

Hubungan Status Gizi, Riwayat Kepatuhan Menjalani Diet pada


Hipertensi, Stage Hipertensi dengan Penderita Hipertensi

Nutrire Diaita Volume 3 Nomor 2, Oktober 2011


126
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah
Tabel 6 menunjukkan bahwa hasil Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet
uji statistik pada derajat kepercayaan 95% Terhadap Perubahan Asupan Zat Gizi
menunjukkan bahwa tidak terdapat Karakteristik asupan zat gizi antara
hubungan Status Gizi, Riwayat Hipertensi, penderita hipertensi yang patuh dan tidak
Stage Hipertensi dengan kepatuhan patuh menjalani diet di Poliklinik Rawat
menjalani diet pada penderita hipertensi Jalan RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi
di Poliklinik Rawat Jalan RSUD R. dapat dijelaskan pada Tabel 8 dan tabel 9
Syamsudin, SH Sukabumi secara berikut ini.
bermakna dengan nilai p>0,05. Tabel 8 menunjukkan bahwa rerata
Hal ini sesuai dengan teori Saifudin asupan energi responden yang patuh
Azwar (1998) bahwa kepatuhan berdiet menjalani diet adalah sebelum intervensi
adalah suatu tindakan nyata 1797.62 kkal dan sesudah intervensi
melaksanakan diet yang dianjurkan oleh 1457.86 kkal, dengan selisih 339,76 kkal,
tenaga ahli meliputi kepatuhan jenis rerata asupan protein responden adalah
makanan yang tidak dapat dikonsumsi, sebelum intervensi 70,13 gram dan
jadwal makan yang teratur yang sesudah intervensi 56.26 gram, dengan
dianjurkan oleh tenaga ahli, jumlah selisih 13,88 gram, rerata asupan lemak
makanan yang dikonsumsi sesuai responden adalah sebelum intervensi
kebutuhan kalori yang ditetapkan 71,46 gram dan sesudah intervensi 57,04
( Saifudin Azwar, 1998). Dapat gram, dengan selisih 14,44 gram, rerata
disimpulkan bahwa sesuai teori diatas, asupan karbohidrat responden adalah
responden yang patuh menjalani diet sebelum intervensi 197,52 gram dan
terbukti secara nyata melaksanakan sesudah intervensi 157,70 gram dengan
anjuran diet sehingga mempunyai selisih 39,81, rerata asupan natrium
perubahan asupan yang signifikan responden adalah sebelum intervensi
dibandingkan dengan yang tidak patuh 1257,8 mg dan sesudah intervensi 1028,7
pada penelitian di Poliklinik Rawat Jalan mg dengan selisih 229,16 mg, dan rerata
RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi. asupan kalium responden adalah sebelum
intervensi 822,86 mg dan sesudah
Perbandingan Asupan Zat Gizi antara intervensi 654,60 mg dengan selisih
Sebelum Dan Sesudah Intervensi Pada 167,75 mg.
Penderita Hipertensi Tabel 9 menunjukkan bahwa rerata
Perbandingan asupan zat gizi asupan energi responden yang tidak patuh
antara sebelum dan sesudah intervensi menjalani diet adalah sebelum intervensi
pada penderita hipertensi di Poliklinik 1968,28 kkal dan sesudah intervensi
Rawat Jalan RSUD R. Syamsudin, SH 1727,62 kkal, dengan selisih 240,03 kkal,
Sukabumi dapat dijelaskan pada Tabel 4.7 rerata asupan protein responden adalah
berikut ini. sebelum intervensi 73,59 gram dan
Tabel 7 menunjukkan hasil uji sesudah intervensi 64,24 gram, dengan
statistik pada derajat kepercayaan 95% selisih 9,21 gram, rerata asupan lemak
menunjukkan bahwa terdapat perubahan responden adalah sebelum intervensi
asupan Energi, Protein, Lemak dan 69,83 gram dan sesudah intervensi 60,58
Karbohidrat antara sebelum dan sesudah gram, dengan selisih 9,18 gram, rerata
konsultasi pada penderita hipertensi di asupan karbohidrat responden adalah
Poliklinik Rawat Jalan RSUD R. sebelum intervensi 235 gram dan sesudah
Syamsudin, SH Sukabumi secara intervensi 205,97 gram dengan selisih
bermakna dengan nilai p<0,001. Tabel 7 28,66 gram, rerata asupan natrium
menunjukkan hasil uji statistik pada responden adalah sebelum intervensi
derajat kepercayaan 95% menunjukkan 2813,3 mg dan sesudah intervensi 2414,4
bahwa terdapat perubahan asupan mg dengan selisih 398,55 mg, dan rerata
Natrium dan Kalium antara sebelum dan asupan kalium responden adalah sebelum
sesudah intervensi pada penderita intervensi 2546,5 mg dan sesudah
hipertensi di Poliklinik Rawat Jalan RSUD intervensi 2159,1 mg dengan selisih 387
R. Syamsudin, SH Sukabumi secara mg.
bermakna dengan nilai p<0,001. Tabel 10 menunjukkan hasil uji
statistik pada derajat kepercayaan 95%
Nutrire Diaita Volume 3 Nomor 2, Oktober 2011
127
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengaruh kepatuhan menjalani diet
kepatuhan menjalani diet terhadap terhadap perubahan asupan kalium pada
perubahan asupan energi pada penderita penderita hipertensi di Poliklinik Rawat
hipertensi di Poliklinik Rawat Jalan RSUD Jalan RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi
R. Syamsudin, SH Sukabumi secara secara bermakna dengan nilai p=0,008.
bermakna dengan nilai p=0,026, terdapat Namun tidak terdapat pengaruh
pengaruh kepatuhan menjalani diet kepatuhan menjalani diet terhadap
terhadap asupan protein pada penderita perubahan asupan karbohidrat pada
hipertensi di Poliklinik Rawat Jalan RSUD penderita hipertensi di Poliklinik Rawat
R. Syamsudin, SH Sukabumi secara Jalan RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi
bermakna dengan nilai p=0,044, serta secara bermakna dengan nilai p=0,088.
terdapat pengaruh kepatuhan menjalani
diet terhadap asupan lemak pada Analisa Pengaruh Kesesuaian Proses
penderita hipertensi di Poliklinik Rawat Konseling Gizi Terhadap Kepatuhan
Jalan RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi Menjalani Diet
secara bermakna dengan nilai p=0,013. Tabel 11 menunjukkan hasil uji statistik
Berdasarkan tabel 4.10. terlihat pula pada derajat kepercayaan 95% terlihat
bahwa terdapat pengaruh kepatuhan bahwa terdapat pengaruh kesesuaian
menjalani diet terhadap perubahan proses konseling gizi terhadap kepatuhan
asupan natrium pada penderita hipertensi menjalani diet pada penderita hipertensi
di Poliklinik Rawat Jalan RSUD R. di Poliklinik Rawat Jalan RSUD R.
Syamsudin, SH Sukabumi secara Syamsudin, SH Sukabumi secara
bermakna dengan nilai p=0,050, terdapat bermakna dengan nilai p=0,019.
Tabel 9
Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Tidak Patuh Menjalani Diet Menurut Asupan
Zat Gizi 2010

Tabel 10
Perubahan Asupan Zat Gizi terhadap Kepatuhan Diet

Tabel 11
Analisa Pengaruh Proses Konseling dengan Kepatuhan Diet

Nutrire Diaita Volume 3 Nomor 2, Oktober 2011


128
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah

Tabel 12
Analisa Pengaruh Proses Konseling Gizi dengan Pemeriksaan Tekanan Darah

Tabel 13
Analisa Pengaruh Asupan Zat Gizi Terhadap Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah

Tabel 14
Analisa Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Terhadap Hasil Pemeriksaan Tekanan
Darah

Tabel 15
Analisa Pengaruh Kepatuhan Diet dengan Faktor Lain

Nutrire Diaita Volume 3 Nomor 2, Oktober 2011


129
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah

Analisa Pengaruh Kesesuaian Proses asam amino yang merupakan bentuk


Konseling Gizi Terhadap Hasil sederhana dari protein. Sesuai dengan
Pemeriksaan Tekanan Darah teori, mekanisme terjadinya hipertensi
Tabel 12 hasil uji statistik pada derajat yaitu melalui terbentuknya angiotensin II
kepercayaan 95% menunjukkan bahwa dari angiotensin I oleh angiotensin I-
terdapat pengaruh kesesuaian proses converting enzyme (ACE). ACE memegang
konseling gizi terhadap hasil pemeriksaan peran fisiologis penting dalam mengatur
tekanan darah sistolik pada penderita tekanan darah. Selanjutnya oleh hormon,
hipertensi di Poliklinik Rawat Jalan RSUD renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah
R. Syamsudin, SH Sukabumi secara menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang
bermakna dengan nilai p< 0,05 yaitu p = terdapat di paru-paru, angiotensin I
0,026 dan terdapat pengaruh kesesuaian diubah menjadi angiotensin II.
proses konseling gizi terhadap hasil Angiotensin II inilah yang memiliki
pemeriksaan tekanan darah diastolik pada peranan kunci dalam menaikkan tekanan
penderita hipertensi di Poliklinik Rawat darah melalui dua aksi utama. Aksi
Jalan RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi pertama adalah meningkatkan sekresi
secara bermakna dengan nilai p< 0,05 hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus.
yaitu p=0,005. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar
pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk
mengatur osmolalitas dan volume urin.
Analisa Pengaruh Asupan Zat Gizi
Dengan meningkatnya ADH, sangat
Terhadap Hasil Pemeriksaan sedikit urin yang diekskresikan ke luar
Tekanan Darah tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi
Tabel 13. menunjukkan bahwa pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
hasil uji statistik pada derajat mengencerkannya, volume cairan
kepercayaan 95% menunjukkan bahwa ekstraseluler akan ditingkatkan dengan
tidak terdapat korelasi secara bermakna cara menarik cairan dari bagian
antara perubahan asupan energi, lemak, intraseluler. Akibatnya, volume darah
karbohidrat, natrium dan kalium dengan meningkat, yang pada akhirnya akan
perubahan tekanan darah sistolik pada meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua
penderita hipertensi di Poliklinik Rawat adalah menstimulasi sekresi aldosteron
Jalan RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi dari korteks adrenal. Aldosteron
dengan nilai p>0,05 kecuali asupan merupakan hormon steroid yang memiliki
protein (nilai p = 0,024). Demikian juga peranan penting pada ginjal. Untuk
tidak terdapat korelasi secara bermakna mengatur volume cairan ekstraseluler,
antara perubahan asupan energi, protein, aldosteron akan mengurangi ekskresi
lemak, karbohidrat, natrium dan kalium NaCl (garam) dengan cara
terhadap perubahan Diastolik responden. mereabsorpsinya dari tubulus ginjal.
Korelasi perubahan asupan protein Naiknya konsentrasi NaCl akan
ini diduga berkaitan dengan proses diencerkan kembali dengan cara
pembentukan hormon dan enzyme. Dalam meningkatkan volume cairan ekstraseluler
proses terjadinya hipertensi terlibat yang pada gilirannya akan meningkatkan
banyak peran hormon dan enzyme dan volume dan tekanan darah (Leonardo
sebagaimana diketahui zat gizi pembentuk Maryn, 1990).
hormon dan enzyme salah satunya adalah

Nutrire Diaita Volume 3 Nomor 2, Oktober 2011


130
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah
Analisa Pengaruh Kepatuhan Menjalani prosedur tetap baik mengenai frekuensi
Diet Terhadap Hasil Pemeriksaan kunjungan konsultasi, materi pada tiap
Tekanan Darah kunjungan dan target konsultasi gizi bagi
Tabel 14 menunjukkan bahwa hasil penderita hipertensi sesuai stage
uji statistik pada derajat kepercayaan 95% hipertensi pasien yang datang. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dapat menghasilkan pemahaman yang
kepatuhan menjalani diet terhadap berbeda bila pelaksana edukasi berbeda
perubahan hasil pemeriksaan tekanan petugas/ ahli gizi yang dimungkinkan
darah sistolik pada penderita hipertensi di mempunyai ketrampilan menjelaskan dan
Poliklinik Rawat Jalan RSUD R. pengetahuan gizi klinik yang berbeda.
Syamsudin, SH Sukabumi secara Teori Sukardji (2007) menyebutkan ,
bermakna dengan nilai p<0,001. kepatuhan diet bagi pasien dapat
Berdasarkan Tabel 4.14 terlihat pula ditingkatkan dengan memberikan
bahwa terdapat pengaruh kepatuhan penyuluhan yang cukup oleh ahli gizi
menjalani diet terhadap perubahan hasil terampil pada pasien, kunjungan yang
pemeriksaan tekanan darah diastolik pada sering, adanya evaluasi, adanya dorongan
penderita hipertensi di Poliklinik Rawat dari dokter yang menyadari pentingnya
Jalan RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi pengendalian hipertensi jangka panjang.
secara bermakna dengan nilai p<0,001. Sebaiknya Ahli Gizi menggunakan teknik
penyampaian materi dengan cara
Analisa Pengaruh Kepatuhan memberikan informasi secara singkat,
Menjalani Diet Terhadap Hasil jelas, dan komunikatif serta menekankan
Pemeriksaan Tekanan Darah dengan pada informasi yang penting untuk
Mempertimbangkan Faktor Lain menjadikan pasien patuh, informasi yang
Tabel 15 menunjukkan bahwa selektif dengan bahasa dan format yang
setelah dilakukan pemodelan dengan sesuai, informasi diberikan berulang-
Linear Regression Test didapatkan model ulang secara lisan dan tertulis secara
terakhir terlihat kepatuhan menjalani diet sederhana dan proses penyuluhan
berpengaruh secara independent terhadap bertahap (Sukardji, 2007). Teori lain
perubahan sistolik dengan menyebutkan bahwa hasil penelitian
mempertimbangkan factor lain pada menunjukkan : memiliki daftar makanan
penderita hipertensi di Poliklinik Rawat yang dibolehkan/dilarang dan
Jalan RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi perhitungan anjuran diet secara teliti
dengan nilai dengan nilai prediksi sebesar tidak menjamin kepatuhan atau motivasi
-22,241 dengan nilai p=0,001 serta pasien untuk berubah. Pendekatan
kepatuhan menjalani diet berpengaruh personal dan professional sangat
secara independent terhadap perubahan berpengaruh terhadap hasil konseling
diastolik dengan mempertimbangkan karena :
factor lain pada penderita hipertensi di a) Tidak ada seorang pasien dengan
Poliklinik Rawat Jalan RSUD R. kondisi sama dengan pasien
Syamsudin, SH Sukabumi dengan nilai lainnya.
dengan nilai prediksi sebesar -14,612 b) Pasien dan konselor dalam proses
dengan nilai p=0,001. konseling selalu siap untuk
Mengutip teori Sukardji et. All., perubahan, tidak pernah dalam
(1985) bahwa faktor-faktor yang mungkin kondisi statis.
menghambat pelaksanaan diit yang tepat, c) Effective counselor harus fleksibel
yaitu penjelasan diit yang masih kurang dari directive ke non-
dimengerti, standar diet yang kurang directiveapproach.
dimengerti, standar diet yang kurang d) Menganggap pasien paling ahli
sesuai dengan pola makanan pasien, untuk mengatasi problemnya.
keadaan social ekonomi kebudayaan, e) Dietesien menggunakan semua
serta metoda penyuluhan terhadap kemampuan personality dan
kepatuhan pasien dalam menjalankan diet profesionalitasnya dalam
(Sukardji et. all, 1985). Dari hasil membantu pasien sambil tetap
pengamatan terhadap proses pemberian menyadari keterbatasannya sebagai
edukasi di poliklinik gizi, belum terdapat manusia.
Nutrire Diaita Volume 3 Nomor 2, Oktober 2011
131
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah
f) Konselor mengikuti keinginan penderita hipertensi di Poliklinik Rawat
klien/pasien dengan sepenuhnya Jalan RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi.
memberikan perhatian, Dapat dibuat anjuran kunjungan ulang
mendengarkan, mengamati, konseling gizi minimal 2-3 kali agar
menunjukkan perhatian yang tujuan konseling gizi dapat lebih optimal
positif yang ditunjukkan dalam dan tidak terburu waktu.
bahasa tubuh membantu klien
berminat dan terlibat dalam proses Daftar Pustaka
konseling. Setidaknya dibutuhkan Advance Counselling Skills, 2010, Pada
lebih dari 3 kali kunjungan ulang Pelatihan Nutrition Care Process
konseling gizi agar tujuan konseling Advance., ASDI, Bandung
dapat optimal (Advanced
Councelling Skills, 2010). Arif Mansjoer, et.al, editor. 2001. “Kapita
Namun demikian, uji statistik lain Selekta”. Edisi Ketiga Jilid Pertama.
untuk melihat pengaruh intervensi Jakarta. Media Aesculapius.
terhadap asupan zat gizi menunjukkan Fakultas Kedokteran Universitas
bahwa meskipun sebesar 78,4% Indonesia
responden tidak mematuhi anjuran diet
rendah garam yang telah dianjurkan oleh Astuti Herni. 1997. Variasi Menu
Ahli Gizi dan hasil analisa asupan Diabetes. Dalam : Kumpulan
Natrium sesudah intervensi berada pada Makalah Disampaikan pada
nilai rerata 2068,97 mg Natrium (dimana Pelatihan Dasar Edukator Diabetes.
hasil ini menunjukkan nilai melebihi dari 28-30 Agustus 1997. Jogjakarta
anjuran standar Natrium, baik untuk level
Diet Rendah Garam I, II dan III Dieh, Hans . 1991. Waspadai “Diabetes-
( Almatsier, dkk, 1990)) namun dari hasil Kholesterol – Hipertensi”. Bandung.
analisa perubahan asupan gizi diperoleh Indonesia Publishing House.
hasil analisa asupan Natrium baik
responden yang patuh maupun tidak Emma S. Weigley, Donna H. Mueller,
patuh menunjukkan gejala menurun. Corinne H. Robinson’s., 1993. Basic
Terjadi penurunan rerata asupan Natrium Nutriton and Diet Therapy”. Fifth
dari 2436,28 mg menjadi 2068,97 mg Edition. United States of America.
yang mana penurunan ini bersifat Macmillan, Inc.
bermakna (p < 0,001). Hasil penelusuran
dari quesioner penunjang diperoleh, Eric R. Braverman, MD., dan Dasha
banyak responden yang menyebutkan Braverman, B.S., R.P.A.-C. 2004.
alasan mereka sulit menerapkan anjuran “Penyakit Jantung dan
pembatasan penggunaan makanan Penyembuhannya Secara Alami”.
sumber Natrium tinggi sesuai stage Jakarta. PT Bhuana Ilmu Populer.
hipertensi karena alasan rasa yang tidak
enak/hambar dan kurangnya dukungan Furqon, Ph.D. 2004. “Statistika Terapan”.
keluarga tetapi berusaha mengurangi Bandung. PT Alfabeta.
jumlah asupan sumber makanan
bernatrium tinggi tersebut. Demikian juga Handriani Kristiani. 2009. “Waspada, 11
untuk penurunan lemak, dari 69,84 gram Penyakit Berbahaya” Cara
menjadi 59,12 gr dan penurunan Mencegah dan Mengobati.
Karbohidrat, dari 222,43 gram menjadi Yogyakarta. Citra Pustaka.
190,8 gr.
M. Adib. 2009. ”Cara Mudah Memahami
Kesimpulan dan Menghindari Hipertensi,
Terlihat kepatuhan menjalani diet Jantung dan Stroke”. Yogyakarta.
berpengaruh secara independent terhadap Dianloka
perubahan sistolik dengan Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2009. “
mempertimbangkan factor lain. Oleh Tabel Komposisi Pangan Indonesia”.
karenanya, perlu dibuat program Jakarta. PT Elex Media Komputindo
konseling gizi berkesinambungan bagi
Nutrire Diaita Volume 3 Nomor 2, Oktober 2011
132
Pengaruh Kepatuhan Menjalani Diet Rendah Garam Terhadap Kadar Tekanan Darah
Sunita Almatsier, M.Sc. Editor. 2005. Olson OC. 1981. Diagnosis and
“Penuntun Diet”. Jakarta. PT Management of Diabetes Melitus.:
Gramedia Pustaka Utama. Lea & Febiger,: 18-85. Philadelphia.

WHO Technical Report Series. 2003. “Diet, Debus, Judith A.Graeff, Komukasi untuk
Nutrition and The Prevention of Kesehatan dan Perubahan Perilaku,
Chronic Diseases. “ Report of a Gadjah Mada University Press,
Joint WHO/ FAO Expert Yogyakarta, 1996.
Consultation. Geneva. World Health
Organization Sukardji, Kartini, Penatalaksanaan Gizi
pada Diabetes Mellitus dalam Buku
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Penatalaksanaan Diabetes Mellitus,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2007.
1990.
Sukardji, Kartini et al, Faktor-faktor yang
Marvyn, Leonardo. 1990. Kesehatan Mempengaruhi Kepatuhan
Populer “Hipertensi”, Jakarta. Pelaksanaan Diit, Gizi Indonesia
Archan Volume X, No.2, 145-148, Gizi
Indonesia. 1985.
Glanz K. 1979. Dietetian’s effectiveness
and Complience with Dietary Azwar, Saifudin. Sikap Manusia Teori dan
Regimens. J Am Diet Assoc. Vol. 75. Pengukurannya, edisi 2. Yogyakarta
: 631-5 Pustaka Pelajar, 1998.

Nutrire Diaita Volume 3 Nomor 2, Oktober 2011


133

You might also like