You are on page 1of 12

Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

terhadap Kinerja Pemerintahan Daerah dalam Mewujudkan Aparatur


Pemerintahan yang Bersih Bebas dari Korupsi Kolusi Nepotisme
(KKN)
(Studi di Kabupaten Bombana)

Djauhari, Achmad Ridwan


Dosen Fakultas Hukum UNISSULA
Djauhari00@gmail.com

Abstract
The presence of representatives of the people in a democratic country is not to diminish
the authority of the executive but should be seen as an attempt to further guarantee of the
people’s interests in all government policies including local governments. Parliament as an
institution that oversees the local regulations and the performance of local governments to
supervise the performance of local regulations and regents in creating clean government free
from corruption practices.
The approach method in this research is juridical empirical research methods (socio-
legal-research). Empirical juridical research is non-doctrinal, empirical studies are descriptive
and has the object of a study on the behavior of people who interact with the system arising
from the existing norms.
The study says that implementing the oversight function of Parliament on the performance
of local government in realizing that corruption-free administration in Bombana consists of: 1)
Supervision of the legislation; 2) The supervision over the administration; 3) Supervision of
the executive government activities; and 4) Monitoring the establishment of governance that
is free of corruption. The obstacles in carrying out oversight of local government performance
can be categorized obstacles that come from members of Parliament (internal factors) as well
as the resistance of the external members of parliament (external factors). Barriers to internal
factors, namely: education, experience, socio-economic conditions, the work program and the
secretariat. Barriers external factors are: changes in legislation, the recruitment of political
parties and public participation.
Keywords: Supervision, local legislative council, the Regional Government

Abstrak
Kehadiran perwakilan rakyat dalam sebuah Negara demokrasi bukanlah untuk
mengurangi kewenangan dari pada eksekutif tetapi harus dipandang sebagai upaya
untuk lebih terjaminnya kepentingan rakyat dalam seluruh kebijakan pemerintah termasuk
pemerintah daerah. DPRD sebagai lembaga yang mengawasi peraturan daerah dan kinerja
pemerintah daerah melakukan pengawasan terhadap peraturan daerah serta kinerja bupati
dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktik KKN.
Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah metode penelitian yuridis empiris
(socio-legal-research). Penelitian yuridis empiris adalah penelitian non-doctrinal, kajian empiris
bersifat deskriptif dan mempunyai objek kajian mengenai perilaku masyarakat yang timbul
akibat berinteraksi dengan sistem norma yang ada.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD
terhadap kinerja Pemerintah Daerah dalam mewujudkan pemerintahan yang bebas KKN di
Kabupaten Bombana terdiri dari: 1) Pengawasan terhadap peraturan perundang-undangan;

Jurnal Pembaharuan Hukum


Volume II No. 2 Mei - Agustus 2015 173
2) Pengawasan terhadap pengadministrasian; 3) Pengawasan terhadap pelaksana kegiatan
pemerintahan; dan 4) Pengawasan pembentukan tata pemerintahan yang bersih dari KKN.
Hambatan-hambatan dalam melaksanakan pengawasan terhadap kinerja pemerintah
daerah dapat dikategorikan hambatan yang berasal dari anggota DPRD (faktor internal)
maupun hambatan dari luar anggota DPRD (faktor eksternal). Hambatan faktor internal yaitu:
pendidikan, pengalaman, kondisi sosial ekonomi, program kerja dan sekretariat. Hambatan
faktor eksternal yaitu: perubahan peraturan perundang-undangan, rekrutmen partai politik dan
partisipasi masyarakat.
Kata kunci: Pengawasan, DPRD, Pemerintahan Daerah

A. PENDAHULUAN kekuasaan legislatif (legislatio dari hukum


Dalam Negara demokrasi, keberadaan Romawi) adalah kekuasaan membentuk
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan hukum (leges).5
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Dalam perkembangan fungsi DPRD
atau lembaga legislatif adalah merupakan di Indonesia telah mengalami pasang surut
suatu keharusan.1 Karena lembaga legislatif seiring dengan dinamika ketatanegaraan.
merupakan perwakilan rakyat dalam membuat Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974,
Undang-undang ataupun Peraturan Daerah DPRD merupakan bagian dari pemerintah
yang akan diberlakukan bagi rakyat. daerah seperti yang diatur dalam Pasal 13.
Perubahan Undang-undang tentang Hal ini dengan sendirinya memberikan arti
keparlemenan mungkin merupakan sebagai DPRD menjadi bawahan Kepala Daerah.6
tradisi politik menuju demokrasi.2 Karena, Setelah bergulirnya reformasi di
Konstitusi Negara modern membentuk organ- bidang hukum, maka Undang-undang
organ legislatif yang harus diterapkan oleh Nomor 5 Tahun 1974, sudah dianggap
pengadilan atau organ pemerintah.3 tidak cocok lagi dengan situasi dan kondisi
Memasuki era reformasi sampai saat ini, yang diwarnai dengan tuntutan
dengan revisi terhadap Undang-undang global, yang mendorong untuk terciptanya
Nomor 22 Tahun 1999 menjadi Undang- transparansi, akuntabilitas, dan peran serta
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang masyarakat, sebagai wujud penghormatan
Pemerintah Daerah adalah fase pertama terhadap hak-hak azasi manusia khususnya
pelaksanaan otonomi daerah,4 dan kemudian yang menyangkut tentang hak-hak sipil dan
diubah lagi dengan Undang-undang nomor 23 hak-hak politik warga Negara.7 Sehingga
tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Dasar terjadi perubahan yang drastis terhadap
pertimbangan lahirnya/direvisinya undang- kewenangan dan fungsi DPRD. Seharusnya
undang pemerintah daerah, bahwa lembaga DPRD melakukan fungsi pengawasan dan
perwakilan rakyat dan lembaga perwakilan penilaian atas pelaksanaan tugas otonomi
daerah merupakan wadah demokrasi dalam daerah oleh Kepala Daerah.
rangka memperjuangkan aspirasi rakyat, serta Fungsi DPRD sangat strategis dalam
1 Sadu Wasistono & Ondo Riyani, 2003, Etika melakukan pembelaan terhadap rakyat,
Hubungan Leislatif Eksekutif Dalam Pelaksanaan karena DPRD menyalurkan aspirasi menerima
Otonomi Daerah, Fokusmedia, Bandung, cet. pengaduan dan memfasilitasi penyelesaian.
ke-2, hlm. 93. Namun, tidak jarang terjadi bahwa fungsi
2 Satya Arinanto, 2005, Hak Asasi Manusia dalam
dan kewenangan DPRD tersebut tidak
Transisi Politik Indonesia, Pusat Studi Hukum FHUI,
Jakarta, hlm. 97. dapat terwujud yang akhirnya berujung pada
3 Hans Kelsen, 2007, Teori Hukum Murni, Nusamedia 5 Hans Kelsen, 2007, Teori Umum Hukum dan Negara,
& Nuansa, Bandung, cet. 2, hlm.247. BEE Media Indonesia, Jakarta, hlm.312.
4 Mariaman Darto, 2005, Otonomi Daerah, Civil Society 6 Moh. Mahfud MD, Op. Cit, hlm. 204.
dan Kemandirian Dareah, Equilibrium, hlm.9. 7 H. Siswanto Sunarso., Op. Cit., hlm. 35

Jurnal Pembaharuan Hukum


174 Volume II No. 2 Mei - Agustus 2015
penurunan citra terhadap DPRD tersebut. yang demokratis dan akuntabel, merupakan
Sebab DPRD bukan lembaga teknis yang isu yang sangat penting dan strategis.
menjalankan peraturan, melainkan melakukan Kabupaten Bombana dalam
pengawasan terhadap kinerja pemerintah perjalanannya sejak dimekarkan dari
daerah itu, sementara justru dalam upaya kabupaten induk Kabupaten Buton 18
menjalankan program kerja daerah itulah Desember 2003, sudah melakukan 4 (empat)
terjadi benturan kepentingan antara rakyat pergantian pemerintahan daerah maupun
dengan pemerintah atau dengan penguasa. pergantian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Berdasarkan fungsi legislasi, DPRD (DPRD). Namun dari tradisi pergantian
Kabupaten/Kota membentuk peraturan daerah tampuk kepemimpinan tersebut, terkesan
bersama bupati/walikota. Dalam UU Nomor sebatas ritual lima tahunan saja. karena pada
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, realitasnya keadaan Kabupaten Bombana
Pasal 236 ayat (2) Peraturan daerah dibentuk dari sejak dimekarkan hingga saat sekarang
oleh DPRD dengan persetujuan bersama ini belum menampakkan perkembangan
kepala Daerah. sementara itu dalam Pasal yang begitu signifikan hampir disemua
154 ayat (1) huruf a tugas dan wewenang aspek kehidupan masyarakat. Dalam artian
DPRD melaksanakan pengawasan terhadap pergantian kepemimpinan hanya bermakna
pelaksanaan Perda dan APBD kabupaten/ regulasi kekuasaan antara penguasa lama
kota. Ini berarti bahwa DPRD mengawasi ke penguasa baru, jauh dari ekspektasi
Produk hukum daerah yang yang telah masyarakat Bombana. Bahkan dalam proses
disepati bersama dengan kepala daerah yang pergantian penguasa diwarnai banyaknya
dijalankan oleh kepala daerah sebagai kepala oknum pejabat (Bupati dan jajarannya)
pemerintahan di daearah kabupaten/kota. hampir semuanya diakhir kepemimpinannya
Kerangka dasar pengawasan oleh tersangkut kasus KKN.
DPRD, walaupun Tata Tertib DPRD telah
8
Studi kasus korupsi yang terjadi di
secara gamblang mengatur mekanisme Kabupaten Bombana hal ini terlihat pada
pengawasan, hamper semua DPRD saat Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi
menyebutkan bahwa pengawasan seringkali Tenggara (Sultra) melakukan eksekusi
masuk pada aspek yang sangat teknis. terhadap mantan Sekretaris Daerah (Sekda)
Misalnya, DPRD melakukan pengawasan Bombana, Rustam Supendy, Jumat (8/8/2014),
terhadap pembangunan gedung atau fasilitas di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas
infrastruktur lain. Pengawasan seperti ini IIA Kendari.11 Eksekusi itu menyusul terbitnya
telah menimbulkan hubungan yang kurang putusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak
harmonis dengan Pemerintah Daerah.9 permohonan kasasi yang diajukan pejabat
Pengawasan DPRD merupakan daerah tersebut. Rustam divonis bermasalah
pengawasan politik yang tentunya oleh MA karena terlibat dalam kasus korupsi
pengawasan yang mewakili komunitas yang dana pos bantuan yang merugikan negara
ada di dalam masyarakat, karena DPRD sekitar Rp 1,2 miliar pada anggaran Tahun
merupakan representatif dari masyarakat. 2008-2009 silam. Sebagaimana putusan
Dalam fungsi pengawasan, DPRD dapat Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor)
memainkan peranan sebagai public services Kendari, Rustam Supendi dinilai terbukti
watch.10 Berkaitan dengan pelaksanaan otonomi melakukan korupsi keuangan daerah dan
daerah, penyelenggaraan pemerintahan daerah penyalahgunaan wewenang. Pengadilan

8 Agung Djojosoekarto, Dinamika Dan Kapasitas 11 Sumber: tribunnews.com, Mantan Sekda Bombana
DPRD Dalam Tata Pemerintahan Demokratis, Konrad Korupsi Rp. 1,2 Miliar Akhirnya Dibui, di posting
Adeneur Stiftung, Jakarta, 2004, hlm. 235. Jum’at 8 Agustus 2014, 14:55 WIB, http://www.
9 Agung Djojosoekarto, Ibid. tribunnews.com/regional/ 2014/08/08/mantan-
10 Usaid, Membina Hubungan dengan Konstituen, LGSP, sekda-bombana-korupsi-rp-12-miliar-akhirnya-
Jakarta, 2007, hlm.36. dibui, di akses jum’at 5 Desember 2014.

Jurnal Pembaharuan Hukum


Volume II No. 2 Mei - Agustus 2015 175
menjatuhkan vonis penjara selama satu tahun. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Rustam Supendi juga diwajibkan membayar 1. Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPRD
denda Rp 20 juta atau dapat diganti dengan Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
kurungan penjara dua bulan.12 Berdasarkan Dalam Mewujudkan Pemerintahan Yang
uraian yang dikemukakan diatas, maka penulis Bebas KKN di Kabupaten Bombana
tertarik untuk merumuskan masalah dalam Hukum merupakan suatu sistem
usulan penelitian ini, adalah sebagai berikut: yang penting dalam pelaksanaan
1. Bagaimanakah pelaksanaan fungsi rangkaian kewenangan dan kekuasaan
pengawasan DPRD terhadap kinerja kelembagaan Negara dan Pemerintah
Pemerintah Daerah dalam mewujudkan dalam aspek yang sempit.15 Dari bentuk
pemerintahan yang bebas KKN di penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang
Kabupaten Bombana? politik, ekonomi, dan sosial-masyarakat
2. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam berbagai cara dan bertindak, hukum
DPRD dalam melaksanakan fungsi berperan sebagai instrumen penting dalam
pengawasan terhadap kinerja menciptakan suatu kondisi yang stabil
pemerintah daerah dalam mewujudkan dalam penyelenggaraan Negara. Hukum
pemerintahan yang bebas KKN di menjadi batasan bagi Pemerintah dalam
Kabupaten Bombana? bersikap tindak dalam melakukan suatu
perbuatan hukum sehingga tetap taat
B. METODE PENELITIAN asas dan dapat menyediakan kerangka
Metode penelitian yang dipakai kerja bagi dalam penciptaan hukum,
dalam penelitian ini menggunakan metode perlindungan hak asasi manusia.
pendekatan yang dipakai oleh penulis adalah Fungsi pengawasan yang
metode penelitian yuridis empiris (socio- dilakukan DPRD Kabupaten Bombana
legal-reserach). Penelitian yuridis empiris merupakan salah satu fungsi manajemen
adalah penelitian non-doctrinal, kajian empiris untuk menjamin pelaksanaan kegiatan
bersifat deskriptif,13 dan mempunyai objek sesuai dengan kebijakan dan rencana
kajian mengenai perilaku masyarakat yang yang telah ditetapkan serta memastikan
timbul akibat berinteraksi dengan sistem tujuan dapat tercapai secara efektif dan
norma yang ada.14 efisien. Fungsi pengawasan ini bermakna
Penelitian ini mempunyai spesifikasi penting, baik bagi pemerintah daerah
deskriptif analitis. Deskriptif karena dengan maupun pelaksana pengawasan. Bagi
memperoleh gambaran jelas, rinci, dan pemerintah daerah, fungsi pengawasan
sistematis. Sedangkan analitis karena data merupakan suatu mekanisme peringatan
yang diperoleh dianalisis untuk pemecahan dini, untuk mengawal pelaksanaan
masalahan yang terdapat dalam penelitian. aktivitas mencapai tujuan dan sasaran.
Sedangkan bagi pelaksana pengawasan,
fungsi pengawasan ini merupakan tugas
12 tribunnews.com, Ibid.
mulia untuk memberikan telaahan dan
13 Menurut Burhan Bungin, penelitian sosial yang
menggunakan format deskriptif bertujuan untuk
saran, berupa tindakan perbaikan
menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, terhadap kinerja pemerintah daerah.
berbagai situasi atau berbagai variable yang timbul 15 Robertson, Crimes Against Humanity, 90; see “analytical
di masyarakat yangmenjadi obyek penelitian itu. jurisprudence” for extensive debate on what law is; in
kemudian menarik kepermukaan sebagai suatu cirri The Concept of Law Hart argued law is a “system of
atau gambaran tentang kondisi ataupun variable tertentu. rules” (Campbell, The Contribution of Legal Studies,
Burhan Bungin, 2001, Metodologi Penelitian Sosial; 184); Austin said law was “the command of a sovereign,
Format-format Kuantitatif dan Kualitatif, Airlangga, backed by the threat of a sanction” (Bix, John Austin);
University Press, Surabaya, hlm. 48 Dworkin describes law as an “interpretive concept”
14 Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme to achieve justice (Dworkin, Law’s Empire, 410); and
Penelitian Hukum Normatif dan Emperis, Pustaka Raz argues law is an “authority” to mediate people’s
Pelajar, Yogyakarta.hlm. 51 interests (Raz, The Authority of Law, 3–36).

Jurnal Pembaharuan Hukum


176 Volume II No. 2 Mei - Agustus 2015
Dalam mewujudkan clean a. Pimpinan
government di Kabupaten Bombana, 1) Memimpin sidang-sidang
DPRD melakukan fungsi pengawasannya dan menyimpulkan hasil
dan menerapkan komitmen dari seluruh sidang untuk mengambil
komponen dalam upaya pemberantasan keputusan;
KKN. Pengawasan juga dilaksanakan 2) Menyusun rencana
berdasarkan indikasi suatu pelaksanaan kerja dan mengadakan
pemerintahan yang menyimpang, pembagian kerja antara
sehingga DPRD dapat melakukan ketua dan wakil ketua;
pemanggilan terhadap Pemerintah 3) Menjadi juru bicara DPRD;
Daerah yang biasanya mengandung dinas 4) Malaksanakan dan
terkait, yang selanjutnya dilaksanakan memasayarakatkan
peninjauan lapangan jika diperlukan, putusan DPRD;
dalam hal ini untuk melihat langsung atas 5) Mawakili DPRD dan/atau
implementasi suatu proses administrasi alat kelengkapan DPRD di
pemerintahan di daerah.16 pengadilan;
Berdasarkan hasil wawancara 6) Melaksanakan putusan
tersebut diketahui bahwa semakin DPRD berkenaan dengan
memperjelas peranan DPRD dalam penetapan saksi atau
melakukan pengawasan di Kabupaten rehabilitasi anggota sesuai
Bombana terhadap penyelenggaraan dengan ketentuan peraturan
pemerintahan daerah. perundang-undangan; dan
1. Kegiatan Alat Kelengkapan DPRD 7) Mempertanggungjawabkan
dalam Melakukan Pengawasan pelaksanaan tugasnya
kegiatan yang dalam rapat paripurna
dilaksanakan DPRD Kabupaten DPRD
Bombana sejak lembaga tersebut b. Kegiatan Komisi-Komisi
terbentuk sampai sekarang. Dalam 1) Dengar pendapat;
melaksanakan pengawasan 2) Kunjungan kerja
terhadap kinerja pemerintah daerah, c. Panitia Anggaran
sebagaimana di atur dalam Pasal Kegiatan panitia anggaran
55 ayat (1), Tata Tertib No. 172/08/ dalam rangka pengawasa
DPRD/2013, terdiri atas:17 kinerja pemerintah daerah
a. Pimpinan: adalah pembahasan LKPJ
b. Panitia Musyawarah: Pemerintah Kabupaten
c. Komisi: Bombana.
d. Badan Kehormatan: Dari kegiatan alat kelengkapan
e. Panitia Anggaran; dan tersebut, maka ditindaklanjuti dalam
f. Alat kelengkapan lain yang sidang paripurna DPRD, sehingga
diperlukan. DPRD dapat mengeluarkan
Adapun tugas dari kelengkapan kebijakan yang ditetapkan DPRD,
yang dimaksud adalah sebagai berbentuk putusan DPRD dan
berikut: keputusan pimpinan DPRD,
keputusan DPRD ditetapkan
dalam rapat paripurna DPRD
16 Hasil Wawancara Bersama Bupati Bombana, H. Tafdil, yang ditandatangani oleh ketua
S.E., MM., Abdul Jalil, Rabu 11 Februari 2015, Pukul
08.30.00 Wita. dan wakil ketua yang memimpin
17 Tata Tertib DPRD Kabupaten Bombana No. 172/08/ rapat pada hari itu juga.
DPRD/2013 Pasal 55 ayat (1)

Jurnal Pembaharuan Hukum


Volume II No. 2 Mei - Agustus 2015 177
2. Bentuk Pengawasan DPRD Kabupaten Bombana yang
Kabupaten Bombana selanjutnya disebut Pansus
Pelaksanaan kegiatan adalah yang dibentuk untuk
pengawasan DPRD Kabupaten pembahasan khusus tertentu
Bombana dirangkai dalam bentuk (Pasal 1 huruf (p) Tata Tertib
dengar pendapat, kunjungan kerja, DPRD Kabupaten Bombana
pembentukan panitia khusus, No. 172/08/DPRD/2013).
pengawasan tentang pengelolaan d. Pengawasan Pengelolaan
barang dan jasa, pengawasan Barang dan Jasa
tentang pengadaan barang dan Pengawasan tentang
jasa dan pengawasan tentang pengelolaan barang dan
kinerja pemerintah serta reses. jasa adalah kegiatan yang
a. Dengar Pendapat dialksanalkan oleh DPRD
Dengar pendapat adalah Kabupaten Bombana yang
serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh komisi C.
dilaksanakan oleh pimpinan Pengawasan pengelolaan
DPRD, Komisi, Gabungan barang dan jasa sehubungan
Komisi, Panitia Khusus dengan pelaksanaan APBD,
dengan Lembaga, organisasi yang sifatnya preventif,
kemasyarakatan, perusahaan/ sehingga pengelolaan barang
perorangan (Pasal 70 dan jasa dapat dimanfaatkan
huruf (n), Tata Tertib DPRD secara maksimal.
Kabupaten Bombana No. e. Pengawasan Proses Pengadaan
172/08/DPRD/2013). Kegiatan Barang dan Jasa
dengar pendapat dilaksanakan Pengawasan tentang proses
sehubungan dengan adanya pengadaan barang dan jasa
dugaan penyimpangan adalah kegiatan DPRD dalam
pelaksanaan peraturan rangka pengawasan terhadap
perundang-undangan, atau pengadaan barabg dan jasa
peraturan daerah yang agar pengadaan tersebut dapat
dianggap dapat merugikan sesuai dengan baik secara
negara atau masyarakat. kualitas maupun kuantitas.
b. Kunjungan Kerja Pengawasan barang dan
Kunjungan kerja adalah jasa (procuremen) sangat
serangkaian kegiatan alat penting bagi upaya pelayanan
kelengkapa DPRD Kabupaten layanan publik daerah. bidang
Bombana untuk mengunjungi ini masih mengalami banyak
suatu tempat di wilayah bocoran dan korupsi sehingga
Kabupaten Bombana (Pasal menghasilkan layanan yang
1 huruf b Tata Tertib DPRD buruk, sumber daya yang
Kabupaten Bombana No. mubazir dan menimbulkan
172/08/DPRD/2013). Kunjungan banyak ketidakpuasan.
kerja ini dilaksanakan setelah f. Reses
terlebih dahulu dilaksanakan Reses dilaksanakan 3 kali
acara dengar pendapat maupun dalam setahun, dipergunakan
tanpa didahului acara dengar untuk mengunjungi daerah
pendapat. pemilihan anggota dewan yang
c. Pembentukan Panitian Khusus bersangkuatan dan menyerap
Panitia Khusus DPRD aspirasi masyarakat (Pasal 68

Jurnal Pembaharuan Hukum


178 Volume II No. 2 Mei - Agustus 2015
ayat (5) dan (6), Tata Tertib lembaga legislatif. Lingkup ini
DPRD Kabupaten Bombana tidak mendapatkan perhatian
No. 172/08/DPRD/2013). Masa dan alokasi sumber daya yang
reses adalah masa kegiatan cukup dari DPRD. Hampir
DPRD di luar masa sidang yang tidak ada program atau
dilakukan Komisi, gabungan kegiatan pengawasan yang
Komisi atau anggota DPRD dilaksanakan oleh DPRD
secara kelompok baik di dalam untuk menilai efektivitas
maupun di luar Kabupaten pelaksanaan kinerja kepala
Bombana termasuk Studi daerah sebagai lembaga yang
Banding ke luar Negeri (Pasal menjalankan pemerintahan.
68 ayat (4), Tata Tertib DPRD DPRD mengakui hal ini
Kabupaten Bombana No. terjadi karena pemerintah
172/08/DPRD/2013). daerah dianggap mempunyai
3. Mekanisme Pengawasan DPRD kapasitas yang memdai
Kabupaten Bombana untuk melaksanakan
Pengawasan oleh DPRD pemerintahan. Pengawasan
pada dasarnya memenuhi rincian internal juga perlu dilakukan
fungsional yang berlaku secara ketika DPRD melaksanakan
umum.18 Demikian halnya dengan fungsi-fungsinya. Misalnya
Tata Tertib DPRD Kabupaten ketika ketika merumuskan
Bombana No. 172/08/DPRD/2013 peraturan perundang-
Pasal 61 huruf (c), disebutkan bahwa undangan, DPRD harus
komisi mempunyai tugas melakukan melakukan pengawasan
pengawasan terhadap pelaksanaan internal agar pertentangan
pembangunan, pemerintahan dan Raperda yang sedang
kemasyarakatan sesuai dengan dibahas terhadap peraturan
bidang Komisi masing-masing. perundang-undangan di
Berdasarkan Pasal atasnya atau perda lain yang
tersebut bahwa Komisi merupakan dapat dihindarkan.
perpanjangan tangan DPRD dalam Dalam kegiatan ini DPRD
melakukan pengawasan terhadap terlebih dahulu melakukan
pemerintah daerah. Secara umum penilaian berdasarkan rapat
dapat dikatakan bahwa pengawasan Komisi yang juga dapat
oleh DPRD yang dilaksanakan oleh dilanjutkan dengan rapat
komisi untuk mereview, mempelajari dengan pimpinan untuk
dan mengevaluasi secara kontinue menilai tentang keefektifan
beberapa aspek sebagai berikut: pelaksanaan pemerintahan
a. Pengawasan Terhadap yang berhubungan dengan
Peraturan Perundang- komisi masing-masing.
undangan. Kemudian dari hasil penialian
Pengawasan tersebut yang diputuskan
DPRD menilai penerapan dalam rapat, ditentukan
dan keefektifan peraturan apakah pelaksanaan
perundang-undangan. pemerintahan yang ada
Pengawasan meninjau efektif dilaksanakan, atau
apakah mereka dikasanakan pelaksanaannya sesuai
sesuai dengan maksud dengan keinginan dari pada
18 Agung Djojosoekarto, Ibid, hlm. 223-224. peleksanaan pemerintahan

Jurnal Pembaharuan Hukum


Volume II No. 2 Mei - Agustus 2015 179
itu sendiri. mewujudkan pemerintahan
b. Pengawasan Terhadap yang baik. Dalam hal ini
Pengadministrasian. jika sepanjang fungsi
Pengawasan juga dilakukan pengawasan DPRD itu
terhadap pengadministrasian dilaksanakan secara baik
dan pelaksanaan program dan optimal, maka dengan
yang diciptakan dengan pengawasan ini akan dapat
peraturan, seperti misalnya tercipta pemerintah yang
APBD. Dengan pengawasan bersih dan terhindar dari
ini, DPRD dapat merumuskan korupsi. Namun sebaliknya
rekomendasi kebijakan jika pengawasan DPRD hanya
pemerintah dapat dilanjutkan, sekadar formalitas, maka tidak
diperbaiki atau perlu akan terdapat peemerintahan
dihentikan. Pengawasan yang bersih, kendatipun
terhadapa pelaksanaan masih ada pengawas dari
administrasi pemerintah lembaga lainnya seperti
seperti ini cukup sering BPK, inspektorat apalagi
dilaksanakan karena pada pengawasan internal tidak
umumnya terkait dengan akan dapat berharap banyak
proyek-proyek. terhadap pengawasan
c. Pengawasan Terhadap internal, dalam menciptakan
Pelaksana Kegiatan pemerintahan yang bersih.
Pemerintahan. 2. Hambatan-hambatan yang dihadapi
Pengawasan DPRD juga DPRD dalam melaksanakan fungsi
dilakukan terhadap lembaga- pengawasan terhadap kinerja
lembaga dan pelaksanaan pemerintah daerah dalam mewujudkan
berbagai kegiatan lain di pemerintahan yang bebas KKN di
tingkat daerah, terutama Kabupaten Bombana
jika mereka terkait dengan Dalam melaksanakan fungsi
pelaksanaan peraturan pengawasan DPRD terhadap kinerja
perundang-undangan lain, pemerintah daerah untuk mewujudkan
termasuk penayagunaan pemerintahan yang bersih dan bebas
sumber daya keuangan dari KKN, tentunya mengalami banyak
negara. Yang masuk hambatan. Hambatan-hambatan yang
dalam kategori ini adalah dialami DPRD Kabupaten Bombana
pengawasan terhadap dalam melakukan pengawasan tidak
pelaksanaan keputusan terlepas daripada perubahan perundang-
kepala daerah dan undangan seperti misalnya perubahan
pelaksanaan APBD. undang-undang susunan dan kedudukan
d. Pengawasan Pembentukan DPR,DPRD, dan MPR menjadi undang-
Tata Pemerintahan Yang undang MD3.
Bersih Dari KKN. Masalah kualitas anggota
DPRD melakukan DPRD juga menjadi hambatan dalam
pengawasan dalam rangka pengawasan, seperti pernyataan Dewan
menciptakan pemerintahan Kehormatan DPRD Kabupaten Bombana
yang bersih, sebagaimana :19
fungsi pengawsan yang
19 Hasil Wawancara dengan Dewan Kehormatan DPRD
sesungguhnya adalah agar Kabupaten Bombana, Ahmad Yani, S.Pd., M.Si., Kamis,
pemerintah daerah dapat 12 Februari 2015, Pukul 09.00.

Jurnal Pembaharuan Hukum


180 Volume II No. 2 Mei - Agustus 2015
“Bahwa dari segi kualitas masih menguasai parttai politik, sudah pasti
ada sebagian anggota DPRD yang kepala daerah akan mengendalikan
belum memenuhi standar baik kegiatan fraksi yang ada di DPRD.
pendidikan maupun pengalaman Menurut pengamatan penulis
yang diharapkan, hal ini karena bahwa program kerja pengawasan lebih
rekrutmen anggota DPRD yang sering terabaikan hal ini dapat dilihat dari
tidak efektif, akibatnya, sebagian kegiatan pengawasan yang dilaksanakan
dari anggota DPRD masih ada di DPRD Kabupaten Bombana, maka
yang belum memahami secara program kerja penbgawasan harus lebih
benar tugas, wewenang, fungsi kongkrit.
dan kewajibannya. Hal ini dapat Tingkat pendidikan dan kondisi
dilihat dan dinilai pada waktu sosial ekonomi juga mempengaruhi
pandangan umum Anggota DPRD kinerja seorang anggota DPRD. Menurut
dan pembahasan-pembahasan Abcarian dan Masannat, pengaruh
melalui panitia khusus dan panitia sosial merupakan satu diantara sumber
musyawarah” tingkah laku politik individu, selanjutnya
Demikian halnya pengamatan mengatakan bahwa:20
yang dilaksanakan oleh penulis terhadap “Orang-orang dengan status sosial
DPRD Kabupaten Bombana, bahwa ekonomi yang tinggi seperti pengusaha
sebagaimana yang disebutkan di atas dan profesional umumnya lebih terlibat
juga ada sebenarnya. Namun harus dalam hal pemikiran-pemikiran politik.
dipahami bahwa keberadaan DPRD Sedangkan yang cenderung bersikap
sebagai pengawas adalah bahwa DPRD apolitis biasanya adalah mereka yang
mewakili komunitasnya, sehingga sudah berasal dari kelompok sisial ekonomi
pasti bahwa DPRD itu bersal dari berbagai lebih rendah.”
latar belakang. Karena DPRD berasal dari partai
Keanggotaan DPRD Kabupaten politk, maka kendala dalam pelaksanaan
Bombana berasal dari latar belakang dan tugas DPRD termasuk fungsi pengawasan
pengalaman yang berbeda, sehingga adalah sehubungan dewan selalu sibuk
memiliki persoalan dan masalah dalam mengurusi urusan partai politik,
tersendiri yang mempengaruhi kinerja, walaupun di atur dalam tata tertib bahwa
seperti misalnya faktor kehadiran para tugas dewan harus diutamakan daripada
anggota DPRD dalam melaksanakan urusan lain, namun pada kenyataannya
kegiatan. Karena kehadiran anggota dewan selalu mengutamakan urusan
DPRD yang tidak tepat waktu sehingga politik. Hal ini tentu karena anggota DPRD
mangakibatkan molornya pelaksanaan berasal dari partai politik, apalagi sesuai
kegiatan pengawasan. dengan undang-undang No. 17 Tahun
Pengawasan yang dilakukan oleh 2014 tentang MD3, bahwa partai politik
DPRD pada umumnya diakui sebagai dapat merecaal anggotanya di dewan.
instrumen politik oleh masing-masing Dalam pelaksanaan tugas dan
partai politik yang disampaikan lewat fraksi. wewenang DPRD Kabupaten Bombana
Sehingga pengawasan diarahkan pada mengacu pada Undang-undang Nomor 23
kepentingan politk partai yang akibatnya Tahun 2014 sangat dimungkinkan dalam
akan mempengaruhi pengawasan itu menjalankan tugas dan wewenangnya
kemana diarahkan. Kepala daerah yang DPRD sebagai mitra Pemerintah
berasal dari fraksi yang ada di DPRD, Daerah ada banyak faktor yang menjadi
maka pengawasan oleh fraksi tersebut penghambat jalannya pelaksanaan tugas
pada dasarnya pengawasan ini hampir dan wewenang DPRD dalam malakukan
diabaikan, apalagi kepala daerah tersebut 20 Paiaman Napitupulu, Op.Cit., hlm. 82.

Jurnal Pembaharuan Hukum


Volume II No. 2 Mei - Agustus 2015 181
fungsi pengawasan terhadap kinerja DPRD Kabupaten Bombana. Hal
Pemerintah Daerah. Pelaksanaan ini mengakibatkan kebingungan
fungsi pengawasan bukanlah hal yang dari anggota DPRD sendiri
mudah, pada dasarnya pengawasan dalam memberlakukan suatu
melibatkan dua belah pihak yaitu pihak kebijakan, karena belum ada
yang mengawasi dan pihak yang diawasi. petunjuk pelaksanaan serta
Berdasarkan wawancara dengan petunjuk teknis dari pemerintah
Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten pusat mengenai suatu kebijakan
Bombana, diperoleh hasil sebagai berikut yang dikeluarkan.”
:21 Dari uraian wawancara diatas
“Permasalahan tingkat dapat dipahami bahwa hambatan-
pengalaman organisasi dari hambatan dalam melaksanakan
anggota DPRD Kabupaten pengawasan terhadap kinerja pemerintah
Bombana turut mempengaruhi daerah dapat dikategorikan hambatan
jalannya pelaksanaan fungsi yang berasal dari anggota DPRD (faktor
pengawasan. Tenaga ahli yang internal) maupun hambatan dari luar
dimiliki oleh DPRD Kabupaten anggota DPRD (faktor eksternal).
Bombana dirasa belum mencukupi 1. Hambatan Faktor Internal
kebutuhan DPRD dalam a. Pendidikan
menjalankan fungsi pengawasan. b. Kondisi Sosial Ekonomi
DPRD sebagai salah satu unsur c. Program Kerja
penyelenggara pemerintahan d. Sekretariat
daerah membutuhkan sumber 2. Hambatan Faktor Eksternal
daya manusia yang cakap, a. Perubahan Peraturan
handal dan professional. Perundang-undangan
Adanya perbedaan pandangan b. Rekrutmen Partai Politik
dalam suatu penyampaian yang Partisipasi Masyarakat dan Media
dilatarbelakangi kepentingan
politik tertentu dalam mengkritisi D. PENUTUP
kebijakan kepala daerah, hal ini 1. Kesimpulan
sangat mempengaruhi kinerja Berdasarkan hasil penelitian
dan kerjasama anggota DPRD yang telah dilakukan, penulis menarik
Kabupaten Bombana. Akibat kesimpulan bahwa:
adanya perbedaan kepentingan 1. Pelaksanaan fungsi pengawasan
politik inilah yang menyebabkan DPRD terhadap kinerja Pemerintah
kinerja anggota DPRD dalam Daerah dalam mewujudkan
menjalankan fungsi pengawasan pemerintahan yang Bebas KKN
kurang optimal.” di Kabupaten Bombana dirangkai
Sementara itu Drs.H.Muhammad dalam bentuk dengar pendapat,
Rasyid, Anggota DPRD mengungkapkan :22 kunjungan kerja, pembentukan
“Peraturan perundang- panitia khusus, pengawasan tentang
undangan yang sering berubah pengelolaan barang dan jasa,
dari pemerintah pusat sering pengawasan tentang pengadaan
menimbulkan kesulitan bagi barang dan jasa dan pengawasan
tentang kinerja pemerintah serta
21 Hasil Wawancara denga Ketua DPRD Kabupaten reses. Secara umum dapat
Bombana, Op.Cit.
dikatakan bahwa pengawasan
22 Hasil Wawancara dengan Anggota DPRD Kabupaten
Bombana, H. Muhammad Rasyid, Kamis, 12 Februari oleh DPRD yang dilaksanakan
2015, Pukul 10.00 Wita. oleh komisi untuk mereview,

Jurnal Pembaharuan Hukum


182 Volume II No. 2 Mei - Agustus 2015
mempelajari dan mengevaluasi eksternal yaitu: perubahan
secara kontinue beberapa aspek peraturan perundang-undangan,
sebagai berikut: a) Pengawasan rekrutmen partai politik dan
terhadap peraturan perundang- partisipasi masyarakat.
undangan; b) Pengawasan 2. Saran
terhadap pengadministrasian; c) 1. Perlu adanya penguatan fungsi
Pengawasan terhadap pelaksana pengawasan DPRD terhadap
kegiatan pemerintahan; dan d) kinerja Pemerintah Daerah
Pengawasan pembentukan tata dalam mewujudkan pemerintahan
pemerintahan yang bersih dari yang bebas KKN di Kabupaten
KKN. Bombana, agar apa yang menjadi
2. H a m a b a t a n - h a m b a t a n cita-cita daerah dapat terlaksana
yang dihadapi DPRD dalam dengan baik berkaitan dengan
melaksanakan fungsi penerapan good governance.
pengawasan terhadap kinerja 2. Mengenai hambatan-hambatan
Pemerintah Daerah dalam dalam fungsi pengawasan DPRD
mewujudkan pemerintahan terhadap kinerja Pemerintah
yang bebas KKN di Kabupaten Daerah dalam mewujudkan
Bombana dapat dikategorikan pemerintahan yang bebas
hambatan yang berasal dari KKN di Kabupaten Bombana,
anggota DPRD (faktor internal) sebaiknya pemerintah memikirkan
maupun hambatan dari luar solusi bagaimana mengatasi
anggota DPRD (faktor eksternal). hambatan-hambatan tersebut.
Hambatan faktor internal yaitu: Dengan demikian agenda untuk
pendidikan, pengalaman, kondisi mewujudkan pemerintahan yang
sosial ekonomi, program kerja bebas dan bersih dari KKN akan
dan sekretariat. Hambata faktor segera terlaksana.

DAFTAR PUSTAKA

• Buku-Buku:
Agung Djojosoekarto, 2004, Dinamika Dan Kapasitas DPRD Dalam Tata Pemerintahan
Demokratis, Konrad Adeneur Stiftung, Jakarta;
Burhan Bungin, 2001, Metodologi Penelitian Sosial; Format-format Kuantitatif dan Kualitatif,
Airlangga, University Press, Surabaya
Hans Kelsen, 2007, Teori Hukum Murni, Nusamedia & Nuansa, Bandung, cet. 2;
Hans Kelsen, 2007, Teori Umum Hukum dan Negara, BEE Media Indonesia, Jakarta;
Mariaman Darto, 2005, Otonomi Daerah, Civil Society dan Kemandirian Daerah, Equilibrium;
Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Emperis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Sadu Wasistono & Ondo Riyani, 2003, Etika Hubungan Leislatif Eksekutif Dalam Pelaksanaan
Otonomi Daerah, Fokusmedia, Bandung, cet.ke-2,
Satya Arinanto, 2005, Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politik Indonesia, Pusat Studi
Hukum FHUI, Jakarta;

Jurnal Pembaharuan Hukum


Volume II No. 2 Mei - Agustus 2015 183
• Peraturan perundang-undangan:
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
Tata Tertib DPRD Kabupaten Bombana No. 172/08/DPRD/2013

• Website :
http://www.tribunnews.com/regional/ 2014/08/08/mantan-sekda-bombana-korupsi-rp-12-
miliar-akhirnya-dibui,

Jurnal Pembaharuan Hukum


184 Volume II No. 2 Mei - Agustus 2015

You might also like