Professional Documents
Culture Documents
1
Fenti Hanifah
2
Shirley E. S. Kawengian
1
Elita Tambunan
1
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: fentihanifah32@gmail.com
Abstrak: Gingivitis merupakan reaksi inflamasi dari gingiva yang disebabkan oleh akumulasi
biofilm pada plak di sekitar margin gingiva dan respon peradangan terhadap bakteri. Status
gizi dipengaruhi oleh asupan gizi makronutrien dan mikronutrien yang seimbang. Gizi kurang
dapat menyebabkan gangguan fungsi dan struktur jaringan lunak mulut sehingga pembentukan
plak meningkat yang menjadi penyebab awal gingivitis. Penelitian ini betujuan untuk
mengetahui hubungan antara status gizi dengan gingivitis. Jenis penelitian ialah analitik
dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel menggunakan total populasi sebanyak 77
mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi. Status gizi
diukur menggunakan rumus perhitungan IMT dan pemeriksaan rongga mulut dilakukan untuk
melihat ada tidaknya gingivitis. Hasil penelitian menunjukkan 46,8% mahasiswa mengalami
gingivitis. Penentuan status gizi berdasarkan IMT mendapatkan sampel kategori kurus
(19,5%), normal (65%), berat badan lebih (9%), dan obesitas (6,5%). Hasil analisis bivariat
menggunakan uji Chi-square menunjukkan nilai P = 0,000 (0,000 <0,05). Simpulan:
Terdapat hubungan bermakna antara status gizi dengan gingivitis pada mahasiswa Program
Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi.
Kata kunci: status gizi, gingivitis
27
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 6 Nomor 1, Januari-Juni 2018
yang diikuti oleh 189 negara dengan menderita penyakit gigi dan mulut meliputi
mengeluarkan deklarasi yang dikenal karies gigi dan penyakit jaringan peri-
dengan The Millenium Development Goals odontal.6 Penyakit periodontal memiliki
(MDG’s) yang berakhir pada tahun 2015. prevalensi cukup tinggi yang banyak
Dengan berakhirnya era MDGs, maka saat diderita oleh manusia hampir diseluruh
ini telah memasuki era sustainable develop- dunia dan mencapai 50% dari jumlah
ment goals (SDGs).1 Salah satu goals dari populasi dewasa. Di Indonesia penyakit
SDGs ialah “tidak ada kelaparan” (zero periodontal menduduki urutan kedua utama
hunger), yaitu mengakhiri kelaparan dan yang masih merupakan masalah di masya-
segala bentuk kekurangan gizi tahun 2030 rakat dengan prevalensi penyakit peri-
serta menjamin akses universal dengan odontal usia semua kelompok usia di
kecukupan makanan bergizi sepanjang Indonesia sebesar 96,58%.7 Penyakit peri-
tahun.2 odontal yang paling sering dijumpai yakni
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan keradangan gingiva atau gingivitis.8
Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, Gingivitis merupakan reaksi inflamasi
prevalensi penduduk dewasa kurus 8,7%, dari gingiva yang disebabkan oleh akumu-
normal 37,6%, berat badan lebih 13,5%, lasi biofilm pada plak disekitar margin
dan obesitas 15,4%. Prevalensi obesitas gingiva dan respon peradangan terhadap
penduduk laki-laki dewasa (>18 tahun) bakteri. Gejala klinis gingivitis ditandai
pada tahun 2013 sebanyak 19,7%, lebih dengan perubahan warna, perubahan ben-
tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan tahun tuk, perubahan konsistensi, perubahan
2010 (7,8%). Prevalensi obesitas pada tekstur, dan pendarahan pada gingiva.9
perempuan dewasa (>18 tahun) sebesar Status gizi dipengaruhi oleh asupan
32,9%, naik 18,1% dari tahun 2007 gizi makronutrien dan mikronutrien yang
(13,9%), dan 17,5% dari tahun 2010 seimbang. Akibat gizi kurang dalam rongga
(15,5%). Kecenderungan status gizi dewasa mulut yaitu gangguan fungsi dan struktur
menurut IMT tidak terlalu banyak perubah- jaringan lunak mulut, terutama pada ujung
an, status gizi normal dari tahun 2007 ke bibir, lidah, palatum, dan pada gigi
tahun 2013 (<40%).3 sehingga pertumbuhan mikroba dalam
Asupan zat gizi sangat penting dan celah gingiva meningkat oleh terjadinya
mendasar dalam kehidupan manusia yang penguraian makanan di sekitar gigi.10
berfungsi sebagai penghasil energi, pemba- Penelitian yang dilakukan oleh Suhail
ngunan, memelihara dan mengatur proses dan Al-Obaidi di Iraq pada tahun 2014
kehidupan. Pada saat ini Indonesia menga- menyatakan bahwa status gizi memiliki
lami masalah gizi ganda yaitu masalah hubungan bermakna dengan kondisi
kekurangan gizi dan kelebihan gizi yang periodontal.11 Survei awal pada mahasiswa
berdampak pada penurunan kualitas sum- Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
ber daya manusia (SDM) suatu bangsa dan (PSPDG) Universitas Sam Ratulangi
salah satu penyebab utama kematian di mendapatkan beberapa mahasiswa dengan
Indonesia.4 Kekurangan gizi terjadi akibat kondisi status gizi kurus, normal, berat
asupan gizi dibawah kebutuhan, sedangkan badan lebih dan obesitas tetapi belum
kelebihan gizi timbul karena asupan gizi pernah dilakukan penelitian tentang gingi-
melebihi kebutuhan.5 vitis sebelumnya. Penelitian ini bertujuan
Gigi dan mulut merupakan tempat untuk mengetahui hubungan antara status
awal masuknya kuman dan bakteri yang gizi dengan gingivitis pada mahasiswa
dapat mengganggu kesehatan organ tubuh PSPDG Universitas Sam Ratulangi.
lainnya, namun kesehatan gigi dan mulut
sering kali dijadikan prioritas yang kese- METODE PENELITIAN
kian bagi sebagian orang. Hasil Riskesdas Jenis penelitian ini ialah analitik
tahun 2013 Kementerian Kesehatan RI me- dengan desain potong lintang. Penelitian ini
nunjukkan bahwa 63% penduduk Indonesia dilaksanakan di Program Studi Pendidikan
28
Hanifah, Kawengian, Tambunan: Hubungan antara status gizi dengan gingivitis ...
Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi siswa berusia 19 tahun merupakan subyek
pada bulan Maret – April 2018. terbanyak yaitu 22 orang (28,56%) dan
Populasi dalam penelitian ini ialah yang paling sedikit yaitu mahasiswa
semua mahasiswa angkatan 2014-2017 di berusia 23 tahun sebanyak 1 orang (1,3%).
PSPDG Universitas Sam Ratulangi berda-
sarkan survei awal sebanyak 90 orang. Tabel 1. Distribusi subyek penelitian berdasar-
Metode pengambilan sampel yang diguna- kan usia
kan ialah total populasi yang memenuhi
Usia n %
kriteria inklusi sebanyak 77 orang. (tahun)
Pengumpulan data dilakukan dengan 18 13 16,89
pemeriksaan langsung terhadap subjek 19 22 28,56
penelitian. Data yang dikumpulkan yakni 20 18 23,36
nama lengkap, umur, dan jenis kelamin, 21 20 25,99
status gizi dan hasil pemeriksaan gingivitis. 22 3 3,9
Mahasiswa sebelumnya diberikan 23 1 1,3
informed consent, kemudian dilakukan Total 77 100
pengukuran berat badan menggunakan alat
timbangan badan dan pengukuran tinggi Hasil pengisian kuesioner yang
badan menggunakan stature meter. Hasil diberikan pada mahasiswa PSPDG
ukurnya dikategorikan menjadi empat Universitas Sam Ratulangi menunjukkan
kategori yaitu kurus <18,5; normal ≥18,5- bahwa semua subyek penelitian tidak
<24,9; berat badan lebih ≥25,0-<27,0; dan sedang menggunakan obat antikonvulsan
obesitas ≥27,0. Dilanjutkan dengan peme- (fenitoin, dilantin, DPH), dan seluruh
riksaan rongga mulut dengan menggunakan subyek yang berjenis kelamin perempuan
alat kaca mulut dengan membedakan yang memiliki siklus menstruasi teratur yaitu
mengalami gingivitis diberi tanda (√), yang sebanyak 63 orang.
tidak mengalami gingivitis diberi tanda (X) Untuk kebersihan mulut subyek
pada lembar pemeriksaan. penelitian didapatkan hasil berbeda-beda
Pengolahan data dilakukan mengguna- yakni terbanyak ditemukan subyek dengan
kan Statistical Product and Service frekuensi menyikat gigi 2 kali sehari seba-
Solution (SPSS). Analisis univariat diguna- nyak 75 orang (97,4%), dan paling sedikit
kan untuk mendeskripsikan masing-masing ditemukan pada frekuensi menyikat gigi 1
variabel serta disajikan dalam bentuk tabel. kali sehari sebanyak 2 orang (2,6%), se-
Analisis bivariat menggunakan uji statistik dangkan pada frekuensi menyikat gigi 3
Chi-square untuk menguji hubungan antara kali sehari tidak ditemukan.
status gizi dengan gingivitis. Untuk waktu menyikat gigi paling
banyak ditemukan pada subyek dengan
HASIL PENELITIAN waktu menyikat gigi saat pagi setelah
Penelitian ini dilaksanakan di kampus sarapan dan malam sebelum tidur sebanyak
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi 74 orang (96%), paling sedikit ditemukan
Universitas Sam Ratulangi, yang merupa- pada waktu menyikat gigi saat mandi pagi
kan salah satu Program Studi di bawah sebanyak 3 orang (4%); tidak ditemukan
naungan Fakultas Kedokteran Universitas subyek yang menyikat gigi pada saat mandi
Sam Ratulangi Manado. sore.
Subjek yang diteliti pada penelitian ini Berdasarkan teknik menyikat gigi pada
yaitu mahasiswa angkatan 2014-2017 yang subyek ditemukan paling banyak dengan
berusia ≥18 tahun sebanyak 77 orang teknik vertikal sebanyak 49 orang (63,6%),
terdiri dari mahasiswa perempuan sebanyak dan paling sedikit ditemukan dengan teknik
63 orang (81,83%) dan mahasiwa laki-laki menyikat gigi secara horizontal sebanyak
sebanyak 14 orang (18,17%). 11 orang (14,3%).
Tabel 1 menunjukkan bahwa maha- Hasil pemeriksaan gingivitis dilakukan
29
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 6 Nomor 1, Januari-Juni 2018
Tabel 4. Hubungan antara status gizi dengan gingivitis pada mahasiwa Program Studi Pendidikan
Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi
Status gizi Gingivitis OR dengan 95% CI
Ya Tidak Total Nilai P
n n n 0,000* 25,333
Tidak normal 24 3 27 (6,473-99,145)
Normal 12 38 50
36 41 77
30
Hanifah, Kawengian, Tambunan: Hubungan antara status gizi dengan gingivitis ...
kebersihan gigi dan mulut. Berdasarkan seimbang antara yang mengalami gingivitis
hasil kuesioner ditemukan hampir semua dan yang memiliki gingiva sehat masing-
subjek penelitian telah berperilaku menyi- masing sebanyak 11 orang (50%%), dan
kat gigi; untuk frekuensi menyikat gigi terjadi penurunan pada kategori yang
ditemukan hampir keseluruhan sampel 2 mengalami gingivitis sebanyak 7 orang
kali sehari sebanyak 75 orang (97,4%); (35%) pada usia 21 tahun. Hal ini mungkin
untuk waktu menyikat gigi paling banyak dikarenakan meningkatnya kesadaran sese-
ditemukan pada saat setelah makan pagi orang dalam menjaga kesehatan gigi dan
dan sebelum tidur malam sebanyak 74 mulut sesuai bertambahnya usia.13
orang (96%); dan untuk teknik menyikat Hasil penelitian yang dilakukan pada
gigi lebih dominan ditemukan dengan mahasiswa Program Studi Pendidikan
teknik menyikat gigi secara vertikal seba- Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi
nyak 49 orang (63,6%). Hal ini sejalan menunjukkan bahwa terdapat hubungan
dengan penelitian oleh Christiany et al.11 bermakna antara status gizi dengan
yang menyatakan bahwa sebagian besar gingivitis yang ditunjukkan oleh hasil uji
mahasiswa Program Studi Pendidikan chi-square dengan nilai P = 0,000 <0,05.
Dokter Gigi memiliki kebiasaan menyikat Pada penelitian ini ditemukan mahasiswa
gigi dengan teknik menyikat gigi vertikal yang mengalami gingivitis paling banyak
sebanyak 92,9%. Teknik menyikat gigi pada kategori status gizi tidak normal yaitu
vertikal dapat menyebabkan cedera pada kurus, berat badan lebih, dan obesitas,
jaringan periodontal. Hasil penelitian ini sebanyak 24 orang (Tabel 3). Hal ini dapat
didukung oleh Riskesdas tahun 20133 disebabkan oleh status gizi memengaruhi
tentang menyikat gigi setiap hari dan respon imunologi terhadap antigen bakteri
berperilaku benar menyikat gigi, di Provin- yang membantu mekanisme perbaikan
si Sulawesi Utara menunjukkan bahwa jaringan periodontal. Respon imunologi
hampir keseluruhan masyarakat menyikat tentunya saling berkaitan erat dengan gizi
gigi setiap hari sebanyak 95,3% namun yang cukup. Kekurangan zat gizi sangat
untuk menyikat gigi dengan teknik yang memengaruhi ketahanan kekebalan host
benar hanya ditemukan sebanyak 3,3%. terhadap pertumbuhan mikroba. Respon
Berdasarkan hasil pemeriksaan gingi- imunologi yang berkurang dapat memper-
vitis menurut jenis kelamin perempuan besar peluang kolonisasi mikroba dalam
merupakan jumlah terbanyak yaitu dari 63 rongga mulut sebagai penyebab penumpuk-
orang (81,83%) yang mengalami gingivitis an bakteri sehingga terbentuknya akumu-
sebanyak 39,7%. Jumlah ini empat kali lasi plak yang merupakan penyebab awal
lipat lebih banyak dari pada subyek laki- terjadinya berbagai penyakit periodontal
laki yang hanya berjumlah 14 orang antara lain gingivitis.14
(18,17%) dengan persentase yang menga- Hasil penelitian ini sejalan dengan
lami gingivitis sebanyak 78,6%. Hal ini penelitian yang dilakukan oleh Suhail dan
diduga karena perubahan hormon pada Al-Obaidi di Iraq yang menyatakan bahwa
perempuan berpengaruh terhadap jaringan gingivitis lebih banyak ditemukan pada
periodontal. Peningkatan kadar hormonal, kelompok yang kekurangan gizi dibanding-
terutama estrogen dan progesteron menye- kan dengan kelompok yang memiliki
babkan terjadinya perubahan permeabilitas kelebihan berat badan.11 Hasil penelitian ini
kapiler dan peningkatan aliran cairan juga sejalan dengan penelitian yang
gingiva sehingga terjadinya peningkatan dilakukan oleh Satria et al.15 di Kecamatan
risiko penyakit gingiva dan penyakit Tanete Rilau Kabupaten Barru yang
periodontal pada perempuan.12 menyatakan bahwa semakin mengarah ke
Hasil pemeriksaan gingivitis menurut normal berat badan seseorang akan
usia didapatkan subyek paling banyak pada memiliki sedikit peluang untuk mengalami
usia 19 dan 21 tahun, yang menunjukkan gingivitis begitupun sebaliknya. Faktor
bahwa pada usia 19 tahun terdapat jumlah penyebabnya ialah kalkulus yang banyak di
31
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 6 Nomor 1, Januari-Juni 2018
32
Hanifah, Kawengian, Tambunan: Hubungan antara status gizi dengan gingivitis ...
33