Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Eboney leaf monkey (Trachypithecus auratus) is one of the primate species classified
as endemic in Indonesia whose distribution includes tropical rain forests on the islands of
Java, Bali, Kalimantan and Sumatra, this study aims to determine the constituent
components of the habitat and vegetation structure used by eboney leaf monkey. This
research was conducted in January 2019 until Noveber 2019 located in Dasan Paok Lane,
Utilization Zone, Kembang Kuning Resort, Gunung Rinjani National Park. In determining the
eboney leaf monkey group which is used as a research sample using the line transect
method while in conducting vegetation analysis using the checkered line method. The
observation time for eboney leaf monkey activity starts at 6:00 WIB until 17:00 WIB.
Observed data were analyzed quantitatively and descriptively. The results show that there
are 48 individual trees that are used as a food source by eboney leaf monkey which consists
of 9 species of trees and there are 4 types of trees that are used as sleeping trees.
Keywords: Eboney leaf monkey (Trachypithecus auratus), feeding tree, sleeping trees.
Abstrak
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan bulan Januari-November tahun 2019 berlokasi di Jalur Dasan
Paok, Zona Pemanfaatan, Resort Kembang Kuning, Taman Nasional Gunung Rinjani.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Line Transect dimana dalam
metode ini pengamat akan berjalan pada jalur yang telah ditentukan dan mencatat setiap
data yang diperlukan (Bismark, 2011). Setiap pohon yang digunakan lutung, baik sebagai
pohon pakan maupun pohon tidur dicatat jenis, jumlah, tinggi, diameter luas tajuk. Menurut
Tobing (2008) panjang jalur lintasan yang digunakan dalam Metode Line Transect yaitu
2.000 m dengan lebar 100 meter (50 m kekiri dan 50 m ke kanan). Pengamatan dilakukan
pada pagi hari ketika lutung bangun dan memulai aktifitas (sekitar pukul 06.00 WITA) hingga
pada sore hari ketika lutung mulai bergerak kembali ke pohon tidur (sekitar pukul 17.00
WITA) (Tobing, 1999). Pengamatan dilakukan selama 14 hari (Leksono, 2014).
Hasil Dan Pembahasan
Komponen Penyusun Habitat
1. Pohon Pakan
Menurut Alikodra (2010) pakan sebagai faktor utama yang mempengaruhi
pergerakan satwa dan harus tersedia untuk menghindari adanya persaingan. Data
pengamatan pohon pakan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
2. Pohon Tidur
Leksono (2014) mengatakan pohon-pohon dengan morfologi besar seperti kiara
beas (Ficus sumatrana) dan laban (Vitex pubescens) dijadikan sebagai shelter/cover bagi
lutung jawa (Trachypithecus auratus), data pengamatan pohon tidur dapat dilihat pada Tabel
2 berikut.
Dari hasil penelitian didapatkan 4 jenis pohon yang digunakan sebagai pohon tidur
oleh lutung (Trachypithecus auratus) yaitu, bayur (Pterospermum javanicum), pulai (Alstonia
scholaris), goak (Ficus variegeta) dan terap (Artocarpus odoratissimus). Dapat dilihat dalam
tabel bahwa penggunaan pohon tertinggi sebagai pohon tidur yaitu dari jenis pulai (Alstonia
scholaris) dengan penggunan sebanyak 6 kali, kemudian selanjutnya diikuti oleh bayur dan
goak dengan intensitas penggunaan sebanyak 3 kali dan terap dengan penggunaan
sebanyak 2 kali. Diameter rata-rata dari pohon tidur lutung (Trachypithecus auratus) seperti
yang terdapat pada Tabel memiliki rentang antara 29,28-47,75 cm, adapun untuk tinggi rata-
rata memiliki rentan tinggi antara 15-22 m sedangkan luas tajuk rata-rata memiliki rentan
antara 61,60-149,39 m²
3. Komponen Abiotik
Dari hasil penelitian diketahui bahwa suhu pada lokasi penelitian berkisar antara 16-
o
25,5 C, kelembaban pada lokasi penelitian berkisar antara 70-95 %. Dari hasil penelitian
yang dilakukan intensitas cahaya yang didapatkan setiap hari berbeda hal ini diduga
dipengaruhi oleh kondisi cuaca, berdasarkan hasil penelitian, bahwa intensitas cahaya
tertinggi pada pagi hari yang tercatat yaitu pada hari pertama pengamatan dengan intensitas
cahaya sebesar 1,02 lux dan terendah yaitu pada hari ke 4 pengamatan dengan intensitas
cahaya yang didapat sebesar 0,85 lux, pada siang hari intensitas cahaya tertinggi tercatat
pada hari ke 3 pengamatan dengan intensitas cahaya yang didapat yaitu 60,02 lux dan
terendah tercatat pada hari ke 6 pengamatan dengan intensitas cahaya yaitu 55,3 lux
sedangkan pada sore hari intensitas tertinggi tercatat pada hari ke 5 pengamatan dengan
intensitas cahaya yaitu 0,8 lux dan terendah tercatat pada hari pertama pengamatan dengan
intensitas cahaya yaitu 0,01 lux.
Struktur Vegetasi
1. Analisi Vegetasi Pohon Pakan
Analisis vegetasi pada pohon pakan perlu dilakukan hal ini bertujuan agar kita
mampu mengetahui seberapa besar tingkat populasi pohon pakan yang tersedia pada
kawasan tersebut. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan INP pada pohon seperti
yang tertera pada Tabel 3 berikut.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Terdapat 48 individu pohon yang dimanfaatkan sebagai sumber makanan oleh lutung
sedangkan untuk berlindung terdapat 4 jenis pohon yang digunakan sebagai pohon tidur.
Suhu pada lokasi penelitian berkisar antara 16-25.5 oC, dengan kelembaban udara
berkisar antara 70-95 %, sedangkan intensitas cahaya berkisar antara 0,85-1,02 lux.
2. Analisis vegetasi pohon pakan menunjukkan bahwa bayur merupakan jenis pohon yang
memiliki INP tertinggi yaitu sebesar 72,7%, yang kemudian diikuti oleh jenis pohon
mahoni, sonokling dan dadap dengan INP masing-masing sebesar 53,1%, 44,4% dan
40.6%. Analisis vegetasi pohon tidur menunjukkan INP tertinggi yaitu pada jenis bayur
(Pterospermum javanicum) dengan INP sebesar 49,9% sedangkan untuk INP terendah
terdapat pada jenis iluh-iluh (Sauraria pandula blume) dengan INP sebesar 5,6%.
Daftar Pustaka
Alikodra H.S. 2010. Teknik Pengelolaan Satwa Liar Dalam Rangka Mempertahankan
Keaneka Ragaman Hayati Indonesia. IPB Press: Bogor.
Astriani, W.I. 2015. Populasi Dan Habitat Lutung Jawa (Trcyphitecus auratus Geoffrey 1812)
Di Resort Balanan, Taman Nasional Baluran [Skripsi]. Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Insitut Pertanian Bogor.
Bogor.
Bismark M. 2011. Prosedur Operasi Standar (SOP) Untuk Survei Keragaman Jenis Pada
Kawasan Konservasi. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim
dan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Leksono N.P. 2014. Studi Populasi Dan Habitat Lutung (Trachypithecus auratus sondaicus)
Di Cagar Alam Pananjung Pangandaran Jawa Barat. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Taman Nasional Gunung Rinjani.2017. Profil ODTWA Taman Nasiona Gunung
Rinjani.TNGR.Mataram.
Tobing I.S.L. 1999. Pengaruh Perbedaan Kualitas Habitat Terhadap Perilaku Dan Populasi
Primata Di Kawasan Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat. [Tesis].
Jurusan Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Program Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tobing I.S.L. 2008.Teknik Estimasi Ukuran Populasi Suatu Spesies Primata.Vis Vitalis: 43-
52.