Professional Documents
Culture Documents
Printed by:
Cevanny Yusnita
(20170420314)
Deki Putra
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : dekiputra22@gmail.com
This research examine the effect of Public accountability and Budget goal clarity on SKPD managerial
performance. The population on this research were SKPD at Padang City, and sample was determined based on
judgement sampling method with 135 respondents. Primary data were used in this research, collected with a
direct survey using questionnaire that sent to Top and Middle manager at every selected SKPD in the region of
Padang. Multiple regression analysis are used as analysis method with using Statistical Package For Social
Science (SPSS) as the tools.
This research proves that 1) Public accountability significant positive impact on SKPD managerial
performance (H1 accepted), 2) Budget goal clarity significant positive impact on SKPD managerial performance
(H2 accepted).
From this research we can suggest that: 1) For all unit of government in Padang region to increase the
implementation of public accountability and budget goal clarity. It will give a good impact on managerial
performances at the SKPD. 2) For future research, it is better to use a direct interview method to the respondent.
So that the answer collected from the respondent are more clearly. 3) For future researcher, it is better to add the
other related variable.
.
Keywords: Public accountability, Budget goal clarity, Manajerial performance
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji : 1) Pengaruh akuntabilitas publik terhadap kinerja manajerial
SKPD, dan 2) Pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial SKPD. Jenis penelitian ini
digolongkan pada penelitian yang bersifat kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah SKPD Kota Padang.
Pemilihan sampel dengan metode judgment sampling, dengan jumlah responden 135. Data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa data primer. Teknik pengumpulan data dengan teknik survei dengan menyebarkan
kuesioner kepada masing-masing Pimpinan dan Kepala Bagian pada setiap SKPD. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis regresi berganda dengan bantuan Statistical Package For Social Science (SPSS).
Hasil penelitian membuktikan bahwa 1) Akuntabilitas publik berpengaruh signifikan positif terhadap
kinerja manajerial SKPD (H1 diterima), 2) Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap
kinerja manajerial SKPD (H2 diterima).
Dalam penelitian ini disarankan: 1) Dari hasil penelitian ini, disarankan bagi seluruh instansi
pemerintah Kota Padang agar dapat meningkatkan penerapan akuntabilitas publik dan kejelasan sasaran
anggaran yang nantinya akan meningkatkan kinerja manajerial SKPD itu sendiri, 2)Untuk penelitian selanjutnya,
sebaiknya menggunakan metode wawancara langsung dengan responden, sehingga jawaban responden lebih
mencerminkan jawaban yang sebenarnya, 3) Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti dengan
judul yang sama sebaiknya menambahkan dan menggunakan variabel lain.
1
1. PENDAHULUAN sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Undang-Undang Nomor 22 tahun aparatur pemerintah.
1999 yang telah diamandemen dengan Akuntabilitas merupakan prinsip
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 pertanggungjawaban yang berarti bahwa
tentang Pemerintah Daerah melahirkan proses penganggaran dimulai dari
paradigma baru dalam pelaksanaan otonomi perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus
daerah, yang meletakkan otonomi penuh, benar-benar dapat dilaporkan dan
luas, dan bertanggung jawab pada daerah. dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan
Penyelenggaran pemerintah daerah dengan masyarakat. Masyarakat tidak hanya
berdasarkan undang-undang tersebut juga memiliki hak untuk mengetahui anggaran
telah melahirkan nuansa baru, yaitu tersebut tetapi juga berhak untuk menuntut
pergeseran kewenangan pemerintah yang pertanggungjawaban atas rencana ataupun
sentralis birokratik ke pemerintah yang pelaksanaan anggaran tersebut (Mardiasmo,
desentralik partisipatoris (Mardiasmo, 2006). 2002).
Sebagai organisasi sektor publik, Hal ini menegaskan pentingnya
pemerintah daerah dituntut agar memiliki akuntabilitas publik dalam peningkatan
kinerja yang berorientasi pada kepentingan kinerja manejerial, karena dengan adanya
masyarakat dan mendorong pemerintah akuntabilitas kepada masyarakat, masyarakat
untuk senantiasa tanggap dengan tidak hanya untuk mengetahui anggaran
lingkungannya, dengan berupaya tersebut tetapi juga mengetahui pelaksanaan
memberikan pelayanan terbaik secara kegiatan yang dianggarkan sehingga
transparan dan berkualitas serta adanya pemerintah daerah berusaha dengan baik
pembagian tugas yang baik pada pemerintah dalam melaksanakan seluruh perencanaan
tersebut. Tuntutan yang semakin tinggi yang ada karena akan dinilai dan diawasi
diajukan terhadap pertanggungjawaban yang oleh masyarakat.
diberikan oleh penyelenggara negara atas Kualitas proses pengukuran kinerja
kepercayaan yang diamanatkan kepada sangat dipengaruhi oleh kualitas proses
mereka. penganggaran karena pengukuran kinerja
Kinerja sektor publik sebagian besar merupakan mata rantai yang
dipengaruhi oleh kinerja aparat atau berkisenambungan dengan proses
manajerial. Menurut Indra (2006) kinerja penganggaran. Kenis (1979) dalam Andarias
adalah gambaran pencapaian pelaksanaan (2009) mengatakan salah satu karakteristik
suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan sistem penganggaran adalah kejelasan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan sasaran anggaran. Menurut Kenis (1979)
visi organisasi. kejelasan sasaran anggaran merupakan
Menurut Mahoney et. al. (1963) sejauhmana tujuan anggaran ditetapkan
dalam Natalia (2010), kinerja manajerial secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar
adalah kinerja para individu anggota anggaran tersebut dapat dimengerti oleh
organisasi dalam kegiatan manajerial, antara orang yang bertanggungjawab atas
lain perencanaan, investigasi, pencapaian anggaran tersebut. Kejelasan
pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, sasaran anggaran berimplikasi pada aparat
pengaturan staf, negoisasi, perwakilan dan untuk menyusun anggaran sesuai dengan
kinerja secara keseluruhan. Kinerja sasaran yang ingin dicapai instansi
manajerial satuan kerja perangkat daerah pemerintah.
merupakan gambaran mengenai tingkat Kejelasan sasaran anggaran akan
pencapaian sasaran atau tujuan sebagai membantu pegawai untuk mencapai kinerja
penjabaran dari visi, misi, dan strategi yang diharapkan, dimana dengan mengetahui
instansi pemerintah daerah yang sasaran anggaran maka tingkat kinerja dapat
mengindikasikan tingkat keberhasilan atau tercapai. Adanya sasaran anggaran yang
kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan jelas, maka akan mempermudah untuk
2
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau berdasarkan hasil analisisnya disimpulkan
kegagalan pelaksanaan tugas organisasi bahwa secara simultan seluruh variabel
dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan independen berpengaruh terhadap kinerja
dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan manajerial SKPD, pada penelitian ini
sebelumnya. Ketidakjelasan sasaran anggaran menggunakan variabel permoderasi yaitu
akan menyebabkan pelaksana anggaran pengawasan internal.
menjadi bingung, tidak tenang dan tidak puas Sedangkan penelitian yang dilakukan
dalam bekerja. Hal ini akan menyebabkan oleh Samuel (2008) tentang pengaruh
pelaksana anggaran anggaran tidak partisipasi penyusunan anggaran dan
termotivasi untuk mencapai kinerja yang kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja
diharapkan (Kenis, 1979 dalam Syafrial, manajerial yang mana berdasarkan hasil
2009). analisisnya disimpulkan bahwa variabel
Adapun fenomena yang terjadi saat independen pada penelitian ini berpengaruh
ini, berdasarkan pemantauan dari Wakil secara signifikan terhadap kinerja manajerial
Walikota Padang terkait realisasi keuangan dengan motivasi sebagai variabel
lima Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) intervening.
yaitu Dinas Pendidikan, Dinas Pasar, Badan Berbeda dengan penelitian
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sebelumnya, perbedaan penelitian ini terletak
Kantor Pol PP dan Disperindagtamben. pada waktu, tempat serta variabel independen
Kinerja dari dari kelima SKPD ini belum yang digunakan, dalam penelitian yang
maksimal dikarenakan realisasi keuangan dilakukan oleh Andarias, yang menguji
belum mencapai target, maksudnya belum tentang pengaruh partisipasi dalam
sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan penyusunan anggaran, kejelasan sasaran
pada awal tahun sehingga. Keadaan ini juga anggaran dan struktur desentralisasi terhadap
membuktikan bahwa kinerja manajerial kinerja manajerial SKPD. Bedanya adalah
SKPD kota Padang khususnya kelima SKPD pada waktu penelitian Andarias melakukan
di atas belum bisa bekerja sesuai dengan penelitian pada tahun 2007, sedangkan
harapan. ”Pimpinan SKPD haruslah orang penelitian ini dilakukan pada tahun 2012.
yang cakap dan memiliki kapabilitas. Tanpa Andarias melakukan penelitian pada
itu, kinerja SKPD akan buruk. Baik buruknya pemerintah kabupaten Deliserdang,
kinerja suatu SKPD, tergantung dari gaya sedangkan penelitian ini dilakukan pada
kepemimpinan dari pimpinan. SKPD SKPD kota Padang,
tersebut,” (www.padangekspres.co.id) Tujuan dari penelitian ini adalah
Adapun penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas
Citra (2010) menguji pengaruh partisipasi publik terhadap kinerja manajerial SKPD,
penyusunan anggaran, akuntabilitas dan pengaruh kejelasan sasaran anggaran
transparansi kebijakan publik terhadap terhadap kinerja manajerial SKPD.
kinerja manajerial pada Satuan Kerja Adapun manfaat dari penelitian ini
Perangkat Daerah (SKPD) Dinas se-Kota adalah untuk menambah pengetahuan serta
Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan memahami tentang pengaruh akuntabilitas
bahwa partisipasi penyusunan anggaran dan public terhadap kinerja manajerial SKPD,
akuntabilitas berpengaruh signifikan menambah pengetahuan tentang pengaruh
sedangkan tranparansi tidak berpengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja
signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD manajerial SKPD. Dapat memberikan
Dinas se-Kota Semarang. kontribusi bagi dunia pendidikan yan
Andarias (2009) telah melakukan berkaitan dengan kinerja manajerial SKPD
penelitian tentang pengaruh partisipasi dalam dan juga dapat memberikan mamfaat sebagai
penyusunan anggaran, kejelasan sasaran masukanbagi pemerintah dalam
anggaran dan struktur desentralisasi terhadap memaksimalkan kinerja manajerial SKPD
kinerja manajerial SKPD yang mana serta dapat dijadikan refrensi yang bagi
3
peneliti selanjutnya yang akan mengadakan untuk menilai pegawai dan catatan hasil
kajian lebih luas dalam bahasan ini. kerja sehingga dari hasil penilaian
tersebut dapat diambil keputusan yang
2. TELAAH LITERATUR DAN diperlukan.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS 5. Pengawasan, yaitu penilaian atas usulan
1. Kineja Manajerial Satuan Kerja kinerja yang diamati dan dilaporkan atau
Perangkat Daerah kemampuan untuk mengarahkan,
Kinerja jika dilihat dari bahasa memimpin, membimbing, menjelaskan
artinya adalah performance yang berarti segala aturan yang berlaku, memberikan
prestasi. Jadi kinerja merupakan prestasi dan menagani keluhan pelaksanaan tugas
kerja seorang pegawai. Menurut Mahsun bawahan.
(2006), kinerja (performance) adalah 6. Pemilihan Staff, yaitu memelihara dan
gambaran mengenai tingkat pencapaian, mempertahankan bawahan dalam suatu
pelaksanaan suatu kegiatan /program unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru,
/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, menempatkan dan mempromosikan
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang pekerjaan tersebut dalam unitnya atau
dalam strategic planning suatu organisasi. unit kerja lainnya.
Menurut Mahoney et. al (1963) dalam 7. Negoisasi, yaitu usaha untuk
Natalia (2010) kinerja manajerial adalah memperoleh kesepakatan dalam hal
kinerja para individu anggota organisasi pembelian, penjualan atau kontrak untuk
dalam kegiatan manajerial, yang diukur barang-barang dan jasa.
dengan menggunakan indikator : 8. Perwakilan, yaitu menyampaikan
1. Perencanaan adalah penentuan kebijakan informasi tentang visi, misi, dan
dan sekumpulan kegiatan untuk kegiatan-kegiatan organisasi dengan
selanjutnya dilaksanakan dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis
mempertimbangkan kondisi waktu dan konsultasi dengan kantor-kantor lain.
sekarang dan yang akan datang.
Perencanaan bertujuan untuk Menurut Wayan (1997) dalam Septi
memberikan pedoman dan tata cara (2010), kinerja pemerintah daerah dapat
pelaksanaan tujuan, kebijakan, prosedur, dipahami sebagai tingkat pencapaian hasil
penganggaran dan program kerja dalam kaitannya dengan tugas dan fungsi
sehingga terlaksana sesuai dengan yang dibebankan kepada organisasi tersebut,
sasaran yang telah ditetapkan. atau dapat pula disimpulkan bahwa kinerja
2. Investigasi merupakan kegiatan untuk organisasi merupakan suatu tingkatan sejauh
melakukanpemeriksaanmelalui mana proses kegiatan organisasi itu
pengumpulan dan penyampaian memberikan hasil atau mencapai tujuan.
informasi sebagai bahan pencatatan, Sistem pengukuran kinerja sektor
pembuatanlaporan,sehingga publik adalah suatu sistem yang bertujuan
mempermudah dilaksanakannya untuk membantu manajer publik untuk
pengukuran hasil dan analisis terhadap membantu manajer publik untuk menilai
pekerjaan yang telah dilakukan. pencapaian suatu strategi melalui alat ukur
3. Koordinasi, menyelaraskan tindakan finansial dan non finansial (Mardiasmo,
yang meliputi pertukaran informasi 2002). Sistem pengukuran kinerja dapat
denganorang-orangdalamunit dijadikan sebgai alat pengendalian
organisasi lainya, guna dapat organisasi, karena pengukuran kinerja
berhubungan dan menyesuaikan program diperkuat dengan menetapkan reward and
yang akan dijalankan. punishment system.
4. Evaluasi adalah penilaian yang 2. Akuntabilitas Publik
dilakukan oleh pimpinan terhadap Akuntabilitas dalam arti sempit dapat
rencana yang telah dibuat, dan ditujukan dipahami sebagai bentuk
4
pertanggungjawaban yang mengacu pada dalam Mardiasmo (2001). Menurutnya
kepada siapa organisasi (atau pekerja terdapat empat dimensi akuntabilitas publik
individu) bertanggung jawab adan untuk apa yang harus dipenuhi organisasi sektor publik,
organisasi (pekerja individu) bertanggung yaitu:
jawab. Dalam pengertian luas akuntabilitas 1. Akuntabilitas Kejujuran dan
dapat dipahami sebagai kewajiban pihak Akuntabilitas Hukum
pemegang amanah (agent) untuk Akuntabilitas kejujuran
memberikan pertanggungjawaban, (accountability for probity) terkait dengan
menyajikan, melaporkan dan penghindaran penyalahgunaan jabatan (abuse
mengungkapkan segala aktifitas dan kegiatan of power), sedangkan akuntabilitas hukum
yang menjadi tanggung jawabnya kepada (legal accountability) terkait dengan jaminan
pihak pemberi amanah (principal) yang adanya kepatuhan terhadap hukum dan
memiliki hak dan kewenangan untuk peraturan lain yang disyaratkan dalam
meminta pertanggungjawaban tersebut penggunaan sumber dana publik.
(Mahsun, 2006). 2. Akuntabilitas Proses
Akuntabilitas adalah Akuntabilitas proses terkait dengan
pertanggungjawaban kepada publik atas apakah prosedur yang digunakan dalam
setiap aktivitas yang dilakukan. Akuntabilitas melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam
publik adalah kewajiban pihak pemegang hal kecukupan sistem informasi akuntansi,
amanah (agent) untuk memberikan sistem informasi manajemen, dan prosedur
pertanggungjawaban, menyajikan, administrasi. Akuntabilitas proses
melaporkan, dan mengungkapkan segala termanifestasikan melalui pemberian
aktivitas dan kegiatan yang menjadi pelayanan publik yang cepat, responsif, dan
tanggungjawabnya kepada pihak pemberi murah biaya. Pengawasan dan pemeriksaan
amanah (principal) yang memiliki hak dan terhadap pelaksanaan akuntabilitas proses
kewenangan untuk meminta dapat dilakukan, misalnya dengan memeriksa
pertanggungjawaban tersebut (Mardiasmo ada tidaknya mark up dan pungutan-
2002). Akuntabilitas publik terdiri atas dua pungutan lain di luar yang ditetapkan, serta
macam, yaitu: sumber-sumber inefisiensi dan pemborosan
1) Akuntabilitas Vertikal (vertical yang menyebabkan mahalnya biaya
accountability) pelayanan publik dan kelambanan dalam
Pertanggungjawaban vertikal pelayanan.
(vertical accountability) adalah 3. Akuntabilitas Program
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana Akuntabilitas program terkait dengan
kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan
pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah
kepada pemerintah daerah, mempertimbangkan alternatif program yang
pertanggungjawaban pemerintah daerah memberikan hasil yang optimal dengan
kepada pemerintah pusat, dan pemerintah biaya yang minimal.
pusat kepada MPR. 4. Akuntabilitas Kebijakan
2) Akuntabilitas Horizontal (Horizontal Akuntabilitas kebijakan terkait
Accountability). dengan pertanggungjawaban pemerintah,
Pertanggungjawaban horizontal baik pusat maupun daerah, atas kebijakan-
(horizontal accountability) adalah kebijakan yang diambil pemerintah terhadap
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. DPR/DPRD dan masyarakat luas.
18
KUESIONER
A. IDENTITAS RESPONDEN
Mohon kesediaan Bapak/Ibu Mengisi daftar berikut :
1. Nama : __________________________ (boleh tidak diisi)
2. Jenis Kelamin : Pria Wanita
3. Umur : ______ Tahun
4. Pendidikan Terakhir : SMA D3 S1
S2 S3
5. Lama Bapak/Ibu menduduki jabatan ini :
1-5 th 5-10 th >10 th
6. latar Belakang Pendidikan:
Akuntansi Manajemen Ekonomi
Hukum Pertanian MIPA
.......................................Lain-lain( )
B. DAFTAR PERNYATAAN
1. KINERJA MANAJERIAL SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)
Mohon Bapak / Ibu mengukur kinerja Bapak/Ibu akhir-akhir ini untuk setiap bidang berikut ini
dengan menuliskan nomor di antara 1 sampai 9 sesuai dengan skala yang menurut Bapak/Ibu paling
tepat dengan ketentuan sebagai berikut :
Skala 1 sampai 9 tersebut dibagi dalam tiga kategori sebagai berikut:
Kinerja dibawah Rata-rata Kinerja Rata-rata Kinerja di atas Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Item Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Perencanaan
Saya berperan dalam penentuan tujuan, kebijakan
rencanakegiatansepertipenjadwalankerja,
penyusunan anggaran dan penyusunan program.
2. Investigasi
Saya berperan dalam pengumpulan dan penyiapan
informasi yang biasanya berbentuk catatan dan laporan.
3. Pengkoordinasian
Saya ikut berperan dalam tukar menukar informasi
dalam organisasi untuk mengkoordinasikan dan
menyesuaikan laporan.
4. Evaluasi
Saya berperan dalam mengevaluasi dan menilai
rencana kerja, laporan kinerja maupun kerja yang
diamati pada unit/sub unit saya.
5. Pengawasan
Saya berperan dalam mengarahkan, memimpin dan
mengembangkan para bawahan yang ada pada unit/ sub
unit saya.
6. Pemilihan Staf
Saya berperan dalam mengelola, mengatur, dan
memilih pegawai pada unit/sub unit saya.
18
7. Negosiasi
Saya berperan dalam melakukan kontrak untuk
barang/jasa yang dibutuhkan pada unit/sub unit saya
dengan pihak luar.
8. Perwakilan
Saya berperan dalam mewakilkan organisasi saya
untuk berhubungan dengan pihak lain diluar organisasi.
9. Kinerja secara menyeluruh
Saya mengevaluasi kinerja, dan sasaran kinerja secara
menyeluruh.
2. AKUNTABILITAS PUBLIK
Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda check list ( √ ) pada salah satu pilihan jawaban sesuai
dengan pemahaman dari Bapak/Ibu.
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
RR = Ragu-Ragu
19
5. Jika saya mempunyai lebih dari satu sasaran untuk dicapai, saya
mengetahui mana yang paling penting dan yang kurang penting.
6. Sasaran dalam pekerjaan saya cukup menantang, tetapi layak ( tidak
terlalu mudah maupun sulit).
7. Dalam instansi ini, tim bekerja sama untuk mencapai sasaran.
Gambar 1
Kerangka Konseptual
Akuntabilitas
Publik
Kinerja Manajerial
SKPD
Kejelasan Sasaran
Anggaran
Cronbach's
A l pha N of Item s
.972 9
20
2. Akuntabilitas Publik
Reliability Statistics
Cronbach's
A l pha N of Item s
.827 9
Cronbach's
Alpha N of Item s
.862 7
21
A. Statistik Deskriptif Data
Descriptiv e Sta tistics
Unsta ndardiz
ed Residual
N 103
a,b
Normal Para meters Mea n .000 0000
Std. Deviation 14.5 36444 54
Most Extreme Absol ute .096
Differen ce s Positi ve .047
Negative -.09 6
Kolmog orov-Smirnov Z .977
Asymp. Sig. (2-taile d) .296
a. T est d istrib ution is Norma l.
b. Calculated from data.
2. Uji Multikoleniaritas
a
Coefficie nts
Unstan dardized Standard ized
Coefficients Coefficients Collinea rity Sta tistics
M od el B Std. Error Beta t Sig. T olerance VIF
1 (Const ant) -82.553 20.9 08 -3.9 48 .000
AP 2.44 9 .470 .470 5.21 1 .000 .826 1.21 1
K SA 1.34 0 .661 .183 2.02 8 .045 .826 1.21 1
a.Depende nt Variable : KM
3. Uji Heterokedastisitas
a
Coeffici ents
Unsta ndardized Standardized
Coefficien ts Coefficien ts
M od el B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 42.2 98 12.7 44 3.31 9 .001
AP -.26 1 .287 -.09 7 -.91 0 .365
K SA -.68 3 .403 -.18 1 -1.6 96 .093
a. Depend ent Variabl e: Ab sUt
22
C. Hasil Analisis
1. Uji F (F-Test)
b
ANOVA
Sum of
Mod el Squares df Mea n Square F Sig.
a
1 Regressi on 04 58.523 2 522 9.261 24.2 62 .000
Resi d ual 15 53.438 100 215 .534
T otal 20 11.961 102
a. Predictors: (Constant), KSA, AP
b. Depend ent Variabl e: KM
2. Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
a
1 .572 .327 .313 14.681
a. Predictors: (Constant), KSA, AP
b. Dependent Variable: KM
23
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 yang telah diamandemen dengan Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah melahirkan paradigma baru
dalam pelaksanaan otonomi daerah, yang meletakkan otonomi penuh, luas, dan
bertanggung jawab pada daerah. Penyelenggaran pemerintah daerah dengan berdasarkan
undang-undang tersebut juga telah melahirkan nuansa baru, yaitu pergeseran kewenangan
pemerintah yang sentralis birokratik ke pemerintah yang desentralik partisipatoris
(Mardiasmo, 2006).
Sebagai organisasi sektor publik, pemerintah daerah dituntut agar memiliki kinerja
yang berorientasi pada kepentingan masyarakat dan mendorong pemerintah
untuk senantiasa tanggap dengan
lingkungannya, dengan berupaya memberikan pelayanan terbaik secara transparan dan
berkualitas serta adanya pembagian tugas yang baik pada pemerintah tersebut. Tuntutan
yang semakin tinggi diajukan terhadap pertanggungjawaban yang diberikan oleh
penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka.
Kinerja sektor publik sebagian besar dipengaruhi oleh kinerja aparat atau manajerial.
Akuntabilitas merupakan prinsip pertanggungjawaban yang berarti bahwa
proses penganggaran dimulai dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus
benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat.
Masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut tetapi juga berhak
untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut
(Mardiasmo, 2002).
Hal ini menegaskan pentingnya akuntabilitas publik dalam peningkatan kinerja
manejerial, karena dengan adanya akuntabilitas kepada masyarakat, masyarakat tidak
hanya untuk mengetahui anggaran tersebut tetapi juga mengetahui pelaksanaan kegiatan
yang dianggarkan sehingga pemerintah daerah berusaha dengan baik dalam melaksanakan
seluruh perencanaan yang ada karena akan dinilai dan diawasi oleh masyarakat. Jenis data
yang dipakai dalam penelitian ini adalah data subyek (Self-Report data). Data subyek
adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap pengalaman atau karakteristik dari
seseorang atau kelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden).
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber yang asli (tidak melalui media
perantara). Data primer dikumpulkan secara khusus oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah
terstruktur dengan tujuan untuk
6. mengumpulkan informasi dari para responden. KESIMPULAN DAN
SARAN Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diamabil dari
penelitianmengenai“Pengaruh
Akuntabilitas Publik dan Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Manajerial
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)” adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas Publik berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
2. Kejelasan Sasaran Anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja
manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).