You are on page 1of 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.

S DENGAN DIAGNOSA MEDIS


ENDOMETRIOSIS + ADENOMIOSIS + HIDRONEFROSIS BERAT SINISTRA
PRE DAN POST DENGAN TINDAKAN ADHESIOLYSIS + TAH – BSO +
PASANG DJ STENT DEKSTRA DAN SINISTRA DI RUANG E2
RUMKITAL DR RAMELAN
SURABAYA

EKA YENITA S., S.Kep


NIM. 143.0032
Ns. Puji Hastuti, S.Kep, M.Kep, Ns. Astrida Budiarti, M.Kep.,Sp.Kep.Mat,
Widhowati Tri A.S,SST

MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2015

ABSTRACT

Endometriosis is a condition in which endometrial tissue that are still functioning are outside the
uterine cavity. This network is made up of glands, stroma cells berplorifeasi layer of cabbage
and thickened after the last menstrual collapsed during menstruation. Contained within the
myometrium is called adenomyosis, and when outside the uterus is called endometriosis. The
symptoms of endometriosis of the urinary tract include urinary frequency, dysuria, hematuria,
perimenstruasi or hydronephrosis.

Using descriptive methods, data collection was done by interview, observation and physical
examination of Ms.. S. The patient was treated for 6 days from the date of Juny, 22 2015 until
Juny 26, 2015 carried out the assessment, determination of diagnosis, planning, implementation
and evaluation.

Treatment of Endometriosi, Adenomyosis, hydronephrosis Sinistra weight is by doing surgery


include Adhesiolisi, TAH-BSO, Installation DJ Stent.

The implications of the results of scientific work recently, needed a good relationship and
involvement of patients and families. Nurses should improve the quality of nursing care with
attention to accuracy in determining the planning, implementation and evaluation of nursing in
accordance with the condition of the patient in order to achieve the desired results.

Keywords: Endometriosis, Adenomyosis, hydronephrosis Weight Sinistra, Adhesiolisis, TAH-


BSO, Installation DJ Stent.
PENDAHULUAN secara pasti. endometriosis jarang sekali
Endometriosis adalah suatu kondisi ditemukan sebelum usia pubertas.
jinak berupa ditemukannya kelenjar dan Berdasarkan data yang didapat dari RS Dr.
stroma endometrum diluar uteri. Ramelan Surabaya khususnya ruang E2,
Endometriosis paling sering ditemukan di dapat diketahui bahwa dari seluruh
ovarium. Peritoneum kavum gouglasi, kunjungan Ginekologik dalam kurun waktu
ligamentum rektouterium, ligamentum teres satu tahu yaitu dari bulan Januari 2014
uteri, oviduk dan mesosalping, peritoneum sampai Desember 2014 di dapatkan jenis-
uterus, excavation vesicouterina, serta kolon jenis peyakit Ginekologi, dari 315 kasus 10
rektosigmoid juga sering terkena. Tempat angka kejadian penyakit Ginekologi umum
yang lebih jarang menjadi fokus terbanyak. Yaitu mioma uteri ditemukan
endometriosis adalah sekum, apendiks, urutan tertinggi dan menempati urutan
kandung kemih, vagina, usus halus, kelenjar pertama dengan 244 (40,9%) kasus, Kista
getah bening, dan omentum. Walaupun Ovarium memiliki urutan ke 2 dari yang
jarang, endometriosis pernah ditemukan tertinggi yaitu sebanyak 143 (48,4%) dan
ditempat yang jauh, miasalnya umbilikus, urutan ke tiga yaitu AUB dengan angka 12
jaringan parut laparatomi atau spisiotomi, kasus (3%), sedangkan untuk Endometriosi
kanalis vertebralis, paru dan jantung (Gant teradapat pada urutan ke 8 yaitu sebanyak 2
Norman, 2011). Endometriosis merupakan (0.3%), dan terjadi pada perempuan dengan
masalah bagi wanita karena penderita riwayat laparatomi sebelumnya.
terganggu dengan nyeri yang selalu muncul Endometriosis keadaan dimana
tiap haid, selain menurunkan kemampuan jaringan endometrium yang masih berfungsi
mereka untuk hamil. (Bramundito 2005). terdapat diluar kavum uteri. Jaringan ini
Rasa sakit dapat timbul ketika jaringan yang yang terdiri atas kelenjar-kelenjar, stroma
secara normal melapisi rahim sel-sel selapis kubis yang berplorifeasi dan
(endometrium) tumbuh di bagian lain, menebal setelah haid lalu runtuh pada saat
keadaan ini disebut endometriosis (Ferrero, haid. Terdapat didalam miometrium disebut
2005). Berdasarkan fenomena yang terjadi adenomiosis, dan bila diluar uterus disebut
di RS Dr, Ramelan Surabaya kasus-kasus endometriosis. Pembagian ini sekarang
endometriosis sering ditandai dengan gejala sudah tidak dianggap lagi, karena baik
nyeri di bagian bawah perut menembus secara patologik, klinik ataupun etiologi
hingga ke pungggung, dan kebanyakan pada adenomiosis dan endometriosis berbeda
kasus endometriosis akan terjadi infertil. (Hanifa, 2007). Disamping rasa sakit yang
insiden endometriosis berkisar 5- merupakan kardinal simptom, maka infertil
15% pada perempuan pramenopouse. dicurigai kemungkinan endometriosis.
Endometriosis merupakan penyebab pada Gejala-gejala lain yang sering ditemukan
seperempat laparatomi ginekologik dan adalah nyeri perut bawah yang progresif dan
dijumpai pada 50% perempuan yang dekat paha yang terjadi pada selama haid
menjalani pembedahan untuk infertilitas. (dismenorea) dispareunia, nyeri waktu
Usia rata-rata adalah 28 tahun (dengan defekasi, khususnya pada waktu haid, poli
rentang 10-83 tahun), walaupun 75% kasus dan hipermenorea infertilitas. Disminorea
terjadi pada perempuan yang berusia antara pada endometriosis biasanya merupakan
25 dan 50 tahun. Tampaknya tidak ada rasa nyeri waktu haid yang semakin lama
kecenderungan ras. Endometriosis sering semakin hebat. Sebab dari dismenorea ini
ditemukan pada wanita usia reproduksi (20- tidak diketahui, tetapi mungkin ada
25%), tetapi faktor penyebab tidak diketahui hubungannya dengan vaskularisasi dan
pendarahan dalam sarang endometriosis bagaimana endometrisosi terjadi penulis
pada waktu sebelum dan semasa haid. Nyeri tertarik untuk melakukan studi kasus pada
tidak selalu didapatkan pada endometriosis pasien dengan diagnosa medis
walaupun kelainan sudah luas, sebaliknya Endometriosis, karena pasien dengan
kelainan ringan dapat menimbulkan gejala Endometriosis banyak yang mengalami
nyeri yang keras. Dispereunia yang infertil, sehingga memiliki dampak pada
merupakan gejala yang sering dijumpai, fisik, psikologis dan sosial yang sangat besar
disebabkan oleh karena adanya bagi kehidupan kaum wanita. Atas dasar
endometriosis dikavum douglas defekasi uraian diatas, maka penulis mengambil judul
yang sukar dan sakit terutama pada waktu laporan ini : Asuhan Keperawatan Pada Ny.
haid, disebabkan karena adanya S Dengan Dignosa Medis, Endometriosis +
endometriosis pada dinding rekto sigmoid. Adenomiosis + Hidronefrosis Berat Sinistra
Kadang-kadang bisa terjadi stenosis dari di Ruang E2 Rumkital Dr Ramelan
lumen usus besar tersebut. Endometriosis Surabaya,
kandung kencing jarang terdapat, gejala- METODE PENELITIAN
gejala ialah ganggua miksi dan hematuria Studi kasus menggunakan metode
pada waktu haid. Gangguan haid dan yang memusatkan perhatian pada suatu
siklusnya dapat terjadi pada endometriosis obyek tertentu yang diangkat sebagai sebuah
apabila kelainan pada ovarium demikian kasus untuk dikaji secara mendalam
luasnya sehingga fungsi ovarium terganggu. sehingga mampu membongkar realitas di
Ada kolerasi yang nyata antara balik fenomena.
endometriosis dan infertilitas. 30-40% HASIL DAN PEMBAHASAN
wanita dengan endometriosis menderita Pengkajian
infertilitas. Menurut Rubin kemungkinan Penulis melakukan pengkajian pada
untuk hamil pada wanita dengan Nn. L dengan melakukan anamnesa pada
endometriosis adalah kurang lebih separuh pasien dan keluarga, melakukan
dari wanita biasa. Faktor penting yang pemeriksaan fisik dan mendapatkan data
menyebabkan infertilitas pada endometriosis dari pemeriksaan penunjang medis.
ialah apabila tuba terganggu karena fibrosis Pembahasan dimulai dari :
dan perlekatan menyebabkan keadaan Identitas
rendah estrogen yang asiklik karena Data yang didapatkan, Ny. S berjenis
gangguan pertumbuhan pada folikel kelamin perempuan, berusia 45 tahun.
(Chandranita, 2010) Menurut Gant Norman (2011), insiden
Adapun peran perawat dalam endometriosis berkisar 5-15% pada
penanganan kasus dengan diagona medis perempuan pramenopouse. Endometriosis
Endometrisosis terbagi dalam promotif merupakan penyebab pada seperempat
seperti memberikan pendidikan kesehatan laparatomi ginekologik dan dijumpai pada
tentang penyakit endometriosis dan 50% perempuan yang menjalani
penanggulangannya, preventif yaitu pembedahan untuk infertilitas. Usia rata-rata
mencegah terjadinya komplikasi dari adalah 28 tahun (dengan rentang 10-83
penyakit endometriosis agar tidak menjadi tahun), walaupun 75% kasus terjadi pada
lebih parah denagan melakukan pembedahan perempuan yang berusia antara 25 dan 50
histerektomi, yaitu perawat berperan tahun. Tampaknya tidak ada kecenderungan
memulihkan kondisi kesehatan pasien ras.
dengan masalah yang dihadapi setelah Riwayat Kesehatan
operasi dilaksanakan. Melihat latar belakang
Keluhan utama pasien mengatakan mengganggu selaput lain dan menyebabkan
nyeri perut bawah menembus ke punggung. rasa sakit. Lama kelamaan, lapisan
Hal ini sesuai dengan pernyataan Brunner & endometriosis ini semakin tebal dan
Suddarth (2001), Gejala pada endometriosis membentuk benjolan atau kista (kantung
beragam yang berhubungan dengan lokasi berisi cairan) dalam ovari. Endometriosis
jaringan endometrium. Biasanya gejala perlu dibuang segera kerana ia akan
utama adalah suatu tipe dismenorea, tidak menyebabkan: tidak mampu ovulasi, folikel
seperti kram uterus yang lazim. Keluhan tidak pecah, Luteolisis, Oosit tidak matang,
pasien berupa rasa sakit hebat yang jauh hubungan seks menjadi sakit. (Nasri
didalam abdomen bagian bawah, vagina, Ismail,2005)
pelvis posterior, dan pinggang. Menurut Alasan kunjungan Klien merasa tidak
Chandranita dkk (2010) gejala utama nyaman dengan rasa nyeri terus menerus
endometriosis adalah rasa sakit dan dirasakan oleh pasien sejak setelah operasi
infertilitas, rasa sakit mengikuti irama siklus pertama di RSI pada bulan februari 2015
hormonal seperti rasa nyeri konstan dibagian dan akan dilakukan operasi ke dua yaitu
bawah abdomen : diskomfort dan sakit operasi Adesiolysis + TAH-BSO + DJ
pinggang, rasa nyerinya menjelang STENT. Menurut Brunner & Suddarth
menstruasi dan berkurang setelah Gejala pada endometriosis beragam yang
menstruasi, dispareunia pada endometriosis berhubungan dengan lokasi jaringan
menyebar : kavum douglas, forniks endometrium. Biasanya gejala utama adalah
posterior, serviks dan vaginal endometriosis, suatu tipe dismenorea, tidak seperti kram
ligamentum sakro uterinum, dapat terjadi uterus yang lazim. Keluhan pasien berupa
pendarahan saat menstruasi : endometriosis rasa sakit hebat yang jauh didalam abdomen
usus, endometriosis vesika urinaria, bagian bawah, vagina, pelvis posterior, dan
perdarahan hubungan seksual, pada pinggang yang terjadi 1 atau 2 hari sebelum
endometriosis serviks atau vagina pecah, siklus menstruasi dan berlangsung selama 2
rasa sakit tumpul atau kemeng, timbunan atau 3 hari. Beberapa pasien tidak
darah kavum douglas atau endometriosis mengalami nyeri. Perdarahan uterus
ovarium, perhatikana rasa sakit berasal dari abnormal dan dispareunia (rasa sakit hebat
bekas insisi pada : bekas sectio sesarea (satu saat melakukan hubungan seksual) juga
kasus pribadi, bekas episiotomi. Setiap dapat menjadi bukti adanya kondisi ini pada
bulan, selaput endometrium akan wanita yang aktif secara seksual. Pelepasan
berkembang dalam rahim dan membentuk prostraglandin yang berlebihan dari sel-sel
satu lapisan seperti dinding. Lapisan ini yang luruh dapat berperan terhadap adanya
akan menebal pada awal siklus haid sebagai rasa mual dan diare. Endometriosis tidak
persediaan menerima telur tersenyawa akan sembuh sampai masa menapouse.
(embrio). Bagaimanapun jika tidak ada, Terapi medis atau bedah harus dianggap
dinding ini akan runtuh dan dibuang sebagai sebagai terapi supresif atau debulking
haid. Endometriosis yang ada di luar rahim (mengurangi ukuran endometriosis) karena
juga akan mengalami proses sama seperti pemeriksaan biopsi dan mikroskop elektron
dalam rahim dan berdarah setiap bulan, Oleh peritoneum normal sering memperlihatkan
kerana selaput ini ada di tempat tidak masih adanya endometriosis. Pada pasien
sepatutnya, ia tidak boleh keluar dari badan asimptomatik berusia muda dengan
seperti lapisan endometrium dalam rahim. endometriosis ringan dan infertilitas,
Pada masa sama, selaput ini akan diindikasikan periode observasi atau
menghasilkan bahan kimia yang akan expectant therapy. Selama periode ini, perlu
dilakukan pemeriksaan menyeluruh untuk syndrome, hiperprolaktinemia, dan
mengevaluasi kemungkinan lain penyebab diperpanjangnya masa penundaan kehamilan
lain invertilitas. Pada beberapa penelitian diperkiraan dapat menjelaskan hubungan
terhadap pasien infertil dengan antara infertilitas dan endometriosis, tetapi
endometriosis ringan, pernah dilaporkan belum ada bukti yang konklusif. Banyak
angka kehamilan hingga 72%. Angka skema klasifikasi endometriosis telah
konsepsi yang setara dilaporkan dengan diusulkan. Klasifikasi yang
lapaskopi laser, bedah konservatif pada direkomendasikan saat ini adalah klasifikasi
laparatomi, dan terapi medis. Jika konsepsi yang diajukan oleh the American Fertility
tidak terjadi setelah periode observasi 12-18 society yang direvisi pada tahun 1985.
bulan, diindikasikan terapi bedah. Pada Ditinjau dari aspek psikologi klien,
pasien yang berusia lebih dari 35 tahun, klien mempresepsikan bahwa penyakit yang
sebagian besar peneliti akan langsung dideritanya adalah ujian dari tuhan yang
memberika teapi medis atau yang lebih maha esa untuk dirinya. Klien menganggap
sering terapi bedah (Gant Norman, 2011) segala usaha pengobatan di rumah sakit
Riwayat Keperawatan sudah dilaksanakan dan dipatuhinya. Tapi
Riwayat kehamilan klien, klien kadang dirinya merasa takut kalau
mengatakan klien memiliki 2 seorang anak, penyakitnya ini tidak bisa sembuh dan
laki-laki dan perempuan, anak pertama lahir makin parah. Klien berharap saat ini adalah
satu tahun setelah pernikahannya yaitu pada terakhir kalinya klien masuk rumah sakit,
tahun 1991, dan anak kedua klien lahir pada dan berharap operasi yang akan
tahun 1997. Menurut Gant Norman (2011) dilaksanakan pada hari Rabu 24 Juni 2015
Endometriosis sering menyebabkan besok merupakan operasi terakhir dan bisa
infertilitas, tetapi mekanismenya belum berjalan dengan lancar, menurut Andrews
jelas. Kemungkinannya, antara lain distorsia (2010) Semua pembedahan mayor memiliki
anatomi normal, perlekatan yang mengenai implikasi dengan gangguan citra tubuh,
tuba dan ovarium, dan pembentukan tetapi pengangkatan uterus dapat
endometrioma ovarium yang besar dan mengganggu citra diri wanita, terutama
berisi darah (kista coklat) yang mungki feminitasnya. Uterus merupakan simbol
merusak korteks oavarium. Terdapat reproduksi sehingga tanpa terus serta
peningkatan konsentrasi prostanoid di cairan menstruasi yang berkaitan dengan uterus,
peritoneum. Beberapa peneliti melaporkan wanita meras seksualitas dirinya kurang
adanya peningkatan konsentrasi sempurna. Bagi sebagian wanita, anjuran
prostaglandin tertentu dicairan peritoneum menjalani histerektomi menimbulkan
perempuan penderita endometriosis kecemasan dan ketakutan. Wanita sering
dibandingkan dengan kontrol normal. mendengar dari keluarga dan teman tentang
Protaglandin dapat mencegah konsepsi malapetakan resiko setelah histerektomi
dengan mengganggu transportasi sperma sehingga mereka menganggap hiserektomi
dan ovum, menimbulkan luteosis , atau mengakibatkan mereka mengalami
mengganggu implantasi. Sitotoksisitas penambahan berat badan, tumbuh rambut
diperantai sel (cell-mediated cytotoxicity) diwajah, menjadi tidak menarik bagi
yang menimbulkan peningkatan jumlah pasangan seksual mereka, dan yang paling
makrofag peritoneum pada perempuan buruk, kehilangan hasrat dan kenikmatan
dengan endometriosis dapat meningkatkan seksual, beberapa wanita yakin bahwa
pengrusakan sperma. Anovulasi, defek vagina dijahit dari vulva dan beberapa
faseluteal, liteinized unruptured follicle
wanita lain berpikir bahwa uterus sangat berhubungan dengan pro-operasi
penting untuk orgasme. pengangkatan rahim (TAH-BSO), salah satu
Pada pemeriksaan sistem reproduksi intervensinya mengkaji tingkat ansietas dari
dan genital klien tidak ada pendarahan dan klien, Wanita sering mendengar dari
tidak ada keputihan, pada pasien terdapat keluarga dan teman tentang malapetaka
bekas luka operasi kistektomi berbentuk resiko setelah histerektomi sehingga mereka
vertikal dengan panjang ± 15 cm, pasien menganggap hiserektomi mengakibatkan
mengeluh nyeri di perut kanan bawah mereka mengalami penambahan berat
tembus ke punggung, Perlengketan pada badan, tumbuh rambut diwajah, menjadi
organ kelamin wanita dapat disebabkan oleh tidak menarik bagi pasangan seksual
tiga hal yaitu : infeksi, endometriosis dan mereka, dan yang paling buruk, kehilangan
riwayat operasi organ perut. Perlengketan ini hasrat dan kenikmatan seksual, beberapa
sesungguhya merupakan proses wanita yakin bahwa vagina dijahit dari
penyembuhan alami tubuh untuk vulva dan beberapa wanita lain berpikir
memperbaiki jaringan yang cedera atau bahwa uterus sangat penting untuk orgasme
terluka. Cedera atau luka akibat operasi, Andrews (2010).
infeksi maupun endometriosis ini diperbaiki Intervensi selanjutnya menjelaskan
dengan membentuk jarigan baru di dan persiapan untuk tindakan prosedur
permukaan jaringan yang rusak. Jaringan sebelum dilakukan tindakan operasi, pada
baru yang terbentuk inilah yang dapat H-1 dilakuknannya tindakan operasi,
menyebabkan lengketnya organ tersebut perawat mempersiapkan klien pada
dengaan luka sayatan oerasi atau dengan persiapan fisik yaitu fleet Enema (dilakukan
organ lain disekitarnya. Pada sebagian orang untuk mengosongkan usus besar agar tidak
perlengketan ini menyebabkan tarikan, mengeluarkan feses di meja operasi,
puntiran atau prubahan posisi dapat biasanya dibantu pemberian dulcolax
menimbulkan berbagai keluhan terutama suppositoria), mempersiapkan daerah yang
nyeri. Pada wanita, selain nyeri, akan dioperasi (bulu kemaluan dan bulu
perlengkatan ini dapat pula menimbulkan kulit perut di cukur bersih), dan
infertillity, terutama apabila perlengketan menganjurkan klien untuk puasa 6 jam
terjadi pada organ saluran telur (tuba sebelum tindakan operasi dilakukan serta
fallopi). Diagnosis perlengketan organ dianjurkan istirahat dan tidur malam hari,
kelamin dalam wanita ini didasarkan pada sebelum masuk kamar bedah yang perlu
adanya faktor resiko riwayat operasi perut diperhatikan yaitu harus diambil catatan
(open surgery), infeksi, keluhan nyeri serta suhu, tensi, nadi, dan pernapasan, pagi-pagi
pemeriksaan dalam yang mendukung adanya klien
perlengketan organ kelamin dalam. Namun Diagnosa Keperawatan
demikian, seringkali perlengketan ini Diagnosa keperawatan adalah sebuah label
dijumpai tanpa sengaja saat dilakukan singkat, menggambarkan kondisi klien yang
tindakan laaraskopi. Pperlengketan ini dapat diobservasi di lapangan (Wilkinson,2006).
dihilangkan dengan melakukan fisioterapi Diagnosa keperawatan pada klien Ny. S
(misal wurn technique) untuk perlengketan dengan diagnosa medis Endometriosis +
ringan, dan tindakan operatif untuk Adenomiosis + Hidronefrosis Berat Sinistra
perlengketan yang lebih hebat (Utamadi, Pre Op Adesiolysis + TAH-BSO +
Gunadi, 2004). Pemasangan DJ Stent ada 2 diagnosa
Pada diagnosa medis endometriosis Pre keperawatan, yaitu nyeri kronik
Operasi tindakan TAH-BSO ansietas berhubungan dengan Respon penggantian
jaringan endometrial (abdominal, peritoneal)
terhadap siklus rangsang hormon ovarium, cemas endometriosis) karena pemeriksaan biopsi
berhubungan dengan Pro operasi tanggal 24 dan mikroskop elektron peritoneum normal
Juni 2015 pengangkata rahim (TAH-BSO). sering memperlihatkan masih adanya
Diagnosa keperawatan klien dengan endometriosis. Pada pasien asimptomatik
diagnosa medis Endometriosis + berusia muda dengan endometriosis ringan
Adenomiosis + Hidronefrosis Berat Sinistra dan infertilitas, diindikasikan periode
Post Op Adesiolysis + TAH-BSO + observasi atau expectant therapy. Selama
Pemasangan DJ Stent ada 3 diagnosa periode ini, perlu dilakukan pemeriksaan
keperawatan, yaitu Nyeri akut Berhubungan menyeluruh untuk mengevaluasi
dengan post operasi, mual berhubungan kemungkinan lain penyebab lain invertilitas.
dengan efek obat metronidazole, resiko Pada beberapa penelitian terhadap pasien
infeksi berhubungan dengan luka post op. infertil dengan endometriosis ringan, pernah
Pad data diagnosa terdapat kesamaan yang dilaporkan angka kehamilan hingga 72%.
signifikan antara tinjauan pustaka dengan Angka konsepsi yang setara dilaporkan
tinjauan kasus, pemilihan diagnosa diambil dengan lapaskopi laser, bedah konservatif
berdasarkan tanda dan gejala yang dirasakan pada laparatomi, dan terapi medis. Jika
oleh klien pada saat itu dan didapatkan konsepsi tidak terjadi setelah periode
kesamaan antara tinjauan pustaka dengan observasi 12-18 bulan, diindikasikan terapi
tinjauan kasus, namun tidak semua diagnosa bedah. Pada pasien yang berusia lebih dari
diagnosa yang ada pada tinjauan pustaka 35 tahun, sebagian besar peneliti akan
juga terjadi pada tinjauan kasus, pemilihan langsung memberika teapi medis atau yang
diagnosa diambil berdasarkan tanda dan lebih sering terapi bedah (Gant Norman,
gejala yang dirasakan oleh klien pada saat 2011)
itu, sementara pada tinjauan pustaka, Ansietas berhubungan dengan Pro-
diagnosanya secara umum. Operasi pengankatan rahim
Adapun diagnosa keperawatn yang penulis (Adhesiolis+TAH-BSO). Ansietas adalah
temukan pada klien Ny. S dengan diagnosa suatu perasaan takut karena antisipasi
medis Endometriosis + Adenomiosis + terhadap bahaya (taylor, 2010). Penulis
Hidronefrosis Berat Sinistra Pre Op menegakkan diagnosa ini karena pada
Adesiolysis + TAH-BSO + Pemasangan DJ tanggal 22 Juni 2015 diperoleh data keluhan
Stent adalah : pasien klien merasa takut kalau penyakitnya
Nyeri berhubungan dengan penggantian ini tidak bisa sembuh dan makin parah.
jaringan endometrial (abdominal, peritoneal) Klien berharap saat ini adalah terakhir
terhadap siklus rangsang hormon ovarium. kalinya klien masuk rumah sakit, dan
Pada saat pengkajian pada tanggal 22 Juni berharap operasi yang akan dilaksanakan
2015, penulis mendapatkan data bahwa pada hari Rabu 24 Juni 2015 besok
keluhan utama klien yaitu nyeri dibagian merupakan operasi terakhir dan bisa berjalan
perut bawah menembuh hingga punggu. dengan lancer, Pasien tampak gelisah,
Menurut chandra dkk (2010) mengatakan Pasien sering bertanya-tanya tentang operasi
gejala utama pada pasien dengan yang akan dilakukan pada dirinya, Pasien
endometriosis adalah rasa sakit dan tampak tidak bisa tidur hal ini juga sesuai
infertilirtas, rasa nyeri konstan dibagian teori yang mengatakan bahwa tujuan
bawah abdomen dan sakit pinggang, tindakan operasi, khususnya histerektomi
Endometriosis tidak akan sembuh sampai yaitu untuk menyelamatkan jiwa,
masa menapouse. Terapi medis atau bedah mengurangi
harus dianggap sebagai terapi supresif atau penderitaan,memperbaikikelaina sehingga
debulking (mengurangi ukuran
fungsinya optimal kembali. Untuk dapat terpasang drain, pasien terpasang kateter
mencapai sasaran tersebut diupayakan urine. histerektomi dapat dilakukan melalui
persiapan praoperatif yang baik, menetapkan abdomen atau vagina, dokter bedah
indikasi yang benar, melakukan tindakan membuat insisi ini berdasarkan pada
medis teknis operasi medis yang benar, diagnosis dan ukuran uterus. Insisi abdomen
memilih operator yang tepat dan memhhami digunakan billa pasien memiliki karakter
antomi fisiologi reproduktif organ, termasuk dan ketika uterus membesar, nyeri yang
dinamika psikologis dan perkembangan diakibatkan dan ketidaknyamanan abdomen
seksual (manuaba, 2004) dan sebagai, peran adalah hal yang umum terjadi. Analgesik
perawat sangat penting untuk membantu diberikan sesuai yang diterapkan
mengenali kecemasan dan ketakutan, untukmenghilangkan nyeri dan
mengoreksi semua mitos dan meningkatkan pergerakan dan ambulasi.
kesalahpahaman, serta memberi saran yang Untuk menghilangkan ketidaknyamanan
jelas dan tepat. Beberapa wanita tidak akibat distensi abdomen, selang naso gastrik
menyadari bahwa mereka tidak lagi dapat dipasang sebelum pasien
menstruasi seteelah histerektomi dan pada meninggalkan ruangan. Dalam periode
wanita pramenapouse, terhentinya pascaoperatif, cairan dan maanan dapat
menstruasi dan kehilangan fertilitashrus dipantang selama 1 atau 2 hari, jika pasien
dibicarakan dan informasi akurat mengenai mengalami distensi abdomen atau flatus,
terapi sulih hormon harus disampaikan selang rektal dapat dipasang, juga
Andrews (2010). pemasangan penghangat pada abdomen
Adapun diagnosa keperawatan yang dapat diberikan. Apabila auskultasi
penulis temukan pada klien Ny.S dengan abdomen mendeteksi adanya bising sus yang
diagnosa Endometriosis + Adenomiosis + menandakan peristaltik , pasien dapat
Hidronefrosis Berat Sinistra Post Op meneerima cairan tambahan dan diet lunak,
Adesiolysis + TAH-BSO + Pemasangan DJ ambulasi dapat memudahkan kembalinya
Stent adalah : peristaltik normal Brunner & Suddarth
Nyeri akut berhubungan dengan post (2001)
operasi Adesiolysis + TAH-BSO + Mual berhubungan dengan efek obat
Pemasangan DJ Stent. Nyeri akut adalah metronidazole. Mual adalah, penulis
sensai tidak nyaman subjektif yang mengambil diagnosa ini karena pada tanggal
dihasilkan dari interaksi saraf sendori 24 Juni 2015 klien mendapatkan terapi
multipel yang dibangkitkan oleh stimulasi metronidazol yang memiliki efek samping
fisik, kimia, biologis, atau psikologis (taylor, mual, muntah, pusing, dan pada Ny. S juga
2010). Penulis mengangkat diagnosis ini terjadi seperti gejala efek samping pada obat
karena pada tanggal 22 Juni 2015, diperoleh metronidazole. Metronidazole adalah
data klien menyatakan nyeri pada perut antibakteri dan antiprotozoa sintetik derivat
bagian luka operasi, nyerinya seperti panas nitroimidazoi yang mempunyai aktifitas
dan cekot-cekot, derajat pada angka 7 dari 1- bakterisid, amebisid dan trikomonosid.
10, dan nyerinya hilang timbul, wajah klien Dalam sel atau mikroorganisme
menyeringai, klien melaporkan nyeri, metronidazole mengalami reduksi menjadi
perilaku berhati-hati, berfokus pada diri produk polar. Hasil reduksi ini mempunyai
sendiri, tekanan darah : 100/70 mmHg, nadi aksi antibakteri dengan jalan menghambat
: 80x/menit, suhu : 363C, pernapasan : sintesa asam nukleat. Metronidazole efektif
20x/menit, terdapat luka bekas operasi terhadap Trichomonas vaginalis, Entamoeba
diperut ± 15 cm secara horizontal, pasien
histolytica, Gierdia lamblia. Metronidazole tercapainya asuhan keperawatan yang telah
bekerja efektif baik lokal maupun sistemik. dilakukan.
Resiko infeksi berhubungan dengan post Adapun perencanaan yang dibuat
operasi Adesiolysis + TAH-BSO + pada klien Ny. S sesaui dengan prioritas
Pemasangan DJ Stent. Resiko infeksi adalah masalah pada pre-operasi Endometriosis +
adanya internal atau eksternal yang Adenomiosis + Hidronefrosis Berat Sinistra
mengancam kesejahteraan fisik (taylor, Post Op Adesiolysis + TAH-BSO +
2010). Penulis mengambil diagnosa ini Pemasangan DJ Stent adalah Nyeri
karena pada tanggal 25 Juni 2015 klien telah berhubungan dengan Respon penggantian
dilakukan operasi dengan tindakan jaringan endometrial (abdominal, peritoneal)
Adesiolysis + TAH-BSO + Pemasangan DJ terhadap siklus rangsang hormon ovarium,
Stent dengan data obyektif terdapat luka intervensinya diantaranya : Kaji tingkat
bekas insisi secara horizontal pada perut nyeri pasien, pengalaman nyeri pasien
pasien, pasien terpasang foley kateter no. 18, (gambaran intensitas nyeri) Tentukan tingkat
klien terpasang infus RL sisa ≠ 200cc nyeri yang dialami, observasi tanda-tanda
ditangan kiri, dengan hasil laboratorium vital sesuai data fokus (Nadi, tensi, suhu,
pada tanggal 25 Juni 2015 WBC : 18.0 /uL, pernapasan, ajarkan tentang teknik non
Nilai Normal 4.0-10.0. hal ini sesuai teori farmakologi : napas dalam, teknik relaksasi,
yang menyatakan komplikasi berikutnya distraksi, kompres hangat/dingin, anjurkan
yaitu infeksi karena sejak semula infeksi mobilisasi dini atau ubah posisi (dalam
atau infeksi pasca operasi, ganggua batasan klien mamapu melakukannya,
keseimbangan cairan dan elektrolit, tindakan kolaborasi dengan dokter dalam
prolapsus vaginan vault (manuaba, 2010) pemberian analgesik dan kaji efektivitasnya,
HGB : 7.2 g/dL, Nilai Normal 12.0-16.0 hal beri informasi yang akurat untuk
ini sesuai dengan teori yang menyatakan mengurangi rasa sakit, anjurkan pasien
komplikasi pemasangan stent mencakup untuk istirahat bila nyeri timbul, kolaborasi
infeksi, reaksi inflamasi yang terjadi untuk tindakan pembedahan, selanjutnya
sekunder akibat adanya benda asing dalam cemas berhubungan dengan Pre-Operasi
traktus urogenitalis, pembentukan krusta Pengangkatan rahim (TAH-BSO). Intervensi
dalam selang, perdarahan atau obstruksi diantaranya: Kaji tingkat kecemasan pasien,
karena bekuan darah didalam stent dan tentukan bagaimana koping pasien dalam
tercabutnya stent tersebut (Brunner & mengatasi masalah, yakinkan kembali pada
Suddarth 2001) pasien bahwa ia aman dan ditangani oleh
Perencanaan Keperawatan profesional. Tetap temani pasien jika
Setelah merumuskan diagnosa memungkinkan, orientasikan pasien pada
keperawatan selanjutnya penulis menyusun lingkungan dan teman-teman satu kamarnya,
perencanaan yang meliputi prioritas ajarkan pasien teknik-teknik relaksasi seperti
masalah, perumusan, tujuan, penentuan latihan napas dalam. Ajarkan pasien untuk
kriteria hasil, dan rencana tindakan yang selalu berpikir positif, berikan informasi
dilakukan untuk mengatasi masalah klien kepada pasien tentang penyakit, dan proses
berdasarkan masalah keperawatan yang perawatan yang akan dilakukan selama
telah ditemukan. Pada kasus kelola dapat dirumah sakit, kolaborasi pemberian anti
diketahui keadaan klien secara langsung anxietas.
sehingga pada tinjauan kasus digunakan Adapun perencanaan yang dibuat
kriteria waktu untuk mengetahui keefektifan pada klien Ny. S sesuai dengan prioritas
masalah pada post-operasi dengan
Endometriosis + Adenomiosis + Adapun uraian pelaksanaan dari
Hidronefrosis Berat Sinistra post-Op diagnosa pertama pre-operasi Endometriosis
Adesiolysis + TAH-BSO + Pemasangan DJ + Adenomiosis + Hidronefrosis Berat
Stent adalah nyeri akut berhubungan dengan Sinistra post-Op Adesiolysis + TAH-BSO +
luka opst operasi, intervensi diantaranya Pemasangan DJ Stent adalah Nyeri
adalah : ajarkan klien teknik relaksasi berhubungan dengan Respon penggantian
dengan napas dalam ajarkan teknik distraksi, jaringan endometrial (abdominal, peritoneal)
anjurkan klien untuk istirahat, berikan obat terhadap siklus rangsang hormon ovarium,
injeksi ketorolak. Selanjutnya mual Kaji tingkat nyeri pasien, pengalaman nyeri
berhubungan dengan efek obat pasien (gambaran intensitas nyeri)
metronidazol, intervensi diantaranya: menentukan tingkat nyeri yang dialami,
ajarkan klien untuk napas dalam untuk mengobservasi tanda-tanda vital sesuai data
menekan reflek mual, batasi minum 1 jam fokus (Nadi, tensi, suhu, pernapasan,
sesudah, 1 jam sebelum, dan selama makan, mengajarkan tentang teknik non farmakologi
instruksikn untuk menghindari bau-bauan : napas dalam, teknik relaksasi, distraksi,
yang menyengat, berikan injeksi anti emetik kompres hangat/dingin, menganjurkan
(ranitidin). Selanjutnya resiko infeksi mobilisasi dini atau mengubah posisi (dalam
berhubungan dengan post operasi TAH- batasan klien mamapu melakukannya,
BSO, intervensi diantaranya: pertahankan melakukan tindakan kolaborasi dengan
teknik aseptik, mencuci tangan setiap dokter dalam pemberian analgesik dan
sebelum dan sesudah melakukan tindakan mengkaji efektivitasnya, memberi informasi
keperawatan, tingkatkan intake nutrisi yang akurat untuk mengurangi rasa sakit,
pasien, berikan terapi antibiotik, monitor menganjurkan pasien untuk istirahat bila
tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal, nyeri timbul, melakukan kolaborasi untuk
monitor luka post op pasien, kaji suhu tindakan pembedahan, adapun tindakan
pasien tiap 4 jam yang dilakukan untuk persiapan pasien
Pelaksanaan Keperawatan melakukan pembedahan yaitu, memasang
Pada tahap ini penulis melakukan infus, mencukur pubis pasien, memberikan
tindakan keperawatan sesuai dengan obat fleet enema. Selanjutnya cemas
keadaan klien dan rencana keperawatan berhubungan dengan Pre-Operasi
yang telah disusun. Semua tindakan Pengangkatan rahim (TAH-BSO). Intervensi
dilakukan dan didokumentasikan dalam diantaranya: mengkaaji tingkat kecemasan
catatan keperawatan. Tindakan keperawatan pasien, menentukan bagaimana koping
dilakukan oleh tim dari mahasiswa yang pasien dalam mengatasi masalah,
berdistribusi pada setiap shift sehingga meyakinkan kembali pada pasien bahwa ia
pelaksanaan tindakan dapat dilakukan secara aman dan ditangani oleh profesional.
continu selama 24 jam sesuai dengan Menganjurkan keluarga untuk menemani
perencanaan. pasien jika memungkinkan,
Pelaksanaan rencana keperawatan mengorientasikan pasien pada lingkungan
dilakukan pada tanggal 22 Juni 2015 – 27 dan teman-teman satu kamarnya,
Juni 2015 secara terkoordinasi dan mengajarkan pasien teknik-teknik relaksasi
terintegrasi. Untuk pelaksanaan diagnosa seperti latihan napas dalam. mengajarkan
pada kasus tidak semua sama dengan pasien untuk selalu berpikir positif, berikan
tinjauan pustaka karena disesuaikan dengan informasi kepada pasien tentang penyakit,
kondisi yang sebenarnya. dan proses perawatan yang akan dilakukan
selama dirumah sakit, melakukan
kolaborasi pemberian anti anxietas bila tim mahasiswa, perawat ruangan, petugas
perlu, memberikan kesempatan kepada kesehatan lain, klien dan keluarga.
keluarga untuk melakukan berdoa bersama Evaluasi Keperawatan
sebelum operasi dimulai Merupakan tahap akhir dari proses
Adapun perencanaan yang dibuat keperawatan dimana ada evaluasi ini penulis
pada klien Ny. S sesuai dengan prioritas menilai sejauh mana tujuan perawatan dapat
masalah pada post-operasi dengan tercapai, bentuk evaluasi terbagi dua yaitu
Endometriosis + Adenomiosis + evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi
Hidronefrosis Berat Sinistra post-Op proses adalah yang dilakukan pada setiap
Adesiolysis + TAH-BSO + Pemasangan DJ akhir melakukan tindakan keperawatan,
Stent adalah nyeri akut berhubungan dengan sedangkan evaluasi hasil adalah untuk
luka opst operasi, intervensi diantaranya mengetahui atau menganalisis
adalah : mengajarkan klien teknik relaksasi perkembangan masalah klien dan akan
dengan napas dalam ajarkan teknik distraksi, memberikan arah apakah rencana tindakan
menganjurkan klien untuk istirahat, dihentikan, dimodifikasi, atau dilanjutkan,
memberikan obat injeksi ketorolak. evauasi hasil ini dicatat dan dapat dilihat
Selanjutnya mual berhubungan dengan efek pada catatan perkembangan yang meliputi
obat metronidazol, intervensi diantaranya: aspek subyektif, obyektif, analisa, dan
mengajarkan klien untuk napas dalam untuk planning.
menekan reflek mual, membatasi minum 1 Pada waktu dilaksanakan evaluasi,
jam sesudah, 1 jam sebelum, dan selama diagnosa pertama yaitu nyeri dalam waktu
makan, menginstruksikn untuk menghindari 2x24 jam dari evaluasi didapatkan masalah
bau-bauan yang menyengat, memberikan teratasi dalam kurun waktu yang sama 2x24
injeksi anti emetik (ranitidin). Selanjutnya jam. Hal ini dapat dibuktikan dengan
resiko infeksi berhubungan dengan post dilakukannya tindakan pembedahan,
operasi TAH-BSO, intervensi diantaranya: sehingga yang awalnya pasien mengeluh
mempertahankan teknik aseptik, mencuci nyeri diperut menmbus kebelakang berubah
tangan setiap sebelum dan sesudah menjadi nyeri perut akibat luka post-operasi.
melakukan tindakan keperawatan, Pada diagnosa kedua yaitu cemas,
meningkatkan intake nutrisi pasien, digunakan kriteria yang sama yaitu 2x24
memberikan terapi antibiotik, memonitor jam dan teratasi dalam kurun waktu 2x24
tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal, jam juga, adapun data penunjang yaitu
memonitor luka post op pasien, memantau dengan adanya dukungan dari keluarga dan
suhu pasien tiap 4 jam, adapun pelaksanaan anak-anaknya klien serta kerabat-kerabat
tambahaan yaitu pada saat klien KRS, klien yang datang dan mendoakan klien
memberikan KIE tentang anjuran perawatan sebelum klien diantarkan ke ruang operasi,
khusus saat dirumah yaitu, Makan dengan klien juga mengatakan dirinya sudah lebih
gizi seimbang, istirahat yang cukup, tenang dan rileks, karena banyak yang
melakukan perawatan luka sendiri dirumah, datang untuk mendoakan klien.
kontrol sesuai jadwal yaitu pada tanggal 02 Pada diagnosa ketiga yaitu nyeri akut
Juli 2015 hari kamis jam 07.30 di poli berhubungan dengan post operasi digunakan
kandungan atau kontrol jika nyeri timbul kriteria 3x24 jam, masalah teratasi dalam
lagi. Dalam melaksanakan tindakan waktu 3x24 jam juga dibuktikan oleh
keperawatan pada kelima diagnosa pernyataan klien yang tiap harinya
kperawatan, penulis tidak menemukan mengatakan nyerinya berkurang, sehingga
hambatan karena adanya kerja sama antara pada tanggal 26 Juni klien bisa KRS. Pada
diagnosa ke empat yaitu mual berhubungan menjadi faktor : 15 % sebagai faktor
dengan efek obat metronidazol, dengan infertilitas, Perlekatan tuba fallopi degan
kriteria waktu 3x24 jam, dari evaluasi sekitarnya, Menutup osteum tubae
didapatkan hasil masalah teratasi dalam eksternum, Ovarian endometriosis dapat
waktu 3x24 jam dibuktikan dengan klien mengganggu fungsinya. 20% penyebab sakit
mengatakan sudah tidak mual lagi, dan di daerah pelvis seperti Menarch lebih dini
keadaan umum klien tampak rileks. Pada meningkatkan endometriosis, Gangguan
diagnosa ke lima yaitu resiko infeksi yang outflow darah menstruasi : Regurgitasi
ditemukan pada tanggal 25 Juni 2015, darah menuju peritonium, Reinplantasi sel
dengan kriteria waktu 3x24 jam, dari endometrium menimbulkan manifestasi
evaluasi didapatkan hasil masalah teratasi kliniknya. Kemungkinan faktor herediter :
sebagian. Dibuktikan dengan dilakukan Dalam family dijumpai sejumlah kejadian
tindakan pemberian obat antibiotik dan endometriosis, Endometriosis dihubungkan
transfusi darah 2 bag, Hb dan WBC klien dengan human leukocyte antigen (HLA)
meningkat. Sehingga dokter mengizinkan Dari data yang diperoleh, penulis
klien untuk KRS pada tanggal 26 Juni 2015 mendapat 2 diagnosa keperawatan pre-
Jam 14.00. operasi, yaitu Nyeri berhubungan dengan
SIMPULAN DAN SARAN Respon penggantian jaringan endometrial
Setelah penulis melakukan pengamatan (abdominal, peritoneal) terhadap siklus
dan melaksanakan asuhan keperawatan rangsang hormon ovarium dan cemas
secara langsung pada pasien dengan kasusu berhubungan dengan Pro-Operasi
geborn mioma di ruang E2 Rumkital Dr. pengangkatan rahim. Dan 3 diagnosa
Ramelan Surabaya, maka penulis dapat keperawatan post-operasi, yaitu nyeri akut
menarik kesimpulan sekaligus saran yang berhubungan dengan post operasi, mual
dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu berhubungan dengan efek obat
asuhan keperawatan pasien dengan metronidazole, resiko infeksi berhubungan
endometriosis + adenomiosis + HN berat dengan post operasi
sinistra. Dari urain di atas telah menguraikan Pembuatan rencana keperawatan pada
tentang asuhan keperawatan pada Ny. S sudah sesuai dengan tujuan kriteria
endometriosis + adenomiosis + HN berat hasil. Perencanaan ini di buat berdasarkan
sinistra, maka penulis dapat mengambil keluhan yang terdapat pada data subyektif
kesimpulan sebagai berikut : dan obyektif. Dalam membuat perencanaan
Pada pengkajian yang dilakukan pada tindakan tidak ada hambatan karena klien
klien Ny. S meliputi pemeriksaan fisik yaitu sangat mendukung dan kerja sama yang baik
data diperoleh berdasarkan hasil observasi dengan penulis
dan wawancara langsung kepada klien. Tindakan keperawatan yang sudah
Dalam pengkajian masih ada kesenjangan dilaksanakan pada tanggal 22 – 26 Juni
antara kasus dan ttinjauan teoritis, yaitu 2015, dapat dilakukan sesuai dengan
yang seharusnya ada di dalam tinjauan intervensi dan tujuan. Dan hasil dari
teoritis, tetapi tidak terdapat di dalam kasus tindakan keperawatan ditandai dengan
seperti pada pengkajian kejadian infertil keluhan yang dirasakan oleh klien teratasi
pada kasus dengan endometriosis, tidak Setelah dilakukan tindakan keperawata,
terdapat didalam kasus seperti pada tahap akhir adalah evaluasi. Evaluasi dari
pengkajian kejadian infertil tidak ditemukan massalah aktual dapat diselesaikan sesuai
didalam data. Endometriosis sekitar 1 – 2% waktu yang ditntukan dan masalah resiko
dari wanita reproduksi aktif dan dapat tidak menjadi aktual
Saran mempunyai respon terhadaap keluhan pasien
Bagi wanita yang mulai haid sehingga intervensi yang diberikan dapat
(menarke) atau pada saat haid terjadi membantu menyelesaikan masalah.
perdarahan disarankan untuk memeriksakan Untuk mencapai hasil keperawatan
alat reproduksinya apabila ada keluhan- yang diharapkan, diperlukan hubungan yang
keluhan saat haid atau menstruasi untuk baik dan keterlibatan keluarga serta perawat
dapat menegakkan diagnosis dini adanya sehingga timbul rasa saling percaya yang
endometriosis dan adenomiosis akan menimbulkan kerjasama yang baik
Kembangkan dan tingkatkan dalam memberikan asuhan keperawatan
pemahaman perawat terhadap konsep dan
komprehensif dengan harapan perawat

DAFTAR PUSTAKA Rasjidi, Imam. (2008) Manual histerektomi.


Jakarta: EGC
A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan
Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Rasjidi, Imam dkk. (2009). Imaging
Ginekologi Onkologi. Jakarta : Anggota
Proses Keperawatan. Jakarta :
IKAPI
Salemba Medika
Ruskiyah, Ai dan Lia Yulianti. Patologi
Ardiansyah, Muhammad. (2012). Medikal Asuhan Kebidanan IV Bagian 2. Jakarta:
Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta : .CV Trans Info Media
DIVA Press
Sabiston, David (2010). Buku Ajar Bedah
Bobak dkk. (2005). Buku Ajar Bagian 2. Jakarta : EGC
Keperawatan Maternitas Edisi 4.Jakarta :
EGC Taylor, Cynthia (2010). Diagnosis
Keperawatan Dengan Rencana Asuhan
Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Edisi 10. Jakarta : EGC
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Jakarta : EGC Tulandi, T. (2003). Uterine fibroids:
Embolization and other treatments.
Dirckx, J. H. (2005). Kamus ringkas Cambridge: Cambridge University
kedokteran Stedman untuk profesi Press.
kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Wiknjosastro, H., Saifuddin, A. B., &
Rachimhadhi, T. (2009). Ilmu
Manuaba I B G (2007) Pengantar Kuliah kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Obstetri. Jakarta. EGC Sarwono Prawirohardjo.
Oswari, E. (2005). Bedah dan Wilkinso, Judith M, (2006) Buku Diagnosis
Perawatannya. Jakarta : FKUI Keperawatan Dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta :
Prawirorahardjo, Sarwono. (2009) Ilmu
EGC
Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Setiati, Eni. (2012). Kenali Penanganan Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan
Tumor dan Kanker Pada Wanita. Dasar Manusia dan Proses
Yogyakarta : Pustaka Rama Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika Alimul,

You might also like