You are on page 1of 10

Saludung, Pengembangan dan Penerapan Logic Model pada ...

Pengembangan dan Penerapan Logic Model pada


Program Pembelajaran Penguatan Vocational Life Skills
Berbasis Wirausaha

Jokebet Saludung
PKK Fakultas Teknik, Universtas Negeri Makassar
Korespondensi: Kompleks UNM Blok B III/7 Gunungsari Baru Makassar, Email: jokebet@yahoo.com

Abstract: This study aims to develop and apply the logic model in planning, development,
implementation, and evaluation of instructional design courses in vocational life skills-based
strengthening of entrepreneurship for students PKK in order not idle if it does not get a job. Research
was conducted as a test to find the best way as feedback for curriculum enrichment and
entrepreneurship in the PKK. Research development is designed for three years, the year I (2009),
year II (2010), year III (2011). The expected result is for students who were trained in entrepreneurial
competence as field of expertise and interest in each one so motivated for entrepreneurship. The end
result is a potential new entrepreneurs. Therefore, research specifically on the first year (2009) is
intended to get real data which later developed into the basic implementation of vocational training
reinforcement learning life skills in the second year study (2010). Beginning with the analysis of
situations and problems, needs analysis, development model and its components and the indicator.
The model is validated and tested and then revised. Research carried out qualitative and quantitative
observation techniques, interviews, focus group discussions, questionnaires, qualitative descriptive
study dokumen.Dianalisis. All activities are planned, developed, implemented and evaluated on the
basis of system components in the form of logic model. Results showed that students experiencing
problems and has not been competent to entrepreneurship. They still need strengthening
entrepreneurial practices that must be followed in thestudy year II (2010).

Key words: development and application of logic models, vocational life skills, entrepreneurial

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menerapkan logic model di dalam
perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi program dalam desain pembelajaran
penguatan vocational life skills berbasis wirausaha bagi mahasiswa PKK agar tidak menganggur
jika belum mendapatkan pekerjaan. Penelitian ini dilakukan sebagai ujicoba untuk mencari cara terbaik
sebagai umpan balik untuk pengayaan kurikulum dan kewirausahaan di PKK. Penelitian
pengembangan ini dirancang untuk tiga tahun, tahun I (2009), tahun II (2010), tahun III (2011). Hasil
yang diharapkan adalah agar mahasiswa yang diberi pelatihan memiliki kompetensi kewirausahaan
sesuai bidang keahlian dan minatnya masing-masing sehingga termotivasi untuk berwirausaha.
Hasil akhirnya adalah calon wirausaha baru. Oleh karena itu, khusus pada penelitian tahun pertama
(2009) ini dimaksudkan untuk mendapatkan data riil yang kemudian dikembangkan menjadi dasar
pelaksanaan pelatihan penguatan pembelajaran vocational life skills pada penelitian tahun kedua
(2010). Diawali dengan analisis situasi dan permasalahan, analisis kebutuhan, pengembangan model
beserta komponen dan indikatornya. Model tersebut divalidasi dan diujicoba kemudian direvisi.
Penelitian dilaksanakan secara kualitatif dan kuantitatif dengan teknik observasi, interview, FGD,
kuesioner, kajian dokumen.Dianalisis secara deskriptif kualitatif. Semua kegiatan direncanakan,
dikembangkan, dilaksanakan dan dievaluasi berdasarkan komponen sistim yang berbentuk logic
model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami permasalahan dan belum kompeten
berwirausaha. Mereka masih membutuhkan penguatan praktek kewirausahaan yang harus
ditindaklanjuti pada penelitian tahun II (2010).

Kata kunci: pengembangan dan penerapan logic model, vocational life skills,wirausaha

1
2 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 18, NOMOR 1, APRIL 2011

Setiap tahun alumni mahasiswa PKK semakin keterampilan life skills tetapi belum siap
meningkat dan di sisi lain jumlah pengangguranpun berwirausaha. Hasil penelitian akan dijadikan saran
bertambah.Hal ini dapat menimbulkan masalah jika rekomendasi dalam penentuan kebijakan selanjutnya.
tidak segera disikapi dengan arif. Fokus penelitian Manfaat penelitian dilihat dari tiga sisi yaitu
ini adalah bagaimana membekali mahasiswa PKK kontribusinya terhadap pengembangan Ipteks,
agar alumninya tidak menganggur dan mampu menunjang pembangunan, pengembangan institusi.
berwirausaha untuk bekerja dan mempekerjakan Dari sudut pengembangan Ipteks, hasil penelitian,
dirinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan model pembelajaran dan evaluasi program beserta
hidupnya dan tidak menjadi beban orang lain. perangkatnya dapat memberikan umpan balik dan
Bagaimana bentuk penguatan kecakapan hidup informasi ilmiah yang bermanfaat dalam peningkatan
kejuruan (vocational life skills) yang sesuai proses pembelajaran, pengayaan kurikulum,
kebutuhan mahasiswa agar mampu berwirausaha pelayanan mahasiswa, manajemen sekolah,
dan mandiri, tanpa harus menjadi alumni yang peningkatan sarana dan prasarana sekolah, evaluasi
menganggur. Bagaimana merancang, mengembang- program, memperkaya khazanah ilmu pengetahuan
kan, menerapkan logic model dalam penguatan dan ragam model pembelajaran dan evaluasinya.
vocational life skills berbasis wirausaha agar Hasil evaluasi berguna sebagai masukan sekaligus
mahasiswa memiliki kompetensi kewirausahaan dan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk
tidak menjadi alumni yang menganggur. dikembangkan lebih lanjut. Dari sudut pembangunan,
Penelitian hibah ini dirancang untuk tiga tahun hasil penelitian menunjang pembangunan pendidikan,
(2009-2011) dan secara umum difokuskan pada sumberdaya manusia, kualitas sekolah, lapangan
analisis situasi dan kebutuhan bagi mahasiswa dan kerja, peningkatan pendapatan/penghasilan, kinerja
alumni PKK yang menganggur, pengembangan pendidik, dan penanggulangan pengangguran. Dari
model untuk kegiatan pelatihan dan hasil pelatihan, sudut pengembangan institusi, hasil penelitian menjadi
kemampuan berwirausaha dan kegiatan wirausaha umpan balik untuk ditindaklanjuti dalam pengayaan
sebagai dampak dari pelatihan penguatan vocational kurikulum, proses pembelajaran, dan peningkatkan
life skills berbasis wirausaha. Pada tahun pertama mutu/ lulusan PKK.
secara khusus difokuskan pada analisis situasi dan Manfaat penelitian tahun pertama ini (2009)
permasalahan, analisis kebutuhan mahasiswa dan adalah menemukan data riil tentang hasil analisis
alumni yang menganggur, pengembangan model, situasi, permasalahan, kebutuhan, yang menjadi dasar
validasi dan ujicoba model. Semua kegiatan penelitian prioritas perancangan kerangka bahan ajar, model
pada pembelajaran penguatan vocational life skills pembelajaran, dan strategi pelatihan penguatan
direncanakan, dikembangkan, diterapkan dan vocational life skills pada pelaksanaan penelitian
dievaluasi berdasarkan logic model tahun kedua (2010). Hasil penelitian tahun kedua
Hasil yang ditargetkan pada penelitian tahun (2010) berupa output pelatihan penguatan (19 calon
pertama ini adalah konsep logic model hasil wirausaha baru) akan menjadi masukan pada
pengembangan dengan komponen dan indikatornya, penelitian tahun ketiga (2011) yang akan diberi
hasil analisis situasi dan permasalahan, hasil analisis pendampingan untuk memperoleh outcomes.
kebutuhan untuk berwirausaha, model pembelajaran
penguatan vocational life skills berbasis wirausaha,
Pengembangan dan Penerapan Logic Model
rancangan bahan ajar (SAPP), yang menjadi dasar
rancangan persiapan pelatihan untuk penelitian Pengembangan Logic Model diawali dengan
berikutnya (tahun kedua, 2010). Tujuan khusus kajian pustaka, analisis konten, diskusi mendalam,
penelitian adalah untuk menemukan cara terbaik membandingkan dengan urgensinya dalam penelitian,
dalam meperkaya kurikulum mata kuliah rancangan model, pengembangan instrumen, seminar
kewirausahaan dan praktek industri yang selama ini awal sebagai validasi instrumen.Sesudah direvisi
belum match dengan kebutuhan dunia kerja agar kemudian siap diterapkan dalam penelitian. Hasil
alunmi dapat termotivasi berwirausaha untuk kajian menunjukkan bahwa Universitas Wisconsin-
menciptakan pekerjaan sendiri. Terutama kepada Extension (UW-Extension Program Development,
penganggur intelektual yang sebenarnya memiliki 2005) menggambarkan salah satu bentuk dasar
Saludung, Pengembangan dan Penerapan Logic Model pada ... 3

logic model yang dikembangkan dengan urutan a. Situations (situasi): Kebutuhan, investasi, gejala
kegiatan program yang akan dilaksanakan dan dan permasalahan, stakeholder pasangan; dengan
hubungan antara investasi dengan hasil. Logic model perioritas: pertimbangkan misi/visi/nilai, mandat/
ini memiliki lima komponen Input, Outputs, tugas/perintah, sumberdaya, dinamika tenaga
Outcomes, Assumptions, External Factors. UW- lokal, kolaborator, kompetisi, dampak yang kuat.
Extension menggunakan logic model dalam b. Inputs (masukan): Apa yang menjadi modal:
perencanaan, implementasi, evaluasi, dan dosen, karyawan, waktu, berdasarkan hasil
komunikasi, karena ditemukan sangat bermanfaat penelitian awal, material, peralatan, teknologi,
untuk menjelaskan kegiatan tim kerja, komunikasi patner/pasangan. Meliputi sumberdaya,
berbasis kolaborasi dan proses organisasi yang konstribusi serta investasi untuk menjadi masukan
kompleks untuk mengetahui hasil kinerja atau berbasis ke dalam program.
unjuk kerja. Analisis situasi, analisis kebutuhan dan c. Activities (kegiatan): Aktivitas dan prioritas:
permasalahan, menurut UW-Extension Program aktivitas apa yang akan dilakukan, kegiatan dapat
Development (2005: 2) di luar komponen utama, berbentuk: workshop, meeting, pelayanan,
tetapi disiapkan menjadi masukan dan prioritas untuk pengembangn produk kurikulum, /sumberdaya,
kegiatan program logic model selanjutnya. Menurut pelatihan, bimbingan, penilaian, memberi
Bennett (1976), Rockwell (1995), Montague (1997), kemudahkan, pasangan, media, target jangkuan:
di dalam logic model aktivitas dan partisipasi partisipan, klain, perantara, pembuat keputusan,
termasuk dalam outputs. Sanders & Sullins (2006: pemakai, dan kepuasan.
12-18 menggambarkan logic model dengan enam d. Outputs (hasil): hasil dari aktivitas, layanan, iven
komponen yaitu inputs, activities, output, initial dan produk yang dicapai seseorang sebagai
outcomes, intermediate outcomes, ultimate partisipan, atau yang menjadi target jangkauan.
outcomes. Bedasarkan komponen tersebut e. Outcomes (dampak dan manfaat): terjadinya
dirancanglah pertanyaan evaluasi yang mengarahkan perubahan secara individual, kelompok,
kegiatan program. Frechtling (2007) mengem- masyarakat, organisasi, dan sistim, meliputi: 1).
bangkan logic model dengan komponen: input, initial uotcomes, 2). intermediate outcomes,
process, output dan outcomes. Logic Model yang dan 3). ultimate outcomes.
dikembangkan oleh Sanders & Sullins (2006) agak f. External Factors: faktor eksternal yang
berbeda dengan yang dikembangkan oleh Bennett bervariasi dan saling terkait yang mempengaruhi
(1976), Rockwell (1995), Montague (1997), UW- kegiatan program dimana program dilaksanakan.
Extension Program Development (2005) dan
Frechtling (2007). Berdasarkan perbedaan itu maka
Penerapan Logic Model dalam Penelitian Tahun
penulis mengembangkan logic model sesuai situasi,
I (2009)
kebutuhan, permasalahan dan tujuan penelitian
dengan menambahkan analisis situasi, permasalahan, Situation
Analisis Situasi Rancangan
dan kebutuhan sebagai satu komponen model. Analisis Permasalahan
Pengembangan

Komponen logic model yang dikembangkan penulis Analisis Kebutuhan


adalah: situation, input, aktivities, outputs,
outcomes, external factor. Keenam komponen External Factors

digambarkan penulis sebagai berikut: Gambar 2. Penerapan Logic Model Khusus dalam
Penelitian Tahun I (2009)
Situation Inputs Activities Output Outcome

Pembelajaran Penguatan Vocational Life Skills


External Factors
Berbasis Wirausaha
Gambar 1. Logic Model yang dikembangkan oleh Pendidikan keterampilan hidup (life skills)
penulis menurut Depdiknas (2002) bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
Komponen Logic Model yang dikembangkan yang dibutuhkan memasuki dunia kerja baik bekerja
penulis memiliki indikator sebagai berikut: mandiri atau bekerja pada suatu perusahaan produksi
4 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 18, NOMOR 1, APRIL 2011

jasa, sesuai bakat dan minatnya untuk mendatangkan bermanfaat, cara kerja lebih efisien melalui
penghasilan yang layak dalam memenuhi kebutuhan keberanian mengambil resiko, kreativitas, inovasi, dan
hidupnya. Peserta didik harus dapat memiliki kemampuan menajemen (Suryana & Kartib,
personal skill, thinking skill, socials skill, 2010:17). Kewirausahan adalah tanggapan terhadap
academic skill, dan vocational skill. Vocational peluang usaha yang nyata dalam seperangkat
life skill adalah kecakapan kejuruan yang terkait tindakan dengan hasil yang produktif dan inovatif.
dengan pekerjaan tertentu. Inilah yang perlu diberi Faktor penunjang kemampuan berwirausaha adalah
penguatan. Life skills mendekatkan lulusan dengan pendidikan, keterampilan, biaya dan waktu (Saludung,
dunia nyata dan membekali peserta didik agar mampu 2002: 80). Dapat digagas di perguruan tinggi.
mencari alternatif pemecahan permasalahan hidup Pengembangan model pembelajaran life skills
tanpa tertekan. Pandai memanfaatkan peluang untuk didasarkan pada hasil analisis situasi, analisis
mengatasi pengangguran. Life skills digambarkan permasalahan dan kebutuhan mahasiswa untuk
sebagai berikut: berwirausaha. Ada sembilan mata kuliah keahlian
dan satu mata kuliah kewirausahaan pada tiap bidang
Self Awareness
Personal Skill
studi yang masuk dalam rancangan penguatan sesuai
General Life Skill
Social Skill
Thinking Skill minat mahasiswa pada jenis usaha yang dipilih. Mata
Life Skills Kuliah Tata Boga: PU Boga, Bakery and Pastry,
Academic Skill
Specific Life Skill Praktek Industri, Makanan Daerah, Teknologi
Vocational Skill
Industri Pangan, Pegawetan Makanan, Dekorasi
Gambar 3. Pembagian life skills menurut Dikmenum Penyajian, Makanan Nusantara, Catering,
Kewirausahaan. Mata Kuliah Tata Busana: PU
Kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan Busana, Pelengkap Busana, Busana Butik, Praktek
kemampuan memberikan tanggapan positif terhadap Industri, Busana Adat, Busana Wanita, Busana Anak,
peluang mempeoleh keuntungan dengan pelayanan Kerajinan, Tata Rias, Kewirausahaan. Model
yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat, selalu pembelajaran penguatan vocational life skills
mencari dan menciptakan produk yang lebih berbasis wirausaha dikembangkan penulis dari model

Model Pembelajaran Penguatan Life Skills Berbasis Wirausaha

Pola Pembelajaran
Keterampilan Hidup
Mahasiswa, dan Alumni - Teori 20% &Praktek 80%
Kompetensi
PKK - Kurikulum didasarkan
kewirausahaan
-Tidak memiliki kebutuhan wirausaha
meningkat
sumber pendapatan - Penguatan vocational Bekerja
-Lemah dalam sikap lifeskills untk wirausaha
Sikap positif
dan pola pikir - Metode partisipatif, Berusaha
menjadi wirausaha
kewirausahaan aplikatif, praktikum
- Kurang mengap- - Evaluasi refleksi diri dan
Keterampilan hidup
likasikan penge- kompetensi wirausaha Mandiri
kejuruan meningkat
tahuan, sikap dan Penyelenggaraan Program
keterampilan Keterampilan Hidup untuk
Siap bekerja
- Kurang produktif wirausaha Bermitra
- Lemah dalam - Berkelompok/individu Siap berusaha
Modal dan invetasi - Manajemen kemitraan
Siap mandiri
- Kerjasama antar lembaga
Pendampingan Siap bermitra
Program Ketrampilan Hidup
Wirausaha
- Berwirausaha
- Manajemen Bisnis
- Permodalan
- Pemasaran
Situasi,
Permasalahan, Input Aktivitas Output Outcomes
Kebutuhan Masukan Hasil Dampak &
Manfaat

Gambar 4. Model pembelajaran penguatan vocational life skills yang sudah dikembangkan penulis (2009) untuk
diterapkan pada penelitian tahun kedua (2010), sesuai kerangka bahan ajar.
Saludung, Pengembangan dan Penerapan Logic Model pada ... 5

pembelajaran berorientasi life skills menurut Penelitian tahun pertama (2009) ini hanya
Depdiknas Diklusemas (2002: 12) seperti pada difokuskan pada analisis situasi dan permasalahan,
gambar 4 analisis kebutuhan, pengembangan produk, validasi
dan ujicoba terbatas.
Bagan alir penelitian dan pengembangan (R&D)
METODE dengan empat tahapan, sesuai rancangan penelitian,
Penelitian ini menggunakan pendekatan pengembangan dan penerapan logic model,
penelitian dan pengembangan (R&D) dari Sri Anitah digambarkan pada gembar 5.
(2006) dengan empat tahapan pengembangan yaitu:
1) Analisis kebutuhan, 2) Pengembangan produk, 3) Strategi Pelaksanaan Penelitian Tahun Pertama
Uji coba produk dan revisi produk, 4) Implementasi (2009)
dan diseminasi. Pelaksanaan sesuai dengan tahapan
penelitian dan komponen logic model. Pada tahun 2009 telah dilaksanakan penelitian
Penelitian pengembangan ini didesain untuk tiga pendahuluan untuk analisis situasi dan kebutuhan
tahun, tahun pertama (2009) dilaksanakan analisis serta permasalahan yang dialami mahasiswa/ alumni
kebutuhan, pengembangan produk, validasi dan PKK yang menganggur untuk menentukan prioritas
ujicoba terbatas, tahun kedua (2010) uji coba produk kegiatan pelatihan. Hasilnya dianalisis, kemudian
dan revisi produk, tahun ketiga (2011) implementasi dirancang kerangka bahan ajar dan model penguatan
dan diseminasi. Keseluruhan penelitian ini fokus pada vocational life skills berbasis wirusaha, bahan dan
analisis situasi, permasalahan, dan kebutuhan alat yang dibutuhkan, nara sumber, peserta, materi
mahasiswa/alumni PKK untuk berwirausaha agar penguatan, alat evaluasi, strategi pelatihan, waktu,
tidak menganggur, kegiatan pelatihan, hasil pelatihan, tempat, dan biaya pelatihan. Kerangka tersebut
kemampuan berwirausaha sebagai dampak pelatihan divalidasi, diujicoba terbatas, lalu direvisi. Hasil
penguatan vocational life skills berbasis wirausaha. pengembangan kerangka bahan ajar (SAPP) yang
Alumni yang mengganggur adalah mereka yang telah divalidasi, diujicoba direvisi inilah yang akan
belum memiliki pekerjaan produktif dan belum digunakan sebagai input (masukan) pada penelitian
berpenghasilan sendiri secara tetap. tahun kedua (2010) untuk melaksanakan aktivitas

Rancangan Penelitian Pengembangan Logic Model Tahapan Pengembangan R&D

Tahun Pertama 2009 Situation Analisis situasi,


masalah & kebutuhan

Inputs Pengembangan produk

Tahun Kedua 2010 Activities Ujicoba produk&revisi


model
Outputs

Implementasi dan
Tahun Ketiga 2011 Outcomes diseminasi

External Factors

Gambar 5. Bagan alir, rancangan penelitian, pengembangan (R&D) dengan empat tahapan, pengembangan/dan
penerapan komponen logic model oleh penulis
6 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 18, NOMOR 1, APRIL 2011

(kegiatan) penguatan vocational life skills berbasis Dari analisis kurikulum PKK ternyata umumnya
wirausaha, yang akan menghasilkan produk mata kuliah mendukung pembentukan kecakapan
(output), yang selanjutnya dievaluasi hidup (life skills) kecuali mata kuliah umum. Mata
keberhasilannya. Diharapkan memberi dampak dan kuliah sudah cukup memadai untuk mendukung
manfaat (outcomes) kepada peserta pelatihan. kemampuan vocational life skills (kecakapan
Semua kegiatan direncanakan, dikembangkan, kejuruan) tetapi masih perlu penguatan dalam praktek
melalui penelitian dan pengembangan (R&D) sesuai spesialisasi atau penjurusan. Dari hasil analisis
tahapan dan desain penelitian, dievaluasi berdasarkan angket, 87% menghendaki penguatan dalam bentuk
komponen logic model. Subyek penelitian tahun praktek kewirausahaan sesuai minat mereka. Data
pertama (2009) 50 orang mahasiswa PKK (penelitian ini didukung oleh hasil FGD dengan mahasiswa.
populasi pada dua kelas mahasiswa semester lima Sebagian besar mata kuliah berbasis wirausaha, tetapi
dan enam, dengan sampling sensus), 10 orang alumni yang dipilih oleh tim peneliti untuk diberi penguatan
PKK yang menganggur dan belum terserap dunia hanya 10 mata kuliah bidang studi Tata Boga dan 10
kerja (snowball sampling). Proses pembelajaran 10 mata kuliah Tata Busana. Mata kuliah pilihan ini
mata kuliah Tata Boga dan 10 mata kuliah Tata sesuai minat dan motivasi mahasiswa untuk memilih
Busana, Kurikulum PKK/S1 dan kontrak usaha yang berbeda-beda sesuai keinginan mereka.
perkuliahan. Lokasi penelitian di Worksshop PKK Mahasiswa berpendapat bahwa mata kuliah sudah
Fakultas Teknik UNM Makassar. Data dikumpulkan cukup banyak, teori sudah cukup banyak tetapi belum
secara kualitatif dan kuantitatif, dengan teknik dapat memenuhi kemampuan berwirausaha dan
observasi, interview, FGD, kuesioner, kajian perlu penguatan praktek berwirausaha. Hasil analisis
dokumen, dan dianalisis dengan deskriptif kualitatif. kontrak perkuliahan, jumlah SKS, bobot praktek dan
teori, perimbangannya sudah memadai tetapi
pelaksanaannya di kelas masih belum tuntas. Atas
HASIL dasar itulah pelatihan pada tahun kedua (2010)
Hasil Analisis Situasi dan Permasalahan diarahkan pada penguatan praktek usaha dengan
spesifikasi tertentu.
Berdasarkan hasil analisis situasi yang dialami Hasil observasi proses pembelajaran
alumni PKK pada umumya menganggur karena yang menunjukkan bahwa pada umumnya sudah
terserap dunia kerja sangat kecil baik di sektor terlaksana dengan baik sesuai kontrak perkuliahan.
pemerintahan maupun swasta. Alumni telah memiliki Namun demikian masih ada sebagian kecil yang
keterampilan kecakapan hidup berlatar belakang masih perlu peningkatan.Mahasiswa menilai proses
busana dan boga tetapi enggan berwirausaha karena pembelajaran masih terlalu teoritis sehingga perlu
sebagian besar menunggu menjadi pegawai negeri penguatan praktek. Umumnya mahasiswa
dan tidak memahami cara memulai usaha mandiri. menyatakan belum tuntas memberikan kemampuan
Sebagian lainnya tidak memiliki modal usaha. Hasil berwirausaha. Perlu remedial dan penguatan praktek
analisis permasalahan menunjukkan bahwa hal ini kewirausahaan. Hasil focus group discussion
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor (FGD) dengan mahasiswa dan alumni menunjukkan
internal adalah pola pikir mahasiswa yang selalu bahwa sebagian besar berminat berwirausaha. Jenis
beorientasi untuk menjadi pegawai negeri karena usaha yang paling banyak diminati adalah usaha
dianggap dapat menjamin masa tua. Sebagian menjahit, kursus, butik, PU boga, rumah makan,
mahasiswa menganggap wirausaha menuntut bakery dan pastry, catering, salon, karena dianggap
kemampuan ekstra yang cukup berat dan beresiko markatable dan memiliki peluang pasar yang besar.
tinggi. Butuh tenaga, waktu, pikiran, yang sangat Mereka memerlukan pengetahuan/ keterampilan
besar untuk melakukannya. Disamping itu ada faktor berwirausaha sehingga mereka ingin diarahkan/diberi
gengsi karena wirausaha dianggap pekerjaan biasa bantuan untuk menjadi wirausaha yang sukses.
yang tidak perlu berpendidikan tinggi. Pandangan
mahasiswa belum positif terhadap wirausaha.Faktor Hasil Analisis Kebutuhan
eksternal yang berpengaruh adalah modal usaha,
lingkungan tempat tinggal, lokasi usaha strategis, Berdasarkan analisis SWOT ditemukan
pemasaran, dan mitra kerja. kelemahan, kekuatan, peluang dan tantangan.
Saludung, Pengembangan dan Penerapan Logic Model pada ... 7

Kelemahan mahasiswa/alumni adalah pola pikir dan pemasaran hasil usaha.Urutan prioritas jenis usaha
sikap negatif pada umumnya terhadap berwirausaha. yang menarik mahasiswa untuk diwirausahakan
Kemampuan dan keberanian membuka usaha sendiri adalah: Butik, usaha menjahit, rumah makan, usaha
masih sangat lemah. Ketergantungan atau hotel, restoran, catering, bakery and pastry, toko roti
ketidakmandirian dalam berbagai hal masih sangat dan kue, usaha salon, rias pengantin, modiste, bridal,
tinggi. Keinginan menjadi pegawai negeri selalu konveksi, kursus menjahit, toko mesin, toko pakaian,
menjadi prioritas utama yang peluangnya sangat dan rumah mode. Mareka membutuhkan modal
terbatas akhirnya menganggur. Mahasiswa memiliki usaha, ala/bahan/perlengkapan menjahit dan salon,
kekuatan dalam hal pengetahuan/keterampilan lokasi strategis, pengetahuan dan ketrampilan
berwawan life skills di bidang tata busana dan tata berwirausaha, pemasaran, kerjasama, relasi dan
boga sebagai latar belakang kejuruan yang diperoleh rekan bisnis, dukungan, manajemen bisnis, patner
di bangku kuliah. Mereka memiliki ijazah kejuruan kerja, karyawan, konsumen, kemitraan, dan
yang mendukung vocational life skills. Dengan pendampingan.
demkian banyak bidang yang dapat dikembangkan
untuk berwirausaha yang peluangnya sangat
Rancangan Pengembangan
potensial. Ini berarti bahwa sebenarnya alumni PKK
memiliki peluang besar untuk menjadi wirausaha yang Hasil analisis situasi, analisis permasalahan,
sukses jika mereka memiliki kemauan dan keberanian analisis kebutuhan, dan faktor eksternal yang
karena latar belakang ilmu yang dimiliki sangat berpengaruh menjadi dasar rancangan
mendukung. Departemen Koperasi menawarkan pengembangan. Berdasarkan kelemahan yang
peluang untuk mendapatkan modal usaha yang dapat ditemukan, dirancanglah berbagai kegiatan yang
dimanfaatkan untuk membantu mahasiswa/PKK sesuai kebutuhan mahasiswa untuk berwirausaha
berwirausaha. Oleh karena itu pola pikir mahasiswa sesuai urutan prioritas melalui penguatan vocational
harus berubah. Tantangannya ialah bahwa dari hasil life skills berbasis wira-usaha. Selanjutnya
observasi yang dilakukan ternyata peserta pelatihan dikembangkan rancangan bahan ajar pelatihan dalam
UKM di Work Shop PKK bukan alumni PKK dan bentuk SAPP (Satuan Acara Pelatihan Penguatan)
sukses di bidang usaha boga. Mereka dari latar dan materi pelatihan penguatan.
belakang pendidikan umum yang sukses
berwirausaha setelah dibina.
Dari hasil analisis angket ditemukan bahwa Hasil Validasi Rancangan Materi Pelatihan
umumnya mahasiswa belum memiliki penghasilan, Penguatan (Rancagan Bahan Ajar = SAPP):
merasa lemah dalam sikap dan pola pikir Ada tiga kelompok rancangan bahan ajar dalam
kewirausahaan, masih kurang mengaplikasikan bentuk SAPP yang divalidasi. Hasil validasi Mata
pengetahuan, sikap dan keterampilan, umumnya Kuliah Kewirausahaan dengan 10 komponen, tiap
belum produktif, lemah dalam modal usaha, belum komponen memiliki empat indikator, nilai 1-5, rata-
menjadi wirausaha tetapi tertarik berwirausaha jika rata penilaian 4,33-5 (86,66% -100%). Hasil validasi
dibina walaupun berat dan penuh resiko. Pendidikan Mata Kuliah Keahlian PKK Tata Boga dengan 10
yang diterima selama ini terdiri atas teori 30%, komponen, tiap komponen memiliki empat indikator,
praktek 70 %, dan teori 50%, praktek 50%. nilai 1-5, rata-rata penilaian 4-5 (80%-100%). Hasil
Kurikulum belum sepenuhnya didasarkan pada validasi Mata Kuliah Keahlian PKK Tata Busana
kebutuhan wirausaha. Ada yang menginginkan dengan 10 komponen, tiap komponen memiliki empat
perubahan kurikulum. Metode partisipatif dan indikator, nilai 1-5, rata-rata hasil penilaian 3,66-4,00
aplikatif juga dibutuhkan. Pada umumnya mereka (73,33%-80,00%).Untuk menetukan valid tidaknya
memerlukan manajemen kemitraan dan ingin menjadi hasil penilaian, digunakan kriteria sebagai berikut: (a)
wirausaha dengan kerjasama antar lembaga. Mereka jika hasil penilaian < 60% = tidak valid, (b) 60% -
ingin berkelompok (67%) dan mandiri (33%). 79% = valid, (c) 80% -100% = sangat valid. Dengan
Umumnya ingin berwirausaha sekaligus menjadi demikian dapat disimpulkan bahwa:
pegawai negeri (94%). Mereka menginginkan 1) Mata Kuliah Kewirausahaan umumnya sangat
pendampingan manajemen bisnis, permodalan, dan valid untuk diajarkan pada pelatihan.
8 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 18, NOMOR 1, APRIL 2011

2) Mata Kuliah Kejuruan/Keahlian PKK Tata Boga dirvisi untuk digunakan pada penelitian tahun kedua
umumnya sangat valid diajarkan. (2010) sebagai input untuk melaksanakan aktivitas
3) Mata Kuliah Kejuruan/Keahlian PKK Tata yang akan menghasilkan output yang akan
Busana umumnya valid untuk diajarkan. dievaluasi. Hasil evaluasi inilah yang kemudian
ditindaklanjuti pada penelitian lanjutan tahun ketiga
(2011) yang akan menghasilkan outcomes sebagai
PEMBAHASAN dampak dan manfaat dari pelatihan penguatan tahun
Pelaksanaan penelitian pengembangan dan kedua (2010). Semua kegiatan dikembangkan dan
penerapan Logic Model pada program penguatan diterapkan berdasarkan komponen logic model
vocational life skills berbasis wirausaha adalah dalam satu sistim yang saling terkait. Ini didukung
penelitian dan pengembangan yang dirancang oleh UW-Extension Program Development
dilaksanakan untuk tiga tahun (2009-2011). Penelitian (2005,2008), Bennett (1976), Rockwell (1995),
ini bertujuan untuk mengembangkan produk-produk Montague (1997), Sanders & Sullins (2006),
pendidikan. Ini didukung oleh pendapat Borg & Gall Frechtling (2007), yang telah menggunakan logic
(1983), Sri Antah (2006), Waldopo (2002). Menurut model dalam penelitiannya.
Waldopo (2002: 96) untuk mendapatkan produk yang Bagaimana melaksanakan kegiatan pelatihan
baik perlu dilakukan penelitian pengembangan, penguatan tahun kedua dan ketiga (2011) sebagai
karena di dalam R & D ada tiga kegiatan sekaligus lanjutan penelitian tahun pertama (2009).Kirkpatrick
yaitu penelitian, pengembangan, dan evaluasi. Lebih (1996:3) menyarankan pelaksanaan pelatihan yang
lanjut Waldopo (2002: 90-91) menyatakan, penelitian efektif yaitu menentukan kebutuhan, menetapkan
dan pengembangan (R &D) pada hakikatnya tujuan, menentukan isi materi, memilih fasilitas yang
berhubungan dengan tiga hal yaitu penelitian sesuai, memilih instruktur yang cocok, memilih media,
(research), evaluasi (evaluation), pengembangan mengkoordinasikan program, dan evaluasi program.
(development) dan merupakan jenis penelitian yang Menurut Bagerson (2006:1), apa yang membuat
bertujuan menghasilkan produk untuk kepentingan sekolah berhasil? Agar sekolah berhasil dengan
pembelajaran, diawali dengan analisis kebutuhan, prestasi tinggi perlu ekspektasi tinggi, kepemimpinan
dilanjutkan dengan pengembangan produk, produk efektif, kolaborasi/komunikasi, fokus pada
dievaluasi, direvisi dan penyebaran produk pengembangan professional, lingkungan belajar yang
(diseminasi). Gephart (Waldopo, 2002: 95), mendukung. Zamroni (2005) menyarankan agar
menjelaskan bahwa penelitian bertujuan untuk fokus pada peningkatan mutu secara berkelanjutan.
mengetahui sesuatu (need to know), proses evaluasi Menurut Mardapi (2008:1-2), kualitas dan mutu
untuk menentukan pilihan (need to choose), proses pendidikan merupakan salah satu indikator
pengembangan bertujuan menemukan suatu cara kemampuan sumberdaya manusia yang dapat dilihat
atau metode yang efektif (need to do). Di dalam dari kemampuan lulusannya. Oleh karena itu perlu
penelitian tahun pertama (2009), ketiga hal itu peningkatan kualitas secara terus menerus. Mangesa
merupakan satu kesatuan proses pada rangkaian (2010:144) menyarankan agar keterampilan
sistem yang saling terkait dan berhubungan (Slamet diberikan dalam rangka perolehan multi life skilled,
(2005: 5; 2008). Berdasarkan hasil pengembangan dilandasi oleh keterampilan belajar (learning skill).
diharapkan menghasilkan produk yang lebih efektif Mahasiswa menginginkan perubahan kurikulum
untuk digunakan dalam pelatihan penguatan pada karena terlalu teoritis dan belum sesuai kebutuhan
penelitian tahun kedua (2010). Research dilakukan untuk berwirausaha, hal ini perlu direkomendasikan
untuk mengetahui situasi, permasalahan dan untuk dipertimbangkan. Oleh karena itu yang paling
kebutuhan mahasiswa/alumni untuk berwirausaha. penting adalah pola pikir mahasiswa harus berubah
Berdasarkan hasil analisis situasi, permasalahan, dan inovatif.
kebutuhan, dan faktor eksternal yang berpengaruh,
dirancanglah kerangka bahan ajar dalam bentuk SIMPULAN
SAPP (Satuan Acara Pelatihan Penguatan), model
pembelajaran, bahan ajar/handout dengan perangkat Pengembangan dan penerapan logic model
lainnya yang kemudian divalidasi dan diujicoba, lalu pada program pembelajaran penguatan vocational
Saludung, Pengembangan dan Penerapan Logic Model pada ... 9

life skills berbasis wirausaha adalah penelitian DAFTAR RUJUKAN


pengembangan yang menggunakan pendekatan
penelitian dan pengembangan (R&D) model Sri Bagerson, T. 2006. School improvement.
Anitah (2006) menjadi empat tahapan pengembangan Washington Superintendance of Public
yaitu analisis kebutuhan, pengembangan produk, uji Instruction. Artikel.http://cc. msnscache. com
coba produk dan revisi model, implementasi dan (http://www.k12.wa.us/schoolimprovement/
diseminasi. Penelitian ini diawali dengan pengkajian success.asp). Diakses 29 Desember 2006.
Logic Model dan analisis konten, pengembangan Bennett .1976. Logic Model. Program Divelopment
dan penerapan dalam penelitian ini. Logic Model Evaluation (PD & E). Diamil tanggal 7
yang sudah dikembangkan terdiri dari enam September 2005 dari: http://www.uwex.edu/ces/
komponen yaitu situation, inputs, activities, pdande/evaluation/evallogicmodel
outcomes, external factors. Model dan instrumen Borg, W.r. & Gall, M.D. 1983. Educational
sudah dikembangkan, divalidasi, diuji coba terbatas, Research. An Introduction. Fourth Edition.
dan sebagian sudah diterapkan sesuai kebutuhan Longman Inc. Broadway New York
penelitian tahun pertama (2009). Penerapan Depdiknas. 2002. Pedoman pelaksanaan Program
instrumen pada tahun pertama (2009) bertujuan Keterampilan Hidup (life skills) oleh
untuk mendapatkan data tentang analisis situasi, Perguruan Tinggi. Direktorat Jenderal
analisis permasalahan, analisis kebutuhan mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta
dan alumni agar termotivasi untuk berwirausaha. Depdiknas.2002. Pedoman pelaksanaan program
Hasilnya dianalisis menjadi dasar pengembangan pendidikan berorientasi keterampilan hidup
kerangka bahan ajar (SAPP), handout, perangkat (life skills) melalui pendekatan broad base
lainnya, yang akan digunakan sebagai input pada education (BBE) dalam bidang pendidikan
penelitian tahun kedua dan ketiga. Hasil analisis luar sekolah dan pemuda. Direktorat Jenderal
situasi, permasalahan, dan kebutuhan, menunjukkan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. Jakarta
bahwa ada berbagai permasalahan yang dialami Dikmenum. 2005. Pengembangan Kecakapan
mahasiswa sehingga belum siap berwirausaha. Ada Hidup (Life Skill). text: dok.pmu.Juli 2005.
berbagai kelemahan dan tantangan berupa faktor Diambil tanggal 25 Agustus 2005 dari http://
eksternal. Oleh karena itu mereka membutuhkan www. dikmenum. go.id
pelatihan penguatan praktek berwirausaha, bantuan
Djemari Mardapi. 2008. Peranan ujian nasional
modal dan pendampingan wirausaha.Inilah yang
dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
ditindaklanjuti pada penelitian tahun kedua (2010).
Makalah seminar strategi peningkatan kualitas
pendidikan. Diselenggarakan oleh Program
SARAN Pascasarjana UNY bekerjasama dengan HEPI,
Sabtu, 22 Maret 2008
Penelitian ini dilaksanakan untuk mencari solusi Dwiyogo, W.D. 2001. Pelaksanaan penelitian
permasalahan mahasiswa sesudah tamat agar tidak pengembangan. Lembaga Penelitian
menganggur jika tidak terserap dunia kerja.Temuan Universitas Negeri Malang.
permasalahan menimbulkan kebutuhan mendesak
Frechtling, Joy. A. 2007. Logic Modeling Program
yang menjadi dasar pengembangan SAPP, bahan ajar
Evaluation. (1 st ed). Jossey – Bass.
sebagai input untuk aktivitas pada penelitian tahun
United State of Amerika. John Wiley & Sons.
kedua (2010) dan ketiga (2011).Oleh karena itu perlu
Inc.
diberikan perhatian dan dukungan pelaksanaan oleh
pihak-pihak yang terkait agar program penguatan Kirkpatrick, D. L. 1996. Evaluating training
vocational life skills berbasis wirausaha dapat programs: The four levels. San Franscisco:
terlaksana dengan baik pada tahun kedua dan ketiga, BK. Berrett - Koehlr Publishers.
karena program ini sangat sesuai dengan program Mangesa, R. T. 2009. Kajian terhadap Pola
Dirjen Dikti dan Kemdiknas yang mencanangkan Pendidikan Berorientasi Kompetensi Dunia
kurikulum berbasis kewirausahaan. Industri dalam Penyiapan Tenaga Kerja.
10 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 18, NOMOR 1, APRIL 2011

Montague. 1997. Logic model. Program Sri Anitah. 2006. Design Methodology and
Divelopment Evaluation (PD & E). Developmental Research in/on Educational
http:www.uwex. edu.ces/pdande/evaluation/ and Training. Kumpulan Makalah Penelitian
evallogicmodel.Diakses 7 September 2005. Pengembangan, 2006. Perpustakaan Program
Rockwell. 1995. Logic model. Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Divelopment Evaluation (PD & E). Slamet P.H. 2008. Handout 2. Kapita selekta
http:www.uwex. edu/ces /pdande/evaluation/ desentralisasi pendidikan di Indonesia.
evallogicmodel Diakses 7 September 2005. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Saludung, Jokebet, Deri Bangkona, Srikandi. (2002). Universitas Wisconsin-Extension. 2005. Logic
Efektivitas Pelaksanaan Kursus Model. Program divelopment evaluation
Menjahit Untuk Membentuk Kemandirian (PD & E). http://www.uwex.edu/ces/pdande/
Dan Kemampuan Berwirausaha Perempuan evaluation/evallogicmodel. Diakses 7 September
Putus Sekolah. Hasil Penelitian. Lembaga 2005
Penelitian UNM Waldopo. 2002. Penelitian Pengembangan,
Sanders, J.R. & Sullins, C.D. 2006. Evaluating Pendekatan Dalam Mengembangkan Produk-
School Programs: An educator’s. (3rd ed.). Produk Di Bidang Pendidikan Pembelajaran.
California: A SAGE Publications.Sanders & Sebuah kajian singkat. Jurnal TEKNODIK.11,
Sullins (2006). VI, p. 91-100.
Suryana, Y. & Kartib Baru. 2010. Kerirausahaan. Zamroni. 2005. Manajemen berbasis sekolah: Peranti
Pendekatan Karakteristik wirausahawan reformasi sistem pendidikan. Artikel
Sukses. Edisi Pertama Cetakan ke-1. Jakarta: Kependidikan. http://www. go.id. Diakses 25
Kencana. Agustus 2005.

You might also like