You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAHUAN DAN


PRAKTIK IBU DALAM PEMBERIAN MAKAN BALITA GIZI KURANG
(Studi Pada Ibu Balita Usia 12-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Bergas Kabupaten Semarang)

Novia Nursetiya Utomo*), Sri Achadi Nugraheni**) , M. Zen Rahfiludin**)


*)Mahasiswa Peminatan Gizi FKM UNDIP
**)Dosen Bagian Gizi FKM UNDIP
e-mail: novianursetiya@gmail.com

ABSTRACT

The nutritional problem of vulnerable toddlers is malnutrition. The impact of


malnutrition can affect the growth of children under five, immune system disorders,
the risk of developing infectious diseases increases and the risk of death. The
influencing factor is the lack of knowledge and practice of the mother in poor feeding.
Efforts to improve mothers' knowledge and practice in good feeding through nutrition
education. The type of this research is Quasy Experiment Design with Non
Equivalent Control Group design. The number of samples in each group is 35 people
with purposive sampling technique. Each group was given a pre test and then given
a home education nutrition education with a media booklet to the treatment group for
1 week, then post test for the two groups. Test for normality using Shapiro Wilk. Data
analysis used Paired t-test, Wilcoxon Signed Ranks Test, Independent t-test, Mann
Whitney and Chi Square. The results showed that there was an increase in
knowledge of good categories by 40% and an increase in maternal practice in
feeding good categories by 31.4%. Based on the Mann Whitney test there are
differences in knowledge (p = 0.001), maternal practice in feeding (p = 0.005),
energy sufficiency level (p = 0.002) and protein adequacy level (p = 0.001). The
conclusion of this study is that there is an influence of nutrition education on
increasing knowledge of the nutritional needs needed by toddlers. The suggestion
from this research is that mothers should increase their knowledge about the
nutritional needs of toddlers so that they can provide good practices to prevent
toddlers suffering from malnutrition.
Keyword : Nutrition Education, Nutritional Knowledge, Practices of Feeding,
Toddlers, Poor Nutrition

PENDAHULUAN
Balita merupakan usia sebelum memerlukan asupan gizi yang
anak awal, yaitu usia satu sampai 5 sesuai dengan kebutuhannya.1
tahun. Anak usia ini memiliki potensi Kebutuhan anak yang tidak terpenuhi
yang besar, tetapi potensi tersebut akan akan banyak menyebabkan masalah
muncul apabila mendapatkan perawatan kesehatan. Masalah balita rentan
makanan, kesehatan, perhatian, kasih terhadap masalah kesehatan gizi, pada
sayang dan pendidikan yang memadai. masa tersebut merupakan periode
Pertumbuhan seorang anak usia 12- penting dalam proses tumbuh kembang.
36 bulan sangat pesat sehingga Balita yang sedang mengalami proses

156
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pertumbuhan dengan pesat, Salah satu upaya yang perlu


memerlukan asupan zat makanan relatif dilakukan untuk meningkatkan
lebih.2 pengetahuan dan praktik ibu dalam
Apabila asupan yang dibutuhkan pemberian makan balita adalah
tidak memenuhi maka balita akan pendidikan gizi dan kesehatan dengan
memiliki status gizi kurang. Gizi kurang suatu media.7 Salah satu upaya yang
merupakan salah satu masalah dilakukan dengan memberikan suatu
malnutrisi yang membutuhkan perhatian media edukasi yaitu booklet. Booklet
khusus dan perlu penanganan sejak adalah media untuk menyampaikan
dini. Hal ini karena kondisi kurang gizi pesan kesehatan dalam bentuk buku.
dalam jangka lama dapat Booklet yang diberikan berisi materi-
mempengaruhi pertumbuhan balita, materi tumbuh kembang anak dari
gangguan sistem imun, dan risiko berbagai sumber pustaka sebagai
terkena penyakit infeksi meningkat serta panduan saat penyuluhan berlangsung
risiko terjadinya kematian pada balita. 1 dan juga digunakan untuk panduan
Status gizi kurang dapat dipengaruhi sehari-hari. Pendidikan diberikan
oleh beberapa faktor antara lain faktor khususnya untuk meningkatkan
langsung dan tidak langsung. Faktor pengetahuan ibu mengenai tumbuh
langsung terdiri dari asupan makan dan kembang anak. Pengetahuan ibu
penyakit infeksi. Reaksi yang akan mengenai makanan, akan membantu
timbul karena infeksi adalah nafsu ibu mencari alternatif dan variasi
makan menurun, diare, dan muntah makanan yang tepat dan disukai oleh
sehingga akan mengakibatkan balita8
berkurangnya asupan makan pada anak Hasil penelitian Vilda mengenai
dan mengakibatkan perubahan status model edukasi gizi berbasis e-booklet
gizi anak kearah gizi buruk.3 untuk meningkatkan pengetahuan gizi
Faktor selanjutnya adalah faktor ibu balita didapatkan hasil bahwa media
secara tidak langsung terdiri dari buklet dapat meningkatkan
ketahanan pangan keluarga, kesehatan pengetahuan gizi ibu pada kelompok
lingkungan, dan pola asuh orang tua perlakuan maupun kelompok kontrol.9
termasuk praktik dalam pemberian Hasil penelitian Setyawati menunjukkan
makan.4 Perilaku ibu dalam memenuhi bahwa pendidikan gizi menggunakan
nutrisi anak dipengaruhi beberapa faktor booklet dapat meningkatkan
antara lain, status sosial, pendidikan, pengetahuan ibu mengenai gizi pada
usia, pekerjaan dan pengetahuan.4 anak.10
Perilaku ibu yang masih rendah dapat Berdasarkan hasil studi pendahuluan
disebabkan karena kurangnya tingkat prevalensi kasus gizi kurang di
pengetahuan ibu tentang gizi dan kabupaten semarang tahun 2018 gizi
kurangnya kemampuan dalam kurang yaitu sebesar 5,48% atau 3117
menerapkan dalam kehidupan sehari- kasus. Angka kasus tertinggi yaitu
hari.5 Hal ini diperkuat dengan penelitian diwilayah kerja puskesmas Bergas
Sulistyowati yang menyatakan bahwa sebanyak 208 kasus atau sebesar
ada hubungan antara pengetahuan ibu 6,67% dan Puskesmas Leyangan 188
tentang makanan pendamping ASI kasus atau sebesar 6,03%.11
dengan status gizi balita umur 4-24 Masyarakat Bergas sebagian besar
bulan.6 memiliki pekerjaan di sektor industri,

157
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

antara lain sebagai pegawai atau Hal ini yang mendorong peneliti untuk
sebagai buruh pabrik. Hal tersebut juga meneliti adakah pengaruh pemberian
berlaku pada ibu-ibu balita yang juga pendidikan gizi terhadap pengetahuan
bekerja di sektor industri sebagai dan praktik ibu dalam pemberian makan
karyawan ataupun buruh pabrik. balita gizi kurang di wilayah kerja
Kesibukan ibu bekerja menyebabkan puskesmas Bergas Kabupaten
waktu mereka untuk memperhatikan Semarang.
perkembangannya balitanya terhambat.
intervensi untuk melakukan post test
METODE PENELITIAN pada responden dan recall 24 jam pada
Metode yang digunakan pada anak balita.
penelitian ini adalah jenis penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan menggunakan Quasy 1. Analisis Variabel Penelitian
Eksperiment Design dengan desain Non Tabel 1. Gambaran Karakteristik
Equivalent Control Group Desaign. Responden
Populasi penelitian ini adalah ibu yang Karakteristi Perlakua
Kontrol
memiliki anak gizi kurang usia 12-36 k n
bulan di wilayah kerja Puskesmas Responden N % N %
Bergas dan Puskesmas Leyangan yang Usia
berjumlah 270. Sampel dipilih dengan Dewasa 1 48,
metode purposive sampling dengan 29 82,9
Awal (26-35) 7 6
perhitungan rumus analitik berpasangan Dewasa
sehingga didapatkan jumlah sampel 1 51,
Akhir (36- 6 17,1
sebanyak 35 responden masing-masing 8 4
45)
kelompok perlakuan dan kontrol. Pendidikan
Data primer pada penelitian ini Tidak
berupa kuesioner tingkat pengetahuan, 0 0,0 0 0,0
Sekolah
praktik pemberian makan dan Recall 17,
Konsumsi Gizi 24 Jam. Analisis yang Lulus SD 9 25,7 6
1
dilakukan menggunakan uji Paired t– 1 54,
test, Wilcoxon Signed Ranks Test, Lulus SMP 15 42,9
9 3
Independent t-test dan Mann Whitney. 1 28,
Proses intervensi pendidikan gizi peneliti Lulus SMA 8 22,9
0 6
melakukan kunjungan pertama ke Lulus
rumah responden baik kelompok Perguruan 3 8,6 0 0,0
intervensi dan kelompok kontrol. Peneliti Tinggi
kemudian memberikan ethical Pekerjaan
clearance, informed consent, pre test Tidak 1 40,
kepada responden dan melakukan recall 17 48,6
bekerja 4 0
24 jam pada anak balitanya. 17,
Selanjutnya pada responden Buruh 2 5,7 6
1
kelompok intervensi diberikan materi Wiraswasta 2 5,7 2 5,7
mengenai pemberian makan balita 1 37,
dengan media booklet. Seminggu Karyawan 14 40,0
3 1
kemudian peneliti berkunjung ke Pendapatan Perkapita
responden baik kelompok kontrol dan Miskin (< Rp 20 57,1 1 42,

158
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

401.220) 5 9 dan gaya hidup sehari-hari, khususnya


Tidak miskin dalam hal kesehatan dan gizi.5
2 57,
(≥ Rp 15 42,9 Sebagian besar responden pada kedua
0 1
401.220) kelompok tidak bekerja 48,6% pada
Sumber Informasi Lain kelompok perlakuan dan 40% kelompok
Tidak 3 88, kontrol. Ibu yang bekerja tidak memiliki
29 82,9
mendapat 1 6 waktu yang cukup untuk mengasuh dan
Majalah 1 2,9 0 0 merawat anaknya sehingga anaknya
Televisi 1 2,9 0 0 dapat menderita gizi kurang.
Petugas 11, Pendapatan perkapita keluarga pada
4 11,4 4
Kesehatan 4 kelompok perlakuan tergolong miskin
Dukungan Keluarga 57,1% dibanding kelompok kontrol. Ibu
Tidak 1 45, yang tidak mendapatkan penghasilan
14 40,0
mendukung 6 7 yang cukup ada kemungkinan kurang
1 54, mencukupi kebutuhan gizi balita sehari-
Mendukung 21 60,0
9 3 hari, asupan nutrisi yang dikonsumsi
Sanitasi kemungkinan besar dapat
Tidak mempengaruhi status gizi balita,
14,
memenuhi 6 17,1 5 sehingga butuh pengawasan dari
3
syarat keluarga agar dapat memberikan
Memenuhi 3 85, asupan makanan yang cukup dan
29 82,9
syarat 0 7 bergizi.12
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan Sebagian besar responden pada
bahwa sebagian besar responden kedua kelompok tidak pernah mendapat
berusia 26-35 tahun pada kelompok informasi lain 82,9% kelompok
perlakuan dan 36-45 pada kelompok perlakuan dan 88,6% pada kelompok
kontrol. Usia seseorang akan kontrol. Sanitasi pada kedua kelompok
mempengaruhi terhadap daya tangkap memenuhi syarat 82,9% pada kelompok
dan pola pikir seseorang terhadap perlakuan dan 85,75 kelompok kontrol.
informasi yang diberikan. Usia juga Kedua kelompok mendapat
menjadi faktor penentu dalam tingkat dukungan dari keluarga 60% kelompok
pengetahuan, pengalaman, keyakinan perlakuan dan 54,3% kelompok kontrol.
dan motivasi sehingga umur Dukungan keluarga termasuk orangtua
mempengaruhi perilaku seseorang dan suami memberikan pengaruh
terhadap objek tertentu.5 kepada kondisi psikis ibu. Kondisi psikis
Tingkat pendidikan terakhir dapat mempengaruhi praktik ibu dalam
responden sebagian besar lulus SMP pemberian makan balita, misalnya
42,9% pada kelompok perlakuan dan kegelisahan, kurang percaya diri, rasa
54,3% pada kelompok kontrol. Tingkat tertekan dan berbagai bentuk
pendidikan akan sangat berpengaruh ketegangan emosional yang dapat
terhadap perubahan sikap dan perilaku menurunkan kepedulian terhadap
hidup sehat. Tingkat pendidikan yang anaknya.13
lebih tinggi akan memudahkan Tabel 2. Gambaran Karakteristik
seseorang atau masyarakat untuk dapat Subjek
menyerap suatu informasi dan Kelompok Kelompok
mengimplementasikan dalam perilaku Intervensi Kontrol

159
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

n % n % 3. Gambaran Tingkat Kecukupan


Usia Energi dan Tingkat Kecukupan
12-24 Bulan 1 2,9 2 5,7 Protein
25-36 Bulan 34 97,1 33 94,3 Tabel 4. Gambaran Tingkat TKE
Total 35 100,0 35 100,0 dan TKP
Jenis Kelamin Perlakuan Kontrol
Laki-laki 17 48,6 16 45,7 Katego N=35 N=35
Variabel
Perempuan 18 51,4 19 54,3 ri Pre Post Pre Post
Total 35 100,0 35 100,0 Persentase (%)
Defisit 0,0 0,0 2,9 17,1
Berdasarkan tabel 2. menunjukkan
bahwa usia balita pada kedua kelompok TKE Kurang 5,7 2,9 5,7 25,7
25-36 bulan. Kelompok intervensi Cukup 45,7 42,9 60,0 31,4
sebesar 97,1% kelompok kontrol Baik 48,6 54,3 31,4 51,4
94,35%. Sebagian besar jenis kelamin Total 100 100 100 100
subjek pada kedua kelompok adalah Defisit 2,9 2,9 8,6 25,7
perempuan. Kurang 14,3 14,3 14,3 25,7
TKP
2. Gambaran Pengetahuan dan Cukup 65,7 57,1 65,7 42,9
Praktik Sampel Penelitian Baik 17,1 25,1 11,4 5,7
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Total 100 100 100 100
Pengetahuan dan Praktik Pemberian
Makan Sebelum dan Sesudah Berdasarkan tabel 4. Menunjukkan
Intervensi bahwa terjadi peningkatan tingkat
kecukupan energi kategori baik dari
Perlakuan Kontrol
48,6% menjadi 54,3% pada kelompok
Katego N=35 N=35
intervensi dan terdapat peningkatak
Variabel
ri Pre Post Pre Posttingkat kecukupan protein kategori baik
Persentase (%) dari 17,1% menjadi 25,1% pada
Tingkat Kurang 68,6 28,6 62,9 45,7 kelompok intervensi. Terdapat
Pengeta penurunan tingkat konsumsi protein dari
huan Baik 31,4 71,4 37,1 54,3 11,4% menjadi 5,7% pada kelompok
Total 100 100 100 intervensi
100
Kurang 60,0 28,6 57,1 57,1 4. Perbedaan Tingkat Pengetahuan
Praktik
Baik 40,0 71,4 42,9 42,9pada Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol
Berdasarkan Tabel 3 hasil
Tabel 5. Perbedaan Tingkat
penelitian menunjukkan bahwa
Pengetahuan
pengetahuan kelompok perlakuan lebih
baik dibandingkan dengan kelompok Perlakuan Kontrol
Penget
kontrol setelah diberikan intervensi Mean±SD Mean±SD P
ahuan
pendidikan gizi media booklet. (min-max) (min-max)
Presentase peningkatan kategori baik 13,97±2,1 14,23±1,7
Pre 0,667b
tingkat pengetahuan dari 31,4% menjadi 62 (10-18) 84 (11-17)
71,4% pada kelompok perlakuan dan 17,37±1,9 14,29±2,0
Post 0,001b
37,1% menjadi 54,3% pada kelompok 72 (14-20) 37 (11-20)
kontrol. P = 0,000a P = 0,680a
Selisih 3,40±1,68 0,06±0,68 0,001b

160
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

4 (0-6) 4 (-1)-3 pendidikan gizi melalui media booklet,


a Wilcoxon Signed Rank Test, b Mann pengetahuan responden meningkat.
Whitney Hal ini didukung dengan penelitian
Hasil tingkat pengetahuan Nugraheni bahwa terdapat
menggunakan uji Mann-whitney test peningkatan pengetahuan ibu setelah
antara kedua kelompok menunjukan diberikannya penyuluhan gizi balita.15
bahwa tidak terdapat perbedaan yang Hal ini didukung juga dengan
signifikan pengetahuan di awal penelitian Apriani yang menyatakan
sebelum diberikan intervensi bahwa terdapat peningkatan
(p=0,667:p>0,05). Hal tersebut terjadi pengetahuan yang lebih besar pada
karena pada kedua kelompok belum kelompok wanita usia subur yang
pernah mendapatkan informasi mendapatkan pendidikan kesehatan
mengenai gizi dan pemberian makan dengan media booklet daripada wanita
anak. Ada perbedaan pada kedua usia subur yang mendapatkan
kelompok setelah diberikan intervensi pendidikan kesehatan dengan metode
(p=0,001;p<0,05). Ada perbedaan ceramah tanpa media booklet.16
selisih pengetahuan pada kedua 5. Perbedaan Praktik Pemberian
kelompok (p=0,001;p<0,05). Makan pada Kelompok Perlakuan
Hasil uji beda dengan Wilcoxon dan Kontrol
signed rank test menunjukkan terdapat Tabel 6. Perbedaan Praktik
perbedaan yang signifikan tingkat Pemberian Makan
pengetahuan pada kelompok Perlakuan Kontrol
perlakuan sebelum dan sesudah Praktik Mean±SD Mean±SD P
intervensi (p=0,001:p<0,05). Tidak (min-max) (min-max)
terdapat perbedaan tingkat 15,17±1,689 15,23±1,664
Pre 0,914b
pengetahuan pada kelompok kontrol (13-18) (13-19)
sebelum dan sesudah intervensi 16,25±1,221 15,11±1,778
(p=0,680;>0,05). Hal ini dikarenakan Post 0,005b
(14-18) (11-19)
jawaban post test pada kelompok P = 0,001a P = 0,194
kontrol tidak jauh berbeda dari 1,09±1,147 (-11) ±0,530
jawaban saat pre test di awal. Faktor Selisih 0,001b
(0-5) (-2)-1
lain yang mungkin terjadi yaitu pada a Wilcoxon Signed Rank Test, b Mann
kelompok kontrol tidak terlalu Whitney
memperdulikan jawaban yang benar Hasil analisis praktik pemberian
sehingga jawaban yang diberikan saat makan menggunakan uji Mann-whitney
post test sama dengan apa yang test antara kedua kelompok menunjukan
dijawab pada saat pre test. tidak terdapat perbedaan praktik
Pengetahuan merupakan sesuatu pemberian makan diawal sebelum
yang diketahui karena mempelajari diberikan intervensi (p=0,914;>0,05).
ilmu, melihat dan mendengar.14 Hal tersebut terjadi karena responden
Sebelum dilakukan pendidikan gizi pada kedua kelompok sudah lama
responden pengetahuan responden menerapkan pola pemberian makan
kurang. Sebelum pendidikan gizi, anaknya sehingga tidak begitu terdapat
responden tidak mengetahui mengenai perbedaan praktik pemberian makan.
kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan Ada perbedaan setelah diberikan
pada anak. Namun setelah diberikan intervensi antara kedua kelompok

161
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

(p=0,005;<0,05). Ada perbedaan selisih signifikan TKE pada kelompok


praktik pemberian makan antara kedua perlakuan sebelum dan setelah
kelompok (p=0,001;<0,05). intervensi (p=0,001;<0,05). Ada
Hasil uji beda dengan Wilcoxon perbedaan TKE pada kelompok kontrol
signed rank test menunjukkan terdapat sebelum dan setelah intervensi
perbedaan praktik pemberian makan (p=0,001;<0,05).
sebelum dan setelah intervensi pada Hasil Independent T-Test
kelompok perlakuan (p=0,001;<0,05). menunjukkan bahwa tidak terdapat
Setelah dilakukan intervensi terjadi perbedaan TKE pada kedua kelompok
peningkatan praktik ibu dalam frekuensi sebelum dilakukan intervensi
pemberian makan balita, peningkatan (p=0,753;<0,05). Setelah intervensi
praktik ibu dalam memperhatikan jadwal terdapat perbedaan TKE pada kedua
pemberian makan secara teratur, dan kelompok (p=0,002;>0,05).
peningkatan variasi pengolahan Peningkatan nilai rata-rata pada
makanan. kelompok intervensi yang terjadi karena
Peningkatan praktik pada kelompok makanan yang dikonsumsi subjek
intervensi dapat dipengaruhi dengan cenderung lebih banyak kuantitasnya
media booklet. Booklet akan setelah intervensi. Jenis makanan yang
memberikan kesan kepada pembaca dikonsumsi setelah intervensi juga
jika disajikan dengan gambar yang bertambah.19 Perbedaan tingkat
menarik sehingga booklet tidak formal konsumsi energi antara kelompok
dan kaku.17 Kelebihan booklet seperti intervensi dan kelompok kontrol dapat
dapat disimpan dalam waktu yang relatif disebabkan media booklet yang
lama, dapat dipelajari secara mandiri, diberikan setelah penyuluhan kelompok
dapat membantu media lain, selain itu intervensi lebih memperhatihan asupan
booklet juga memiliki kelemahan yaitu makanan yang dikonsumsi anaknya.
pembaca dituntut untuk memiliki 7. Perbedaan TKP pada Kelompok
kemampuan membaca.18 Perlakuan dan Kontrol
6. Perbedaan TiKE pada Kelompok Tabel 8. Perbedaan Tingkat
Perlakuan dan Kontrol Kecukupan Protein
Tabel 7. Perbedaan Tingkat Perlakuan Kontrol
Kecukupan Energi TKP Mean±SD Mean±SD P
Perlakuan Kontrol (min-max) (min-max)
TKE Mean±SD Mean±SD P 91,00±9,55 85,77±13,66
(min-max) (min-max) Pre (68,88- (47,60- 0,067b
98,62±11,86 95,33±10,01 114,36) 113,68)
Pre 0,753b
(77,99-125,33) (67,33-110,81) 92,31±12,0
77,99±13,85
103,89±15,87 88,13±17,75 9
Post 0,002b
Post (44,00- 0,001b
(67,83-110,81) (58,21-121,65) (68,88-
104,74)
0,001a 0,001a 114,36)
a
5,27±12,22 -7,19±12,16 0,001 0,303a
b
Selisih ((-24,74)- ((-30,91)- 0,001 1,30±7,38 -7,77±7,65
Selis
37,26) 11,98) ((-11,58)- ((-34,50)- 0,001c
ih
a Paired T-test, b Independent T-test 22,78) 11,40)
Hasil Paired T-Test menunjukkan a Paired T-test, b Independent T-test
bahwa terdapat perbedaan yang

162
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hasil Paired T-Test menunjukkan SIMPULAN


bahwa tidak terdapat perbedaan TKP Penelitian ini menyimpulkan :
pada kelompok perlakuan sebelum 1. Karakteristik responden sebagaian
intervensi (p=0,067;<0,05). Hasil besar berusia 29 tahun pada kedua
Independent T-Test menunjukkan kelompok. Tingkat pendidikan
bahwa terdapat perbedaan TKP pada responden terbanyak pada kedua
kedua kelompok sebelum dilakukan kelompok lulus SMP dan mayoritas
intervensi (p=0,001;<0,05). Ada responden bekerja. Berdasarkan
perbedaan tingkat kecukupan protein pendapatan perkapita kelompok
(p=0,001;<0,05) pada dua kelompok intervensi termasuk dalam kategori
setelah dilakukan intervensi. miskin dan tidak miskin pada
Tidak adanya perbedaan tingkat kelompok kontrol.
kecukupan protein pada kedua 2. Tidak ada perbedaan pengetahuan,
kelompok dapat disebabkan saat praktik pemberian makan, TKE dan
pengukuran pre test anak sedang TKP pada kedua kelompok sebelum
mengalami penurunan selera makan intervensi.
anak sehingga menyebabkan 3. Ada perubahan pengetahuan
penurunan asupan zat gizi energi dan setelah intervensi berdasarkan uji
protein. Selain itu keadaan ini juga Mann Whitney pada kedua
dapat disebabkan masih adanya balita kelompok (kelompok intervensi dan
yang konsumsi zat gizi yang belum kelompok kontrol) (p=0,001;<0,05).
memenuhi kebutuhan. Keadaan ini juga 4. Ada perbedaan praktik pemberian
dapat disebabkan masih adanya balita makan setelah intervensi
yang konsumsi zat gizi yang belum berdasarkan uji Mann Whitney pada
memenuhi kebutuhan. Kemungkinan kedua kelompok (kelompok
faktor lain yaitu selain hanya karena intervensi dan kelompok kontrol)
pengambilan data post test hanya (p=0,005;<0,05).
berselang satu minggu dari perlakuan 5. Ada perbedaan TKE sesudah
factor ibu juga berpengaruh dalam intervensi pada kedua kelompok
pemberian makan anaknya. (p=0,001;>0,05). Ada beda TKP
Hasil ini sejalan dengan penelitian sesudah intervensi pada kedua
Yurni terdapat perbedaan antara asupan kelompok (kelompok intervensi dan
energi, lemak dan karbohidrat pada pre- kelompok kontrol) (p=0,001;<0,05).
test dan post-test.21 Selain itu faktor 6. Pendidikan gizi dengan media
lingkungan cukup besar pengaruhnya booklet dapat meningkatkan 40%
terhadap pembentukan perilaku pengetahuan dan 31,4% praktik ibu
makan. Kebiasaan makan pada dalam pemberian makan balita.
keluarga sangat berpengaruh besar
terhadap pola makan seseorang,
kesukaan seseorang terhadap makanan DAFTAR PUSTAKA
terbentuk dari kebiasaan makan yang 1. Rapar VL, Rompas S, Ismanto
terdapat dalam keluarga. 22 AY, et al. Hubungan pola asuh
ibu dengan status gizi balita di
wilayah kerja puskesmas
ranotana weru kecamatan wanea
kota manado. 2014:1-7.

163
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

2. Anindita P. Hubungan tingkat pengetahuan gizi balita. J Inform


pendidikan ibu, pendapatan UPGRIS, Semarang. 2015.
keluarga, kecukupan protein & 11. Profil Kesehatan Kabupaten.
zinc dengan stunting (pendek) Profil Kesehatan Kabupaten
pada balita Usia 6 – 35 bulan Di Semarang 2016 Profil Kesehatan
Kecamatan Tembalang Kota Kabupaten Semarang 2016.
Semarang. 2012;1:1-10. 2016:1-62.
3. Santoso L. Kesehatan Dan Gizi. 12. Sukmawandari. Faktor- faktor
Jakarta: Rineka Cipta; 2004. yang berhubungan dengan status
4. Supriasa. N. D. H. Ilmu Gizi : gizi balita 1-5 tahun di desa klipu
Teori Dan Aplikasi. Jakarta: EGC; kecamatan pringapus, kabupaten
2016. semarang. 2015.
5. Susanti R, Indriati G, Utomo W. 13. Nurfitriani. Faktor-faktor yang
Hubungan pengetahuan ibu mempengaruhi keaktifan kader
tentang gizi dengan status gizi posyandu di Puskesmas tanete
anak Usia 1-3 Tahun. 2007:1-7. kecamatan bulukumpa kabupaten
6. Etik S. Hubungan pekerjaan ibu bulukumba tahun 2010. Skripsi.
balita terhadap status gizi balita di 2010.
posyandu prima sejahtera desa 14. Pratiwi YF, Puspitasari DI.
pandean kecamatan ngemplak Efektivitas penggunaan media
kabupaten boyolali tahun 2009. booklet terhadap pengetahuan
2009:1-17. gizi seimbang pada ibu balita gizi
http://eprints.ums.ac.id/41781/1/N kurang di kelurahan semanggi
askah Publikasi Nur Azikin kecamatan pasar kliwon kota
Rozali.pdf. surakarta. 2017;10(1):58-68.
7. Saidah N. Hubungan penyuluhan 15. Nugrahaeni DE. Pencegahan
gizi dengan status gizi, balita gizi kurang melalui
perkembangan fisik dan penyuluhan media lembar balik
psikososial balita (usia 2-5 tahun) gizi prevention of undernourished
didesa Penatarsewu children through nutrition
Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo education using nutrition flipchart.
Jawa Timur. 2010. 2018:113-124.
8. Ghazali. Pengembangan buklet doi:10.20473/amnt.v2.i1.2018.113
sebagai media pendidikan -124
kesehatan reproduksi pada 16. Apriani A. Perbedaan pengaruh
remaja tuna netra. Dep Ilmu pendidikan kesehatan dengan
Kesehat Masy Fak Kedokt Univ metode ceramah dibandingkan
Islam Indones Yogyakarta. 2008. booklet terhadap pengetahuan
9. Ana V, Setyawati V, Herlambang dan sikap tentang deteksi dini
BA. Model edukasi gizi berbasis kanker payudara pada wanita
e-booklet untuk meningkatkan usia subur di Kabupaten Magetan
pengetahuan gizi ibu balita. :86- Jawa Timur. Tesis. 2013.
94. 17. Nurfathiyah P. Pengaruh
10. Setyawati, Vilda Ana Veria BAH. penggunaan ilustrasi dan bahasa
Model edukasi gizi berbasis e- pada media buklet terhadap
booklet untuk meningkatkan peningkatan pengetahuan petani

164
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

di kabupaten muara jambi. J underweight balita umur 7-59


Penelit Univ Jambi Seri Sains, bulan. 2014;9(02):115-121.
Jambi. 2014. 21. Yurni AF, Sinaga T. Praktik
18. Suiraoka I Putu IDNS. Media membawa bekal menu seimbang
Pendidikan Kesehatan. anak. Media Gizi Indones.
Yogyakarta: Graha Ilmu; 2012. 2017;Vol. 11, N:183-190.
19. Irnani H, Sinaga T. Pengaruh 22. Perdani ZP, Hasan R. Hubungan
pendidikan gizi terhadap praktik pemberian makan dengan
pengetahuan , praktik gizi status gizi anak usia 3- 5 tahun di
seimbang dan status gizi pada pos gizi desa tegal kunir lor mauk.
anak sekolah dasar. 2016;(August).
2017;6(1):58-64.
20. Kurnia F. Faktor risiko

165

You might also like