You are on page 1of 9

Jurnal

MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 115 - 123


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL


TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP
KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA

Mardiati1, Fahrum Nisa Rani2,


STKIP Budidaya Binjai
e-mail: mardiati2208@gmail.com

Abstract
The purpose of this research to analyze the effect of learning Contextual Teaching and
Learning (CTL) to mathematical reasoning ability of students. The research was
conducted at MTs Al-Munawwarah Binjai for academic year 2016/2017. The method use
in this research is quasi experimental with Pretest – Posstest Control Group Design.
Sample of this research are VII-2 as experiment class and class VII-3 as control class
used Simple Random Sampling. The subjects of the research was 66 students comprised
experiment class of 34 students and control class 32 students.
Based on results of research that the learning of the Contextual Teaching and Learning
(CTL)very effective to the students mathematical resoning. This matter visible from the
mean score of the results posttest student’s mathematical reasoning who taught with
Contextual Teaching and Learning (CTL ) is 61,844 and who taught with conventional
used expository have mean score is 61,187. The learning of Contextual Teaching and
Learning (CTL)has influence of 70,56%. Conclusion the result of this research that
mathematics learning with Contextual Teaching and Learning (CTL)have effective to the
students mathematical reasoning.

Key Word : Contextual Teaching and Learning (CTL), Mathematical Reasoning ability

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) terhadap kemampuan penalaran matematika siswa.
Penelitian ini dilakukan di MTs Al-Munawwarah Binjai Tahun Pelajaran 2016/2017.
Jenis Penelitian adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain penelitian Pretest
Posttest Control Group Design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas
VII-2 sebagai kelas eksperimen dan VII-3 sebagai kelas kontrol yang ditentukan melalui
teknik Simple Random Sampling. Subjek dari penelitian ini adalah 66 siswa terdiri dari
siswa kelas eksperimen sebanyak 34 siswa dan siswa kelas kontrol sebanyak 32 siswa.
Berdasarkan hasil penelitian mengungkapkan bahwa model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) sangat berpengaruh terhadap kemampuan penalaran
matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata posttests hasil tes kemampuan
penalaran matematika siswa yang telah diajarkan dengan model pembelajaran CTL
adalah sebesar 61,844 dan nilai rata-rata posttests yang telah diajarkan dengan model
pembelajaran konvensional dengan metode ekspositori adalah 61,187 sehingga
didapatkan bahwa model pembelajaran (CTL) memiliki pengaruh sebesar 70,56 %.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) berpengaruh terhadap
kemampuan penalaran matematika siswa.

Kata kunci : Model Contextual Teaching and Learning (CTL). Kemampuan


Penalaran Matematika

115
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 115 - 123


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

Pendidikan merupakan tolak ukur jika matematika diajarkan pada setiap


kemajuan suatu bangsa. Dengan jenjang pendidikan di Indonesia, mulai
adanya pendidikan akan merubah cara dari sekolah dasar sampai perguruan
berpikir seseorang menjadi lebih kritis. tinggi.
Masalah yang sering dijumpai dalam Dalam Permendiknas Nomor 22
pendidikan yakni peserta didik, Tahun 2006 dijelaskan bahwa salah
pendidik, fasilitas dan faktor satu tujuan pembelajaran disekolah
lingkungan. Apabila faktor-faktor adalah agar siswa mampu
tersebut dapat terpenuhi dengan baik, menggunakan penalaran pada pola dan
sudah tentu akan mempelancar proses sifat, melakukan manipulasi mate-
pembelajran. Namun kenyataannya matika dalam membuat generalisasi,
mutu pendidikan diindonesia masih menyusun bukti, atau menjelaskan
rendah. gagasan dan pernyataan matematika.
Menurut data dari Human Dari tujuan yang dikemukakan tersebut
Development Index (HDI) yang dirilis jelas bahwa kemampuan penalaran
oleh UNDP (2015:243) bahwa “Mutu matematika merupakan salah satu
pendidikan indonesia berada pada bagian yang utama yang hendak
peringkat 110 negara dengan skor dicapai dalam tujuan pembelajaran
sebesar 0,684 yang masih dibawah matematika dan harus dimiliki oleh
rata-rata dunia yaitu sebesar 0,702. setiap siswa. Menurut Andry Tohap
Pendidikan satu-satunya wadah (2012:4) Penalaran adalah salah satu
kegiatan yang dapat menciptakan kemampuan matematika (doing math)
sumber daya manusia yang bermutu yang harus dimiliki siswa dan
tinggi. Sumber daya manusia tinggi menggunakannya pada pola, sifat,
ditandai dengan sumber daya manusia membuat generalisasi, menyusun bukti,
yang memiliki kemampuan handal atau menjelaskan gagasan dan
dalam beradaptasi untuk menghadapi pernyataan matematika. Dapat disim-
perubahan zaman yang semakin cepat pulkan bahwa penalaran adalah proses
dan memiliki kemampuan menguasai berpikir yang dilakukan untuk dapat
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menarik kesimpulan. Ke-mampuan
(IPTEK). Untuk menguasai hal tersebut penalaran siswa terhadap matematika
diperlukan matematika yang kuat sejak dapat dilihat dari berbagai survei studi
dini. internasional yang menunjukkan bahwa
Matematika memiliki peranan kemampuan penalaran matematika
penting dalam berbagai aspek siswa masih rendah khususnya pada
kehidupan. Banyaknya permasalahan jenjang SMP. Pada TIMSS (Trends in
dan kegiatan dalam kehidupan yang International Mathematics and Science
harus diselesaikan dengan meng- Study), diketahui bahwa rata-rata skor
gunakan ilmu matematika. Matematika matematika Indonesia tahun 2011
(Depdiknas,2006:345) merupakan ilmu adalah 386 turun 11 poin dari rata-rata
universal yang mendasari per- skor matematika Indonesia tahun 2007
kembangan teknologi modern, mem- yaitu 397, dan relatif sangat rendah
punyai peranan penting dalam dibanding dengan standar rata-rata
berbagai disiplin dan memajukan daya yang digunakan TIMSS yaitu 500.
pikir manusia. Karena peran mate- Oleh karena itu Indonesia berada pada
matika inilah maka sangat beralasan

116
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 115 - 123


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

diposisi 38 untuk kemampuan memberikan sebuah test penalaran dari


matematika. literasi matematika (2011) seperti
Mullis et al (dalam Novia berikut.
Pratika,dkk 2013:2) menjelaskan
bahwa pengukuran yang dilakukan
TIMSS mencakup tiga domain
kognitif, yaitu knowing (pengetahuan),
applying (penerapan), dan reasoning
(penalaran). Rata-rata persentase
jawaban benar siswa Indonesia pada
survei TIMSS 2011 untuk domain
reasoning (penalaran) hanya mencapai
17%. Rata-rata tersebut berada
dibawah rata-rata persentase jawaban
benar internasional 30% untuk Gambar 1. Soal Penalaran
penalaran. Selain itu, pada data PISA
(Program for Inrternational Student
Dari hasil salah satu jawaban
Assesment) yang menitikberatkan pada
siswa menunjukkan bahwa siswa masih
kemampuan penalaran, pemecahan
mengalami kesulitan dalam memahami
masalah dan komunikasi bahwa
soal yang berkaitan dengan kehidupan
indonesia berada pada posisi 64 untuk
sehari-hari seperti berikut ini:
literasi matematika dengan skor 375
dari nilai rata-rata 494.
Selain itu permasalahan yang
sering terjadi di Indonesia adalah rata-
rata hasil akhir Ujian Nasional (UN)
masih rendah, khusunya pada mata
pelajaran matematika pada jenjang
SMP/MTs sederajat. Menurut berita
yang termuat dilaman KOMPAS
bahwa “Nilai rata-rata pad aujian
Nasional pada jenjang SMP turun dari
6,52 pada tahun 2014 menjadi 6,18 Gambar 2. Jawaban siswa
pada UN SMP tahun 2015 dihampir
semua provinsi, penurunan nilai rata- Pada jawaban tersebut siswa
rata ujian nasional SMP/MTs ini cenderung menjawab soal secara
karena jumlah soal kategori sulit yang langsung tanpa menngunakan daya
tahun ini ditambah 5%-10% untuk pikirnya dan belum mampu untuk
setiap mata pelajaran yang memerlukan menyajikan pernyataan matematika
pemahaman dan kemampuan berpikir dalam bentuk gambar, memanipulasi
serta berstandar PISA dan TIMSS matematika dalam aljabar seperti
(Luki Aulia, 2015). Hal ini serupa pada memisalkan bola = x , silinder = y, dan
contoh kasus yang ditemuakn peneliti kubus = z. Sehingga pada timbangan I,
saat melakukan penelitian pendahuluan bentuk aljabarnya 3x=y, timbangan II
pada tangal 17 Februari 2016 di MTs bentukya 2y+x=z dan timbangan III
Al-Munawwarah Binjai dengan bentuknya 2z + x. Sehingga banyak

117
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 115 - 123


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

silinder pada timbangann III yaitu 2z + karena itu, harus dilakukan berbagai
x = 2(2y+x)+x = 4y+3x = 4y+y=5y. upaya perbaikan dalam proses
Kemudian siswa belum mampu pembelajaran matematika disekolah,
menyimpulkan bahwa banyak silinder yaitu guru harus selalu berusaha untuk
yang dibutuhkan agar seimbang adalah menemukan cara-cara pembelajaran
5. Dari hasil kerja siswa terhadap soal yang dapat membantu siswa untuk
tersebut dapat disimpulkan bahwa mencapai kemampuan penalaran
kemampuan penalaran matematika matematika siswa.
siswa disekolah tersebut masih sangat Salah satunya adalah menerapkan
rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari model pembelajaran yang mampu
indikator penalaran yang tidak tercapai. memberikan kesempatan siswa untuk
Adapun indikator dari aktif serta menggunakan kemampuan
kemampuan penalaran matematika penalarannya dalam pembelajaran
(Depdiknas, 2008:14) yaitu 1) matematika yaitu dengan mengaitkan
menyajikan pernyataan matematika atau menghubungkan materi pelajaran
secara lisan,tulisan,gambar, 2) dalam kehidupan sehari-hari siswa.
mengajukan dugaaan, 3) melakukan Model pembelajaran seperti ini
manipulasi matematika, 4) menarik dapat mendorong siswa untuk
kesimpulan, menyusun bukti, memahami konsep matematika
memberikan alasan atau bukti terhadap sehingga siswa mampu menggunakan
kebenaran solusi, 5) menarik daya nalar mereka untuk
kesimpulan dari pernyataan, 6) menyelesaikan masalah matematika
memeriksa kesahihan argumen, 7) yang berkaitan dengan kehidupan
menemukan pola atau sifat gejala sehari-hari. Model pembelajaran yang
matematis untuk membuat generalisasi. efektif dan berpengaruh dalam
Namun dalam penelitian ini, peneliti meningkatkan kemampuan penalaran
hanya menggunkan indikator yaitu matematika siswa adalah model
menyajikan pernyataan matematika pembelajaran Contextual teaching and
secara lisan, tulisan,gambar ; learning (CTL).
melakukan manipulasi matematika, dan Menurut Elaine B. Johnson
menarik kesimpulan. (2011:66) Model pembelajaran
Selain hal tersebut pem- Contextual Teaching and Learning
belajaran matematika yang dilakukan (CTL) melibatkan siswa dalam mencari
disekolah selama ini kurang memberi makna”konteks” itu sendiri. Sedangkan
motivasi kepada siswa untuk terlibat murut Wina Sanjaya (2009:255)
langsung dalam pembentukan peng- Contextual Teaching and Learning
etahuan mereka, model pembelajaran (CTL) adalah suatu pendekatan
yang diterapkan guru tidak sesuai pembelajaran yang menenkankan
dengan karakteristik siswa karena kepada proses keterlibatan siswa secara
model yang diterapkan guru selam ini penuh untuk dapat menemukan materi
belum maksimal untuk melatih daya yang dipelajari dan menghu-
nalar siswa serta belum mampu bungkannya dengan situasi kehidupan
menunjukkan prinsip matematika nyata sehingga mendorong siswa untuk
dalam aplikasinya dalam kehidupan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga siswa cenderung mereka. Jadi kesimpulannya bahwa
pasif dalam proses pembelajaran. Oleh model Contextual Teaching and

118
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 115 - 123


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

Learning (CTL), guru mengaitkan mengemukakan pendapat, menim-


materi pelajaran dalam kehidupan bulkan rasa ingin tahu siswa tentang
sehari-hari dan siswa mengkonstruks materi yang dipelajarinya, me-
sendiri pengetahuan mereka. numbuhkan sikap bekerja sama untuk
Jadi jelaslah bahwa pemanfaatan memecahkan masalah yang ada, siswa
model pembelajaran Contextual mampu mnarik kesimpulan sendiri dari
Teaching and Learning (CTL) akan kegiatan pembelajaran (Ratna, vo 3, No
menciptakan ruang kelas yang di- 2).
dalamnya siswa akan menjadi lebih Model pembelajaran konvensional
aktif serta pembelajarannya lebih dengan metode ekspositori pada
bermakna artinya siswa memahami umumnya memiliki kekhasan tertentu
materi yang diberikan dengan me- misalnya mengutamakan hafalan dari
lakukan sendiri kegiatan pembelajaran pada pengertian, menekankan pada
sehingga mendorong siswa untuk lebih perhitungan, mengutamkan hasil dari-
berani mengemukakan pendapat pada proses dan pengajarannya masih
tentang materi yang dipelajari. berpusat pada guru. Adapun karak-
Secara garis besar langkah – teristik dari metode ekspositori adalah
langkah penerapan model Contextual persiapan (preparation), penyajian
Teaching and Learning (CTL) dalam (presentation), menghubungkan (cor-
kelas sebagai berikut : (1) guru relation), menyimpulkan (gene-
mengarahkan siswa agar siswa ralization), mengaplikasikan (ap-
mengkonstruksi sendiri pengetahuan lication).
dan kemampuannya, (2) guru me- Berdasarkan uraian latar belakang
motivasi siswa agar menemukan sen- masalah diatas, perlu diadakan pene-
diri pengetahuan dan keterampilannya litian untuk mengetahui pengaruh
yang akan dipelajari, (3) guru model pembelajaran Contextual
memberikan kesempatan kepada siswa Teaching and Learning (CTL) terhadap
untuk bertanya tentang hal-hal yang kemampuan penalaran matematika
belum dipahami oleh siswa dalam siswa pada pokok bahasan bentuk
pembelajaran, (4) guru membentuk aljabar kelas VII MTs Al-Munawwarah
kelompok belajar yang anggotanya Tahun Pelajaran 2016/2017.
heterogen, (5) guru memberikan model
sebagai media pembelajaran, (6) guru METODE
membimbing siswa untuk melakukan Penelitian ini merupakan pene-
refleksi terhadap pembelajaran yang litian quasi eksperimen (eksperimen
telah dilakukan, (7) guru melakukan semu) yang dilakukan dilakukan di
penilaian terhadap hasil belajar siswa MTs Al-Munawwarah Binjai Tahun
untuk mengetahui hasil belajar masing- Pelajaran 2016/2017. Terdapat dua
masing siswa (Trianto, 2010:111). kelompok sampel pada penelitian ini
Keunggulan dari model Contextual yaitu kelompok eksperimen yang
Teaching and Learning (CTL) antara mendapatkan pembelajaran matematika
lain pembelajaran lebih bermakna, dengan menggunakan Contextual
pembelajaran lebih produktif untuk Teaching and Learning (CTL) dan
menuntut siswa dalam menemukan kelompok kontrol melakukan pem-
sendiri kegiatan pembelajaran, men- belajaran dengan menggunakan model
dorong siswa untuk lebih berani

119
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 115 - 123


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

pembelajaran konvensional dengan Setelah diberikan pretest pada


metode ekspositori. kedua kelas dan diperoleh tidak ada
Populasi dari penelitian ini perbedaan kemampuan awal siswa,
adalah seluruh siswa kelas VII MTs Al- maka dilakukan pembelajaran yang
Munawwarah Binjai Tahun Pelajaran berbeda yakni dikelas eksperimmen
2016/2017 yang terdiri dari tiga kelas. dengan model Contextual Teaching
Sampel yang digunakan dalam and Learning (CTL) dan model
penelitian ini adalah kelas VII-2 pembelajaran konevensional dengan
sebagai kelas eksperimen dengan metode ekspositori dikelas kontrol.
jumlah 34 siswa dan kelas VII-3 Berikut ini adalah data posttest siswa
sebagai kelas kontrol sejumlah 32 kelas eksperimen dan kelas kontrol
siswa yang ditentukan dengan teknik Penyebaran data kemampuan pe-
Simple Random Sampling. dengan nalaran matematika siswa kelas
menggunakan desain penelitian eksperimen dan kelas kontrol dapat
Pretest-Posttest Control Group Design. dilihat pada histogram sebagai berikut.
`

Variabel bebas dalam penelitian


ini adalah model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning Gambar 3. Perbedaan rata-rata,
simpangan baku, dan
(CTL) sedangkan variabel terikatnya
varians posttest
adalah kemampuan penalaran mate- Berdasarkan persyaratan analisis,
matika siswa. maka sebelum dilakukan pengujian
Kedua kelompok diberikan pre- hipotesis. Terlebih dahulu dilakukan uji
test dan posttest dengan meng-gunakan prasyarat analisis terhadap data hasil
instrumen yang setara. Instrumen yang
penelitian. Uji prasyarat yang perlu
digunakan dalam penelitian ini berupa dipenuhi yaitu berupa uji normalitas uji
tes kemampuan penalaran yang homogenitas. Kemudian dilakukan uji
berbentuk uraian sebanyak 4 soal. normalitas dan uji homogenitas data
pretest dan posttest pada kelas eks-
HASIL DAN PEMBAHASAN perimen dan kelas kontrol. Berikut
Berdasarkan penelitian yang telah rekapitulasi hasil perhitungan uji nor-
dilakukan, diperoleh data penalaran malitas Pretest .
matematika siswa dari hasil pretest dan
posttest.Data hasil tes kemampuan
penalaran siswa pretest kelas
eksperimen dan kelas kontrol disajikan
dalam tabel bentuk distribusi frekuensi
berikut ini.

120
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 115 - 123


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

Tabel 1. Uji normalitas pretest kelas Tabel 4. Uji homogenitas posttest


eksperimen dan kelas kontrol kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas L0 Lt Ket
E 0,150 0,156 Norma Kelas Varia Fhitung Ftabel
4 6 l n
Pretest

E 116,5

Posttest
K 0,156 0,156 Norma 2
0,911
1 6 l 1,8221
5
K 127,8
Rekapitulasi hasil uji normalitas 3
Posttest seperti berikut:
Berdasarkan perhitungan di-
Tabel 2. Uji normalitas posttest kelas ketahui bahwa dat kemampuan pe-
eksperimen dan kelas kontrol nalaran matematika siswa memiliki
Kelas L0 Lt Ket Fhitung < Ftabel dan berdasarkan kriteria
E 0,143 0,156 Norma pengujian H0 diterima artinya varians
populasi memiliki varians yang sama
Posttest

3 6 l
atau homogen.
K 0,151 0,156 Norma Tabel 5. Uji Kelinieran
4 6 l Varian JK Db JRK F hit
Total 127072 32 0,0204
Berdasarkan perhitungan di- Sisa 1492,695 30 49,7565
ketahui bahwa data penalaran mate- Galat/Kel 1317,732 4 329,433
matika siswa kelas eksperimen dan Tuna
174,963 24 6,7293
kelas kontrol memiliki L0< Lt sehingga Cocok
berdasarkan kriteria pengujian H0 Pada tabel tersebut menunjukkan
diterima artinya sampel berdistribusi harga Ftabel diperoleh dengan melihat
normal. daftar distribusi F dengan taraf nyata
Berikut rekapitulasi uji homogenitas 5% . Dengan demikian dapat dilihat
Pretest. bahwa dpembilang = 24 dan dkpenyebut = 4
Tabel 3. Uji homogenitas pretest sehingga Fhitung < Ftabel yaitu 0,0204 <
kelas eksperimen dan kelas kontrol 5,76347 berarti H0 diterima sehingga
regresi Y atas X linieruji kelinieritasan
Kelas Varia Fhitung Ftabel pada kelas kontrol seperti tabel berikut.
n Tabel 6. Uji prasyarat
E 162 Varian JK Db JRK F hit
Pretest

0,860 Total 124475 32


1,8221 Sisa 433,07 30 71,1023
K 188,3 2 0,0346
2 Galat/Kel 1741,029 4 435,257
Tuna
392,041 24 15,0785
Cocok
Sedangkan rekapitulasi hasil dari
Dengan demikian dapat dilihat
uji homogenitas untuk Posttest dapat
bahwa dpembilang = 24 dan dkpenyebut = 4
dilihat pada tabel sebagai berikut:
sehingga Fhitung < Ftabel yaitu 0,0346 <
5,76347 berarti H0 diterima sehingga
regresi Y atas X linier. Berdasarkan

121
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 115 - 123


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

hasil uji prasyarat, disimpulkan bahwa bahwa model pembelajaran Contextual


kedua sampel berasal dari populasi Teaching and Learning (CTL)
yang berdistribusi normal dan berpengaruh sangat besar terhadap
homogen, maka tahapan selanjutnya kemampuan penalaran matematika
adalah uji hipotesis menggunakan siswa.
korelasi Product Moment. Berikut
rekapitulasi hasil perhitungan SIMPULAN
pengujian hipotesis.
Tabel 7. Uji hipotesis Berdasarkan hasil penelitian yang
Hubung R r2 D= Gari telah dilakukan diketahui bahwa model
an 2
r x100 s pembelajaran model Contextual
% regre Teaching and Learning (CTL) dapat
si memberikan pengaruh atas hasil
Context 0,8 0,70 70,56 Y= kemampuan penalaran matematika
ual 4 56 % 16,76 siswa lebih tinggi dibandingkan dengan
Teachin + model pembelajaran konvensional
g and 0,803 dengan metode ekspositori pada pokok
Learnin X bahasan bentuk aljabar kelas VII MTs
g (CTL) Al-Munawwarah Binjai Tahun
Pelajaran 2016/2017.
Dari hasil perhitungan diperoleh r Berdasarkan kesimpulan diatas
= 0,84 karena r ≠ 0. Maka dapat maka disarankan beberapa hal antara
disimpulkan bahwa pada taraf sinifikan lain: (1) untuk guru model Contextual
5% (0,05) Terdapat pengaruh model Teaching and Learning (CTL) dapat
pembelajaran model pembelajaran menjadi salah satu model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning yang tepat diterapkan dalam proses
(CTL) terhadap kemampuan penalaran pembelajaran, (2) untuk peneliti
matematika siswa. Dimana besarnya selanjutnya penelitian ini hanya fokus
pengaruh model pembelajaran pada pokok bahasan bentuk aljabar
Contextual Teaching and Learning oleh karenanya untuk dapat
(CTL) terhadap kemampuan penalaran dikembangkan
matematika siswa sebesar 70,56%
Dengan demikian dapat dikatakan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Ditambah%2c-Nilai-UN-Turun.
Penelitian Suatu Pendekatan 12 Juni 2015
Praktik. Jakarta : Rineka Depdiknas. Peraturan Menteri Pen-
Cipta. 2013 didikan Nasional Republik
---------------------------. Dasar- Dasar Indonesia tentang Standar Isi
Evaluasi Pendidikaan. Jakarta: untuk Satuan Pendidikan Dasar
Rineka Cipta. 2013 dan Menengah. Depdiknas:
Aulia, Luki. “Soal Kategori Sulit Nilai Jakarta. 2006.
UN Turun”. KOMPAS, Departemen Pendidikan Nasional
http://print.kompas.com/baca/201 Direktorat Jenderal Peningkatan
5/06/12/Soal-Kategori-Sulit- Mutu Pendidik dan Tenaga

122
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol II. No. 2, Maret 2018, hlm. 115 - 123


Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

Kependidikan Matematika. Sariningsih, Ratna. Pendekatan


Yogyakarta. 2008 Konntekstual Untuk Me-
Johnson, B.E. Contextual Teaching and ningkatan Kemampuan Pe-
Learning. Diterjemakan oleh mahaman Matematis Siswa
Ibnu Setiawan. Bandung : SMP. Jurnal Ilmiah Program
Kaifa. 2011. Studi Matematika. Vol 3, No.2.
Kontes Literasi Matematika (KLM). 2014. Hlm 150-163
Pendidikan Matematika Rea- Sudjana. Metode Statistika Edisi ke 6.
listik Indonesia. 2011 Bandung : Tarsito. 2012.
Mullis, et al. TIMSS 2011 Assessment Trianto. Mendesain Model Pem-
Frameworks. Amsterdam, the belajaran Inovatif-Progresif.
Netherlands: the International Jakarta : Kencana. 2010.
Association for the Evaluation Tohap, Andry. Meningkatkan
of Educational Achievement Kemampuan Penalaran Mate-
(IEA). 2011. matika dan Sikap Siswa
Novia Prastika, dkk. Pengaruh terhadap Matematika melalui
Pendekatan Kontekstual (CTL) Penggunaan Model Pem-
Terhadap Pemahaman Konsep belajaran Berbasis pendekatan
Matematis Siswa. Jurnal Contextual Teaching and
Didaktik Matematika. 2013. Learning (CTL) di SMP Se-
Hlm 1-11 Kabupaten Pakpak Bharat.
OECD, PISA 2012 Result:What Tesis. Tidak diterbitkan.
Students Know And Can Do- Pascasarjana UNIMED, Medan.
Student Performance In Mathe- 2012
matics,Reading, And Science
(Volume I). 2014 United Nations Developmennt
Sanjaya, W. Strategi Pembelajaran Programme (UNDP). Human
Beorientasi Standar Proses Development Report. 2015.
Pendidikan, Jakarta : Kencana
Prenada Media. 2009.

123

You might also like