You are on page 1of 12

Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 111 – 122

DOMAIN GEOLOGI SEBAGAI DASAR PEMODELAN ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT


PERBUKITAN ZAHWAH, SOROWAKO, KABUPATEN LUWU TIMUR, PROVINSI SULAWESI
SELATAN
Deni Hernandi1, Mega Fatimah Rosana2, Agus Didit Haryanto2
1
PT Vale Indonesia, Tbk, Indonesia &
Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran,Bandung, Indonesia
2
Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran,Bandung, Indonesia
Email: deni.hernandi@vale.com atau denihernandi19@gmail.com

ABSTRACT
Good quality geochemistry data (Assay) reflects on geological modeling of lateritic resource
geology guaranted. Strengthen of the geological modeling process is absolutely influenced by
the Exploratory Data Analysis (EDA) process which aims to separate the geological domains
of laterite deposits based on the characteristic of geochemistry, the weathering material and
the lateral and vertical lithology composition of the laterite nickel deposits on Zahwah Hill
study area, Sorowako, Luwu Timur Regency, South Sulawesi Province. Identification of
population distribution of simple geochemical data based on graph of histogram, scatter plot
and terniary diagram is a powerful tool to facilitate and separate nickel laterite domains. The
impact of domain generalization will provide an overview of the geological model based on
natural conditions of nickel laterite deposit, which will be constructed the process of mineral
resource estimation based on zonation more reliable. Understanding nickel laterite
weathering process is an essential and complementary fundamental trought dissociate
geological domain of nickel laterit concept. Base on identification Zahwah hill lithology
consist of ultramafic rock; harzburgit and dunit, chareterized by low serpentinized into
unserpentized rock. Where the content of silica is very abundant and spread evenly on study
diarea. The enrichment of Nickel ore in laterite deposits is found in the -1-inch material
fraction only. In general, the geological domain of nickel laterite deposit on Zahwah hills
Block Model Laterite Nickel Resources are separated into 3 parts of the limonite zone,
saprolite zone and bedrock zone.

Keyword: domain, geochemistry, laterite, nikel, saprolite

ABSTRAK
Kualitas data geokimia (Assay) yang baik mencerminkan terhadap penjaminan pemodelan
geologi sumberdaya laterit. Kekuatan proses pemodelan geologi sangat dipengaruhi oleh
proses Exploratory Data Analysis (EDA) yang bertujuan memisahkan domain geologi
endapan laterit berdasarkan karaktersitik geokimia, material hasil pelapukan dan litologi
penyusun baik lateral maupun vertikal pada endapan Nikel laterit pada area Penelitan
Perbukitan Zahwah, Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.
Identifikasi distribusi populasi data geokimia secara sederhana berdasarkan grafik histogram,
scatter plot dan terniary diagram merupakan media yang ampuh untuk memudahkan dan
memisahkan domain Nikel laterit. Dampak generalisasi domain akan memberikan gambaran
model geologi berdasarkan kondisi natural endapan nikel laterit sehingga akan memudahkan
proses estimasi sumberdaya mineral berdasarkan zonasi. Pemahaman tentang teori
pelapukan endapan nikel laterit merupakan konsep penting yang mendasar dan saling
melengkapi terhadap proses memisahkan domain geologi laterit. Berdasarkan identifikasi
litologi penyusun Perbukitan Zahwah merupakan batuan ultramafic yaitu batuan Harzburgit
dan dunit. Dengan tingkat serpentinisasi rendah hingga tak terserpentinisasi. Dimana
kandungan silika sangat melimpah dan tersebar merata diarea penelitan. Pengayaan bijih
Nikel pada endapan laterite hanya terdapat pada material fraksi -1 inci. Proses domain
geologi endapan nikel laterit pada Blok Medol Sumberdaya Nikel laterit Perbukitan Zahwah
secara umum dipisahkan menjadi 3 bagian yaitu zona limonit, zona saprolit dan zona
bedrock.

Kata kunci: domain, geokimia, laterit, nikel, saprolit

111
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 111 – 122

PENDAHULUAN sebagian atau seluruhnya telah mengalami


Penelitian dilaksanakan pada Perbukitan pelapukan, dimana proses pelapukan
Zahwah, merupakan sebagian kecil dari area tersebut terjadi pada joint dan fracture
Kontrak Karya (KK) PT. Vale Indonesia Tbk. boulder. Tekstur atau fragment batuan
yang terletak di Sorowako, Kecamatan masih dikenali dan proses pelapukan belum
Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi berlangsung dengan sempurna.
Sulawesi Selatan. Lokasi penelitian dapat Pada batuan dengan tingkat
ditempuh dari Makassar menuju Sorowako terserpentinisasi yang tinggi proses
melalui jalan darat dengan jarak tempuh ± pelapukan tidak hanya berlangsung pada
600 Km, selama kurang lebih 12 jam joint dan fracture, tetapi terjadi pada masa
menggunakan transportasi umum ataupun batuan keseluruhan yang disebabkan
kendaraan pribadi. Sedangkan melalui jalur lunaknya batuan yang memungkinkan muka
udara yaitu dengan menggunakan pesawat air tanah terlibat sebagai agen pelapukan.
terbang non-komersial perusahaan kurang Porositas perlapisan pada zona saprolit
lebih 1 jam. sedang-baik, sedangkan densitas material
Pemahami tentang domain geologi Nikel relatif rendah.
laterit tidak terlepas pentingnya terhadap Proses pelapukan pada boulder terus
pemahaman teori pelapukan dan berlangsung meningkat dimulai dari bagian
pembentukan endapan laterit. Endapan nikel dalam hingga batas terluar batuan.
laterite merupakan produk pelapukan batuan Sedangkan MgO, SiO2 dan alkali akan tercuci
mafic dan ultramafic yang mengalami proses atau hilang, menyisakan besi Fe3+, Al2O3, Cr
pengayaan dalam kurun waktu geologi. dan Mn. Vertikal profil menunjukkan bahwa
Umumnya ada 2 faktor yang mempengaruhi kandungan Fe pada bagian atas lebih tinggi
palapukan batuan yaitu faktor fisika dan dibandingkan pada bagian bawah dan rata-
faktor kimia. Pelapukan batuan yang rata cenderung memiliki kadar Fe yang
diakibatkan proses fisika dipengaruhi oleh rendah. Pada zona saprolite Ni merupakan
angin, air, es, tumbuhan dan binatang. produk residual, namun umumnya
Sedangkan pelapukan yang diakibatkan oleh merupakan hasil proses pengayaaan yang
faktor kimia disebabkan adanya kontak kedua. Hal ini disebabkan ketika alkanitas
batuan terhadap air dalam hal ini muka air muka air tanah yang bersifat asam pada
tanah, oksigen, karbon dioksida, inorganik bagian atas tiba-tiba meningkat
dan organik yang memiliki sifat asam. menyebabkan terpisahnya olivine dan
Topografi merupakan hal kritikal yang terlepasnya magnesia, sehingga Ni pada
mengontrol terhadap pembentukan profile bagian atas terlarutkan dan diendapkan
laterit. Umumnya akumulasi endapan nikel pada zona saprolit.
berkembang baik pada topografi yang relatif Keterdapatan mineral garnierite umumnya
landai dan tidak berkembang baik pada pada zona saprolite, merupakan zona
topografi yang terjal. (Ahmad, 2009). Akibat dimana silica sebagai vein atau silica
dari proses geologi tersebut, produk boxwork terdapat. Bijih umumnya terdapat
geokimia endapan laterit tersebut secara pada zona Saprolit dan tidak semua profile
vertikal memiliki karakteristik kekhasan secara vertikal memiliki kadar Ni yang relatif
memisahkan sifat fisik zona laterisasi. merata. Hasil proses pengayaan Ni yang
Sehingga secara umum terbagi menjadi 3 kedua pada bagian bawah zona saprolit
zona yaitu Limonite, Saprolit dan Badrock bukan merupakan bagian dari tubuh bijih
(Gambar 1). dimana secara gradual menunjukkan kadar
Zona Batuan dasar (Bedrock), zona yang lebih rendah.
batuan dasar atau bedrock berada pada Zona limonit, zona ini berada pada bagian
bagian bawah profile, merupakan batuan atas profile laterite dan merupakan
batuan ultramafic yang belum mengalami pembentukan akhir pelapukan batuan
proses pelapukan. Komposisi kimia batuan ultrabasa serta terkonsentrasinya elemen
memiliki kemiripan terhadap komposisi kimia non-mobile yang diakibatkan proses
bedrock yang tidak teralterasikan. Terdapat pelindian pada batuan ultrabasa. Lapisan
struktur joints dan fracture terjadi seiring permukaan zona limonite bagian atas
terjadinya tekanan hydrostatic pada batuan. tersusun oleh sub zona lapisan iron capping,
Sementara sirkulasi air permukaan meresep berwarna merah disebut sebagai red
melalui joints dan fracture. limonite. Sub zona ini memiliki karakteristik
Zona Saprolit, zona ini berada diatas kaya akan mineral hematite terbentuk
batuan dasar (bedrock), umumnya boulder
sebagai hasil proses oksidasi dan merupakan relatif tinggi dan kondisi asli tekstur batuan
tanah penutup (overburden). Pada sub zona tidak teridentifikasi akibat proses pelapukan
iron capping lapisan permukaan ini porositas yang telah berlangsung sempurna.
buruk-sedang, sedangkan densitas material

112
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 111 – 122

Gambar 1. Profil Endapan Laterit Pada Batuan Tidak Terserpentinkan

Sedangkan dibagian bawah tanah penutup sumberdaya. Kesesuaian model geologi akan
(overburden), merupakan zona limonit memudahkan mengestimasi sumberdaya
berwarna merah-coklat atau kuning dan (matematika diperlukan untuk menyiapkan
biasa disebut sebagai sub zona yellow model sumberdaya yang sesuai) (Coombes,
limonit atau incremental limonit-saprolit, 2008).
mengandung mineral goethite dan besi Didalam pemodelan dan estimasi
hidroksida. Proses pelapukan relatif teramati sumberdaya terkait dengan proses membuat
pada tekstur perlapisan soil sedangkan blok yang berisi informasi kadar berdasarkan
kandungan SiO2 dan MgO telah tercuci. pengaruh atau informasi sampel terdekat.
Sedangkan residual element yang lain hadir Dimensi blok pada blok model sumberdaya
melimpah. Pada sub zona yellow limonit atau berbeda-beda tergantung tingkat keyakinan
incremental limonit-saprolit porositas geologi yang akan dibangun (Misal : Dimensi
perlapisan buruk-sedang, sedangkan Blok 12.5 x 12.5 x 1 dan seterusnya) atau
densitas material relatif tinggi. disesuaikan terhadap dimensi alat tambang
Sementara pada bagian bawah sub zona yang digunakan dan merefleksikan terhadap
yellow limonit atau incremental limonit- faktor dilusi dan mineabilty tambang.
Saprolit disebut sebagai sub zona Maka didalam menyiapkan domain geologi
intermediate (transisi zone) atau dikatakan proses tersebut berkaitan yaitu (Coombes,
sebagai limonite ore zone. Pada bagian sub 2008):
zona ini kandungan kadar besi relatif tinggi 1. Menempatkan kontrol geologi terhadap
dibagian atas sedangkan pada bagian bawah proses mineralisasi sehingga membatasi
relatif lebih rendah. Umumnya alumina dan membedakan populasi mineralisasi
ditandai dengan adanya mineral lempung yang terjadi.
(soft smecite clays dan silika). Sementara Cr 2. Statistik merupakan alat validasi
hadir dalam kadar yang relatif tinggi namun terhadap interpretasi populasi mineral.
bisa juga kandungannya relatif sedikit. 3. Memahami serta mendefinisikan setiap
Sementara unsur Mn dan Co terlarut domain sebelum membuat model 3D
diendapkan pada zona limonit bagian bawah berdasarkan data populasi sampel.
(transition zone). Sedangkan kandungan Pemahaman populasi mineral sangat
SiO2 dan MgO kadar rendah terbentuk. dipengaruhi genesa pembentukan mineral,
Porositas perlapisan pada sub zona lithology, tipe endapan, kontrol struktur,
intermediate (transisi zone) atau dikatakan pelapukan, pembentukan mineral dan faktor
sebagai limonite ore zone. Sisa tekstur lain yang berpengaruh terhadap
batuan masih dapat teramati yang pemahaman, pendefinisian dan membatasi
menunjukkan proses pelapukan. zona mineralisasi.
Ketika konsep laterisasi telah dipahami maka Data pemboran merupakan salah satu tipe
dengan mudah proses domaining terhadap data geokimia yang dapat digunakan untuk
endapan Nikel laterit tersebut dapat menyiapkan domain laterite. Domain laterite
diterapkan. Hal ini penting karena proses merupakan bagian dari proses Exploratory
domain Geologi merupakan inti pemodelan Data Anaysis (EDA). Proses ini terkait
geologi. Domain geologi menempati identifikasi eksistensi terhadap beberapa
setidaknya 90% akurasi dalam pemodelan populasi dengan ringkasan informasi statistik

113
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 111 – 122

yang berbeda. Hal tersebut didasarkan atas diperkirakan sama dengan ofiolit di lengan
pemahaman karakteristik statistik data, timur Sulawesi yang berumur Kapur-Awal
pengetahuan geologi sehingga data endapan Tersier (Simandjuntak, 1986; dalam
terkelompokan menjadi domain. Hal ini Simandjuntak, dkk. 1991).
dianggap lebih masuk akal dibandingkan jika Selanjutnya tersusun oleh batuan bancuh
menggabungkan seluruh data deposit (Mélange) Wasuponda (Mtmw), terbentuk
sekaligus. Pendefinisian domain bergantung dalam lajur penunjaman Zaman Kapur.
pada ketersediaan data yang cukup, Hubungan statigrafi dengan Batuan
sehingga akan lebih mudah menyimpulkan Ultramafik dan Formasi Matano berupa
tiap parameter statistik dari setiap domain. persentuhan tektonik atau tidak selaras.
Selain itu, domain tersebut harus memiliki Kemudian secara tidak selarasa terendapkan
prediktabilitas secara spasial dan tiap Formasi Matano (Kml). Berdasarkan
domain tidak boleh tumpang tindih antar kandungan fosil batugamping, yaitu
satu domain terhadap domain lainnya Globotruncana sp dan Heterohelix sp, serta
(Rossi, M.E., Deutsch, C.V., 2014). radiolaria dalam rijang (Budiman, 1980;
dalam Simandjuntak, dkk. 1991), Formasi
GEOLOGI DAERAH PENELITIAN Matano diduga berumur Kapur Atas dan
Daerah telitian termasuk dalam Peta Geologi diendapkan dalam lingkungan laut dalam.
Regional Lembar Malili, merupakan bagian Sedangkan pada bagian atas merupakan
Mandala Geologi Sulawesi Timur. Dengan endapan alluvium (Ql)
kondisi morfologi yaitu pegunungan yang Berdasarkan identifikasi bahwa litologi
berada dibagian tenggara lembar peta yaitu penyusun Perbukitan Zahwah merupakan
Pegunungan Verbeek dengan ketinggian 800 batuan ultramafic yaitu batuan Harzburgit
- 1.346 meter di atas permukaan laut. dan dunit. Dengan tingkat serpentinisasi
Tersusun oleh batuan ofiolit, batuan bancuh rendah hingga tak terserpentinisasi. Dimana
(melange) dan batugamping (Simandjuntak, kandungan silika sangat melimpah dan
dkk. 1991) (Gambar 2). tersebar merata diarea penelitan. Pengayaan
Statigrafi batuan tertua pada daerah bijih Nikel pada endapan laterite hanya
penelitian tersusun oleh batuan ofiolit. terdapat pada material fraksi -1 inci.
Komplek ofiolit tersebut memanjang dari Sedangkan tujuan penelitan berdasarkan
utara Pegunungan Balantak ke arah data Geokimia Perbukitan Zahwah yaitu
tenggara Pegunungan Verbeek merupakan mengidentifikasi domain geologi layer laterit
Batuan Ultramafik (MTosu), tersusun oleh berdasarkan data geokimia untuk
harzburgit, lherzolit, wherlit, websterit, menjaminan kwalitas dan kesesuaian blok
serpentinit, dunit, gabbro dan diabas. Umur model estimasi sumberdaya Nikel laterit.
formasi ini belum dapat dipastikan, tetapi

Gambar 2. (a). Peta Geologi Regional Lembar Malili Daerah Penelitian Perbukitan
Zahwah (Simandjuntak, dkk. 1991)
(b). Kolom Stratigrafi Mandala Geologi Sulawesi Bagian Timur, Peta Geologi
Regional Lembar Malili (Simandjuntak, dkk. 1991)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN dengan jumlah data geokimia yaitu 13405
Proses domain laterit geologi Perbukitan berdasarkan pada tiap intercept atau interval
data melibatkan 395 titik data pemboran, pemboran.

114
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 111 – 122

Metodologi yang umum digunakan saat saprolit dan pada bagian atas adalah
mengidentifikasi domain geokimia endapan layer limonit.
laterite yaitu 4. Identifikasi data perdasarkan distribusi
1. Sebelum dilakukan prose pengecheckan histogram dan scatter plot (Mis: Ni, Fe,
atau Exploratory Data Analysis (EDA) Co SiO2 dan MgO) pada tiap layer laterite.
pastikan bahwa keseluruhan data 5. Identifikasi data berdasarkan distribusi
geokimia pada deposit endapan nikel ternary diagram terhadap nilai Oksida FE,
laterit yang akan dilakukan pengecheckan MgO dan SiO2
jumlah error nilai element data geokimia Hal lain yang perlu diperhatikan terhadap
(assay) setelah melalui proses QAQC ≤ distribusi data geokimia pada saat akan
1% dari total. dilakukan proses domain laterit yaitu
2. Pastikan bahwa tidak ada duplikasi data 1. Pastikan jika ada data geokimia dengan
geokimia (assay) yang ditandai oleh nilai 0, maka nilai pada kolom harus
adanya nomor titik pemboran yang sama kosongkan.
(Holes ID). 2. Jika ada nilai -999 pastikan data dirubah
3. Pastikan bahwa generalisasi domain nilainya ½ dari detection limit terhadap
pelapisan (layer) geologi statigrafi alat assay yang digunakan untuk
berurut dimulai dari bawah yaitu layer memperoleh informasi kadar.
batuan dasar (bedrock), kemudian layer

Tabel 1. Nilai Batas Minimum dan dan Maximum Pembacaan Alat X-ray
fluorescence (XRF)
No Parameter % Kadar
1 Ni 0.01 - 15.00
2 Fe 0.1 - 60.0
3 SiO2 0.1 - 100.0
4 Co 0.001 - 3.000
5 MgO 0.1 - 50.0

Detection limit adalah kemampuan nilai zona transisi perlahan mulai meningkat
terkalibrasi pada alat untuk membaca nilai pada zona saprolit hingga optimum
element dari conto material endapan nikel meningkat signifikan ketika memasuki zona
laterit dan umumnya mengunakan alat batuan dasar (bedrock) dibandingkan pada
analisis geokimia X-ray fluorescence (XRF) zona limonit (Gambar 3).
(Tabel 1).
Histogram Profil Nikel Laterit
HASIL DAN PEMBAHASAN Domain geologi harus merefleksikan proses
Vertikal Profil Laterit geologi. Setelah dilakukan proses validasi
Karakteristik dan kecenderungan geokimia berdasarkan plot data nilai element geokimia
endapan Nikel laterit pada daerah penelitian pada daerah penelitian perbukitan zahwah
perbukitan zahwa berdasarkan vertikal profil pada histogram menunjukan single populasi
pada zona limonit, saprolit dan badrock terhadap tiap domain.
terhadap 5 element (%Ni, %Co, %Fe, Domain limonit histogram, berdasarkan
%MgO dan %SiO2) yang digunakan untuk populasi karakteristik geokimia terhadap %
memisahkan domain geologi daerah kadar elemen Ni, Co, SiO2 dan MgO grafik
penelitian berdasarkan data geokimia histogram menunjuk skew positif sementara
pemboran, gradual menunjukkan bahwa %kadar pada elemen Fe skew negative
%kadar Ni akan meningkat perlahan mulai (Gambar 4). Sedangkan saprolit histogram
dari zona limonit hingga zona saprolite, %kadar Ni, Co, Fe dan MgO menunjukkan
sedangkan pada zona batuan dasar skew positif, sementara SiO2 adalah
(bedrock) %kadar Ni akan berkurang. distribusi normal (Gambar 5). Pada batuan
Kemudian %kadar Co relatif meningkat pada dasar (bedrock), populasi distribusi %kadar
zona limonit hingga zona transisi yaitu pada element Ni, Co, Fe, SiO2 menunjukkan
perbatasan antara zona limonit dan zona skew positif. Adanya distribusi silika
saprolit, dan sangat rendah pada zona berkadar rendah yang berada pada range
badrock. Pada Zona limonit proporsi %kadar %kadar SiO2 8.9 – 28.9 menunjukan
Fe sangat tinggi, ketika memasuki zona adanya proporsi material tanah (soft
Saprolite maka %Fe rendah dan akan material), recovery ≤15% yang berada pada
terlihat berkurang tajam pada Zona Badrock. zona bedrock dan domaining digeneralisir
Sementara identifikasi terhadap %kadar sebagai layer Bedrock (Gambar 6).
MgO dan %kadar SiO2, setelah melewati

115
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 111 – 122

Gambar 3. Geokimia Laterit Profil Perbukitan Zahwah


(a) General laterit profile zona limonit dan saprolit
(b) Individual vertikal data geokimia laterit profile terhadap contoh inti
pemboran

Gambar 4. Histogram Zona Limonit

116
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 111 – 122

Gambar 5. Histogram Zona Saprolit

Gambar 6. Histogram Zona Bedrock

Scatter Plot Profil Nikel Laterit 1. Scatter plot Ni Laterit pada zona limonit
Berikut identifikasi distribusi scatter plot Ni terhadap %kadar Co dalam batasan
laterit yang dibanding terhadap % kadar Co, %kadar yang normal dan pengayaan
Fe, SiO2 dan MgO pada tiap zona (Gambar %kadar Co cenderung pada zona transisi
7),yaitu : atau zona limonit. Sedangkan %kadar Fe
pada range 4.0–20 dan %kadar MgO

117
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 111 – 122

pada range 26.1–44.1, evaluasi Ternary Diagram Plot Nikel Laterit


menunjukkan adanya fraksi kasar Pola ternary diagram plot pada Nikel laterit
(boulder) pada fraksi halus (soft material) berdasarkan total oxida Fe, MgO dan SiO2
atau natural fraksi halus mix terhadap pada zona limonit memiliki trend populasi
fraksi kasar (boulder) yang relative belum berada pada bagian sisi kanan dari diagram
mengalami pelapukan secara sempurna ternary plot diagram zona limonit
(Gambar 8). Terdapatnya populasi yang terpisah pada
2. Scatter plot Ni Laterit pada zona saprolit zona limonit (lingkaran merah), disebabkan
terhadap %kadar co dalam batasan %kadar silica yang tinggi pada zona limonit.
%kadar batas normal tidak bias karena Sedang pola ternary plot diagram pada zona
%kadar Co mengalami pengayaan pada saprolit berada disepanjang bagian kanan
zona transisi atau zona limonit. dan kanan bawah ternary diagram plot.
Sedangkan %kadar Fe di zona saprolit Distribusi populasi normal atau tidak ada
umumnya memiliki populasi distribusi bias dan merefleksikan tipikal total oxida Fe,
%kadar Fe yang tinggi, batas range MgO dan SiO2 pada zona saprolit.
normal atau tidak bias. Sementara Sementara pola ternary diagram pada zona
%kadar MgO dalam batas range normal batuan dasar (bedrock) memilik trend
atau tidak bias. %Kadar MgO yang tinggi populasi berada pada bagian bawah ternary
yaitu range %kadar MgO 24.01–48.01 plot diagram. Munculnya populasi yang
lebih diakibatkan adanya fraksi kasar terpisah (lingkaran merah), merupakan
(boulder) pada fraksi halus (soft material) populasi fraksi halus (soft material) atau
atau natural fraksi halus mix terhadap tanah dengan recovery ≤50% yang
fraksi kasar (boulder) yang relative belum digeneralisir sebagai zona batuan dasar
mengalami pelapukan secara sempurna. (bedrock) (Gambar 11).
Terhadap %kadar SiO2 daerah penelitian, Untuk memastikan bahwa proses identifikasi
pada zona saprolit memiliki variansi terhadap domain nikel laterit telah sesuai
kadar silika yang cukup tinggi (Gambar maka proses visual cek harus dilakukan
9). sehingga generalasi domain atau layer
3. Scatter plot Ni Laterit pada zona batuan tersebut tersebut telah sesuai.
dasar (bedrock) %kadar Co dalam Ketidaksesuaian tersebut berdampak
batasan %kadar batas yang normal atau terhadap proses penjaminan estimasi dan
tidak bias karena %kadar Co tidak pemodelan sumberdaya nikel laterit
mengalami pengayaan pada zona (Gambar 12).
bedrock. %Kadar Fe relatif normal atau
tidak bias, keterdapatan %kadar Fe KESIMPULAN
>14.6 lebih disebabkan adanya soft Berdasarkan identifikasi dan refleksi
material pada zona batuan dasar dengan kesesuaian terhadap distribusi populasi pada
recovery ≤50% dan digeneralisasi histogram, scatter plot dan ternary diagram
sebagai zona bedrock. %Kadar MgO dan serta merujuk pada teori dasar laterisasi
%kadar SiO2 relatif normal atau tidak. maka generalisasi domain laterite geologi
Keterdapatan %kadar MgO <19 dan didaerah penelitian Perbukitan Zahwah
%kadar SiO2 <28 disebabkan adanya dikelompokkan atas tiga yaitu domain laterit
fraksi halus (soft material) pada data limonit, domain laterit saprolit dan domain
core yang digeneralisir sebagai zona laterit batuan dasar (bedrock).
batuan dasar (bedrock) (Gambar 10).

118
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 111 – 122

Gambar 7. Scatter Plot Ni Zona (a) Limonit (b) Saprolit (c) Bedrock

Gambar 8. Generalisir soft material sebagai domain


Limonit bercampur dengan boulder
yang belum mengalami proses pelapukan
secara sempurna

119
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 111 – 122

FromNi Fe Mg SiO2Co
C22101
O 0
Zona
Limonit
(0.00 –
2.00)

C22101
0
Zona Saprolit
(2.00 – 10.70)

Zona Saprolit
(10.70 –
15.00)

C22101 C22101
0 0
Gambar 9. Generalisir soft material sebagai domain saprolit bercampur dengan boulder
yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna.

From
From NiFe
Ni Mg SiO
FeMgo SiO2Co
Co
O 2

C25127
4
C25127
4
Zona Limonit
(0.00 – 11.00)

C25127
4

Zona Saprolit
(11.00 –
14.00)

Zona Badrock
(14.00 – 19.00)

C25127
C25127 4
4
Gambar 10. Generalisir soft material Recovery ≤50% sebagai domain Bedrock.

120
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 111 – 122

(a) Limonit (c) Saprolit

(b) Badrock (d) Semua


Zona

Gambar 11. Ternary Diagram Plot (a) Limonit (b) Saprolit (c) Batuan Dasar
(Badrock) dan (d) Semua zona laterisasi

(a (b
) )

(C
)

Gambar 12. Penampang Domain Laterit (a) Utara-Selatan dan (b) Barat
Timur, serta (c) distibusi penyebaran titik pemboran data
geokimia.

121
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 111 – 122

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih disampaikan kepada
Gde Handojo Tutuko, Senior Manager
Explorasi dan Wanni, Supervisor Mineral
Assesment and Database Geologi, PT. Vale
Indonesia atas dukungan dan ijin sehingga
paper mendasar terkait domain laterit
sebagai pondasi dasar pemodelan endapan
nikel laterit dapat diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA
Adhitya, B. & Sahlan. 2002 Memorandum
Inalahi Geological Report. PT. Inco
Indonesia Tbk. Tidak Diterbitkan Untuk
Umum
Ahmad, W. 2009. Mine Geologi At PT. Inco
Indonesia Tbk. Tidak Diterbitkan Untuk
Umum.
Coombes, J., 2008. The Art and Science of
Resource Estimation. Coombes Capability,
Perth p. 53-74.
Rossi, M.E., Deutsch, C.V., 2014. Mineral
Resource Estimation. Heidelberg New
York London. Springer. P. 51-65.
Simandjuntak, T.O, E. Rusmana, Surono &
J.B. Supandjono, 1991. Peta Geologi
Lembar Malili, Sulawesi. Skala 1 :
250.000. Lembar 2113. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi, Bandung.

122

You might also like