81 141 1 SM PDF

You might also like

You are on page 1of 7

PENGARUH SENAM DIABETIK TERHADAP PENURUNAN RESIKO

ULKUS KAKI DIABETIK PADA PASIEN DM TIPE 2 DI


PERKUMPULAN DIABETIK

Tri Sunaryo, Sudiro


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Abstract: Diabetic Exercise, Diabetic Foot Ulcers. Complications of diabetes


occurs in all organs of the body by 50% the cause of death from coronary heart
disease and 30% of kidney failure. In addition to mortality, diabetes also causes
disability. As many as 30% of blindness due to diabetic retinopathy complications
and 10% underwent leg amputation due to diabetic ulcers. This study aims to
describe the effect of the decrease in the risk of diabetic exercise diabetic foot
ulcers in patients with diabetes mellitus type 2. The results could be used as a
motivator for DM patients in risk prevention efforts diabetic foot ulcers diabetes
through exercise as well as provide input in the development of programs/
diabetic foot ulcer prevention measures. The research method used is descriptive
quantitative study comparing index values Ankle brakhial on 2 groups of
respondents, the group who follows diabetic exercise and the gruop whio does not
follow diabetic exercise. The results P value of 0.001 means that there is an
influence Diabetic exercises to decrease the risk of diabetic foot ulcers.
Furthermore, from the results of simple logistic regression obtained the value of
OR (Odds Ratio) means the 1,238 patients who are diabetic have a chance of
doing exercise lowers the risk of diabetic ulcers 1 time than DM patients who do
not follow diabetic exercise.

Keywords: diabetic exercise, diabetic foot ulcers

Abstrak: Senam Diabetik, Ulkus Kaki Diabetik. Komplikasi diabetes terjadi


pada semua organ tubuh dengan penyebab kematian 50% akibat penyakit jantung
koroner dan 30% akibat gagal ginjal. Selain kematian, diabetes juga menyebabkan
kecacatan. Sebanyak 30% penderita diabetes mengalami kebutaan akibat
komplikasi retinopati dan 10% menjalani amputasi tungkai kaki karena ulkus
diabetik. Penelitian ini bertujuan menjelaskan tentang pengaruh senam diabetik
terhadap penurunan resiko ulkus kaki diabetik pada pasien DM Tipe 2. Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai motivator bagi pasien DM dalam usaha
pencegahan resiko ulkus kaki diabetik melalui senam diabetes sekaligus dijadikan
masukan dalam pengembangan program/ tindakan pencegahan ulkus kaki
diabetik. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif
dengan membandingkan nilai Ankle brakhial index pada 2 kelompok responden,
yaitu kelompok yang mengikuti senam diabetik dan yang tidak mengikuti senam
diabetik. Hasil penelitian P value 0,001 berarti terdapat pengaruh senam diabetik
terhadap penurunan resiko ulkus kaki diabetik. Selanjutnya dari hasil uji regresi
logistik sederhana diperoleh nilai OR (Odds Rasio) 1,238 artinya pasien yang

99
100 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 99-105

yang mengikuti senam diabetik memiliki peluang menurunkan resiko ulkus


diabetik sebanyak 1 kali dibandingkan penderita DM yang tidak mengikuti senam.

Kata Kunci: senam diabetik, ulkus kaki diabetik

Diabetes Mellitus merupakan penyakit prevalensi kejadian DM 4.6 %, maka


sillent killer yang ditandai dengan jumlah pasien DM 5.6 juta jiwa.
peningkatan kadar glukosa darah dan Berdasarkan pola pertambahan
kegagalan sekresi insulin atau penduduk seperti ini,diperkirakan awal
penggunaan insulin dalam metabolisme tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia
yang tidak adekuat. Kegagalan sekresi yang berusia di atas 20 tahun sekitar
atau ketidak adekuatan penggunaan 178 juta jiwa dan diasumsikan akan
insulin dalam metabolisme tersebut terjadi kenaikan prevalensi kejadian
menimbulkan gejala hiperglikemia, DM sekitar 8.2 juta jiwa (Diabetes
sehingga untuk mempertahankan Atlas 2000 dalam Sudoyo AW, dkk.,
glukosa darah yang stabil 2006).
membutuhkan terapi insulin atau obat Seiring dengan peningkatan
pemacu sekresi insulin (Sudoyo AW, jumlah penderita DM, maka
2006). komplikasi yang terjadi juga semakin
Secara klinis terdapat dua tipe meningkat, satu diantaranya adalah
diabetes, yaitu DM tipe 1 yang ulserasi yang mengenai tungkai bawah,
disebabkan kurangnya insulin secara dengan atau tanpa infeksi dan
absolute akibat proses autoimun dan menyebabkan kerusakan jaringan di
DM tipe 2 yang merupakan kasus bawahnya yang selanjutnya disebut
terbanyak (90-95% dari seluruh kasus dengan kaki diabetes (KD). Manifestasi
diabetes) yang umumnya mempunyai KD dapat berupa dermopati, selulitis,
latar belakang kelainan diawali dengan ulkus, gangrene, dan osteomyelitis. KD
resistensi insulin (American council on merupakan masalah yang kompleks
exercise, 2001; Smeltzer, 2008). dan menjadi alasan utama mengapa
Diabetes melitus tipe 2 berlangsung penderita DM menjalani perawatan di
lambat (selama bertahun-tahun) dan rumah sakit yang selama rawatan
progresif, sehingga berjalan tanpa membutuhkan biaya sangat mahal dan
terdeteksi karena gejala yang dialami sering tidak terjangkau oleh
pasien sering bersifat ringan seperti kebanyakan masyarakat umum.
kelelahan, irritabilitas, poliuria, Komplikasi kaki diabetik
polidipsi, dan luka yang lama sembuh merupakan penyebab tersering
(Smeltzer & Bare, 2008). dilakukannya amputasi yang didasari
Prevalensi diabetes semakin oleh kejadian non traumatik. Risiko
meningkat. Organisasi Kesehatan amputasi 15-40 kali lebih sering pada
Dunia (WHO) menyatakan pada tahun penderita DM dibandingkan dengan
2006 sedikitnya 171 juta orang non-DM. Komplikasi akibat kaki
mengalami diabetes. Insiden akan diabetik menyebabkan lama rawat
meningkat dua kali lipat pada tahun penderita DM menjadi lebih panjang.
2030.Di Indonesia, pada tahun 2000- Lebih dari 25% penderita DM yang
an, penduduk yang berusia diatas20 dirawat adalah akibat kaki diabetik.
tahun adalah 125 juta jiwa. Jika Sebagian besar amputasi pada kaki
Tri Sunaryo, Sudiro, Pengaruh Senam Diabetik Terhadap Penurunan 101

diabetik bermula dari ulkus pada kulit. maka peneliti merumuskan masalah
Bila dilakukan deteksi dini dan penelitian yaitu bagaimanakah
pengobatan yang adekuat akan dapat pengaruh senam diabetik terhadap
mengurangi kejadian tindakan penurunan resiko terjadinya ulkus kaki
amputasi. Ironisnya evaluasi dini dan diabetic.
penanganan yang adekuat di rumah
sakit tidak optimal (Decroli E., dkk, METODE PENELITIAN
2010). Desain penelitian ini adalah
Resiko Ulkus kaki dapat Deskriptif kuantitatif dengan
dicegah dengan latihan jasmani seperti membandingkan nilai Ankle brakhial
senam diabetic. Latihan jasmani index pada 2 kelompok responden yang
merupakan upaya awal dalam berbeda. Kelompok A merupakan
mencegah, mengontrol, dan mengatasi kelompok responden yang secara medis
diabetes. Dijelaskan Chaveau dan terdiagnosa DM tipe 2 dan rutin
Kaufman dalam Soegondo (2007) melakukan senam diabetik, dan
bahwa secara langsung latihan jasmani kelompok B merupakan kelompok
dapat menyebabkan penurunan glukosa responden yang terdiagnosa secara
darah karena latihan jasmani dapat medis mengalami DM tipe 2 dan tidak
menyebabkan terjadinya peningkatan melakukan senam diabetik. Rancangan
pemakaian glukosa oleh otot yang penelitian dapat dilihat dalam skema
aktif. Lebih lanjut Ilyas dalam sebagai berikut:
Soegondo (2007) menjelaskan latihan Skema .1
jasmani akan menyebabkan terjadinya Rancangan Penelitian
peningkatan aliran darah, menyebabkan
lebih banyak jala-jala kapiler terbuka
A ABI
sehingga lebih banyak tersedia reseptor
insulin dan reseptor menjadi lebih aktif C
yang akan berpengaruh terhadap B ABI
penurunan glukosa darah pada pasien Keterangan :
diabetes. A = Kelompok Responden DM tipe 2 dengan senam
diabetik
Senam diabetes bertujuan B = Kelompok Responden DM tipe 2 dengan tanpa
meningkatkan kesegaran jasmani atau senam diabetik
nilai aerobic yang optimal untuk C = Perbedaan rerata nilai ABI pada kelompok A
dan B
penderita diabetes, dengan olah gerak
yang disesuaikan dengan kebutuhan HASIL PENELITIAN
penderita diabetes tanpa komplikasi- Analisis statistik univariat
komplikasi yang berat (Santoso, 2006). bertujuan untuk mendeskripsikan
Senam direkomendasikan dilakukan karakteristik masing-masing variabel
dengan intensitas moderat (60-70 yang diteliti. Hasil analisis statistik
maksimum heart rate), durasi 30-60 univariat sebagai berikut:
menit dengan frekuensi 3-5 kali/
minggu dan tidak lebih dari 2 hari Tabel 1.
berturut-turut tidak melakukan senam Distribusi Responden
(American DiabetesAssociation, 2006; Berdasarkan Keikutsertaan Senam
Ilyas dalam Soegondo, 2007). Diabetik
Berdasarkan latar belakang di atas,
102 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 99-105

Keikutsertaan Jumlah Presentase Minimal- 95 %


Variabel Mean SD
Senam Maksimal C!
Senam Diabetik 52 51,5 50,16 –
Usia 52,88 9,8 30– 70
Tidak Senam 49 48,5 55,61
Diabetik 101 100 Dari uji statistik didapatkan usia
Jumlah
rata-rata responden pada kelompok
Jumlah keseluruhan responden
intervensi adalah 52,88 tahun dengan
adalah 101 orang yang terdiri atas 49
standar deviasi 9,8 dan usia termuda 30
orang mengikuti senam diabetik dan 52
tahun serta usia tertua 70 tahun.
orang tidak mengikuti senam diabetik.
Sedangkan distribusi responden
Distribusi responden
kelompok tidak senam diabetik
berdasarkan jenis kelamin pada
berdasarkan umur dijelaskan dalam
kelompok Senam Diabetiki adalah 16
tabel 5.
orang (30,8 %) dan perempuan 36
Tabel 5.
orang (69,2 %). Hasil secara rinci dapat Distribusi Responden Berdasarkan
dilihat pada tabel 2. Umur Pada Kelompok Tidak Senam
Tabel 2.
Distribusi Responden Berdasarkan 95 %
Minimal-
Variabel Mean SD
Jenis Kelamin Pada Kelompok Senam Maksimal C!
Diabetik 53,14 –
Usia 55,45 8,06 34–70
57,76
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki 16 30,8 Usia rata-rata responden
Perempuan 36 69,2
Jumlah 52 100
kelompok kontrol adalah 55 tahun
Sedangkan Distribusi responden dengan standar deviasi 8,21 dan usia
berdasarkan jenis kelamin pada termuda 34 tahun serta usia tertua 70
kelompok Responden Yang Tidak tahun.
Senam Diabetik adalah 16 orang (32,7 Distribusi responden
%) dan perempuan 33 (67,3,1%). Hasil berdasarkan frekuensi mengikuti senam
secara rinci dapat dilihat pada tabel 3. dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 3. Tabel 6.
Distribusi Responden Berdasarkan Distribusi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin Pada Kelompok Tidak Frekuensi Mengikuti Senam Diabetik
Senam Diabetik Pada Kelompok Senam Diabetik di
Perkumpulan Diabetes
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Frekuensi Jumlah Presentase
Laki-laki 16 32,7
Senam Diabetik
Perempuan 33 67,3
Jumlah 49 100 1 Kali Dalam 1 Bulan 2 3,8
2 Kali Dalam 1 Bulan 10 19,2
Distribusi Responden 3 Kali Dalam 1 Bulan 18 34,6
berdasarkan usia pada kelompok 4 Kali Dalam 1 Bulan 22 42,3
Senam Diabetik dan kelompok Tidak Jumlah 52 100
Senam Diabetik secara rinci dapat Dari tabel di atas bahwa
dilihat pada tabel 4 dan tabel 5. sebagian besar responden mengikuti
Tabel 4. senam diabetik dengan frekuensi 4 kali
Distribusi Responden Berdasarkan dalam satu bulan yaitu sebesar 22
Umur Pada Kelompok Senam Diabetik responden (42,3%), 18 responden
di Perkumpulan Diabetes (34,6%) dengan frekuensi 3 kali dalam
sebulan, 10 responden (19,2%) dengan
frekuensi 2 kali dalam sebulan dan 2
Tri Sunaryo, Sudiro, Pengaruh Senam Diabetik Terhadap Penurunan 103

responden dengan frekuensi 1 kali Square didapatkan hasil sebagai


dalam satu bulan. berikut :
Responden yang memiliki Tabel 9.
resiko ulkus kaki diabetik berdasarkan Hasil Uji Statistik Pengaruh Senam
nilai ABI pada kelompok responden Diabetik Dan Resiko Ulkus Kaki
yang tidak senam diabetik adalah 3 Diabetik
Senam Resiko Ulkus Kaki Diabetik
orang (6,1%) beresiko sedang, 34 Diabetik Normal Ringan Sedang
orang (69,4%) beresiko ringan, N % N % N %
sedangkan 12 orang (24,5%) tidak Tdk 12 24,5 34 69,4 3 6,1
Senam
beresiko ulkus kaki diabetik. Secara Senam 30 57,7 22 42,3 0 0
rinci dapat dilihat pada tabel 7. Jumlah 42 41,6 56 55,4 3 3,0
Tabel 7. Hasil analisis hubungan antara
Distribusi Responden Berdasarkan senam diabetik dengan resiko ulkus
Resiko Terjadi Ulkus Kaki Diabetik kaki diabetik diperoleh bahwa pada
Pada Kelompok Tidak Senam Diabetik responden yang tidak mengikuti senam
Resiko Jumlah Presentase
Ulkus (orang) diabetik terdapat 3 orang (6,1%)
Kaki memiliki resiko ulkus diabetik sedang,
Diabetik 34 orang (69,4%) memiliki resiko
Normal 12 24,5
Beresiko 34 69,4 ringan, dan 12 orang tidak beresiko.
Ringan 3 6,1 Pada kelompok responden senam
Beresiko 0 0 diabetik, sebanyak 30 orang (57,7%)
Sedang
Beresiko normal atau tidak beresiko ulkus kaki
Berat diebetik dan 22 orang (43,3%)
Jumlah 49 100 memiliki resiko ringan mengalami
Sedangkan distribusi responden ulkus kaki diabetik.
kelompok senam diabetik berdasarkan Hasil uji statistik Pearson Chi
resiko terjadinya ulkus kaki diabetik Square diperoleh P value 0,001 berarti
adalah 30 orang (57,7%) tidak beresiko terdapat pengaruh senam diabetik
mengalami ulkus kaki diabetik dan 22 terhadap penurunan resiko ulkus kaki
(47.3%) sebagaimana tertuang dalam diabetik. Selanjutnya dari hasil uji
tabel 8. regresi logistik sederhana diperoleh
Tabel 8. nilai OR (Odds Rasio) 1,238 artinya
Distribusi Responden Berdasarkan pasien yang yang mengikuti senam
Resiko Terjadi Ulkus Kaki Diabetik
diabetik memiliki peluang menurunkan
Pada Kelompok Senam Diabetik di
resiko ulkus diabetik sebanyak 1 kali
Perkumpulan Diabetes
Resiko Jumlah Presentase dibandingkan penderita DM yang tidak
Ulkus (orang) mengikuti senam.
Kaki
Diabetik
Normal 30 57,7 PEMBAHASAN
Beresiko 22 42,3 Berdasarkan hasil penelitian
Ringan 0 0 yang dilakukan pada 101 orang
Beresiko 0 0
Sedang penderita DM tipe 2 diperoleh 52 orang
Beresiko (51,5%) telah mengikuti senam secara
Berat rutin, dan sisanya belum mengikuti
Jumlah 52 100
senam diabetik. Keikutsertaan dalam
Uji statistik dengan
senam diabetik didasari oleh berbagai
menggunakan Non Parametrik Chi
104 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 99-105

alasan antara lain kesadaran pasien dan penyakit-penyakit vaskuler yang


untuk meningkatkan kesehatan dan berbahaya seperti penyakit jantung
mengontrol gula darah, mengisi koroner, stroke, penyakit pembuluh
kesibukan dan anjuran dokter. Hampir darah perifer. Efek aktifitas fisik
setengah jumlah responden belum terhadap penurunan tingkat tekanan
mengikuti senam diabetik, hal ini darah telah ditunjukkan secara
dipengaruhi oleh beberapa faktor, konsisten pada pasien hiperinsulinemia
antara lain faktor pengetahuan atau (American Diabetes Association,
persepsi terhadap penanganan dan 2004). Senam diabetik secara rutin
perawatan diabetes, motivasi diri, dan secara significan mempengaruhi
informasi. vaskulerisasi ekstremitas bawah dan
Sebagian besar masyarakat di mencegah Peripheral Arterial Disease
Indonesia masih beranggapan bahwa serta mempertahankan nilai normal
penanganan diabetik hanya dengan Ankle Brachial Index (Mohler ER,
pengobatan saja, sehingga tidak et.al, Impaired Exercise-Induced Blood
mengetahui manfaat latihan fisik dalam Volume in Type 2 Diabetes With or
pencegahan komplikasi diabetik Without Peripheral Arterial Disease
(Suryanto, Peran Olahraga Senam Measured by Continuous-Wave Near-
Diabetes Indonesia Bagi Penderita Infrared Spectroscopy, 2013)
Diabetes Mellitus, 2008). Hasil analisis Gangguan mikrosirkulasi akan
statistik diperoleh P value 0,001 berarti menyebabkan berkurangnya aliran
terdapat pengaruh senam diabetik darah dan hantaran oksigen pada
terhadap penurunan resiko ulkus kaki serabut saraf yang kemudian
diabetik dengan nilai OR (Odds Rasio) menyebabkan degenarasi dari serabut
1,238 artinya pasien yang yang saraf. Keadaan ini akan mengakibatkan
mengikuti senam diabetik memiliki neuropati. Di samping itu, dari kasus
peluang menurunkan resiko ulkus ulkus/gangren diabetes, kaki DM 50%
diabetik sebanyak 1 kali dibandingkan akan mengalami infeksi akibat
penderita DM yang tidak mengikuti munculnya lingkungan gula darah yang
senam. subur untuk berkembanguya bakteri
Hasil penelitian ini sesuai patogen. Karena kekurangan suplai
dengan konsep teori bahwa Latihan oksigen, bakteri-bakteri yang akan
fisik seperti senam diabetik merupakan tumbuh subur terutama bakteri
faktor dominan dalam usaha anaerob. Hal ini karena plasma darah
pencegahan ulkus kaki diabetik penderita diabetes yang tidak terkontrol
(Waspadji, dalam Sudoyo AW, dkk, baik mempunyai kekentalan
2006). Menurut Santoso, (2006) bahwa (viskositas) yang tinggi. Sehingga
latihan jasmani dapat membantu aliran darah menjadi melambat.
memperbaiki profil lemak darah, Akibatnya, nutrisi dan oksigen jaringan
menurunkan kolesterol total, Low tidak cukup. Ini menyebabkan luka
Density Lipoprotein (LDL), trigliserida sukar sembuh dan kuman anaerob
dan menaikkan High Density berkembang biak (Misnadiarly.
Lipoprotein (HDL) 45-46% serta Permasalahan Kaki Diabetes dan
memperbaiki sistem hemostatik dan Upaya Penanggulangannya. 2005.
tekanan darah. Kondisi tersebut dapat http://horison_kaki diabetik.htm.
menghambat terjadinya arteriosklerosis Diakses tanggal 27 Juli 20013)
Tri Sunaryo, Sudiro, Pengaruh Senam Diabetik Terhadap Penurunan 105

KESIMPULAN DAN SARAN jasmani. Sarana latihan dipersiapkan


Berdasarkan hasil penelitian untuk meningkatkan motivasi pasien
menunjukkan Sebagian besar dalam mencapai tingkat imtensitas
responden pada kelompok tidak senam latihan yang optimal.
memiliki tingkat resiko ulkus kaki
deabetik pada tingkat sedang sebesar DAFTAR RUJUKAN
34 responden (69,4%) dan tidak American Council on Exercise, (2001),
beresiko ulkus kaki diabetik 12 Exercise & type 2 diabetes,
responden (24,5%). Sedangkan pada http://www.acefitness.org/fitfacts
kelompok tidak senam sebanyak 30 /pdfs/fitfacts/itemid_29.pdf.
responden (57,7%) adalah tidak American Diabetes Association,
beresiko ulkus kaki diabetik dan 22 (2004), Physical activity/
responden (42,3%) memliki resiko exercise and diabetes.
ringan ulkus kaki diabetik. Hasil http://www.uhs.wisc.edu.
analisis didapatkan p value 000,1 Diperoleh 4 Juli 2013.
berarti terdapat pengaruh senam Ilyas, E.I,. (2007)., Olahraga bagi
diabetik terhadap penurunan resiko diabetesi, dalam S. Soegondo., P.
ulkus kaki diabetik, dengan odds rasio Soewondo., & I. Subekti. (Eds),
1,283 sehingga penyandang diabetes Penatalaksanaan diabetes
melitus yang mengikuti senam diabetik mellitus terpadu (hlm 67-83).
berpeluang menurunkan resiko ulkus Jakarta: FKUI
kaki diabetik sebesar 1 (satu) kali Misnadiarly, Diabetes Mellitus, (2006),
dibandingkan penyandang diabetes Ulcer, Infeksi, Ganggren.
yang tidak mengikuti senam diabetik. Penerbit Populer Obor, Jakarta,
Saran untuk hasil penelitian ini adalah Santoso, M., (2006), Senam diabetes
Manager keperawatan di tatanan seri 3. Jakarta: Yayasan Diabetes
pelayanan kesehatan dapat Indonesia
memprogramkan senam diabetes Smeltzer, S.C. & Bare, B.G, (2008),
minimal 3 kali perminggu atau Brunner & Suddarth’s: Texbook
diprogramkan tiap hari sehingga pasien of medical surgical nursing.
mempunyai alternatif pilihan waktu Philadelphia: Lippincott.
sesuai kemampuan dan kondisinya. Soegondo, S., (2006), Farmakologi
Program dievaluasi dengan pada pengendalian glikemia
pemantauan Angkle Brakhial Index diabetes mellitus tipe 2, dalam
(ABI) pada pasien secara berkala Sudoyo. Buku Ajar Ilmu
minimal 1 (satu) kali setiap sebulan. Penyakit Dalam. (3rd Ed.).
Senam diabetes dimasukkan sebagai Jakarta: Pusat Penerbit
terapi komplementer di rumah sakit Departemen Penyakit Dalam
untuk pencegahan ulkus kaki diabetik FKUI
dengan dibentuk sistem rujukan yang Sudoyo A.W., Setyohadi B., Alwi I.,
terstuktur dari poliklinik diabetes ke Simadibrata M., Setiati S.,
koordinator program senam diabetes. (2006). Ilmu penyakit dalam, 3,
Penelitian ini dijadikan landasan Jakarta, Departemen Ilmu
aplikasi praktik promosi kesehatan Penyakit Dalam Fakultas
pada pendidikan profesi keperawatan Kedokteran Universitas
dengan dibentuk sarana latihan Indonesia.

You might also like