You are on page 1of 11

Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling

Volume 1 Nomor 1 Juni 2015. Hal 66-76


ISSN: 2443-2202

PERILAKU AGRESIF DAN PENANGANANNYA


(STUDI KASUS PADA SISWA SMP NEGERI 8 MAKASSAR)

Salmiati
Bimbingan dan Konseling, STKIP Andi Matappa Pangkep
email: Salmi_unm86@yahoo.co.id

Abstract: This research aimed to (i) find out the form of the students’ aggressive
behaviour of SMPN 8 Makassar, (ii) find out the factors affecting the students’ aggressive
behaviour of SMPN 8 Makassar, (iii) find out the impact of the students’ aggressive
behavior of SMPN 8 Makassar, (iv) find out the treatment form of the students’
aggressive behaviour of SMPN 8 Makassar. This research was case study and data
collecting technique through interview, observation, and documentation. The data were
analyzed by qualitative descriptive analysis.The result of this research showed that (i) the
forms of aggressive student behaviour is a form of physical aggressive behaviour like
hitting, slamming doors, banging the table, knocking over, throwing, hitting the table,
pushing, and flicked the ear. The form of aggressive behaviour such as verbal threats,
yelling, cursing, insulting, mocking, yelling, and calling a bad word. (ii) The factors
affecting aggressive behavior are a) childhood experiences, b) will-treatment of parents,
c) the support of parents and peers, d) the violent role models viewed from parents, peers
and the habit of watching TV and playing games the scenes of violence, e) uncontrolled
anger, f) frustration because of failure to achieve the goals, (iii) The impact of aggressive
behaviour for both cases are low learning achievement and disharmony of social
relationships with peers and (iv) The treatment form of aggressive behaviour through
psychodrama technique.

Keyword: Aggressive behaviour, and psychodrama technique.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah (i) untuk mengetahui mengetahui bentuk perilaku
agresif siswa di SMPN 8 Makassar. (ii) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku agresif siswa di SMPN 8 Makassar. (iii) mengetahui dampak perilaku agresif
bagi prestasi belajar dan hubungan dengan teman sebaya siswa di SMPN 8 Makassar. (iv)
bentuk penanganan perilaku agresif siswa di SMPN 8 Makassar. Jenis penelitian ini
adalah studi kasus. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian; (i)
bentuk perilaku agresif siswa adalah perilaku agresif fisik seperti memukul, membanting
pintu, membanting meja, menyenggol, melempar, memukul meja, mendorong, dan
menyentil telinga. Bentuk perilaku agresif verbal seperti mengancam, membentak,
memaki, menghina, mengejek, berteriak dan memanggil dengan sebutan buruk. (ii) faktor
yang memengaruhi perilaku agresif adalah (a) pengalaman masa kecil, (b) perlakuan
buruk orangtua, (c) dukungan dari orangtua dan teman sebaya, (d) peran model kekerasan
yang dilihat dari orangtua, teman sebaya, dan kebiasaan nonton TV dan main game yang
beradegan kekerasan, (e) amarah yang tak terkontrol, (f) frustasi karena selalu gagal
dalam mencapai tujuan. (iii) dampak perilaku agresif yaitu prestasi belajar rendah dan
hubungan sosial dengan teman sebaya yang tidak baik dan (iv) bentuk penanganan
perilaku agresif melalui teknik psikodrama.

Kata Kunci: Perilaku agresif, dan teknik psikodrama

66
67 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol.1 No. 1 Juni 2015

PENDAHULUAN Perilaku agresif yang umum dilakukan


siswa di sekolah adalah tindakan perkelahian,
Keberhasilan remaja dalam menyelesaikan melakukan konvoi di jalan raya sehingga
tugas perkembangan akan mengantarkannya ke mengganggu lalu lintas, membolos, dan
dalam suatu kondisi penyesuaian sosial yang melontarkan kata-kata yang tidak sopan seperti
baik dalam keseluruhan kehidupannya. Namun, memaki, menghina, dan mengejek. Hasil
apabila remaja gagal dalam proses penelitian yang dilakukan Harris (Thalib, 2010)
perkembangannya maka kemungkinan mereka juga menunjukkan bahwa pengalaman perilaku
akan melakukan tindakan-tindakan kriminal, agresif ditunjukkan melalui berbagai bentuk
kurang mampu bergaul dengan orang lain dan perilaku seperti menyerang orang lain (memukul,
melakukan dominasi secara sewenang-wenang. menampar, menendang, menggigit) mengancam
Tindakan-tindakan yang dilakukan para remaja secara fisik atau verbal, melecehkan orang lain
cenderung mengarah kepada perilaku agresif, (mengejek, berteriak, berkata kasar), bersikap
baik secara individu maupun kelompok. tidak sopan dan memaksa untuk memiliki benda-
Penelitian yang telah dilakukan di benda orang lain yang bukan miliknya.
Amerika Serikat menunjukkan bahwa terdapat Penyebab perilaku agresif yang dilakukan
sekitar 5-10 % anak usia sekolah berperilaku oleh siswa sangat kompleks, tetapi secara garis
agresif (Angraeni, 2011). Di Indonesia telah besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
dilaporkan, baik melalui penelitian maupun penyebab internal dan eksternal seperti, amarah,
pemberitaan surat kabar antara tahun 2002 – frustasi, lingkungan, proses belajar model
2005 menunjukkan bahwa pada umumnya kekerasan, dan proses pendisiplinan yang keliru.
perilaku agresif terjadi di kalangan siswa, Kedua faktor tersebut menyebabkan
khususnya di kalangan siswa SMA terhambatnya perkembangan aspek emosi dan
(Kurniadarmi, 2005). Pemberitaan serupa yang sosial siswa yang bersangkutan. Terhambatnya
telah ditayangkan dalam satu stasiun TV swasta perkembangan emosi dan perilaku sosial di
menunjukkan bahwa perilaku agresif yang terjadi antaranya diwujudkan dalam bentuk perilaku
dikalangan siswa SMA pada kenyataannya juga agresif. Hal ini berdampak pula pada
terjadi dikalangan siswa SMP seperti fenomena perkembangan emosi dan perilaku siswa di
yang terjadi di salah satu jalan ibu Kota Jakarta, sekolah. Selain itu, perilaku agresif juga dapat
terdapat dua kelompok remaja yang masih memengaruhi prestasi akademis, interaksi sosial
menggunakan seragam putih biru terlibat baku mereka dengan teman sebaya dan guru.
hantam, dan siswa-siswa tersebut adalah pelajar Sebagaimana Kauffman (Setiawan, 2012) dalam
SMP yang sedang melakukan reaksi saling hasil risetnya menjelaskan bahwa anak yang
menyerang atau tawuran. Hal ini didukung pula agresif umumnya memiliki prestasi akademik
hasil penelitian yang dikemukakan Thalib (2010) yang rendah untuk usia mereka, mayoritas anak
bahwa akhir-akhir ini perilaku agresif cenderung agresif memiliki kesulitan akademis, memiliki
semakin meningkat terutama dikalangan siswa kekurangan dalam keterampilan sosial yang
yang sering terlibat dalam berbagai bentuk mempengaruhi kemampuan untuk kerjasama
kerusuhan, perkelahian, demonstrasi dan dengan guru, fungsi di dalam kelas, dan bergaul
tindakan kekerasan lainnya yang menunjukkan dengan siswa lain.
semakin meningkatnya perilaku agresif siswa. Fenomena di lapangan menunjukkan
Fenomena perilaku agresif di Makassar bahwa perilaku agresif yang di lakukan kasus
juga menunjukkan hal serupa dengan yang tidak tergantung pada latar belakang sekolah
terjadi di Indonesia pada umumnya. Di tempat kasus menuntut ilmu pendidikan. Hal ini
Makassar, khususnya remaja dari kalangan siswa dibuktikan dari hasil studi pendahuluan yang
SMA maupun siswa SMP juga sering melakukan diperoleh dari wawancara dengan guru di SMP
perilaku agresif baik perilaku agresif fisik Negeri 8 Makassar bahwa sekolah yang
maupun agresif verbal, seperti hasil pemberitaan beralokasikan di Jalan Batua Raya No. 1
melalui tanyangan TV bahwa dari beberapa merupakan salah satu sekolah favorit dan sangat
sekolah yang ada di Kota Makassar siswa- banyak diminati oleh para siswa yang hendak
siswinya sering terlibat dalam tindakan melanjutkan pendidikan pada tingkat sekolah
kekerasan berupa perilaku agresif. menengah pertama. Seleksi untuk masuk di
sekolah tersebut juga termasuk sangat ketat
Salmi. Perilaku Agresif dan ... | 68

dengan melalui beberapa tahapan seleksi, seperti penanganan yang lebih tepat untuk membantu
tes tertulis, tes wawancara, psikotes dan tes baca siswa dalam menangani perilaku agresif yang
tulis Al-Qur’an. Namun, hal itu tidak bisa dilakukan yaitu melalui teknik psikodrama.
memberikan jaminan, karena pada kenyataannya Teknik psikodrama dipandang cocok untuk
masih terdapat siswa yang menunjukkan membantu siswa dalam menangani perilaku
penyimpangan perilaku karena disebabkan oleh agresif. Hal ini didukung oleh pernyataan yang
beberapa faktor, baik faktor eksternal maupun dikemukakan Semium (2006) bahwa psikodrama
faktor internal. Perilaku menyimpang yang merupakan salah satu teknik dalam bimbingan
dimaksudkan salah satunya adalah perilaku kelompok yang dapat digunakan konselor dalam
agresif seperti yang dilakukan oleh kedua kasus. menangani masalah-masalah emosional, dan
Hasil studi pendahuluan selanjutnya di masalah emosional yang dimaksudkan salah
lokasi penelitian SMP Negeri 8 Makassar satunya adalah perilaku agresif.
diperoleh informasi dari guru pembimbing, guru Teknik psikodrama dilaksanakan dalam
mata pelajaran dan wali kelas bahwa siswa bentuk role playing, dan hal ini sesuai dengan
mengalami kecenderungan berperilaku agresif. pendapat Bennet (Romlah, 2001) bahwa
Untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku psikodrama adalah bagian dari permainan
agresif yang terjadi, maka ditindak lanjuti peranan (role playing). Permainan peran yang
dengan observasi. Hasil analisisnya ditampilkan siswa melalui teknik psikodrama
menunjukkan bahwa tindakan agresif yang diupayakan mampu membantu siswa untuk
cenderung dilakukan siswa berupa memukul, mengurangi kecenderungan perilaku agresif di
mengancam, mengejek, menantang, memaksa, sekolah. Melalui teknik psikodrama siswa akan
berkata kasar, bersikap tidak sopan yang disertai memerankan suatu peran yang akan
dengan tindakan memukul benda-benda yang ada menampilkan atau memperagakan suatu
di dekatnya seperti membanting pintu ruangan penyelesaian masalah yang tidak menggunakan
dan memukul meja. Tindakan yang dilakukan perilaku agresif. Hal ini di dukung oleh hasil
kedua siswa tersebut tergolong perilaku agresif penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2012)
emosional yang unik karena perilaku agresif yang menyatakan bahwa salah satu upaya yang
yang dilakukan didorong untuk memperoleh dapat dilakukan untuk mengendalikan perilaku
kesenangan ketika menyakiti orang lain. Hal ini agresif pada anak yaitu dengan strategi
disebabkan oleh ketidakmampuannya untuk memperagakan/pelatihan, karena ketika anak
mengendalikan atau mengontrol emosi yang melihat suatu contoh dan memilih solusi yang
ditunjukkan dengan mudah marah jika diganggu, tidak agresif terhadap suatu konflik atau dengan
mudah merasa mendapat ancaman dan serangan, memberikan pelatihan untuk menggunakan
sangat sensitif atau mudah tersinggung terhadap metode-metode yang tidak agresif tentang
ejekan atau hinaan dan mudah menyerang atau pemecahan masalah, memungkinkan mereka
menyakiti orang lain. untuk menetapkan sendiri solusi yang tepat untuk
Berdasarkan fenomena tersebut di atas, permasalahan yang mereka alami. Selain itu,
maka guru BK melakukan berbagai bentuk psikodrama merupakan suatu bentuk terapi
penanganan, baik dalam bentuk konseling kelompok, dimana anggota kelompok didorong
maupun dalam bentuk bimbingan kelompok untuk memainkan suatu peran emosional di
untuk membantu siswa atau anak didiknya dalam depan para penonton tanpa dia dilatih
mengatasi perilaku agresif yang cenderung sebelumnya dengan tujuan untuk membantu
dilakukan, khususnya bagi kedua kasus yang anggota kelompok atau pasien mampu mengatasi
menjadi subjek penelitian dengan memberikan masalah-masalah pribadi dengan menggunakan
penanganan dalam bentuk konseling kelompok permainan drama, peran, atau terapi tindakan
melalui teknik relaksasi dan bimbingan yang akhirnya akan mengungkapkan perasaan-
kelompok melalui pemberian informasi perasaan tentang konflik, kemarahan, agresi,
mengenai perilaku agresif secara klasikal. perasaan bersalah dan kesedihan, Moreno
Penanganan yang dilakukan mampu membantu (Semium, 2006).
siswa dalam menangani perilakunya. Namun, Berdasarkan latar belakang tersebut di
berdasarkan kajian literatur dan melihat latar atas, fokus masalah dalam penelitian ini adalah:
belakang permasalahan yang dialami kedua 1) Bagaimanakah bentuk-bentuk perilaku agresif
kasus, maka masih dibutuhkan bentuk siswa di SMP Negeri 8 Makassar?, 2) Faktor-
69 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol.1 No. 1 Juni 2015

faktor apakah yang mempengaruhi perilaku pengalaman masa kecil, hadiah berupa dukungan
agresif siswa di SMP Negeri 8 Makassar?, 3) dari orangtua dan teman sebaya, peran model
Bagaimanakah dampak perilaku agresif terhadap yang dilihat dari orangtua dan teman, perlakuan
prestasi belajar dan hubungan dengan teman buruk orangtua, pendisiplinan yang keliru,
sebaya siswa di SMP Negeri 8 Makassar?, 4) ketidakjelasan hukuman yang diberikan, amarah
Bagaimanakah bentuk penanganan perilaku dan frustasi. 3) Dampak perilaku agresif adalah
agresif siswa di SMP Negeri 8 Makassar? akibat yang diperoleh dan dialami siswa dari
Mengacu pada fokus masalah penelitian perilaku atau tindakan kekerasan yang telah
di atas, penelitian ini bertujuan: 1) Untuk dilakukan. Dampak ini bisa berpengaruh pada
mengetahui bentuk-bentuk perilaku agresif siswa prestasi belajar dan hubungan dengan teman
di SMP Negeri 8 Makassar., 2) Untuk sebaya. 4) Teknik psikodrama adalah bentuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penanganan perilaku agresif yang diberikan
perilaku agresif siswa di SMP Negeri 8 kepada kedua kasus dengan tujuan untuk
Makassar. 3) Untuk mengetahui dampak perilaku membantu kasus mengubah perilaku agresif
agresif bagi prestasi belajar dan hubungan menjadi perilaku yang tidak agresif.
dengan teman sebaya siswa di SMP Negeri 8 Instrument dalam penelitian ini dibagi atas
Makassar. 4) Untuk mengatahui bentuk dua bagian yaitu: 1) Teknik pengumpulan data.
penanganan perilaku agresif siswa di SMP Pengumpulan data digunakan untuk memperoleh
Negeri 8 Makassar. data dan informasi tentang bentuk-bentuk
perilaku agresif yang dilakukan siswa, faktor-
METODE faktor yang mempengaruhi siswa berperilaku
agresif, dampak perilaku agresif terhadap
Pendekatan yang digunakan dalam prestasi belajar dan hubungan dengan teman
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. sebaya dan gambaran bentuk penanganan
Penelitian ini menggunakan jenis studi kasus, perilaku agresif siswa, maka teknik pengumpulan
yaitu suatu penelitian yang menghasilkan data data yang digunakan adalah:
deskriptif yang bisa berupa kata-kata tertulis atau Observasi merupakan proses pengamatan
lisan dari orang-orang dan tingkah laku yang terhadap subjek penelitian pada realitas
diamati. Pendekatan ini didasarkan atas kehidupan yang alamiah, yaitu kehidupan yang
pertimbangan bahwa pendekatan ini akan dijalani subjek sehari-hari. Becker & dkk
menyajikan secara langsung dan mengkaji secara (Mulyono, 2003). Observasi digunakan untuk
mendalam masalah-masalah yang menjadi fokus memperoleh gambaran data tentang bentuk-
penelitian (Moleong, 1996). bentuk perilaku agresif siswa dan memperoleh
Penelitian dilaksanakan selama dua bulan gambaran pelaksanaan psikodrama dalam
mulai tanggal 5 Mei 2012 sampai dengan 8 Juli menangani perilaku agresif siswa.
2012 terhadap kedua subjek yang berperilaku Wawancara. Kegiatan wawancara
agresif di sekolah yang berlokasi di SMP Negeri merupakan teknik utama dalam pengumpulan
8 Makassar Jl. Batua Raya Sulawesi Selatan. data guna memperoleh data atau informasi dari
Deskripsi fokus penelitian atau definisi informan penelitian yang lebih detail tentang
operasional dalam penelitian ini adalah: 1) perilaku agresif subjek penelitian dan
Perilaku agresif adalah tindakan kekerasan yang mengetahui tingkat perubahan yang terjadi pada
dilakukan dengan tujuan untuk menyakiti orang siswa setelah diberikan penanganan melalui
lain atau merusak suatu benda, dalam bentuk teknik psikodrama. Wawancara dilakukan
agresif verbal dan fisik. Perilaku agresif verbal dengan menggunakan pedoman wawancara.
yang dilakukan siswa berupa mengejek, Pelaksanaan wawancara disesuaikan dengan
membentak, menghina, memaki dan keadaan/kondisi responden agar dapat
mengancam. Sedangkan agresif fisik yang memberikan informasi yang sebanyak-
dilakukan siswa berupa memukul, menendang, banyaknya sesuai dengan tujuan penelitian.
mengigit, mencubit, melempar, mendorong dan
melukai orang lain. 2) Faktor-faktor perilaku Sosiometri.Sosiometri merupakan metode yang
agresif adalah kondisi-kondisi yang digunakan untuk memperoleh data tentang
menyebabkan siswa berperilaku agresif, baik hubungan sosial siswa dengan teman sebaya.
agresif verbal maupun agresif fisik. Seperti Sosiometri diberikan kepada kedua subjek
Salmi. Perilaku Agresif dan ... | 70

masing-masing di kelas VII G dan kelas VII H untuk membantu anggota kelompok dalam
bersama teman-temannya disela-sela pelajaran menciptakan suasana kelompok yang efektif dan
kosong yaitu dilaksanakan pada tanggal 16 Juni dinamis agar setiap anggota kelompok memiliki
2012. Hasil yang diperoleh melalui sosiometri rasa tanggung jawab untuk dapat menjalin
memberikan gambaran yang jelas bahwa hubungan baik, berinteraksi, dan bekerjasama
perilaku kedua kasus tidak disenangi oleh teman- satu sama lain dalam kelompok, dapat
temannya. Hasilnya dikelola dan dikelompokan mengemukakan pendapatnya mengenai apa yang
menjadi dua bagian yaitu teman yang paling dirasakan berkaitan dengan masalah yang
disenangi dan paling tidak disenangi untuk diajak dialami secara bebas tanpa rasa malu dan segan,
bergaul. dapat mengemukakan harapan-harapan dan
Dokumentasi. Data dokumentasi yang hambatan-hambatan dalam mengikuti
diperoleh oleh peneliti adalah data hasil prestasi psikodrama. 4) Skenario psikodrama. Skenario
bejalar kedua kasus yaitu foto copy raport pada psikodrama digunakan untuk membantu siswa
kelas VII semester 1 dan 2 untuk dalam memberikan gambaran awal mengenai
membandingkan data yang diperoleh dari hasil permasalahan yang dialaminya, sehingga melalui
wawancara dengan keadaan diri kasus yang skenario psikodrama siswa merasa terpancing
sebenarnya. Hal ini untuk memperkuat informasi untuk memainkan adegan yang sesuai dengan
dan data yang diperoleh tentang dampak atau kehidupan nyata yang masing-masing mereka
akibat yang dialami oleh siswa selama alami. 5) Pedoman observasi. Pedoman observasi
berperilaku agresif. Dokumentasi dalam digunakan untuk melihat aktivitas-aktivitas
penelitian ini digunakan untuk memperoleh data anggota kelompok selama proses pelaksanaan
yang menurut peneliti masih dibutuhkan dan psikodrama berlangsung. Data hasil observasi
relevan dengan fokus penelitian sehingga dapat akan mendukung hasil yang diperoleh dari
memberikan bahan deskriptif. pelaksanaan psikodrama untuk membantu kasus
Bahan perlakuan. Bahan perlakuan yang dalam menangani perilaku agresif. 6) Lembar
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah bentuk tugas untuk psikodrama. Lembar tugas untuk
penanganan yang diberikan kepada kedua subjek psikodrama diberikan kepada anggota kelompok
penelitian dengan tujuan untuk membantu subjek untuk melakukan penilaian terhadap dirinya
dalam menangani perilaku agresif yaitu melalui sendiri sekaligus untuk menentukan upaya-
teknik psikodrama. Dalam pelaksanaan uapaya penanganan perilaku agresif melalui
psikodrama, ada beberapa hal yang harus teknik psikodrama., 7) Lembar evaluasi diri
dipersiapkan: 1) Panduan pelaksanaan psiko- dalam psikodrama. Lembar evaluasi diri dalam
drama. Panduan pelaksanaan psikodrama psikodrama digunakan oleh anggota kelompok
mencakup beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menuliskan berbagai kesulitan-kesulitan
seperti tujuan pelaksanaan, persiapan, pemberian yang mereka hadapi selama proses psikodrama
inforamasi, pembetukan kelompok latihan berlangsung dan untuk mengetahui upaya yang
psikodrama, pemberian latihan psikodrama harus mereka lakukan untuk mengatasi kesulitan
dengan menggunakan tema psikodrama, dalam melakukan permainan peran melalui
pemberian pekerjaan rumah, pemberian evaluasi teknik psikodrama sekaligus untuk mengun-
diri setelah pelaksanaan psikodrama, diskusi dan gkapkan pesan dan kesan serta harapannya
berbagi pendapat dan perasaan, dan terminasi., 2) terhadap pelaksanaan psikodrama.
Bahan informasi. Bahan informasi yang telah Subjek utama dalam penelitian sebanyak
disiapkan diberikan kepada siswa yang menjadi dua orang siswa yang berinisial FT dan AR yang
subjek penelitian dengan tujuan untuk membantu mengalami masalah perilaku agresif dan berada
subjek penelitian dalam memahami maksud dan di kelas VII G dan VII H.
tujuan dari pemberian teknik psikodrama. Kedua subjek dipilih secara selektif
informasi yang diberikan berupa keterangan- sebagai subjek dalam peneltian ini, karena
keterangan mengenai konsep dasar psikodrama, keduanya memiliki masalah yang sama yaitu
tujuan psikodrama, prosedur pelaksanaan berperilaku agresif. Selain itu, keduanya juga
psikodrama, dan komponen-komponen dalam bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan
pelaksanaan psikodrama., 3) Panduan peneliti selama penelitian ini berlangsung.
pembentukan kelompok psikodrama. Panduan Selain kedua subjek utama tersebut,
pembentukan kelompok psikodrama digunakan peneliti memilih beberapa informan lainnya
71 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol.1 No. 1 Juni 2015

sebagai sumber data sekunder seperti orangtua, wawancara ke dalam tiga pokok umum yaitu
guru mata pelajaran, wali kelas, guru data tentang gambaran perilaku agresif siswa,
pembimbing, ketua kelas, dan teman/sahabat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
subjek. Informan ini dipilih dengan alasan bahwa agresif, dampak perilaku agresif terhadap
merekalah yang paling dekat dengan kasus prestasi belajar siswa dan hubungan dengan
sehingga untuk menguatkan imformasi dan fakta teman sebaya serta penanganan perilaku agresif
yang diperoleh akan lebih mudah diperolah melalui teknik psikodrama. Untuk ini, peneliti
melalui informan yang mengetahui keadaan dan melakukan beberapa langkah memilih,
kondisi subyek sehari-hari di sekolah. menyederhanakan data dan informasi tersebut
Sumber data dalam penelitian ini adalah malalui: 1) Mengorganisasikan data, peneliti
kata-kata dan tindakan subjek, sumber tertulis membuat catatan-catatan lapangan dalam bentuk
dan data tambahan. Jenis data yang dikumpulkan tertulis tentang bentuk-bentuk perilaku yang
adalah (1) data dan informasi tentang bentuk- ditampilkan subjek yang berperilaku agresif,
bentuk perilaku agresif siswa, (2) data dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
informasi tentang faktor-faktor yang agresif, dampak perilaku agresif terhadap
mempengeruhi perilaku agresif, (3) data dan prestasi belajar dan hubungan dengan teman
informasi tentang dampak perilaku agresif sebaya serta penanganan perilaku agresif melalui
terhadap prestasi belajar dan hubungan teman teknik psikodrama. Peneliti membuat dalam
sebaya dan (4) data tentang bentuk penanganan bentuk tulisan yang dapat dipahami., 2)
perilaku agresif siswa. Mengelompokkan, mengkategorikan dan meng-
Analisis data dalam penelitian kualitatif kode data. Upaya peneliti mengelompokkan data
dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, dan informasi adalah dengan cara menyusun
selama di lapangan, dan setelah selesai di pernyataan-pernyataan hasil wawancara secara
lapangan (Shank, 2006: 152). 1) Analisis kronologis mulai dari penyataan-pernyataan yang
sebelum di lapangan, yakni peneliti melakukan berkaitan dengan bentuk-bentuk perilaku agresif,
analisis terhadap data hasil studi pendahuluan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
atau data sekunder yang akan digunakan untuk faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
menentukan fokus penelitian. Dalam hal ini agresif, dan pernyataan-pernyataan yang
peneliti melakukan observasi awal sebelum berkaitan dengan dampak perilaku agresif
melakukan penelitian dengan melakukan terhadap prestasi belajar dan hubungan dengan
wawancara terhadap guru BK di SMP Negeri 8 teman sebaya
Makassar. 2) Analisis selama di lapangan Model Selanjutnya untuk memudahkan dalam
Miles dan Huberman terdiri dari tiga langkah menganalisis data dan informasi yang telah
meliputi reduksi data, penyajian data dan dikategorikan seperti di atas, pada catatan
penarikan kesimpulan. lapangan hasil wawancara tidak lupa peneliti
Reduksi data, peneliti memilih dan menye- membuat kode seperti berikut:
derhanakan data hasil observasi dan hasil

Tabel 3.2. Pengkodean hasil wawancara

No Fokus Penelitian Kode


1 Bentuk-bentuk perilaku agresif A
1.1 agresif fisik a.1
1.2 agresif verbal a.2
2 Faktor-faktor yang mempengeruhi perilaku agresif B
2.1 pengalaman masa kecil b.1
2.2 pengaruh langsung b.2
2.3 pengaruh tak langsung b.3
2.4 frustasi b.4
2.5 amarah b.5
3 Dampak perilaku agresif c
3.1 kegagalan akademik c.1
3.2 hubungan sosial c.2
Salmi. Perilaku Agresif dan ... | 72

Penyajian data, data dan informasi yang orangtua, guru mata pelajaran, guru
telah peneliti pilih dan sederhanakan kemudian pembimbingan, wali kelas, ketua kelas, dan
disajikan dalam bentuk catatan-catatan lapangan teman/sebaya subjek. Hasil wawancara dengan
hasil observasi dan catatan-catatan hasil subjek untuk melihat apakah data tersebut saling
Wawancara. Peneliti menyajikan data mendukung atau saling bertolak belakang. Hal
hasil pengamatan dalam bentuk uraian singkat ini untuk memastikan kebenaran informasi hasil
yang disimpulkan berdasarkan akumulasi dari wawancara dan pengamatan pada subjek. Jika
perilaku yang tampak pada setiap kali observasi. data dari sumber penelitian ini sesuai dengan
Hasil wawancara dirangkum dan dibuat data yang diperoleh dari subjek penelitian, maka
kesimpulan setiap kali wawancara dilakukan data tersebut memiliki tingkat kepercayaan,
terhadap sumber data. Setelah itu data yang sehingga tingkat kebenaran kesimpulan akhir
telah diperolah dari hasil pengamatan dan hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
wawancara disajikan apa adanya dalam bentuk
deskripsi atau uraian singkat. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penarikan kesimpulan, tahap selanjutnya
yang peneliti lakukan adalah penarikan Bentuk perilaku agresif yang diperoleh
kesimpulan, yaitu data dan informasi yang telah melalui hasil wawancara serta hasil pengamatan
dibuat dalam bentuk tertulis, kemudian peneliti terbagi atas dua bentuk yaitu perilaku agresif
membaca berulang-ulang untuk kemudian bentuk fisik dan verbal. Bentuk agresif fisik
disimpulkan dan diberi interpretasi makna dari seperti memukul, membanting meja,
fakta yang ada, yaitu perilaku-perilaku agresif membanting pintu, mendorong, melempar
yang ditampilkan subjek, gambaran faktor- menggunakan remot TV, memecahkan benda-
faktor yang mempengaruhi perilaku agresif, benda dan mencolek-colek temannya, dan
dampak perilaku agresif terhadap prestasi menyentil telinga teman. Sedangkan perilaku
belajar dan hubungan dengan teman sebaya serta agresif dalam bentuk verbal seperti mengejek,
gambaran bentuk penanganan perilaku agresif. menghina memanggil dengan sebutan buruk,
Langkah verifikasi yang dilakukan oleh peneliti mengancam, membentak-bentak, memaki, dan
dengan mengkonfirmasikan kesimpulan hasil berteriak.
pengamatan dan hasil wawancara selama Perilaku agresif yang terjadi dipengaruhi
penelitian berlangsung sehingga validitasnya beberapa faktor seperti pengalaman masa
lebih terjamin. kecilnya, perlakuan buruk orangtua, dukungan
Pemahaman dan penghayatan terhadap dari orangtua dan teman sebaya terhadap
konteks yang diteliti, peneliti melakukan perilakunya, peran model yang sering dilihat
penelitian dengan tekun dan mencatat setiap baik dari orangtuanya ataupun teman bergaulnya
hasil wawancara dan hasil pengamatan. Untuk dalam bentuk tindakan langsung ataupun dalam
mengujikan keabsahan data yang diperoleh, bentuk cerita, keseringannya menonton film
peneliti melakukan triangulasi metode dan serta main game yang menunjukkan adegan
triangulasi sumber. Triangulasi metode kekerasan, seringnya mengalami kegagalan
dilakukan dengan cara membandingkan dalam mencapai tujuannya dan
penemuan hasil penelitian yang diperoleh ketidakmampuannya dalam mengendalikan
dengan berdasarkan wawancara dengan data perasaan amarahanya, penerapan kedisiplinan
yang diperoleh melalui pengamatan pada setiap yang keliru, hadiah yang diperoleh dari orangtua
kesempatan pertemuan antara peneliti dengan dalam bentuk pujian karena berani memukul
subjek. Pengamatan yang dilakukan pada subjek temannya serta seringnya subjek mengalami
dilakukan selama mungkin di mana subjek tidak perlakuan yang tidak baik serta mengalami
menyadari bahwa peneliti sedang melakukan kegagalan dalam mencapai tujuan yang
pengamatan pada diri subjek. Apabila tidak menyebabkan subjek merasa frustasi kemudian
terjadi ketidaksesuaian antara hasil pengamatan melampiaskannya dalam bentuk perilaku
dengan hasil wawancara, maka peneliti mencoba agresif.
mencari data melalui wawancara dan Perilaku agresif tentunya menimbulkan
pengamatan berikutnya. dampak bagi keduanya, baik yang berkaitan
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara dengan proses belajarnya maupun yang
melakukan wawancara dengan beberapa berkaitan dengan hubungan sosialnya dengan
informan yang memiliki kedekatan dan teman-temannya di di sekolah, dampak yang
mengetahui keadaan subjek yang diteliti yaitu
73 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol.1 No. 1 Juni 2015

berkaitan dengan proses belajarnya adalah menjadi apa yang diistilahkan “agresive reactive
subjek sulit berkonsentrasi dalam belajar, selalu emotional” dalam pergaulan mereka dengan
gelisah dalam mengikuti proses pembelajaran, teman sebaya dan gurunya. Selain itu, orangtua
sering mengganggu teman-temannya yang serius mereka juga sering memperingatkan untuk
belajar, selalu gelisah, tidak tenang, dan sering melakukan perlawanan kalau ada yang berani
tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh mengganggunya. Hal ini sesuai dengan hasil
guru. Hal ini tentunya mempengeruhi pengkajian yang dilakukan oleh McCord
pecapainya prestasi belajarnya di sekolah. (Berkowitz, 2003: 212) yang mencatat
Sedangkan dampak yang berkaitan dengan hubungan antara cara orangtua mendidik anak
hubungan sosialnya adalah subjek cenderung terhadap kejahatan yang dilakukan anak mereka
dijauhi oleh teman-temannya karena takut tiga puluh tahun kemudian, dan hasilnya
disakiti/dipukuli dan cenderung tidak disenangi menunjukkan bahwa pengalaman keluarga
oleh teman-temannya karena perilakunya yang sewaktu kecil bisa membantu membentuk jalan
sering mengganggu teman-temannya dalam hidup mereka setelah dewasa dan bahkan bisa
bentuk perilaku agresif. mempengaruhi kemungkinan mereka menjadi
Bentuk penanganan perilaku agrasif pelanggar hukum.
yang dapat dilakukan adalah penanganan Faktor lain yang menyebabkan seseorang
melalui konseling kelompok dengan berperilaku agresif, ada yang bersifat langsung
menggunakan pendekatan behavioral dan ada yang tak langsung. faktor yang
melalui teknik relaksasi, penanganan dimaksudkan adalah adanya pemberian hadiah
berupa dukungan dari teman sebaya dan
melalui bimbingan kelompok dengan teknik
orangtua ketika melakukan tindakan agresif. Hal
pemberian informasi terkait perilaku agresif. ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Serta penanganan melalui psikodrama. Berkowitz (2003: 212) bahwa hadiah atau
Bentuk perilaku agresif yang cenderung imbalan bisa mempengaruhi perilaku dengan
dilakukan kedua sebjek penelitian cenderung dua cara yang agak berbeda, hadiah bisa berlaku
mengarah pada dua bentuk perilaku agresif yaitu sebagai insentif yang mendorong suatu tindakan
agresif fisik dan agresif verbal. Sebagaimana atau bisa merupakan penguat yang berfungsi
yang dikemukakan oleh Moore dan Fine mempertahankan perilaku jenis tertentu. Hadiah
(Koeswara, 1988) bahwa perilaku agresif verbal yang dimaksudkan dapat berupa : 1) dukungan
yaitu agresif yang dilakukan dengan cara dari orangtua seperti mendorong anaknya untuk
menyerang secara verbal seperti mengejek, berkelahi dan memberikan balasan ketika
membentak, menghina, dan lain-lainnya. Agresif digertak orang lain 2) hadiah dari teman-teman
fisik yaitu agresif yang dilakukan dengan seperti temannya berperan sebagai model dan
menggunakan kemampuan fisik seperti memberikan hadiah berupa penerimaan atau
menendang, menggigit, mencubit, melempar dan bahkan dukungan terbuka jika mereka bertindak
lain-lainnya. dengan cara yang dianggap pas 3) kelompok
Berkaitan perilaku agresif dalam bentuk dan geng memberikan pengaruh terhadap
fisik misalnya membanting meja, membanting perilaku agresif anak seperti mencari teman
pintu, melempar dengan menggunakan remot yang bisa menghargainya, berteman dengan
TV dan memecahkan benda-benda. Perilaku anak-anak yang sering terlibat dalam
agresif tersebut digolongkan pada perilaku perkelahian, serta membentuk geng untuk
agresif menyerang dengan benda. Sebagaimana memberikan rasa aman, status dan harga diri.
Paterson (Malik, 2005) menggolongkan salah Pengaruh langsung lainnya yang bisa
satu perilaku agresif yaitu menyerang dengan menyebabkan seseorang dalam melakukan
benda, contohnya: membanting buku, mem- perilaku agresif yaitu adanya perlakuan buruk
banting pintu, atau memukul-mukul tembok. dari orangtua, penerapan kesiplinan yang keliru
Faktor-faktor yang mempengaruhi dan ketidakjelasan hukuman yang diberikan oleh
perilaku agresif. Ada beberapa faktor yang orangtua. Menurut Olweus (Berkowitz, 2003:
menyebabkan kasus untuk melakukan perilaku 229) bahwa perlakuan orangtua yang keras dan
agresif, salah satunya adalah pengalaman masa suka menghukum cenderung menghasilkan
kecil. Hal ini didukung dengan penelitian yang anak-anak yang sangat agresif dan antisosial.
dilakukan oleh McCord dan McCord mendapati Selain itu Berkowitz (2003: 228)
bahwa perilaku orangtua terhadap anak-anaknya mengemukakan bahwa penolakan orangtua
jelas mempengaruhi kemungkinan anak-anak itu
Salmi. Perilaku Agresif dan ... | 74

dapat berupa kurangnya kasih sayang yang dari frustasi maka akan timbul perasaan-
diberikan oleh orangtua terhadap anaknya perasaan agresif.
cenderung menyebabkan anak berperilaku Dampak perilaku agresif, Dampak
agresif. perilaku agresif tidak hanya mempengaruhi
Ketidakjelasan hukuman yang diberikan fungsi anak dalam perkembangan emosi dan
juga menjadi salah satu pemicu terjadinya perilaku, tetapi hal tersebut juga mempengaruhi
perilaku agresif. Padahal seharusnya sebagai prestasi akademis, interaksi sosial mereka
orangtua harus memberikan penjelasan kepada dengan teman sebaya dan guru. Hal ini di
anak agar anak dapat memahami akibat dukung oleh pernyataan Petterson (Berkowitz,
ditimbulkan oleh perilakunya dan mampu 2003: 240) yang mengemukakan bahwa
mengarahkan diri kearah yang lebih baik. kemungkinan anak antisosial akan ditolak oleh
Seperti yang dikemukakan oleh Berkowitz teman-temannya yang lebih normal, dan
(2003: 233) bahwa hukuman yang diberikan sebenarnya agresivitas anak seperti itu lebih
orangtua harus dijelaskan secara baik agar anak- banyak merupakan akibat dari penolakan sosial.
anak bisa mematuhi prinsip tersebut dengan Bentuk penanganan perilaku agresif.
baik. Perilaku agresif yang dilakukan kedua kasus
Pengaruh tak langsung yang menye- tujuan utamanya hanyalah untuk mendapatkan
babkan terjadinya perilaku agresif adalah kesenangan dan hanya merupakan salah satu
seringnya mereka menyaksikan orang-orang bentuk pelampiasaan emosional. Untuk itu,
yang ada di sekilingnya melakukan tindakan melihat dari faktor-faktor yang menyebabkan
kekerasan, misalnya seringnya mereka melihat kasus FT dan AR berperilaku agresif, maka
orangtuanya berselisih paham, melihat teman- salah satu upaya penanganan yang dapat
teman bergaulnya melakukan tindakan diterapkan untuk membantu kasus keluar dari
kekerasan, serta sering main game dan masalahnya adalah melalui teknik psikodrama.
menyaksikan tanyangan TV yang beradegan Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Semium
kekerasan. Menurut Bandura (Berkowitz, 2003: (2000: 564) bahwa psikodrama dapat digunakan
245) disebut sebagai modeling dan oleh konselor untuk membantu memecahkan
mendifinisikannya sebagai pengaruh yang masalah-masalah klien yang bersifat psikologi.
timbul ketika orang melihat orang lain (model) Psikodrama juga dapat digunakan dalam terapi
bertindak dengan cara tertentu dan kemudian perkawinan, dalam terapi anak-anak,
meniru perilaku orang. Model yang dimak- penyalahgunaan-penyalahgunaan obat bius dan
sudkan yaitu: (1) teman dan orangtua sebagai alkohol, orang-orang yang mengalami masalah-
model perilaku menyimpang, (2) kondisi yang masalah emosional, di lingkungan penjara,
mempengaruhi pengaruh model seperti untuk melatih para psikiater di rumah sakit,
terdorong untuk bertindak dengan cara yang untuk melatih orang-orang yang cacat,
sama dan kekuasaan model atas anak yang diperusahaan dan industry, dan dalam
memperhatikannya. pendidikan serta dalam mengambil keputusan.
Amarah juga mimiliki pengaruh yang Masalah emosional yang dimaksudkan salah
besar terhadap terjadinya perilaku agresif. satunya adalah perilaku agresif.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Novaco
(Berkowitz, 2003: 75) bahwa amarah sebagai SIMPULAN DAN SARAN
suatu reaksi tekanan perasaan yang dasar
cenderung membuat orang menjadi marah dan Hasil penelitian ini memberikan
terdorong menjadi agresif jika harus gambaran bahwa secara umum perilaku agresif
menghadapi keadaan yang mengganggu. terbagai atas dua bentuk yaitu agresif fisik dan
Misalnya orang yang secara terbuka berperilaku agresif verbal. Agresif seperti memukul,
agresif baik secara verbal maupun fisik karena mendorong, membanting pintu, membanting
mereka merasa terhina dan harga dirinya meja, memecahkan barang-barang yang ada
tersinggung. disekelilingnya, memukul meja, menyenggol
Pengaruh lainnya yang menyebabkan menyentil telinga temannya dan melempar
seseorang berperilaku agresif adalah frustasi. sedangkan agresif dalam bentuk verbal seperti
Frustasi menurut Koeswara (1998) merupakan mengejek, menghina, memaki, memanggil
suatu situasi yang menghambat individu dalam dengan sebutan buruk, membentak dan meng-
usaha mencapai tujuan tertentu yang diinginkan, ancam.
75 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol.1 No. 1 Juni 2015

Secara umum faktor yang menyebabkan dini sebelum mengarah pada kecenderungan
perilaku agresif seperti: (a) pengalaman masa berperilaku agresif.
kecil, (b) Perlakuan buruk orangtua, (c) Bagi konselor, penting untuk memper-
dukungan dari orangtua dan teman sebaya, (d) hatikan bentuk-bentuk perilaku agresif yang
pendisipilinan yang keliru, (e) ketidakjelasan dilakukan oleh siswa-siswi di sekolah dan
hukuman yang diberikan, (f) peran model dari mengatahui secara mendalam faktor-faktor yang
orangtua, teman sebaya dan kebiasaan menonton mempengaruhinya agar dapat memberikan
serta main game yang beradegan kekerasan, (g) pelayanan yang tepat kepada siswa-siswi yang
amarah yang tidak terkontrol, dan (h) frustasi berperilaku agresif, baik malalui pendekatan
yang dinampakkan pada saat menginginkan konseling seperti teknik relaksasi maupun
sesuatu dan tak tercapai pasti pelampiasannya melalui pendekatan bimbingan kelompok seperti
dalam bentuk perilaku agresif. Namun secara pemberian informasi dan teknik psikodrama,
khusus yang membedakan faktor penyebab sehingga pada akhirnya siswa-siswi di sekolah
perilaku agresif kedua kasus tergantung dari mampu mengatasi sendiri perilaku agresif yang
kondisi psikologis, lingkungan keluarga dan dilakukan agar tidak menimbulkan dampak
lingkungan tempat tinggal kedua kasus. terhadap prestasi belajar dan hubungan dengan
Perilaku agresif berdampak terhadap teman sebaya.
prestasi belajar seperti prestasi belajar rendah Bagi orangtua, sebaiknya dalam
karena kedua kasus memiliki kebiasaan tidak memberikan perlakuan kepada anak, mulai dari
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru, kecil sampai dewasa harus memperhatikan
sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa duduk dampak positif dan negatif bagi anak yang
dengan tenang pada saat proses belajar mengajar bersangkutan, karena perilaku agresif yang
berlangsung di dalam kelas. Dampaknya terjadi dikalangan remaja disebabkan oleh
terhadap hubungan sosial dengan teman sebaya, pengalaman masa kecil, perlakuan buruk
yaitu dijauhi oleh teman-temannya karena tidak orangtua, pendisiplinan yang keliru,
senang perilaku kasus yang sering menyakiti ketidakjelasan hukuman yang diberikan
teman-temannya. orangtua terhadap anaknya sehingga
Bentuk penanganan perilaku agresif yang menghantarkan anak-anaknya berperilaku
bisa diberikan adalah teknik psikodrama. agresif semasa rentang kehidupannya.
Melalui teknik psikodrama kedua kasus Bagi siswa, sebaiknya memiliki
dilibatkan dalam satu kelompok untuk pengendalian diri yang baik agar mampu
memerankan suatu situasi nyata yang terjadi megarahkan diri sendiri dalam mengatasi
dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan perilaku yang cenderung dilakukan dan
perilaku agresif yang dilakukan oleh kedua mengarah pada perilaku agresif sehingga
kasus. hubungan sosial dengan teman sebaya tetap bisa
Berdasarkan hasil penelitian ini, terjalin dengan baik dan tidak mengalami
diharapkan kepada beberapa pihak untuk kegagalan dalam akademik.
menindak lanjuti sebagai berikut:
Bagi pemerintah, sebaiknya memberikan DAFTAR RUJUKAN
himbauan kepada seluruh stasiun TV untuk
tidak menayangkan film-film yang beradegan Anggraeni, D. 2011. Perilaku Agresif. (Online),
kekerasan dan sekaligus menghentikan jilid 1, No. 4,
pengedaran CD atau video game yang (devianggraeni90.wordpress.com/2011/02
beradegan kekerasan. karena film dan game /23/artikel-perilaku-agresif/- 65k –
yang beradegan kekerasan dapat menjadi salah Diakses 19 2012)
satu pemicu bagi anak dalam melakukan Berkowitz, L. 2003. Emotional Behavior (buku
perilaku agresif. kesatu). Terjemahan oleh Hartanti Waro
Bagi kepala sekolah, sebaiknya Susiatni. Jakarta : PPM.
memberikan arahan kepada segenap guru yang Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia. Bandung:
ada dalam satu instansi naungan kerja, agar PT. Erasco.
selalu melakukan pengawasan terhadap siswa- Kurniadarmi, E. 2005. Perilaku Agresif Pada
siswi yang memiliki perilaku yang mengarah Anak Usia Sekolah dan Remaja Awal
pada perilaku agresif agar dapat diatasi sejak (Penelitian Kualitatif dengan 8 Orang
Subjek Penelitian). Tesis. (Tidak
Salmi. Perilaku Agresif dan ... | 76

diterbitkan). Kekhususan Psikologi


Perkembangan. Universitas Indonesia.
Malik, M. A. 2005. Konsep Dasar Psikologi
Sosial. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Moleong, L. J. 1996. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Karya
Bandung.
Mulyono. D. 2003. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Prawitasari, J. E. 2011. Psikologi Klinis:
Pengantar Terapan Mikro & Makro.
Jakarta: Erlangga.
Semium, Y. 2006. Kesehatan Mental 3.
Yogyakarta: Kanisius.
Shank, G. D. 2006. Qualitative Research.
Second Edition. Congress Cataloging in
Publication Data. Person Education, Inc.,
Upper Saddle River, New
Jersey.Columbus, Ohio.
Thalib, S, B. 2010. Psikologi Pendidikan
Berbasis Analisis Empiris Aplikatif.
Jakarta: Kencana.

You might also like