You are on page 1of 25

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN SISTEM PENGENDALIAN INTREN

PEMERINTAH (SPIP) TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD


(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang)

Oleh :
GUSTIKA YOLANDA PUTRI
05230/2008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Maret 2013
2
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN SISTEM PENGENDALIAN INTREN
PEMERINTAH (SPIP) TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD
(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang)

Gustika Yolanda Putri


Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : gustika.yolanda@gmail.com

Abstract

This study aimed to examine: 1) organizational commitment toward SKPD‟s managerial performance, and 2)
government's internal control system on SKPD„s managerial performance. Type of this research is classified as causative
research. The population in this study is SKPD in Padang. The sample selections using total sampling, with 90 respondents.
The data used in this study in the form of primary data. The data of this study was collected by using survey techniques, where
the researcher distributed questionnaires to each SKPD‟s Chairman and Chief of financial SKPD. The technique of data
analysis used multiple regression analysis by using Statistical Package for Social Science (SPSS) program.
This research proves that1)The organizational commitment bring a positive significanton SKPD‟s managerial
performance SKPD (H1 Accepted), 2) Government‟s Internal Control Systems bring a positive significanton SKPD‟s
managerial performance (H2 accepted).
This study suggest: 1) From the research‟s results, it is suggested that all of Padang Government Agencies should
improve the application of Organizational Commitment and the Government‟s Internal Control System swhich enhance
SKPD‟s managerial performance itself, 2) For further research, it is suggested to use direct interview with the respondents in
order to getthe real answers which reflectthe respondents' answers 3) for the next researchers who are interested in
researching the same tittle should be add and use different variables.

Keywords: organizational commitment , Government‟s Internal Control Systems, Manajerial performance

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji : 1) Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial SKPD, dan 2)
Pengaruh sistem pengendalian intern pemerintah terhadap kinerja manajerial SKPD. Jenis penelitian ini digolongkan pada
penelitian yang bersifat kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah SKPD Kota Padang. Pemilihan sampel dengan metode
Total Sampling, dengan jumlah responden 90. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer. Teknik
pengumpulan data dengan teknik survei dengan menyebarkan kuesioner kepada masing-masing Pimpinan SKPD dan kepala
bagaian keuangan pada setiap SKPD. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan bantuan
Statistical Package For Social Science (SPSS).
Hasil penelitian membuktikan bahwa 1) Komitmen organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja
manajerial SKPD (H1 Diterima), 2) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja
manajerial SKPD (H2 diterima).
Dalam penelitian ini disarankan: 1) Dari hasil penelitian ini, disarankan bagi seluruh instansi pemerintah Kota Padang
agar dapat meningkatkan penerapan komitmen organisasi dan sistem pengendalian intern pemerintah yang nantinya akan
meningkatkan kinerja manajerial SKPD itu sendiri, 2)Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan metode
wawancara langsung dengan responden, sehingga jawaban responden lebih mencerminkan jawaban yang sebenarnya, 3) Untuk
peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti dengan judul yang sama sebaiknya menambahkan dan menggunakan variabel
lain.

Kata Kunci: Komitmen Organisasi, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Kinerja Manajerial SKPD

1
1. PENDAHULUAN kinerja aparatur pemerintah. Aparatur pemerintah
Reformasi yang dimulai beberapa tahun sebagai pelaksana dari kegiatan pemerintahan
lalu di Indonesia telah merambah hampir keseluruh bertanggung jawab untuk mewujudkan lingkungan
aspek kehidupan. Penyelenggaraan pemerintah kerja yang kondusif dengan menginteraksikan
daerah berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 kemampuan pimpinan dan kemampuan bawahan.
melahirkan nuansa baru, yaitu pergeseran Komitmen organisasi merupakan tingkat
kewenangan pemerintahan dari yang sentralistik sejauhmana seorang karyawan memihak pada
birokratik ke pemerintahan yang desentralistik suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya,
partisipatoris. Terjadi perubahan terhadap serta berniat untuk mempertahankan
manajemen keuangan daerah. Paling tidak ada dua keanggotaannya dalam organisasi itu. Apabila
alasan mengapa perubahan di bidang ini setiap pegawai memiliki komitmen yang kuat
diperlukan, antara lain: 1) Pelimpahan berbagai untuk memberikan prestasi terbaik baik
wewenang dan urusan kepada daerah akan masyarakat, maka tentunya kinerja sektor publik
mengakibatkan manajemen keuangan daerah akan meningkat (Mahmudi, 2007). Komitmen yang
menjadi semakin kompleks, 2) Tuntutan publik tinggi menjadi individu lebih memperhatikan
akan pemerintahan yang baik (Good Governance) organisasi dari pada kepentingan pribadi dan
memerlukan adanya perubahan paradigma dan berusaha menjadikan organisasi menjadi lebih
prinsip-prinsip manajemen keuangan daerah baik baik. Komitmen organisasi yang rendah akan
pada tahap penganggaran, implementasi maupun membuat individu untuk berbuat untuk
pertanggungjawaban. kepentingan pribadinya. Selain itu, komitmen
Sebagai organisasi sektor publik, organisasi merupakan alat psikologis dalam
pemerintah daerah dituntut agar memiliki kinerja menjalankan organisasi untuk pencapain kinerja
yang berorientasi pada kepentingan masyarakat yang diharapkan (Nouri dan Parker, 1996).
dan mendorong pemerintah untuk senantiasa Komitmen organisasi didefinisikan sebagai
tanggap dengan lingkungannya, dengan berupaya tingkat kepercayaan dan penerimaan tentang kerja
memberikan pelayanan terbaik secara transparan terhadap tujuan organisasi dan mempunyai
dan berkualitas serta adanya pembagian tugas yang keinginan untuk tetap dalam organisasi tersebut
baik pada pemerintah tersebut. Tuntutan yang (Mathis, 2001). Komitmen organisasi menunjukan
semakin tinggi diajukan terhadap keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai
pertanggungjawaban yang diberikan oleh dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh
penyelenggara negara atas kepercayaan yang oraganisasi (Mowday et. al. 1979). Mempekerjakan
diamanatkan kepada mereka. Kinerja sektor publik individu yang nilai-nilainya tidak selaras dengan
sebagian besar dipengaruhi oleh kinerja aparat atau nilai-nilai organisasi yang telah ada akan
manajerial. Unit-unit kerja organisasi publik cenderung menghasilkan karyawan yang kurang
diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja memiliki motivasi dan komitmen (Sumarno, 2005).
yang kondusif dengan menginteraksikan Komitmen organisasi yang kuat akan mendorong
kemampuan pimpinan dan kemampuan bawahan. para manajer bawahan berusaha keras mencapai
Menurut Indra (2006) kinerja adalah tujuan oraganisasi dan meningkatkan kinerja
gambaran pencapaian pelaksanaan suatu organisasi.
kegiatan/program/kebijaksanaan dalam Kinerja manajerial merupakan salah faktor
mewujudkan sasaran, tujuan, dan misi organisasi. yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas
Secara umum, kinerja merupakan prestasi yang organisasi. Sistem pengendalian organisasi pada
dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. pemerintahan juga sangat diperlukan guna
Ukuran kinerja suatu organisasi sangat penting, hal mendapatkan kinerja aparat pemerintah yang baik.
ini dimaksudkan sebagai evaluasi atas input Sesuai mandat PP No. 60 tahun 2008, system
(masukan) program yang telah dilakukan serta pengendalian ini dikenal sebagai Sistem
evaluasi terhadap output (keluaran) dari program Pengendalian Intern Pemerintah, namun pada
tersebut. Kinerja sektor publik didasarkan pada dasarnya proses implementasi dari sistem
2
pengendalian ini masih pada tahap sosialisasi dan terhadap kinerja manajerial. Sedangkan
penyiapan pedoman pelaksanaan. Menurut Aren pengendalian intern berpengaruh signifikan
(2008) sistem pengendalian intern adalah proses terhadap kinerja manajerial aparat pemerintahan
yang dirancang untuk meyediakan jaminan yang kota Jayapura.
layak mengenai pencapaian dari sasaran Penelitian oleh Natalia (2010) dengan objek
manajemen dalam kategori keandalan laporan penelitian pada satuan kerja perangkat daerah
keuangan, efektivitas dan efisiensi dari operasional Kabupaten Tegal. Penelitian ini berjudul pengaruh
dan pemenuhan dengan ketentuan hukum dan komitmen organisasional dan peran manajer
peraturan yang biasa diterapkan. pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja
Pengendalian internal yang dikeluarkan manajerial satuan kerja perangkat daerah. Hasil
COSO terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu penelitian ini adalah bahwa komitmen
lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas organisasional dan peran manajer pengelolaan
pengendalian dan informasi dan komunikasi serta keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap
pemantauan. Pelaksanaan sistem pengendalian kinerja manajerial satuan kerja perangkat daerah.
intern seharusnya bertumpu pada penguatan sistem Adapun fenomena yang terjadi pada saat
pengendalian yang sudah terbangun dan ini, penggunaan anggaran di Pemko Padang
dilaksanakan oleh seluruh aktor dalam organisasi ternyata masih lemah, terlihat dari pola penyerapan
mulai dari adanya kebijakan, pembentukan anggaran yang masih cenderung menumpuk
organisasi, penyiapan anggaran, sarana dan diakhir tahun anggaran. Sejumlah SKPD tidak
prasarana, penetapan personil yang melaksanakan, mampu merealisasikan pekerjaannya sesuai target
penetapan prosedur dan reviuw pada seluruh yang ditetapkan. Seperti Dinas Pertanian
tahapan pembangunan. Dengan adanya Peternakan Kehutanan dan Perkebunan
pengedalian intern maka seluruh proses kegiatan (Dispernakhutbun) pemko kota Padang, dana
audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan alokasi khusus untuk pertanian dan kehutanan
pengawasan lain terhadap organisasi dalam rangka persisa sebanyak Rp155,9 juta selama tahun 2010
memberikan keyakinan yang memadai bahwa sampai tahun 2012. Akibatnya banyak program
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak Dispernakhutbun tidak diselesaikan dengan baik.
ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan Lemahnya perencanaan kegiatan akibat para satker
efisiensi untuk kepentingan pimpinan dalam (satuan kerja) yang kurang siap dalam menyusun
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik rencana anggaran, pelaksanaan kegiatan banyak
(Soeseno, dalam Ramandei 2009). Oleh karena itu yang tertunda dari jadwal, dan penyerapan
diharapkan dengan system pengendalian intern anggaran pun menjadi tidak optimal. Seyogianya
yang efektif akan berpengaruh terhadap kinerja kinerja SKPD dapat dilihat dari seberapa mampu
manajerial satuan kerja perangkat daerah. Untuk mencapai target dan prosentase fisik dan keuangan
memperbaiki kinerja pemerintah perlu program/kegiatan. Banyaknya anggaran yang
diciptakannya sistem pengendalian intern hanya sebagian terserap akibat berbagai kendala
pemerintah agar instansi pemerintah dapat yang dihadapi SKPD, seperti penerapan sistem
mengetahui dana publik yang digunakan oleh pengendalian intren yang kurang baik dalam
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Rosdiana pelaksanaan program. Kendala lainya yaitu kulitas
: 2010). sumber daya manusia, seperti masih banyaknya
Penelitian oleh Ramandei (2009) dengan pegawai SKPD yang tidak menjalankan
objek penelitian pada satuan kerja perangkat tanggungjawab dengan baik sehingga program atau
daerah kota Jayapura. Penelitian ini berjudul kegiatan yang dikerjakan tidak selesai dan
pengaruh karakteristik sasaran anggaran dan terlambat sesuai dengan waktu yang telah
pengendalian intern terhadap kinerja aparat ditetapkan. (Posmetro Padang, 18 Januari 2013).
pemerintahan daerah. Hasil penelitian adalah
bahwa karakteristik sasaran anggaran (partisipasi
anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik
anggaran dan evaluasi anggaran) tidak berpengaruh
3
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk penjadwalan kerja, penganggaran,
mengetahui pengaruh komitmen organisasi perencanaan dan pemrograman.
terhadap kinerja manajerial SKPD, pengaruh 2) Investigasi.
sistem pengendalian intren pemerintah terhadap Kemampuan untuk mengumpulkan dan
kinerja manajerial SKPD. menyiapkan informasi untuk catatan, laporan
mengukur hasil, serta menganalisis pekerjaan.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah 3) Pengkoordinasian.
untuk menambah pengetahuan serta memahami Kemampuan tukar menukar informasi dengan
tentang pengaruh komitmen organisasi terhadap bagian lain, untuk mengaitkan dan
kinerja manajerial SKPD, menambah pengetahuan menyesuaikan, memberitahu bagian lain, dan
tentang sistem pengendalian intren pemerintah hubungannya dengan manajer lain.
terhadap kinerja manajerial SKPD. Dapat 4) Evaluasi.
memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan yang Kemampuan untuk menilai dan mengukur
berkaitan dengan kinerja manajerial SKPD dan keputusan yang diambil kinerja yang diamati
juga dapat memberikan mamfaat sebagai masukan atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian
bagi pemerintah dalam memaksimalkan kinerja catatan hasil, penilaian laporan keuangan,
manajerial SKPD serta dapat dijadikan refrensi pemeriksaan produk.
yang bagi peneliti selanjutnya yang akan 5) Pengawasan.
mengadakan kajian lebih luas dalam bahasan ini. Kemampuan untuk mengarahkan, memimpin,
membimbing, menjelaskan segala aturan yang
2. TELAAH LITERATUR DAN berlaku, memberikan dan menagani keluhan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS pelaksanaan tugas bawahan.
1. Kineja Manajerial Satuan Kerja Perangkat 6) Pemilihan Staf.
Daerah Kemampuan untuk mempertahankan angkatan
Menurut Indra (2006) kinerja adalah kerja dibagiannya, merekrut, menetapkan,
gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ mempromosikan, dan memutasi pegawai.
program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan 7) Negoisasi.
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Menurut Kemampuan untuk melakukan suatu kontrak
Pabundu (2006) mendefinisikan kinerja sebagai perjanjian untuk barang maupun jasa,
hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang pembelian dan tawar menawar.
atau kelompok dalam suatu organisasi yang 8) Perwakilan
dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai Kemampuan dalam menghadiri pertemuah
tujuan organisasi dalam periode tertentu. Menurut dengan perusahaan lain, pertemuan
PP Nomor 58 Tahun 2005, kinerja adalah perkumpulan bisnis, pidato untuk acara
keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan kemasyrakatan, pendekatan masyarakat dan
atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan mempromosikan tujuan umum perusahaan.
anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang Menurut Ekha dan Narumonrang (2005),
terukur. kinerja manajerial adalah seberapa jauh seorang
Kinerja manajerial adalah kecakapan manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.
manajer atau pemimpin suatu organisasi dalam Kinerja manajerial itu sendiri berhubungan dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial antara seberapa besar kemampuan setiap level manajemen
perencanaan, investigasi, koordinaasi, supervises, dalam meningkatkan kinerja baik dari segi kinerja
pengaturan staf, negosiasi dan representasi kualitas sumber daya manusia maupun kinerja
(Mahoney et al, 1963 dalam Natalia, 2010). keuangan.
Ada delapan dimensi dari kinerja
manajerial yaitu: 2. Komitmen Organisasi
1) Perencanaan. Mowday et. al. (1982) mendefinisikan
Kemampuan untuk menentukan tujuan, komitmen organisasi sebagai: the relative strength
kebijakan, tindakan atau pelaksanaan, of an individual‟s identificasion with and
4
involvement in a particular organizasion. Definisi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
tersebut menunjukan bahwa komitmen organisasi
memiliki arti lebih dari sekedar loyalitas yang Pengendalian intern adalah proses dipengaruhi
pasif, tetapi melibatkan hubungan aktif dan oleh dewan direksi, manajemen dan personel lain
keinginan karyawan untuk memberi kontribusi dalam perusahaan, yang dirancang untuk
yang berarti pada organisasi. Komitmen organisasi memberikan jaminan yang masuk akal sehubungan
menurut Robbins (2008) adalah suatu tingkat dengan pencapaian tujuan dalam kategori sebagai
keyakinan sejauah mana seseorang karyawan berikut; (1) efektivitas dan efisiensi operasi, (2)
memihak pada suatu organisasi tertentu yang reliabilitas pelaporan keuangan, dan (3) kepatuhan
tujuannya berniat memelihara keanggotaan dalam pada hukum dan regulasi yang berlaku (Murtanto,
organisasi itu. 2005)
Apabila setiap pegawai memiliki komitmen Menururt Arens (2008) mendefinisikan
yang kuat untuk memberikan prestasi terbaiknya pengendalian intern sebagai berikut pengendalian
bagi negara dan pelayanan terbaik bagi intern adalah proses yang dirancang untuk
masyarakat, maka tentunya kinerja sektor publik menyediakan jaminan yang layak mengenai
akan meningkat. Untuk mencapai kinerja sektor pencapaian dari sasaran manajemen dalam kategori
publik yang tinggi, setiap pegawai hendaknya sebagai berikut; (1) keandalan laporan keuangan,
memiliki pertanyaan kepada dirinya sendiri “apa (2) efektivitas dan efisiensi dari operasional dan (3)
yang bisa saya berikan kepada negara dan pemenuhan dengan ketentuan hukum dan peraturan
masyarakatku?”. Hal itu akan jauh berbeda dengan yang biasa diterapkan.
pertanyaan: “apa yang harus aku lakukan untuk Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
pimpinanku?” (Mahmudi, 2007) pengendalian intern merupakan proses yang
Menurut Meyer dan Allens dalam (Sopiah, dirancang oleh manajemen organisasi untuk
2008), terdapat tiga komponen model dari mendukung pencapaian tujuan perusahaan
komitmen organisasi. bersangkutan. Untuk memperbaiki kinerja
1) Affective commitment pemerintah perlu diciptakannya sistem
Pengertian affective commitment difokuskan pengendalian intern pemerintah agar instansi
pada penggabungan emosional yang positif pemerintah dapat mengetahui dana publik yang
sebagai suatu bahagian dimana karyawan digunakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah
secara psikologis terkait dengan organisasi daerah (Rosdiana : 2010).
berdasarkan seberapa nyaman perasaannya Aren (2008) lima komponen Pengendalian
dalam organisasi tersebut. Internal:
2) Continuance commitment 1. Lingkungan Pengendalian
Pengertian continuance commitment Terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur
didasarkan pada keterkaitan dalam hubungan yang mencerminkan keseluruhan sikap dari
dengan anggota-anggota dalam organisasi, manajemen puncak, para direktur, dan pemilik dari
sebagai bagian dimana karyawan secara suatu entitas secara keseluruhan mengenai
psikologis terikat dengan organisasi pengendalian internal dan arti penting bagi entitas
berdasarkan biaya yang dikeluarkan (ekonomi, yang bersangkutan.
sosial, dan hubungan status) jika ia 2. Penilaian Risiko
meninggalkan organisasi. pekerjaan yang Penilaian risiko untuk pelaporan keuangan
menjanjikan. adalah tindakan manajemen untuk
3) Normative commitment mengidentifikasikan dan menganalisis risiko-risiko
Yaitu adanya keinginan karyawan untuk tetap yang relevan penyusunan laporan keuangan yang
bersama organisasi berdasarkan kewajiban atas sesuai dengan GAAP.
tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini bisa 3. Aktivitas Pengendalian
berasal dari budaya individual, etika kerja Kebijakan dan prosedur, sebagai tambahan
yang menyebabkan mereka wajib untuk tetap untuk yang termasuk dalam empat komponen yang
bertahan dalam organisasi. lain, yang membantu memastikan bahwa tindakan
5
yang perlu telah diambil untuk mengatasi risiko Hubungan Antar Variabel
dalam pencapaian sasaran hasil entitas. a. Hubungan Komitmen Organisasi dengan
4. Informasi dan Komunikasi Kinerja Manajerial Satuan Kerja
Tujuan sistem informasi dan komunikasi Perangkat Daerah.
akuntansi suatu entitas adalah untuk memulai, Apabila setiap pegawai memiliki komitmen
mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang kuat untuk memberikan prestasi terbaiknya
yang dilakukan entitas serta mempertahankan bagi negara dan pelayanan terbaik bagi
akuntabilitas untuk aktiva yang terkait. masyarakat, maka tentunya kinerja akan
5. Pemantauan meningkat. Untuk mencapai kinerja yang tinggi,
Aktivitas pemantauan berhubungan dengan setiap pegawai hendaknya memiliki pertanyaan
penilaian berkala atau berkelanjutan dari mutu kepada dirinya sendiri “apa yang bisa saya
penampilan/prestasi pengendalian internal oleh berikan kepada negara dan masyarakatku?”. Hal
manajemen untuk menentukan bahwa itu akan jauh berbeda dengan pertanyaan: “apa
pengendalian beroperasi seperti yang diharapkan, yang harus aku lakukan untuk pimpinanku?”
dan telah dimodifikasi sesuai dengan perubahan (Mahmudi, 2007)
kondisi. Pada konteks pemerintah daerah, aparat yang
Penelitian Terdahulu memiliki komitmen organisasi yang tinggi, akan
Penelitian-penelitian terdahulu yang menggunakan informasi yang dimiliki untuk
berkaitan dengan variabel-variabel yang dibahas membuat anggaran menjadi relative lebih tepat.
dalam penelitian kali ini antara lain: Adanya komitmen organisasi yang tinggi
Penelitian oleh Ramandei pada tahun 2009 berimplikasi terjadinya senjangan anggaran dapat
dilakukan dengan objek penelitian pada Satuan dihindari. Selain itu, komitmen organisasi dapat
Kerja Perangkat Daerah Kota Jayapura. Penelitian merupakan alat bantu psikologis dalam
ini berjudul Pengaruh Karakteristik Sasaran menjalanankan organisasinya untuk pencapaian
Anggaran Dan Sistem Pengendalian Intern kinerja yang diharapkan (Nouri dan Parker, 1996).
Terhadap Kinerja Manajerial Aparat Pemerintah Komitmen organisasi mengandung pengertian
Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja sebagai suatu hal yang lebih dan kesetiaan yang
Perangkat Daerah Kota Jayapura). Pemilihan pasif terhadap organisasi, dengan kata lain
sampel dilakukan secara purposive sampling komitmen organisasi menyiratkan hubungan
sedangkan untuk menguji hipotesis digunakan pegawai dengan perusahaan atau organisasi secara
analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS. aktif. Karena pegawai yang menunjukkan
Hasil penelitian adalah bahwa karakteristik sasaran komitmen tinggi memiliki keinginan untuk
anggaran (Partisipasi Anggaran, kejelasan sasaran memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih
anggaran, umpan balik anggaran dan evaluasi dalam menyokong kesejahteraan dan keberhasilan
anggaran) tidak berpengaruh terhadap Kinerja organisasi tempat bekerja dan dapat menghasilkan
Manajerial. Sedangkan sistem pengendalian intern kinerja yang baik pada organisasi tersebut.
berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini
aparat pemerintah daerah Kota Jayapura. dimaksudkan untuk menguji pengaruh komitmen
Penelitian Natalia (2010) menguji tentang organisasional terhadap kinerja manajerial satuan
pengaruh komitmen organisasi dan peran manajer kerja perangkat daerah, makan hipotesis dalam
pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja penilitian ini adalah:
manajerial satuan kerja perangkat daerah, studi H1: Komitmen organisasional memiliki
empiris di Kabupaten Tegal. Hasil penelitian pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
menujukan bahwa komitmen organisasi dan peran manajerial satuan kerja perangkat daerah.
manajer pengelolaan keuangan daerah berpengaruh b. Hubungan Sistem Pengendalian Intern
signifikan dan positif terhadap kinerja manajerial Pemerintah Kinerja Manajerial Satuan
satuan kerja perangkat daerah. Kerja Perangkat Daerah.
Dalam PP No 60 tahun 2008, kegiatan
pengendalian membantu memastikan bahwa arah
6
pimpinan Instansi Pemerintah dilaksanakan. keanggotaannya dalam organisasi itu. Apabila
Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif setiap pegawai memiliki komitmen yang kuat
dalam pencapaian tujuan organisasi serta sesuai untuk memberikan prestasi terbaik baik
dengan ukuran, kompleksitas dan sifat dari tugas masyarakat, maka tentunya kinerja sektor publik
dan fungsi suatu instansi pemerintah yang akan meningkat. Sistem Pengendalian Intern yang
bersangkutan. Kegiatan pengendalian intern terdiri baik dalam suatu organisasi akan mampu
atas reviw atas kinerja instansi pemerintah yang menciptakan keseluruhan proses kegiatan yang
bersangkutan. Untuk memperbaiki kinerja baik pula, sehingga nantinya akan memberikan
pemerintah perlu diciptakannya sistem suatu keyakinan bagi organisasi bahwa aktivitas
pengendalian intern pemerintah agar instansi yang dilaksanakan telah berjalan sesuai dengan
pemerintah dapat mengetahui dana publik yang tolak ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan
digunakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah efisien, dan hal tersebut akan memberikan dampak
daerah (Rosdiana : 2010). positif bagi kinerja organisasi tersebut.
Dengan adanya pengedalian intern maka Populasi, Sampel Dan Responden
seluruh proses kegiatan audit, review, evaluasi, Populasi adalah kumpulan dari seluruh
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain elemen yang sejenis yang dapat dibedakan satu
terhadap organisasi dalam rangka memberikan sama lainnya, disebabkan adanya nilai karakteristik
keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah yang berlainan. Populasi dealam penelitian ini
dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
ditetapka secara efektif dan efisiensi untuk Kota Padang.
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata Sampel dalam penelitian ini adalah
kepemerintahan yang baik (Soeseno, dalam sebagian yang diambil dari populasi yang akan
Ramandei 2009) . Oleh karena itu diharapkan diselidiki. Adapun teknik pengambilan sampel
dengan system pengendalian intern yang efektif yang digunakan adalah Total sampling. Dimana
akan berpengaruh terhadap kinerja manajerial yang menjadi sampel dalam penelitaian ini adalah
satuan kerja perangkat daerah. seluruh SKPD yang ada di kota Padang yang terdiri
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dari 45 SKPD.
dimaksudkan untuk menguji sistem pengendalaian Responden dalam penelitian ini adalah
intern pemerintah terhadap kinerja manajerial pimpinan SKPD dan kepala bagian bagian
satuan kerja perangkat daerah, maka hipotesis keuangan pada masing-masing SKPD, sehingga
dalam penelitian ini: responden berjumlah 90 orang. Dipilihnya
H2: Sistem pengendalian intern pemerintah pimpinan SKPD dan Kepala Bagian keuangan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karena mereka terlibat langsung dalam
manajerial satuan kerja perangkat daerah. melaksanakan kegiatan yang dianggarkan serta
Kerangka Konseptual sangat memahami dalam mengatur (manage)
Kerangka konseptual dimaksudkan sebagai kegiatan di masing-masing bagian.
konsep untuk menjelaskan mengungkapkan Jenis dan Sumber data
keterkaitan antara variabel yang akan diteliti Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini
berdasarkan batasan dan rumusan masalah. adalah data subyek (Self-Report data). Data subyek
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang adalah jenis data penelitian yang berupa opini,
telah dikemukakan di atas dapat dijelaskan bahwa sikap pengalaman atau karakteristik dari seseorang
untuk meningkatkan kinerja manajerial SKPD, atau kelompok orang yang menjadi subyek
penerapan komitmen organisasional haruslah penelitian (responden).
baik, dan menerapkan Sistem Pengendalian Intern Sumber data dalam penelitian ini adalah
yang memadai di pemerintahan Kota Padang. data primer. Data primer merupakan data
Komitmen organisasi merupakan tingkat penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sejauhmana seorang karyawan memihak pada sumber yang asli (tidak melalui media perantara).
suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, Data primer dikumpulkan secara khusus oleh
serta berniat untuk mempertahankan peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.
7
Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar Mahoney et. al (1963). Setiap responden diminta
pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengukur sendiri kinerjanya dengan
untuk mengumpulkan informasi dari para memilih dan/atau menuliskan skala antara 1-5.
responden. Skala 1-2 mewakili kinerja di bawah rata-rata,
Teknik Pengumpulan Data skala 3 mewakili kinerja rata-rata dan skala 4-5
Teknik pengumpulan data adalah cara yang mewakili kinerja di atas rata-rata. Menurut
digunakan untuk memperoleh data penelitian. Sugiyono (2008) dengan skala likert variabel yang
Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel,
dilakukan dengan cara survey lapangan yang kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
menggunakan semua metode pengumpulan data tolak untuk menyusun item-item instrumen yang
original. Data untuk penelitian ini dikumpulkan dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
dengan cara menyebarkan kuesioner tertutup. Instrumen Penelitian
Kuesioner disebarkan secara langsung ke Instrumen penelitian merupakan alat yang
responden, demikian pula pengembalianya digunakan untuk mengukur variabel dalam rangka
dijemput sendiri sesuai dengan janji pada kantor mengumpulkan data. Instrumen penelitian yang
instansi pemerintah tersebut. Responden digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.
diharapkan mengembalikan kembali kuesioner Variabel-variabel yang diukur dalam kuisioner
kepada peneliti dalam waktu yang telah ditentukan. mencakup: 1) Komitmen Organisasi, 2) Sistem
Variabel Penelitian Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Kuisioner
Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari sejumlah pertanyaan tertutup yang
ini terdiri atas dua variabel antara lain: menggunakan skala likert dengan lima alternatif
1. Variabel Terikat (Y) jawaban.
Variabel terikat (dependent variabel) Uji Validitas
adalah variabel yang menjadi perhatian utama Uji validitas digunakan untuk untuk
dalam sebuah pengamatan. Pengamatan akan dapat mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
mendeteksikan ataupun menerangkan variabel Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
dalam variabel terikat beserta perubahannya yang mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
terjadi kemudian. Variabel terikat dalam penelitian oleh kuesioner tersebut. Uji validitas pada
ini adalah kinerja manajerial satuan kerja perangkat penelitiam ini menggunakan Corrected Product
daerah. Moment.
2. Variabel Bebas (X) Jika r hitung > r table dan bernilai positif maka
Variabel bebas (independent variable) butir peryataan atau indikator tersebut dinyatakan
adalah variabel yang dapat mempengaruhi valid. Pilot test akan dilakukan pada mahasiswa
perubahan dalam variabel terikat (dependent akuntansi FE UNP.
variable) dan mempunyai pengaruh positif ataupun Uji Reliabilitas
negatif bagi variabel terikat nantinya. Dalam Reliabilitas adalah alat untuk mengukur
penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah: suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
a. Komitmen Organisasi (X1) variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau
b. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) handal jika jawaban seseorang terhadap
(X2) pertanyaan adalah konstan atau stabil dari waktu ke
Pengukuran Variabel waktu. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan Cronbach Alpha (α).
menggunakan skala likert dengan lima alternatif Sekaran (2003) menyatakan cara mengukur
jawaban masing-masing diberi skor yaitu: Sangat reliabilitas dengan Cronbach Alpha‟s dengan
Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (RR), Tidak criteria sebagai berikut :
Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS), yang a. Kurang dari 0,6 tidak reliabel
digunakan untuk mengukur variabel independen, b. 0,6-0,7 akseptabel
sedangkan untuk variabel dependen adalah c. 0,7-0,8 baik
kuesioner (self rating) yang dikembangkan oleh d. Lebih dari 0,8 reliabel
8
Jika semakin dekat koefisien alpha pada nilai harus dipenuhi oleh model regresi agar parameter
berarti butir pertanyaan dalam koefisien ini estimasi tidak bias, yaitu:
semakin reliable. 1) Uji Normalitas Residual
Hasil Uji Coba Instrumen Sebelum melakukan pengujian terhadap
Hasil pengujian ini bertujuan untuk melihat hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
seberapa kuat butir-butir variabel yang ada pada residual untuk mengetahui metode statistik yang
penelitian ini. Untuk melihat validitas dari masing- akan digunakan. Uji ini bertujuan untuk menguji
masing item kuesioner digunakan Corrected Item- apakah model regresi variabel terikat dan variabel
Total Correlation. Jika r hitung besar dari r tabel maka bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
dapat dikatakan valid. Uji coba instrumen tidak. Uji normalitas residual dilakukan dengan
dilakukan pada mahasiswa Akuntansi Fakultas menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov
Ekonomi UNP dengan syarat telah mengambil test dengan taraf signifikan 5%. Dasar
mata kuliah Akuntansi Sektor Publik dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:
jumlah responden sebanyak 30 orang. a. Jika nilai Sig ≥ 0,05 maka dikatakan
Untuk melihat validitas dari masing-masing item berdistribusi normal.
kuesioner digunakan Corrected Item-Total b. Jika nilai Sig < 0,05 maka dikatakan
Correlation. Jika rhitung besar dari rtabel maka dapat berdistribusi tidak normal.
dikatakan valid. Dimana rtabel untuk n = 30-2 = 28 2) Uji Multikolenearitas
adalah 0.306. Berdasarkan hasil pengolahan data Multikolinearitas adalah situasi adanya
didapat nilai Corrected Item-Total Correlation korelasi variabel-variabel bebas diantara satu
untuk masing-masing item variabel X1, X2, dan Y dengan lainnya, maka salah satu variabel bebas
semuanya di atas rtabel. Jadi dapat dikatakan bahwa tersebut dieliminir. Untuk menguji adanya
semua item pertanyaan variabel X1, X2, dan Y multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai
adalah valid. Variance Inflantion Factor (VIF) < 10 dan
Model Analisis tolerance > 0.1.
Alat analisis regresi berganda digunakan 3) Uji Heterokedastisitas
untuk melihat pengaruh beberapa variabel Uji ini dilakukan untuk menguji apakah
independen terhadap variabel dependen. dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan
Persamaan regresi untuk menguji hipotesis tersebut varians dari residual atas suatu pengamatan ke
adalah sebagai berikut: pengamatan lain. Konsep heterokedatisitas atau
Y (KMSKPD) = a + b1 KM + b2 SPIP + e homokedastisitas didasarkan pada penyebaran
(Ghozali,2006:85) varians variabel dependen diantara rentang nilai
Dimana: variabel independen. Untuk mendeteksi adanya
Y = Kinerja Manajerial Satuan Kerja heteroskedastisitas dapat menggunakan uji glejser.
Perangkat Daerah (SKPD) Apabila sig ≥ 0,05 maka tidak terdapat gejala
a = Konstanta heteroskedastisitas. Model yang baik adalah tidak
b 1,2 = Koefisien regresi dari variabel terjadi heteroskedastisitas.
independen Uji Model (Goodness Fit of Model)
e = erorr term 1) Uji F (F-test)
KO = Komitmen Organisasi Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah
SPIP = Sistem Pengendalian Intern Pemerintah semua variabel bebas dalam model berpengaruh
Teknik Analisis Data secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
a. Uji Asumsi Klasik Selain itu, uji F dapat digunakan untuk melihat
Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk model regresi yang digunakan sudah signifikan
melihat kelayakan model serta untuk melihat atau belum, dengan ketentuan bahwa jika p value <
apakah terdapat pelanggaran asumsi klasik dalam (α)= 0,05 dan f hitung > ftabel, berarti model tersebut
model regresi berganda, karena model regresi yang signifikan dan bisa digunakan untuk menguji
baik adalah model yang lolos dari pengujian hipotesis. Dengan tingkat kepercayaan untuk
asumsi klasik. Terdapat tiga asumsi dasar yang
9
pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) = 5% evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi,
(0.05). perwakilan, dan kinerja secara keseluruhan.
2) Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) 2. Komitmen Organisasi
Koefisien determinasi (R Square) pada intinya Komitmen organisasi adalah tingkat
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam sejauhmana seorang karyawan memihak pada
menerangkan variansi variabel terikat. Adjusted R suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya,
Square berarti R Square sudah disesuaikan dengan serta berniat untuk mempertahankan
derajat masing-masing jumlah kuadrat yang keanggotaannya dalam organisasi itu. Komitmen
tercakup dalam perhitungan Adjusted R Square. ini tergolong komitmen sikap atau afektif karena
nilai koefisien determinasi adalah nol atau satu. berkaitan dengan sejauhmana individu merasa nilai
Nilai Adjusted R Square yang kecil bararti dan tujuan pribadinya sesuai dengan nilai dan
kemampuan variabel-variabel independen dalam tujuan organisasi. Semakin besar kongruensi antara
menjelaskan variasi variabel dependen sangat nilai dan tujuan individu dengan nilai dan tujuan
terbatas. organisasi maka semakin tinggi pula komitmen
3) Uji Hipotesis (t-Test) karyawan pada organisasi.
Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh 3. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
secara parsial antara variabel bebas terhadap Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
variabel tidak bebas dengan variabel lain dianggap terkait dengan laporan keuangan merupakan suatu
konstan, dengan asumsi bahwa jika signifikan nilai proses yang didesain untuk memberikan keyakinan
t hitung yang dapat dilihat dari analisa regresi yang memadai atas keandalan laporan keuangan.
menunjukkan kecil dari α = 5%, berarti variabel Sistem Pengendalian Intern Pemerintah juga
independen berpengaruh terhadap variabel merupakan sistem pengendalian yang harus
dependen. diterapkan dalam lingkungan Satuan Kerja
Dengan tingkat kepercayaan untuk Perangkat Daerah (SKPD) dalam meningkatkan
pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) = 0.05 transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan
(5%). Dengan kriteria sebagai berikut: laporan keuangan, serta dalam peningkatan kualitas
a) Jika tingkat signifikansi < α 0,05 dan koefisien laporan keuangan. Unsur dari sistem pengendalian
regresi (β) positif maka hipotesis diterima intern terdiri dari lingkungan pengendalian,
yang berarti tersedia cukup bukti untuk penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi
menolak H0 pada pengujian hipotesis 1,2 atau dan komunikasi, dan pemantauan.
dengan kata lain tersedia bukti untuk 4. HASIL PENELITIAN DAN
menerima H1 dan H2. PEMBAHASAN
b) Jika tingkat signifikansi < 0,05 dan koefisien Gambaran Umum Objek Penelitian
regresi (β) negatif maka hipotesis ditolak dan Jumlah populasi pada penelitian ini adalah
berarti tidak tersedia cukup bukti untuk 45 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
menerima Hipotesis. lingkungan Pemerintah Kota Padang yang terdiri
c) Jika tingkat signifikansi > α 0,05 dan koefisien dari Dinas, Kantor, Badan, dan inspektorat daerah.
regresi (β) positif maka hipotesis ditolak yang Sampel pada penelitian ini yaitu Kepala SKPD
berarti tidak tersedia cukup bukti untuk (Satuan Kerja Perangkat Daerah), Pimpinan SKPD
menerima hipotesis. dan Kepala bagian keuangan yang ada pada setiap
SKPD di lingkungan Pemko Padang, sehingga
Definisi Operasional jumlah responden adalah 90 responden.
1. Kinerja Manajerial Satuan Kerja Dari kuesioner yang dibagikan ada 6 SKPD yang
Perangkat Daerah (SKPD) menolak diberikan kuesioner sehingga kuesioner
Kinerja manajerial satuan kerja perangkat yang disebar sebanyak 39 SKPD atau sebanyak 78
daerah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah responden. SKPD yang menolak diberikan
kinerja manajer organisasi sektor publik dalam kuesioner yaitu Dinas Pendidikan, Dinas
melaksanakan kegiatan manajerial, antara lain kesehatan, Sekretaris daerah, Rumah sakit daerah,
perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, Kecamatan Kuranji, dan Kantor Pelayanan
10
Perizinan Terpadu. Dinas-dinas dan kantor ini atau residual memiliki distribusi normal.
menolak memberikan kuesioner karena alasan Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan
kesibukan. Jumlah responden yang menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov
mengembalikan kuesioner adalah sebanyak 78 Test, dengan taraf signifikan 0,05 atau 5%. Jika
responden dan semuanya mengisi dengan lengkap. signifikan yang dihasilkan > 0,05 maka distribusi
Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian datanya dikatakan normal. Sebaliknya jika
1. Uji Validitas signifikan yang dihasilkan < 0,05 maka data tidak
Untuk melihat validitas dari masing-masing terdistribusi secara normal.
item kuesioner, digunakan Corrected Item-Total Tabel
Correlation. Jika rhitung > rtabel, maka data dikatakan Dari Tabel terlihat bahwa hasil uji
valid, dimana rtabel untuk N = 78 adalah 0,2. normalitas menyatakan nilai Kolmogorov-Smirnov
Berdasarkan hasil pengolahan didapatkan nilai sebesar 0,925 dengan signifikan 0,360.
Corrected Item-Total Correlation untuk masing- Berdasarkan hasil tersebut dinyatakan data yang
masing variabel X1, X2, dan Y semuanya di atas digunakan dalam penelitian dinyatakan
rtabel. Jadi dapat dikatakan bahwa seluruh item berdistribusi normal dan bisa dilanjutkan untuk
pernyataan variabel X1, X2, dan Y adalah valid. diteliti lebih lanjut.
Tabel 2. Uji Multikoleniaritas
Dari tabel dapat dilihat nilai terkecil dari Uji multikolinearitas bertujuan untuk
Corrected Item-Total Correlation untuk masing- menguji apakah model regresi ditemukan adanya
masing instrumen. Untuk instrumen kinerja korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk
manajerial SKPD diketahui nilai Corrected Item- menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat
Total Correlation terkecil 0,710, untuk instrumen melalui nilai Variance Inflantion Factor (VIF) dan
Komiten organisasi nilai terkecil 0,448 dan untuk tolerance value untuk masing-masing variabel
instrumen sistem pengendalian intren pemerintah independen. Apabila tolerance value di atas 0,10
nilai terkecil 0,345. dan VIF < dari 10 maka dikatakan tidak terdapat
2. Uji Reliabilitas gejala multikolinearitas.
Untuk menguji reabilitas instrument, Tabel
semakin dekat koefisien keandalan dengan 1,0 Hasil nilai VIF yang diperoleh dalam tabel
maka akan semakin baik. Nilai reabilitas 17 di atas menunjukkan variabel bebas dalam
dinyatakan reliable jika mempunyai nilai model regresi tidak saling berkorelasi. Diperoleh
Cronbach‟s Alpha dari masing-masing instrument nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas
yang dikatakan valid lebih besar dari 0,6. Berikut kurang dari 10 dan tolerance value berada diatas
ini merupakan tabel nilai cronbach‟s alpha 0,10. Hal ini menunjukkan tidak adanya korelasi
masing-masing instrumen: antara sesama variabel bebas dalam model regresi
Tabel dan disimpulkan tidak terdapat masalah
Keandalan konsistensi antar item atau multikolinearitas diantara sesama variabel bebas
koefiesien keandalan Cronbach‟s Alpha yang dalam model regresi yang dibentuk.
terdapat pada tabel di atas yaitu untuk instrumen 3. Uji Heterokedastisitas
variabel kinerja manajerial SKPD 0,924. Untuk Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
instrumen variabel komitmen organisasi 0,797 dan menguji apakah dalam sebuah model regresi
untuk instrumen variabel sistem pengendalian terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas
intren pemerintah 0,914. Data ini menunjukkan satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
nilai yang berada pada kisaran di atas 0,6. Dengan varians dari residual suatu pengamatan ke
demikian semua instrumen penelitian dapat pengamatan lain tetap, maka disebut
dikatakan reliabel. homoskedatisitas dan jika berbeda disebut
Uji Asumsi Klasik heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya
1. Uji Normalitas Residual heteroskedastisitas pada penelitian ini
Uji normalitas bertujuan untuk menguji menggunakan uji Glejser. Pengujian ini
apakah dalam sebuah regresi, variabel pengganggu membandingkan signifikan dari uji ini apabila
11
hasilnya sig > 0,05 atau 5%. Jika signifikan di atas komitmen organisasi dan sistem pengendalian
5% maka disimpulkan model regresi tidak intren pemerintah adalah sebesar 18,8%
mengandung adanya heteroskedastisitas. sedangkan 81,2% ditentukan oleh faktor lain di
Tabel luar model yang tidak terdeteksi dalam penelitian
Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat ini.
tidak ada variabel yang signifikan dalam regresi 3. Koefisien Regresi Berganda
dengan variabel AbsUt. Tingkat signifikansi > α Untuk mengungkap pengaruh variabel yang
0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model dihipotesiskan dalam penelitian ini dilakukan
regresi yang digunakan dalam penelitian ini melalui analisis regresi berganda. Model ini terdiri
terbebas dari heteroskedastisitas. dari dua variabel bebas yaitu komitmen organisasi
(X1), sistem pengendalian intren pemerintah (X2)
Analisis Data dan satu variabel terikat yaitu Kinerja Manajerial
1. Uji F (F-test) SKPD (Y).
Uji F dilakukan untuk menguji apakah Tabel
secara bersama-sama variabel independen mampu Berdasarkan Tabel 21 diatas dapat dianalisi
menjelaskan variabel dependen secara baik atau model estimasi sebagai berikut :
untuk menguji apakah model yang digunakan Y = 2,112 + 0,016 X1 + 0,009 X2 + e
telah fix atau tidak. Patokan yang digunakan yaitu Keterangan:
dengan membandingkan nilai F hitung dengan F table Y = Kinerja Manjerial SKPD
apabila F hitung > F tabel maka persamaan regresi X1 = Komitmen Organisasi
yang diperoleh dapat diandalkan, atau dengan X2 =Sistem Pengendalian Intern
membandingkan nilai sig. yang didapat dengan pemerintah
derajat signifikansi α = 0,05. Apabila nilai sig. e = Standar error
lebih kecil dari derajat signifikansi maka
persamaan regresi yang diperoleh dapat Dari persamaan diatas dijelaskan bahwa:
diandalkan (sudah fix). a. Nilai konstanta sebesar 2,112 mengindikasikan
Tabel bahwa jika variabel independen yaitu
Hasil pengolahan data SPSS pada uji F untuk akuntabilitas publik dan kejelasan sasaran
melihat ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas anggaran adalah nol maka nilai kierja
secara bersama-sama terhadap variabel terikat serta manajerial SKPD adalah sebesar konstanta
untuk menguji apakah model yang digunakan 2,112.
sudah fix atau tidak. Patokan yang digunakan b. Koefisien komitmen organisasi sebesar 0,016
adalah dengan membandingkan nilai singnifikansi mengindikasikan bahwa setiap peningkatan
yang didapat dengan derajat singnifikansi (α=0,05). komitmen organisasi sebesar satu satuan akan
Apabila singnifikansi F lebih kecil dari derajat mengakibatkan peningkatan kinerja manajerial
singnifikansi, maka persamaan regresi yang SKPD sebesar 0,016 satuan dengan asumsi
diperoleh dapat di handalkan. Berdasarkaan Tabel variabel lain konstan.
19 di atas dapat dilihat bahwa singnifikansi adalah c. Koefisien kejelasan sasaran anggaran sebesar
0,00 atau kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan 1,340 mengindikasikan bahwa setiap
bahwa persamaan regresi yang digunakan sudah peningkatan kejelasan sasaran anggaran satu
fix. satuan akan mengakibatkan peningkatan
2. Uji Koefisien Determina kinerja manajerial SKPD sebesar 1,340 satuan
Koefisien Determinasi bertujuan untuk dengan asumsi variabel lain konstan.
melihat atau mengukur seberapa jauh kemampuan 2. Uji Hipotesis (t-test)
model dalam menerangkan variabel dependen. Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa
Tabel besar pengaruh variabel independen terhadap
Berdasarkan Tabel 21 di atas, besarnya variabel dependen secara parsial. Patokan yag
Adjusted R Square adalah 0,457. Hal ini digunakan adalah dengan membandingkan nilai
mengindikasikan bahwa kontribusi variabel singnifikan yang dihasilkan dengan alpha 0,05
12
atau dengan membandingkan thitung dengan ttabel. diharapkan (Nouri dan Parker, 1996). Komitmen
Berdasarkan tabel, maka uji hipotesis dapat organisasi merupakan tingkat sejauahmana seorang
dilakukan sebagai berikut: karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu
1) Komitmen Organisasi berpengaruh dan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk
signifikan positif terhadap Kinerja mempertahankan keanggotaannya dalam
Manajerial SKPD. organisasi. Apabila setiap pegawai memiliki
Nilai t tabel pada α = 0,05 adalah 1,66. Dari komitmen yang kuat untuk memberikan prestasi
Tabel 20 dapat dilihat nilai signifikansi untuk terbaiknya bagi negara dan pelayanan terbaik bagi
variabel komitmen organisasi adalah 0.046 < 0.05 masyarakat, maka tentunya kinerja akan meningkat
dan koefisien β yaitu sebesar 0,016. Nilai thitung (Mahmudi, 2007).
untuk variabel komitmen organisasi adalah 2,030. Hal ini juga sejalan dengan data yang
Maka thitung > ttabel (2,030 >1,66). Hal ini diperoleh, dimana berdasarkan data distribusi
menunjukkan komitmen organisasi berpengaruh frekuensi variabel komitmen organisasi dapat
signifikan positif terhdap kinerja manajerial SKPD. dilihat bahwa tingkat capaian responden tertinggi
Sehingga hipotesis 1 diterima. dinilai baik. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
2) Sistem Pengendalian Intren Pemerintah penerapan komitmen organisasi yang baik akan
berpengaruh signifikan positif terhadap peningkatkan kinerja manajerial SKPD.
Kinerja Manajerial SKPD. 2. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Nilai t tabel pada α = 0,05 adalah 1,66. Dari Pemerintah Terhadap Kinerja Manjerial
Tabel 20 dapat dilihat nilai signifikansi untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
variabel sistem pengendalian intern pemerintah Berdasarkan hasil deskriptif variabel
adalah 0.008 < 0.05 dan koefisien β yaitu sebesar mengindikasikan kinerja manajerial SKPD kota
0,009. Nilai thitung untuk variabel sistem Padang yang cukup baik. Atas dasar hasil
pengendalian intern pemerintah adalah 2,748. pengujian hipotesis dan deskriptif jawaban
Maka thitung > ttabel (2,748 > 1,66). Hal ini responden maka dapat disimpulkan bahwa cukup
menunjukkan bahwa sistem pengendalain intern baiknya kinerja manajerial SKPD dipengaruhi
pemerintah berpengaruh signifikan positif terhadap oleh penerapan sistem pengendalian intern
kinerja manajerial SKPD, sehingga hipotesis 2 pemerintah yang dijalankan dengan baik.
diterima. Berdasarkan analisis statistik dalam penelitian
Pembahasan ini ditemukan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima
1. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap dan disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern
Kinerja Manajerial Satuan Kerja pemerintah berpengaruh signifikan positif terhadap
Perangkat Daerah (SKPD) kinerja manajerial. Hal ini dapat dilihat dari nilai
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis signifikansi 0.008 < 0.05 dan koefisien β yaitu
menunjukkan bahwa pengaruh komitmen sebesar 0,009.
organisasi terhadap kinerja manajerial SKPD Menurut Aren (2008) sistem pengendalian
berpengaruh signifikan, sehingga dapat intern adalah proses yang dirancang untuk
disimpulkan bahwa komitmen organisasi dapat meyediakan jaminan yang layak mengenai
meningkatkan kinerja manajerial SKPD. Hasil pencapaian dari sasaran manajemen dalam kategori
analisis statistik dalam penelitian ini ditemukan keandalan laporan keuangan, efektivitas dan
bahwa hipotesis pertama (H1) diterima dan efisiensi dari operasional dan pemenuhan dengan
disimpulkan bahwa komitmen organisasi ketentuan hukum dan peraturan yang biasa
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja diterapkan. Untuk memperbaiki kinerja pemerintah
manajerial. Hal ini dapat dilihat dari nilai perlu diciptakannya sistem pengendalian intern
signifikansi 0.046 < 0.05 dan koefisien β yaitu pemerintah agar instansi pemerintah dapat
sebesar 0,016. mengetahui dana publik yang digunakan oleh
Komitmen organisasi dapat merupakan alat pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Rosdiana
bantu psikologis dalam menjalanankan : 2010).
organisasinya untuk pencapaian kinerja yang
13
Dengan adanya pengedalian intern maka diharapkan responden yang dituju dapat
seluruh proses kegiatan audit, review, evaluasi, melakukan pengisian kuesioner yang
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain disebarkan.
terhadap organisasi dalam rangka memberikan 3. Dari model penelitian yang digunakan,
keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah diketahui bahwa variabel penelitian yang
dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah digunakan hanya dapat menjelaskan sebesar
ditetapkan secara efektif dan efisiensi untuk 18,8%. Sedangkan 81,2 % dijelaskan oleh
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata faktor lain yang tidakditeliti.
kepemerintahan yang baik (Soeseno, 2006 dalam Saran
Ramandei 2006). Oleh karena itu diharapkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan sistem pengendalian intern yang efektif Komitmen Organisasi dan sistem
akan berpengaruh terhadap kinerja manajerial pengendalian Intern pemerintah berpengaruh
satuan kerja perangkat daerah. terhadap kinerja manajerial SKPD, sehingga
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian untuk meningkatkan kinerja manajerial SKPD,
yang diperoleh pada data distribusi frekuensi untuk memerlukan komitmen organisasi dan sistem
variabel sistem pengendalian intern pemerintah penegndalian intern pemerintah. Komitmen
dengan tingkat capaian responden dinilai baik. Hal organisasi yang tinggi dapat diharapakan
ini mengindikasikan bahwa sistem pengendalian memperihatkan kinerja yang optimal. Sistem
intren pemerintah di pemerintahan kota Padang Pengendalian Intern yang baik dalam suatu
dinilai baik. organisasi akan mampu menciptakan
3. KESIMPULAN DAN SARAN keseluruhan proses kegiatan yang baik pula,
Kesimpulan sehingga nantinya akan memberikan suatu
Dari hasil pengujian dengan keyakinan bagi organisasi bahwa aktivitas
menggunakan alat bantu SPSS, maka dapat yang dilaksanakan telah berjalan sesuai
diperoleh simpulan sebagai berikut : berdasarkan dengan tolak ukur yang telah ditetapkan secara
hasil analisis regresi dapat disimpulkan bahwa : efektif dan efisien, dan hal tersebut akan
1. Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan memberikan dampak positif bagi kinerja
positif terhadap kinerja Manajerial SKPD. manajerial.
2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 1. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa kinerja
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial tingkat capaian responden rata-rata
manajerial SKPD. dari kinerja aparat pemerintah daerah adalah
Keterbatasan sebesar 72,53 % hal ini menunjukkan bahwa
Sekalipun penelitian ini telah dirancang kinerja manajerial SKPD dinilai cukup baik,
dengan baik, namun hasil penelitian ini masih ini menunjukan kinerja manajerial SKPD kota
memiliki keterbatasan. Berikut beberapa Padang masih belum bagus. Penulis
keterbatasan yang kemungkinan mengganggu menyarankan agar kinerja manajerial SKPD
hasil penelitian ini : lebih ditingkatkan.
1. Penelitian ini menggunakan metode survey 2. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan
tanpa dilengkapi dengan wawancara atau dengan metode lain untuk mendapatkan data
pertanyaan lisan, sehingga kemungkinan yang lengkap, misalnya dengan melakukan
mempengaruhi validitas hasil. Jawaban wawancara secara langsung dengan responden
responden belum tentu mencerminkan keadaan dalam pengisian kuesioner sehingga jawaban
yang sebenarnya dan akan berbeda jika data responden lebih mencerminkan jawaban yang
diperoleh dengan wawancara.. sebenarnya.
2. Penyebaran kuesioner pada beberapa SKPD 3. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti
masih memiliki kendala dalam prosedur judul yang sama, maka peneliti menyarankan
perizinan dan pengisian kuesioner. Hal untuk penelitian selanjutnya agar dapat
tersebut menyebabkan data yang diolah kurang menambahkan dan menggunakan variabel lain,
optimal, untuk penelitian selanjutnya karena dari model penelitian yang digunakan,
14
diketahui bahwa variabel penelitian yang Milani, K. 1975. The Relationship of participation
digunakan dapat menjelaskan sebesar 18,8%. in budget setting to industrialSupervisor
Sedangkan 81,2% dijelaskan oleh faktor lain performance and attitude, a filed study,
yang tidak diteliti. accounting Review, Vol.
Natalia. 2010. Pengaruh Komitmen Organisasi dan
DAFTAR PUSTAKA Peran Manajer Pengelolaan Keuangan
Aren, Alvin A, Randal J, Beasly, dan Mark S. Daerah terhadap Kinerja Manajerial Satuan
2008. Auditing dan Jasa Assurance. Edisi Kerja Perangkat Daerah. Skripsi:
keduabelas. Jakarta: PT Indeks IKPI Universitas Diponegoro Semerang.
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Nouri, H.dan R. J. Parker. 1996. “The Effect of
Jakarta: Rineka Cipta Organizational Commitment and Relation
Ekha Yunora Sinaga dan Narumonrang. 2005. Between Budgetary Participation and
Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Budgetary Slack”. Behavior Research in
Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Accounting 8. Hal 74-89
Manajerial. Jurnal Akuntansi 48. Nur Endah Wulandari. 2011Pengaruh Partisipasi
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Anggaran terhadap Kinerja Aparat
Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Pemerintah Daerah dengan Kepuasab Kerja
Diponegoro. dan Komitmen Organisasi sebagai Variabel
Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Dasar. Moderating.Skripsi ProgramS-1
Jakarta: Erlangga Universitas Diponegoro
Indra Bastian. 2006. Akuntansi sektor publik suatu Pabundu Tika. 2006. Budaya Organisasi dan
pengantar. Jakarta: Erlangga Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta:
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bumi Aksara
Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga Pangastuti, M. D, 2008. “Pengaruh Partisipasi
Lukka, K. 1998. Budgeding Blasing In Pengganggaran Dan Kejelasan Sasaran
Organizations The Oretical Framework and Anggaran Terhadap Kinerja Manajemen
Empirical Evidence. Accounting Pemerintah Daerah Dengan Komitmen
Organizations and Society. Hal 281-301 Organisasi Sebagai Moderator (Studi Pada
Luthans, fred. 2006. Prilaku Organisasi. Kabupaten Timor Tengah Utara).”Program
Yogyakarta: Penerbit Andi Pasca Sarjana Magister Akuntansi,
Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Universitas Diponegoro Semarang.
Publik. Yogyakarta. UPP. STMYKPN Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
Mathis, Robert L. 2001. Manajemen Sumber Daya Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Instansi Pemerintah. Melalui
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. (www.google.com)
Yogyakarta: Andi Yogyakarta Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
________________2006. Pengukuran Kinerja Tentang Sistem Pengendalian Pemerintah.
Pemerintah Daerah. Yogyakarta: UAD Melalui (www.google.com)
Press Rachmawati. S. R. 2009. “Pengaruh Komitmen
________________2006. Perwujudan Organisasi, Motivasi Kerja, Dan Gaya
Transparansi dan Akuntabilitas Publik: Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Suatu Sarana Good Governance. Vol. 2. Karyawan Bidang Keuangan Pada Pemda
Hal. 1-17. Kabupaten Sukoharjo.”Program Sarjana,
Mowday, et. al. 1984. The Measurement of Universitas Muhammadiyah Surakarta.
organization commitment Journal of Ramandei, P. 2009. “Pengaruh Karakteristik
VacationalBehavior, No. 14. Hal. 224-247 Sasaran Anggaran Dan Sistem
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen.Yogyakarta Pengendalian Intern Terhadap Kinerja
: Salemba Empat Manajerial Aparat Pemerintah Daerah
15
(Studi Empiris Pada Satuan Kerja Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian Untuk
Perangkat Daerah Kota Jayapura).” Skipsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja
Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi, Grafindo Persada.
Universitas Diponegoro Semarang.
Robbins,Stephen P.2008.Perilaku
Organisasi.Indonesia: Konsep Kontroversi,
Aplikasi, Alih Bahasa : Hadayana
Pujatmaka. Jakarta : Prehalindu
Rohmat, A, 2009. Akuntansi Sektor Publik Telaah
Dari Dimensi: Pengelolaan Keuangan
Daerah, Good Governance, Pengendalian,
Pengawasan dan Pengukuran Kinerja
Pemerintah Daerah. Semarang: Badan
Penerbitan Universitas Diponegoro.
Setyarto, A 2008. “Pengaruh Gaya kepemimpinan,
Profesionalisme, Komitmen Organisasi,
Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Bagian Akuntansi (Survey Pada
Koperasi Simpan Pinjam Kota Madya
Surakarta).” Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Septi Mardiana. 2010. Pengaruh Partisipasi
Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah dengan Motivasi
sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi
Program S-1 Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Padang.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional.
Yogyakarta: PT. Andi
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta
Sumarno. 2005. Pengaruh Komitmen Organisasi
dan Gaya Kepemimpinan terhadap
Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan
Kinerja Manajerial. Simposium Nasional
Akuntansi.
Sumarno, J. 2005. “Pengaruh Komitmen
Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
Terhadap Hubungan Antara Partisipasi
Anggaran dan Kinerja Manajerial.”
Simposium Nasional Akuntansi VIII, Unhas
Makasar
Tuasikal, A. 2008. “Pengaruh Pengawasan Sistem
Akuntansi Dan Pengelolaan Keuangan
Daerah Terhadap Kinerja Unit Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (Studi Pada Provinsi
dan Kabupaten/Kota Di Maluku).”
Universitas Padjajaran Bandung.
16
KUESIONER
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden : .......................................................
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Umur : ..............
4. Tingkat Pendidikan : S1 S2 S3
D3 SMA Lain-lain
5. Jabatan : ...............................................
6. Masa Kerja : ...............
B. DAFTAR PERNYATAAN
1. KINERJA MANAJERIAL SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)
Mohon Bapak / Ibu memberikan nilai atas kinerja Bapak/Ibu akhir-akhir ini untuk setiap bidang berikut ini
dengan menuliskan nomor di antara 1 sampai 5 sesuai dengan skala yang menurut Bapak/Ibu paling tepat.
Di bawah rata-rata Rata-rata Di atas rata-rata

1 2 3 4 5

No Keterangan Di bawah Rata- Di atas


rata-rata rata rata-rata

1 Perencanaan :
Saya selalu menentukan tujuan, kebijakan, dan
tindakan/pelaksanaan penjadwalan kerja ,penganggaran,
merancang prosedur dan pemrograman
2 Investigasi :
Saya selalu mengumpulkan dan menyiapkan informasi untuk
catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil, menentukan
persediaan, dan analisis pekerjaan
3 Pengkoordinasian :
Saya salalu melakukan tukar menukar informasi dengan bagian
organisasi lain, untuk mengaitkan dan menyesuaikan program
4 Evaluasi :
Saya selalu menilai dan mengukur proposal, kinerja yang
diamati atau dilaporkan, peniaian pegawai, penilaian catatan
hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk/jasa
5 Pengawasan :
Saya selalu mengarahkan, memimpin dan mengembangkan
bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan
kerja kepada bawahan, memberikan tugas dan menangani
keluhan
6 Pemilihan staff :
Saya selalu mempertahankan angkatan kerja di bagian anda,
merekrut, mewawancarai pegawai baru, menempatkan,
mempromosikan dan memutasi pegawai
7 Negosiasi :
Saya selau melakukan pembelian, penjualan, atau melakukan
kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi dan tawar
menawar dengapemasok
8 Perwakilan :
Saya selalu menghadiri pertemuan, pertemuan dengan organisasi
lain, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, mempromosikan
tujuan umum organisasi
17
2. Komitmen Organisasi
Mohon Bapak / Ibu memberikan tanda check list () pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan
pemahaman dari Bapak/ibu.
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah

No PERNYATAAN SL SR KK JR TP
Organisasi ini benar-benar memberikan inspirasi
1 yang baik bagi diri saya dalam mencapai prestasi
kerja
Saya merasa bahwa masalah diorganisasi ini
2
adalah masalah saya
Tetap bertahan menjadi anggota organisasi
3 adalah sebuah hal yang sesuai dengan keinginan
saya
Saya berkeinginan memberikan segala upaya
4 yang ada untuk membantu organisasi ini menjadi
sukses
Organisasi ini memberikan peluang yang terbaik
5
bagi saya dalam meningkatkan kinerja organisasi
Kepedulian saya terhadap masa depan organisasi
6
dimana saya bekerja sangat besar
Rasanya senang sekali jika tahu bahwa apa yang
7 saya lakukan bermanfaat bagi organisasi tempat
saya bekerja
3. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Mohon Bapak / Ibu memberikan tanda check list () pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan
pemahaman dari Bapak/ibu.
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah

PILIHAN JAWABAN
No. PERNYATAAN
SL SR KK JR TP
A. Lingkungan Pengendalian
1 Aturan perilaku diterapkan kepada seluruh tingkatan pimpinan dan
pegawai
2 Pimpinan SKPD menganalisis tugas yang dilaksanakan dan
memberikan pertimbangan dan pengawasan
3 Pelaksanaan kepemimpinan kondusif di lingkungan memiliki sikap
positif dan responsive terhadap pelaksanaan pelaporan program dan
kegiatan
4 Pimpinan secara berkala mengevaluasi struktur organisasi diperlukan
sebagai respon atas lingkugan berubah-ubah sesuai kebutuhan
organisasi
B. Penilaian Resiko
5 Risiko pelaksanaan program dan kegiatan diiidentifikasi di tiap
tingkatan
18
6 Risiko yang ditimbulkan atas program dan kegiatan memiliki pengaruh
dan menuntut perhatian pimpinan
7 Pimpinan mengantisipasi timbulnyya risiko akibat perubahan ekonomi,
peraturan , kegiatan atau kondisi lainnya dapat mempengaruhi
pencapaian sasaran
8 Pimpinan melakukan analisis resiko secara lengkap dan menyeluruh
tentang dampak pelaksanaan program dan kegiatan
C. Kegiatan Pengendalian
9 Pimpinan mengidentifikasi kegiatan pengendalian yang diperlukan
untuk menangani resiko
10 Pimpinan instansi terlibat dalam penyusunan rencana strategis dan
rencana kerja tahunan
11 Pencatatan dilaksanakan di seluruh siklus transaksi mencakup otorisasi,
pelaksanaan, pemrosesan, dan klasifikasi dalam pencatatan ikhtisar
12 Kegiatan pengendalian secara berkala dievaluasi untuk memastikan
kegiatan tersebut sesuai dan berfungsi sebagaimana mestinya
D. Informasi dan Komunikasi
13 Informasi disediakan tepat waktu, memungkinkan untuk dilakukan
tindakan korektif secara tepat
14 Tugas dibebankan pada pegawai dikomunikasikan dengan jelas dan
dimengerti pengendalian internnya
15 Pegawai memiliki saluran komunikasi informasi ke atas selain melalui
atasan langsung
16 Sikap perilaku yang bisa atau tidak, dikomunikasikan secara jelas
kepada pegawai
E. Pemantauan Pengendalian Intern
17 Pemantauan oleh SKPD mencakup identifikasi kegiatan dan sistem
pendukung pencapaian misi
18 Pimpinan menindaklanjuti rekomendasi temuuan dari aparat pengawas
intern
19 Pimpinann mereviu dan mengevaluasi temuan yang menunjukkan
adcanya kelemahan dan perlu perbaikan
20 Pimpinan menetapkan tindakan yang memadai untuk menindak lanjuti
rekomendasi temuan dengan tepat

Gambar 1
Kerangka Konseptual

Komitmen Organisasi

Kinerja Manajerial
SKPD
Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah
(SPIP)

19
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
DATA PENELITIAN

A. UJI VALIDITAS DAN REABILITAS PADA PENEITIAN

1. KINERJA MANAJERIAL

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 78 100,0
Excluded
0 ,0
(a)
Total 78 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,924 ,929 8
Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 25,32 28,740 ,769 ,681 ,912
VAR00002 25,24 29,615 ,777 ,728 ,913
VAR00003 25,28 28,673 ,741 ,661 ,914
VAR00004 25,35 30,437 ,710 ,530 ,917
VAR00005 25,35 27,736 ,751 ,646 ,913
VAR00006 25,58 25,962 ,744 ,635 ,917
VAR00007 25,62 26,448 ,785 ,722 ,911
VAR00008 25,45 28,510 ,759 ,654 ,912

2. KOMITMEN ORGANISASI
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 78 100,0
Excluded
0 ,0
(a)
Total 78 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

20
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,797 ,804 7

Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 24,56 9,937 ,452 ,483 ,784
VAR00002 24,95 8,984 ,452 ,317 ,795
VAR00003 24,60 10,061 ,460 ,305 ,783
VAR00004 24,50 9,214 ,635 ,447 ,751
VAR00005 24,64 9,090 ,632 ,584 ,751
VAR00006 24,49 9,214 ,673 ,505 ,745
VAR00007 24,33 10,407 ,448 ,332 ,785

3. SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


Case Processing Summary

N %
Cases Valid 78 100,0
Excluded(a) 0 ,0
Total 78 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,914 ,914 20

Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 79,03 61,818 ,575 . ,909
VAR00002 79,04 61,388 ,646 . ,908
VAR00003 79,26 61,570 ,614 . ,908
VAR00004 79,37 61,016 ,571 . ,909
VAR00005 79,32 60,247 ,664 . ,907
VAR00006 79,22 61,653 ,604 . ,909
VAR00007 79,26 60,661 ,664 . ,907
VAR00008 79,58 63,104 ,345 . ,916
21
VAR00009 79,15 58,521 ,739 . ,905
VAR00010 78,83 64,323 ,354 . ,914
VAR00011 79,21 63,542 ,478 . ,911
VAR00012 79,23 62,543 ,451 . ,912
VAR00013 79,21 61,672 ,595 . ,909
VAR00014 79,21 63,386 ,454 . ,912
VAR00015 79,36 62,285 ,462 . ,912
VAR00016 79,36 60,779 ,683 . ,907
VAR00017 79,23 61,141 ,622 . ,908
VAR00018 79,08 63,033 ,445 . ,912
VAR00019 79,15 60,859 ,676 . ,907
VAR00020 79,23 60,492 ,627 . ,908

B. Statistik Descriptive
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


KM 78 11 40 29,03 6,043
KO 78 18 35 28,68 3,547
SPIP 78 63 100 83,38 8,250
Valid N
78
(listwise)

C. Teknik Analisis Data


1. Uji asumsi klasik
a) Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 78
Normal Mean
,0000000
Parameters(a,b)
Std. Deviation 5,32545051
Most Extreme Absolute
,105
Differences
Positive ,095
Negative -,105
Kolmogorov-Smirnov Z ,925
Asymp. Sig. (2-tailed) ,360
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

22
b) Uji Multikolinearitas
Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF


1 (Constant) -2,286 6,769 -,338 ,737
KO ,353 ,191 ,207 1,850 ,068 ,825 1,212
SPIP ,254 ,082 ,347 3,096 ,003 ,825 1,212
a Dependent Variable: KM

c) Uji Heterokedastisitas
Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) 8,583 4,270 2,010 ,048
KO -,208 ,120 -,215 -1,728 ,088
SPIP ,017 ,052 ,041 ,331 ,741
a Dependent Variable: AB

2. Uji model
a) Uji F (F-Test)
ANOVA(b)
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression ,975 2 ,488 9,904 ,000(a)
Residual 3,693 75 ,049
Total 4,668 77
a Predictors: (Constant), SPIP, KO
b Dependent Variable: ABSuT
b) Koefisien Determi
Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
1 ,457(a) ,209 ,188 ,22190
a Predictors: (Constant), SPIP, KO
c) Uji Hipotesis (t-test)
Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta T Sig.


1 (Constant) 2,112 ,278 7,585 ,000
KO ,016 ,008 ,230 2,030 ,046
SPIP ,009 ,003 ,311 2,748 ,008
a Dependent Variable: ABSuT

23

You might also like