You are on page 1of 12

MINERALISASI DAN POLA ALTERASI

DAERAH LAKEA, KECAMATAN LAKEA


KABUPATEN BUOL, PROVINSI SULAWESI TENGAH

Idarwati, S.T.,M.T.*

Abstract

The research area is located in the village of Lakea, Lakea subdistrict, Buol district,
Central Sulawesi Province. Constituent Lithology within research area consists of three units,
these are litodem lava basalt that mainly be composed by lava andesite and lava basalt which
partly fractured, volcanic breccia, and tuff; Sandstone Unit mainly composed by sandstone,
mudstone, muddy sandstone, and conglomerate; and the last unit is limestone as Coral Limestone
Unit. Alteration assemblage is divided into four zones, namely argillic alteration zone (silicon
oxide (kuarsa), magnesium aluminum iron silicate hydroxide, potassium aluminum silicate
hydroxide dan sodium calcium aluminum silicate (albit), phyllic alteration zone
(serisit/muskovit-kuarsa-klorit-feldspar), propylitic alteration zone (Chlorite-serpentine, Illite,
Albite, calcian, ordered, Quartz, Muscovite ), and silicified alteration zone (quartz/silica +
adularia + calcit± illite). The mineralization is controlled by open space filling with disseminated
distribution. Gold mineralization usually associated with pyrite, chalcopyrite, and galena.
Mineralization is found fill the major structural pattern with southeast-northwest direction. The
fluid inclusion measurement results obtained that microthermometry Th (homogenization
temperature when the fluid trapped in the crystals) ranged from 172 ~ 332 °C with a
measurement range from 180.9 to 211.0 °C, and the melting temperature (first ice melting
Temperatures / Tm) average ranges -1, 2 to 0.8 oC. By calculations, the depth of the formation
rate is 79.4 ~ 1712 m, and under pressure about 8.2 ~ 130.3 bar.

Keyword:
Lakea, Buol, Alteration

I. PENDAHULUAN menekan biaya tersebut. Salah satu metode


1.1 Latar Belakang eksplorasi yang efektif adalah dengan
Emas merupakan logam berharga mengamati model mineralisasi dan jenis-
yang selalu di cari, karena harga yang sangat jenis mineral alterasi sehingga identifikasi
ekonomis dan cadangannya tidak banyak. awal dalam pencarian logam emas dapat
setiap kegiatan eksplorasi emas dilakukan menjadi acuan kegiatan selanjutnya.
dengan modal yang besar sehingga
eksplorasi yang efektif lah yang dapat
II. GEOLOGI DAERAH Data analisa tingkat kelerengan, proses yang
2.1 Geomorfologi Lakea bekerja dan litologi yang terlibat pada
Secara regional daerah Lakea berada daerah Lakea maka daerah Lakea termasuk
pada pertemuan Lempeng besar Eurasia, bentukan asal struktural dan fluvial, yang
Lempeng Pasifik, serta sejumlah lempeng dapat dibagi menjadi dua sub satuan
lebih kecil (Lempeng Filipina) memberikan geomorfik, yaitu Perbukitan Berlereng
ekspresi morfologi dengan relief yang terjal, Curam, dan Perbukitan Berlereng Sedang,
yang dipengaruhi oleh adanya intrusi-intrusi dan Dataran Aluvial (modifikasi dari van
batuan beku, dan morfologi datar yang Zuidam, 1979) (Foto .1 dan Gambar .1).
kebanyakkan ditutupi oleh endapan sungai.

S1
S1
S1 S2 S1

Foto .1 Morfologi daerah Lakea


Gambar 2. Peta Geomorfologi Daerah Lakea
2.2 Stratigrafi perselingan batupasir dan batulempung
Berdasarkan data lapangan, dapat dengan sisipan konglomerat, di beberapa
dikorelasikan litologi penyusun daerah tempat ada yang teralterasi.
penelitian terdiri dari tiga satuan, satuan lava
2.3 Struktur Geologi
basalt dan diperkirakan berumur Kapur Atas
sampai Oligosen Bawah (Nana Ratman, Struktur yang bekerja di daerah Lakea
1976). Satuan batupasir menunjukkan umur dan sekitarnya berkaitan dengan aktivitas
Awal Miosen sampai Miosen Tengah (Te volkanik dan tektonik regional. Struktur
Atas – Tf Bawah) (Kadar, komunikasi yang terbentuk pada daerah penelitian
tertulis, 1974) dan Satuan batugamping adalah kekar dan sesar. Citra satelit sangat
menunjukkan umur yang tidak lebih tua dari membantu dalam menentukan pola
Pliosen (Koperberg, 1928) (Gambar .5). kelurusan dari rekahan sehingga dapat
Litodem lava basalt merupakan dipakai sebagai arah kelurusan sesar.
material hasil gunungapi tipe strato yang Analisis data kekar diolah dengan diagram
disusun oleh andesit dan basalt di beberapa kontur dengan menggunakan program DIPS
tempat yang terkekarkan, breksi volkanik, 5.0.
dan tuff. Satuan batupasir tersusun oleh

Gambar 3. Peta foto udara citra SRTM; kotak merah menunjukkan lokasi daerah penelitian; garis merah
menunjukkan pola kelurusan sesar.
Gambar.4. Hasil analisis kelurusan zona sesar menggunakan diagram roset pada citra SRTM diseluruh bagian peta
Gambar 6. Peta Geologi Daerah Lakea
III. ALTERASI alterasi argilik, zona alterasi philik,
HIDROTERMAL DAN zona alterasi propilitik, zona alterasi
MINERALISASI silisifikasi.
3.1 Alterasi Hidrotermal 3.2 Analisis Mineragrafi di
Alterasi di daerah penelitian Daerah Penelitian
terjadi karena proses hidrotermal. Mineralisasi emas terbentuk
Penentuan jenis mineral yang hadir karena proses sulfidasi pada unit
pada perubahan batuan di daerah batuan yang cocok untuk terjadinya
penelitian terutama mineral lempung proses ubahan dan mineralisasi yang
sangat sulit dilakukan. Maka untuk berdekatan dengan jalur sesar dan zona
penentuan jenis ubahan batuan kekar, bidang perlapisan dan
dilakukan dengan pengamatan di ketidakselarasan sebagai jalur aliran
lapangan, analisis mineral dengan fluida hidrothermal. Kenampakan
XRD (Defraksi sinar X), mineragrafi mineralisasi emas dan mineral
dan petrografi sayatan tipis. Dalam penyertanya di daerah penelitian dapat
pembahasan alterasi hidrotermal ini dijumpai pada urat kuarsa. Mineral
penentuan dan penarikan batas dari penyerta emas seperti pirit, kalkopirit
zona alterasi tidak dilakukan secara dan galena banyak dijumpai mengisi
detail. Hal ini disebabkan batas alterasi retakan bersama kristal kalsit. Mineral
adalah berangsur dan banyak yang pirit sangat banyak dijumpai,
tidak jelas. Sehingga penentuan keterdapatan tersebar (disseminated),
kedudukan batas diperkirakan saja. dan pecah-pecah (fragmental)
Penentuan jenis ubahan di daerah setempat. Pirit secara umum
penelitian dilakukan berdasarkan pada berasosiasi dengan emas, bentuk
Corbett dan Leach (1998), yaitu kristal subhedron-anhedron, ukuran 1
berdasarkan pada himpunan mineral – 5 mm, berwarna kuning keputihan,
alterasinya dimana di daerah penelitian mineral pirit mempunyai kisaran
dibagi menjadi empat zona, yaitu zona
panjang dalam proses dinding dan batuan terobosan. Metode
pembentukannya. AAS ini merupakan analisis untuk
3.3 Analisis Geokimia Bijih menentukan suatu unsur dalam jumlah
(AAS) di Daerah Penelitian kecil berdasarkan pada penyerapan
Analisis geokimia bijih energi radiasi dari atom-atom bebas.
dilakukan dengan menggunakan Analisis dilakukan di
spektrofotometri serapan atom atau laboratorium Intertek Jakarta, hasil
lebih dikenal dengan AAS (Atomic analisis ini terutama untuk mengetahui
Absorbtion Spectrofotometry) kandungan emas (Au) dalam per juta
dilakukan untuk mengetahui (ppm) pada batuan beserta unsur
kandungan unsur Au, Ag, Cu, Pb, Zn penyertanya (Ag, Cu, Pb, Zn dan Fe).
dan Fe dalam urat kuarsa, batuan
Gambar 7. Peta Alterasi Daerah Lakea
KESIMPULAN dibagi menjadi empat zona, yaitu zona
alterasi argilik, zona alterasi philik, zona
1. Daerah Lakea termasuk bentukan asal alterasi propilitik, zona alterasi
struktural dan fluvial, yang dapat dibagi silisifikasi.
menjadi dua sub satuan geomorfik, yaitu 5. Mineralisasi pada daerah telitian pada
Perbukitan Berlereng Curam, dan umumnya terjadi pada urat kuarsa,
Perbukitan Berlereng Sedang, dan batuan dinding, sekitar batuan intrusi,
Dataran Aluvial. dan pada batuan intrusi itu sendiri.
2. Litologi penyusun daerah penelitian Mineral emas dan asosiasinya, biasanya
terdiri dari tiga satuan, litodem lava terdapat pada urat kuarsa dengan
basalt disusun terutama oleh lava andesit asosiasi mineral adalah pirit, kalkopirit,
dan lava basalt di beberapa tempat yang dan galena yang berhubungannya
terkekarkan, breksi volkanik, dan tuff. dengan kontrol struktur geologi di
Satuan batupasir disusun terutama oleh kawasan penelitian dan terjadi pada suhu
batupasir, batulempung dan batupasir sekitar 172o – 332oC.
dengan sisipan batulempung serta
konglomerat dan satuan batugamping
koral disusun atas batugamping.
3. Struktur yang berkembang pada daerah
penelitian adalah kekar dan sesar. Kekar
kompresi dengan arah umum kedudukan
N 190OE/49O dan N 344OE/40 O dan N
103OE/55O dan N 199OE/53O.
Kedudukan bidang sesar N 351OE/75º,
pitch 43º, menunjukkan sesar mendatar
kanan naik atau thrust right slip fault.
4. Daerah telitian merupakan zona alterasi
dan mineralisasi terjadi, akan tetapi tidak
semua daerah termineralisasi (emas),
tergantung pada kontrol struktur, dan
litologi. Zona alterasi daerah telitian
DAFTAR PUSTAKA Corbett, G.J., and Leach, T.M., 1998.
Southwest Pacific Rim Gold-Copper
System: Structure, Alteration and
Mineralization, Society of Economic
Ahlburg, J., 1913, Versuch einer
Geologists Special Publication 6,
Geologischen darstellung der Insel North Sydney, 234 p.
Eimon, P.I., 1988, Ephitermal Gold-Silver
Celebes;Tijdschr. Nederl. Aardrijsk.
Deposits, New Mexico, Institute of
Gen. 30, p. 611-618 Mining and Technology Socorro,
New Mexico, Commonwealth
Anonim, (1994), Laporan Eksplorasi Emas
International Inc. Amarilo, Texas,
dan Mineral Pengikutnya Daerah
USA, h 17-45.
Cikidang dan Sekitarnya, Kec.
Fraser, T.H., Jackson, B. A., Barber, P. M.,
Bayah, Kab. Lebak, Jawa Barat, KP.
Baillie, P., Keith, M., 2003, The
DU 870/JABAR, Unit Geology – PT
West Sulawesi Fold Belt and Other
Aneka Tambang Tbk, Pongkor.
New Plays Within the North
Bateman,A.M., 1981, Mineral Deposit 3rd
Makassar Straits a Prospectivity
edition, Jhon Wiley and Sons, New
Review, Proceeding 29th, Indonesian
York.
Petroleum Association.
Bateman,A.M., 1956, The Formation
Mineral Deposits, London : John Guilbert, G.M. and Park, C.F., Jr., 1986. The
Wilry & Son, Inc., New York : Geology of Ore Deposits, W.H.
Chapman & Hall, Limited. Freeman and Company, New York,
Brouwer, H.A., 1934, Geogische p. 985.
Hall, R. & Smyth, H.R., 2008, Cenozoic arc
onderzoekingen of het eiland activity in Indonesia: identification
Celebes; Verh. Geol. Mijnbouwk. of the key influences on the
stratigraphic record in active
Gen. Ned. & Kol., Geol. Serie 10,
volcanic arcs, in Draut, A.E., Clift,
1934, pp. 89-171 P.D., and Scholl, D.W., eds., Lessons
from the Stratigraphic Record in Arc
Cameron, N.R., Clarke, M.C.G., Aldiss, Collision Zones: The Geological
D.T., Aspden, J.A. & Djunuddin, A.,
Society of America Special Paper
1980. The Geological Evolution of 436
Northern Sumatra, Proc. 9th Ann.
Haas, J.L., 1971. The Effect of Salinity on
Conv. IPA, Jakarta, pp. 149-187. the Maximum Thermal Gradient of a
Calvert, S. J. & Hall, R., 2003, The
Hydrothermal System at Hydrostatic
Cenozoic Geology Of The Lariang Pressure, Economic Geology, 66,
And Karama Regions, Western pp. 940-946.
Sulawesi: New Insight Into The Hedenquist, J.W., 1987. Mineralization
Evolution Of The Makassar Straits Associated with Volcanic-Related
Region, Proceeding 29th, Indonesian Hydrothermal Systems in the
Petroleum Association. Circum-Pacific Basin, Chapter 44,
Corbett, G.J., 2002. Epithermal Gold for
Circum-Pacific Energy and Mineral
Explorationists, AIG Journal – Resources Conference, pp. 513-524.
Applied Geoscientific Practice and
Koperberg, M., 1928, Bouwstoffen voor de
Research in Australia, 26 p.
Geoloie van de Residentie Menado;
Jaarb. Mijn. Ned. O. Indie, 1928, Sedimentological Aspects, GRDC
Bandung. Indonesia.
verh. II
Van Leeuwen, T. M., 1981, The geology
Lindgren, W., 1933. Mineral Deposit, of Southwest Sulawesi with special
McGraw-Hill Book Company, Inc, USA. reference to the Biru area, Spec.
Pirajno, F., 1992, Hydrothermal Mineral Publ. Nop. 2, 1981, pp.277-304.
Deposits, Principles and Van Leeuwen, T.M., 1994, 25 Years of
Fundamental Concepts for The Mineral Exploration and Discovery
Exploration Geologist, Springer- in Indonesia, Journal of
Verlag, Berlin, Heidelberg, New Geochemical Exploration, 50, h.13-
York, London, Paris, h 709. 90.
Potter, R.W.III., Clyde, D.M., and Brown, White, N.C., and Hedenquist, J.W., 1990.
D.L., 1978. Freezing point Epithermal Environments and Styles
depression of aqueous sodium of Mineralization: Variations and
chloride solutions, Economic their Causes, and Guidelines for
Geology, Vol. 73, p. 284-285. Exploration, Epithermal gold
Purwanto, H.S., 2000. Pemineralan Emas mineralisation of the Circum Pacific:
dan Kawalan Struktur Pada Geology, Geochemistry, Origin and
Kawasan Penjom, Pahang Dan Exploration, Journal of Geochemical
Lubok Mandi Terengganu, Exploration, No. 36, pp: 445-474.
Semenanjung Malaysia. Disertasi White, N.C., and Hedenquist, J.W., 1995.
Doktor, Universitas Kebangsaan Epithermal Gold Deposit: Styles,
Malaysia, tidak dipublikasikan. characteristics and Exploration,
Ratman, N., 1973, Geologi Tinjau sekitar Sociaty of Economic Geologists,
Economic Geology, No. 23, pp. 8-
Danau Dampelas;Ber. Direkt.
13.
Geol./Geosurvey Newsletter, 5 Zuidam, R.A. van, and Zuidam, F.I. van,
1979. Terrain Analysis and
(1928), No. 4, p. 4
Classification Using Aerial
Sukamto R., and Simandjuntak T.O., 1981, Photograps, a Geographological
Tectonic Reletionship Between approach, ITC, Enschade, The
Geologic Aspect of Western Netherland.
Sulawesi, Eastern Sulawesi dan
Banggai – Sula In The Light Of

You might also like