You are on page 1of 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/279363822

Manajemen Resiko di Proyek Konstruksi

Article · January 2009

CITATION READS

1 3,449

1 author:

Ari Sandhyavitri
Universitas Riau
39 PUBLICATIONS   11 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PENGEMBANGAN SISTEM TERPADU PERINGATAN DINI, SIAGA DARURAT, DAN RESPON CEPAT TERHADAP KEBAKARAN LAHAN GAMBUT
TROPIS DALAM MEMBENTUK DESA TANGGUH BENCANA KEBAKARAN DI INDONESIA View project

Carbon Biomass View project

All content following this page was uploaded by Ari Sandhyavitri on 13 December 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Ari Sandyavitri
Manajemen Resiko Di Proyek Konstruksi

MEDIA KOMUNIKASI
TEKNIK SIPIL
BMPTTSSI

MANAJEMEN RESIKO DI PROYEK KONSTRUKSI

Ari Sandyavitri 1

Diterima 12 Desember 2008

ABSTRACT

Time delay in the project execution phase causes cost escalation. This paper
demonstrated the magnitude of severness of time delay affected to an increase of the
project cost during the construction of bridge in Indragiri Hulu District. It wa evaluated
that the project construction program was planned for 120 days but it was delayed up
to 255 days. The time delay of 135 days within the project affected an increase of the
constractor’s additional expenses about Rp. 703 million. By simulating various
parameters of risks, it was found that; (i) based on the “what it is” scenario, 80%
probability the project was predicted to delay up to 118 days (cost of Rp 686 million);
and (ii) by the implementation of risk management procedure encompassing 6 (six)
risk mitigation elements it was estimated that 80% probablility of project delay may
reach 46 days (cost Rp 361 million). The reduction of time delay and cost overruns
may reach 50%. Hence, it demonstrates that the implementation of risk management
procedure may control project risks systematically.
Keywords ; risk analysis, time delay, costs, project, probabilitas.

ABSTRAK

Keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan suatu proyek konstruksi berakibat


meningkatnya pembiayaan proyek tersebut. Tulisan ini menggambarkan besarnya
efek yang diakibatkan kelambatan pelaksanaan proyek pembangunan jembatan di
Indragiri Hulu, Propinsi Riau. Keterlambatan yang terjadi pada proyek pembangunan
jembatan indragiri hulu paket pembangunan jembatan kelayang dilapangan adalah
135 hari (rencananya 120 hari namun realisasi di lapangan 255 hari). Hal ini
menimbulkan tambahan biaya operasional kontraktor Rp. 703 juta. Namun dengan
melaksanakan risk analysis, mitigation and control procedure diperoleh hasi sebagai
berikut: untuk probabilitas 80 % keterlambatan waktu pelaksanaan menjadi 46 hari
dengan pengeluaran biaya sebesar Rp. 361 juta. Pengurangan waktu keterlambatan

1
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km .12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
E-Mail : ari@unri.ac.id

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 23


TAHUN 17, NO. 1 PEBERUARI 2009

dan biaya kerugian mencapai 50%. Implementasi risk manajemen dapat mengontrol
resiko proyek secara sistematis.
Kata Kunci ; Analisa resiko, delay, biaya, proyek, probabilitas.

PENDAHULUAN Manajemen Resiko

Permasalahan yang sering dihadapi Resiko mempengaruhi besarnya deviasi


dalam melaksanakan pembangunan tujuan suatu proyek (rencana) dengan
suatu proyek adalah tidak teridentifikasi raealisasinya di lapangan (Raftery,
dan tertanganinya faktor - faktor risiko 1986).
dalam pelaksanaan proyek tersebut Resiko dapat terjadi pada semua proyek
sehingga mengakibatkan kendala dalam konstruksi, resiko tidak bisa dibaikan
pencapaian tujuan proyek dibidang namun resiko dapat dikurangi,
waktu (time), biaya (cost) dan kualitas dipindahkan pada pihak lainnya dan
(quality). dapat dikontrol, namun resiko tidak
Tulisan ini dimaksudkan untuk dapat diabaikan begitu saja. Maka
memberikan gambaran pentingnya adalah penting untuk memahami resiko
memanajemen dan menganalisa risiko dan sistematis cara menganalisa,
pada masa pelaksanaan proyek mitigasi dan mengotrolnya secara
sehingga dapat mengurangi dampak sistematis agar tujuan proyek dalam
negatif dari keterlambatan waktu lingkup biaya, waktu dan kualitas dapat
pelaksanaan (delay) dan peningkatan tercapai.
biaya pelaksanaan ( cost overruns) Manajemen risiko menyoroti berbagai
proyek tersebut. tindakan, mengindentifikasi (Risk
Studi kasus diambil pada proyek Indentification), menilai (Risk Assess-
pembangunan jembatan di Indargiri ment), pengontrolan dan meminimalkan
Hulu dengan nama Paket Pembangunan risiko (Risk minimise and control) yang
Jembatan Kelayang berlokasi di mungkin terjadi.
Kecamatan Kelayang Kabupaten Tujuan diadakannya manajemen risiko
Indragiri Hulu. Pembangunan jembatan dalam penilaian proyek adalah untuk
menggunakan rangka baja dengan suatu proses evaluasi pengoptimalan
panjang bentang 220 meter. tujuan dari sasaran proyek. Sebagian
Pada pelaksanaan proyek ini terjadi dari hasil ini mungkin berlawanan dari
kerterlambatan 135 hari. Dampak perencanaan semula. Pendekatan yang
keterlambatan waktu pelaksanaan diambil dari penilaian proyek akan
selama 135 hari (rencana awalnya 120 membantu manajer proyek didalam
hari namun realisasi di lapangan 255 proses pengambilan keputusan (Ronald
hari) terhadap peningkatan biaya yang 2003, Sandyavitri & Robert 2003, dan
telah dikeluarkan kontraktor perlu Smith 1991).
dianalisa.

24 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Ari Sandyavitri
Manajemen Resiko Di Proyek Konstruksi

Hubungan Antara Waktu (Time) nunjukkan titik normal, sedangkan B


Terhadap Biaya (Cost) adalah titik dipersingkat. Garis yang
menghubungkan titik A dengan B
Durasi normal suatu kegiatan adalah disebut kurva waktu biaya. Pada
waktu yang diperlukan untuk umumnya garis ini dianggap sebagai
menyelesaikan suatu kegiatan dengan garis lurus, bila tidak (misalnya cekung)
sumber daya normal. Durasi normal maka diadakan perhitungan per
suatu kegiatan ditentukan dengan segmen yang terdiri dari beberapa garis
mempedomani durasi-durasi kegiatan lurus.
yang sama pada proyek-proyek yang
telah pernah dikerjakan, serta jumlah Seandainya diketahui bentuk kurva
tenaga kerja dan peralatan yang waktu-biaya suatu kegiatan, artinya
dipakai untuk mempedomani pada dengan mengetahui berapa slope atau
kegiatan baru. Keterlambatan penye- sudut kemiringannya, maka bisa
lesaian suatu proyek akan dapat dihitung berapa besar biaya untuk
meningkatkan biaya pelaksanaan mempersingkat waktu satu hari dengan
Gambar 1. rumus:

Hubungan antara waktu dan biaya Biaya dipersingkat - Biaya normal


Slope Biaya 
digambarkan dapat pula diilustrasikan Waktu normal  Waktu dipersingkat
seperti pada Gambar 2. Titik A me-

PROJECT PROJECT PROJECT OPERATION AND MAINTENANCE


APPRASIAL IMPLEMENTATION (O & M)

Definition Planning com

Concept
Completion
Definition
+ Construction
m
o Com
n
e Time
y
- Delays

Sanction

Gambar 1. Hubungan waktu dan biaya proyek


(Sumber: Engineering Project Management, Smith, 1991)

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 25


TAHUN 17, NO. 1 PEBERUARI 2009

Biaya METODE PENELITIAN

Biaya untuk B Titik dipersingkat Studi Literatur dilakukan di awal proses


Waktu penelitian, pendekatan survey lapangan
dipersingkat
A Titik Normal
dan teknik wawancara terbuka dengan
Biaya
Nor pihak yang terlibat dalam perencanaan
mal Waktu proyek konstruksi, pelaksanaan proyek
Waktu Waktu (kontraktor), dan pemilik proyek
dipersingkat Normal
(owner). Hal ini dilaksanakan untuk
mengindentifikasi akar masalah dari
Gambar 2. Hubungan waktu-biaya keterlambatan dan peningkatan biaya
normal dan dipersingkat proyek. Analisa data dilakukan dengan
untuk satu kegiatan deskriptif yang keluarannya berupa
(Sumber: Manajemen Proyek, Soeharto, 2001) faktor-faktor penyebab kelambatan dan
komponen biaya apa saja yang
dipengaruhinya. Metode analisa yang
Untuk menganalisis lebih lanjut meliputi kegiatan; identifikasi resiko,
hubungan antara waktu dan biaya mitigasi resiko dan kontrol resiko
suatu kegiatan, dipakai defenisi berikut: dipakai sebagi prosedur standar untuk
1. Kurun waktu normal adalah kurun mengansalisa probaba-litas pengurang-
waktu yang diperlukan untuk an dampak kelambatan pelaksanaan
melakukan kegiatan pelaksanaan proyek. Aplikasi software @risk for
suatu proyek sampai selesai, project dipakai sebagai tools dalam
dengan cara yang efisien tetapi simulasi resiko proyek ini.
diluar pertimbangan adanya kerja
lembur dan usaha-usaha khusus HASIL DAN PEMBAHASAN
lainnya, seperti menyewa peralatan
yang lebih canggih. Dasar Model
2. Biaya normal adalah biaya langsung
yang diperlukan untuk menye- Studi kasus dalam penulisan ini adalah
lesaikan kegiatan dengan kurun Proyek Konstruksi Paket Pembangunan
waktu normal. Jembatan Kelayang yang berlokasi di
3. Kurun waktu dipersingkat (crash Kecamatan Kelayang, Kabupaten
time) adalah waktu tersingkat Indragiri Hulu, Propinsi Riau dari dana
untuk menyelesaikan suatu APBD Kabupaten. Secara umum tujuan
kegiatan yang secara teknis masih Pembangunan jembatan Kelayang ini
mungkin. Disini dianggap sumber diharapkan dapat membuka daerah
daya bukan hambatan. yang terisolir dikawasan Kelayang, yang
bermanfaat bagi pertumbuhan pereko-
Maka konsep keterlambatan pelaksa- nomian terutama sektor pertanian dan
naan kegiatan dan peningkatan biaya perkebunan masyarakat. Hal ini secara
adalah berbanding lurus. tidak langsung dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat serta
pendapatan daerah (Anonim 2001).

26 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Ari Sandyavitri
Manajemen Resiko Di Proyek Konstruksi

Analisa Karateristik Proyek mobilisasi, penimbunan, pemancangan,


abutment, pilar dan demobilisasi.
Proyek Pembangunan Jembatan Proyek direncanakan selama 120 hari,
Indragiri Hulu Paket Pembangunan namun realisasi di lapangan 255 hari
Jembatan Kelayang terdiri dari 55 (Tabel 1).
aktivitas pekerjaan, mulai dari

Tabel 1. Durasi Kegiatan Rencana Kerja Dan Realisasi

Waktu (hari)
No Kode Simpul Kegiatan Delay
Rencana Realisasi
1 A 1-2 Mobilisasi Peralatan dan Pekerja 7 25 18
2 B 2-3 Pengadaan Tiang Pancang 20 35 15
3 C 3-4 Pengadaan Logistik Proyek 20 29 9
4 D 2-4 Pembangunan Fasilitas Proyek 14 23 9
5 E 4-5 Pabrikasi Pembesian 14 28 14
6 F 5-6 Pengukuran 3 8 5
7 G 6-7 Pemancangan Tiang Pancang Beton ABT1 5 5 -
8 H 6-8 Mobilisasi Peralatan Penimbunan 5 5 -
9 I 8-45 Penimbunan 20 25 5
10 J 7-9 Pemancangan Tiang Pancang Baja P1 4 7 3
11 K 7-10 Pemancangan Fender P1 2 4 2
12 L 9-11 Pekerjaan Beton Isian Tiang Pancang P1 2 4 2
13 M 10-11 Pasir Isian Fender P1 1 2 1
14 N 11-12 Pemancangan Tiang Pancang Baja P2 4 6 2
15 O 11-13 Pemancangan Fender P2 2 3 1
16 P 12-14 Pekerjaan Beton Isian Tiang Pancang P2 2 3 1
17 Q 13-14 Pasir Isian Fender P2 1 2 1
18 R 14-15 Pemancangan Tiang Pancang Baja P3 4 11 7
19 S 14-16 Pemancangan Fender P3 2 5 3
20 T 15-17 Pekerjaan Beton Isian Tiang Pancang P3 2 5 3
21 U 16-17 Pasir Isian Fender P3 1 3 2
22 V 17-18 Pemancangan Tiang Pancang Beton ABT2 5 7 2
23 W 7-19 Galian Tanah ABT 1 1 1 -
24 X 19-20 Lantai Kerja Beton K-125 ABT1 2 2 -
25 Y 20-21 Tapak ABT 1 3 5 2
26 Z 21-22 Sayap ABT 1 7 11 4
27 AA 21-23 Badan ABT 1 7 11 4
28 AB 23-45 Kepala ABT 1 7 14 7
29 AC 11-24 Tapak Pilar P1 3 4 1
30 AD 24-25 Sloof Pilar P1 5 5 -
31 AE 25-26 Kolom Bawah Pilar P1 5 7 2
32 AF 26-27 Balok Anak Pilar P1 5 6 1
33 AG 26-28 Kolom Atas Pilar P1 5 6 1
34 AH 28-45 Kepala Pilar P1 7 11 4
35 AI 14-29 Tapak Pilar P2 3 4 1
36 AJ 29-30 Sloof Pilar P2 5 7 2
37 AK 30-31 Kolom Bawah Pilar P2 5 9 4
38 AL 31-32 Balok Anak Pilar P2 5 7 2
39 AM 31-33 Kolom Atas Pilar P2 5 7 2
40 AN 33-45 Kepala Pilar P2 7 13 6

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 27


TAHUN 17, NO. 1 PEBERUARI 2009

41 AO 17-34 Tapak Pilar P3 3 12 9


42 AP 34-35 Sloof Pilar P3 5 6 1
43 AQ 35-36 Kolom Bawah Pilar P3 5 8 3
44 AR 36-37 Balok Anak Pilar P3 5 8 3
45 AS 36-38 Kolom Atas Pilar P3 5 8 3
46 AT 38-45 Kepala Pilar P3 7 12 5
47 AU 18-39 Galian Tanah ABT 2 1 2 1
48 AV 39-40 Lantai Kerja Beton K-125 ABT2 2 2 -
49 AW 40-41 Tapak ABT 2 3 7 4
50 AX 41-42 Sayap ABT 2 7 14 7
51 AY 41-43 Badan ABT 2 7 14 7
52 AZ 43-44 Kepala ABT 2 7 15 8
53 BA 44-45 Box Culvert - 28 28
54 BB 45-46 Pekerjaan Lain-lain 3 6 3
55 BC 46-47 Demobilisasi 5 8 3
Sumber: Kopkar PT HUTAMA KARYA Pekanbaru

Dari 55 kegiatan tersebut tidak semua tan yang berada di lintasan kritislah
kegiatan ditinjau resikonya untuk yang dianalisa dan dimanajemen
dimanajemen, namun kegiatan-kegia- resikonya (Tabel 2).

Tabel 2. Lintasan Kritis

Waktu (hari)
No Kode Simpul Kegiatan Delay
Rencana Realisasi
1 A 1-2 Mobilisasi Peralatan dan Pekerja 7 25 18
2 B 2-3 Pengadaan Tiang Pancang 20 35 15
3 C 3-4 Pengadaan Logistik Proyek 20 29 9
4 E 4-5 Pabrikasi Pembesian 14 28 14
5 F 5-6 Pengukuran 3 8 5
6 G 6-7 Pemancangan Tiang Pancang Beton ABT1 5 5 -
7 J 7-9 Pemancangan Tiang Pancang Baja P1 4 7 3
8 L 9-11 Pekerjaan Beton Isian Tiang Pancang P1 2 4 2
9 N 11-12 Pemancangan Tiang Pancang Baja P2 4 6 2
10 P 12-14 Pekerjaan Beton Isian Tiang Pancang P2 2 3 1
11 R 14-15 Pemancangan Tiang Pancang Baja P3 4 11 7
12 T 15-17 Pekerjaan Beton Isian Tiang Pancang P3 2 5 3
13 V 17-18 Pemancangan Tiang Pancang Beton ABT2 5 7 2
14 AU 18-39 Galian Tanah ABT 2 1 2 1
15 AV 39-40 Lantai Kerja Beton K-125 ABT2 2 2 -
16 AW 40-41 Tapak ABT 2 3 7 4
17 AY 41-43 Badan ABT 2 7 14 7
18 AZ 43-44 Kepala ABT 2 7 15 8
19 BA 44-45 Box Culvert - 28 28
20 BB 45-46 Pekerjaan Lain-lain 3 6 3
21 BC 46-47 Demobilisasi 5 8 3
 120 255 135
Sumber : Diedit dari Kopkar PT HUTAMA KARYA Pekanbaru

28 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Ari Sandyavitri
Manajemen Resiko Di Proyek Konstruksi

Tabel 3. Perhitungan Biaya Peralatan Pada Pekerjaan Struktur


(Before Risk Mitigation)

Waktu Biaya Sewa Biaya Akibat


No Nama Peralatan Keterlambatan Perhari Keterlambatan
(Hari) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
1 Crane 70 1.697.500,- 118.825.000,-
2 Diesel Hammer 70 735.938,- 51.515.660,-
3 Mesin Las 70 182.000,- 12.740.000,-
4 70 68.600,- 4.802.000,-
Las Potong
5 70 1.260.000,- 88.200.000,-
Concrete Mixer 3 unit
6 70 210.000,- 14.700.000,-
7 Concrete Vibrator 2 unit 70 111.426,- 7.799.820,-
8 Water Pump 70 2.040.000,- 142.800.000,-
9 Ponton 70 100.000,- 7.000.000,-
Generator
Sub Total Biaya Sewa 448.382.480-
Sumber : Hasil Analisa

Duapuluh satu kegiatan ini lah yang Tabel 4. Perhitungan Biaya Peralatan
menjadi pusat perhatian untuk (Before Risk Mitigation)
dimanajemen resikonya agar tidak lebih
terlambat lagi pelaksanaanya. Berikut Biaya Akibat
ini diberikan contoh analisa kegiatan No Uraian Pekerjaan Keterlambatan
(Rp)
pada pekerjaan struktur. 1 Pekerjaan Penimbunan 33.635.000,-
2 Pekerjaan Struktur 448.382.480,-
Analisa Pekerjaan Struktur (G
Grand Total 482.017.480,-
sampai BA nomor 6-19 di atas) Sumber: Hasil Analisa
Pekerjaan struktur merupakan peker-
jaan yang dimulai dari pemancangan Upah Pekerja
sampai dengan pekerjaan abutment 2 Upah pekerja dihitung berdasarkan
selesai. Durasi rencana untuk pekerjaan keterlambatan waktu pelaksanaan yang
pembangunan struktur ini adalah 48 terjadi pada lintasan kritis selama 118
hari, Setelah dianalisa risiko hari akibat teridentifikasinya risiko
kemungkinan waktu pelaksanaan 100% penyebab keterlambatan proyek. Biaya
adalah 136 hari, sedangkan untuk 80% Upah pekerja merupakan biaya upah
adalah 118 hari. Berarti untuk yang dikeluarkan kontraktor setiap hari
probabilitas 80% keterlambatan dapat selama selama keterlambatan waktu
terjadi selama 70 hari. pelaksanaan proyek. Pekerja yang
digunakan kontraktor dalam proyek ini
Total biaya peralatan adalah: terdiri dari:

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 29


TAHUN 17, NO. 1 PEBERUARI 2009

1. Pekerja = 30 Orang A. Biaya peralatan = Rp.482.017.480,-


2. Pekerja Terlatih = 15 Orang B. Biaya Upah pekerja =
3. Kepala Pekerja = 2 Orang Rp. 151.571.000,-
4. Mandor = 3 Orang C. Biaya Overhead =
Rp. 53.100.000,-
Perhitungan upah pekerja akibat
keterlambatan waktu pelaksanaan Peningkatan Biaya = A + B + C
selanjutnya pada Tabel 5. = Rp.482.017.480,- + Rp.151.571.000,-
+ Rp. 55,100,000,-
Biaya Overhead = Rp. 686.688.480,-

Biaya overhead dihitung akibat Penyelesaian proyek 120 hari


peningkatan waktu pelaksanaan akibat probabilitas penyelesaian proyek adalah
teridentifikasinnya risiko yang berada 0%. Probabilitas proyek 80% adalah
pada lintasan kritis selama 123 hari. pada waktu pelaksanaan 238 hari. Hal
ini berarti proyek mengalami
Besarnya Overhead akibat bertam- keterlambatan waktu pelaksanaan
bahnya waktu pelaksanaan adalah: selama 118 hari. Keterlambatan waktu
Y = Dpw . Bov pelaksanaan selama 123 hari
Y = 118 hari x Rp. 450.000,-/ hari berdampak pada peningkatan biaya
Y = Rp. 53.100.000,- yang harus dikeluarkan kontraktor
Peningkatan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.686,688,480,-. Untuk
kontraktor akibat keterlambatan waktu mengantisipasi dan menangani risiko
pelaksanaan selama 118 hari pada tersebut perlu dilakukan risk mitigation
probabilitas 80% adalah Biaya and control agar keterlambatan waktu
peralatan ditambah biaya upah pekerja pelaksanaan proyek dapat dikurangi
dan ditambah lagi biaya overhead. sehingga berdampak dengan
berkurangnya biaya tambahan yang
harus dikeluarkan kontraktor.

Tabel 5. Perhitungan Biaya Upah Pekerja ( Before Risk Mitigation)

Jumlah Waktu Upah Biaya Akibat


No Uraian Pekerja Keterlambatan Perhari Keterlambatan
(Orang) (Hari) (Rp) (Rp)
1. Pekerja 30 118 21.000,- 74.340.000,-
2. Pekerja Terlatih 15 118 31.500,- 55.117.500,-
3. Kepala Pekerja 2 118 38.500,- 9.086.000,-
3 118 35.000,- 12.390.000,-
4. Mandor
Sub Total Upah 151.571.000,-
Sumber: Hasil Analisa

30 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Ari Sandyavitri
Manajemen Resiko Di Proyek Konstruksi

Analisa Risiko Terhadap pekerjaan, tetapi berdasarkan lamanya


Peningkatan Biaya Akibat durasi keterlambatan pada lintasan
Keterlambatan kritis.

Analisa risiko ditekankan pada biaya Identifikasi Risiko (Risk


yang dikeluarkan kontraktor untuk Identification) Penyebab
menyelesaikan proyek dengan adanya Keterlambatan Proyek.
risiko yang telah teridentifikasi pada
probabilitas 80%. Analisa biaya Dalam tulisan ini diidentifikasi 5 (lima)
dilakukan dengan cara yang sama pada risiko yang signifikan penyebab
sub bab sebelumnya. Peningkatan biaya keterlambatan waktu pelaksanaan
akibat keterlambatan yang dianalisa proyek pada Proyek Pembangunan
adalah biaya peralatan, biaya pekerja Jembatan Indragiri Hulu Paket
dan biaya overhead. Pembangunan Jembatan Kelayang.
Risiko tersebut adalah sebagai berikut.
Analisa Biaya Proyek.
1. Perubahan Disain dan Spesifikasi.
Keterlambatan waktu pelaksanaan
Perubahan desain dan spesifikasi dalam
proyek selama 135 hari berdampak
pelaksanaan proyek adalah akibat dari
pada peningkatan biaya yang harus
kurang sinkronnya koordinasi Dinas PU
dikeluarkan kontraktor sebesar
Kimpraswil Indragiri Hulu dengan Dirjen
Rp.703.364.052,-. Analisa biaya tam-
Prasarana wilayah Departemen Pe-
bahan yang dikeluarkan kontraktor
mukiman dan Prasarana Wilayah,
berhubungan dengan biaya peralatan,
Jakarta, dalam penentuan panjang
tukang dan overhead harian. Biaya
bentang dan kelas jembatan.
peralatan dihitung berdasarkan lama
penggunakan peralatan untuk 2. Keterlambatan Mobilisasi Peralatan
pekerjaan struktur proyek mulai dari dan Pekerja.
pekerjaan pemancangan sampai
Keterlambatan mobilisasi peralatan dan
dengan abutment 2 selesai. Untuk
pekerja disebabkan karena keterlam-
biaya sewa peralatan untuk pekerjaan
batan dalam pengurusan administrasi
penimbunan dihitung tersendiri. Biaya
dengan kantor cabang. Peralatan dan
peralatan dibayar dengan cara sewa.
pekerja didatangkan dari kantor cabang
Peralatan digunakan selama 7 jam/hari.
Pekanbaru (jarak tempuh ke lokasi
Biaya upah dan overhead ditinjau
lokasi +300 km). Jalan dari Pekanbaru
dengan mengunakan lintasan kritis.
menuju lokasi cukup baik, untuk kondisi
Jumlah pekerja yang digunakan
normal bisa ditempuh dalam 5 jam
kontraktor di lapangan setiap hari
perjalanan. Akan tetapi kondisi jalan
adalah tetap. Pekerja dibagi dalam
masuk dari jalan utama menuju lokasi
kelompok kecil untuk menyelesaikan
proyek yang kurang lebar dan rusak
pekerjaan yang dilaksanakan pada saat
berat mengakibatkan keterlambatan
yang bersamaan. Sedangkan biaya
deployment peralatan.
overhead tergantung keterlambatan
yang berada pada lintasan kritis, biaya
ini tidak tergantung pada volume

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 31


TAHUN 17, NO. 1 PEBERUARI 2009

3. Keterlambatan Pengadaan Material 5. Musim.


Proyek.
Kurangnya antisipasi kontraktror dalam
Pengadaan material proyek seperti melaksanaan proyek pada musim hujan
tiang pancang, besi tulangan dan (akhir tahun 2001) yang curah hujan
semen (logistik proyek) yang rata-ratanya tinggi mengakibatkan
mengalami keterlambatan akibat pelaksanaan proyek kurang optimal.
keterlambatan pengurusan kontrak jual
beli (order) antara kontraktor dan Analisa Risiko (Risk Analysis)
supplier. Tiang pancang dan besi Waktu Pelaksanaaan
tulangan didatangkan dari Jakarta
Analisa risiko yang telah teridentifikasi
menggunakan trailer (jarak tempuh ke
dilakukan berdasarkan asosiasinya
lokasi proyek +3000 km). Jalan lintas
terhadap keterlambatan setiap aktifitas
timur dari Jakarta menuju lokasi rawan
pekerjaan secara sistematis.
kemacetan disebabkan kondisi jalan
yang rusak. Semen didatangkan dari Diperoleh hasil sebagai berikut. Dari
Padang (jarak tempuh ke lokasi proyek lima puluh lima aktifitas pekerjaan yang
+400 km), Jalan lintas dari Padang terdapat pada proyek, sebanyak 49
menuju lokasi cukup baik. Kondisi jalan aktifitas terlambat pengerjaannya,
masuk dari jalan utama menuju lokasi namun aktifitas yang signifikan
proyek yang kurang lebar dan rusak mempengaruhi keterlambatan proyek
berat juga mengakibatkan secara keseluruhan ada 21 aktifitas.
keterlambatan. Semua aktifitas pekerjaan yang
terlambat tersebut adalah aktifitas yang
4. Kondisi Peralatan dan Produktivitas
berada pada lintasan kritis.
Pekerja.
Sedangkan penambahan biaya yang
Rusaknya peralatan pada saat
dikeluarkan kontraktor karena
melaksanakan pekerjaan disebabkan
keterlambatan ini diperhitungkan
kondisi peralatan tidak sesuai dengan
berdasarkan penambahan biaya sewa
klasifikasi standar sehingga mengaki-
peralatan dan overhead (asumsi biaya
batkan keterlambatan pelaksanaan
overhead keterlambatan belum
pekerjaan, misalnya excavator yang
dimasukkan ke dalam Rencana
dalam beberapa hari rusak dan tidak
Anggaran Biaya (RAB) awal proyek).
dapat dioperasikan. Rendahnya produk-
Biaya sewa peralatan perhari
tivitas pekerja dalam melaksanakan
merupakan biaya sewa perjam dikalikan
setiap item pekerjaan disebabkan
dengan lama pekerjaan per hari.
kurangnya pengawasan dan koordinasi
Sedangkan biaya overhead dihitung
di lapangan.
akibat keterlambatan yang berada pada
lintasan kritis selama 135 hari.

32 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Ari Sandyavitri
Manajemen Resiko Di Proyek Konstruksi

1 0.98 1
0.94
0.9
0.8 0.8
0.7
Probabilitas

0.6
0.5 0.5
0.4 0.43
0.3
0.2 0.2
0.1 0.12
0 0 00000 00 0
100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300
Waktu Pelaksanaan

Delay 118 hari

Gambar 3. Probabilitas Before Risk Mitigation

Pada Gambar 3 di atas terlihat bahwa dilakukan risk mitigation and control
probabilitas kontraktor (dengan kinerja agar keterlambatan waktu pelaksanaan
apa adanya “what it is scenario”) untuk proyek dapat dikurangi sehingga
menyelesaikan proyek 120 hari, adalah berdampak dengan berkurangnya
0%. Sedangkan probabilitas 100% peningkatan biaya yang harus
proyek dapat dilaksanan adalah 283 dikeluarkan kontraktor.
hari, berarti terjadi keterlambatan
waktu pelaksanaan selama 163 hari Mitigasi dan Kontrol Risiko (Risk
(dari perencanaan 120 hari). Namun Mitigation & Control).
untuk probabilitas 80% waktu
Dari Gambar 3, untuk meningkatkan
penyelesaian proyek adalah 238 hari,
probabilitas kemajuan proyek perlu
dan keterlambatan waktu pelaksanaan
dilakukan mitigasi terhadap risiko yang
yang terjadi adalah 118 hari (Gambar
teridentifikasi dan melakukan control
3).
kembali risiko tersebut menggunakan
Analisa Risiko Terhadap Biaya software @Risk for Project.
Proyek
Risk Mitigation
Keterlambatan waktu pelaksanaan
Enam hal yang perlu dilaksanakan
selama 118 hari menimbulkan
kontraktor untuk meminimalkan
peningkatan biaya yang harus
keterlambatan waktu pelaksanaan
dikeluarkan kontraktor sebesar
sehingga mengurangi dampak terhadap
Rp.686.688.480,-. Untuk mengantisipasi
peningkatan biaya proyek.
dan menangani risiko tersebut perlu

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 33


TAHUN 17, NO. 1 PEBERUARI 2009

Koordinasi Perencanaan ditunjukkan dengan bukti data


informasi yang tepat dan akurat.
Risiko terhadap perubahan disain dan Reputasi realisasi proses pengurusan
spesifikasi dapat dihindari dengan mudah, wajar, lancar, dan sesuai
melakukan koordinasi awal antara dengan perjanjian kontrak pembelian
Dinas PU Kimpraswil INHU dengan (order). Harga barang atau jasa wajar
Dirjen Prasarana Wilayah di Jakarta (bersaing/kompetitif), dengan demikian
sebelum pelaksanan proyek. Dengan jadwal pengiriman bisa tepat waktu dan
adanya koordinasi awal kontraktor biaya pembelian lebih ekonomis.
sudah mengetahui spesifikasi jembatan Kondisi jalan lintas timur yang rusak
yang akan dibuat. Koordinasi diprediksikan menimbulkan kemacetan,
memerlukan biaya untuk akomadisi dengan melakukan pengiriman lebih
staff dari Dinas PU ke Jakarta dalam awal, keterlambatan waktu pelaksanaan
rangka penyelesaian urusan adminis- akibat kemacetan di perjalanan dapat
trasi. Diperkirakan dibutuhkan dana dihindari. Kontraktor tidak mem-
sekitar Rp.30.000.000,- untuk biaya butuhkan biaya dalam meminimalkan
transportasi dan akomodasi Kota melakukan percepatan pemesanan dan
Jakarta- Kota Rengat pulang pergi. pemilihan supplier ini.
Perbaikan Jalan Masuk Peningkatan Pengawasan
Risiko terhadap keterlambatan dapat Risiko terhadap produktivitas pekerja
diminimalkan dengan melakukan dapat diminimalkan dengan meningkat-
perbaikan jalan masuk oleh kontraktor kan pengawasan terhadap pelaksanaan
sehingga intensitas arus keluar masuk proyek dengan menambah tenaga
dari jalan lintas menuju lokasi menjadi kepala pekerja dan mandor masing-
lancar. Kontraktor perlu mengeluarkan masing 1 (satu) orang. Melakukan
biaya untuk melakukan perbaikan dan evaluasi kemajuan setiap pekerjaan
penimbunan terhadap jalan masuk perminggu, sehingga cepat diketahui
sepanjang +1 Km yang diprediksikan kemajuan dan keterlambatan yang
sekitar Rp.100 juta. telah dicapai dan dilakukan antisipasi.
Dana yang dibutuhkan adalah biaya
Percepatan Pemesanan dan
upah penambahan tenaga.
Pemilihan Supplier
Risiko terhadap keterlambatan material Penggunaan Peralatan Sesuai
proyek dapat diminimalkan dengan Standar
mempercepat pemesanan material Peralatan disewa dari supplier alat
proyek kepada supplier yang tepat. berat. Risiko terhadap kondisi peralatan
Supplier yang tepat adalah supplier diminimalisir melalui penyewaan alat
besar, terpercaya (bisa direkomendasi berat dari supplier yang terpercaya,
dari referensi Asosiasi Jasa Konstruksi), mempunyai alat yang relatif baru, suku
tangguh (sudah berdiri cukup lama), cadang tersedia, operator yang handal,
jelas (lokasi dan kantornya), dan staf teknis yang tersedia setiap
mempunyai kemampuan manajemen waktu. Negosiasi dan ikatan perjanjian
dan finansial cukup kuat yang yang ketat dapat menjamin peralatan

34 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Ari Sandyavitri
Manajemen Resiko Di Proyek Konstruksi

sesuai dengan standar, dan out-put kontraktor membutuhkan biaya sekitar


kinerja alat diharapkan dapat sesuai Rp.5.000.000,- untuk membeli terpal.
dengan target yang telah ditentukan.
Tidak ada biaya tambahan untuk Risk Control Waktu Pelaksanaan
melakukan kegiatan ini. Dengan Software @Risk for Project

Persiapan Dalam Mengantisipasi Dari hasil output @Risk for Project


Musim dapat dilihat peningkatan probabilitas
waktu pelaksanaan proyek setelah
Risiko terhadap musim seperti turun risiko-risiko termitigasi (Gambar 4).
dan naiknya permukaan air menga-
Gambar 4. menunjukkan bahwa pada
kibatkan keterlambatan pada pekerjaan
probabilitas 80% pelaksanaaan proyek
pemancangan. Kondisi ini sulit untuk
mengalami keterlambatan waktu
diminimalisir oleh kontraktor dan dapat
pelaksanaan dari rencana 120 menjadi
dikategorikan force majure. Akan tetapi
166 hari, berarti terjadi keterlambatan
keterlambatan waktu pelaksanaan
waktu pelaksanaan selama 46 hari.
akibat hujan dapat diantisipasi oleh
Dibandingkan dengan before risk
kontraktor dengan melakukan
mitigation pada probabilitas 80%
persiapan dalam menghadapi curah
pelaksanaaan proyek mengalami
hujan pada saat melaksanakan
keterlambatan waktu pelaksanaan dari
pekerjaan. Kontraktor dapat membuat
rencana 120 menjadi 238 hari, berarti
terpal-terpal besar untuk melindungi
terjadi keterlambatan waktu pelak-
pekerja dan peralatan dalam
sanaan selama 118 hari.
melaksanakan pekerjaan. Diprediksikan

A fter Risk M itigatio n

1 1 1
0.9
0.8 0.8
0.7
Probabilitas

0.6
0.52
0.45
0.4
0.3
0.2 0.19
0.1
0 0
100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220

Waktu Pelaksanaan

Delay 46 hari

Gambar 4. Probabilitas After Risk Mitigation

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 35


TAHUN 17, NO. 1 PEBERUARI 2009

Risk Mitigation Cost peningkatan waktu pelaksanaan selama


46 hari mengakibatkan peningkatan
Risk mitigation cost dan risk control biaya yang harus dikeluarkan
costs adalah biaya yang dikeluarkan kontraktor sebesar Rp 341.675.744,-.
kontraktor dalam rangka untuk Kontraktor memerlukan dana sebesar
meminimalisasi risiko yang terjadi Rp 147.201.000,- dalam melaksanakan
selama masa pelaksanaan proyek. risk mitigation and control
Biaya-biaya yang timbul dalam risk
mitigation adalah Rp.147.201.000,-.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melaksanakan risk mitigation,
PERHITUNGAN STUDI KASUS
kontraktor pada waktu pelaksanaan
proyek 120 hari probabilitas Hasil yang diperoleh dari analisa risiko
penyelesaian proyek masih 0%. terhadap waktu pelaksanaan
Probabilitas proyek 80% berada pada
menggunakan software @Risk for
waktu pelaksanaan 166 hari. Hal ini Project ditampilkan pada gambar
berarti dengan risk mitigation proses dibawah ini.
pada probabilitas 80% terjadi

Before Risk Mitigation After Risk Mitigation

1 1 1 1 1 1 1 1
0.98 1
0.94
0.9 0.9
0.8 0.8 0.8
0.7 0.7
Probabilitas

0.6
0.5 0.52 0.5
0.45 0.43
0.4
0.3 0.3
0.2 0.19 0.2
0.1 0.1 0.12
0 0 Delay 46 hari
00000 00 0
100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300
Waktu
Delay 118 hari Pelaksanaan

Delay 135 hari

Gambar 5. Hubungan Waktu Pelaksanaan dengan Probabilitas 80%

36 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Ari Sandyavitri
Manajemen Resiko Di Proyek Konstruksi

Tabel 6. Probabilitas 80% proyek sukses dalam konteks pengendalian biaya dan waktu

Analysis 80%
Original
Parameters delays Before Risk After Risk
Project
Mitigation Mitigation
Project Cost Overruns (Rp) 703.364.052,- 686.104.480,- 361.502.744,-
Delay (days) 135 118 46

Dari hasil analisa di atas dapat mengidentifikasi risiko yang terjadi


disimpulkan bahwa grafik probabilitas selama pelaksanaan proyek berdampak
before risk mitigation pada saat pada peningkatan biaya sebesar
deadline waktu pelaksanaan proyek 120 Rp.86.104.480,- (what it is scenario).
hari probabilitasnya adalah 0%. Untuk Dengan melaksanakan risk mitigation
probabilitas 80% kontaktror memer- untuk probabilitas 80% keterlambatan
lukan waktu pelaksanaan selama 248 waktu pelaksanaan selama 46 hari.
hari, berarti terjadi keterlambatan Keterlambatan waktu pelaksanaan after
waktu pelaksanaan selama 118 hari. risk mitigation berdampak pada pening-
Setelah risk identification, risk analysis katan biaya sebesar Rp.361.502.744,-
and risk mitigation grafik probabilitas sehingga terjadi pengurangan kerugian
after risk mitigation pada saat deadline sebesar 50% dari total kerugian jika
waktu pelaksanaan 120 hari proba- tidak dilaksanakan kegiatan-kegiatan
bilitasnya 0%. Kemampuan kontraktor yang disarankan dalam risk mitigation
dalam menyelesaikan proyek pada saat and control.
deadline tetap 0%. Untuk probabilitas
80% kontaktror memerlukan waktu KESIMPULAN
pelaksanaan selama 166 hari, berarti
terjadi keterlambatan 46 hari. Keterlambatan waktu pelaksanaan
(delay) selama 135 hari mengakibatkan
Hasil yang diperoleh dari analisa risiko
terjadi peningkatan biaya yang harus
terhadap biaya proyek menggunakan
dikeluarkan kontraktor sebesar
software @Risk for Project ditampilkan
Rp.703.364.052,-. Berdasarkan hasil
pada Tabel 6.
evaluasi di lapangan diidentifikasi 5
Keterlambatan yang terjadi pada proyek (lima) risiko yang paling dominan
pembangunan jembatan indragiri hulu menyebabkan keterlambatan waktu
paket Pembangunan Jembatan Kela- pelaksanaan yaitu: (i) perubahan desain
yang di lapangan adalah 135 hari me- dan spesifikasi; (ii) mobilisasi peraltan
nimbulkan bertambahnya biaya yang dan pekerja; (iii) pengadaan material;
dikeluarkan kontraktor Rp703.364.052,. (iv) kondisi alat dan produktivitas kerja;
Dengan menganalisa risiko (before risk dan (v) musim hujan. Berdasarkan
mitigation) probabilitas 80% keterlam- simulasi risiko menggunakan software
batan waktu pelaksanaan selama 118 @Risk for Project, untuk probabilitas
hari. Keterlambatan waktu pelaksanaan 80% dengan kondisi yang ada di
akibat kegagalan kontraktor dalam lapangan saat itu (what it is scenario)

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 37


TAHUN 17, NO. 1 PEBERUARI 2009

maka diperkirakan akan terjadi DAFTAR PUSTAKA


keterlambatan waktu pelaksanaan
selama 118 hari dan berdampak pada Anonim, (2001). “Dokumen Kontrak
peningkatan biaya sebesar Proyek Pembangunan Jembatatan
Rp.686.688.480,-. Namun dengan Indragiri Hulu Paket Pembangunan
melakukan Risk mitigation and control Jembatan Kelayang”, Rengat: Dinas PU
pada probabilitas 80% akan terjadi Kabupaten Indragiri Hulu.
penurunan keterlambatan waktu Raftery, J.,(1986). “Risk Analysis In
pelaksanaan selama 46 hari dan Project Management”, London: E & F
berdampak pada peningkatan biaya Spon.
sebesar Rp.361.502.744,- (pengu-
rangan kerugian sampai 50% dari Ronald, M., (2003). “Manajemen
kerugian awal). Pembangunan”, Jakarta: Grafikatama
Abdiwacana.
UCAPAN TERIMA KASIH Sandyavitri, A. & Robert, J.Y., (2004).
“Risk Management in Water Supply”,
Terima kasih penulis ucapkan kepada 30th WEDC International Conference,
Hardian Syahputra, ST, Bapak Gunawan People and Systems for Water,
Wibisono, MSc, Bapak Ir.Ardhani, MSc Sanitation and Health. Lougborough
dan Gunawan, BE yang telah University, UK and Lao Government,
membantu penulis dalam penyediaan Vientiane, Lao.
data, survey lapangan, dan
pengumpulan data. Smith, N.J., (1991). “Engineering
Project Management”, London: E & F
Spon.

38 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

View publication stats

You might also like