You are on page 1of 27

PENGARUH AKUNTABILITAS PUBLIK DAN KEJELASAN SASARAN

ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SATUAN KERJA


PERANGKAT DAERAH

Printed by:
Cevanny Yusnita
(20170420314)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2019
2
PENGARUH AKUNTABILITAS PUBLIK DAN KEJELASAN SASARAN
ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH
(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang)

Deki Putra
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : dekiputra22@gmail.com

This research examine the effect of Public accountability and Budget goal clarity on SKPD managerial
performance. The population on this research were SKPD at Padang City, and sample was determined based on
judgement sampling method with 135 respondents. Primary data were used in this research, collected with a
direct survey using questionnaire that sent to Top and Middle manager at every selected SKPD in the region of
Padang. Multiple regression analysis are used as analysis method with using Statistical Package For Social
Science (SPSS) as the tools.
This research proves that 1) Public accountability significant positive impact on SKPD managerial
performance (H1 accepted), 2) Budget goal clarity significant positive impact on SKPD managerial performance
(H2 accepted).
From this research we can suggest that: 1) For all unit of government in Padang region to increase the
implementation of public accountability and budget goal clarity. It will give a good impact on managerial
performances at the SKPD. 2) For future research, it is better to use a direct interview method to the respondent.
So that the answer collected from the respondent are more clearly. 3) For future researcher, it is better to add the
other related variable.
.
Keywords: Public accountability, Budget goal clarity, Manajerial performance

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji : 1) Pengaruh akuntabilitas publik terhadap kinerja manajerial
SKPD, dan 2) Pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial SKPD. Jenis penelitian ini
digolongkan pada penelitian yang bersifat kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah SKPD Kota Padang.
Pemilihan sampel dengan metode judgment sampling, dengan jumlah responden 135. Data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa data primer. Teknik pengumpulan data dengan teknik survei dengan menyebarkan
kuesioner kepada masing-masing Pimpinan dan Kepala Bagian pada setiap SKPD. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis regresi berganda dengan bantuan Statistical Package For Social Science (SPSS).
Hasil penelitian membuktikan bahwa 1) Akuntabilitas publik berpengaruh signifikan positif terhadap
kinerja manajerial SKPD (H1 diterima), 2) Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap
kinerja manajerial SKPD (H2 diterima).
Dalam penelitian ini disarankan: 1) Dari hasil penelitian ini, disarankan bagi seluruh instansi
pemerintah Kota Padang agar dapat meningkatkan penerapan akuntabilitas publik dan kejelasan sasaran
anggaran yang nantinya akan meningkatkan kinerja manajerial SKPD itu sendiri, 2)Untuk penelitian selanjutnya,
sebaiknya menggunakan metode wawancara langsung dengan responden, sehingga jawaban responden lebih
mencerminkan jawaban yang sebenarnya, 3) Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti dengan
judul yang sama sebaiknya menambahkan dan menggunakan variabel lain.

Kata Kunci: Akuntabilitas Publik, Kejelasan Sasaran Anggaran, Kinerja Manajerial

1
1. PENDAHULUAN sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Undang-Undang Nomor 22 tahun aparatur pemerintah.
1999 yang telah diamandemen dengan Akuntabilitas merupakan prinsip
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 pertanggungjawaban yang berarti bahwa
tentang Pemerintah Daerah melahirkan proses penganggaran dimulai dari
paradigma baru dalam pelaksanaan otonomi perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus
daerah, yang meletakkan otonomi penuh, benar-benar dapat dilaporkan dan
luas, dan bertanggung jawab pada daerah. dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan
Penyelenggaran pemerintah daerah dengan masyarakat. Masyarakat tidak hanya
berdasarkan undang-undang tersebut juga memiliki hak untuk mengetahui anggaran
telah melahirkan nuansa baru, yaitu tersebut tetapi juga berhak untuk menuntut
pergeseran kewenangan pemerintah yang pertanggungjawaban atas rencana ataupun
sentralis birokratik ke pemerintah yang pelaksanaan anggaran tersebut (Mardiasmo,
desentralik partisipatoris (Mardiasmo, 2006). 2002).
Sebagai organisasi sektor publik, Hal ini menegaskan pentingnya
pemerintah daerah dituntut agar memiliki akuntabilitas publik dalam peningkatan
kinerja yang berorientasi pada kepentingan kinerja manejerial, karena dengan adanya
masyarakat dan mendorong pemerintah akuntabilitas kepada masyarakat, masyarakat
untuk senantiasa tanggap dengan tidak hanya untuk mengetahui anggaran
lingkungannya, dengan berupaya tersebut tetapi juga mengetahui pelaksanaan
memberikan pelayanan terbaik secara kegiatan yang dianggarkan sehingga
transparan dan berkualitas serta adanya pemerintah daerah berusaha dengan baik
pembagian tugas yang baik pada pemerintah dalam melaksanakan seluruh perencanaan
tersebut. Tuntutan yang semakin tinggi yang ada karena akan dinilai dan diawasi
diajukan terhadap pertanggungjawaban yang oleh masyarakat.
diberikan oleh penyelenggara negara atas Kualitas proses pengukuran kinerja
kepercayaan yang diamanatkan kepada sangat dipengaruhi oleh kualitas proses
mereka. penganggaran karena pengukuran kinerja
Kinerja sektor publik sebagian besar merupakan mata rantai yang
dipengaruhi oleh kinerja aparat atau berkisenambungan dengan proses
manajerial. Menurut Indra (2006) kinerja penganggaran. Kenis (1979) dalam Andarias
adalah gambaran pencapaian pelaksanaan (2009) mengatakan salah satu karakteristik
suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan sistem penganggaran adalah kejelasan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan sasaran anggaran. Menurut Kenis (1979)
visi organisasi. kejelasan sasaran anggaran merupakan
Menurut Mahoney et. al. (1963) sejauhmana tujuan anggaran ditetapkan
dalam Natalia (2010), kinerja manajerial secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar
adalah kinerja para individu anggota anggaran tersebut dapat dimengerti oleh
organisasi dalam kegiatan manajerial, antara orang yang bertanggungjawab atas
lain perencanaan, investigasi, pencapaian anggaran tersebut. Kejelasan
pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, sasaran anggaran berimplikasi pada aparat
pengaturan staf, negoisasi, perwakilan dan untuk menyusun anggaran sesuai dengan
kinerja secara keseluruhan. Kinerja sasaran yang ingin dicapai instansi
manajerial satuan kerja perangkat daerah pemerintah.
merupakan gambaran mengenai tingkat Kejelasan sasaran anggaran akan
pencapaian sasaran atau tujuan sebagai membantu pegawai untuk mencapai kinerja
penjabaran dari visi, misi, dan strategi yang diharapkan, dimana dengan mengetahui
instansi pemerintah daerah yang sasaran anggaran maka tingkat kinerja dapat
mengindikasikan tingkat keberhasilan atau tercapai. Adanya sasaran anggaran yang
kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan jelas, maka akan mempermudah untuk
2
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau berdasarkan hasil analisisnya disimpulkan
kegagalan pelaksanaan tugas organisasi bahwa secara simultan seluruh variabel
dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan independen berpengaruh terhadap kinerja
dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan manajerial SKPD, pada penelitian ini
sebelumnya. Ketidakjelasan sasaran anggaran menggunakan variabel permoderasi yaitu
akan menyebabkan pelaksana anggaran pengawasan internal.
menjadi bingung, tidak tenang dan tidak puas Sedangkan penelitian yang dilakukan
dalam bekerja. Hal ini akan menyebabkan oleh Samuel (2008) tentang pengaruh
pelaksana anggaran anggaran tidak partisipasi penyusunan anggaran dan
termotivasi untuk mencapai kinerja yang kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja
diharapkan (Kenis, 1979 dalam Syafrial, manajerial yang mana berdasarkan hasil
2009). analisisnya disimpulkan bahwa variabel
Adapun fenomena yang terjadi saat independen pada penelitian ini berpengaruh
ini, berdasarkan pemantauan dari Wakil secara signifikan terhadap kinerja manajerial
Walikota Padang terkait realisasi keuangan dengan motivasi sebagai variabel
lima Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) intervening.
yaitu Dinas Pendidikan, Dinas Pasar, Badan Berbeda dengan penelitian
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sebelumnya, perbedaan penelitian ini terletak
Kantor Pol PP dan Disperindagtamben. pada waktu, tempat serta variabel independen
Kinerja dari dari kelima SKPD ini belum yang digunakan, dalam penelitian yang
maksimal dikarenakan realisasi keuangan dilakukan oleh Andarias, yang menguji
belum mencapai target, maksudnya belum tentang pengaruh partisipasi dalam
sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan penyusunan anggaran, kejelasan sasaran
pada awal tahun sehingga. Keadaan ini juga anggaran dan struktur desentralisasi terhadap
membuktikan bahwa kinerja manajerial kinerja manajerial SKPD. Bedanya adalah
SKPD kota Padang khususnya kelima SKPD pada waktu penelitian Andarias melakukan
di atas belum bisa bekerja sesuai dengan penelitian pada tahun 2007, sedangkan
harapan. ”Pimpinan SKPD haruslah orang penelitian ini dilakukan pada tahun 2012.
yang cakap dan memiliki kapabilitas. Tanpa Andarias melakukan penelitian pada
itu, kinerja SKPD akan buruk. Baik buruknya pemerintah kabupaten Deliserdang,
kinerja suatu SKPD, tergantung dari gaya sedangkan penelitian ini dilakukan pada
kepemimpinan dari pimpinan. SKPD SKPD kota Padang,
tersebut,” (www.padangekspres.co.id) Tujuan dari penelitian ini adalah
Adapun penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas
Citra (2010) menguji pengaruh partisipasi publik terhadap kinerja manajerial SKPD,
penyusunan anggaran, akuntabilitas dan pengaruh kejelasan sasaran anggaran
transparansi kebijakan publik terhadap terhadap kinerja manajerial SKPD.
kinerja manajerial pada Satuan Kerja Adapun manfaat dari penelitian ini
Perangkat Daerah (SKPD) Dinas se-Kota adalah untuk menambah pengetahuan serta
Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan memahami tentang pengaruh akuntabilitas
bahwa partisipasi penyusunan anggaran dan public terhadap kinerja manajerial SKPD,
akuntabilitas berpengaruh signifikan menambah pengetahuan tentang pengaruh
sedangkan tranparansi tidak berpengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja
signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD manajerial SKPD. Dapat memberikan
Dinas se-Kota Semarang. kontribusi bagi dunia pendidikan yan
Andarias (2009) telah melakukan berkaitan dengan kinerja manajerial SKPD
penelitian tentang pengaruh partisipasi dalam dan juga dapat memberikan mamfaat sebagai
penyusunan anggaran, kejelasan sasaran masukanbagi pemerintah dalam
anggaran dan struktur desentralisasi terhadap memaksimalkan kinerja manajerial SKPD
kinerja manajerial SKPD yang mana serta dapat dijadikan refrensi yang bagi
3
peneliti selanjutnya yang akan mengadakan untuk menilai pegawai dan catatan hasil
kajian lebih luas dalam bahasan ini. kerja sehingga dari hasil penilaian
tersebut dapat diambil keputusan yang
2. TELAAH LITERATUR DAN diperlukan.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS 5. Pengawasan, yaitu penilaian atas usulan
1. Kineja Manajerial Satuan Kerja kinerja yang diamati dan dilaporkan atau
Perangkat Daerah kemampuan untuk mengarahkan,
Kinerja jika dilihat dari bahasa memimpin, membimbing, menjelaskan
artinya adalah performance yang berarti segala aturan yang berlaku, memberikan
prestasi. Jadi kinerja merupakan prestasi dan menagani keluhan pelaksanaan tugas
kerja seorang pegawai. Menurut Mahsun bawahan.
(2006), kinerja (performance) adalah 6. Pemilihan Staff, yaitu memelihara dan
gambaran mengenai tingkat pencapaian, mempertahankan bawahan dalam suatu
pelaksanaan suatu kegiatan /program unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru,
/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, menempatkan dan mempromosikan
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang pekerjaan tersebut dalam unitnya atau
dalam strategic planning suatu organisasi. unit kerja lainnya.
Menurut Mahoney et. al (1963) dalam 7. Negoisasi, yaitu usaha untuk
Natalia (2010) kinerja manajerial adalah memperoleh kesepakatan dalam hal
kinerja para individu anggota organisasi pembelian, penjualan atau kontrak untuk
dalam kegiatan manajerial, yang diukur barang-barang dan jasa.
dengan menggunakan indikator : 8. Perwakilan, yaitu menyampaikan
1. Perencanaan adalah penentuan kebijakan informasi tentang visi, misi, dan
dan sekumpulan kegiatan untuk kegiatan-kegiatan organisasi dengan
selanjutnya dilaksanakan dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis
mempertimbangkan kondisi waktu dan konsultasi dengan kantor-kantor lain.
sekarang dan yang akan datang.
Perencanaan bertujuan untuk Menurut Wayan (1997) dalam Septi
memberikan pedoman dan tata cara (2010), kinerja pemerintah daerah dapat
pelaksanaan tujuan, kebijakan, prosedur, dipahami sebagai tingkat pencapaian hasil
penganggaran dan program kerja dalam kaitannya dengan tugas dan fungsi
sehingga terlaksana sesuai dengan yang dibebankan kepada organisasi tersebut,
sasaran yang telah ditetapkan. atau dapat pula disimpulkan bahwa kinerja
2. Investigasi merupakan kegiatan untuk organisasi merupakan suatu tingkatan sejauh
melakukanpemeriksaanmelalui mana proses kegiatan organisasi itu
pengumpulan dan penyampaian memberikan hasil atau mencapai tujuan.
informasi sebagai bahan pencatatan, Sistem pengukuran kinerja sektor
pembuatanlaporan,sehingga publik adalah suatu sistem yang bertujuan
mempermudah dilaksanakannya untuk membantu manajer publik untuk
pengukuran hasil dan analisis terhadap membantu manajer publik untuk menilai
pekerjaan yang telah dilakukan. pencapaian suatu strategi melalui alat ukur
3. Koordinasi, menyelaraskan tindakan finansial dan non finansial (Mardiasmo,
yang meliputi pertukaran informasi 2002). Sistem pengukuran kinerja dapat
denganorang-orangdalamunit dijadikan sebgai alat pengendalian
organisasi lainya, guna dapat organisasi, karena pengukuran kinerja
berhubungan dan menyesuaikan program diperkuat dengan menetapkan reward and
yang akan dijalankan. punishment system.
4. Evaluasi adalah penilaian yang 2. Akuntabilitas Publik
dilakukan oleh pimpinan terhadap Akuntabilitas dalam arti sempit dapat
rencana yang telah dibuat, dan ditujukan dipahami sebagai bentuk
4
pertanggungjawaban yang mengacu pada dalam Mardiasmo (2001). Menurutnya
kepada siapa organisasi (atau pekerja terdapat empat dimensi akuntabilitas publik
individu) bertanggung jawab adan untuk apa yang harus dipenuhi organisasi sektor publik,
organisasi (pekerja individu) bertanggung yaitu:
jawab. Dalam pengertian luas akuntabilitas 1. Akuntabilitas Kejujuran dan
dapat dipahami sebagai kewajiban pihak Akuntabilitas Hukum
pemegang amanah (agent) untuk Akuntabilitas kejujuran
memberikan pertanggungjawaban, (accountability for probity) terkait dengan
menyajikan, melaporkan dan penghindaran penyalahgunaan jabatan (abuse
mengungkapkan segala aktifitas dan kegiatan of power), sedangkan akuntabilitas hukum
yang menjadi tanggung jawabnya kepada (legal accountability) terkait dengan jaminan
pihak pemberi amanah (principal) yang adanya kepatuhan terhadap hukum dan
memiliki hak dan kewenangan untuk peraturan lain yang disyaratkan dalam
meminta pertanggungjawaban tersebut penggunaan sumber dana publik.
(Mahsun, 2006). 2. Akuntabilitas Proses
Akuntabilitas adalah Akuntabilitas proses terkait dengan
pertanggungjawaban kepada publik atas apakah prosedur yang digunakan dalam
setiap aktivitas yang dilakukan. Akuntabilitas melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam
publik adalah kewajiban pihak pemegang hal kecukupan sistem informasi akuntansi,
amanah (agent) untuk memberikan sistem informasi manajemen, dan prosedur
pertanggungjawaban, menyajikan, administrasi. Akuntabilitas proses
melaporkan, dan mengungkapkan segala termanifestasikan melalui pemberian
aktivitas dan kegiatan yang menjadi pelayanan publik yang cepat, responsif, dan
tanggungjawabnya kepada pihak pemberi murah biaya. Pengawasan dan pemeriksaan
amanah (principal) yang memiliki hak dan terhadap pelaksanaan akuntabilitas proses
kewenangan untuk meminta dapat dilakukan, misalnya dengan memeriksa
pertanggungjawaban tersebut (Mardiasmo ada tidaknya mark up dan pungutan-
2002). Akuntabilitas publik terdiri atas dua pungutan lain di luar yang ditetapkan, serta
macam, yaitu: sumber-sumber inefisiensi dan pemborosan
1) Akuntabilitas Vertikal (vertical yang menyebabkan mahalnya biaya
accountability) pelayanan publik dan kelambanan dalam
Pertanggungjawaban vertikal pelayanan.
(vertical accountability) adalah 3. Akuntabilitas Program
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana Akuntabilitas program terkait dengan
kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan
pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah
kepada pemerintah daerah, mempertimbangkan alternatif program yang
pertanggungjawaban pemerintah daerah memberikan hasil yang optimal dengan
kepada pemerintah pusat, dan pemerintah biaya yang minimal.
pusat kepada MPR. 4. Akuntabilitas Kebijakan
2) Akuntabilitas Horizontal (Horizontal Akuntabilitas kebijakan terkait
Accountability). dengan pertanggungjawaban pemerintah,
Pertanggungjawaban horizontal baik pusat maupun daerah, atas kebijakan-
(horizontal accountability) adalah kebijakan yang diambil pemerintah terhadap
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. DPR/DPRD dan masyarakat luas.

Lingkup Akuntabilitas Publik 3. Kejelasan Sasaran Anggaran


Beberapa bentuk dimensi Anggaran merupakan kata benda,
pertanggungjawaban publik oleh pemerintah yaitu hasil yang diperoleh setelah
daerah disampaikan oleh Ellwood (1993) menyelesaikan tugas perencanaan, yang
5
menunjukkan suatu proses, sejak dari tahap 3. Standar, menetapkan standar atau target
persiapan yang diperlukan, penyusunan yang ingin dicapai.
rencana, pengumpulan berbagai data dan 4. Jangka Waktu, menetapkan jangka
informasi yang perlu dan akhirnya tahap waktu yang dibutuhkan untuk
pengawasan (Gunawan, 2003). pengerjaan.
Menurut Dedi (2008), anggaran 5. Sasaran Prioritas, menetapkan sasaran
adalah sebuah proses yang dilakukan oleh yang prioritas.
organisasi sektor publik untuk 6. Tingkat Kesulitan, menetapkan sasaran
mengalokasikan sumber daya yang dimiliki berdasarkan tingkat kesulitan dan
pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak pentingnya.
terbatas ( the process of allocating resources 7. Koordinasi, menetapkan kebutuhan
to unlimited demands ). koordinasi.
Anthony dan Govindarajan (2005) Keterlibatanindividudalam
mengemukakan bahwa anggaran merupakan penyusunan anggaran akan membuatnya
alat penting untuk perencanaan dan memahami sasaran yang akan dicapai oleh
pengendalian jangka pendek yang efektif anggaran tersebut, serta bagaimana akan
dalam organisasi. mencapainya dengan menggunakan sumber
Kenis (1979) dalam Syafrial (2009) yang ada. Selanjutnya target-target anggaran
mengatakan kejelasan sasaran anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran
disengaja untuk mengatur perilaku karyawan. yang akan dicapai.
Ketidakjelasan sasaran anggaran akan
meyebabkan pelaksana anggaran menjadi Penelitian Terdahulu
bingung, tidak tenang dan tidak puas dalam Berdasarkan penelitian sebelumnya
bekerja. Hal ini meyebabkan pelaksana yang terkait dengan penelitian ini yang
anggaran tidak termotivasi untuk mencapai dilakukan oleh Fakih (2011) menguji
kinerja yang diharapkan. Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi
Locke dan Lathan (1984) dalam Penyusunan Anggaran, dan Transparansi
Samuel (2008) menyatakan bahwa sasaran Kebijakan Publik terhadap Kinerja
adalah apa yang hendak dicapai oleh Manajerial pada Satuan Kerja Perangkat
karyawan. Jadi kejelasan sasaran anggaran Daerah (SKPD) se-Kabupaten Wonosobo.
akan mendorong manajer lebih efektif dan Hasil penelitian ini menunjukkan
melakukan yang terbaik dibandingkan akuntabilitas publik, partisipasi penyusunan
dengan sasaran yang tidak jelas. anggaran, dan transparansi kebijakan publik
Menurut Steers dab Porter (1976) dalam berpengaruh positif signifikan secara
Samuel (2008) bahwa dalam menentukan simultan maupun parsial terhadap kinerja
sasaran anggaran mempunyai karakteristik manajerial.
utama yaitu: Penelitian yang dilakukan Citra
1. Sasaran harus spesifik bukan samar- (2010) menguji pengaruh partisipasi
samar. penyusunan anggaran, akuntabilitas dan
2. Sasaran harus menantang namum dapat transparansi kebijakan publik terhadap
dicapai. kinerja manajerial pada Satuan Kerja
Menurut Locke dan Latham (1984) Perangkat Daerah (SKPD) Dinas se-Kota
dalam Samuel (2008), agar pengukuran Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan
sasaran efektif ada 7 indikator yang bahwa partisipasi penyusunan anggaran
diperlukan: berpengaruh signifikan terhadap kinerja
1. Tujuan, membuat secara terperinci manajerial SKPD Dinas se-Kota Semarang,
tujuan umum tugas-tugas yang harus akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap
dikerjakan. kinerja manajerial SKPD Dinas se-Kota
2. Kinerja, menetapkan kinerja dalam Semarang dan ransparansi kebijakan publik
bentuk pertanyaan yang diukur. tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
6
kinerja manajerial SKPD Dinas se-Kota akuntabilitas publik. Pengukuran kinerja
Semarang. menunjukkan seberapa besar kinerja
Andarias (2009) telah melakukan manajerial dicapai, seberapa bagus kinerja
penelitian tentang pengaruh partisipasi dalam finansial organisasi, dan kinerja lainnya yang
penyusunan anggaran, kejelasan sasaran menjadi dasar penilaian akuntabilitas.
anggaran dan struktur desentralisasi terhadap Kinerja tersebut harus diukur dan dilaporkan
kinerja manajerial SKPD yang mana dalam bentuk laporan kinerja. Pelaporan
berdasarkan hasil analisisnya disimpulkan informasi kinerja tersebut sangat penting,
bahwa secara simultan seluruh variabel baik bagi pihak internal maupun eksternal.
independen berpengaruh terhadap kinerja Bagi pihak internal, manajer membutuhkan
manajerial SKPD, pada penelitian ini laporan kinerja dari stafnya untuk
menggunakan variabel permoderasi yaitu meningkatkan akuntabilitas manajerial dan
pengawasan internal. akuntabilitas kinerja. Bagi pihak eksternal,
Sedangkan penelitian yang dilakukan informasi kinerja tersebut digunakan untuk
oleh Samuel (2008) tentang pengaruh mengevaluasi kinerja organisasi, menilai
partisipasi penyusunan anggran dan kejelasan tingkat transparansi dan akuntabilitas publik
sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial (Deddi, 2010).
yang mana berdasarkan hasil analisisnya Akuntabilitas merupakan prinsip
disimpulkan bahwa variabel independen pada pertanggungjawaban yang berarti bahwa
penelitian ini berpengaruh secara signifikan proses penganggaran dimulai dari
terhadap kinerja manajerial dengan motivasi perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus
sebagai variabel intervening. benar-benar dapat dilaporkan dan
Helni (2011) telah melakukan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan
penelitian tentang pengaruh strategic vision, masyarakat. Masyarakat tidak hanya
transparansi, dan akuntabilitas publik memiliki hak untuk mengetahui anggaran
terhadap kinerja instansi pemerintah daerah tersebut tetapi juga berhak untuk menuntut
yang mana berdasarkan hasil analisisnya pertanggungjawaban atas rencana ataupun
disimpulkan bahwa variabel independen pada pelaksanaan anggaran tersebut (Mardiasmo,
penelitian ini berpengaruh secara signifikan 2002). Hal ini menegaskan pentingnya
terhadap kinerja pemerintah daerah. akuntabilitas publik dalam peningkatan
Sedangkan penelitian yang dilakukan kinerja manejerial, karena dengan adanya
Syafrial (2009) tentang pengaruh ketepatan akuntabilitas kepada masyarakat, masyarakat
skedul penyusunan anggaran, kejelasan tidak hanya untuk mengetahui anggaran
sasaran anggaran, dan partisipasi penyusunan tersebut tetapi juga mengetahui pelaksanaan
anggaran terhadap kinerja manajerial satuan kegiatan yang dianggarkan sehingga
kerja perangkat daerah yang mana pemerintah daerah berusaha dengan baik
berdasarkan hasil analisisnya disimpulkan dalam melaksanakan seluruh perencanaan
bahwa variabel independen yaitu ketepatan yang ada karena akan dinilai dan diawasi
skedul penyusunan anggaran, kejelasan oleh masyarakat.
sasaran anggaran, dan partisipasi penyusunan Kinerja pemerintah daerah yang
anggaran secara simultan berpengaruh dilihat dalam laporan kinerja, akan
signifikan terhadap kinerja manajerial satuan memperlihatkan sejauhmana pemerintah
kerja perangkat daerah. daerah dalam menjalankan kegiatan yang
telah direncanakan. Menurut Deddi (2010),
Hubungan Antar Variabel pelaporan kinerja sangat penting karena
a. Hubungan Akuntabilitas Publik kinerja pemerintah daerah diukur dan dinilai
dengan Kinerja Manajerial Satuan melalui laporan kinerja, untuk itu dalam
Kerja Perangkat Daerah. peningkatan kinerja pemerintah daerah,
Pengukuran kinerja merupakan salah diperlukan adanya akuntabilitas manajerial
satu alat untuk mendorong terciptanya dan akuntabilitas kinerja. Hal ini menegaskan
7
dengan adanya akuntabilitas publik, yang akan dicapai oleh pemerintah daerah,
pemerintah daerah memberikan sebaliknya apabila tidak adanya kejelasan
pertanggungjawaban atas semua kegiatan sasaran anggaran aparat akan memiliki
yang dilaksanakan sehingga kinerja sedikit informasi mengenai keberhasilan atau
pemerintah daerah dapat diniai baik oleh kegagalan pelaksanaan organisasi untuk
pihak internal, maupun pihak eksternal, mencapai tujuan dan target-target telah
dengan demikian akuntabilitas publik ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu
mempengaruhi peningkatan kinerja dengan adanya sasaran anggaran yang jelas
pemerintah daerah. diharapkan aparat pemerintah daerah dalam
b. Hubungan Kejelasan Sasaran hal ini masing-masing SKPD mampu
Anggaran dengan Kinerja Manajerial meningkatkan kinerjanya sesuai dengan
Satuan Kerja Perangkat Daerah. target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Anggaran daerah harus bisa menjadi
tolak ukur pencapaian kinerja yang Kerangka Konseptual
diharapkan, sehingga perencanaan angggaran Kinerja pemerintah daerah
daerah harus bisa menggambarkan sasaran merupakan hasil kerja atau prestasi kerja
kinerja secara jelas. Kejelasan sasaran aparat pemerintah daerah suatu organisasi
anggaran merupakan sejauh mana tujuan publik dalam rangka mencapai tujuan
anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik organisasi dalam periode waktu tertentu
dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat Akuntabilitas publik merupakan salah satu
dimengerti oleh orang yang bertanggung pendekatan umum dapat meningkatakan
jawab atas pencapaian sasaran tersebut. Oleh kinerja. Akuntabilitas merupakan prinsip
karena itu, sasaran anggaran daerah harus pertanggungjawaban yang berarti bahwa
dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat proses penganggaran dimulai dari
dimengerti oleh mereka yang bertanggung perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus
jawab untuk menyusun dan benar-benar dapat dilaporkan dan
melaksanakannya. dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan
Kenis (1979) dalam Syafrial (2009) masyarakat. Hal ini menegaskan pentingnya
menemukan bahwa pelaksana anggaran akuntabilitas publik dalam peningkatan
memberikan reaksi positif dan secara relatif kinerja manejerial, karena dengan adanya
sangat kuat untuk meningkatkan kejelasan akuntabiliatas kepada masyarakat,
sasaran anggaran. Reaksi tersebut adalah masyarakat tidak hanya untuk mengetahui
peningkatan kepuasan kerja, penurunan anggaran tersebut tetapi juga mengetahui
ketegangan kerja, peningkatan sikap pelaksanaan kegiatan yang dianggarkan
karyawan terhadap anggaran, kinerja sehingga pemerintah daerah berusaha dengan
anggaran dan efisiensi biaya pada pelaksana baik dalam melaksanakan seluruh
anggaran secara signifikan, jika sasaran perencanaan yang ada karena akan dinilai
anggaran dinyatkan secara jelas. Dengan dan diawasi oleh masyarakat.
demikian karakteristik sasaran anggaran Sedangkan kejelasan sasaran
dapat berimplikasi pada kinerja aparat anggaran pada konteks pemerintah daerah,
pemerintah daerah yang berpartisipasi baik sasaran anggaran tercakup dalam Rencana
dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran Strategik Daerah (Renstada) dan Program
sesuai kebijakan umum APBD. Pembangunan Daerah (Propeda). Kejelasan
Dengan adanya kejelasan sasaran sasaran anggaran berimplikasi pada aparat
anggaran kinerja suatu unit kerja organisasi untuk menyusun anggaran sesuai dengan
dinilai baik secara finansial. Sasaran sasaran yang ingin dicapai instansi
anggaran yang jelas akan memudahkan pemerintah. Aparat akan memiliki informasi
aparat untuk menyusun target-target yang cukup untuk memprediksi masa depan
anggaran. Selanjutnya target-target anggaran secara tepat. Selanjutnya, hal ini akan
yang disusun akan sesuai dengan sasaran menurunkan perbedaan antara anggaran yang
8
disusun dengan estimasi terbaik bagi orang kepala bagian pada masing-masing
organisasi. SKPD, sehingga responden berjumlah 135
Untuk lebih jelasnya pengaruh antar orang.
variabel independen dengan variabel
dependen dapat dilihat pada gambar dibawah Jenis dan Sumber data
ini: Jenis data yang dipakai dalam
Gambar Kerangka Konseptual penelitian ini adalah data subyek (Self-
Report data). Data subyek adalah jenis data
Hipotesis penelitian yang berupa opini, sikap
Berdasarkan latar belakang dan pengalaman atau karakteristik dari seseorang
rumusan masalah dapat dilakukan hipotesis atau kelompok orang yang menjadi subyek
sebagai berikut: penelitian (responden).
H1: Akuntabilitas Publik berpengaruh Sumber data dalam penelitian ini
signifikan positif terhadap kinerja adalah data primer. Data primer merupakan
manajerial SKPD. data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber yang asli (tidak melalui media
H2: Kejelasan sasaran anggaran
perantara). Data primer dikumpulkan secara
berpengaruh signifikan positif terhadap khusus oleh peneliti untuk menjawab
kinerja manajerial SKPD.
pertanyaan penelitian. Data primer diperoleh
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
3. Metode Penelitian telah terstruktur dengan tujuan untuk
Jenis Penelitian mengumpulkan informasi dari para
Berdasarkan rumusan masalah, maka responden.
jenis penelitian ini tergolong pada penelitian
kausatif. Penelitian kausatif berguna untuk Teknik Pengumpulan Data
menganalisis pengaruh antara satu variabel Teknik pengumpulan data adalah cara
dengan variabel lainnya. Penelitian ini yang digunakan untuk memperoleh data
bertujuan untuk melihat seberapa jauh penelitian. Teknik Pengumpulan data dalam
variabel bebas mempengaruhi variabel terikat penelitian ini dilakukan dengan cara survey
(Umar, 2005). Penelitian ini menjelaskan dan lapangan yang menggunakan semua metode
menggambarkan serta memperlihatkan pengumpulan data original. Data untuk
pengaruh akuntabilitas publik dan kejelasan penelitian ini dikumpulkan dengan cara
sasaran anggaran sebagai variabel menyebarkan kuesioner tertutup. Kuesioner
independen dengan kinerja manajerial Satuan disebarkan secara langsung ke responden,
Kerja Perangkat Daerah sebagai variabel demikian pula pengembalianya dijemput
dependennya. sendiri sesuai dengan janji pada kantor
instansi pemerintah tersebut. Responden
Populasi, Sampel Dan Responden diharapkan mengembalikan kembali
Populasi dalam penelitian ini adalah kuesioner kepada peneliti dalam waktu yang
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di telah ditentukan.
Provinsi Sumatera barat. Adapun teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah Variabel Penelitian
judgement sampling. Judgement sampling Variabel yang digunakan dalam
merupakan teknik pengambilan sampel yang penelitian ini terdiri atas dua variabel antara
berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia lain:
adalah pihak yang paling baik untuk 1. Variabel Terikat (Y)
dijadikan sampel penelitiannya. Dimana yang Variabel terikat (dependent variabel)
menjadi sampel dalam penelitaian ini adalah adalah variabel yang menjadi perhatian
seluruh SKPD yang ada di kota Padang yang
utama dalam sebuah pengamatan.
terdiri dari 45 SKPD. Responden dalam Pengamatan akan dapat mendeteksikan
penelitian ini adalah pimpinan SKPD dan 2
9
ataupun menerangkan variabel dalam menggunakan skala likert dengan lima
variabel terikat beserta perubahannya yang alternatif jawaban.
terjadi kemudian. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kinerja manajerial Uji Validitas
satuan kerja perangkat daerah. Uji validitas digunakan untuk untuk
2. Variabel Bebas (X) mengukur sah atau valid tidaknya suatu
Variabelbebas(independent kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
variable) adalah variabel yang dapat jika pertanyaan mampu mengungkapkan
mempengaruhi perubahan dalam variabel sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
terikat (dependent variable) dan mempunyai tersebut. Uji validitas pada penelitiam ini
pengaruh positif ataupun negatif bagi menggunakan Corrected Product Moment.
variabel terikat nantinya. Dalam penelitian Jika r hitung > r table dan bernilai positif
ini yang menjadi variabel bebas adalah: maka butir peryataan atau indikator tersebut
a. Akuntabilitas Publik (X1) dinyatakan valid. Pilot test akan dilakukan
b. Kejelasan Sasaran Anggaran (X2) pada mahasiswa akuntansi FE UNP
Konsentrasi sektor publik.
Pengukuran Variabel Uji Reliabilitas
Pengukuran variabel dalam penelitian ini Reliabilitas adalah alat untuk
menggunakan skala likert dengan lima mengukur suatu kuesioner yang merupakan
alternatif jawaban masing-masing diberi skor indikator dari variabel. Suatu kuesioner
yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu- dikatakan reliable atau handal jika jawaban
Ragu (RR), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak seseorang terhadap pertanyaan adalah
Setuju (STS), yang digunakan untuk konstan atau stabil dari waktu ke waktu.
mengukur variabel independen, sedangkan Dalam penelitian ini, uji reliabilitas
untuk variabel dependen adalah kuesioner menggunakan Cronbach Alpha (α).
(self rating) yang dikembangkan oleh Sekaran (2003) menyatakan cara mengukur
Mahoney et. al (1963). Setiap responden reliabilitas dengan Cronbach Alpha’s dengan
diminta untuk mengukur sendiri kinerjanya criteria sebagai berikut :
dengan memilih dan/atau menuliskan skala a. Kurang dari 0,6 tidak reliabel
antara 1-9. Skala 1-3 mewakili kinerja di b. 0,6-0,7 akseptabel
bawah rata-rata, skala 4-6 mewakili kinerja c. 0,7-0,8 baik
rata-rata dan skala 7-9 mewakili kinerja di d. Lebih dari 0,8 reliabel
atas rata-rata. Menurut Sugiyono (2008)
dengan skala likert variabel yang akan diukur Jika semakin dekat koefisien alpha
dijabarkan menjadi indikator variabel, pada nilai berarti butir pertanyaan dalam
kemudian indikator tersebut dijadikan koefisien ini semakin reliable.
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau Hasil Uji Coba Instrumen
pertanyaan. Hasil pengujian ini bertujuan untuk
melihat seberapa kuat butir-butir variabel
Instrumen Penelitian yang ada pada penelitian ini. Untuk melihat
Instrumen penelitian merupakan alat validitas dari masing-masing item kuesioner
yang digunakan untuk mengukur variabel digunakan Corrected Item-Total Correlation.
dalam rangka mengumpulkan data. Jika r hitung besar dari r tabel maka dapat
Instrumen penelitian yang digunakan dalam dikatakan valid. Uji coba instrumen
penelitian ini adalah kuisioner. Variabel- dilakukan pada mahasiswa Akuntansi
variabel yang diukur dalam kuisioner Fakultas Ekonomi UNP dengan syarat telah
mencakup: 1) Akuntabilitas Publik, 2) mengambil mata kuliah Akuntansi Sektor
Kejelasan Sasaran Anggaran. Kuisioner Publik, Anggaran dan Audit Kinerja
terdiri dari sejumlah pertanyaan tertutup yang
10
Manajemen dengan jumlah responden a. Jika nilai Sig ≥ 0,05 maka dikatakan
sebanyak 30 orang. berdistribusi normal.
Untuk melihat validitas dari masing-masing b. Jika nilai Sig < 0,05 maka dikatakan
item kuesioner digunakan Corrected Item- berdistribusi tidak normal.
Total Correlation. Jika rhitung besar dari rtabel 2) Uji Multikolenearitas
maka dapat dikatakan valid. Dimana r tabel Multikolinearitas adalah situasi
untuk n = 30-2 = 28 adalah 0.306. adanya korelasi variabel-variabel bebas
Berdasarkan hasil pengolahan data didapat diantara satu dengan lainnya, maka salah
nilai Corrected Item-Total Correlation untuk satu variabel bebas tersebut dieliminir. Untuk
masing-masing item variabel X1, X2, dan Y menguji adanya multikolinearitas dapat
semuanya di atas rtabel. Jadi dapat dikatakan dilihat melalui nilai Variance Inflantion
bahwa semua item pertanyaan variabel X1, Factor (VIF) < 10 dan tolerance > 0.1.
X2, dan Y adalah valid. 3) Uji Heterokedastisitas
Uji ini dilakukan untuk menguji
Model Analisis apakah dalam sebuah model regresi terjadi
Alat analisis regresi berganda ketidaksamaan varians dari residual atas
digunakan untuk melihat pengaruh beberapa suatu pengamatan ke pengamatan lain.
variabel independen terhadap variabel Konsep heterokedatisitas atau
dependen. Persamaan regresi untuk menguji homokedastisitas didasarkan pada
hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: penyebaran varians variabel dependen
Y (KMSKPD) = a + b1 AP + b2 KJS + e diantara rentang nilai variabel independen.
(Ghozali,2006:85) Untuk mendeteksi adanya
Dimana: heteroskedastisitas dapat menggunakan uji
Y = Kinerja Manajerial Satuan Kerja glejser. Apabila sig ≥
Perangkat Daerah (SKPD) 0,05 maka tidak terdapat gejala
a= Konstanta heteroskedastisitas. Model yang baik adalah
b 1,2 = Koefisien regresi dari variabel tidak terjadi heteroskedastisitas.
independen
e = erorr term Uji Model (Goodness Fit of Model)
AP = Akuntabilitas Publik 1) Uji F (F-test)
KJS = Kejelasan Sasaran Anggaran Uji F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel bebas dalam model
Teknik Analisis Data berpengaruh secara bersama-sama terhadap
a. Uji Asumsi Klasik variabel terikat. Selain itu, uji F dapat
1) Uji Normalitas Residual digunakan untuk melihat model regresi yang
Sebelum melakukan pengujian digunakan sudah signifikan atau belum,
terhadap hipotesis, terlebih dahulu dilakukan dengan ketentuan bahwa jika p value < (α)=
uji normalitas residual untuk mengetahui 0,05 dan f hitung > ftabel, berarti model tersebut
metode statistik yang akan digunakan. Uji ini signifikan dan bisa digunakan untuk menguji
bertujuan untuk menguji apakah model hipotesis. Dengan tingkat kepercayaan untuk
regresi variabel terikat dan variabel bebas pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) =
keduanya mempunyai distribusi normal atau 5% (0.05).
tidak. Uji normalitas residual dilakukan 2) Koefisien Determinasi (Adjusted
dengan menggunakan One Sample R
Kolmogorov-Smirnov test dengan taraf Square)
signifikan 5%. Dasar pengambilan keputusan Koefisien determinasi (R Square) pada
sebagai berikut: intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variansi variabel
terikat. Adjusted R Square berarti R Square
sudah disesuaikan dengan derajat masing-
11 masing jumlah kuadrat yang tercakup dalam
perhitungan Adjusted R Square. nilai
koefisien determinasi adalah nol atau satu. dilakukan. Terdapat empat unsur
Nilai Adjusted R Square yang kecil bararti akuntabilitas publik yang harus dipenuhi,
kemampuan variabel-variabel independen diantaranya adalah akuntabilitas kejujuran
dalam menjelaskan variasi variabel dependen dan akuntabilitas hukum, akuntabilitas
sangat terbatas. program, akuntabilitas proses, dan
3) Uji Hipotesis (t-Test) akuntabilitas kebijakan.
Uji t bertujuan untuk menguji 3. Kejelasan Sasaran Anggaran
pengaruh secara parsial antara variabel bebas Kejelasansasarananggaran
terhadap variabel tidak bebas dengan variabel merupakan sejauhmana tujuan anggaran
lain dianggap konstan, dengan asumsi bahwa ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan
jika signifikan nilai t hitung yang dapat tujuan agar anggaran tersebut dapat
dilihat dari analisa regresi menunjukkan kecil dimengerti oleh orang yang
dari α = 5%, berarti variabel independen bertanggungjawab atas pencapaian sasaran
berpengaruh terhadap variabel dependen. anggaran tersebut. Oleh sebab itu sasaran
Dengan tingkat kepercayaan untuk anggaran pemerintah daerah harus
pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) = dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat
0.05 (5%). Dengan kriteria sebagai berikut: dimengerti oleh mereka yang bertanggung
a) Jika tingkat signifikansi < α 0,05 dan jawab untuk melaksanakannya.
koefisien regresi (β) positif maka
hipotesis diterima yang berarti tersedia 4. HASIL PENELITIAN DAN
cukup bukti untuk menolak H0 pada PEMBAHASAN
pengujian hipotesis 1,2 atau dengan kata Gambaran Umum Objek Penelitian
lain tersedia bukti untuk menerima H1 Jumlah populasi pada penelitian ini
dan H2. adalah 45 Satuan Kerja Perangkat Daerah
b) Jika tingkat signifikansi < 0,05 dan (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota
koefisien regresi (β) negatif maka Padang yang terdiri dari Dinas, Kantor,
hipotesis ditolak dan berarti tidak Badan, dan inspektorat daerah. Sampel pada
tersedia cukup bukti untuk menerima penelitian ini yaitu Kepala SKPD (Satuan
Hipotesis. Kerja Perangkat Daerah), Kepala bagian
c) Jika tingkat signifikansi > α 0,05 dan keuangan dan Kepala bagian perencanaan
koefisien regresi (β) positif maka yang ada pada setiap SKPD di lingkungan
hipotesis ditolak yang berarti tidak Pemko Padang, sehingga jumlah responden
tersedia cukup bukti untuk menerima adalah 135 responden.
hipotesis. Dari kuesioner yang dibagikan ada 5 SKPD
yang menolak diberikan kuesioner sehingga
Definisi Operasional kuesioner yang disebar sebanyak 40 SKPD
1. Kinerja Manajerial Satuan Kerja atau sebanyak 120 responden. SKPD yang
Perangkat Daerah (SKPD) menolak diberikan kuesioner yaitu: 1)
Kinerja manajerial Satuan Kerja Sekretaris Daerah, 2) Dinas Pendidikan, 3)
Perangkat Daerah adalah hasil dari proses Dinas Kesehatan, 4) Kantor Kecamatan
aktivitas manajerial sektor publik yang Kuranji dan 5) Rumah Sakit Umum Daerah.
efektif dalam melaksanakan kegiatan Dinas-dinas dan kantor ini menolak
manajerial mulai dari proses perencanaan, memberikan kuesioner karena alasan
investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, kesibukan. Jumlah responden yang
pengawasan, pengaturan staff, negoisasi, mengembalikan kuesioner adalah sebanyak
perwakilan, dan kinerja secara keseluruhan. 103 responden dan semuanya mengisi
2. Akuntabilitas Publik dengan lengkap .
Akuntabilitas publik merupakan suatu Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian
bentuk pertanggung jawaban pemerintah 1. Uji Validitas
kepada publik atas kinerja yang telah
12
Untuk melihat validitas dari masing- Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dengan
masing item kuesioner, digunakan Corrected taraf signifikan 0,05 atau 5%. Jika signifikan
Item-Total Correlation. Jika rhitung > rtabel, yang dihasilkan > 0,05 maka distribusi
maka data dikatakan valid, dimana rtabel datanya dikatakan normal. Sebaliknya jika
untuk N = 103 adalah 0,1630. Berdasarkan signifikan yang dihasilkan < 0,05 maka data
hasil pengolahan didapatkan nilai Corrected tidak terdistribusi secara normal.
Item-Total Correlation untuk masing-masing Tabel
variabel X1, X2, dan Y semuanya di Dari Tabel terlihat bahwa hasil uji
atas rtabel. Jadi dapat dikatakan bahwa normalitas menyatakan nilai Kolmogorov-
seluruh item pernyataan variabel X1, X2, dan Smirnov sebesar 0,977 dengan signifikan
Y adalah valid. 0,296. Berdasarkan hasil tersebut dinyatakan
Tabel data yang digunakan dalam penelitian
Dari tabel dapat dilihat nilai terkecil dinyatakan berdistribusi normal dan bisa
dari Corrected Item-Total Correlation untuk dilanjutkan untuk diteliti lebih lanjut.
masing-masing instrumen. Untuk instrumen 2. Uji Multikoleniaritas
kinerja manajerial SKPD diketahui nilai Uji multikolinearitas bertujuan untuk
Corrected Item-Total Correlation terkecil menguji apakah model regresi ditemukan
0,842, untuk instrumen akuntabilitas publik adanya korelasi antar variabel bebas
nilai terkecil 0,393 dan untuk instrumen (independen). Untuk menguji adanya
kejelasan sasaran anggaran nilai terkecil multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai
0,519. Variance Inflantion Factor (VIF) dan
2. Uji Reliabilitas tolerance value untuk masing-masing
Untuk menguji reabilitas instrument, variabel independen. Apabila tolerance
semakin dekat koefisien keandalan dengan value di atas 0,10 dan VIF < dari 10 maka
1,0 maka akan semakin baik. Nilai reabilitas dikatakan tidak terdapat gejala
dinyatakan reliable jika mempunyai nilai multikolinearitas.
Cronbach’s Alpha dari masing-masing Tabel
instrument yang dikatakan valid lebih besar Hasil nilai VIF yang diperoleh dalam
dari 0,6. Berikut ini merupakan tabel nilai tabel 17 di atas menunjukkan variabel bebas
cronbach’s alpha masing-masing instrumen: dalam model regresi tidak saling berkorelasi.
Tabel Diperoleh nilai VIF untuk masing-masing
Keandalan konsistensi antar item atau variabel bebas kurang dari 10 dan tolerance
koefiesien keandalan Cronbach’s Alpha yang value berada diatas 0,10. Hal ini
terdapat pada tabel di atas yaitu untuk menunjukkan tidak adanya korelasi antara
instrumen variabel kinerja manajerial SKPD sesama variabel bebas dalam model regresi
0,972. Untuk instrumen variabel dan disimpulkan tidak terdapat masalah
akuntabilitas publik 0,827 dan untuk multikolinearitas diantara sesama variabel
instrumen variabel kejelasan sasaran bebas dalam model regresi yang dibentuk.
anggaran 0,862. Data ini menunjukkan nilai 3. Uji Heterokedastisitas
yang berada pada kisaran di atas 0,8. Dengan Uji heteroskedastisitas bertujuan
demikian semua instrumen penelitian dapat untuk menguji apakah dalam sebuah model
dikatakan reliabel. regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual atas satu pengamatan ke
Uji Asumsi Klasik pengamatan yang lain. Jika varians dari
1. Uji Normalitas Residual residual suatu pengamatan ke pengamatan
Uji normalitas bertujuan untuk lain tetap, maka disebut homoskedatisitas
menguji apakah dalam sebuah regresi, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
variabel pengganggu atau residual memiliki Untuk mendeteksi adanya heteros-
distribusi normal. Pengujian normalitas kedastisitas pada penelitian ini
dapat dilakukan dengan menggunakan One menggunakan uji Glejser. Pengujian ini
13
membandingkan signifikan dari uji ini Hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi
apabila hasilnya sig > 0,05 atau 5%. Jika variabel akuntabilitas publik dan kejelasan
signifikan di atas 5% maka disimpulkan sasaran anggaran adalah sebesar 31,3%
model regresi tidak mengandung adanya sedangkan 68,7% ditentukan oleh faktor lain
heteroskedastisitas. di luar model yang tidak terdeteksi dalam
Tabel penelitian ini.
Berdasarkan Tabel di atas, dapat 3. Model Analisis
dilihat tidak ada variabel yang signifikan Untukmengungkappengaruh
dalam regresi dengan variabel AbsUt. variabel yang dihipotesiskan dalam
Tingkat signifikansi > α 0.05, sehingga dapat penelitian ini dilakukan melalui analisis
disimpulkan bahwa model regresi yang regresi berganda. Model ini terdiri dari dua
digunakan dalam penelitian ini terbebas dari variabel bebas yaitu akuntabilitas publik
heteroskedastisitas. (X1), kejelasan sasaran anggaran (X2) dan
satu variabel terikat yaitu Kinerja Manajerial
Analisis Data SKPD (Y).
1. Uji F (F-test) Tabel
Uji F dilakukan untuk menguji Berdasarkan Tabel 21 diatas dapat
apakah secara bersama-sama variabel dianalisi model estimasi sebagai berikut :
independen mampu menjelaskan variabel Y = -82,553 + 2,449 X1 + 1,340 X2 + e
dependen secara baik atau untuk menguji Keterangan:
apakah model yang digunakan telah fix atau Y = Kinerja Manjerial SKPD
tidak. Patokan yang digunakan yaitu dengan X1 = Akuntabilitas Publik
membandingkan nilai F hitung dengan F table
X2 =Kejelasan Sasaran Anggaran
apabila F hitung > F tabel maka persamaan
regresi yang diperoleh dapat diandalkan, e = Standar error
atau dengan membandingkan nilai sig. yang
didapat dengan derajat signifikansi α = 0,05. Dari persamaan diatas dijelaskan
bahwa:
Apabila nilai sig. lebih kecil dari derajat
signifikansi maka persamaan regresi yang a. Nilai konstanta sebesar -82,553
diperoleh dapat diandalkan (sudah fix). mengindikasikan bahwa jika variabel
Tabel independen yaitu akuntabilitas publik
Hasil pengolahan data uji F dan kejelasan sasaran anggaran adalah
menunjukkan nilai F = 24,262 dan signifikan nol maka nilai kierja manajerial SKPD
pada level 0,000. Sedangkan nilai adalah sebesar konstanta -82,553.
b. Koefisien akuntabilitas publik sebesar
F tabel yaitu 3,09. Jadi F hitung > F tabel yaitu
24.262 > 3,09 dan sig. 0,000 < 0,05. Hal ini 2,449 mengindikasikan bahwa setiap
menunjukkan bahwa persamaan regresi yang peningkatan akuntabilitas publik sebesar
diperoleh dapat diandalkan atau model yang satu satuan akan mengakibatkan
digunakan sudah fix. Berarti, model regresi peningkatan kinerja manajerial SKPD
dapat digunakan untuk menguji pengaruh sebesar 2,449 satuan dengan asumsi
variable independen terhadap variabel variabel lain konstan.
dependen. c. Koefisien kejelasan sasaran anggaran
2. Uji Koefisien Determinasi Koefisien sebesar 1,340 mengindikasikan bahwa
Determinasi bertujuan setiap peningkatan kejelasan sasaran
untuk melihat atau mengukur seberapa jauh anggaran satu satuan akan
kemampuan model dalam menerangkan mengakibatkan peningkatan kinerja
variabel dependen. manajerial SKPD sebesar 1,340 satuan
Tabel dengan asumsi variabel lain konstan.
Berdasarkan Tabel 20 di atas, 4. Uji Hipotesis (t-test)
besarnya Adjusted R Square adalah 0,313. Uji t dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel
14
independen terhadap variabel dependen Pembahasan
secara parsial. Patokan yag digunakan 1. Pengaruh Akuntabilitas Publik
adalah dengan membandingkan nilai terhadap Kinerja Manajerial Satuan
singnifikan yang dihasilkan dengan alpha Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
0,05 atau dengan membandingkan thitung Hasil penelitian ini menunjukan
dengan ttabel. Berdasarkan tabel, maka uji bahwa akuntabilitas publik berpengaruh
hipotesis dapat dilakukan sebagai berikut: signifikan positif tehadap kinerja manajerial
1) Akuntabilitas Publik berpengaruh SKPD dengan nilai signifikansi 0,000 < α =
signifikan positif terhadap Kinerja 0,05 dan nilai thitung 5,211 > ttabel 1,6602.
Manajerial SKPD. Nilai koefisiensi β dari variabel X1 bernilai
Hasil analisis dari tabel, pengujian positif yaitu 2,449. Dari hasil ini dapat
hipotesis 1 dilakukan dengan disimpulkan bahwa dengan adanya
membandingkan nilai thitung dan ttabel. akuntabilitas publik setiap manajer pada
Hipotesis diterima jika thitung > ttabel dan nilai semua tingkatan pada SKPD akan
sig < α 0,05. Nilai t tabel pada α = 0,05 adalah meningkatkan kinerja manajerial.
1,6602. Untuk variabel akuntabilitas publik Hal ini sesuai dengan dengan teori
(X1) nilai thitung adalah 5.211 dan nilai sig yang dinyatakan oleh Mardiasmo (2002)
adalah 0,000. Selanjutnya untuk melihat yaitu akuntabilitas merupakan prinsip
apakah arahnya positif atau negatif dilihat pertanggungjawaban yang berarti bahwa
dari koefisien β, pada tabel koefisien β proses penganggaran dimulai dari
positif sebesar 2,449. Dengan demikian perencanaan, penyusunan, pelaksanaan
dapat dikatakan bahwa thitung > ttabel, yaitu harus benar-benar dapat dilaporkan dan
5.211 > 1,6602 dan nilai singnifikansi 0,000 dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan
< α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat. Hal ini menegaskan pentingnya
akuntabilitas publik (X1) berpengaruh akuntabilitas publik dalam peningkatan
signifikan positif terhadap kinerja manajerial kinerja manejerial, karena dengan adanya
SKPD, sehingga hipotesis pertama dalam akuntabiliatas kepada masyarakat,
penelitian ini diterima. masyarakat tidak hanya untuk mengetahui
2) Kejelasan Sasaran Anggaran anggaran tersebut tetapi juga mengetahui
berpengaruh signifikan positif pelaksanaan kegiatan yang dianggarkan
terhadap Kinerja Manajerial SKPD. sehingga pemerintah daerah berusaha
Hasil analisis dari tabel 21, pengujian dengan baik dalam melaksanakan seluruh
hipotesis 2 dilakukan dengan perencanaan yang ada karena akan dinilai
membandingkan nilai thitung dan ttabel. dan diawasi oleh masyarakat.
Hipotesis diterima jika thitung > ttabel dan nilai Sejalan dengan penelitian yang
sig < α 0,05. Nilai t tabel pada α = 0,05 adalah dilakukan oleh Fakih (2011), yang meneliti
1,6602. Untuk variabel kejelasan sasaran tentang Pengaruh Akuntabilitas Publik,
anggaran (X2) nilai thitung adalah 2,028 dan Partisipasi Penyusunan Anggaran, dan
nilai sig adalah 0,045. Selanjutnya untuk Transparansi Kebijakan Publik terhadap
melihat apakah arahnya positif atau negatif Kinerja Manajerial pada Satuan Kerja
dilihat dari koefisien β, pada tabel koefisien Perangkat Daerah (SKPD) se-Kabupaten
β positif sebesar 1,340. Dengan demikian Wonosobo. Hasil penelitian ini
dapat dikatakan bahwa thitung > ttabel, yaitu menunjukkan akuntabilitas publik,
2,028 > 1,9840 dan nilai singnifikansi 0,045 berpengaruh positif signifikan secara
< α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa simultan maupun parsial terhadap kinerja
kejelasan sasaran anggaran (X2) manajerial. Penelitian ini juga konsisten
berpengaruh signifikan positif terhadap dengan penelitian Penelitian yang dilakukan
kinerja manajerial SKPD, sehingga hipotesis Citra (2010) yang meneliti pengaruh
kedua dalam penelitian ini diterima. partisipasi penyusunan anggaran,
akuntabilitas dan transparansi kebijakan
15
publik terhadap kinerja manajerial pada pemerintah daerah yang berpartisipasi baik
SKPD Dinas se-Kota Semarang. Hasil dalam penyusunan dan pelaksanaan
penelitian ini menunjukkan bahwa anggaran sesuai kebijakan umum APBD.
akuntabilitas berpengaruh signifikan Sesuai dengan penelitian yang
terhadap kinerja manajerial SKPD Dinas se- dilakukan oleh yang dilakukan Syafrial
Kota Semarang. (2009) tentang pengaruh ketepatan skedul
Jadi, kinerja manajerial diharapkan penyusunan anggaran, kejelasan sasaran
dapat meningkat dengan adanya anggaran, dan partisipasi penyusunan
akuntabilitas publik yang tinggi dari setiap anggaran terhadap kinerja manajerial satuan
tingkatan manajer pada semua tingkatan kerja perangkat daerah yang mana
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah berdasarkan hasil analisisnya disimpulkan
(SKPD). Berdasarkan hal ini juga diharapkan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh
dengan adanya akuntabilitas publik, signifikan terhadap kinerja manajerial satuan
pemerintah daerah bisa memberikan kerja perangkat daerah. Begitu juga dengan
pertanggungjawaban atas semua kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Andarias
yang dilaksanakan sehingga kinerja (2009) telah melakukan penelitian tentang
pemerintah daerah dapat dinilai baik oleh pengaruh partisipasi dalam penyusunan
pihak internal, maupun pihak eksternal. anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan
2. Pengaruh Kejelasan Sasaran struktur desentralisasi terhadap kinerja
Anggaran Terhadap Kinerja manajerial SKPD yang mana berdasarkan
Manjerial Satuan Kerja Perangkat hasil analisisnya disimpulkan bahwa
Daerah (SKPD) kejelasan sasarn anggaran bepengaruh
Hipotesis kedua penelitian ini secara signifikan terhadap kinerja manajerial
menunjukkan bahwa kejelasan sasaran SKPD, pada penelitian ini menggunakan
anggaran berpengaruh signifikan positif variabel permoderasi yaitu pengawasan
tehadap kinerja manajerial SKPD dengan internal.
nilai signifikansi 0,045 < α = 0,05 dan nilai Jadi secara keseluruhan dengan
thitung 2,028 > ttabel 1,6602. Nilai koefisiensi β adanya kejelasan sasaran anggaran mengacu
dari variabel X2 bernilai positif yaitu 1,340. pada anggaran yang telah dibuat dan dapat
Pengaruh antara kejelasan sasaran anggaran dimengerti secara jelas dan spesifik sesuai
terhadap kinerja manajerial SKPD adalah dengan apa yang telah direncanakan
bahwa anggaran daerah harus bisa menjadi sebelumnya berdampak baik terhadap kinerja
tolak ukur pencapaian kinerja yang atau aktivitas manajerial dari aparat itu
diharapkan, sehingga perencanaan sendiri. Fakta yang ditemukan dilapangan
angggaran daerah harus bisa menunjukan hubungan yang sesuai satu sama
menggambarkan sasaran kinerja secara jelas. lain dimana dengan adanya kejelasan sasaran
Pernyataan ini sejalan dengan pendapat anggaran maka aparat dapat menentukan
Kenis (1979) dalam Syafrial (2009) target dalam mencapai anggaran tersebut,
menemukan bahwa pelaksana anggaran dan merumuskan apa saja yang akan
memberikan reaksi positif dan secara relatif dilakukan sehingga apa yang telah
sangat kuat untuk meningkatkan kejelasan ditargetkan pada awalnya dapat terealisasi
sasaran anggaran. Reaksi tersebut adalah dengan baik.
peningkatan kepuasan kerja, penurunan Agar anggaran itu jelas penggunaanya
ketegangan kerja, peningkatan sikap serta mempunyai manfaat bagi publik dan
karyawan terhadap anggaran, kinerja aparat pemerintah daerah sebagai pelaksana
anggaran dan efisiensi biaya pada pelaksana anggaran, maka aparat pemeritah daerah dari
anggaran secara signifikan, jika sasaran semua tingkatan level manajer harus selalu
anggaran dinyatkan secara jelas. Dengan bekerja secara efisien dan efektif karena
demikian karakteristik sasaran anggaran dibatasi oleh waktu dan
dapat berimplikasi pada kinerja aparat
16
target anggaran yang telah direncanakan berbeda apabila data diperoleh melalui
pada awalnya. wawancara langsung dengan responden.

5. KESIMPULAN DAN Saran


SARAN Kesimpulan ` Berdasarkan pada pembahasan dan
Kesimpulan yang dapat diamabil dari kesimpulan diatas, maka peneliti
penelitianmengenai“Pengaruh menyarankan bahwa:
Akuntabilitas Publik dan Kejelasan Sasaran 1. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa
Anggaran terhadap Kinerja Manajerial penerapan akuntabilitas publik dan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)” kejelasan sasaran anggaran dalam
adalah sebagai berikut: pemerintahan dalam hal ini Satuan Kerja
1. Akuntabilitas Publik berpengaruh Perangkat Daerah kota padang telah baik
signifikan positif terhadap kinerja dilakukan, tapi masih ada beberapa hal
manajerial Satuan Kerja Perangkat yang belum sepenuhnya dilakukan
Daerah (SKPD). dengan sempurna sehingga hal ini akan
2. Kejelasan Sasaran Anggaran berdampak pada rendahnya kinerja
berpengaruh signifikan positif terhadap manajerial SKPD. Pemerintah daerah
kinerja manajerial Satuan Kerja terutama SKPD kota padang sebaiknya
Perangkat Daerah (SKPD). melakukan pengkajian ulang mengenai
penerapan akuntabilitas publik dan
Keterbatasan kejelasan sasaran anggaran agar kinerja
Meskipun peneliti telah berusaha manjerial SKPD dapat terus
merancang dan mengembangkan penelitian ditingkatkan.
sedemikian rupa, namun masih terdapat 2. Untuk penelitian selanjutnya, dapat
beberapa keterbatasan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode lain untuk
yaitu: mendapatkan data yang lengkap,
1. Berdasarkan model penelitian yang misalnya dengan melakukan wawancara
digunakan, diketahui bahwa variabel secara langsung dengan responden dalam
penelitian yang digunakan hanya dapat pengisian kuesioner sehingga jawaban
menjelaskan sebesar 31,30%. Sedangkan responden lebih mencerminkan jawaban
68,70% dijelaskan oleh faktor lain yang yang sebenarnya.
tidak diteliti. Sehingga variabel 3. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk
penelitian yang digunakan kurang dapat meneliti judul yang sama, maka peneliti
menjelaskan pengarunya terhadap menyarankan untuk penelitian
kinerja manajerial SKPD. selanjutnya agar dapat menambahkan
2. Penyebaran kuesioner pada beberapa dan menggunakan variabel lain, karena
SKPD masih memiliki kendala dalam dari model penelitian yang digunakan,
prosedur perizinan dan pengisian diketahui bahwa variabel penelitian yang
kuesioner. Hal tersebut menyebabkan digunakan dapat menjelaskan sebesar
data yang diolah kurang optimal, untuk 31,30%. Sedangkan 68,70% dijelaskan
penelitian selanjutnya diharapkan oleh faktor lain yang tidak diteliti.
responden yang dituju dapat melakukan
pengisian kuesioner yang disebarkan. DAFTAR PUSTAKA
3. Data penelitian yang berasal dari Andarias Bangun. 2009. Pengaruh Partisipasi
responden yang disampaikan secara Dalam Penyusunan Anggaran, Kejelasan
tertulis dalam bentuk kuesioner akan Sasaran Anggaran dan Struktur
mempengaruhi hasil penelitian. Karena Desentralisasi Terhadap Kinerja
persepsi responden yang disampaikan Manajerial SKPD dengan Pengawasan
belum tentu mencerminkan keadaan Internal sebagai Variabel Moderating.
yang sebenarnya (subjektif) dan akan Tesis. Universitas Sumatera Utara
17
Mardiasmo.2001. Otonomi dan Manajemen
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi
2005. Sistem Pengendalian Manajemen Yogyakarta.
Buku 2. Terjemahan Kurniawan
Tjakrawala. Jakarta: Salemba Empat ________________2002. Akuntansi Sektor
Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Deddi Noerdiawan, dkk. 2008. Akuntansi
Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat ________________2006. Pengukuran
Kinerja Pemerintah Daerah.
2010. Yogyakarta: UAD Press

Akuntansi Natalia, Dewinda Putri. 2010. Pengaruh


Sektor Publik. Edisi 2. Jakarta: Salemba Komitmen Organisasional dan Peran
Empat Manajer Pengelolaan Keuangan Daerah
Terhadap Kinerja Manajerial Satuan
Ehrman Suhartono. 2006. Pengaruh Kerja Perangkat Daerah. Skripsi.
Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Universitas Diponegoro
senjangan Anggaran Instansi Pemerintah
Daerah dengan Komitmen Organisasi Pabundu Tika. 2006. Budaya Organisasi dan
sebagai Variabel Moderasi. SNA 9 Peningkatan Kinerja Perusahaan.
Padang. Yogyakarta Jakarta: Bumi Aksara

Febby, Rahmadani. 2009. Pengaruh Syafrial. 2009. Pengaruh Ketepatan Skedul


Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Penyusunan Anggaran, Kejelasan
Manajerial Dengan Gaya Kepemimpinan Sasaran Anggaran, dan Partisipasi
Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi. Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja
Universitas Negri Padang Manajerial Satuan Kerja Perangkat
Daerah. Tesis. Universitas Sumatera
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Utara
Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas ________________. Lima Kepala SKPD
Diponegoro. Terancam Digeser. Metropolis. Melalui
[www.padangekspres.co.id]. Sabtu,
HS Ginting. 2010. Pengaruh Patisipasi 21/05/2011 12:46 WIB
Anggaran dan Kejelasan Sasaran
Anggaran Terhadap Kinerja Aparat
Perangkat Daerah. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara

Indra Bastian. 2006. Akuntansi sektor publik


suatu pengantar. Jakarta: Erlangga

Mahmudi.2007.Manajemen Kinerja Sektor


Publik. \Yogyakarta:Unit penerbit dan
percetakan ilmu manajemen YKPN.

Mahsun, Mohamad, Firma. S, dan


Heribertus.2006.Akuntansi Sektor
Publik. Ed 1. Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA

18
KUESIONER
A. IDENTITAS RESPONDEN
Mohon kesediaan Bapak/Ibu Mengisi daftar berikut :
1. Nama : __________________________ (boleh tidak diisi)
2. Jenis Kelamin : Pria Wanita
3. Umur : ______ Tahun
4. Pendidikan Terakhir : SMA D3 S1
S2 S3
5. Lama Bapak/Ibu menduduki jabatan ini :
1-5 th 5-10 th >10 th
6. latar Belakang Pendidikan:
Akuntansi Manajemen Ekonomi
Hukum Pertanian MIPA
.......................................Lain-lain( )

B. DAFTAR PERNYATAAN
1. KINERJA MANAJERIAL SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)
Mohon Bapak / Ibu mengukur kinerja Bapak/Ibu akhir-akhir ini untuk setiap bidang berikut ini
dengan menuliskan nomor di antara 1 sampai 9 sesuai dengan skala yang menurut Bapak/Ibu paling
tepat dengan ketentuan sebagai berikut :
Skala 1 sampai 9 tersebut dibagi dalam tiga kategori sebagai berikut:
Kinerja dibawah Rata-rata Kinerja Rata-rata Kinerja di atas Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9

No Item Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Perencanaan
Saya berperan dalam penentuan tujuan, kebijakan
rencanakegiatansepertipenjadwalankerja,
penyusunan anggaran dan penyusunan program.
2. Investigasi
Saya berperan dalam pengumpulan dan penyiapan
informasi yang biasanya berbentuk catatan dan laporan.
3. Pengkoordinasian
Saya ikut berperan dalam tukar menukar informasi
dalam organisasi untuk mengkoordinasikan dan
menyesuaikan laporan.
4. Evaluasi
Saya berperan dalam mengevaluasi dan menilai
rencana kerja, laporan kinerja maupun kerja yang
diamati pada unit/sub unit saya.
5. Pengawasan
Saya berperan dalam mengarahkan, memimpin dan
mengembangkan para bawahan yang ada pada unit/ sub
unit saya.
6. Pemilihan Staf
Saya berperan dalam mengelola, mengatur, dan
memilih pegawai pada unit/sub unit saya.

18
7. Negosiasi
Saya berperan dalam melakukan kontrak untuk
barang/jasa yang dibutuhkan pada unit/sub unit saya
dengan pihak luar.
8. Perwakilan
Saya berperan dalam mewakilkan organisasi saya
untuk berhubungan dengan pihak lain diluar organisasi.
9. Kinerja secara menyeluruh
Saya mengevaluasi kinerja, dan sasaran kinerja secara
menyeluruh.

2. AKUNTABILITAS PUBLIK
Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda check list ( √ ) pada salah satu pilihan jawaban sesuai
dengan pemahaman dari Bapak/Ibu.
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
RR = Ragu-Ragu

No. Pernyataan SS S RR TS STS


1. Pelaksanaan kebijakan dipertanggungjawabkan pemerintah daerah
kepada DPRD dan masyarakat luas.
2. Anggaran yang dirancang dan ditetapkan pemerintah daerah bersama
DPRD sesuai dengan realisasinya bagi kepentingan publik.
3. Program-program anggaran dirancang dengan mempertimbangkan
prinsip efisiensi bahwa dana masyarakat menghasilkan output
maksimal.
4. Program-program anggaran dirancang dengan mempertimbangkan
prinsip efektifitas bahwa penggunaan anggaran mencapai target atau
tujuan kepentingan publik.
5. Pelaksanaan program-program APBD benar-benar dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat.
6. Anggaran yang diusulkan mencerminkan visi, misi, tujuan, sasaran,
dan hasil yang ditetapkan.
7. Pengalokasian dana anggaran mengikuti proses-proses dan prosedur
yang berlaku.
8. Penggunaan dana anggaran didasarkan atas hukum dan peraturan yang
berlaku.
9. Audit kepatuhan dilakukan agar setiap penggunaan dana dilandasi
peraturan dan hukum yang berlaku.

3. KEJELASAN SASARAN ANGGARAN


Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda check list ( √ ) pada salah satu pilihan jawaban sesuai
dengan pemahaman dari Bapak/Ibu.
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
RR = Ragu-Ragu
No. Pernyataan SS S RR TS STS
Saya memahami persis apa yang harus saya lakukan dalam pekerjaan
1.
saya.
2. Saya memahami bagaimana kinerja saya diukur.
3. Saya memiliki sasaran yang jelas yang membantu saya dalam
melakukan pekerjaan.
4. Saya mempunyai batas waktu untuk mencapai sasaran pekerjaan.

19
5. Jika saya mempunyai lebih dari satu sasaran untuk dicapai, saya
mengetahui mana yang paling penting dan yang kurang penting.
6. Sasaran dalam pekerjaan saya cukup menantang, tetapi layak ( tidak
terlalu mudah maupun sulit).
7. Dalam instansi ini, tim bekerja sama untuk mencapai sasaran.

Gambar 1
Kerangka Konseptual

Akuntabilitas
Publik
Kinerja Manajerial
SKPD
Kejelasan Sasaran
Anggaran

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS


DATA PENELITIAN

1. Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)


Reliability Statistics

Cronbach's
A l pha N of Item s
.972 9

Item -Total Statis tics

Sca le Corrected Cronbach's


Sca le Mea n if Variance i f Item -To tal Alpha if Item
Item De leted Item De leted Correlation Deleted
KM1 48.1 0 249 .324 .915 .966
KM2 47.4 5 262 .269 .845 .970
KM3 47.6 1 257 .593 .863 .969
KM4 47.7 2 253 .694 .897 .967
KM5 48.0 3 246 .519 .869 .968
KM6 48.3 8 243 .963 .868 .969
KM7 48.4 3 245 .620 .842 .970
KM8 48.1 7 240 .989 .903 .967
KM9 47.9 6 239 .744 .925 .966

20
2. Akuntabilitas Publik
Reliability Statistics

Cronbach's
A l pha N of Item s
.827 9

Item -Total Statis tics

Sca le Corrected Cronbach's


Sca le Mea n if Variance i f Item -To tal Alpha if Item
Item De leted Item De leted Correlation Deleted
AP1 34.7 1 9.69 9 .393 .826
AP2 34.8 7 8.58 2 .598 .801
AP3 34.8 1 8.86 4 .624 .798
AP4 34.7 5 9.07 3 .571 .804
AP5 34.8 4 9.07 4 .565 .805
AP6 34.6 3 9.62 7 .507 .812
AP7 34.6 1 9.57 3 .574 .806
AP8 34.4 8 9.80 1 .488 .814
AP9 34.5 3 9.82 0 .478 .815

3. Kejelasan Sasaran Anggaran


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Item s
.862 7

Item -Total Statis tics

Sca le Corrected Cronbach's


Sca le Mea n if Variance i f Item -To tal Alpha if Item
Item De leted Item De leted Correlation Deleted
KSA1 25.7 8 4.99 9 .697 .833
KSA2 25.8 9 5.09 6 .686 .835
KSA3 25.9 1 5.10 0 .695 .834
KSA4 25.9 8 4.98 0 .644 .842
KSA5 25.9 2 5.38 6 .627 .844
KSA6 26.0 9 5.66 9 .572 .852
KSA7 25.8 8 5.43 7 .519 .859

21
A. Statistik Deskriptif Data
Descriptiv e Sta tistics

N Min imum Maxim um Mea n Std. Deviation


KM 103 10 80 53.9 8 17.7 16
AP 103 30 45 39.0 3 3.40 3
K SA 103 26 35 30.2 4 2.64 0
Valid N (listwise) 103

B. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Residual


One-Sample Kolmogorov -Smirnov Te st

Unsta ndardiz
ed Residual
N 103
a,b
Normal Para meters Mea n .000 0000
Std. Deviation 14.5 36444 54
Most Extreme Absol ute .096
Differen ce s Positi ve .047
Negative -.09 6
Kolmog orov-Smirnov Z .977
Asymp. Sig. (2-taile d) .296
a. T est d istrib ution is Norma l.
b. Calculated from data.

2. Uji Multikoleniaritas
a
Coefficie nts
Unstan dardized Standard ized
Coefficients Coefficients Collinea rity Sta tistics
M od el B Std. Error Beta t Sig. T olerance VIF
1 (Const ant) -82.553 20.9 08 -3.9 48 .000
AP 2.44 9 .470 .470 5.21 1 .000 .826 1.21 1
K SA 1.34 0 .661 .183 2.02 8 .045 .826 1.21 1
a.Depende nt Variable : KM

3. Uji Heterokedastisitas
a
Coeffici ents
Unsta ndardized Standardized
Coefficien ts Coefficien ts
M od el B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 42.2 98 12.7 44 3.31 9 .001
AP -.26 1 .287 -.09 7 -.91 0 .365
K SA -.68 3 .403 -.18 1 -1.6 96 .093
a. Depend ent Variabl e: Ab sUt

22
C. Hasil Analisis

1. Uji F (F-Test)

b
ANOVA
Sum of
Mod el Squares df Mea n Square F Sig.
a
1 Regressi on 04 58.523 2 522 9.261 24.2 62 .000
Resi d ual 15 53.438 100 215 .534
T otal 20 11.961 102
a. Predictors: (Constant), KSA, AP
b. Depend ent Variabl e: KM

2. Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
a
1 .572 .327 .313 14.681
a. Predictors: (Constant), KSA, AP
b. Dependent Variable: KM

3. Koefisien Regresi Berganda


a
Coefficients
Unsta ndardized Standardized
Coefficien ts Coefficien ts
Mod el B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -82.553 20.9 08 -3.9 48 .000
AP 2.44 9 .470 .470 5.21 1 .000
KSA 1.34 0 .661 .183 2.02 8 .045
a. Depend ent Variabl e: KM

23
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 yang telah diamandemen dengan Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah melahirkan paradigma baru
dalam pelaksanaan otonomi daerah, yang meletakkan otonomi penuh, luas, dan
bertanggung jawab pada daerah. Penyelenggaran pemerintah daerah dengan berdasarkan
undang-undang tersebut juga telah melahirkan nuansa baru, yaitu pergeseran kewenangan
pemerintah yang sentralis birokratik ke pemerintah yang desentralik partisipatoris
(Mardiasmo, 2006).
Sebagai organisasi sektor publik, pemerintah daerah dituntut agar memiliki kinerja
yang berorientasi pada kepentingan masyarakat dan mendorong pemerintah
untuk senantiasa tanggap dengan
lingkungannya, dengan berupaya memberikan pelayanan terbaik secara transparan dan
berkualitas serta adanya pembagian tugas yang baik pada pemerintah tersebut. Tuntutan
yang semakin tinggi diajukan terhadap pertanggungjawaban yang diberikan oleh
penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka.
Kinerja sektor publik sebagian besar dipengaruhi oleh kinerja aparat atau manajerial.
Akuntabilitas merupakan prinsip pertanggungjawaban yang berarti bahwa
proses penganggaran dimulai dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus
benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat.
Masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut tetapi juga berhak
untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut
(Mardiasmo, 2002).
Hal ini menegaskan pentingnya akuntabilitas publik dalam peningkatan kinerja
manejerial, karena dengan adanya akuntabilitas kepada masyarakat, masyarakat tidak
hanya untuk mengetahui anggaran tersebut tetapi juga mengetahui pelaksanaan kegiatan
yang dianggarkan sehingga pemerintah daerah berusaha dengan baik dalam melaksanakan
seluruh perencanaan yang ada karena akan dinilai dan diawasi oleh masyarakat. Jenis data
yang dipakai dalam penelitian ini adalah data subyek (Self-Report data). Data subyek
adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap pengalaman atau karakteristik dari
seseorang atau kelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden).
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber yang asli (tidak melalui media
perantara). Data primer dikumpulkan secara khusus oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah
terstruktur dengan tujuan untuk
6. mengumpulkan informasi dari para responden. KESIMPULAN DAN
SARAN Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diamabil dari
penelitianmengenai“Pengaruh
Akuntabilitas Publik dan Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Manajerial
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)” adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas Publik berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
2. Kejelasan Sasaran Anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja
manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

You might also like