You are on page 1of 13

PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE PADA


POLITEKNIK NEGERI PADANG
Tinka Vedyra Jotha, Ulkiyah Oktadiana, Silvia Yuniar

Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
Jl. Raya Palka No.Km 3, Panancangan, Kec. Cipocok Jaya, Kabupaten Serang,

Abstract

The Government Agency Performance Accountability Report (LAKIP) is a manifestation of the


implementation of SAKIP (Government Agency Performance Accountability System) which was
created to improve the implementation of clean government so that good governance can be
realized. Padang State Polytechnic is a form of public organization that provides services to the
community. The purpose of this study was to determine how the influence of the environment on
the accountability of the performance of the state government, and to determine the
implementation of the Performance Accountability System of Government Agencies in Realizing
Good Governance at the Padang State Polytechnic. The method used is descriptive analysis
method used to identify and analyze SAKIP can realize Good Governance at Padang State
Polytechnic. The results of LAKIP from the object under study can be concluded that it has
implemented the principles of Good Governance, or in other words LAKIP is able to realize
Good Governance in PNP. This can be described as follows: 1) Participation, in the sense that
the involvement of all parties in the preparation and implementation of this LAKIP has been said
to be quite good, 2) Transparency, meaning that all information has been presented in full, 3)
Accountability Accountability to the public for every activity carried out has been implemented,
4) Efficiency and Effectiveness In this LAKIP it has been illustrated that the management of
public resources has been carried out, 5) Strategic vision This has been described well because
in the PNP LAKIP it is stated and visible the vision, mission and goals.

Keywords : SAKIP, LAKIP, Performance Accountability, Good Governance

Abstrak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan perwujudan dari


pelaksanaan SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) yang dibuat untuk
meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang bersih sehingga good governance dapat diwujudkan.
Politeknik Negeri Padang merupakan suatu bentuk organisasi publik yang memberikan jasa
kepada masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
lingkungan terhadap akuntabilitas kinerja pemerintah negara, dan untuk mengetahui Penerapan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam Mewujudkan Good Governance Pada
Politeknik Negeri Padang. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yang
digunakan untuk mengetahui dan menganalisis SAKIP dapat mewujudkan Good Governance
pada Politeknik Negeri Padang. Hasil LAKIP dari objek yang diteliti dapat disimpulkan bahwa
sudah menerapkan prinsip-prinsip Good Governance, atau dengan kata lain LAKIP mampu
mewujudkan Good Governance pada PNP. Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1)
Participation, dalam artian keterlibatan semua pihak dalam penyusunan dan pelaksanaan LAKIP
ini sudah dikatakan cukup baik, 2) Tranparancy, maksudnya semua informasi sudah disajikan
dengan lengkap, 3) Accountability Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktifitas yang
dilakukan sudah terlaksana, 4) Efficiency and Effectiveness Dalam LAKIP ini sudah tergambar
bahwa pengelolaan sumber daya publik telah dilakukan, 5) Strategic vision Hal ini sudah
tergambar dengan baik karena dalam LAKIP PNP sudah tertera dan terlihat visi, misi dan tujuan.

Keywords : SAKIP, LAKIP, Akuntabilitas Kinerja, Good Governance

1. Pendahuluan

Upaya untuk mewujudkan kepemerintahan interaksi sosial, ekonomi, dan politik secara
yang baik (good governance) dapat dinamis, konstruktif dan bermanfaat.
dilakukan apabila terjadi keseimbangan Hubungan yang sinergis dan konstruktif
peran-peran kekuasaan yang dimainkan oleh diantara ketiga unsur tersebut akan terwujud
setiap unsur governance, yang terdiri dari : jika masing-masing institusi mampu
(1) State, yang berperan menciptakan menciptakan akuntabilitas kinerjanya.
lingkungan politik dan hukum yang Akuntabilitas merupakan kewajiban dari
kondusif bagi unsur-unsur lain dalam individu-individu yang dipercaya mengelola
governance. (2) Private sectors, yang sumber daya publik untuk
berperan menciptakan lapangan kerja dan mempertanggungjawabkan berbagai hal,
pendapatan; dan (3) Society, yang baik yang menyangkut fiskal, manajerial
mempunyai kompetensi untuk memasuki maupun program.
lapangan kerja dan mempunyai pendapatan,
Terselenggaranya good governance,
sehingga dapat berperan menciptakan
merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah
untuk mewujudkan aspirasi dan mencapai mempertanggungjawabkan keberhasilan
tujuan serta cita-cita bangsa dan negara. atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi
Dalam rangka itu, diperlukan pengembangan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
dan penerapan sistem pertanggungjawaban telah ditetapkan melalui suatu media
yang tepat, jelas, terukur dan absah, pertanggungjawaban yang dilaksanakan
sehingga penyelenggaraan pemerintahan secara periodik. Dengan demikian, semua
dapat berjalan secara berdayaguna dan lembaga negara, instansi pemerintah,
berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab pemerintah provinsi, dan kabupaten/kota,
serta bebas dari KKN. Penyelenggaraan harus memahami lingkup akuntabilitasnya.
pemerintahan tersebut memerlukan
Semenjak terjadinya krisis moneter
pertanggungjawaban sebagai wujud
pada tahun 1997 yang lalu, masyarakat
komitmen pemerintah untuk bersikap
sudah semakin kritis. Masyarakat
transparan dengan mengungkapkan
menginginkan akuntabilitas pada lembaga-
pelaksanaan mandat/amanah yang telah
lembaga publik baik di tingkat pusat
diterimanya. Akuntabilitas merupakan salah
maupun daerah. Akuntabilitas publik secara
satu jawaban untuk mewujudkan
umum dimaksudkan untuk memberikan
pertanggungjawaban tersebut. Membangun
informasi atas aktivitas dan kinerja finansial
akuntabilitas merupakan salah satu upaya
pemerintah kepada pihak-pihak yang
penting, yang harus didukung dengan upaya
berkepentingan dengan laporan tersebut.
penerapan manajemen kinerja (performance
Menurut Mardiasmo, 2004, akuntabilitas
management) di seluruh instansi
publik dapat diartikan sebagai bentuk
penyelenggara pemerintah negara.
kewajiban pihak pemegang amanah (agent)
Akuntabilitas didasarkan pada
untuk memberikan pertanggungjawaban,
klasifikasi responsibilitas manajerial pada
menyajikan, melaporkan dan
tiap tingkatan dalam organisasi untuk
mengungkapkan segala aktivitas dan
mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap
kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya
bagian, secara efektif dan efisien. Masing-
kepada pihak pemberi amanah.
masing individu pada tiap jajaran aparatur
bertanggung jawab atas setiap kegiatan yang Terwujudnya akuntabilitas inilah
dilaksanakan. Akuntabilitas merupakan yang merupakan tujuan utama dari reformasi
perwujudan dari kewajiban untuk sektor publik. Saat sekarang ini, pemerintah
tidak dapat lagi melaksanakan kegiatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999
tanpa adanya pertanggungjawaban yang tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
jelas pada masyarakat. Tidak sama seperti Pemerintah. Di dalam Inpres Nomor 7
zaman orde baru dimana instansi pemerintah Tahun 1999 dinyatakan bahwa dalam rangka
hanya mengukur dan melaporkan kepatuhan lebih meningkatkan pelaksanaan
instansi pemerintah terhadap batasan pemerintahan yang lebih berdaya guna,
anggaran yang telah ditetapkan. Banyak berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab,
kegiatan yang telah dilaksanakan tapi maka laporan akuntabilitas kinerja instansi
sebenarnya tidak bermanfaat bagi pemerintah perlu dibuat agar dapat diketahui
masyarakat. Kegiatan yang dilakukan kemampuan organisasi pemerintah dalam
kurang adanya pertimbangan akan cost dan mencapai visi, misi dan tujuan yang telah
benefits. Dengan sistem seperti dijelaskan di ditetapkan. Laporan Akuntabilitas Kinerja
atas, tidak dapat mengukur kinerja instansi Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan
pemerintah apakah sudah dilaksanakan perwujudan dari pelaksanaan SAKIP
dengan baik atau belum karena tidak adanya (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
indikator untuk menilai kinerja, visi, misi Pemerintah) yang dibuat untuk
dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang
organisasi pemerintah. Apalagi lembaga bersih sehingga good governance dapat
pemerintahan khususnya Politeknik Negeri diwujudkan. Politeknik Negeri Padang
Padang sangat dituntut untuk melaksanakan merupakan suatu bentuk organisasi publik
kegiatannya sesuai dengan Renstra yang yang memberikan jasa kepada masyarakat,
telah dibuat. sudah sepatutnya memberikan kinerja yang
baik.
Di dalam Renstra tersebut akan
tergambar dengan jelas, apa yang akan Kita ketahui bahwa orang yang
dicapai atau diwujudkan 5 (lima) tahun menjalankan Politeknik Negeri Padang
mendatang. Oleh karena itu, pada tahun berasal dari orang-orang yang berkualitas
1998 keluarlah TAP MPR RI No dan sangat profesional dibidangnya, oleh
XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan sebab itu maka sudah selayaknyalah
negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi memberikan pelayanan yang berkualitas
dan nepotisme. Kemudian dilanjutkan pula. Dalam jangka panjang, mutu
dengan keluarnya Instruksi Presiden merupakan hal yang terpenting bagi lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan yang Kinerja Instansi Pemerintah Dalam
bermutu akan dicari oleh masyarakat, namun Mewujudkan Good Governance Pada
lembaga pendidikan yang tidak bermutu Politeknik Negeri Padang. Metode yang
hanya menjadi penggembira saja. Dalam PP digunakan adalah metode analisis deskriptif
No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan yang digunakan untuk mengetahui dan
Tinggi, pengertian mutu Perguruan Tinggi menganalisis SAKIP dapat mewujudkan
adalah keterkaitan antara tujuan, masukan, Good Governance pada Politeknik Negeri
proses dan keluaran yang merupakan Padang
tanggung jawab institusional Perguruan
2. Metode
Tinggi masing-masing (Pasal 128 ayat 2).
Penelitian ini mengambil objek
Mutu Perguruan Tinggi dijelaskan pada
tentang SAKIP dan Good Governance,
penjelasan Pasal 128 ayat 2 terdiri atas
sedangkan yang menjadi unit observasinya
efektifitas, efisiensi, produktifitas,
adalah Politeknik Negeri Padang. Tipe
akuntabilitas, suasana akademik dan
penelitian ini merupakan analisis deskriptif
ketahanan sistem. Mengingat mutu sangat
yang digunakan untuk mengetahui dan
penting pada lembaga pendidikan khususnya
menganalisis SAKIP dapat mewujudkan
di Perguruan Tinggi, maka untuk
Good Governance pada Politeknik Negeri
mewujudkan ini Perguruan Tinggi harus
Padang. Sumber data berasal dari data
akuntabel dalam mengelola institusinya.
sekunder berupa Pedoman Penyusunan
Oleh karena itu penulis tertarik
LAKIP dan laporan berupa LAKIP tahun
melaksanakan penelitian dengan judul
2012 dan 2013 dari masing-masing objek
Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja
yang akan diteliti.
Instansi Pemerintah (SAKIP) dalam
Mewujudkan Good Governance pada Untuk 3. Hasil

mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan Hasil LAKIP dari objek yang diteliti dapat
terhadap akuntabilitas kinerja pemerintah disimpulkan bahwa sudah menerapkan
negara. Adapun penelitian ini memiliki prinsip-prinsip Good Governance, atau
tujuan untuk mengetahui bagaimana dengan kata lain LAKIP mampu
pengaruh lingkungan terhadap akuntabilitas mewujudkan Good Governance pada PNP.
kinerja pemerintah negara, dan untuk Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1)
mengetahui Penerapan Sistem Akuntabilitas Participation, dalam artian keterlibatan
semua pihak dalam penyusunan dan f. Tingkat keterbukaan pengelolaan
pelaksanaan LAKIP ini sudah dikatakan g. Sistem manajemen birokrasi
cukup baik, 2) Tranparancy, maksudnya h. Misi, tugas pokok dan fungsi, serta p
semua informasi sudah disajikan dengan rogram pembangunan yang terkait.
lengkap, 3) Accountability i. Jangkauan pengendalian
Pertanggungjawaban kepada publik atas
Sebagai gambaran hasil evaluasi
setiap aktifitas yang dilakukan sudah
laporan akuntabilitas kinerja Politeknik
terlaksana, 4) Efficiency and Effectiveness
Negeri Padang tahun 2011 yang telah
Dalam LAKIP ini sudah tergambar bahwa
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
pengelolaan sumber daya publik telah
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan
dilakukan, 5) Strategic vision Hal ini sudah
dan Kebudayaan pada Desember 2012
tergambar dengan baik karena dalam LAKIP
dinyatakan bahwa Politeknik Negeri Padang
PNP sudah tertera dan terlihat visi, misi dan
memperoleh nilai Cukup Baik (Memadai),
tujuan.
ada beberapa yang perlu diperbaiki namun
4. Pembahasan tidak hal yang mendasar.
Lingkungan yang mempengaruhi
Namun dari hasil pengamatan,
akuntabilitas, meliputi lingkungan internal
evaluasi dan wawancara yang penulis
dan eksternal. Faktor – faktor yang relevan
lakukan terhadap LAKIP Politeknik Negeri
dengan akuntabilitas intansi pemerintah
Padang untuk tahun 2012 dan 2013 sudah
diataranya adalah:
mengalami peningkatan. Dengan
a. Falsafah dan konstitusi negara. menggunakan kertas kerja evaluasi
b. Tujuan sasaran pembangunan nasion akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
al. berdasarkan Peraturan Menteri Negara
c. Ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendayagunaan Aparatur Negara dan
d. Ideology politik, ekonomi, sosial bud Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010
aya, dan pertahanan kemanan. tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi
e. Ketentuan dan peraturan perundang- Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
undangan yang mengatur akuntabilit dan juga menggunakan datadata yang
as serta penegakan hukum yang mem didapat baik berupa informasi dan laporan
adai. dalam bentuk LAKIP PNP, maka dapat
disimpulkan hal-hal berikut : an target jangka pendek.
b) Namun Penetapan Kinerja unit kerja
A. Komponen Perencanaan Kinerja
belum disusun.
Sub Komponen Renstra
B. Komponen Pengukuran Kinerja
a) Renstra sudah menggambarkan deng
an jelas visi, misi, tujuan, sasaran, pr Telah terdapat indikator kinerja
ogram, indikator kinerja sasaran dan utama (IKU) sebagai ukuran kinerja secara
target jangka menengah dan sudah m formal, namun IKU unit kerja belum
engacu kepada Renstra di atasnya. disusun.
b) Sasaran strategis yang ditetapkan sud
C. Komponen pelaporan kinerja
ah berorientasi pada hasil.
a) Pemenuhan pelaporan, dokumen LA
c) Mengenai implementasi Renstra suda
KIP Politeknik Negeri Padang telah
h digunakan dalam acuan untuk peny
disampaikan tepat waktu ke Direktor
usunan dokumen perencanaan tahuna
at Jenderal Pendidikan Tinggi.
n dan telah telah dilakukan reviu sec
b) Penyajian informasi kinerja, LAKIP t
ara berkala.
elah menyajikan mengenai kemajuan
Sub Komponen Perencanaan Kinerja pencapaian target jangka menengah
Tahunan (RKT) c) Pemanfaatan, informasi yang disajik
an sudah digunakan dalam perbaikan
a) Dokumen RKT telah memuat sasara
perencanaan, perbaikan pelaksanaan
n, program, indikator, kinerja sasaran
program dan kegiatan organisasi, pen
dan target jangka pendek yang telah
ingkatan kinerja dan untuk penilaian
disusun sebelum mengajukan anggar
kinerja.
an.
D. Komponen Evaluasi Kinerja
b) Dokumen RKT dapat dikatakan suda
h selaras dengan dokumen Renstra. Dengan adanya Permenpan dapat
digunakan sebagai pedoman evaluasi
Sub Komponen Penetapan Kinerja (PK)
akuntabilitas kinerja. Evaluasi akuntabilitas
a) Dokumen PK PNP telah disusun sete kinerja atas unit kerja di lingkungan
lah anggaran disetujui yang memuat Politeknik Negeri Padang belum dilakukan,
sasaran, program, indikator kinerja d sehingga belum tersedianya penilaian atas
akuntabilitas kinerja unit kerja tersebut, PEDP, Jumlah Laporan Pelatihan/Lokakarya
meskipun tetap ada evaluasi program, Program PEDP dan Jumlah Bulan Layanan
namun hal tersebut hanya terbatas pada PT Untuk Mendukung Manajemen
program kegiatan saja. Pelaksanaan Hibah.

E. Komponen Pencapaian Sasaran/ Kinerj Tidak tercapainya beberapa indikator


a Organisasi. kinerja tersebut karena proses pencairan
a) Target kinerja output dan outcome be dana PEDP yang cukup lama sehingga
lum seluruhnya dapat tercapai sampai akhir tahun anggaran kegiatan tidak
bisa dilaksanakan. Sedangkan sasaran
Selain hal di atas, pengukuran kinerja
indikator kinerja Jumlah Buku Pustaka
terhadap kegiatan pada Politeknik Negeri
Pendukung Pembelajaran Swadana dan
Padang dapat terlihat secara langsung dari
Jumlah Kendaraan Bermotor Pendukung
realisasi anggaran (daya serap anggarannya).
Layanan Perkantoran Swadana tidak dapat
Daya serap (realisasi anggaran) terlaksana karena realisasi PNPB yang tidak
Politeknik Negeri Padang pada tahun 2012 mencukupi untuk melaksanakan kegiatan
sebesar 90,97% sedangkan pada tahun 2013 tersebut, sehingga pelaksanaan kegiatan
menjadi 83,31%. Daya serap ini mengalami yang telah dianggarkan tersebut tidak dapat
penurunan jika dibandingkan pada tahun terlaksana dengan semestinya. Selain
2012. Penyebab terjadinya hal ini dapat beberapa program kerja yang tidak dapat
dilihat pada tahun 2013 Politeknik Negeri dilaksanakan, ada beberapa kegiatan yang
Padang dalam melaksanakan program dan pencapaian anggaranya kurang dari 90%
kegiatan untuk mencapai sasaran, tidak sehingga hal ini mempengaruhi daya serap
mengalami kendala yang berarti. Namun ada anggaran secara keseluruhannya.
beberapa kegiatan yang tidak dapat
Hasil LAKIP dari objek yang diteliti
dilaksanakan seperti kegiatan Program
dapat disimpulkan bahwa sudah menerapkan
PEDP dan berapa kegiatan yang
prinsip-prinsip Good Governance, atau
menggunakan dana PNBP. Beberapa
dengan kata lain LAKIP mampu
kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan
mewujudkan Good Governance pada PNP.
seperti pencapaian sasaran Jumlah Laporan
Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
Program Pengembang Program PEDP,
Jumlah Dokumen Belajar Mengajar Program 1. Participation, dalam artian keterlibat
an semua pihak dalam penyusunan d bar dengan baik karena dalam LAKI
an pelaksanaan LAKIP ini sudah dik P PNP sudah tertera dan terlihat visi,
atakan cukup baik. Hal ini bisa diliha misi dan tujuan serta sasaran dan apa
t dari penyusunan dan pelaksanaan L program atau kegiatan setiap tahunny
AKIP di Politeknik Negeri Padang s a untuk mewujudkan visi dan misi ya
udah melibatkan semua unsur atau u ng telah ditetapkan.
nit yang ada, walaupun secara evalua
Dalam pelaksanaan LAKIP ini masih
si terlihat keterlibatan pihak dan unsu
mengalami beberapa hambatan yang
rnya masih kecil.
menjadi permasalahan/kendala yaitu :
2. Tranparancy, maksudnya semua info
rmasi sudah disajikan dengan lengka 1. Masalah kemampuan Sumber Daya
p. Di PNP penyediaan informasi sud Manusia (SDM) yang terkait dengan
ah memadai dan dapat dimengerti da perencanaan, pelaksanaan anggaran
n dipantau. dan pelaporan. Berdasarkan penelitia
3. Accountability Pertanggungjawaban n yang pernah penulis lakukan bahw
kepada publik atas setiap aktifitas ya a kapasitas dan kemampuan Sumber
ng dilakukan sudah terlaksana, dima Daya Manusia (SDM) akan mempen
na pertanggungjawaban kepada pimp garuhi terhadap keterandalan dan ket
inan yang lebih tinggi dalam hal ini epatwaktuan laporan yang dibuat, se
Direktorat Jenderal Pendidikan Ting perti LAKIP dan laporan lainnya. Ol
gi sudah dilaporkan secara tepat wakt eh karena itu penempatan SDM yang
u. berkualitas pada bagian ini sangat me
4. Efficiency and Effectiveness Dalam ndukung terwujudnya pencapaian go
LAKIP ini sudah tergambar bahwa p od governance. Karena kesalahan da
engelolaan sumber daya publik telah n tidak tepatnya dalam penganggaran
dilakukan secara berdaya guna dan b maka akan berdampak tidak tercapai
erhasil guna. Hal ini juga dapat diliha nya yang diharapkan. Begitu juga dal
t dari tingkat ketercapaian terhadap h am hal pelaksaan dan pengawasanny
al-hal yang menjadi tujuan perguruan a. SDM yang berkualitas dan kompet
tinggi ini. en sangat dibutuhkan.
5. Strategic vision Hal ini sudah tergam 2. Komitmen semua pihak untuk menca
pai tujuan yang telah ditetapkan masi pemerintah yaitu :
h belum optimal. Salah satu penyeba
1. Membangun Budaya Organisasi berorie
bnya adalah karena masih kurangnya
ntasi Akuntabilitas
komunikasi dan koordinasi dari masi
ng-masing bagian/unit/jurusan secara Perbaikan sistem AKIP harus dimulai
intensif sehingga permasalahan bisa t dari unsur manusia terlebih dahulu yaitu
imbul karena tidak adanya komitmen para aparatur pemerintah sebagai
bersama yang tercipta dengan baik. penyelanggara dari sistem AKIP tersebut.
3. Terkadang PAGU definitif keluar sec Sasaran utama perbaikan adalah paradigma
ara dadakan sehingga mengakibatkan maupun pemikiran para aparatur dalam
koordinasi antara pihak perencanaan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
dengan pihak yang terkait menjadi k sebagai aparatur negara. Perubahan
urang efektif sehingga mengakibatka paradigma dimulai dari pemaknaan dan
n usulan program kurang terakomodi pemahaman kembali atas konsepsi
r dengan baik. Oleh karena itu dibutu akuntabilitas.
hkan tim yang handal dan dapat beke
Misalnya, di lingkungan instansi
rja secara cepat dan tepat.
Pemerintah seperti Pusdiklat Pengawasan
Langkah-Langkah Peningkatan Kualitas BPKP, dalam pelaksanaan tugas untuk
Penyusunan LAKIP melakukan diklat aparatur dikembangkan
nilai-nilai (values) : Mendidik, Melayani,
Langkah peningkatan kualitas
dan Inovasi (M2I). Selanjutnya, perlu
penyusunan LAKIP harus berorientasi pada
dibangun langkah-langkah operasional untuk
perbaikan sistem AKIP secara keseluruhan
menjadikan nilai “Mendidik, melayani dan
dan bukan hanya terfokus pada perbaikan
Inovasi” tersebut menjadi karakter pribadi
LAKIP saja. Perbaikan sistem meliputi
setiap indivisu karyawan Pusdiklat dan
perbaikan seluruh unsur subsistem SAKIP
selanjutnya mengembangkan nilai
yaitu subsistem penyusunan rencana kinerja,
tersebutmenjadi budaya organisasi
pengukuran dan evaluasi kinerja, pelaporan
(organization culture) Pusdiklatwas BPKP.
kinerja dan pemanfaatan informasi laporan
kinerja. Maka langkah-langkah perbaikan 2. Revisi Dokumen Perencanaan Kinerja
yang perlu dilakukan oleh instansi
Beberapa kesalahan dalam penyusunan
renstra sebagaimana diuraikan dalam dirumuskan dengan pendekatan balanced
pembahasan sebelumnya perlu dilakukan Scorecard, yaitu ukuran kinerja yang
sinkronisasi dengan alur logika program memiliki perspektif kepuasan pelanggan,
yang logis. Oleh karena, revisi renstra harus kinerja finansial, kinerja manajemen internal
dilakukan untuk mensinkronisasikan alor dan kinerja pertumbuhan dan pembelajaran.
logis dari program dan kegiatan dan
4. Peningkatan Kualitas Evaluasi Internal
keterkaitannya yang jelas dengan visi nisi
dan tujuan yang telah ditetapkan. Langkah perbaikan yaitu peningkatan
Dengan demikian, perbaikan terhadap kualitas dapat ditempuh melalui langkah-
renstra sekurang-kurangnya meliputi 3 (tiga) langkah berikut :
hal yaitu (a). alur logika program antara visi,
a. Membangun sistem pengumpulan dat
misi, tujuan, sasaran, dan program; (b).
a kinerja yang handal
perbaikan terhadap kelengkapan renstra
Menyediakan data-data kinerja untuk se
yang meliputi 4 (empat) perspektif BSC;
tiap kegiatan dan program yang tidak ha
serta (c). perumusan indikator kinerja yang
nya terbatas pada data penyerapan angg
memenuhi kriteria SMART
aran dan realisasi fisik (input dan outpu
3. Perumusan Indikator Kinerja Utama t), tetapi juga meliputi data hasil kegiata
n dan program yang berorientasi hasil, y
Perumusan indikator kinerja utama ang berkesinambungan dari tahun ke tah
dilakukan dengan melakukan identifikasi un. Oleh karena itu, instansi pemerintah
ukuran-ukuran kinerja kemudian memilih harus membangun sistem pengumpulan
dari beberapa ukuran kinerja tersebut data kinerja yang handal yang dapat me
dijadikan sebagai ukuran keberhasilan yang nyajikan data-data dan informasi kinerja
utama atau Indikator Kinerja Utama. secara akurat.
Indikator kinerja utama harus merupakan
suatu ukuran kinerja yang menyeluruh, b. Peningkatan kompetensi yaitu kema
terkait dengan misi, sasaran dan tujuan; mpuan analisis analisis para penanggun
mempunyai kemampuan untuk mengukur gajawab program serta tim penyusun L
(measurable) yang berorientasi pada hasil AKIP.
(outcome). Ukuran kinerja utama yang
menyeluruh pada umumnya akan lebih tepat Peningkatan kompetensi analisis ini,
tidak hanya sekedar dilakukan melalui menuntut para staf di bawah kewenangannya
berbagai pelatihan analisis kinerja, tetapi untuk meningkatkan kualitas informasi
juga menuntut para penganggung jawab merupakan hal yang sangat menentukan.
program dan kegiatan, betul-betul Tentu saja, halini juga harus diikuti dengan
menguasai kegiatan yang dilakukan, baik langkah penyediaaan sarana dan prasarana
kuantitatif maupun kualitatif, seperti latar bagi staf untuk mampu menyediakan
belakang program, tujuan dan sasaran dari informasi yang akurat dan bermanfaat,
program dan kegiatan serta hasil melalui penyediaan sistem pengumpulan
kegiatan/program dalam kerangka data kinerja yang handal.
pencapaian visi dan misi yang tertuang
dalam renstra.

5. Kesimpulan
5. Pemanfatan Informasi Kinerja Dalam M Laporan Akuntabilitas Kinerja
anajemen Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP
merupakan bahagian dari SAKIP, dimana
Pemanfataan informasi kinerja dalam
informasi yang termuat dalam LAKIP ini
LAKIP dalam penerapan manajemen kinerja
akan dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja
periode berikutnya sangat tergantung dengan
instansi secara berkesinambungan. LAKIP
kualitas penyajian informasi kinerja yang
merupakan bagian dari implementasi Sistem
disajikan dalamLAKIP (Bab III :
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Akuntabilitas Kinerja). Oleh karena itu,
(SAKIP). Dengan adanya LAKIP ini dapat
langkah peningkatan kualitas pengukuran
digunakan untuk mengukur kinerja suatu
dan analisis kinerja serta evaluasi kinerja
organisasi. LAKIP merupakan media
sangat mempengaruhi pemanfaatan LAKIP
akuntabilitas setiap organisasi. SAKIP dapat
oleh manajemen. Jika informasi yang
mendukung terciptanya good governance
disajikan dalam LAKIP tidak memberikan
yang bertujuan untuk meningkatkan tata
memberikan informasi yang relevan dan
kelola pemerintahan yang bersih dan
signifikan dalam pengambilan keputusan,
akuntabel, sehingga akan mampu
maka sudah barang tentu, laporan tersebut
menunjukkan akuntabilitas publik kepada
tidak akan digunakan oleh manajemen. Oleh
masyarakat yang akhirnya meningkatkan
karena itu, komitmen pimpinan untuk selalu
kualitas pelayanan publik.
LAKIP PNP yang dianalisa adalah Transparansi dan Akuntabilitas
tahun 2013 dan 2014, sedangkan komponen Publik melalui Akuntansi Sektor
yang dinilai adalah adalah perencanaan Publik : Suatu Sarana Good
kinerja (Renstra, Perencanaan Kinerja Governance, Jurnal Akuntansi
Tahunan, Penetapan Kinerja), pengukuran Pemerintah, vol 2 nomor 1, hal 1- 17
kinerja, pelaporan kinerja dan evaluasi
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
kinerja serta komponen pencapaian
Aparatur Negara dan Reformasi
sasaran/kinerja organisasi. Hasilya diperoleh
Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010
bahwa LAKIP Politeknik Negeri Padang
tentang Petunjuk Pelaksanaan
cukup baik, hal ini dapat dilihat dari
Evaluasi Akuntabilitas
tercapainya visi dan misi yang telah
Kinerja Instansi Pemerintah Tahun
ditetapkan di awal.
2010
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Keuangan dan
Andriani, W., Rosita, I., & Ihsan, H. (2015).
Pembangunan. 2007. Modul
Penerapan Sistem Akuntabilitas
Akuntabilitas Instansi Pemerintah.
Kinerja Instansi Pemerintah (Sakip)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan.
Dalam Mewujudkan Good
Badan Pengawasan Keuangan dan
Governance Pada Politeknik Negeri
Pembangunan.
Padang. Akuntansi dan Manajemen,
10(2), 51-60. Bayu Fajar P.W(2016). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Akuntabilitas
Instruki Presiden Nomor 7 Tahun 1999
Kinerja Instansi Pemerintah (Akip).
tentang Akuntabilitas Kinerja
Universitas Negeri Semarang
InstansiPemerintah

Keputusan Kepala Lembaga Administrasi


Negara Nomor 589/IX/6/Y/1999
tentang Pedoman Penyusunan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi pemerintah

Mardiasmo, (2006). Perwujudan

You might also like