You are on page 1of 9

KARAKTERISTIK PENDERITA GANGGUAN JIWA PENYALAHGUNAAN NAPA

(NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF) DI PANTI SOSIAL PAMARDI


PUTRA “INSYAF’ SUMATERA UTARA TAHUN 2014
Lamtiur Junita Bancin1,Rasmaliah2,Taufik Ashar2
1. Mahasiswa Peminatan Epidemiologi FKM USU
2. Staf Pengajar FKM USU

ABSTRACT
Mental disorders are psychological or behavioral disorders that occur in people,
generally related to affective disorders, behavior, thoughts, and perceptions One of type from
mental disorder according to Classification of Mental Disorder Diagnosis by health
department is a mental disorder drug abuse. Drug Abuse cases in the world reached 300
million in 2010
The aim of this research is to know the characteristic of mental disorder of drug
abuse in Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” SUMUT. Design of this research is case series
design and population is 120 data (total sampling)
Highest proportion of mental disorder of drug abuser at age group 15-25 (58,3%),
male (100%), Batak (53%), high school (70,5%), Student and Collegian (36%), Unmarried
Status (77%), Shabu (35%), multiple substance combination Shabu, Marijuana, and Alcohol
(30,8%), Behavioral disorder (50%), thought and behavioral disorder (50%), reason of
abusing drug with environment factor (70%), length of using ≤ years, pharmacotherapy and
psychotherapy treatment (69,2%), length of treatment ≥ 9 bulan, finishing treatment (67%. It
is significant between ages and length of using (p=0,000), treatment kind and substance
using (p=0,03), work with length of using (p=0,000), length of treatment and condition when
go home (p=0,000), drug kinds and early symptoms (p=0,000)
It is necessary that role for educational institutions, family and society environment,
in the growing of the children behavior. Therefore it is necessary to give early promotion and
socialization related to the danger of illcit drugs. Besides that, roles of social worker and
counselor are needed in rehabilitation for drug abuser especially the mental record in detail
and condition after finishing treatment. It will help to be a good material to evaluate in
improving rehabilitation services.

Keyword : Mental disorder, Narcotics, Psychotropic, and addictive substances abuser

PENDAHULUAN beradaptasi dengan lingkungannya


Kesehatan jiwa adalah adalah sehingga mampu melaksanakan peran
kondisi dimana seorang individu dapat sosial dengan baik (Surya,2011).
berkembang secara fisik, mental, spiritual, Ada sekitar 450 juta orang didunia
dan sosial sehingga individu tersebut mengalami masalah gangguan jiwa
menyadari kemampuan sendiri, dapat dimana 1 dari 4 keluarga di seluruh dunia
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara cenderung memiliki paling sedikit satu
produktif, dan mampu memberikan anggota keluarga yang mengalami
kontribusi untuk komunitasnya (UU no.18 gangguan jiwa (Halliwel, 2007).
tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa). WHO mencatat ada sebanyak
Seseorang dikatakan sehat jiwa 144.770 orang yang meninggal akibat
apabila terpenuhi kriteria memiliki gangguan jiwa pada tahun 2012 di benua
perilaku positif, tumbuh kembang dan Amerika. 52.519 orang di Negara Asean.
aktualisasi diri, memiliki integritas diri, (WHO,2012) Salah satu jenis gangguan
memiliki otonomi, memiliki persepsi jiwa menurut Pedoman dan Penggolongan
sesuai realita yang ada serta mampu Diagnosis Gangguan Jiwa adalah

1
gangguan jiwa karena penyalahgunaan Rumusan Masalah
NAPZA (Depkes RI, 1993). “Belum diketahui karakteristik penderita
Kasus Penyalahgunaan NAPZA di gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA
dunia mencapai angka 300 juta pada tahun (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif)
2010 dengan angka tertinggi di benua di Panti Sosial Pamardi Putra "Insyaf"
ASIA yang tercatat 127 juta kasus dan di Sumatera Utara tahun 2014”
benua Amerika tercatat 59 juta kasus.
Gangguan Penyalahgunaan NAPZA Tujuan Penelitian
menempati angka 39 juta kasus diseluruh “Mengetahui karakteristik penderita
dunia Penggunaan NAPZA menjadi gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA di
penyebab 0,8 persen kehidupan cacat Panti Sosial Pamardi Putra "Insyaf"
(World Drug report 2014) Sumatera Utara tahun 2014
Terdapat tiga provinsi dengan
kasus penyalahgunaan NAPZA tertinggi di Manfaat Penelitian
Indonesia pada tahun 2011 dan 2012 yaitu: Sebagai bahan informasi dan masukan
Jawa Timur sebanyak 7.749 kasus tahun bagi pihak di Panti Sosial Pamardi Putra
2011 dan 7.448 kasus tahun 2012, Jakarta "Insyaf" Medan dalam upaya memperbaiki
sebanyak 5.250 kasus tahun 2012, dan pencatatan, meningkatkan tindakan
Sumatera Utara sebanyak 2.671 kasus perawatan, pengobatan dan pelayanan
tahun 2011 dan 2.420 kasus tahun 2012 kesehatan bagi pasien gangguan jiwa
(Badan Narkotika Nasional 2013). bahan referensi dan masukan bagi pihak
Prevalensi gangguan jiwa secara yang membutuhkan dan yang ingin
nasional mencapai 5,6% dari jumlah melanjutkan penelitian tentang gangguan
penduduk, dengan kata lain menunjukkan jiwa penyalahgunaan NAPZA.
bahwa pada setiap 1.000 orang penduduk
terdapat lima sampai orang menderita Metode Penelitian
gangguan jiwa (Riset Kesehatan Dasar Penelitian ini bersifat deskriptif
2007). dengan menggunakan desain case series
Tercatat sebanyak 2.136 kasus untuk menggambarkan karakteristik
penderita gangguan mental dan perilaku penderita gangguan jiwa penyalahgunaan
karena penggunaan NAPZA di Rumah NAPZA di Panti Sosial Pamardi Putra
Sakit di Indonesia, dari 2.136 kasus "Insyaf" Medan tahun 2014. Populasi
terdapat 36 pasien yang meninggal penelitian ini adalah seluruh penyalahguna
(Direktorat Bina Upaya Kesehatan, NAPZA yang mendapat perawatan di
Kementerian Kesehatan, 2010). Panti Sosial Pamardi Putra "Insyaf" Medan
Sebagai bentuk kepedulian tahun 2014 sebanyak 120 orang. Data yang
terhadap angka yang terus meningkat, digunakan adalah data sekunder yang
salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) diperoleh dari kartu status penyalahguna
dari Direktorat Jenderal Pelayanan dan NAPZA yang berasal dari rekam medis,
Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI wawancara dengan staff Panti Sosial
yaitu Panti Sosial Pamardi Putra "Insyaf" Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara, dan
Medan atau yang dikenal dengan PSPP observasi ketika assessment. Data
"Insyaf" Medan memberikan kontribusi univariat dijelaskan secara deskriptif dan
dalam melaksanakan Pelayanan dan data bivariat dianalisa dengan uji Chi-
Rehabilitasi Sosial bagi korban Square, serta disajikan dalam bentuk
penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, narasi, tabel distribusi proporsi, diagram
Psikotropika, dan Zat Adiktif) yang bar, dan diagram pie.
meliputi : Bimbingan mental, sosial, fisik,
dan pelatihan keterampilan praktis.

2
Hasil dan Pembahasan NAPZA di PSPP “Insyaf”, proporsi yang
Tabel 1. Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita paling tinggi dengan umur 15-25 70
Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA di PSPP
“Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014 orang (58,3%) jenis kelamin laki-laki 120
orang (100%), suku Batak 64 orang
Karakteristik n=120 (53,3%), tingkat pendidikan,
Umur (tahun)
15-25 70(58,3%)
SMA/Sederajat 75 orang (62,5%),
26-35 50(41,75) pekerjaan pelajar/mahasiswa 43 orang
Jenis Kelamin (35,8%), Status perkawinan belum
Laki-laki 120 (100%)
Suku menikah 93 orang (77,5%), gejala awal
Melayu 12 (10%) adalah gangguan perilaku 60 orang (50%)
Batak 64(53,3%)
Jawa 32 (26,7%)
dan gangguan pikiran dan perilaku 60
Aceh 9 (7,5%) orang (50%), jenis zat tunggal (non-
Dll 3 (2,5%) multiple) sabu 42 orang (35%), kombinasi
Pendidikan
Tidak Sekolah 1 (0,8%) jenis zat yang dipakai terbesar sabu, ganja
SD/Sederajat 8 (6,7%) dan alkohol 37 orang (30,8%), alasan
SMP/Sederajat 27 (22,5%)
SMA/Sederajat 75 (62,5%)
memakai zat faktor lingkungan 84 orang
Akademi/PT 9 (7.5%) (70,0%), lama pemakaian zat tertinggi
Pekerjaan adalah ≤ 5 tahun 71 orang (59,2%),
Tidak Bekerja 15 (12,5%)
PNS/TNI/POLRI 8 (6,7%) pengobatan tertinggi farmakoterapi dan
Wiraswasta/Pedagang 38 (31,7%) psikoterapi 83 orang (69,2%), dan keadaan
Buruh/Karyawan Swasta 10 (8,3%)
Pelajar/Mahasiswa 43 (35,8%)
sewaktu pulang yaitu pulang selesai
Supir taxi 2 (1,7%) pengobatan 80 orang (66,7%).
Fotografer 3 (2,5%)
Penyanyi Kafe 1 (0,8%) Analisis Statistik
Status Perkawinan Tabel 2. Distribusi Proporsi Umur Penderita Gangguan
Belum Menikah 93 (77,5%) Jiwa Penyalahgunaan Napza Berdasarkan
Menikah 25 (20,8%) Jenis Zat Yang Dipakai, Lama Pemakaian Zat
Duda 2 (1,7%) dan Keadaan Sewaktu Pulang di PSPP
Gejala Awal “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014
Gangguan Perilaku 60 (50%) Umur (tahun)
Gangguan Pikiran dan Perilaku 60 (50%)
15-25 26-35 p
Jenis Zat yang Dipakai
f % f %
Sabu 42 (35%)
Jenis Zat yang
Ganja 7 (5,8%)
Sabu dan Ganja 15 (12,5%) Dipakai
Multiple (> 1 36 50,7 35 49,3 0,064
Sabu, Ganja dan Alkohol 37 (30,8%)
Jenis zat)
Sabu, Ganja dan Ekstasi 13 (10,8%)
Non Multiple (1 34 69,4 15 30,6
Sabu, Ganja,Alkohol dan Ekstasi 2 (1,7%)
Jenis zat)
Ganja dan Lem 3 (2,5%)
Ganja, Lem, Sabu dan Ekstasi 1 (0,9%) Lama Pemakaian
Zat (tahun)
Alasan Memakai Zat
≤5 60 84,5 11 15,5 0,001
Faktor Individu 32 (26,7%)
6-10 10 24,4 31 75,6
Faktor Lingkungan 84 (70%)
> 10 0 0 8 100
Faktor NAPZA 4 (3,3%)
Lama Pemakaian Zat (Tahun)
≤5 71 (59,2%) Keadaan Sewaktu
Pulang
6-10 41 (34,2%)
Pulang Selesai 40 50 40 50
> 10 8 (6,7%)
Pengobatan 0,015
Pengobatan
Pulang Tidak 30 75 10 25
Psikoterapi 37 (30,8%)
Selesai
Farmakoterapi dan Psikoterapi 83 (69,2%)
Pengobatan
Lama Perawatan (Bulan)
<9 42 (35%)
≥9 78 (65%)
Keadaan Sewaktu Pulang Tabel 2 menunjukkan bahwa
Pulang Selesai Pengobatan 80 (66,7%)
Pulang TidakSelesai Pengobatan 40 (33,3%) penderita gangguan jiwa penyalahgunaan
NAPZA yang menyalahgunakan zat
Dari tabel 1 diketahui bahwa dari 120 multiple maupun non multiple paling
penderita gangguan jiwa penyalahgunaan banyak pada kelompok umur 15-25 tahun.
Hal ini kemungkinan dipengaruhi jumlah
3
residen yang dirawat di panti sosial adalah yang tidak bekerja dengan lama pemakaian
kelompok umur 15-25 tahun. ≤ 5 tahun.
Hasil uji statistik menggunakan uji Adapun jenis pekerjaan pada
chi-square diperoleh nilai p>0,05 artinya penderita gangguan jiwa penyalahgunaan
tidak ada perbedaan yang bermakna antara NAPZA di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara
umur dan jenis zat yang dipakai. cukup beragam yaitu PNS, Polri,
Pada lama pemakaian zat Wiraswasta, Buruh, supir taxi, fotografer,
menunjukkan ngginya proporsi penderita dan penyanyi kafe.
gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA Hasil uji statistik dengan
yang terdapat pada lama pemakaian 6-10 menggunakan uji chi-square dengan
tahun dengan kelompok umur 26-35 tahun melihat nilai pearson chi-square diperoleh
sebesar 75,6% menunjukkan bahwa lama nilai p<0,05 artinya ada perbedaan yang
pemakaian hingga bertahun-tahun. Hal ini bermakna antara pekerjaan dan lama
mungkin dipengaruhi dengan pemakaian zat.
penyalahgunaan NAPZA yang dimulai
Tabel 4. Distribusi Proporsi Jenis zat yang dipakai
sejak usia remaja dan berlanjut hingga usia Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan
dewasa. Napza Berdasarkan Gejala Awal dan Keadaan
Sewaktu Pulang di PSPP “Insyaf” Sumatera
Hasil uji statistik menggunakan uji Utara Tahun 2014
chi-square diperoleh nilai p<0,05 artinya Jenis Zat yang Dipakai
ada perbedaan yang bermakna antara umur Multiple Non Multiple
(>1 jenis (<1 Jenis Zat) p
dan lama pemakaian zat. zat)
Pada Keadaan Sewaktu pulang f % f %
menunjukkan proporsi tertinggi pulang Gejala Awal
Gangguan 25 41,7 35 58,3
selesai pengobatan pada umur 15-25 tahun Perilaku 0,001
dan 26-35 tahun. Gangguan Pikiran 46 76,7 14 23,3
Hasil analisis statistik dengan dan Perilaku
Keadaan
menggunakan uji chi-square diperoleh Sewaktu Pulang
nilai p<0,05 yang artinya ada perbedaan Pulang Selesai 47 58,3 33 41,2 1
Pengobatan
yang bermakna antara keadaan sewaktu Pulang tidak 24 60 16 40
pulang dan umur. Selesai
pengobatan
Tabel 3. Distribusi Proporsi Pekerjaan Penderita
Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza Tabel 4 menunjukkan bahwa
Berdasarkan Lama Pemakaian Zat di
PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 penyalahgunaan NAPZA dengan zat
Pekerjaan multiple memberikan kontribusi tidak
Bekerja Tidak p hanya pada gangguan perilaku saja, namun
Bekerja
f % f %
lebih banyak pada gangguan keduanya
Lama yaitu gangguan pikiran dan perilaku.
Pemakaian Zat Adapun gejala awal yang tercatat pada
≤5 21 29,6 50 70,4 0,001
6-10 30 73,2 11 26,8 kartu status yaitu berasal dari pengamatan
> 10 7 87,5 1 12,5 ketika assestment awal dan wawancara
Keadaan dengan calon residen dan orangtuanya.
Sewaktu Pulang
Pulang Selesai 42 52,5 38 47,5 Adapun penuturan dari pihak
Pengobatan 0,272 keluarga yang pada awalnya mencurigai
Pulang Tidak 16 40 24 60
Selesai anaknya memakai NAPZA yaitu dengan
Pengobatan mengamati perubahan perilaku dan
gangguan pikiran dari anaknya seperti :
Tabel 3 menunjukkan bahwa membangkang, tidak perduli pada
distribusi proporsi penderita tertinggi keluarga, mudah marah, sering berbohong,
terdapat penderita yang bekerja dengan sering tersinggung, kasar, sering mencuri
lama pemakaian 6-10 tahun dan penderita uang dan barang berharga dirumah,

4
berbicara melantur, berrpikiran defensif pada lama pemakaian ≤ 5 tahun. Hasil uji
yaitu menyalahkan orang lain dengan statistik dengan menggunakan uji chi-
penuh kebencian, sekali-sekali dijumpai square diperoleh nilai p>0,05 artinya tidak
dalam keadaan mabuk, jalan ada perbedaan yang bermakna antara lama
sempoyongan, sering pulang larut malam pemakaian zat dan jenis zat yang dipakai.
dan marah saat ditanya kemana, prestasi Penderita yang pulang selesai
sekolah menurun drastis, sering pengobatan dengan lama pemakaian zat
membolos, dan orangtua kerap kali tertinggi ≤ 5 tahun. Hasil analisis statistik
mendapat surat panggilan atas perilaku dengan menggunakan uji chi-square
anak yang tidak menyenangkan seperti diperoleh nilai p>0,05 artinya tidak ada
merokok, ketahuan sedang dalam keadaan perbedaan yang bermakna antara lama
mabuk disekolah, memukul teman pemakaian zat dan keadaan sewaktu
sekolahnya pulang.
Hasil uji statistik dengan
menggunakan uji chi-square diperoleh Tabel 6. Distribusi Proporsi Jenis PengobatanPenderita
Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Napza
nilai p<0,05 artinya ada perbedaan yang Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai dan
bermakna antara jenis zat dan gejala awal. keadaan sewaktu pulang di PSPP “Insyaf”
Sumatera Utara Tahun 2014
Pada uji analisis statistik keadaan Pengobatan
sewaktu pulang dan jenis zat dengan Psikoterapi Farmakote
p
menggunakan uji chi square diperoleh rapi dan
Psikoterapi
nilai p>0,05 yang artinya tidak ada f % f %
perbedaan yang bermakna. Jenis Zat yang 16 22,5 55 77,5
Pada pekerjaan yang diuji analisis Dipakai 0,03
Multiple (>1 Jenis 21 42,9 28 57,1
statistik dengan menggunakan uji chi- Zat)
square di peroleh nilai p>0,05 artinya Non Multiple
( 1 Jenis zat)
tidak ada perbedaan yang bermakna antara Keadaan
keadaan sewaktu pulang berdasarkan Sewaktu Pulang
pekerjaan. Pulang Selesai 24 30 56 70 0,78
Pengobatan
Pulang Tidak 13 32,5 27 67,5
Tabel 5. Distribusi Proporsi Lama Pemakaian Zat selesai pengobatan
Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan
Napza Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai
dan Keadaan Sewaktu Pulang di PSPP Tabel 6 menunjukkan bahwa
“Insyaf” SumateraUtara Tahun 2014
Lama Pemakaian Zat (tahun)
semua penderita gangguan jiwa
≤5 6-10 >10 p penyalahgunaan NAPZA yang
f % f % f % mendapatkan pengobatan farmakoterapi
Jenis Zat
yang Dipakai dan psikoterapi tertinggi berada pada
Multiple 37 52,1 27 38 7 9,9 0,087 pemakaian jenis zat multiple.
(>1Jenis Zat)
Non Multiple 34 69,4 14 28,6 1 2 Penderita gangguan jiwa
( 1 jenis zat) penyalahgunaan NAPZA mendapatkan
Keadaan pengobatan psikoterapi yaitu terapi
Sewaktu kelompok (community therapy) di Panti
Pulang
Pulang 47 58,8 27 33,8 6 7,4 Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera
Selesai 0,78 Utara. Terapi ini dilakukan setiap hari
Pengobatan
Pulang Tidak 24 60 14 35 2 5 selama residen berada dipanti rehabilitasi
Selesai PSPP “Insyaf”. Terapi tersebut meliputi
Pengobatan
morning meeting and briefing,case
loading, evening wrap up, confrontation
Tabel 5 menunjukkan bahwa and encounter group, static group, sharing
penderita gangguan jiwa penyalahgunaan circle,dynamiv group, religious class, dan
NAPZA dengan pemakaian zat multiple personal accountability group evaluation.
dan non-multiple dengan proporsi tertinggi
5
Pada Pengobatan Farmakoterapi minum cairan pembersih kamar mandi
untuk residen yang masih mengalami sehingga mereka tidak dapat melanjutkan
gangguan jiwa non-psikosa dimana masih perawatan.
memiliki kesadaran terhadap gangguan Hasil uji statistik menggunakan uji
yang terjadi pada dirinya. Beberapa chi-square diperoleh nilai p<0,05 artinya
Farmakoterapi yang diberikan bagi ada perbedaan yang bermakna antara lama
penderita gangguan jiwa penyalahgunaan perawatan dan keadaan sewaktu pulang.
NAPZA adalah obat anti depresan dan Pada pengobatan berdasarkan lama
obat anti insomnia. Hal ini menunjukkan perawatan dianalisis menggunakan uji chi-
bahwa pengobatan farmakoterapi dan square di peroleh nilai p> 0,05 yang
psikoterapi diberikan pada penderita artinya tidak ada perbedaan yang
gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA bermakna antara lama perawatan dan jenis
yang menggunakan zat multiple maupun pengobatan.
non multiple karena zat NAPZA
memberikan pengaruh terhadap sistem Tabel 8. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang
Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan
saraf pusat. NAPZA Berdasarkan Pendidikan di PSPP
Dari hasil uji statistik dengan “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014
Pendidikan
menggunakan uji chi-square diperoleh Dasar Menengah Tinggi p
nilai p<0,05 artinya ada perbedaan yang f % f % f %
bermakna antara pengobatan dan jenis zat Kedaan
Sewaktu
yang dipakai. Pulang
Pada uji statistik keadaan sewaktu Pulang Selesai 6 7,5 66 82,5 8 10
pulang berdasarkan pengobatan Pengobatan 0,337
Pulang Tidak 3 7,5 36 90 1 2,5
menunjukkan p>0,05 yang artinya tidak Selesai
ada perbedaan yang bermakna antara Pengobatan
keadaan sewaktu pulang berdasarkan
pengobatan. Tabel 8 menunjukkan bahwa
penderita gangguan jiwa penyalahgunaan
Tabel 7. Distribusi Proporsi Lama Perawatan NAPZA yang pulang selesai pengobatan
Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan
Napza Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
dan tidak selesai pengobatan dengan
dan Jenis Pengobatan di PSPP “Insyaf” proporsi tertinggi terdapat pada pendidikan
Sumatera Utara Tahun 2014 menengah.
Lama Perawatan
(bulan) Hasil analisis statistik dengan
p
<9 ≥9 menggunakan uji chi-square diperoleh
f % f % nilai p>0,05 yang artinya tidak ada
Keadaan Sewaktu
Pulang 0,000 perbedaan yang bermakna antara keadaan
Pulang selesai 3 3,7 77 96,3 sewaktu pulang dan pendidikan
pengobatan
Pulang tidak selesai 39 97,5 1 2,5 Tabel 9. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang
pengobatan Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan
Jenis Pengobatan Napza Berdasarkan Pekerjaan di PSPP
Psikoterapi 14 37,8 23 66,2 0,82 “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014
Farmakoterapi dan 28 33,7 55 66,3 Pekerjaan
Psikoterapi Keadaan Sewaktu Bekerja Tidak
p
Pulang Bekerja
PSPP “Insyaf” menetapkan f % f %
program perawatan selama 9 bulan dan Pulang Selesai 42 52,5 38 47,5
Pengobatan 0,272
menawarkan kepada orang tua dan residen Pulang Tidak Selesai 16 40 24 60
apakah bersedia menjalani perawatan Pengobatan
selama 9 bulan. Namun ketika perawatan
Tabel 9 menunjukkan bahwa
ditemukan kendala bahwa residen tidak
distribusi proporsi tertinggi penderita
nyaman berada dipanti sosial Pamardi
gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA
Putra Insyaf sehingga memilih kabur,
yang pulang selesai pengobatan terdapat
6
pada kelompok bekerja dan distribusi distribusi proporsi tertinggi penderita
proporsi tertinggi penderita gangguan jiwa gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA
penyalahgunaan NAPZA yang pulang yang pulang tidak selesai pengobatan
tidak selesai pengobatan terdapat pada terdapat pada kelompok gejala awal
kelompok tidak bekerja. gangguan pikiran dan perilaku (52,5%).
Hasil analisis statistik dengan Hasil analisis statistik dengan
menggunakan uji chi-square diperoleh menggunakan uji chi-square diperoleh
nilai p>0,05 artinya tidak ada perbedaan nilai p>0,05 yang artinya tidak ada
yang bermakna antara keadaan sewaktu perbedaan yang bermakna antara keadaan
pulang dan pekerjaan. sewaktu pulang berdasarkan gejala awal.

Tabel 10. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Tabel 12 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang
Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan
Napza Berdasarkan Status Pernikahan di Napza Berdasarkan Alasan Memakai NAPZA
PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014 di PSPP “Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014
Status Pernikahan Alasan Memakai NAPZA
Keadaan
Belum Menikah Duda Keadaan Faktor Faktor Faktor
Sewaktu p
Menikah Sewaktu Individu Lingkung Napza P
Pulang
f % F % f % Pulang an Sosial
Pulang 59 73,8 19 23,8 2 2,4 f % f % f %
Selesai Pulang 22 27,5 55 68,8 3 2,7
Pengobatan 0,299 Selesai
Pulang 34 85 6 15 0 0 Pengobatan 0,886
Tidak Pulang 10 25 29 72,5 1 2,5
Selesai Tidak
Pengobatan Selesai
Pengobatan
Tabel 10 menunjukkan bahwa
distribusi proporsi tertinggi penderita Tabel 12 menunjukkan bahwa
gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA distribusi proporsi tertinggi penderita
yang pulang selesai pengobatan dan gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA
pulang tidak selesai pengobatan dengan yang pulang selesai pengobatan dan
status pernikahan terdapat pada kelompok pulang tidak selesai pengobatan terdapat
belum menikah. pada kelompok alasan memakai NAPZA
Hasil analisis statistik dengan dengan faktor lingkungan sosial.
menggunakan uji square diperoleh nilai Hasil analisis statistik dengan
p>0,05 yang artinya tidak ada perbedaan menggunakan uji chi-square diperoleh
bermakna antara keadaan sewaktu pulang nilai p>0,05 yang artinya tidak ada
berdasarkan status pernikahan. perbedaan yang bermakna antara keadaan
swwaktu pulang berdasarkan alasan
Tabel 11 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang memakai NAPZA.
Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan
NAPZA Berdasarkan Gejala Awal di PSPP KESIMPULAN DAN SARAN
“Insyaf” Sumatera Utara Tahun 2014
Gejala Awal Kesimpulan
Keadaan Sewaktu
Gangguan Gangguan p Karakteristik proporsi penderita
Perilaku Pikiran dan
Pulang
Perilaku
gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA di
f % f % Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf”
Pulang Selesai 41 51,4 39 48,7 Sumatera Utara tahun 2014 tertinggi pada
Pengobatan 0,699
Pulang Tidak 19 47,5 21 52,5 umur 15-25 tahun sebesar 58,3%, pada
Selesai Pengobatan jenis kelamin laki-laki sebesar 100%, suku
Batak sebesar 53,3 %, tingkat pendidikan
Tabel 11 menunjukkan bahwa tertinggi SMA dan sederajat sebesar
distribusi proporsi tertinggi penderita 62,5%, pekerjaan pelajar/mahasiswa
gangguan jiwa penyalahgunaan NAPZA sebesar 35,8%, status pernikahan belum
yang pulang selesai pengobatan terdapat menikah sebesar 93%, jenis zat tertinggi
pada gejala awal gangguan perilaku dan adalah sabu 35%, proporsi kombinasi zat
7
tertinggi adalah sabu, ganja dan alkohol pulang untuk menjadi bahan analisis dan
sebesar 30,8%, gejala awal adalah evaluasi meningkatkan pelayanan terhadap
gangguan perilaku sebesar 50% dan residen.
gangguan pikiran dan perilaku sebesar
50%, alasan memakai zat adalah faktor DAFTAR PUSTAKA
lingkungan sebesar 70%, lama pemakaian
zat adalah ≤ 5 tahun sebesar 59,2%, lama
1. Mubarta, A. Gambaran Distribusi
pengobatan adalah farmakoterapi dan
Penderita Gangguan Jiwa di
psikoterapi sebesar 69,2%, lama
Wilayah Banjarmasin dan Banjar
pengobatan adalah ≥ 9 bulan sebesar 65%,
Baru tahun 2011. 9(2):200 (Jurnal
keadaan sewaktu pulang adalah pulang
Elektronik) diakses 14 maret 2015,
dengan selesai pengobatan sebesar 66,7%.
http://www.e-
Ada perbedaan yang bermakna antara
jurnal.com/2014/10/gambaran-
umur berdasarkan lama pemakaian zat,
distribusi-penderita-gangguan.html
jenis pengobatan berdasarkan jenis zat
2. Ardani, T. 2011 Psikologi Abnormal.
yang dipakai pekerjaan berdasarkan lama
Lubuk Agung. Bandung
pemakaian zat lama pengobatan
3. Badan Narkotika Nasional.
berdasarkan keadaan sewaktu pulang dan
http://www.bnn.go.id
jenis zat berdasarkan gejala awal.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan-Depkes RI.,2009. Laporan
Saran
Hasil
Kepada lembaga pendidikan,
5. Riset Kesehatan Dasar Provinsi
lingkungan keluarga, dan lingkungan
Sumatera Utara tahun 2007. Jakarta.
masyarakat yang sangat berpengaruh pada
6. CDC, 2011. Public Health Action
pembentukan perilaku anak sehingga perlu
Plan to Integrate Mental Health
dilakukan penyuluhan dan sosialisasi
Promotion and Mental Illness
mengenai bahaya NAPZA sejak dini.
Prevention With Chronic Disease
Kepada lembaga lembaga swadaya
Prevention2011-2015
masyarakat yang berkaitan menangani
http://www.cdc.gov/mentalhealth/docs/
penyalahgunaan NAPZA dan instansi
11_220990_Sturgis_MHMI
terkait untuk lebih menjangkau keluarga di
ActionPlan_Final-Web_tag508.pdf.
perkotaan atau pedesaan dalam sosialisasi
Diakses 3 februari 2015
informasi mengenai NAPZA untuk
7. Davidson, G. 2006. Psikologi
pencegahan dini terhadap penyalahgunaan
Abnormal.Edisi 9.Rajawali Pers.
NAPZA.
Jakarta.
Kepada Kementrian Pendidikan
8. Depkes RI.,2009. Profil Kesehatan
untuk memasukkan kurikulum mengenai
Indonesia tahun 2008. Jakarta.
NAPZA ke tingkatan Pendidikan
9. Depkes RI., 1993. Pedoman
Menengah ( SLTP dan SMA) mengingat
Penggolongan dan Diagnosis
kasus penyalahgunaan NAPZA terjadi
Gangguan Jiwa di Indonesia III.
pada tingkatan pendidikan tersebut. Selain
Jakarta.
itu, diperlukan peran serta sekolah untuk
10. Depkes RI., 2009. Sistem Kesehatan
lebih berperan aktif dalam menyikapi
Nasional. Jakarta.
penyalahgunaan NAPZA seperti
11. Erlina, Soewadi, Dibyo. 2010.
melakukan razia kepada murid sekolah dan
Determinan Terhadap Timbulnya
lebih mengakrifkan peran guru BK
Skizofrenia Pada Pasien Rawat
(Bimbingan konseling) agar mengawasi
Jalan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Hb
setiap permasalahan siswa lebih
Saanin Padang Sumatera Barat.
mendalam. Kepada pekerja sosial dan
26(2):71. (Jurnal Elektronik) diakses
konselor untuk lebih memperhatikan
pencatatan keadaan residen sewaktu
8
10 maret 2015, 24. Saragih, N. 2009. Karakteristik
http://dowload.portalgaruda.org Penyalahguna Narkotika,
12. Halliwel, Ed. 2007. The Fundamental Psikotropika, dan Zat Adiktif
Facts. http://www.mentalhealth.org.uk (NAPZA) di Sibolangit Centre
diakses pada 5 maret 2015 Rehabilitation for Drug Addict
13. Heriyanti, A. 2003. Karakteristik Kabupaten Deli Serdang tahun
Penyalahguna Narkotika, 2004-2007. Skripsi FKM USU. Medan
Psikotropika, Dan Zat Adiktif 25. Sasangka, H. 2003. Narkotika dan
(NAPZA) Di Pusat Pendidikan Anti Psikotropika dalam Haluan Pidana.
Narkoba Sibolangit Kabupaten Deli Mandar Maju.Bandung
Serdang Ta9hun 2001-2003. Skripsi 26. Semiun,Y. 2010. Kesehatan Mental
FKM USU.Medan 3.Kanisius. Yogyakarta
14. Hidayat, Elly Ingkiriwang, Andri, 27. Sihotang, L. 2004. Karakteristik
Evalina, Hadi. 2010. Penggunaan Penderita Penyalahguna Narkotika
Metode Dua Menit dalam Psikotropika dan Zat Adiktif Rawat
Menentukan Prevalensi Gangguan Inap di Panti Rehabilitasi Narkoba
Jiwa di Pelayanan Primer. Soteiria Medan Juni 2002-
60(10):449. (Jurnal Elektronik) diakses Desember 2003. Skripsi FKM
14 maret 2015, USU.Medan
http://indonesia.digitaljournals.org 28. Siswanto, 2007. Kesehatan Mental;
15. Ikawati, Z. 2014. Farmakoterapi Konsep, Cakupan, dan
penyakit sistem saraf pusat.Bursa perkembangannya. Andi.
Ilmu.Yogyakarta. Yogyakarta.
16. Kartono, K. 2011. Patologi Sosial 29. Sumiati, 2009. Asuhan Keperawatan
Jilid 1. Rajawali Pers. Jakarta Pada Klien Penyalahgunaan dan
17. Kartono, K. 1997. Patologi Sosial 3: Ketergantungan NAPZA. Trans Info
Gangguan-Gangguan Kejiwaan. Media. Jakarta
PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta 30. Surya, A. 2011. Buku Ajar Asuhan
18. Nasir, A. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa. Nuha Medika.
Keperawatan Jiwa. Salemba Medika Yogyakarta.
.Jakarta 31. Tjah, R. 2002. Obat-Obat Penting,
19. Notosoedirjo, 2005. Kesehatan Khasiat, Penggunaan, dan Efek
Mental. UMM Press. Malang. Sampingnya. PT.Elex Media
20. Rajak, A, 2006. Remaja dan Bahaya Komputindo. Jakarta
Narkoba. Prenada Media 32. WHO, 2013. Mental Health Action
Group.Jakarta Plan, 2013-2020.
21. Republik Indonesia, 2014. Undang- http://www.who.int/mental_health/pub
Undang No.18 Tahun 2014 tentang lications/action_plan/en/97892415060
Kesehatan Jiwa. Lembaran Negara 21_eng.pdf diakses pada tanggal 3
RI tahun 2014 No.5571. Sekretariat februari 2015
Negara. Jakarta. 33. WHO, 2013. Global Health
22. Riyadi,S.,2009. Asuhan Keperawatan Observatory Data Repository.
Jiwa.Graha Ilmu. Jakarta http://apps.who.int/gho/data/node.coun
23. Rudi Salan, Suriadi Gunawan. try. Diakses tanggal 3 februari 2015
Kecenderungan Penyakit Tidak
menular dan penelitiannya di
Indonesia. 21 (4):13. (Jurnal
Elektronik) di akses 14 maret 2015,
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/ind
ex.php/BPK/article/view/363

You might also like