You are on page 1of 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI

REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN


SCIENTIFIC

Lais Handayani 1), Riyadi 2), Djaelani 3)


PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta
e-mail: laishandayani088@gmail.com

Abstract: The purpose of this study is to improve the ability to solve the story question through Realistic
Mathematics Education (RME) with Scientific approach in the third grade students of primary school of SD Negeri
Purwotomo No.97 academic year 2015/2016. The purpose of this study also describes how to implement Realistic
Mathematics Education (RME) with Scientific approach into solve story question learning. This research is a
classroom action research, it was conducted in two cycles. The subject of this research is the third grade students of
primary school of SD Negeri Purwotomo No. 97 Laweyan amounting to 24 students. The techniques of collecting
data are test, observation, interview, and documentation. Data analysis technique use an interactive model. Data
validity technique use a content validity. The percentage of completeness before action is 16,66% or 4 students; the
cycle I increased to 29,16% or 7 students; and the cycle II increased to 87,50% or 21 students. Based on the research
result, it can be concluded that through Realistic Mathematics Education (RME) with a scientific approach can
improve the ability to solve the story questions in the third grade students of primary school of SD Negeri
Purwotomo No.97 in the academic year 2015/2016. Implementation Realistic Mathematics Education (RME) with a
scientific approach that can improve the ability to solve the story question is carried out in accordance with the steps
Realistic Mathematics Education (RME) with a scientific approach that is right and proper, and maximize the
realistic situation.

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita melalui Realistic
Mathematics Education (RME) dengan pendekatan Scientific pada siswa kelas III SD Negeri Purwotomo No.97
tahun ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini juga memaparkan cara menerapkan Realistic Mathematics Education
(RME) dengan pendekatan Scientific dalam pembelajaran menyelesaikan soal cerita. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri
Purwotomo No.97 Laweyan yang berjumlah 24 siswa. Teknik pengumpulan datanya adalah tes, observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif. Teknik validitas data
yang digunakan adalah validitas isi. Persentase ketuntasan sebelum tindakan sebesar 16,66% atau sebanyak 4 siswa;
siklus I meningkat menjadi 29,16% atau sebanyak 7 siswa dan siklus II meningkat menjadi 87,50% atau 21 siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Realistic Mathematics Education (RME) dengan pendekatan
scientific dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada siswa kelas III SD Negeri Purwotomo
No.97 tahun ajaran 2015/2016. Penerapan Realistic Mathematics Education (RME) dengan pendekatan scientific
yang dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita dilakukan sesuai langkah-langkah Realistic
Mathematics Education (RME) dengan pendekatan scientific yang benar dan tepat, serta memaksimalkan suasana
realistik.

Kata Kunci: soal cerita, Realistic Mathematics Education (RME), pendekatan scientific.

Matematika merupakan salah satu ilmu wa, tidak hanya memberikan ilmu matematika
dasar yang berperan penting bagi kehidupan yang siap pakai.
manusia untuk menguasai ilmu pengetahuan Kriteria soal pada pembelajaran matema-
dan teknologi. Hans Freudental (Wijaya, tika yang berkaitan dengan menyelesaikan
2012:20) menyatakan bahwa matematika masalah adalah soal cerita. Soal cerita menya-
adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu jikan berbagai permasalahan yang ada dalam
yang abstrak, tidak bisa diraba. Pengertian ter- kehidupan sehari-hari. Namun, pembelajaran
sebut menyatakan bahwa matematika menggu- menyelesaikan soal cerita di Sekolah Dasar
nakan cara berpikir yang rasional, faktual, dan kurang diperhatikan sehingga ditemukan per-
sistematis. Pembelajaran matematika seharus- masalahan. Permasalahan tersebut antara lain
nya dapat meningkatkan proses berpikir sis- siswa kurang mampu untuk memahami yang

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS


2), 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
dimaksud dalam soal cerita padahal konteks saikan soal cerita materi pecahan. Strategi atau
dalam soal cerita adalah pengalaman kehidup- pendekatan matematika yang sesuai dengan
an sehari-hari dan siswa kurang aktif dalam kebermaknaan pembelajaran dan siswa dapat
pembelajaran yang dikarenakan guru masih mengkonstruksikan matematika sebagai ilmu
menggunakan metode ceramah. Berdasarkan abstrak menjadi pembelajaran yang bersifat
hasil wawancara dengan guru kelas III nyata, maupun dari hal nyata yang ditransisi-
menyatakan bahwa masih banyak siswa yang kan menjadi ilmu abstrak, dengan tujuan me-
mengalami kesulitan dalam memahami konsep ningkatkan kemampuan menyelesaikan soal
pecahan, bagaimana cara mengoperasikan cerita, yaitu dengan Realistic Mathematics
pecahan dalam bentuk soal cerita. Siswa sulit Education (RME) dengan pendekatan
untuk memahami yang dimaksud dalam soal scientific.
cerita, dan siswa juga tidak mengerti mengenai Menurut Turmudi (Sumantri, 2015:108)
kalimat matematika dalam soal cerita. Nilai yang menyatakan bahwa Realistic Mathe-
ulangan harian pada penyelesaian soal cerita matics Education (RME) yang dalam makna
materi pecahan belum memenuhi syarat yang Indonesia berarti Pendidikan Matematika Rea-
dikatakan tuntas belajar. Selain itu, respon listik (PMR) dikembangkan berdasarkan pemi-
siswa kurang baik terhadap materi kiran Hans Freudenthal yang berpendapat
menyelesaikan soal cerita. bahwa matematika merupakan aktivitas insani
Berdasarkan kenyataan yang diperoleh (human activities) dan harus dikaitkan dengan
dari hasil observasi terlihat rendahnya kemam- realitas. Pernyataan di atas memberikan pe-
puan menyelesaikan soal cerita pada siswa ngertian bahwa pembelajaran matematika me-
kelas III SD Negeri Purwotomo No.97. Selain rupakan pembelajaran yang berhubungan
itu, masih banyak siswa yang kurang aktif da- dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dalam
lam pembelajaran menyelesaikan soal cerita pembelajaran harus dikaitkan dengan hal-hal
materi pecahan, kebanyakan siswa tidak me- realistis yang berada di sekitar siswa. Hal ter-
ngerti mengenai kalimat matematika atau sebut dapat dijadikan jawaban untuk menyele-
model matematika, dan konsep pemahaman saikan soal cerita, Raharjo (2012:8) yang me-
siswa tentang pecahan juga rendah untuk nyatakan soal cerita matematika adalah soal
diterapkan dalam soal cerita. Selain itu, pem- matematika yang terkait dengan kehidupan
belajaran matematika yang dilakukan guru sehari-hari untuk dicari penyelesaiannya
hanya dengan menyampaikan materi yang siap menggunakan kalimat matematika yang me-
pakai dalam buku pelajaran matematika. Siswa muat bilangan.
tidak terlibat langsung dalam pembelajaran, Penggunaan Realistic Mathematics
sehingga pembelajaran matematika menjadi Education (RME) untuk meningkatkan ke-
tidak bermakna bagi siswa. Hal tersebut ter- mampuan menyelesaikan soal cerita juga didu-
bukti dari hasil pretest kemampuan menyele- kung dengan adanya karakteristik-karakteristik
saikan soal cerita menunjukkan bahwa persen- dalam Realistic Mathematics Education
tase ketuntasan yakni 16,66% atau sejumlah 4 (RME). Treffers (Wijaya, 2012:21) merumus-
siswa tuntas, dan 83,33% atau 20 siswa tidak kan lima karakteristik RME antara lain: peng-
tuntas dari KKM ≥70. gunaan konteks, penggunaan model untuk ma-
Kemampuan menyelesaikan soal cerita tematisasi progesif, pemanfaatan hasil kons-
yang baik akan memudahkan siswa untuk me- truksi siswa, interaksivitas, dan keterkaitan.
langkah pada materi selanjutnya. Materi soal Dari karakteristik tersebut Realistic
cerita pecahan yang diperoleh di kelas III Mathe-matics Education (RME) merupakan
merupakan langkah awal untuk materi bilang- pembela-jaran yang menggunakan konteks
an pecahan yang lebih kompleks yang akan atau masalah realistik dalam pembelajarannya,
diterima dikelas selanjutnya. Oleh karena itu, siswa seba-gai subjek dalam pembelajaran
dibutuhkan pembelajaran yang memudahkan dapat mem-bangun pengetahuannya dengan
siswa untuk memahami bagaimana menyele- menggunakan suasana realistik yang terdapat
dalam Realistic Mathematics Education nakan dalam dua siklus, setiap siklusnya terdi-
(RME). ri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pe-
Daryanto (2014:51) menjelaskan bahwa laksanaan, observasi, dan refleksi.
pendekatan scientific adalah proses pembela- Sumber data pada penelitian ini berupa
jaran yang dirancang agar siswa berperan aktif sumber data primer, yaitu guru dan siswa kelas
dalam mengkonstruksikan konsep, hukum atau III, sumber data sekunder, yaitu dokumen,
prinsip. Pendekatan scientific dalam pembela- foto, video, dan RPP. Teknik pengumpulan
jaran menekankan pada proses pembelajaran. data yang digunakan adalah tes, observasi,
Proses pembelajaran scientific mendasarkan wawancara, dan dokumentasi. Validitas yang
pada siswa untuk mengkonstruksikan pengeta- digunakan berupa validitas isi. Teknik analisis
huannya sendiri melalui prosedur ilmiah, yakni data berupa model analisis interaktif yang
mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mencakup empat kegiatan, yaitu pengumpulan
mengkomunikasikan. Pendekatan scientific di- data, mereduksi data, penyajian data, dan pe-
rancang dalam pembelajaran agar siswa dapat narikan kesimpulan.
mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.
Persamaan hal di atas dapat menjadi HASIL
bahan penguatan bahwa Realistic Mathematics Hasil kegiatan tes, observasi, dan wa-
Education (RME) dengan pendekatan scien- wancara pada kondisi awal dapat disimpulkan
tific cocok untuk meningkatkan kemampuan bahwa nilai kemampuan siswa menyelesaikan
menyelesaikan soal cerita. soal cerita masih rendah. Hal tersebut terbukti
Berdasarkan teori di atas maka peneliti dari sebagian besar siswa masih belum
tertarik untuk melakukan penelitian terhadap mencapai KKM ≥ 70. Hasil dari pratindakan
peningkatan kemampuan menyelesaikan soal dapat dilihat melalui Tabel 1.
cerita melalui Realistic Mathematics Educa- Tabel 1. Distibusi Frekuensi Data Nilai
tion (RME) dengan pendekatan scientific pada Kemampuan Menyelesaikan Soal
siswa kelas III SD Negeri Purwotomo No.97 Cerita pada Pratindakan
Tahun Ajaran 2015/2016. %
Tujuan penelitian ini yaitu untuk me- Nilai Frekuensi
Relatif Kumulatif
ningkatkan kemampuan menyelesaikan soal
cerita dan memaparkan cara Realistic Mathe- 10 1 4,16 4,16
matics Education (RME) dengan pendekatan 20 1 4,16 8,33
scientific dalam pembelajaran menyelesaikan 30 6 25,00 33,33
soal cerita. 40 5 20,83 54,16
50 4 16,66 70,83
METODE
Bentuk penelitian ini adalah penelitian 60 3 12,50 83,33
tindakan kelas (PTK). Tujuan dari penelitian 70 2 8,33 91,66
ini untuk memperbaiki proses belajar 80 2 8,33 100,00
mengajar, sehingga pencapaian kompetensi Jumlah 24 100,00
yang diharapkan dapat terpenuhi dan kualitas Nilai rata-rata kelas 45,41
pembelajaran pun meningkat. Penelitian ini Persentase ketuntasan klasikal 16,66%
dilaksanakan di SD Negeri Purwotomo No. 97 Nilai tertinggi 80
yang beralamatkan di Jalan Sido Asih Barat, Nilai terendah 10
Laweyan, Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan data pada Tabel 1, menun-
Waktu pelaksanaan penelitian ini di mulai jukkan bahwa siswa yang mencapai lebih dari
bulan November 2015 sampai bulan Juni atau sama dengan KKM 70 sebanyak 4 siswa
2016. Subjek penelitian ini adalah guru dan (16,66%), sedangkan siswa yang belum
siswa kelas III SD Negeri Purwotomo No.97 mencapai KKM sebanyak 20 siswa (83,33%).
Laweyan, Surakarta. Penelitian ini dilaksa- Hal tersebut menunjukkan bahwa pencapaian
kompetensi tentang menyelesaikan soal cerita Berdasarkan Tabel 2, Peningkatan pada
masih rendah. siklus I dapat dilihat dari persentase ketuntasan
Upaya untuk meningkatkan pencapaian pada siklus I meningkat menjadi 29,16% dari
kompetensi tersebut, peneliti berkolaborasi de- pratindakan yang hanya mencapai 16,66%,
ngan guru melakukan perencanaan tindakan dengan terjadi peningkatan sebesar 12,50%.
dengan menerapkan Realistic Mathematics Nilai rata-rata siswa yakni 59,62 meningkat
Education (RME) dengan pendekatan scien- dari pratindakan yang memperoleh nilai rata-
tific. Tindakan tersebut sebagai solusi menga- rata 45,41.
tasi masalah rendahnya kemampuan siswa Pada siklus I, persentase ketuntasan kla-
dalam menyelesaikan soal cerita. sikal nilai kemampuan menyelesaikan soal ce-
Setelah tindakan pada siklus I dengan rita telah mengalami peningkatan dibanding-
menerapkan Realistic Mathematics Education kan dengan pratindakan, akan tetapi belum
(RME) dengan pendekatan scientific penca- mencapai indikator yang ditentukan. Aspek
paian kompetensi menjadi meningkat. Hal ter- mengidentifikasi yang diketahui mencapai ke-
sebut terbukti dari adanya peningkatan nilai tuntasan 45,83%, aspek mengindentifikasi
selama siklus I, yang dapat ditunjukkan mela- yang ditanyakan mencapai ketuntasan 66,66%,
lui Tabel 2. aspek menuliskan soal cerita dalam bentuk ka-
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Nilai limat matematika atau model matematika men-
Kemampuan Menyelesaikan Soal capai ketuntasan 16,66%, aspek menyele-
Cerita pada Siklus I saikan kalimat matematika atau model mate-
% matika mencapai ketuntasan 20,83%, dan as-
Nilai Frekuensi pek menginterpretasikan jawaban mencapai
Relatif Kumulatif
ketuntasan 29,16%. Semua aspek belum men-
23 1 4,16 4,34 capai indikator yang ditetapkan sebesar 80%.
26 1 4,16 8,69 Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai ke-
42 1 4,16 13,04 mampuan menyelesaikan soal cerita dan mem-
47 1 4,16 17,39 perbaiki kegiatan pembelajaran yang masih
49 3 kurang, penelitian dilanjutkan pada siklus II.
12,50 21,73
Pembelajaran pada siklus II adalah proses per-
54 2 8,33 26,08 baikan hasil refleksi dari pelaksanaan siklus I.
56 1 4,16 30,43 Hasil siklus II menunjukkan bahwa hasil
57 2 8,33 34,78 belajar yang dicapai terjadi peningkatan, siswa
58 1 4,16 39,13 yang mendapatkan nilai lebih besar atau sama
61 1 dengan 70 (KKM) meningkat dari siklus I ada-
4,16 43,47
lah 29,16% menjadi 87,50%, sedangkan siswa
63 1 4,16 56,52 yang mendapat nilai dibawah 70 dari siklus I
64 2 8,33 60,86 adalah 70,33% turun menjadi 12,50%. Nilai
76 1 4,16 65,21 rata-rata meningkat dari siklus I sebesar 59,62
77 2 8,33 69,56 menjadi 84,20. Selisih peningkatan siswa yang
78 1 mencapai nilai KKM dari siklus I ke siklus II
4,16 73,91
yakni sebesar 58,34% dan selisih peningkatan
79 1 4,16 82,60 nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II yakni
80 1 4,16 86,95 24,58. Kenaikan persentase ketuntasan juga
88 1 4,16 100,00 terjadi pada setiap aspek dalam penelitian ini,
Jumlah 24 100,00 yakni aspek mengidentifikasi yang diketahui,
Nilai rata-rata kelas 59,62 mengidentifikasi yang ditanyakan, menuliskan
Persentase ketuntasan klasikal 29,16% soal cerita dalam bentuk kalimat matematika
Nilai tertinggi 88 atau model matematika, menyelesaikan soal
Nilai terendah 23 cerita dalam bentuk kalimat matematika atau
model matematika, dan menginterpretasikan capai ketuntasan 87,50%, aspek menyelesai-
jawaban. Hasil belajar yang dicapai pada kan kalimat matematika atau model matema-
siklus II dapat dilihat pada Tabel 3. tika mencapai ketuntasan 83,33%, dan aspek
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Nilai menginterpretasikan jawaban mencapai ketun-
Kemampuan Menyelesaikan Soal tasan 91,66%. Semua aspek sudah mencapai
Cerita pada Siklus II indikator yang ditetapkan sebesar 80%.
% Berdasarkan pengamatan kinerja guru
Nilai Frekuensi dan aktivitas siswa sudah lebih baik diban-
Relatif Kumulatif
dingkan dengan siklus I. Siswa lebih aktif dan
45 1 4,16 4,16 antusias dalam mengikuti pembelajaran. Kete-
57 1 4,16 8,33 rampilan siswa menulis kalimat matematika
67 1 4,16 12,50 atau model matematika juga meningkat. Guru
71 1 4,16 16,66 kelas dalam melaksanakan pembelajaran lebih
73 1 runtut sesuai dengan langkah-langkah yang be-
4,16 20,83
nar dan terampil dalam menggunakan media
77 1 4,16 25,00 pembelajaran. Guru telah menguasai materi
81 1 4,16 29,16 yang disampaikan. Hal tersebut membuat pe-
82 2 8,33 37,50 neliti tidak perlu lagi melanjutkan penelitian
84 2 8,33 45,83 pada siklus berikutnya, karena data tersebut
89 1 sudah menunjukkan bahwa Realistic Mathe-
4,16 50,00
matics Education (RME) dengan pendekatan
90 3 12,50 62,50 scientific dapat meningkatkan kemampuan me-
91 1 4,16 66,66 nyelesaikan soal cerita pada siswa kelas III SD
92 1 4,16 70,83 Negeri Purwotomo No.97 tahun ajaran
93 1 4,16 75,00 2015/2016.
94 1 Secara keseluruhan, peningkatan ke-
4,16 79,16
mampuan menyelesaikan soal cerita pada sis-
96 2 8,33 87,50 wa siswa kelas III SD Negeri Purwotomo
98 1 4,16 91,66 No.97 dari nilai siklus I dan siklus II dapat di-
99 1 4,16 95,83 lihat pada Tabel 4.
100 1 4,16 100,00 Tabel 4. Perbandingan Nilai Kemampuan
Jumlah 24 100,00 Menyelesaikan Soal Cerita dan
Nilai rata-rata kelas 84,20 Ketuntasan Klasikal pada Siklus
Persentase ketuntasan klasikal 87,50% I dan Siklus II
Nilai tertinggi 100 No. Keterangan Siklus I Siklus II
Nilai terendah 45
1. Nilai Tertinggi 88 100
Berdasarkan hasil observasi siklus II dan
melihat nilai kemampuan menyelesaikan soal 2. Nilai Terendah 23 45
cerita pada siklus II, maka pembelajaran Rea- 3. Nilai Rata-Rata 59,62 84,20
listic Mathematics Education (RME) dengan 4. Ketuntasan Kelas 29,16% 87,50%
pendekatan scientific pada materi soal cerita Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat dili-
pecahan sudah berhasil karena sudah mencapai hat peningkatan kemampuan menyelesaikan
target pencapaian atau sesuai dengan indikator soal cerita dari siklus I yang hanya mencapai
kinerja yang telah ditetapkan. Pada aspek 29,16% atau sejumlah 7 siswa. Ketuntasan
mengidentifikasi yang diketahui mencapai ke- pada siklus II meningkat dibandingkan dengan
tuntasan 91,66%, aspek mengindentifikasi siklus I menjadi 87,50% atau sejumlah 21
yang ditanyakan mencapai ketuntasan 91,66%, siswa. Peningkatan persentase ketuntasan
aspek menuliskan soal cerita dalam bentuk ka- klasikal ini juga diiringi dengan peningkatan
limat matematika atau model matematika men- persentase ketuntasan pada tiap aspeknya.
Perbandingan tersebut dapat dilihat pada Tabel dikator yang ditentukan yaitu 80%, demikian
5. pula setiap aspek yang dinilai juga belum
Tabel. 5. Perbandingan Persentase mencapai indikator dengan ketercapaian 80%.
Ketuntasan Nilai Tiap Aspek Pada siklus I hasil yang diperoleh siswa
Menyelesaikan Soal Cerita belum maksimal karena siswa baru pertama
Siklus I dan Siklus II. kali diterapkan Realistic Mathematics Edu-
Persentase cation (RME) dengan pendekatan scientific.
Aspek Ketuntasan Namun, siswa cukup antusias untuk mengikuti
Siklus I Siklus II pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan
Diketahui 45,83% 91,66% pengamatan pada pembelajaran siklus I, aktivi-
Ditanyakan 66,66% 91,66% tas siswa sudah cukup baik, namun masih ter-
Menuliskan 16,66% 87,50% dapat kekurangan yaitu siswa masih enggan
Menyelesaikan 20,83% 83,33% untuk menulis soal cerita dalam bentuk
Menginterpretasikan 29,16% 91,66% kalimat matematika atau model matematika,
Jawaban serta keaktifan siswa untuk bertanya masih
rendah. Sedangkan pengamatan yang dilak-
PEMBAHASAN sanakan pada kinerja guru, dalam menerapkan
Data yang diperoleh pada kondisi awal, Realistic Mathematics Education (RME) de-
siklus I, dan siklus II dikaji sesuai rumusan ngan pendekatan scientific guru sudah cukup
masalah dan selanjutnya dikuatkan dengan baik dalam menyampaikan materi. Namun
teori yang sudah dikemukakan. Berdasarkan kekurangan yang terjadi pada siklus I yakni
hasil tes, observasi, wawancara, dan dokumen- guru kurang mampu untuk menjadikan suasa-
tasi yang kemudian melakukan analisis data na lebih realistik sesuai dengan yang terdapat
dalam penelitian ditemukan adanya peningka- dalam soal cerita, guru belum melibatkan sis-
tan kemampuan menyelesaikan soal cerita pa- wa dalam pembelajaran, guru masih banyak
da siswa kelas III SD Negeri Purwotomo menggunakan metode ceramah sehingga siswa
No.97 pada setiap siklus. Selain itu, aktivitas cenderung tidak aktif dalam pembelajaran.
siswa dan kinerja guru dalam melaksanakan Untuk mengatasi beberapa kekurangan
pembelajaran dengan menerapkan Realistic yang ditemukan pada siklus I, peneliti bersama
Mathematics Education (RME) dengan pende- guru kelas berdiskusi dengan menganalisis ke-
katan scientific juga meningkat. kurangan yang terjadi pada siklus I. Perbaikan
Siklus I dilaksanakan dalam dua perte- tersebut antara lain dengan dari segi guru men-
muan, setelah dilaksanakan siklus I terbukti jadikan suasana lebih realistik yang sesuai de-
adanya peningkatan kemampuan menyelesai- ngan Realistic Mathematics Education (RME)
kan soal cerita. Kegiatan dalam siklus I dilaku- dengan pendekatan scientific, guru menyam-
kan tindakan dengan menerapkan Realistic paikan materi sampai tahap eksplorasi
Mathematics Education (RME) dengan pende- sehingga pada tahap selanjutnya siswa dapat
katan scientific dalam menyelesaikan soal ceri- mengembangkan pemikiran mereka untuk me-
ta. Hasil yang diperoleh dari siklus I menun- nyelesaikan soal cerita, dan kejelasan sistema-
jukkan adanya peningkatan daripada pratin- tika penyampaian materi. Selain itu, dari segi
dakan. Nilai rata-rata pratindakan yaitu 47,08 siswa menggunakan media pembelajaran yang
dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 4 menarik dan dapat dimanfaatkan langsung
siswa atau 16,66%. Pada siklus I, nilai rata- oleh siswa, memberikan kesempatan kepada
rata meningkat menjadi 59,62 dengan jumlah siswa untuk menulis pertanyaan atau apa yang
siswa yang tuntas menjadi 7 siswa atau belum diketahuinya mengenai materi yang
29,16%. Selisih persentase ketuntasan klasikal disampaikan, memberikan reward untuk siswa.
kemampuan menyelesaikan soal cerita dari Selain itu, siswa juga terbantu dengan penjela-
pratindakan dengan siklus I yaitu 12,50%. Ha- san guru mengenai cara atau langkah-langkah
sil yang diperoleh siklus I belum mencapai in- menyelesaikan soal cerita secara runtut.
Dengan demikian, untuk meningkatkan peneliti tidak perlu lagi melanjutkan ke siklus
nilai tiap aspek yang belum tuntas dan mem- berikutnya.
perbaiki proses pembelajaran yang masih Hasil penelitian ini sejalan dengan pene-
kurang maka penelitian dilanjutkan di siklus litian yang dilakukan oleh Eka Puji Lestari
II. (2013) yang menyimpulkan bahwa dengan pe-
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dida- nerapan Realistic Mathematics Education
sarkan pada hasil analisis dari siklus I pelak- (RME) dapat meningkatkan keterampilan ber-
sanaan tindakan masih tetap menggunakan hitung bilangan bulat. Kesimpulan tersebut ter-
Realistic Mathematics Education (RME) de- jadi juga pada penelitian ini, bahwa Realistic
ngan pendekatan scientific untuk menyele- Mathematics Education (RME) dengan pende-
saikan soal cerita. Peneliti melakukan refleksi katan scientific dapat meningkatkan kemampu-
dan diperoleh hasil bahwa kemampuan siswa an menyelesaikan soal cerita. Dengan demiki-
menyelesaikan soal cerita meningkat disban- an, penerapan Realistic Mathematics Educati-
dingkan dengan siklus I. Hal tersebut dibuk- on (RME) dengan pendekatan scientific cocok
tikan dengan peningkatan nilai tes yang dila- diterapkan dalam menyelesaikan soal cerita.
kukan pada siklus II. Berdasarkan hasil Menurut Turmudi (Sumantri, 2015:108)
analisis nilai pada siklus II nilai rata-rata yang menyatakan bahwa Realistic Mathe-
meningkat menjadi 84,20 dengan jumlah siswa matics Education (RME) yang dalam makna
yang tuntas sebanyak 21 siswa atau 87,50%. Indonesia berarti Pendidikan Matematika
Nilai tersebut menunjukkan terjadi peningka- Realistik (PMR) dikembangkan berdasarkan
tan dari siklus I ke siklus II dengan selisih pemikiran Hans Freudenthal yang berpendapat
persentase yaitu 58,34%. bahwa matematika merupakan aktivitas insani
Kenaikan persentase ketuntasan klasikal (human activities) dan harus dikaitkan dengan
juga terjadi pada siklus I ke siklus II pada realitas. Pendapat tersebut membuktikan bah-
setiap aspeknya, yaitu pada aspek mengiden- wa cara menyelesaikan soal cerita dilakukan
tifikasi yang diketahui mengalami kenaikan dengan mengaitkannya dengan realitas karena
sebesar 45,83%, aspek mengindentifikasi yang matematika merupakan aktivitas sehari-hari
ditanyakan meningkat sebesar 25%, aspek me- manusia. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil
nuliskan dalam bentuk kalimat matematika penelitian ini bahwa kemampuan menyelesai-
atau model matematika meningkat sebesar kan soal cerita melalui Realistic Mathematics
70,84%, aspek menyelesaikan dalam bentuk Education (RME) dengan pendekatan
kalimat matematika atau aspek matematika scientific pada siswa kelas III SD Negeri
meningkat sebesar 62,50%, dan aspek mengin- Purwotomo No.97 tahun ajaran 2015/2016
terpretasikan jawaban meningkat sebesar dapat meningkat.
62,50%.
Berdasarkan hasil refleksi siklus II dan SIMPULAN
melihat nilai kemampuan menyelesaikan soal Berdasarkan hasil penelitian yang telah
cerita materi pecahan melalui Realistic Mathe- dilaksanakan dalam dua siklus dengan meng-
matics Education (RME) dengan pendekatan gunakan Realistic Mathematics Education
scientific sudah berhasil karena sudah menca- (RME) dengan pendekatan scientific dalam
pai target indikator kinerja penelitian yang su- pembelajaran matematika materi soal cerita
dah ditetapkan. Selain itu, aspek penilaian ke- pecahan pada siswa kelas III SD Negeri
mampuan menyelesaikan soal cerita juga Purwotomo No.97 dapat ditarik kesimpulan
sudah mencapai indikator kinerja yaitu 80%. bahwa penerapan Realistic Mathematics Edu-
Berdasarkan pengamatan yang telah cation (RME) dengan pendekatan scientific
dilakukan, aktivitas siswa dan kinerja guru dapat meningkatkan kemampuan menyelesai-
sudah lebih baik dengan adanya perbaikan kan soal cerita pada siswa kelas III SD Negeri
pada siklus sebelumnya. Hal tersebut membuat Purwotomo No.97 tahun ajaran 2015/2016.
Cara menerapkan Realistic Mathematics atau apa yang belum diketahuinya mengenai
Edu-cation (RME) dengan pendekatan materi yang disampaikan; 3) menggunakan
scientific yang dapat meningkatkan media pembelajaran yang menarik dan dapat
kemampuan menye-lesaikan soal cerita pada dimanfaatkan langsung oleh siswa; 4) menje-
siswa kelas III SD Negeri Purwotomo No.97 laskan langkah-langkah menyelesaikan soal
adalah dilakukan sesuai dengan langkah- cerita secara lebih runtut; 5) lebih memper-
langkah yang benar dan tepat, serta siapkan diri dalam menyampaikan materi pem-
memaksimalkan suasana realistik. belajaran yang sesuai dengan Realistic
Perbaikan yang telah dilakukan untuk Mathematics Education (RME) dengan pende-
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal katan scientific; 6) guru menyampaikan materi
cerita dengan menerapkan Realistic Mathema- sampai tahap eksplorasi sehingga pada tahap
tics Education (RME) dengan pendekatan sci- selanjutnya siswa dapat mengembangkan pe-
entific adalah sebagai berikut : 1) menjadikan mikiran mereka untuk menyelesaikan soal ce-
suasana lebih realistik; 2) memberikan kesem- rita; 7) meningkatkan kejelasan dalam sistema-
patan kepada siswa untuk menulis pertanyaan tika penyampaian materi.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta : Gava


Media
Lestari, Eka P. (2013). Peningkatan Ketrampilan Berhitung Bilangan Bulat Melalui
Pendekatan Realistic Mathematics Education. Skripsi, Universitas Sebelas Maret.
Diperoleh 4 Desember 2015
Dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/4095
Raharjo, Marsudi. (2012). Pembelajaran Soal Cerita Operasi Hitung Campuran di SD.
Yogyakarta : PPPPTK Matematika
Sumantri, Mohamad S. (2015). Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik di Tingkat
Pendidikan Dasar. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
Wijaya, Ariyadi. (2012). Pendekatan Matematika Realistik. Yogyakarta : Graha Ilmu

You might also like