You are on page 1of 20

JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO.

1, APRIL 2019 | 39

DETEKSI DIABETES MELITUS UNTUK WANITA DAN PENYUSUNAN MENU


SEHAT DENGAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE
SYSTEM (ANFIS) DAN ALGORITMA GENETIKA (GA)

Lili Ayu Wulandhari1, Yuanita Sinatrya2, Tetty Ernawati H3,


Briliana P. Sabirin3
1
Program Studi Magister Tekhnik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Bina Nusantara Jakarta
2
Program Studi S1 Tekhnik Informatika, STMIK Mahakarya Jakarta
3
RSUD Tarakan Jakarta
E-mail: lwulandhari@binus.edu1, ukh.yuan@gmail.com2, tettyernawati@gmail.com3,
briliana.puspa@gmail.com3

ABSTRACT

Diabetes mellitus (DM) is one chronic disease caused by reduced production of insulin from the
pancreas and insulin produced is not effective in reducing blood sugar levels. This situation will increase
blood sugar levels, thus damaging the immune system. Initial treatment in diabetics is to change the
lifestyle of eating foods with nutritional content needed by the body and increase physical activity. To
regulate the diet in people with diabetes melitus, it takes the diet by adjusting the composition of diet
patterns and control blood sugar levels. This study aims to create a healthy food menu based on the
number of caloric needs per day, so that it meets the criteria of balanced nutrition and meets the variety
of foods in the form of main dishes, side dishes, vegetables and fruits. In this research, Adaptive Neuro
Fuzzy Inference System (ANFIS) and Genetic Algorithm (GA) method are used to provide suggestions
for serving foods that meet the menu type and ideal portion for DM patients. The results showed that
the proposed method scored 89.1% accuracy training and 72.1% accuracy testing by using ANFIS
method and for fulfillment of nutrition reached 98.9% by using GA which means that ANFIS and GA
method can give excellent result that is by producing Healthy food menu that meets optimal nutrition
and achievement of food diversity in accordance with 4 pillars of balanced nutrition.

Keywords: Diabetes Melitus, ANFIS, Genetic Alghorithm, Healthy Menu

ABSTRAK

Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis (menahun) yang disebabkan berkurangnya
produksi insulin dari pankreas maupun insulin yang dihasilkan tidak efektif dalam mengurangi kadar
gula darah. Keadaan ini akan meningkatkan kadar gula darah sehingga merusak sistem kekebalan tubuh.
Penanganan awal pada penderita DM adalah dengan mengubah gaya hidup yaitu mengkonsumsi
makanan dengan kandungan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh dan memperbanyak aktivitas fisik.
Untuk mengatur pola makan pada penderita DM maka diperlukan diet dengan mengatur komposisi pola
makanan dan mengendalikan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu model
penyusunan menu makanan sehat berdasarkan jumlah kebutuhan kalori per hari, sehingga memenuhi
kriteria gizi seimbang dan memenuhi variasi makanan berupa makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan
buah. Pada penelitian ini metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) dan Algoritma
Genetika (GA) digunakan untuk memberikan saran penyajian makanan yang memenuhi jenis menu dan
jumlah porsi yang ideal bagi penderita DM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang
diusulkan memperoleh nilai untuk accuracy training sebesar 89.1% dan untuk accuracy testing sebesar
72.1% dengan menggunakan metode ANFIS dan untuk pemenuhan nutrisi yang dicapai sebesar 98.9%
dengan menggunakan GA yang artinya bahwa metode ANFIS dan GA dapat memberikan hasil akhir
yang sangat baik yaitu dengan menghasilkan menu sehat yang memenuhi gizi yang optimal dan
tercapainya keanekaragaman makanan sesuai dengan 4 pilar gizi seimbang.

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
40 | JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019

Kata kunci: Diabetes Melitus, ANFIS, Algoritma Genetika, Menu Sehat

I. PENDAHULUAN kriteria diabetes dan susunan kebutuhan nutrisi


seseorang khususnya penderita DM. Maka
Diabetes Melitus (DM) merupakan nanti akan diidentifikasi masalah masalah yang
penyakit gangguan metabolik menahun akibat muncul dalam penanganan nutrisi penderita
pankreas tidak memproduksi cukup insulin. DM dan cara penyelesaiannya dengan
Insulin adalah hormon yang mengatur menggunakan computational intelligence yaitu
keseimbangan kadar gula darah. Apabila salah satunya adalah dengan menggunakan
insulin tidak bekerja dengan baik maka akan ANFIS dan GA.
mengakibatkan terjadinya peningkatan Beberapa penelitian sebelumnya
konsentrasi glukosa di dalam darah mengenai deteksi diabetes melitus juga telah
(hiperglikemia) [1]. dilakukan menggunakan decision tree J48 [4]
Faktor konsumsi makanan adalah salah dan fuzzy expert systems [5], tetapi hanya
satu faktor yang menjadi isu sangat penting sebatas mengenai deteksi DM saja dan tidak
saat ini, dimana masyarakat terbiasa disertakan optimasi untuk penyusunan menu
mengkonsumsi makanan dengan kandungan yang sehat bagi penderita DM. Namun pada
kalori yang tinggi tanpa diimbangi dengan penelitian ini akan menggunakan ANFIS untuk
kandungan protein, vitamin dan lemak serta mengetahui kondisi penderita DM yang
kegiatan fisik yang seimbang. Perbaikan pada kemudian akan menjadi dasar penyusunan
perilaku konsumsi dapat diatur dengan optimal menu yang memenuhi standar kesehatan bagi
jika masyarakat mengetahui berapa jumlah penderita DM. Keunggulan ANFIS adalah
kalori yang dibutuhkan dalam sehari [2], dapat menerjemahkan pengetahuan dari
sehingga tidak mengalami kelebihan ataupun pakar dalam bentuk aturan-aturan, namun
kekurangan dalam mengkonsumsi nutrisi yang biasanya dibutuhkan waktu yang lama
diperlukan oleh tubuh. Kondisi ini dapat untuk menetapkan fungsi keanggotaannya.
mencegah terjadinya diabetes melitus bahkan Beberapa penelitian sebelumnya
bagi penderita diabetes dapat mengendalikan mengenai saran penyajian makanan sehat telah
kondisinya agar tidak semakin buruk. dilakukan, salah satunya dengan menggunakan
Kementrian Kesehatan Indonesia telah algoritma genetika yaitu dengan mengajukan
melakukan berbagai upaya dalam menangani suatu teknik didalam penyusunan dan kalkulasi
DM, salah satunya adalah dengan konsumsi makanan yang memenuhi gizi
menyarankan diet sehat dengan kalori seimbang untuk masyarakat tetapi dengan
seimbang. Berdasarkan pada buku penuntun kondisi normal [2]. [6] Pada penelitiannya juga
diet Instalasi Gizi Perjan RS. Dr. Cipto membahas mengenai topik yang sama tetapi
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien dengan berbasiskan cloud dan [7] dengan
Indonesia, bahwa diet yang tepat harus melihat berdasarkan citra makanan. Sedangkan untuk
kondisi dari penderita pasien DM secara lebih kondisi-kondisi khusus seperti diabetes [8] dan
detail [3]. penyakit kronis [9] hanya mengajukan suatu
Oleh sebab itu dalam penelitian ini, akan teknik perhitungan kebutuhan kalori tanpa
diajukan suatu model penyusunan menu memberikan saran makanan yang baik untuk
makanan berdasarkan jumlah kebutuhan kalori dikonsumsi sehari-hari, sehingga penderita
per hari, sehingga memenuhi kriteria gizi mengalami kesulitan dalam pemilihan menu
seimbang dan memenuhi variasi makanan yang seimbang.
berupa makanan pokok, lauk pauk, sayur dan Pada penelitian yang lain terdapat juga
buah. Penelitian ini akan memaparkan saran saran penyajian menu makanan dengan
penyajian makanan yang memenuhi jenis menggunakan metode algoritma koloni lebah
menu dan jumlah porsi yang ideal bagi buatan untuk menghitung karbohidrat
penderita diabetes melitus dengan (carbohydrate counting) dan ukuran penyajian
menggunakan Adaptive Neuro Fuzzy Inference makanan dengan kandungan nutrisi makro dan
System (ANFIS) untuk deteksi DM dan energi harian bagi penderita DM [10]. Pada
algoritma genetika (GA) untuk optimasi penelitian ini GA digunakan untuk optimisasi
penyusunan menu sehat. saran penyajian makanan yang baik bagi
Kecerdasan komputasi (computational penderita DM. Oleh sebab itu, teknik ANFIS
intelligence) diperlukan didalam memodelkan dan GA dipergunakan dalam penelitian ini

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019 | 41

untuk memperoleh saran penyajian makanan di mana berat dalam Kilogram, Tinggi dalam
yang optimal. Centimeter dan Umur dalam tahun.
Berdasarkan nilai BMR, kebutuhan energi
II. TINJAUAN PUSTAKA (ER) dihitung sesuai dengan PAL. Tingkat
aktivitas fisik (PAL) dibagi menjadi lima kelas
2.1 Pengertian Diabetes Melitus yaitu rendah, ringan, sedang, berat dan ekstrim
Menurut [11], DM merupakan suatu [14] yang dapat dilihat pada Tabel 1 dengan
kelompok penyakit metabolik dengan mengetahui faktor PAL individu, sehingga
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kebutuhan energi [14] adalah:
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau ER = BMR * PAL (3)
kedua-duanya. Terdapat dua kategori utama di mana ER adalah kebutuhan energi dan PAL
diabetes melitus yaitu diabetes tipe 1 dan tipe adalah faktor PAL didasarkan pada aktivitas
2. Diabetes tipe 2 merupakan 90% dari seluruh fisik setiap individu.
diabetes, sedangkan diabetes gestasional Tabel 1. Tingkat aktivitas fisik
adalah hiperglikemia yang didapatkan saat Tingkat
Definisi
Faktor
kehamilan. Dengan penurunan berat badan dan Aktivitas PAL
perubahan gaya hidup, perkembangan menjadi Tidak memiliki aktivitas atau
diabetes dapat dicegah atau ditunda [1]. Tingkat
latihan sama sekali dalam 1.2
Prinsip pengaturan makan pada Rendah
seminggu
penyandang diabetes yaitu makanan yang
seimbang, sesuai dengan kebutuhan kalori Ada aktivitas atau latihan
Tingkat
paling sedikit 1-3 kali dalam 1.375
masing-masing individu, dengan Ringan
seminggu
memperhatikan keteraturan jadwal makan, Ada aktivitas atau latihan
jenis dan jumlah makanan. Komposisi Tingkat
paling sedikit 3-5 kali dalam 1.55
makanan yang dianjurkan terdiri dari Sedang
seminggu
karbohidrat 45%-65%, lemak 20%-25%, Ada aktivitas atau latihan
Tingkat
protein 10%-20%, Natrium kurang dari 3 g, paling sedikit 5-6 kali dalam 1.725
Berat
dan diet cukup serat sekitar 25g/hari [12]. Oleh seminggu
sebab itu dalam penelitian ini akan Memiliki aktivitas yang berat
dikembangkan sebuah model yang akan sekitar 2 kali dalam sehari,
memberikan saran penyajian menu sehat bagi Tingkat misalnya atlit atau
1.9
Ekstrem mempunyai pekerjaan yang
penderita DM sehingga para penderita
membutuhkan tenaga
memiliki kualitas kesehatan yang baik. ekstrem

2.2 Perhitungan kebutuhan kalori bagi Setelah mendapatkan kebutuhan energi


penderita DM (ER) maka selanjutnya adalah menghitung
Kalori merupakan salah satu kandungan total kebutuhan energi (ERTotal) berdasarkan
dalam makanan yang bermanfaat bagi tubuh Body Mass Index (BMI) penderita diabetes
sebagai asupan energi. Asupan energi harus yaitu dengan persamaan sebagai berikut [12]:
mengikuti kebutuhan energi untuk setiap Jika BMI kurus maka:
individual berdasarkan Basal Metabolic Rate ERTotal = ER + (0.2 * BMR) (4)
(BMR) dan Physical Activity Level (PAL).
Jika BMI gemuk maka:
BMR adalah kebutuhan energi atau Energy
ERTotal = ER - ( 0.2 * BMR) (5)
Requirement (ER) minimal untuk menjalankan
aktivitas vital dalam tubuh baik pria maupun Jika BMI obesitas maka:
wanita [12] Nilai BMR ditentukan dengan ERTotal = ER - ( 0.3 * BMR) (6)
Persamaan Revisi Harris Benedict [13] yaitu
pada: Setelah mengetahui jumlah total kalori
Pria (ERTotal) yang diperlukan penderita DM
BMR = 66.5 + 13.75 (Berat) + 5.0 (Tinggi) – perharinya selanjutnya dilakukan perhitungan
6.78 (Usia) (1) jumlah karbohidrat, protein dan lemak yang
Wanita diperlukan dengan persamaan 7 - 9.
BMR = 665 + 9.56 (Berat) + 1.85 (Tinggi) – Karbohidrat (Kkal) = 45-65% x ERTotal (7)
4.68 (Usia) (2) Protein (Kkal) = 10-20% x ERTotal (8)
Lemak (Kkal) = 20-25% x ERTotal (9)

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
42 | JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019

manusia (pada bentuk aturan fuzzy IF – THEN)


Syarat-syarat prinsip pengaturan makan dengan fungsi keanggotaan yang tepat. ANFIS
pada penyandang DM dan perhitungan adalah jaringan Neural-Fuzzy yang terdiri dari
kebutuhan kalori di atas nantinya akan menjadi atas lima layer (lapisan) dan setiap lapisan
landasan dalam menentukan fuzzy rule yang terdapat node. Terdapat dua macam node yaitu
akan digunakan untuk memperkirakan kondisi node adaptif (bersimbol kotak) artinya
diabetes dan saran penyajian makanan yang paramater bisa berubah dengan proses
baik untuk dikonsumsi. pembelajaran dan node tetap (bersimbol
lingkaran) [17].
2.3 Fuzzy System 2.4.1. Struktur ANFIS dan Algoritma
Inti dari Fuzzy adalah dengan Pembelajaran Hybrid
membentuk IF-THEN rules yang akan ANFIS menggunakan sistem fuzzy
dikarakterisasikan dengan membership Takagi Sugeno untuk mengambil keputusan
function [15]. Sebagai contoh untuk berdasarkan aturan fuzzy IF-THEN dan fakta
menggambarkan membership function dari yang ada. Model fuzzy Takagi Sugeno yang
kadar gula darah ditunjukan oleh Gambar 1 digunakan adalah fuzzy Takagi Sugeno tipe 1
berikut: yang menghasilkan output linier. Aturan umum
fuzzy Takagi Sugeno dengan 2 aturan fuzzy IF-
THEN adalah sebagai berikut [18]:

Rule 1: if x is A1 and y is B1, then f1 = p1x + q1y + r1

Premis Konsekuen (10)

Rule 2: if x is A2 and y is B2, then f2 = p2x + q2y + r2


Gambar 1. Contoh membership
function untuk kadar gula darah
Premis Konsekuen (11)
Membership function merepsentasikan dengan Ai dan Bi adalah nilai-nilai keanggotaan
derajat keanggotaan setiap elemen terhadap merupakan label linguistik (seperti “Baik” atau
himpunan fuzzy tertentu. Membership function “Buruk”), pi, qi, dan ri adalah parameter
dan fuzzy IF-THEN rule akan membentuk konsekuen. Dan dapat direpsentasikan dengan
suatu model yang akan memberikan output arsitektur pada Gambar 7. ANFIS terdiri dari 5
berupa gambaran mengenai kondisi penderita layer (lapisan), yaitu:
diabetes. Fuzzy IF-THEN rule akan
dikembangkan dengan menggunakan Layer 1: Pada Layer ini membership function
pendekatan Adaptive Neuro Fuzzy Inference
System (ANFIS).
 A1 x,  A2 x,  B1  y  dan  B2  y  dari
setiap elemen didefinisikan.
2.4 Adaptive Neuro Fuzzy Inference Layer 2: Setiap node pada Layer ini diberi label
System (ANFIS) Π, yang artinya adalah operasi perkalian setiap
Sistem inferensi fuzzy menggunakan signal yang masuk dari Layer 1 sedemikian
metode Sugeno memiliki karakteristik yaitu hingga,
konsekuen tidak merupakan himpunan fuzzy, wi   Ai ( x) x  Bi ( y ), i  1, 2 (12)
namun merupakan suatu persamaan linier Setiap output dari node merepresentasikan
dengan variabel-variabel sesuai dengan firing strength dari fuzzy IF-THEN rule.
variabel inputnya. Metode ini diperkenalkan Layer 3: Pada Layer ini dihitung rasio dari
oleh Takagi Sugeno Kang (TSK) pada tahun setiap firing strength terhadap total dari seluruh
1985 [16]. firing strength atau disebut juga sebagai
Adaptive Neuro Fuzzy Inference System normalisasi firing strength:
(ANFIS) merupakan jaringan saraf adaptif
wi
yang berbasis pada sistem kesimpulan fuzzy wi  , i  1, 2 (13)
(fuzzy inference system). Dengan penggunaan w1  w2
suatu prosedur hybrid learning. ANFIS dapat Layer 4: Pada Layer ini dilakukan kalkulasi
membangun suatu mapping input - output yang antara output dari Layer 3 dengan fungsi
keduanya berdasarkan pada pengetahuan

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019 | 43

Takagi-Sugeno yang dimodelkan berdasarkan 1. Membangkitkan populasi awal atau


data dengan domain tertentu, inisialisasi populasi.
wi f i  wi  pi x  qi y  r  (14) 2. Perhitungan fitness value.
3. Proses Seleksi.
dengan wi adalah normalized firing strength
4. Proses Crossover.
pada Layer 3 dan pi, qi dan ri adalah parameter-
5. Kemudian kromosom-kromosom yang
parameter pada neuron tersebut. Parameter-
telah dipindahsilang (crossover) akan
parameter ini biasa disebut parameter
mengalami mutasi.
konsekuen
6. Selama nilai optimal belum dicapai, akan
Layer 5: Pada Layer terakhir dilakukan
terus melakukan iterasi (sampai mencapai
perhitungan untuk total output dari seluruh
jumlah generasi yang diinginkan).
node yang berada pada Layer 4,
7. Setelah proses GA selesai, akan
Total output   wi f i 
w f
i i i
(15)
didapatkan hasil kromosom-kromosom
i w i i
yang terbaik.
Operator pada GA terdiri atas sejumlah
parameter kontrol yang terdiri dari [19]:
1. Ukuran populasi: mendefinisikan berapa
banyak kromosom dan berapa banyak gen
didalam satu kromosom yang terlibat
selama proses pencarian
2. Probabilitas crossover: didefinisikan
sebagai rasio jumlah offspring yang
dihasilkan dalam tiap generasi atas ukuran
Gambar 7. Arsitektur ANFIS populasi
Pada penelitian ini ANFIS digunakan 3. Probabilitas mutasi: menunjukkan
untuk mengetahui kondisi penderita DM kemungkinan terjadi mutasi pada gen-gen
khususnya kondisi gula darah setelah 2 jam yang menyusun sebuah kromosom.
muatan glukosa, indeks massa tubuh, tekanan 4. Kriteria terminasi: menspesifikasikan
darah, jumlah kehamilan, ketebalan lipatan kondisi berakhirnya pencarian solusi pada
kulit triceps, kadar insulin dalam darah, GA.
riwayat diabetes dalam keluarga dan usia Operator genetik yang digunakan setelah
penderita apakah menderita diabetes atau tidak proses evaluasi tahap pertama membentuk
diabetes yang kemudian akan menjadi dasar populasi baru dari generasi sekarang. Operator-
penyusunan menu yang memenuhi standar operator tersebut adalah operator seleksi,
kesehatan bagi penderita DM. crossover dan mutasi.

2.5 Algoritma Genetika


Genetic Algorithm (GA) atau Algoritma
Genetika adalah bagian dari Evolutionary
Algorithm yaitu suatu algoritma yang
mencontoh proses evolusi alami dimana
konsep utamanya adalah individu-individu
yang paling unggul akan bertahan hidup,
sedangkan individu-individu yang lemah akan
punah [15]. Keunggulan individu-individu ini
diuji melalui suatu fungsi yang dikenal sebagai
fitness function. Fitness dalam GA
didefinisikan sebagai gambaran kelayakan
suatu solusi terhadap suatu permasalahan.
Fitness Function akan menghasilkan suatu
nilai fitness value yang akan menjadi referensi
untuk proses GA selanjutnya.
Berikut adalah proses dan langkah-
langkah GA secara umum:

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
44 | JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019

2.6 Penelitian-penelitian Sejenis


Tabel 2. Penelitian-penelitian terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Isi Tahun
1. Lili Ayu Genetic Algorithm Mengajukan suatu teknik di dalam 2016
Wulandari, Approach in penyusunan dan kalkulasi konsumsi
Aditya Optimizing the Energy makanan yang memenuhi gizi seimbang
Kurniawan Intake for Health untuk masyarakat tetapi dengan kondisi
Purpose normal menggunakan GA
2. Sri Vijay Cloud Based Mengajukan suatu teknik didalam 2015
Bharat Peddi Virtualization for a penyusunan dan kalkulasi konsumsi
dkk Calorie Measurement makanan yang memenuhi gizi seimbang
E-Health Mobile untuk masyarakat normal dengan
Application berbasiskan cloud
3. Parisa Measuring Calorie and Mengajukan suatu teknik didalam 2014
Pouladzadeh Nutrition from Food penyusunan dan kalkulasi konsumsi
dkk Image makanan yang memenuhi gizi seimbang
untuk masyarakat normal dengan
berdasarkan citra makanan
4. Marios Computer Vision- Mengajukan suatu teknik perhitungan 2015
Anthimopoulos Based Carbohydrate kebutuhan kalori tanpa memberikan
dkk Estimation for Type 1 saran makanan yang baik untuk
Patients With Diabetes dikonsumsi sehari-hari untuk penderita
Using Smartphones DM
5. Amine dkk Diet, Nutrition and The Mengajukan suatu teknik perhitungan 2003
Prevention of Chronic kebutuhan kalori tanpa memberikan
Deseases saran makanan yang baik untuk
dikonsumsi sehari-hari untuk penyakit
kronis
6. Melfazen dkk Carbohydrate Mengajukan saran penyajian menu 2012
Counting untuk makanan dengan menggunakan metode
Penderita DM dengan algoritma koloni lebah buatan untuk
Terapi Insulin menghitung karbohidrat dan ukuran
Menggunakan penyajian makanan
Algoritma Koloni
Lebah Buatan
7. Artika dkk Implementasi Optimasi komposisi makanan bagi 2015
Algoritma Genetika penderita DM dengan menggunakan
Untuk Optimasi pendekatan algoritma genetika
Komposisi Makanan
Bagi Penderita DM

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan metode lain yaitu dengan menggunakan
bahwa: metode algoritma koloni lebah buatan
a. Penelitian sebelumnya hanya dan GA saja.
menyajikan suatu teknik penyajian
makanan untuk kondisi normal atau Sedangkan di dalam penelitian ini akan
dalam keadaan sehat dengan diajukan suatu teknik penyajian makanan
menggunakan GA saja dan metode lain dengan menggunakan pendekatan ANFIS dan
seperti dengan berbasiskan cloud dan GA dan juga dengan melihat kebutuhan kalori
berdasarkan citra makanan. perhari dari penderita diabetes serta
b. Penelitian sebelumnya hanya memperhatikan keanekaragaman makanan
mengajukan suatu teknik perhitungan sehingga sesuai dengan 4 pilar gizi seimbang
kebutuhan kalori tanpa memberikan seperti yang telah ditetapkan oleh Kementerian
saran makanan yang baik untuk Kesehatan RI.
penderita penyakit kronis dan DM.
c. Penelitian sebelumnya mengajukan
saran penyajian menu makanan untuk
penderita DM tetapi menggunakan

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019 | 45

III. METODOLOGI

3.1 Kerangka Berpikir


Dalam melakukan penelitian ini
ditemukan beberapa permasalahan,
penyelesaian masalah tersebut dipaparkan
dalam kerangka berpikir yang terdapat pada
Gambar 8.

Gambar 8. Kerangka berpikir

3.2. Metode Penelitian 5. Algoritma optimasi penyajian menu


Metode penelitian yang digunakan di makanan untuk penderita diabetes
dalam penelitian ini terbagi dalam beberapa melitus berdasarkan output dari ANFIS
tahap, yaitu: dengan menggunakan GA.
1. Perumusan masalah dan studi literatur. 6. Tahap evaluasi dengan menggunakan
2. Pengumpulan data. GA, sehingga dapat dibuktikan bahwa
3. Pemodelan deteksi DM yang terdiri dari model yang telah dikembangkan
pemodelan membership function yang memenuhi kriteria kesehatan dan
berasal dari 8 variabel input yang kebutuhan penderita diabetes melitus.
diambil dari Pima Indian Diabetes
Dataset, dan pemodelan fuzzy rule pada Semua tahapan di atas akan digambarkan
ANFIS. ke dalam Metodologi Penelitian yang terdapat
4. Tahap validasi ANFIS. pada Gambar 9.

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
46 | JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019

Gambar 9. Metodologi penelitian

3.2.1 Perumusan Masalah dan Studi dan keragaman makanan. Dalam hal ini
Literatur dibagi atas beberapa sub masalah yaitu:
Rumusan masalah dalam a. Bagaimana melakukan pemodelan
penelitian ini adalah bagaimana membership function untuk variabel-
mengembangkan sebuah model yang akan variabel yang mempengaruhi pola
memberikan saran penyajian makanan makan penderita diabetes melitus yaitu
yang baik bagi penderita DM dengan kondisi gula darah setelah 2 jam
mempertimbangkan kondisi penderita DM muatan glukosa, indeks massa tubuh,
tekanan darah, jumlah kehamilan,

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019 | 47

ketebalan lipatan kulit triceps, kadar semuanya berasal dari jenis kelamin
insulin dalam darah, riwayat diabetes wanita dengan usia sekurang-kurangnya
dalam keluarga dan usia penderita? 21 tahun. Dari 768 data yang terdiagnosa
b. Bagaimana melakukan pemodelan IF- positif diabetes berjumlah 268 dan
THEN rule pada ANFIS untuk sisanya berjumlah 500 adalah negatif
menentukan kondisi diabetes diabetes. Dataset Pima mempunyai 8
seseorang yang terbagi kedalam 2 atribut dan 2 class yaitu 0 dan 1. Untuk
class yaitu Tidak Diabetes dan nilai 1 yang artinya positif diabetes dan
Diabetes? nilai 0 negatif diabetes. Untuk atribut
c. Bagaimana melakukan optimisasi dataset Pima dapat dilihat pada Tabel 3.
saran penyajian makanan yang baik 2. Data Makanan sebagai data menu
bagi penderita diabetes melitus dengan makanan diambil dari Tabel Komposisi
kondisi yang telah ditetapkan melalui Pangan Indonesia yang terdiri dari
proses ANFIS? makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan
buah yang total semuanya berjumlah
Tahap analisa masalah dilakukan 312 data makanan beserta nilai energi,
dengan: protein, lemak dan karbohidrat dari
1. Konsultasi dan wawancara masing-masing makanan yang terdapat
dengan yang ahli di bidangnya, pada Tabel 4.
yaitu dengan dr. Briliana. P.
Sabirin, SpPD dan dr. Tetty H, Tabel 3. Atribut dataset pima indians diabetes
SpGK selaku ahli untuk spesialis Singkat
No. Atribut Deskripsi Satuan
an
Penyakit dalam dan spesialis gizi
Number of Banyaknya
yang berasal dari RSUD Tarakan. 1.
times pregnant
NP
kehamilan
-
2. Mempelajari isu-isu terkini pada Plasma
penderita DM mengenai masalah- glucose Kadar glukosa 2
masalah yang berkaitan dengan concentration jam setelah
2. GTT Mg/dL
a 2 hours in konsumsi
penyakit diabetes melitus. oral glucose larutan glukosa
3. Tinjauan pustaka juga dilakukan tolerance test
terhadap penelitian-penelitian 3.
Diastolic
DBP
Tekanan darah
Mm Hg
terdahulu mengenai masalah- blood pressure diastolic
masalah yang berkaitan dengan Ketebalan
Triceps skin
4. TSF Lipatan kulit Mm
penyakit diabetes melitus dan fold thickness
triceps
mengenai penerapan Kadar Insulin di
pembelajaran mesin (machine 5.
2-Hour serum
HSI
dalam darah 2 Mu
learning) dan kecerdasan insulin jam setelah U/ml
makan
komputasi (computational Body Mass Berat massa
intelligence) dalam memodelkan 6. BMI Kg/m2
Index tubuh
kriteria diabetes dan susunan Diabetes Fungsi Riwayat
kebutuhan nutrisi seseorang 7. pedigree DPF diabetes dalam -
khususnya penderita diabetes function keluarga
8. Age AGE Umur Years
melitus. Positif diabetes
3.2.2 Pengumpulan Data Class Variable (1) dan negatif
9. -
Di dalam penelitian ini, data utama yang (0 or 1) diabetes (0)
digunakan adalah:
1. Dataset Pima Indian Diabetes sebagai
data pasien penderita diabetes. Dataset
Pima diambil dari UCI Machine
Learning Repository yaitu berasal dari
Institute of Diabetes and Digestive and
Kidney Diseases yang berada di
Amerika Serikat yaitu data yang diambil
dari wanita suku Indian Pima. Dataset
Pima ini terdiri dari 768 data klinis yang

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
48 | JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019

Tabel 4. Atribut data makanan 1. Variabel NP


No. Atribut Deskripsi Satuan Variabel NP ini dibagi dalam 3 kategori
Nama Nama makanan yaitu:
1. -
Makanan matang
Primpara , if NP < 2
Komposisi nilai Status NP = Multigravida , if 2 < NP < 5
2. Nilai Energi Kkal
energi GrandeMultipara , if NP > 5
Komposisi nilai
3. Nilai Protein Gram
protein
Komposisi nilai Dari pembagian kategori ini nantinya
4. Nilai Lemak Gram dapat diketahui fungsi keanggotaannya
Lemak
Nilai Komposisi nilai (membership function) pada setiap himpunan
5. Gram
Karbohidrat Karbohidrat fuzzy primipara, multigravida, grandemultipara
[20]. Adapun kurvanya ditunjukkan pada
Untuk nilai protein, lemak dan Gambar 10.
karbohidrat di dalam data makanan akan
disamakan semua ke dalam bentuk kilo kalori
(kkal), seperti yang ditunjukkan pada
persamaan 16 s/d 18 [1].

1 gram protein  4 kal (16)


1 gram lemak  9 kal (17)
1 gram karbohidrat  4 kal (18)
3.2.3 Pemodelan
Untuk pemodelan pada penelitian ini Gambar 10. Kurva himpunan fuzzy
terdiri dari: variabel NP
1. Tahap pemodelan membership
function yang variabel inputnya 2. Variabel GTT
diambil dari Pima Indians Diabetes Variabel GTT ini dibagi dalam 3
Dataset yang berasal dari UCI kategori yaitu:
Machine Learning Repository yang Baik , if GTT < 145
terdiri dari 8 variabel input yaitu Status GTT = Sedang , if 145 < GTT < 179
Number of Pregnant (NP), Plasma Buruk , if GTT > 180
glucose concentration a 2 hours in an
oral glucose tolerance test (GTT), Dari pembagian kategori ini
Diastolic blood pressure (DP), Triceps nantinya dapat diketahui fungsi
skin fold thickness (TSF), 2-Hour keanggotaannya (membership function)
serum insulin (HSI), Body Mass Index pada setiap himpunan fuzzy baik, sedang,
(BMI), Diabetes pedigree function buruk [12]. Adapun kurvanya ditunjukkan
(DPF) dan Age. pada Gambar 11.
2. Tahap pemodelan fuzzy rule untuk
ANFIS, digunakan untuk menentukan
kondisi diabetes seseorang yang
terbagi kedalam 2 class yaitu Tidak
Diabetes dan Diabetes.
3. Dan algoritma optimasi penyajian
menu sehat berdasarkan output dari
ANFIS dengan menggunakan
algoritma genetika (GA).
3.2.3.1 Pemodelan Membership function
Gambar 11. Kurva himpunan fuzzy
Berdasarkan wawancara yang telah
variabel GTT
dilakukan dengan dr. Briliana. P. Sabirin,
SpPD maka pemodelan membership function
3. Variabel DBP
yang terdiri dari 8 variabel Input dapat
Variabel DBP ini dibagi dalam 3
dijelaskan sebagai berikut:
kategori yaitu:

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019 | 49

Rendah , if DBP < 80


Status DBP = Normal , if 80 < DBP < 90 Dari pembagian kategori ini nantinya
Tinggi , if DBP > 90 dapat diketahui fungsi keanggotaannya
(membership function) pada setiap himpunan
Dari pembagian kategori ini nantinya fuzzy rendah, normal, tinggi [21]. Adapun
dapat diketahui fungsi keanggotaannya kurvanya ditunjukkan pada Gambar 14.
(membership function) pada setiap
himpunan fuzzy rendah, normal, tinggi [12].
Adapun kurvanya ditunjukkan pada
Gambar 12.

Gambar 14. Kurva himpunan fuzzy variabel


HIS

6. Variabel BMI
Variabel BMI ini dibagi dalam 4 kategori
yaitu:
Gambar 12. Kurva himpunan fuzzy Kurus , if BMI < 20
variabel DBP Normal , if 20 < BMI < 25
Status BMI = Gemuk , if 23 < BMI < 35
4. Variabel TSF Sangat gemuk, if BMI> 30
Variabel TSF ini dibagi dalam 3 kategori
Dari pembagian kategori ini
yaitu:
nantinya dapat diketahui fungsi
Rendah , if TSF < 15 keanggotaannya (membership function)
Status TSF = Normal , if 15 < TSF < 16.5
Tinggi , if TSF> 16.5 pada setiap himpunan fuzzy kurus, normal,
gemuk, sangat gemuk. Adapun kurvanya
ditunjukkan pada Gambar 15.
Dari pembagian kategori ini nantinya
dapat diketahui fungsi keanggotaannya
(membership function) pada setiap himpunan
fuzzy rendah, normal dan tinggi [21]. Adapun
kurvanya ditunjukkan pada Gambar 13.

Gambar 15. Kurva himpunan fuzzy


variabel BMI

7. Variabel DPF
Variabel DPF ini dibagi dalam 5
Gambar 13. Kurva himpunan fuzzy variabel kategori yaitu:
TSF Sangat Rendah, if DPF < 0.244
Rendah , if 0.245 < DPF < 0.525
Status DPF = Sedang , if 0.526 < DPF < 0.805
5. Variabel HSI
Tinggi , if 0.806 < DPF < 1.11
Variabel HSI ini dibagi dalam 3 kategori Sangat Tinggi, if DPF> 1.11
yaitu:
Rendah , if HSI < 16 Dari pembagian kategori ini
Status HSI = Normal , if 16 < HSI < 166 nantinya dapat diketahui fungsi
Tinggi , if HSI> 166
keanggotaannya (membership function)

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
50 | JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019

pada setiap himpunan fuzzy Sangat rendah, menghasilkan output linier. Berdasarkan Rule
Rendah, Sedang, Tinggi dan Sangat Tinggi yang berkaitan dengan nilai variabel.
[22] [3]. Adapun kurvanya ditunjukkan Arsitektur ANFIS ditentukan oleh
pada Gambar 16. jumlah kriteria dan parameter. Terdapat 8 input
kriteria yang akan digunakan di dalam
pemodelan ANFIS yaitu NP (jumlah
kehamilan), GTT (kadar gula darah 2 jam
setelah makan), DBP (tekanan darah diastolic),
TSF (ketebalan lipatan kulit triceps), HSI
(kadar insulin dalam darah 2 jam setelah
makan), BMI (indeks massa tubuh), DPF
(fungsi riwayat diabetes dalam keluarga) dan
AGE (usia) dimana masing-masing kriteria
Gambar 16. Kurva himpunan fuzzy variabel mempunyai jumlah paramater yang berbeda-
DPF beda.
Di dalam pemodelan IF-THEN rule
8. Variabel AGE pada ANFIS, 8 variabel input kriteria akan
Variabel AGE ini dibagi dalam 2 dibandingkan secara bertahap yaitu dengan
kategori yaitu: mengambil variabel yang paling berpengaruh
Muda , if AGE < 45 didalam menentukan diabetes atau tidaknya
Tua , if AGE> 45 seseorang, tujuannya adalah agar mempercepat
Status AGE =
waktu proses. Berdasarkan wawancara yang
Dari pembagian kategori ini telah dilakukan dengan dr. Briliana. P. Sabirin,
nantinya dapat diketahui fungsi SpPD selaku pakar untuk spesialis Penyakit
keanggotaannya (membership function) dalam, adapun variabel input yang paling
pada setiap himpunan fuzzy muda, tua. berpengaruh bagi penderita diabetes melitus
Adapun kurvanya ditunjukkan pada secara berututan adalah GTT, AGE, DPF,
Gambar 17. BMI, HSI, DBP, NP dan TSF, sehingga proses
ANFIS dijelaskan sebagai berikut:
Tahap 1: Variabel input GTT dan AGE akan
menghasilkan nilai output 1 yang akan
dibandingkan dengan variabel selanjutnya.
Tahap 2: Output 1 yaitu variabel GTT dan
AGE akan dibandingkan dengan variabel input
DPF.
Tahap 3: Output 2 yaitu variabel GTT, AGE,
DPF akan dibandingkan dengan variabel input
BMI.
Gambar 17. Kurva himpunan fuzzy Tahap 4: Output 3 yaitu variabel GTT, AGE,
variabel AGE DPF, BMI akan dibandingkan dengan variabel
input HSI.
3.2.3.2 Pemodelan Adaptive Neuro Fuzzy Tahap 5: Output 4 yaitu variabel GTT, AGE,
Inference System (ANFIS) DPF, BMI, HSI akan dibandingkan dengan
Pemodelan IF-THEN rule pada ANFIS variabel input DBP.
digunakan untuk menentukan kondisi diabetes Tahap 6: Output 5 yaitu variabel GTT, AGE,
seseorang yang terbagi kedalam 2 class yaitu DPF, BMI, HSI, DBP akan dibandingkan
Tidak Diabetes dan Diabetes. Untuk dengan variabel input NP.
pemodelan IF-THEN rule pada ANFIS Tahap 7: Output 6 yaitu variabel GTT, AGE,
menggunakan sistem fuzzy Takagi Sugeno DPF, BMI, HSI, DBP, NP akan dibandingkan
untuk mengambil keputusan berdasarkan rule dengan variabel input TSF.
(aturan) fuzzy IF-THEN dan fakta yang ada.
Model fuzzy Takagi Sugeno yang digunakan Aturan umum fuzzy Takagi Sugeno
adalah fuzzy Takagi Sugeno Kang yang dengan n rule fuzzy IF-THEN dihasilkan pada
Gambar 18.

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019 | 51

Gambar 18. Pemodelan IF THEN rule pada ANFIS

Untuk mengembangkan fungsi Dataset. Berdasarkan nilai BMR maka ER


optimisasi saran penyajian makanan berupa dihitung sesuai dengan tingkat aktivitas fisik
jenis makanan dan porsi yang baik bagi atau Physical Activitas Level (PAL) sehingga
penderita diabetes melitus yaitu dengan kebutuhan energinya (ER) adalah dengan
kondisi yang telah ditetapkan melalui proses menggunakan persamaan 3. Di mana ER
ANFIS sebelumnya akan dilakukan dengan adalah kebutuhan energi dan PAL adalah
menggunakan pendekatan Algoritma Genetika faktor PAL didasarkan pada aktivitas fisik
(GA). setiap individu.
3.2.3.3 Optimasi menu makanan sehat Untuk Nilai PAL yang diambil adalah
dengan menggunakan Algoritma untuk tingkat aktivitas ringan yaitu 1.375.
Genetika (GA) Selanjutnya adalah menghitung Total
Berdasarkan wawancara yang telah kebutuhan energi (ERtotal) yaitu dengan
dilakukan dengan dr. Tetty H, SpGK bahwa di menggunakan persamaan 4 – 6 sesuai dengan
dalam menentukan menu makanan untuk hasil BMI nya. Setelah didapatkan Total
penderita diabetes (diabetasi) harus dihitung kebutuhan energi (ERtotal) dalam sehari
terlebih dahulu jumlah kalori yang dibutuhkan (dalam satuan kalori) maka jumlah total kalori
dalam sehari atau disebut juga Energy tesebut akan di bagi tiga yaitu untuk
Requirement (ER). Untuk menghitung ER karbohidrat, protein dan lemak sesuai dengan
maka diperlukan nilai BMR (Basal Metabolic komposisi yang telah ditetapkan untuk
Rate). Nilai BMR ditentukan dengan penderita diabetes.
menggunakan Persamaan 1 dan 2. Setiap makanan yang dikonsumsi
Berat Badan (BB) dihitung dari BMI idealnya harus berisi makanan pokok, lauk
yang terdapat didalam data pima yaitu dengan pauk, sayuran dan buah-buahan yaitu
persamaan: tercapainya keanekaragaman pangan yang
BB  ( BMI  (TB) ) sesuai dengan isi 4 pilar gizi seimbang [1].
2
(19)
Makanan ini memiliki peran dalam
Untuk Tinggi Badan (TB) diasumsikan
memberikan kontribusi asupan energi, atau
dari tinggi badan rata-rata wanita yaitu 160 cm
dengan kata lain, total asupan energi
yang diubah kedalam satuan meter sehingga
disumbangkan oleh makanan pokok, lauk
menjadi 1.6 m, dan Usia diperoleh dari data
pauk, sayuran dan buah-buahan. Oleh karena
yang berasal dari database Pima Indian

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
52 | JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019

itu total asupan energi atau total energy intake MP : adalah nilai Energi makanan pokok
(TE) ditulis dengan persamaan berikut: LK : nilai Energi lauk
TE  x1MP  x2 LK  x3S  x4 B (20) S : nilai Energi sayuran
di mana, B : nilai Energi buah
Untuk contoh data makanan akan
x1 , x2 , x3 , x4 : adalah jumlah porsi, untuk ditunjukkan pada Tabel 5 di bawah ini:
makan pagi sebesar ½ porsi, makan siang dan
makan malam sebesar 1 porsi
Tabel 5. Contoh tabel data makanan
Komposisi Zat Gizi makanan per 100 gram
Nama
No Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan
(kkal) (g) (g) (g)
Makanan Pokok
1. Nasi 180 3 0.3 39.8
Nasi
2. Beras 149 2.8 0.4 32.5
Merah
. ….. …. …. …. ….
. ….. …. …. …. ….
37. Nasi tim 120 2.4 0.4 26
Lauk Pauk
Tahu
38. 115 9.7 8.5 2.5
goring
Rendang
39. 193 22.6 7.9 7.8
sapi
. …. …. …. …. ….
. …. …. …. …. ….
149 Mujahir
121 21.7 2.8 0.8
. pepes
Sayuran
150 Bayam
30 1.3 0.7 5.8
. kukus
151 Buncis
30 2.2 0.2 6.4
. rebus
. …. …. …. …. ….
. …. …. …. …. …..
262 Sayur
29 0.7 0.6 5
. asem
Buah
263
Apel 58 0.3 0.4 14.9
.
Mangga
264
indramay 72 0.8 0.2 18.7
.
u
. …. …. …. …. ….
. …. …. …. …. ….
312 Semangk
28 0.5 0.2 6.9
. a

Algoritma genetika (GA) digunakan MP : adalah Makanan Pokok yang


untuk optimasi komposisi bahan makanan bagi mempunyai indeks makanan
diabetasi berdasarkan kondisi yang telah 1-37
ditetapkan sebelumnya melalui proses ANFIS. LK : adalah Lauk Pauk yang
Untuk tahapan prosesnya adalah sebagai mempunyai indeks makanan 38-
berikut: 149
1. Inisialisasi kromosom sebanyak n, yaitu: S : adalah Sayuran yang
 MP1 LK1 S1 B1  mempunyai indeks makanan 150-
 MP LK 2 S2 B2 
262
 2 B : adalah Buah yang mempunyai
Chro   . . . .  indeks makanan 263-312
  Kromosom terdiri atas gen-gen
 . . . . 
yang disusun oleh empat variabel yang
 MPn LK n Sn Bn  akan memberikan kontribusi asupan
dimana: energi yaitu makanan pokok, lauk-pauk,
n : adalah jumlah kromosom sayuran dan buah. Lalu dari masing-
masing gen yang terdapat di setiap

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019 | 53

kromosom akan dirandom sesuai dengan 4. Parents selection atau seleksi induk.
batas maksimal indeksnya masing-masing Seleksi parents dilakukan dengan
yang artinya setiap angka yang dihasilkan membagi 2 dari total jumlah kromosom
dari proses random mewakili nama jenis yang telah terpilih melalui Roulete
makanan yang terdapat di dalam database Wheel Selection secara random yang
makanan. terdapat pada Gambar 19.
2. Evaluasi nilai fitness (fitness function)
dari masing-masing kromosom dengan Parent1 Parent2
menggunakan fungsi fitness. Dengan Chro1 …. ….. …..
demikian fungsi fitness untuk Chro2 ….. ….. …..
mengoptimalkan asupan energi adalah .. ….. ….. …..
selisih dari kebutuhan energi dan asupan .. …..
energi seperti yang ditunjukkan dalam .. …..
persamaan berikut: Chron …..
 1  Gambar 19. Parents selection
FV  max   (21)
 Error 
5. Ubah nilai gen yang terdapat di dalam
dimana,
masing-masing parents ke dalam
bilangan biner yang bertujuan untuk
2

 ERtotal  TEi 
n
mempertahankan diversity atau
i keanekaragaman. Untuk masing-masing
i 1
Error  gen akan diubah ke dalam 9 buah
n bilangan biner atau 9 bit, jadi total dalam
(22) 1 kromosom akan terdapat 4*9 = 36
dimana: bilangan biner atau 36bit seperti
FV: Fitness Function (Fungsi Fitness) ditunjukkan pada Gambar 20.
ERtotal : Total Energi Requirement
(Total Kebutuhan kalori per hari) (Pers.
4 - 6)
TE: Total Energy intake (Total asupan
energi) (Pers. 20)
n: Total set konsumsi makanan
Nilai fitness suatu kromosom
menggambarkan kualitas kromosom Gambar 20. Contoh mengubah
dalam pupulasi tersebut. Semakin tinggi kromosom terpilih ke dalam bilangan
nilai fitnessnya maka akan semakin baik biner
individu tersebut dan peluang untuk 6. Proses Crossover pada induk atau
terpilih dalam proses seleksi semakin parents yang terpilih untuk
besar. mendapatkan anak (offspring) dengan
3. Proses seleksi yaitu dengan menggunakan metode Single point
menggunakan metode Roulete Wheel crossover. Crossover dilakukan
Selection. Di dalam seleksi Roulete berdasarkan probabilitas atau
Wheel ini adalah dengan mencari nilai probability crossover (pc) dimana pc
probability dari masing-masing menentukan banyaknya kromosom yang
kromosom yang telah ditetapkan yang mengalami crossover. Misal nilai pc =
bertujuan untuk mencari fitness function 0.6. Range untuk nilai pc berkisar dari 0-
yang terbaik yaitu dengan cara membagi 1. Besarnya nilai pc ideal adalah di
nilai fitness dari masing-masing antara 0.4 sampai dengan 0.9 yang
kromosom dengan total nilai fitness. bertujuan agar tercapai keberagaman
Seleksi dijalankan pada kromosom [23]. Maka:
untuk menemukan mating pool yang Jc  pc * jumlah kromosom (23)
berisi kromosom terbaik yaitu yang dimana,
memiliki nilai fitness yang maksimal Jc : Jumlah kromosom yang akan
(terbesar). mengalami crossover

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
54 | JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019

Set angka random (Rn) sebagai proses pembelajaran, sehingga


pembanding dengan nilai pc. Jika Rn < perbandingan tadi akan menghasilkan
pc maka lakukan crossover. “output” yang dapat dijadikan ukuran
7. Proses mutasi untuk memastikan bahwa tingkat keberhasilan model ini [24].
keanekaragaman dari kromosom dalam Metode validasi dan evaluasi yang akan
suatu populasi tetap terjaga yaitu dengan digunakan adalah dengan membagi secara
mengganti nilai gen dari 0 ke 1 atau random sebesar 80% data latih atau
sebaliknya. Yang diperlukan dalam training dan 20% data uji atau testing. Data
melakukan mutasi adalah peluang yang digunakan dalam proses
mutasi atau probability mutation (pm) pembangunan model disebut data latih,
yaitu menentukan sejumlah gen yang sedangkan data yang akan digunakan
dilibatkan dalam proses mutasi. untuk memvalidasi model disebut sebagai
Misalnya nilai pm adalah 0.8 maka: data uji.
Bm  pm * jumlah kromosom * jumlah gen (24) Software yang digunakan untuk
dimana, melakukan training (pembelajaran) dan
Bm : Banyak gen yang akan testing (pengujian) menggunakan
mengalami mutasi MATLAB versi R2013a. Eksperimen pada
proses training dan testing dengan
8. Menjadikan kromosom anak hasil menggunakan ANFIS akan dilakukan
proses Crossover dan Mutasi sebagai sebanyak 5 kali percobaan pada masing-
Populasi baru. masing nilai epoch yang berbeda-beda.
9. Ubah kromosom ke dalam bentuk Pada proses optimasi menu makanan sehat
desimal. dengan menggunakan GA akan dilakukan
10. Mengembalikan range MP, LK, S dan B eksperimen sebanyak 5 kali percobaan dari
ke dalam range yang benar. masing-masing nilai parameter generasi
11. Lakukan proses 2 hingga tercapai yang berbeda.
maksimum iterasi.
12. Ubah atau convert nilai numerik hasil IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
proses GA ke dalam menu makanan,
dimana nilai numerik menunjukkan 4.1 Hasil dari Pemodelan pada ANFIS
indeks makanan. Pemodelan IF-THEN rule pada ANFIS
13. Populasi baru yang dihasilkan adalah dilakukan terhadap data Pima Indian Diabetes
berupa kombinasi menu makanan yang Dataset yang berjumlah 768 record. akan
telah dioptimasi atau yang memiliki nilai dibagi menjadi:
gizi yang paling optimal dengan a. 80% data training (proses
menggunakan Algoritma Genetika. pembelajaran) untuk pembentukan
model sebanyak 614 data.
3.2.4 Validasi dan Evaluasi b. 20% data testing (proses validasi data)
Proses validasi dan evaluasi untuk pengujian model sebanyak 154
dilakukan terhadap model untuk melihat data.
apakah model yang telah dibangun sesuai Variabel yang akan digunakan
dengan kriteria kesehatan dan memenuhi berjumlah 8 variabel input dan 1 variabel
kebutuhan penderita DM. Setelah ANFIS output. 8 variabel input tersebut adalah:
menghasilkan sebuah model, maka model 1. NP adalah Number of times Pregnant
tersebut harus diuji validasinya terhadap (banyaknya jumlah kehamilan).
kriteria model yang dikehendaki. Tujuan 2. GTT adalah Plasma glucose
dari proses ini adalah untuk melihat concentration 2 hours in oral glucose
seberapa jauh keberhasilan ANFIS tolerance test (kadar gula darah 2 jam
melakukan pemodelan sistem. setelah konsumsi larutan glukosa).
ANFIS melakukan validasi model 3. DBP adalah Diastolic Blood Presure
ini dengan cara membandingkan output (Tekanan darah diastolic).
dari data yang telah dilakukan pada proses 4. TSF adalah Triceps Skin fold thickness
pembelajaran (data training), dengan (Ketebalan lipatan kulit triceps).
kumpulan data lain yang tidak dilakukan

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019 | 55

5. HSI adalah 2-hours serum insulin 5 kali percobaan untuk masing-masing epoch
(kadar insulin dalam darah 2 jam maka hasil yang didapat menunjukkan bahwa
setelah makan). dengan semakin banyak jumlah Epoch
6. BMI adalah Body Mass Index (Indeks (perulangan) yang diberikan maka nilai akurasi
Massa Tubuh) yang dihasilkan juga semakin tinggi dan lebih
7. DPF adalah Diabetes Pedigree akurat.
Fungtion (Fungsi riwayat diabetes Hasil output yang dihasilkan dari
dalam keluarga). pemodelan pada ANFIS memberikan hasil
8. AGE adalah Usia. yang continue yang artinya hasil tersebut
Sedangkan 1 variabel ouputnya adalah nilainya tidak berupa nilai diskrit (0 atau 1)
class variable yang bernilai 0 atau 1. 0 apabila tetapi berupa 0-0.5 untuk tidak diabetes dan
tidak diabetes dan 1 adalah diabetes. Dari ke-8 0.51-1 untuk diabetes yang nantinya akan
variabel input tersebut akan dibandingkan menjadi bobot penentu untuk menghitung nilai
secara bertahap, tahapannya terdiri dari 7 tahap fitness di dalam proses GA.
seperti yang telah dijelaskan pada Bab tiga. Hasil terbaik didapatkan pada epoch =
Dimulai dari variabel yang paling 2000 yaitu sebesar 89.1% untuk accuracy
berpengaruh di dalam menentukan diabetes training dan 72.1% untuk accuracy testing.
atau tidaknya seseorang sehingga urutannya Hasil akhir output yang diambil adalah yang
akan menjadi GTT, AGE, DPF, BMI, HSI, menghasilkan akurasi yang terbaik untuk
DBP, NP dan TSF. Setelah dilakukan training dilanjutkan ke langkah berikutnya yaitu
dan testing terhadap data pima secara bertahap optimasi menu makanan dengan menggunakan
maka didapatkan hasil akurasinya adalah GA.
seperti yang terdapat pada Tabel 6 dan Gambar
21 di bawah ini: 4.2 Hasil dari Optimasi Menu Makanan
Tabel 6. Hasil accuracy proses training dan Sehat dengan Menggunakan GA
testing pada ANFIS Untuk optimasi menu makanan sehat
Accuracy Accuracy dengan menggunakan GA dilakukan setelah
No. Epoch
Training Testing mendapatkan output dari pemodelan ANFIS.
1. 100 87 % 72.1 % Selanjutnya hasil output tersebut akan menjadi
2. 300 86.8 % 70.8 % bobot penentu untuk menghitung nilai fitness
3. 500 87.1 % 70.1 % didalam proses GA. Pada penelitian ini akan
4. 700 87.9 % 71.4 % dilakukan eksperimen dengan memberikan
5. 1000 87.8 % 72.1 % nilai untuk Jumlah kromosom = 10 dan Jumlah
6. 2000 89.1 % 72.1 % pasien = 10, Jumlah Generasi yang diberikan
akan dimulai dari 20 – 150. Selanjutnya akan
dilakukan eksperimen sebanyak 5 kali
percobaan dari masing-masing generasi dan
akan dilihat apakah pemenuhan nutrisinya
sudah mencapai optimal atau belum yang
artinya apakah sudah mencapai nilai fitness
yang maksimal. Berikut hasilnya terdapat pada
Tabel 7 dan Gambar 22. Untuk contoh daftar
menu makanan yang telah dioptimasi
menggunakan GA dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 7. Hasil optimasi yang dicapai


Pemenuhan nutrisi
No. Generasi
yang dicapai
1. 20 94.3 %
Gambar 21. Grafik hasil accuracy proses 2. 40 98.9 %
training dan testing pada ANFIS 3. 80 89.1 %
4. 100 93.5 %
Setelah dilakukan eksperimen dengan 5. 150 97.7 %
memberikan nilai epoch mulai dari 100, 300,
500, 700, 1000, 2000 yang dilakukan sebanyak

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
56 | JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019

Daun
100,00% Nasi Beras Pempek Mangga
98,90%
Pemenuhan nutrisi yang dicapai
singkon
7. Merah belida kwini
97,70% g ambon
98,00%
96,00% 94,30% Nasi Beras Pempek
Kacang
93,50% kedelai
94,00% 8. Merah adaan Salak bali
rebus
92,00%
Pemenuhan Pencok
90,00% 89,10% Nasi tim Gudeg Pisang raja
9. lele
nutrisi yang
88,00%
dicapai Pempek Toge
86,00% Nasi Tim Nanas
10. kulit goreng
84,00%

Tabel 8 di atas menunjukkan contoh


tabel daftar menu makanan yang telah
dioptimasi dengan menggunakan GA yaitu
sudah memenuhi gizi atau nutrisi yang optimal
Gambar 22. Grafik hasil optimasi yang dan tercapainya keanekaragaman makanan
dicapai sesuai dengan 4 pilar gizi seimbang. Untuk
pemberian snack diberikan di antara jam
Berdasarkan Tabel 7 dan Gambar 22 di makan sebanyak 3x dengan menu berupa buah-
atas, setelah dilakukan eksperimen dengan buahan sama dengan buah yang akan diberikan
memberikan nilai generasi mulai dari 20 – 150 di dalam menu makan besar.
yang dilakukan sebanyak 5 kali percobaan
untuk masing-masing generasi maka V. PENUTUP
didapatkan hasil terbaik untuk pemenuhan
nutrisi yang dicapai sebesar 98.9% dengan 5.1 Kesimpulan
nilai fitness tertinggi pada jumlah generasi 40, Kesimpulan yang didapat dari
jumlah kromosom 10, jumlah pasien 10 dan penelitian ini yaitu pemodelan pada ANFIS
kombinasi crossover rate dan mutation rate yang telah digunakan pada penelitian ini dapat
yaitu 0.6:0.8. Hasil akhir yaitu kromosom memberikan hasil dengan akurasi terbaik
terbaik yang menghasilkan menu makanan sebesar 89.1% untuk accuracy training dan
sehat yang memenuhi gizi atau nutrisi yang 72.1% untuk accuracy testing dengan epoch =
optimal dengan nilai fitness tertinggi. 2000 untuk menentukan diabetes atau tidaknya
Tabel 8. Contoh menu makanan yang sudah seseorang. Hasil output yang dihasilkan dari
dioptimasi menggunakan GA pemodelan pada ANFIS memberikan hasil
Makanan Lauk- yang continue yang artinya hasil tersebut
No. Sayuran Buah
Pokok Pauk
nilainya tidak berupa nilai diskrit (0 atau 1)
Kacang
1.
Nasi tetapi nilainya berupa 0-0.5 untuk tidak
Rames Teri belado Tanah Salak bali
Rebus diabetes dan 0.51-1 untuk diabetes yang
Pindang Peterseli Apel nantinya akan menjadi bobot penentu untuk
2. Mie Celon
Layang menghitung nilai fitness di dalam proses GA.
Mujahir Daun Hasil terbaik yang didapatkan dari
Nasi Beras Mangga
acar singkon
3. Merah
kuning g ambon
Indramayu proses GA adalah sebesar 98.9% untuk
pemenuhan nutrisi yang dicapai dengan nilai
Denden
Kacang
fitness tertinggi pada jumlah generasi = 40,
Nasi g itik Sawo duren jumlah kromosom = 10, jumlah pasien = 10
4. panjang
Rames alabio
dan kombinasi crossover rate dan mutation
Telur rate yaitu 0.6:0.8. Hasil akhir yang diperoleh
Kemban adalah kromosom terbaik yang menghasilkan
Pundut ayam Jeruk manis
5. g turi
Nasi dadar menu makanan sehat bagi penderita diabetes
yang memenuhi gizi atau nutrisi yang optimal
Nasi Beras Pempek Rebung Mangga
6. Merah belida asam manalagi
dan tercapainya keanekaragaman makanan
sesuai dengan 4 pilar gizi seimbang seperti

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019 | 57

yang telah ditetapkan oleh Kementerian Measuring Calorie and Nutrition From
Kesehatan RI. Food Image, 63(8), 1947–1956.
[8]. Anthimopoulos, M., Dehais, J.,
5.2 Saran Shevchik, S., Ransford, B. H., Duke, D.,
Dalam penelitian ini perlu dilakukan Diem, P., & Mougiakakou, S. (2015).
beberapa peningkatan antara lain: Computer vision-based carbohydrate
1. Penyesuaian parameter pada ANFIS estimation for type 1 patients with
sehingga accuracy pada proses testing diabetes using smartphones. Journal of
dapat ditingkatkan. Diabetes Science and Technology, 9(3),
2. Untuk data makanan perlu adanya 507–515.
penambahan dari Tabel Komposisi [9]. Amine, E., Baba, N., Belhadj, M.,
Pangan Indonesia sehingga variasi Deurenbery-Yap, M., Djazayery, a.,
menu dapat lebih kaya dan beragam. Forrester, T., … Yoshiike, N. (2003).
3. Untuk data makanan sebaiknya di Introduction. DIET, NUTRITION AND
dalam Tabel Komposisi Pangan THE PREVENTION OF Chronic
Indonesia terdapat Ukuran Rumah Diseases: Report of a Joint WHO/FAO
Tangga (URT) untuk memudahkan Expert Consultation, 1–3.
peneliti membuat range porsi http://doi.org/0512-3054
makanan. [10]. Melfazen, O., Dachlan, H. S., &
Mustofa, A. (2012). Carbohydrate
DAFTAR PUSTAKA Counting untuk Penderita Diabetes
Mellitus dengan Terapi Insulin
[1]. Kemenkes RI. (2014). infodatin- Menggunakan Algoritma Koloni Lebah
diabetes.pdf. Buatan, 6(1), 29–36.
[2]. Wulandhari, L. A., & Kurniawan, A. [11]. American Diabetes Association. (2014).
(2016). Genetic Algorithm Approach in Standards of Medical Care in Diabetes
Optimizing the Energy Intake for Health d 2014 (Vol. 37).
Purpose. In Artificial Intelligence [12]. PERKENI. (2011). Buku Panduan
Perspectives in Intelligent Systems (pp. Konsensus Pengendalian dan
191–201). Springer Pencegahan Diabetes Melitus Type 2.
[3]. Cipto, I. G. P. R. S. D. (2006). [13]. Mahan, L. K., & Raymond, J. L. (2016).
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Krause’s food & the nutrition care
Indonesia. Penuntun Diet. Jakarta: PT process. Elsevier Health Sciences.
Gramedia Pustaka Utama. [14]. Whyte, G., Loosemore, M., & Williams,
[4]. Lesmana, I. P. D. (2012). C. (2015). ABC of sports and exercise
Pengembangan Decision Tree J48 medicine. John Wiley & Sons.
Untuk Diagnosis Penyakit Diabetes [15]. Engelbrecht, A. P. (2007).
Mellitus. Seminar Nasional Teknologi Computational intelligence: an
Informasi & Komunikasi Terapan, introduction. John Wiley & Sons.
(Semantik), 189–193. [16]. Kusumadewi, S. (2002). Analisis dan
[5]. Lee, C., Member, S., & Wang, M. desain sistem fuzzy menggunakan
(2011). A Fuzzy Expert System for Toolbox Matlab. Graha Ilmu,
Diabetes Decision Support Application. Yogyakarta.
IEEE International Conference on [17]. Jang, J.-S. R., Sun, C.-T., & Mizutani, E.
Evolutionary Computation, 41(1), 139– (1997). Neuro-fuzzy and soft
153. computing; a computational approach to
[6]. Virtual, C., & Sciences, N. (n.d.). learning and machine intelligence.
CLOUD BASED VIRTUALIZATION [18]. Jang, J. R. (1993). ANFIS : Adap tive-
FOR A CALORIE MEASUREMENT Ne twork-Based Fuzzy Inference
E- HEALTH MOBILE APPLICATION System, 23(3).
Sri Vijay Bharat Peddil, Abdulsalam [19]. Chikezie, C. U., Olowosulu, A. T., &
Yassinel, Shervin Shirmohammadil,2. Abejide, O. S. (2013). Multiobjective
[7]. Pouladzadeh, P., Shirmohammadi, S., optimization for pavement maintenance
Member, S., & Al-maghrabi, R. (2014). and rehabilitation programming using

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901
58 | JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL 12 NO. 1, APRIL 2019

genetic algorithms, 5(4), 76–83. 2089224-overview [2017, Feb 24]


[20]. Varney, H., Kriebs, J. M., & Gegor, C. [23]. Coley, D. A. (1999). An introduction to
L. (2007). Buku ajar asuhan kebidanan. genetic algorithms for scientists and
Jakarta: Egc. engineers. World Scientific Publishing
[21]. Jonas, W. B. (2005). Dictionary of Co Inc.
complementary and alternative [24]. Nilawati, L., Wahyudi, M., Informatika,
medicine. Journal of Alternative & M., Selatan, J., Komputer, I., & Selatan,
Complementary Medicine, 11(4), 739– J. (2015). Penilaian properti
740. menggunakan metode anfis. Konferensi
[22]. Buppajarntham, Saranya. Department of Nasional Ilmu Pengetahuan Dan
Internal Medicine, A. E. M. C. (2014). Teknologi, 127–132.
Reference Range of Insilin Levels.
http://emedicine.medscape.com/article/

Lili Ayu W., dkk: Deteksi Diabetes .... 39-58 p-ISSN 1979-9160 | e-ISSN 2549-7901

You might also like