You are on page 1of 6

JKGT VOL.

2, NOMOR 2, DESEMBER (2020) 42-47

(Penelitian)
Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tingkat Kejadian Karies
Pada Anak Usia 5-12 Tahun
(Kajian Pada Pasien Rsgm Fkg Universitas Trisakti)

1
Gita Cahya Maulani, 2Dr. drg. Jeddy, Sp.KGA
1
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti
2
Departemen IKGA Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti
email: jeddy878@yahoo.com

ABSTRACT
Background: Dental caries is a major health problem affecting most of the world's population and is a multifactorial disease
caused by the host, microorganisms, substrate and time. Nutrition is very important in maintaining health, growth, and has a
relationship with nutritional status and dental caries. Obesity that occurs in children is a serious and emergency problem
because it can last into adulthood. Objective: the aim of this study is to determine the relationship of Body Mass Index with
caries incidence rates in children aged 5-12 years. Methods: This study is an observational analytic study with cross-sectional
design in children aged 5-12 years at Dental Hospital in Faculty of Dentistry Trisakti University in 2019 with a total sample of
85 children. BMI is measured by weight squared divided by height squared to assess the nutritional status of children, while the
def-t index and DMF-T index are used to assess the severity of caries. Results: The incidence rate of deciduous dental caries is
very high (def-t index 9.75) and the incidence rate of permanent dental caries is low (DMF-T index 1.27). Data analysis using the
Pearson correlation test showed there was no relationship between BMI and the incidence rate of dental caries because the p
value was > 0.05. Conclusion: There was no relationship between BMI with caries incidence rates in children aged 5-12 years
at Dental Hospital in Faculty of Dentistry Trisakti University.

Keywords: BMI, caries, def-t index, DMF-T index

PENDAHULUAN
Karies gigi menjadi masalah kesehatan utama sekolah di dunia mengalami karies.3 Dengan
yang mempengaruhi sebagian besar populasi dunia, besarnya prevalensi karies, WHO dan FDI
yang merupakan penyakit multifaktorial. Global menargetkan untuk kedepannya 50% dari anak usia
Burden of Disease Study 2016 memperkirakan 5-6 tahun bebas dari karies gigi dan anak usia 12
bahwa penyakit mulut mempengaruhi setidaknya tahun tidak ada lagi yang memiliki DMF-T > 3.2
3,58 miliar orang di seluruh dunia dengan karies Karies gigi merupakan suatu penyakit yang dapat
gigi permanen menjadi yang paling umum dari terjadi karena interaksi empat faktor penyebab yang
semua kondisi yang dinilai. Secara global saling mempengaruhi satu sama lain yaitu host,
diperkirakan 2,4 miliar orang menderita karies gigi mikroorganisme, substrat dan waktu.4,5 Faktor
permanen dan 486 juta anak menderita karies gigi risiko yang dapat meningkatkan terjadinya karies
sulung.1 yaitu kebiasaan buruk, lingkungan, dan asupan
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) makanan. Risiko terjadinya karies dapat meningkat
tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi karies apabila pengetahuan dan kesadaran diri tentang
di Indonesia mencapai 88,8% dengan indeks DMF- kebersihan gigi dan mulut kurang. Peran orang tua
T sebesar 7,1. Pada kelompok anak usia 5-9 tahun, diharapkan dapat mengurangi risiko karies pada
prevalensi karies sebesar 92,6% dengan indeks anak.6
DMF-T 0,7 dan pada kelompok anak usia 10-14 Pertumbuhan anak merupakan indikator
tahun prevalensi karies sebesar 73,4% dengan penting dalam status gizi dan kesehatan dan sudah
indeks DMF-T 1,8. WHO mengklasifikasikan diakui secara internasional.7 Nutrisi sangat berperan
prevalensi karies berdasarkan kelompok usia yaitu dalam pemeliharaan kesehatan, pertumbuhan, dan
anak usia 5 tahun yang mengalami karies sebesar memiliki hubungan dengan karies gigi. 8 Menurut
90,2% dengan indeks dmf-t 8,1 dan anak usia 12 WHO konsumsi gula yang tinggi adalah penyebab
tahun sebesar 72,0% dengan indeks DMT-T 1,9.2 utama kenaikan berat badan.9 Obesitas yang terjadi
WHO juga melaporkan bahwa 60-90% anak-anak pada anak-anak cenderung bertahan sampai dewasa

42
1
JKGT VOL.2, NOMOR 2, DESEMBER (2020) 42-47

sehingga menjadi masalah serius dan terus 70%. Penelitian ini berasal dari pemeriksaan klinis
mempengaruhi negara-negara berpenghasilan pasien usia 5-12 tahun di RSGM FKG Universitas
rendah hingga menengah, terutama di perkotaan. Trisakti yang melakukan perawatan pada tahun
Obesitas didefinisikan sebagai kondisi lemak 2019 dengan cara melakukan pemeriksaan berat
abnormal dan akumulasi berlebihan dalam jaringan badan, tinggi badan dan pemeriksaan gigi geligi
adiposa yang dapat mempengaruhi kesehatan.10,11 untuk mendapatkan indeks def-t/DMF-T. Data yang
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan diperoleh berskala numerik dan dianalisis dengan
pengukuran antropometrik dengan parameter berat uji korelasi Pearson. Penelitian ini sudah disetujui
badan (kg) dibagi dengan tinggi badan kuadrat oleh komisi etik FKG Universitas Trisakti dengan
(m2). Kategori IMT menurut WHO terdiri dari mengajukan ethical clearance.
kategori kurus dengan IMT sebesar 18,5 kg/m2,
normal sebesar 18,5-24,9 kg/m2, kelebihan berat HASIL
badan sebesar 25-29,9 kg/m2 dan obesitas sebesar Penelitian ini membutuhkan 85 sampel dan
30 kg/m2.12 Berdasarkan RISKESDAS 2018, status didapatkan 31 pasien laki-laki (36,47%) dan 54
gizi anak usia 5-12 tahun (IMT/U) di Indonesia pasien perempuan (63.53%) seperti pada Tabel 5.
memiliki prevalensi yaitu 2,4% sangat kurus, 6,8%
kurus, 70,8% normal, 10,8% gemuk, 9,2% Tabel 5. Distribusi Sampel
obesitas.2 Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)
Hubungan antara IMT dan karies pada anak-
anak telah diteliti diberbagai negara dengan hasil Laki-laki 31 36.47
yang bervariasi. Penelitian yang dilakukan pada
anak usia 6-11 tahun menunjukkan tidak terdapat Perempuan 54 63.53
korelasi antara kelebihan berat badan dengan karies
gigi, sedangkan kategori kurus memiliki hubungan Total 85 100%
dengan karies gigi sulung.13 Berdasarkan penelitian
di Kota Mekah pada anak usia 6-11 dan 12-17 1. Indeks Massa Tubuh
tahun hasilnya tampak menunjukkan korelasi yang Tabel 6. Distribusi kategori IMT berdasarkan jenis kelamin
kuat antara obesitas dengan prevalensi karies gigi. 14
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui hubungan IMT
dengan tingkat kejadian karies pada anak usia 5-12
tahun di RSGM FKG Universitas Trisakti.

BAHAN DAN METODE


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
observasional analitik dengan rancangan penelitian
potong silang pada anak usia 5-12 tahun di RSGM
FKG Universitas Trisakti tahun 2019 dilakukan
bagian IKGA pada 17 September - 7 November
2019. Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien
usia 5-12 tahun di RSGM FKG Universitas Trisakti
dan sampel yang digunakan yaitu pasien usia 5-12
tahun di RSGM FKG Universitas Trisakti yang Distribusi kategori IMT berdasarkan jenis
datang pada tahun 2019. Besar sampel penelitian kelamin yang ditunjukkan pada Tabel 6
85 sampel yang telah dihitung dengan rumus besar menunjukkan bahwa subjek dengan status IMT
sampel korelasi analitik. Kriteria inklusi penelitian kurus sebanyak 16 anak (18.83%) yang terdiri dari
ini yaitu pasien RSGM FKG Universitas Trisakti 4 anak laki-laki (4.71%) dan 12 anak perempuan
usia 5-12 tahun yang melakukan perawatan pada (14.12%). Subjek dengan status IMT normal
tahun 2019 dan telah mengisi informed consent sebanyak 57 anak (67.06%) yang terdiri dari 23
yang diberikan kepada orang tua/wali pasien. anak laki-laki (27.06%) dan 34 anak perempuan
Pasien yang memiliki kesehatan umum yang tidak (40%). Subjek dengan status IMT kelebihan berat
baik tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Alat badan sebanyak 5 anak (5.88%) yang terdiri dari 2
dan bahan yang digunakan terdiri dari masker, anak laki-laki (2.35%) dan 3 anak perempuan
sarung tangan, kaca mulut, probe WHO, pinset, (3.53%), sedangkan subjek dengan status IMT
timbangan, stature meter, alat tulis, kertas, obesitas sebanyak 7 anak (8.23%) yang terdiri dari
kalkulator, laptop, cotton roll, cotton pellet, alkohol 2 anak laki-laki (2.35%) dan 5 anak perempuan

43
2
JKGT VOL.2, NOMOR 2, DESEMBER (2020) 42-47

(5.88%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa Tabel 8. Distribusi kategori def-t dan DMF-T berdasarkan usia
jumlah anak dengan kategori normal terdapat lebih
dari setengah total sampel. Jumlah anak dengan
kategori IMT kelebihan berat badan dan obesitas
lebih sedikit dari pada jumlah anak dengan kategori
kurus.

Tabel 7. Distribusi kategori IMT berdasarkan usia

Hasil yang tertera pada Tabel 8 menunjukkan


bahwa anak usia 5-12 tahun memiliki indeks def-t
dan indeks DMF-T. Anak usia 5, 6, 7, 8 dan 9
tahun memiliki indeks def-t di atas 6,6 yang artinya
tingkat kejadian karies gigi sulung sangat tinggi.
Anak usia 5 dan 6 tahun memiliki indeks DMF-T
0.5 dan 0.3 yang termasuk kategori sangat rendah.
Anak usia 7, 8, 9 dan 10 memiliki indeks DMF-T
yang berada pada rentang 1.2-2.6 yang artinya
tingkat kejadian karies gigi permanen rendah. Anak
usia 11 dan 12 tahun hanya terdapat masing-masing
1 anak. Anak usia 11 tahun memiliki skor def-t 4
Distribusi kategori IMT berdasarkan usia yang sehingga indeks def-t 4 dan skor DMF-T 2 dengan
ditunjukkan pada Tabel 7 menunjukkan bahwa indeks DMF-T 2, sedangkan anak usia 12 tahun
anak usia 6, 7 dan 8 tahun lebih dominan memiliki skor def-t 2 dengan indeks def-t sebesar 2
dibandingkan usia lainnya. Anak dengan kategori dan skor DMF-T 4 sehingga indeks DMF-T juga
IMT kurus lebih banyak dialami oleh anak usia 6 sebesar 4.
tahun yaitu sebanyak 5 anak (5.88%). Anak dengan
Tabel 9. Distribusi kategori def-t dan DMF-T pada kategori
kategori IMT normal sebanyak 57 anak (67.06%) IMT
dengan persentase terbesar pada anak usia 7 tahun
yaitu sebanyak 19 anak (22.35%). Kelebihan berat
badan hanya dialami oleh anak usia 7 tahun
sebanyak 2 anak (2.35%) dan 8 tahun sebanyak 3
anak (3.53%), sedangkan obesitas hanya dialami
oleh anak usia 6, 7, 8 dan 10 tahun dengan total
sebanyak 7 anak (8.24%). Anak dengan kategori
IMT kurus, kelebihan berat badan dan obesitas
tidak ditemukan pada anak usia 11 dan 12 tahun.
Anak usia 11 dan 12 tahun hanya didapatkan
masing-masing 1 anak dengan kategori normal.

2. Karies Gigi
Karies gigi yang diteliti pada penelitian ini Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel
terdiri dari karies gigi sulung dan karies gigi 7 didapatkan indeks def-t secara keseluruhan
permanen dengan menggunakan indeks def-t untuk sebesar 9.75 yang artinya tingkat kejadian karies
gigi sulung dan indeks DMF-T untuk gigi gigi sulung sangat tinggi dan indeks DMF-T
permanen.

44
3
JKGT VOL.2, NOMOR 2, DESEMBER (2020) 42-47

sebesar 1.27 yang artinya tingkat kejadian karies makan di malam hari yang mengandung
gigi permanen rendah. Kategori kurus memiliki karbohidrat tinggi, minuman bersoda yang banyak
indeks def-t sebesar 9.19 dan indeks DMF-T mengandung glukosa dan makanan cepat saji yang
sebesar 1.25. Kategori normal memiliki indeks def- banyak mengandung lemak.10
t sebesar 10.26 dan indeks DMF-T sebesar 1.19. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa anak
Kategori kelebihan berat badan memiliki indeks dengan kategori kurus lebih banyak dialami oleh
def-t 8.6 dan indeks DMF-T 1.6. Kategori obesitas anak usia 6 tahun, kategori normal lebih banyak
memiliki indeks def-t sebesar 7.71 dan indeks dialami oleh anak usia 7 tahun, kelebihan berat
DMF-T sebesar 1.71. badan hanya dialami oleh anak usia 7 dan 8 tahun,
sedangkan obesitas lebih banyak dialami oleh anak
3. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan usia 8 tahun. Pada penelitian ini anak usia 6, 7 dan
Tingkat Kejadian Karies 8 tahun memiliki persentase yang lebih banyak
Hubungan antara IMT dengan tingkat kejadian sehingga kategori IMT lebih dominan
karies pada penelitian ini dianalisa dengan dibandingkan usia lainnya. Anak usia 11 dan 12
menggunakan uji korelasi Pearson dengan hasil tahun hanya didapatkan masing-masing 1 anak
seperti yang disajikan pada Tabel 10 di bawah ini. dengan kategori normal. Kelebihan berat badan dan
obesitas yang dialami oleh anak usia 7 dan 8 tahun
Tabel 10. Hasil uji korelasi Pearson IMT dengan def-t dan IMT mungkin disebabkan oleh asupan makanan
dengan DMF-T
terutama makanan yang mengandung karbohidrat
Correlations dan kurangnya konsumsi buah dan sayur. 17
IM DMF- Periode gigi pada anak-anak terdiri dari
T def-t T periode gigi sulung, periode gigi bercampur dan
periode gigi permanen. Karies gigi sulung diukur
IMT Pearson 1 -.127 .045 dengan indeks def-t, karies gigi permanen diukur
Correlation (r) dengan indeks DMF-T, sedangkan karies pada
periode gigi bercampur diukur menggunakan
Sig. (2-tailed) .247 .681
indeks def-t dan indeks DMF-T.18 Tingkat kejadian
N 85 85 85 karies telah diteliti pada anak usia 5-12 tahun yang
terdiri dari karies gigi sulung dan karies gigi
Variabel yang diolah berupa IMT, jumlah def-t permanen. Usia 5 dan 6 tahun merupakan periode
dan DMF-T. Hasil uji korelasi Pearson gigi sulung tetapi pada penelitian ini didapatkan
menunjukkan nilai p > 0.05 yang artinya tidak ada gigi permanen yang telah erupsi pada usia tersebut
hubungan antara IMT dengan def-t maupun DMF- sehingga indeks def-t dan indeks DMF-T dapat
T. dinilai. Tingkat kejadian karies gigi sulung sangat
tinggi pada anak usia 5 tahun dan menurun seiring
PEMBAHASAN bertambahnya usia karena telah tergantikan oleh
Penelitian yang telah dilakukan di RSGM FKG gigi permanen.
Universitas Trisakti mendapatkan anak dengan Pada penelitian ini didapatkan bahwa anak
kategori kurus sebanyak 16 anak (18.82%), normal dengan kategori IMT kurus memiliki indeks def-t
sebanyak 57 anak (67.06%), kelebihan berat badan sebesar 9.19, normal memiliki indeks def-t sebesar
sebanyak 5 anak (5.88%) dan obesitas sebanyak 7 10.26, kelebihan berat badan memiliki indeks def-t
anak (8.24%). Data tersebut menunjukkan bahwa sebesar 8.6, dan obesitas memiliki indeks def-t
anak-anak di RSGM FKG Universitas Trisakti sebesar 7.71. Berdasarkan hasil tersebut
mayoritas memiliki IMT normal, artinya makanan menunjukkan bahwa setiap kategori IMT memiliki
yang dikonsumsi sudah memenuhi standar gizi tingkat kejadian karies gigi sulung yang sangat
yang baik dan jumlah energi yang masuk sudah tinggi. Pada kategori normal jumlah gigi yang
seimbang dengan energi yang dikeluarkan. 15 mengalami karies di dalam mulut sebanyak 10 gigi,
Persentase anak dengan kategori kurus lebih tinggi sedangkan pada kategori obesitas jumlah gigi
dibandingkan kelebihan berat badan dan obesitas. sulung yang mengalami karies sebanyak 8. Hal ini
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan pada sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang
siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Tempuling, dilakukan sebelumnya yaitu jumlah gigi sulung
Indonesia menunjukkan hal serupa yaitu persentase yang mengalami karies menurun dengan
anak dengan kategori kurus lebih dominan meningkatnya IMT.19 Anak dengan kategori IMT
dibandingkan anak dengan kategori obesitas. 16 normal memiliki indeks def-t yang paling tinggi
Faktor yang menyebabkan kelebihan berat badan dibandingkan dengan kategori IMT lainnya. Hal
dan obesitas yaitu gaya hidup dengan kebiasaan tersebut menunjukkan bahwa berat badan bukanlah

4 45
JKGT VOL.2, NOMOR 2, DESEMBER (2020) 42-47

faktor yang menentukan kesehatan gigi dan mulut, yang sama karena berat badan yang tinggi bukanlah
melainkan pengetahuan orang tua dan anak itu faktor etiologis dalam perkembangan karies.
sendiri. Penelitian sebelumnya menemukan tidak ada
Penelitian ini menunjukkan bahwa anak hubungan antara obesitas dengan karies gigi pada
dengan kategori obesitas memiliki indeks def-t anak-anak di Spanyol karena IMT pada anak-anak
yang lebih rendah dibandingkan anak dengan dapat berubah seiring pertambahan usia. 24
kategori kurus. Hal ini mungkin disebabkan karena Sedangkan penelitian yang dilakukan pada anak-
frekuensi mengonsumsi kalori yang lebih sering anak di Saudi Arabia menunjukkan adanya
dan aktifitas yang sedikit menyebabkan terjadinya hubungan antara IMT dengan karies.23
penimbunan lemak. Anak dengan kategori obesitas Penelitian yang dilakukan pada anak usia 5-12
biasanya dialami oleh keluarga dengan status tahun di RSGM FKG Universitas Trisakti tidak
sosioekonomi yang tinggi sehingga mampu menunjukkan adanya hubungan antara IMT dengan
mengakses layanan kesehatan gigi dan mulut lebih karies berdasarkan hasil uji korelasi Pearson yang
baik dari pada anak dengan kategori kurus.20 menunjukkan nilai p > 0,05. Hal ini disebabkan
Nilai rata-rata karies gigi sulung (indeks def-t) oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
menunjukkan nilai tinggi yaitu sebesar 9.75 yang hubungan tersebut seperti pola makan, status
menunjukkan tingkat keparahan karies gigi sulung sosioekonomi, tingkat pengetahuan orang tua, gaya
sangat tinggi. Penyebab tingginya nilai indeks def-t hidup dan kebiasaan. Karies gigi dapat disebabkan
tersebut yaitu gigi sulung lebih rentan terhadap oleh malnutrisi yang menyebabkan gigi menjadi
karies karena pada gigi sulung struktur email dan lebih rentan terhadap karies karena produksi saliva
dentin lebih tipis serta tanduk pulpa lebih tinggi menurun. Faktor lain yang dapat memicu terjadinya
dibandingkan gigi permanen, sehingga lebih rentan karies yaitu kemampuan mengunyah yang buruk.
terhadap karies bila tidak menjaga oral hygiene Anak yang mengunyah dengan durasi yang lama
dengan baik.18 Hal lain yang mungkin berpengaruh menyebabkan gigi lebih lama terpapar karbohidrat
yaitu kurangnya pengetahuan orang tua tentang sehingga akan meningkatkan terjadinya karies.
kesehatan gigi dan mulut serta orang tua Apabila anak memiliki kebiasaan mengunyah
beranggapan bahwa gigi sulung tidak memerlukan makanan dengan durasi yang cepat akan
perawatan karena akan digantikan oleh gigi meningkatkan nilai IMT karena anak cenderung
permanen sehingga kesehatan gigi sulung kurang makan lebih banyak. Selain itu, status
diperhatikan.21 sosioekonomi dan tingkat pengetahuan orang tua
Rata-rata karies gigi permanen (indeks DMF- juga dapat memicu terjadinya karies. Status
T) pada penelitian ini sebesar 1.27 dengan tingkat sosioekonomi dan tingkat pengetahuan orang tua
keparahan yang rendah. Hal ini mungkin yang rendah menyebabkan anak akan kurang
disebabkan karena struktur lapisan email pada gigi mendapatkan akses pelayanan kesehatan gigi dan
permanen lebih kuat sehingga gigi permanen tidak mulut karena keterbatasan penghasilan dan
mudah rentan terhadap karies dibandingkan gigi pengetahuan orang tua tentang kesehatan.25
sulung walaupun anak tersebut sering Untuk melihat hubungan antara IMT dengan
mengonsumsi makanan berkarbohidrat tinggi.18 tingkat kejadian karies digunakan uji korelasi
Hubungan antara IMT dengan karies telah Pearson dan hasilnya tidak ada hubungan antara
diteliti diberbagai negara dan menunjukkan hasil IMT dengan karies baik def-t maupun DMF-T.
yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan di Tetapi tanda negatif pada korelasi IMT dengan def-
Amerika Serikat dan Eropa menjelaskan bahwa ada t menunjukkan hubungan terbalik antara IMT
hubungan antara IMT dengan karies yang dikaitkan dengan def-t yaitu apabila variabel IMT naik, maka
dengan tingkat sosioekonomi. Tingkat ekonomi variabel def-t turun. Hal ini dapat diartikan bahwa
yang tinggi dapat disertai dengan peningkatan semakin kurus seseorang maka tingkat kejadian
tingkat obesitas serta asupan energi dan lemak karies gigi sulung akan semakin tinggi. Begitupun
karena kemudahan memperoleh makanan. sebaliknya, semakin gemuk seseorang maka tingkat
Tingginya asupan makanan terutama karbohidrat kejadian karies gigi sulung semakin rendah.
dapat meningkatkan risiko terjadinya karies. 22
Berdasarkan ulasan sistematis, 48% penelitian tidak KESIMPULAN DAN SARAN
menemukan hubungan antara IMT dan karies gigi, Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas
35% menemukan hubungan positif dan 19% dapat disimpulkan bahwa tingkat kejadian karies
menemukan asosiasi negatif.23 Sejumlah penulis gigi sulung tinggi dengan indeks def-t sebesar 9.75
telah menemukan hubungan antara obesitas dan dan tingkat kejadian karies gigi permanen rendah
karies gigi pada anak-anak dan remaja. Namun, dengan indeks DMF-T sebesar 1.27 serta tidak ada
tidak semua studi menunjukkan kekuatan hubungan hubungan antara IMT dengan tingkat kejadian

46
5
JKGT VOL.2, NOMOR 2, DESEMBER (2020) 42-47

karies pada anak usia 5-12 tahun di RSGM FKG 10. Alswat K, Mohamed WS, Wahab MA, Aboelil AA. The
association between body mass index and dental caries:
Universitas Trisakti. cross-sectional study. J Clin Med Res. 2015;8(2):147–52.
Tingkat pengetahuan/pendidikan dan pekerjaan 11. Bhadoria A, Sahoo K, Sahoo B, Choudhury A, Sufi N,
orang tua berkaitan dengan status gizi dan tingkat Kumar R. Childhood obesity: Causes and consequences. J
kejadian karies pada anak. Peran orang tua sangat Fam Med Prim Care [Internet]. 2015;4(2):187–92.
Available from:
penting dalam kesehatan dan proses tumbuh https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4408699/
kembang anak sehingga pengarahan mengenai 12. Sperrin M, Marshall AD, Higgins V, Renehan AG, Buchan
kesehatan gigi dan mulut dan status gizi sangat IE. Body mass index relates weight to height differently in
diperlukan. Peneliti menyarankan untuk dilakukan women and older adults: Serial cross-sectional surveys in
England (1992-2011). J Public Heal (United Kingdom).
penelitian lebih lanjut mengenai hubungan IMT 2016;38(3):608–13.
dengan tingkat kejadian karies dengan data yang 13. Seid Ahmed TE, Abuaffan A. Correlation between body
lebih lengkap agar dapat menjelaskan hubungan mass index and dental caries among a sample of Sudanese
sebab akibat dengan kuat. children. Brazilian Dent Sci. 2015;18(3):42–51.
14. Ashour NA, Ashour AA, Basha S. Association between
Dokter gigi dan profesional medis perlu body mass index and dental caries among special care
memberikan penyuluhan mengenai kesehatan gigi female children in Makkah City. Ann Saudi Med.
dan mulut kepada orang tua agar orang tua lebih 2018;38(1):508–15.
memahami dan memperhatikan kesehatan gigi dan 15. Zakiyah F, Prijatmoko D, Novita M. Pengaruh status gizi
terhadap erupsi gigi molar pertama permanen siswa kelas 1
mulut anak. SDN di Kecamatan Wilayah Kota Administrasi Jember. e-
Jurnal Pustaka Kesehat. 2017;5(3):469–74.
UCAPAN TERIMA KASIH 16. Siregar YHW, Ernalia Y, Restuastuti T. Gambaran status
Terima kasih kepada RSGM FKG Usakti yang gizi pada siswa sekolah dasar di Desa Teluk Kiambang
Kecamatan Tempuling Kabupaten Indragiri Hulu. J
telah banyak membantu saat penulis melakukan Kesehat Masy. 2016;3(2):1–13.
penelitian. 17. Abril V, Manuel-Y-Keenoy B, Solà R, García JL, Nessier
C, Rojas R, et al. Prevalence of overweight and obesity
KONFLIK KEPENTINGAN among 6- to 9-year-old schoolchildren in cuenca, ecuador:
Relationship with physical activity, poverty, and eating
Tidak ada. habits. Food Nutr Bull. 2013;34(4):388–400.
18. Reddy ER, Rani ST, Manjula M, Kumar LV, Mohan TA,
DAFTAR PUSTAKA Radhika E. Assessment of caries status among
1. Vos T, Abajobir AA, Abbafati C, Abbas KM, Abate KH, schoolchildren according to decayed-missing-filled
Abd-Allah F, et al. Global, regional, and national teeth/decayed-extract-filled teeth index, International
incidence, prevalence, and years lived with disability for Caries Detection and Assessment System, and Caries
328 diseases and injuries for 195 countries, 1990-2016: A Assessment Spectrum and Treatment criteria. J Pedod Prev
systematic analysis for the Global Burden of Disease Dent. 2017;28(5):487–92.
Study 2016. Lancet. 2017;390(10100):1211–59. 19. Jing J, Liang JJ, Zhang ZQ, Chen YJ, Mai JC, Ma J, et al.
2. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018. Dental caries is negatively correlated with body mass
Lap Nas 2018. 2018;207–9. index among 7-9 years old children in Guangzhou, China.
3. Yang F, Zhang Y, Yuan X, Guo E, Ma N, Yu J, et al. BMC Public Health [Internet]. 2016;16(638):1–7.
Caries experience and its association with weight status Available from: http://dx.doi.org/10.1186/s12889-016-
among 8-year-old children in Qingdao, China. J Int Soc 3295-3
Prev Community Dent. 2015;5(1):52–8. 20. Sánchez-Pérez L, Irigoyen M, Zepeda M. Dental caries,
4. Cameron AC, Widmer RP. Dental Caries. 4th ed. Manton tooth eruption timing and obesity: A longitudinal study in
DJ, Cameron LH, editors. Handbook of Pediatric a group of Mexican schoolchildren. Acta Odontol Scand.
Dentistry: Fourth Edition. London: Mosby; 2013. 47–62 p. 2010;68(1):57–64.
5. Ramayanti S, Idral P. Peran makanan terhadap kejadian 21. Supriatna A, Fadillah RPN, Nawawi AP. Description of
karies gigi. Kesehat Masy. 2013;7(2):89–93. dental caries on mixed dentition stage of elementary school
6. Mustika MD, Carabelly AN, Cholil. Insidensi karies gigi students in Cibeber Community Health Center.
pada anak usia prasekolah di TK Merah Mandiangin Padjadjaran J Dent. 2017;29(3):153–7.
Martapura periode 2012-2013. Dentino J Kedokt gigi. 22. Paisi M, Kay E, Bennett C, Kaimi I, Witton R, Nelder R, et
2014;2(2):200–4. al. Body mass index and dental caries in young people: A
7. Bogale TY, Bala ET, Tadesse M, Asamoah BO. systematic review. BMC Pediatr. 2019;19(122):1–9.
Prevalence and associated factors for stunting among 6-12 23. Alghamdi AA, Almahdy A. Association Between Dental
years old school age children from rural community of Caries and Body Mass Index in Schoolchildren Aged
Humbo district, Southern Ethiopia. BMC Public Health. Between 14 and 16 Years in Riyadh, Saudi Arabia. J Clin
2018;18(653):1–8. Med Res. 2017;9(12):981–6.
8. Vanishree N, Narayan R, Naveen N, Anushri M, Vignesh 24. Almerich-Torres T, Montiel-Company JM, Bellot-Arcís C,
D, Neethi Raveendran M. Relationship of dental caries and Almerich-Silla JM. Relationship between caries, body
BMI among pre-school children of Bangalore city, India: a mass index and social class in Spanish children. Gac Sanit.
cross sectional study. Int J Community Med Public Heal. 2017;31(6):499–504.
2017;4(3):814–9. 25. Li L-W, Wong HM, Peng S-M, McGrath CP.
9. Martins RJ, Moimaz SAS, Silva MR, Saliba O, Garbin Anthropometric Measurements and Dental Caries in
CAS. Body mass index, dental caries and sugar intake in Children: A Systematic Review of Longitudinal Studies.
2-5 year-old preschoolers. Brazilian J Oral Sci. Adv Nutr. 2015;6(1):52–63.
2014;13(3):209–12.

47
6

You might also like