You are on page 1of 8

ABSTRACT

EFFECT OF RAMADAN FASTING ON BLOOD PRESSURE IN


ELDERLY WITH HYPERTENSION IN THE WORK AREA PUBLIC
HEALTH DISTRICT SELOPURO BLITAR


1
Student of nurse education department
2
lecturer of nurse education department

Hypertension is an abnormal increase in blood pressure in the arteries


continuously over a period, it can be overcome one of which is with fast , quiet
psychological state when fasting make the hormone adrenaline to decrease, so
that it can help lower blood pressure. The purpose in this study to investigate the
effect of Ramadan fasting on blood pressure of elderly hypertensive.
The study design pre - experimental design with one- group pre - post test
design. Total population of 148 people. Large sample of 46 people, using
purposive sampling technique. The independent variable is the fasting of
Ramadan, while the dependent variable is blood pressure. In this study using
observation sheets, stethoscope, sfignomanometer and sfignomanometer digital.
Frome the total of 46 respondents, there were 32 respondents ( 70 % ) who
have systole normal blood pressure < 140 mmHg and 33 respondents ( 72 % )
who have dyastole normal blood pressure < 90 mmHg. The results of data
analysis by paired sample t test, the difference in getting the results before and
after the Ramadan fasting on blood pressure systole with the differences of the
7.348 and the diastolic blood pressure value of the difference in getting 7.587, the
results indicate the probailitas ( P value 0.000 ) < ( value of 0.05 ) on blood
pressure systole and the diastolic blood pressure is (P value 0,001) <( value
0,05), so there is the effect of Ramadan fasting on blood pressure.
Fasting helps reduce blood pressure, During fasting, glucose and fat
deposits are used to produce energy, the body's metabolic rate decreases,
hormones such as adrenaline and noradrenaline are also reduced. Thus it will
make our metabolism within the limits of stability, so that ultimately impact is a
decrease in blood pressure.

Keywords : Blood pressure , Fasting Ramadan , Hypertension


PENDAHULUAN dengan jumlah penduduk yang
menderita hipertensi sebanyak 302
Latar belakang penduduk. Berdasarkan posyandu
lansia di Wilayah kerja puskesmas
Menurut World healt
Selopuro terdapat tiga desa yang
Orgenezation (WHO) seseorang
jumlah penderita hipertensinya
disebut mengidap hipertensi bila
banyak/tertinggi yaitu di Desa
tekanan darahnya selalu terbaca di
Selopuro dengan jumlah 60
atas 140/90 mmHg (Elisa dkk, 2005)
penduduk, Desa Mandesan dengan
Seseorang dikatakan hipertensi jumlah 49 penduduk dan Desa Tegal
dan beresiko mengalami masalah Rejo dengan jumlah 39 penduduk
kesehatan apabila setelah dilakukan yang menderita hipertensi.
beberapa kali pengukuran, nilai
Hipertensi bisa disebabkan
tekanan darah tetap tinggi nilai
mulai dari usia, ras, jenis kelamin,
tekanan darah sistolik 140 mmHg
lansia yang menderita obesitas,
atau diastolic 90 mmHg
kekurangan aktifitas fisik dan lansia
(Prastyaningrum, 2014)
yang mempunyai kebiasaan buruk
World Health Organization seperti minum-minuman keras dan
(WHO) pada tahun 2011 mencatat merokok. Jika hal ini tidak ditangani
hingga 1 miliar orang di dunia lebih lanjut maka bisa berakibat
mengalami hipertensi, dua pertiga buruk dimana hipertensi bisa
diantaranya berada di Negara menyebabkan komplikasi yang
Berkembang yang berpenghasilan diantaranya berupa infark miokard
rendah sedang dan prevalensi (serangan jantung), gagal jantung,
diperkirakan akan meningkat pada stroke (serangan otak), gagal ginjal
tahun 2025 sebanyak 29% orang dan penyakit vaskular perifer
dewasa di seluruh dunia (Susilo, (junaedi, 2013).
2011)
Dalam mencegah komplikasi
Berdasarkan Riset Kesehatan maka penanganan untuk hipertensi
Dasar (Riskesdas) tahun 2013, dapat dilakukan secara pengobatan
prevalensi hipertensi di Indonesia farmakologi dan non farmakologi
mencapai 25,8% dan menduduki (Muttaqin, 2009). Pengobatan yang
urutan ke-6 pada data penyakit tidak di anjurkan untuk menangani
menular. Berdasarkan umur 18 hipertensi ini yaitu dengan
tahun dengan presentasi tertinggi di pengobatan non farmakologi dimana
bangka Belitung (30.9%), diikuti pengobatan ini tidak terlalu
Kalimantan Selatan (30,8%), memakan biaya karena tidak adanya
Kalimantan Timur (29,6%), Jawa obat-obatan dan salah satunya yaitu
Barat (29,4%) dan Jawa Timur dengan berpuasa. Puasa dapat
(26,4%). Berdasarkan data dari menurunkan hipertensi karena pada
Dinkes Kabupaten Blitar tahun puasa seseorang di wajibkan untuk
(2014), jumlah penderita hipertensi tidak makan dan minum dan juga
di kabupaten blitar sebanyak 44284 mengatur emosinya dimana
penduduk dan kecamatan Selopuro seseorang secara psikologis yang
hipertensi menempati peringkat ke 4 tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa
amarah saat puasa ternyata dapat Tujuan
menurunkan adrenalin. Sebab saat
marah terjadi peningkatan jumlah Untuk mengetahui Pengaruh
adrenalin sebesar 20 - 30 kali lipat. Puasa Terhadap Tekanan Darah Pada
Adrenalin akan memperkecil Lansia Yang Menderita Hipertensi di
kontraksi otot empedu, Wilayah Kerja Puskesmas Selopuro
menyempitkan pembuluh darah Kabupaten Blitar
perifer, meluaskan pembuluh darah
METODE PENELITIAN
koroner, meningkatkan tekanan
darah arterial dan menambah volume Rancangan yang digunakan
darah ke jantung dan juga dapat dalam penelitian ini adalah
meningkatkan jumlah detak jantung rancangan penelitian Pre-
(Ikrar , 2014). Eksperiment dengan menggunakan
rancangan One-Group Pre-Post test
Berdasarkan dari uraian di atas
Design yaitu penelitian ini di lakukan
peneliti berminat untuk meneliti
dengan cara kelompok subjek
mengenai pengaruh puasa terhadap
diobservasi sebelum dilakukan
hipertensi karena dengan menangani
intervensi, kemudian diobservasi lagi
hipertensi kita bisa mencegah
setelah intervensi dilakukan
komplikasi yang dapat di timbulkan
(Nursalam, 2009).
dari hipertensi itu sendri. Penelitian
akan bertempat di wilayah kerja HASIL PENELITIAN
puskesmas selopuro yaitu di desa
Selopuro, Mandesan dan Tegalrejo Gambar 4.1 Karakteristik responden
yang dimana di desa ini untuk berdasarkan Jenis Kelamin
tingkat penderita hipertensinya
mengalami peningkatan, kejadian ini
di picu oleh berbagai faktor yang Jenis kelamin
salah satu di antaranya yaitu pola
makan dimana berdasarkan
wawancara pada masyarakat yang
ada di wilayah kerja puskesmas laki-laki (15
tersebut kebanyakan masyarakat 33% responden)

untuk makanya mengkonsumsi 67%


makanan yang bersantan. Dari uraian
diatas, maka peneliti memutuskan perempuan (31
untuk meneliti dan membuktikan responden)

secara langsung tentang Pengaruh


Puasa Terhadap Tekanan Darah pada
Lansia Yang Menderita Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Selopuro Responden terbanyak adalah
Kecamatan Selopuro Kabupaten berjenis kelamin perempuan dengan
Blitar tahun 2015. jumlah 31 orang (67%).
Gambar 4.2 Karakteristik responden Gambar 4.4 Karakteristik responden
berdasarkan usia berdasarkan pekerjaan

Usia Pekerjaan
tidak berkerja (16
11% responden)
45-59 (5
responden) 0%
petani (13 responden)
89%
60-74 (41 37% 35%
responden) swasta (17 responden)

28%
lain-lain (0
responden)

Responden terbanyak berusia


60-74 tahun dengan jumlah 41 orang
(89%). Responden terbanyak tidak
Gambar 4.3 Karakteristik responden bekerja yaitu sebanyak 16 responden
berdasarkan pendidikan (37%).
Tabel 4.1 Distribusi kategori tekanan
Pendidikan darah systole responden sebelum
puasa ramadhan
Kategori
Presentase
No. tekanan Jumlah
0% SD (20 (%)
responden) darahsystole
<140
1. 11 24
(Normal)
28% SMP (13
44% responden) 140-159
2. (Hipertensi 35 76
sedang)
28% SMA (13
responden) >160
3 (Hipertensi 0 0
Berat)
MAHASISWA (0
responden) 4. Total 46 100

Berdasarkan tabel 4.1 di atas


dapat di ketahui bahwa sebelum
Responden terbanyak puasa ramadhan terdapat 35
berpendidikan SD yaitu sebanyak 20 responden (76%) yang tekanan darah
orang (44%). systolenya nya termasuk dalam
hipertensi sedang 140-159 mmHg.
Tabel 4.2 Distribusi kategori tekanan Tabel 4.4 Distribusi kategori tekanan
darah systole responden sesudah darah dyastole responden sesudah
puasa ramadhan. puasa ramadhan.
Kategori Kategori
Presentase Presentase
No. tekanan Jumlah No. tekanan Jumlah
(%) (%)
darahsystole darahsystole
<140 32 70 <90
1. 1. 33 72
(Normal) (Normal)
140-159 12 26 100-114
2. (Hipertensi 2. (Hipertensi 13 28
sedang) sedang)
>160 2 4 >115
3 (Hipertensi 3 (Hipertensi 0 0
Berat) Berat)
46 100
4. Total 4. Total 46 100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas Berdasarkan tabel 4.4 di atas


dapat di ketahui bahwa sesudah dapat di ketahui bahwa sebelum
puasa ramadhan terdapat 32 puasa ramadhan terdapat 33
responden (70%) yang tekanan darah responden (72%) yg tekanan darah
systolenya normal <140 mmHg. dyastolenya normal <90 mmHg.
Tabel 4.3 Distribusi kategori tekanan Hasil uji statistik
darah dyastole responden sebelum
puasa ramadhan. Hasil uji statistik menggunakan uji T
berpasangan pada data systole.
Kategori
Presentase
No. tekanan Jumlah
(%) Berdasarkan hasil uji statistik t-
darahsystole test berpasangan di atas pada tekanan
<90
1.
(Normal)
12 26 darah systolesebelum dan sesudah
100-114 puasa ramadhan yang mana di
2. (Hipertensi 33 72 lakukan dengan bantuan
sedang)
>115 komputerisasi menunjukan hasil nilai
3 (Hipertensi 1 2 probabilitas (p value 0,000) < (
Berat) value 0,05) hal ini menunjukan
4. Total 46 100 bahwa terdapat pengaruh yang
Berdasarkan tabel 4.3 di atas signifikan terhadap tekanan darah
dapat di ketahui bahwa sebelum sebelum dan sesudah puasa
puasa ramadhan terdapat 33 ramadhan
responden (72%) yang tekanan darah Hasil uji statistik menggunakan uji T
dyastolenya sedang 100-114 mmHg. berpasangan pada data diastole
Berdasarkan hasil uji statistik t-
test berpasangan di atas pada tekanan
darah dyastole sebelum dan sesudah
puasa ramadhan yang mana di
lakukan dengan bantuan
komputerisasi menunjukan hasil
nilai probabilitas (p value 0,001) < (
value 0,05) hal ini menunjukan berpengaruh terhadap ritme
bahwa terdapat pengaruh yang penurunan distribusi sirkadian dari
signifikan terhadap tekanan darah suhu tubuh, hormon kortisol,
sebelum dan sesudah puasa melatonin dan glisemia. Berbagai
Ramadhan. perubahan yang meskipun ringan
tersebut tampaknya juga berperanan
PEMBAHASAN bagi peningkatan kesehatan manusia.
Keadaan psikologis yang tenang,
Berdasarkan hasil uji statistik
teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah
paired samples test pada tekanan
saat puasa ternyata dapat
darah systole dan dyastole pre dan
menurunkan adrenalin. Saat marah
post puasa ramadhan ini telah sesuai
terjadi peningkatan jumlah adrenalin
dengan harapan kronologi penelitian
sebesar 20-30 kali lipat. Di saat
untuk mengetahui ada tidaknya
puasa adrenalin akan menurun
pengaruh dari puasa ramadhan.
karena pada saat puasa di wajibkan
Menurut dokter spesialis jantung dan
untuk menggontrol emosinya dengan
pembuluh darah, rossana barack
penurunan adrenalin makan tekanan
mengungkapkan puasa ramadhan ini
darah menjadi kembali normal. (Arif,
akan membantu dalam hal mengatur
2011)..
pola makan dan tingkat emosi
responden dengan pola makan yg Penelitan ini sejalan dengan
teratur tingkat aktifitaspun menjadi penelitian yang di lakukan oleh
berkurang dengan berkurangnya Abdul Mughni (2007) mengenai
tingkat aktifitas kerja jantung yg pengaruh puasa ramadhan terhadap
semulanya bekerja keras di waktu factor-faktor resiko aterosklerosis
tidak puasa menjadi lebih stabil yang salah satunya factor tekanan
dengan setabilnya kerja jantung darah yang di lakukan selama 29 hari
tekanan darah menjadi normal, selain yang dimana menghasilkan
pola makan tingkat emosi juga kesimpulan bahwa puasa ramadhan
mempengaruhi tekanan darah dengan berpengaruh terhadap tekanan darah
menurunya tingkat emosi hormone systole.
pemicu tekanan darah seperti
adrenalin pun menurun dengan KESIMPULAN
menurunya hormone adrenalin
tekanan darah bisa kembali normal Berdasarkan hasil penelitian
(Maharani, 2016). yang telah dilakukan peneliti akan
menyimpulkan beberapa hal
Menurut penelitian, puasa dapat berdasarkan tujuan yang hendak
menyehatkan tubuh, sebab makanan dicapai yaitu sebagai berikut :
berkaitan erat dengan proses
metabolisme tubuh. Saat berpuasa Sebelum puasa ramadhan
ternyata terjadi peningkatan HDL terdapat 11 responden (24%) yang
and apoprotein alfa1, dan penurunan tekanan darah systolenya normal atau
LDL ternyata sangat bermanfaat bagi <140 mmHg dan 35 responden
kesehatan jantung dan pembuluh (76%) yang tekanan darah systolnya
darah. Beberapa penelitian hipertensi sedang atau 140-159
menunjukkan saat puasa ramadan mmHg sedangkan pada tekanan
darah diastole terdapat 12 responden Penelitian ini diharapkan dapat
(26%) yang tekanan darahnya membantu puskesmas dalam
normal atau <90 mmHg dan 33 penyampaikan informasi mengenai
responden (72%) tekanan darah penanganan secara non farmakologis
systolnya hipertensi sedang 100-114 pada penderita hipertensi khususnya
mmHg serta 1 responden tekanan pada lansia yang menderita hipertnsi
darahnya berat >115 mmHg. guna menjaga kesetabilan tekanan
darahnya.
Sesudah puasa ramadhan
terdapat 32 responden (70%) yang Bagi peneliti selanjutnya
tekanan darah systolenya normal
<140 mmHg dan pada tekanan darah Penelitian ini dapat di jadikan
diastole terdapat 33 responden (72%) reverensi dan acuan untuk peneliti
yg tekanan darah dyastolenya normal selanjutnya untuk melakukan
<90 mmHg. penelitian, yang berkaitan dengan
hipertensi dengan melihat faktot-
Hasil analisis data dengan uji t faktor lain yang dapat mencegah
sampel berpasangan, di dapatkan terjadinya hipertensi seperti aktifitas,
hasil selisih sebelum dan sesudah olah raga dan lain-lain.
puasa ramadhan pada tekanan darah
systole dengan nilai selisih 7.348 dan Bagi tenaga kesehatan
pada tekanan darah diastole di
Tenaga kesehatan diharapkan
dapatkan nilai selisih 7.587,
dapat menjadikan penelitian ini
sedangkan hasil probailitas (P value
sebagai acuan dalam pengobatan non
0,000) <( value 0,05) pada tekanan
farmakologis.
darah systole dan pada tekanan darah
dyastole (P value 0,001) <( value DAFTAR PUSTAKA
0,05), sehingga terima Ha, ada
pengaruh puasa ramadhan terhadap Julianti, Elisa Diana, Nurjanah,
tekanan darah. Nunung, Soetrisno, Uken S.
2005. Bebas Hipertensi dengan
SARAN Terapi Jus. Cetakan pertama.
Jakarta : Puspa Swara,: 1-7
Berdasarkan kesimpulan di atas
Prasetyaningrum, Yunita Indah.
dapat diajukan beberapa saran, antara
2014. Hipertensi Bukan untuk
lain:
Ditakuti. CetakanPertama.
Bagi responden Jakarta : FMedia,: 6-8
[RISKESDAS] Riset Kesehatan
Responden memiliki wawasan Dasar. 2013. Jakarta: Badan
yang baru tentang pengobatan tanpa Penelitian dan Pengembangan
obat untuk mengatasi penyakitnya Kesehatan, Departemen
serta melakukan pengobatan ini Kesehatan, Republik Indonesia,:
secara mandiri. 88-89
Susilo.T., Wulandari.A., 2011.Cara
Bagi tempat penelitian puskesmas Jitu Mengatasi Hipertensi.
Selopuro Yogyakarta : Penerbit Andi
Dinkes Kabupaten Blitar. 2014.
Daftar Jumalah Penyakit per
Puskesmas.Blitar : Riskesdas
Blitar,: Slide ke 5
Junaedi, Edi, Sufrida Y., dan Mira
G.R. 2013. Hipertensi Kandas
Berkat Herbal. Cetakan
Pertama. Jakarta: FMedia,: 9
Mutaqqin, Arif. 2009. Pengantar
Asuhan Keperawatan dengan
Gangguan Sistem
Kardiovaskular. Cetakan
pertama. Jakarta : Salemba
Medika, : 117-119
Taruna ikrar, 2014. Berpuasa
meningkatkan kesehatan tubuh.
(http://www.kabarisehat.com.net
.id). Diakses tanggal 4 juli 2016.
Mughni, Abdul. 2007. Pengaruh
Puasa Ramadhan Terhadap
Faktor-Faktor Risiko
Aterosklerosis.No. I,: 1-100
Johar, Arif,. 2011. Manfaat Puasa
Bagi Kesehatan Jantung dan
Pembuluh Darah.(
http://ramadhan.republika.co.id).
Diakses tanggal 4 juli 2016
Maharani, Dian. 2016. Puasa
Bermanfaat Kendalikan Tekanan
Darah.(
http://ramadhan.kompas.com).
Diakses tanggal 4 juli 2016
Nursalam, 2009. Konsep dan
Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika,: 89-123

You might also like