You are on page 1of 12

Riptek Vol. I2, No. 2, Tahun 2018 Hal.

95-106

POTENSI PENGEMBANGAN PASAR TEMATIK


DI KOTA SEMARANG

Margunani, Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti, Asrori, Yozi Aulia


Rahman & Nurjannah Rahayu Kistanti
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

Email :
margunani@mail.unnes.ac.id, dianwisika@mail.unnes.ac.id, asroriunnes@mail.unnes.ac.id,
yoziaulia@mail.unnes.ac.id, nurjannah.rk@mail.unnes.ac.id

Abstract

To maintain the existence of traditional markets, one of the efforts that can be done
is to make traditional markets become thematic markets. The purpose of this study is to
identify the potential development of thematic markets in Semarang City and to find out the
thematic market development strategies in Semarang City. This research method is secondary
data and primary data. Determination of samples in this study was carried out by purposive
sampling method, that is judgment sampling. The analytical method uses description analysis,
and SWOT analysis. The results of the study show that the potential of thematic market
development in Semarang City is directed at two things, (a) thematic-based products, (b)
themati-based village (c) based on creative economy. The potential of thematic / tourism
village based thematic market development is directed at thematic villages that have been
formed and developed by each Subdistrict according to their characteristics, potential and
superiority. Some thematic market development strategies based on SWOT Analysis are
facilitation of funds and bureaucracy in the development of thematic markets, conducting
marketing promotions on thematic markets on a regular basis to the community, and
empowering the market community. Efforts should be made to integrate tourism villages,
thematic products, industrial centers and people's markets in maximizing the development of
thematic markets in the city of Semarang so that there is no need to build new thematic
markets that spend a lot of budget.

Keywords: thematic market, development strategy, SWOT, Semarang City

Abstrak

Untuk menjaga eksistensi pasar tradisional, salah satu upaya yang dapat dilakukan
yaitu dengan menjadikan pasar tradisional menjadi pasar tematik. Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengindentifikasi potensi pengembangan pasar tematik di Kota Semarang dan
untuk mengetahui strategi pengembangan pasar tematik di Kota Semarang. Metode
penelitian ini yaitu data sekunder dan data primer. Penentuan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu judgement sampling. Metode analisis
menggunakan analisis deskripsi, dan analisis SWOT.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
potensi pengembangan pasar tematik di Kota Semarang diarahkan pada dua hal, (a)
berbasis produk tematik, (b) berbasis kampung tematik (c) berbasis ekonomi kreatif. Potensi
pengembangan pasar tematik berbasis kampung tematik / desa wisata diarahkan pada
kampung tematik yang sudah dibentuk dan dikembangkan oleh masing-masing Kecamatan
sesuai dengan karakteristik, potensi dan keunggulannya.Beberapa Strategi pengembangan
pasar tematik berdasarkan Analisis SWOT yaitu :Fasilitasi dana dan birokrasi dalam
pengembangan pasar tematik, Melakukan promosi pemasaran mengenai pasar tematik
secara berkala ke masyarakat, dan Pemberdayaan komunitas pasar.Perlu dilakukan upaya
Kajian Potensi Pengembangan Pasar
Tematik di Kota Semarang (Margunani, dkk)

integrasi desa wisata, produk tematik, sentra industri dan pasar rakyat dalam
memaksimalkan pengembangan pasar tematik di Kota Semarang sehingga tidak perlu
membangun pasar tematik baru yang menghabiskan banyak anggaran.

Kata kunci: pasar tematik, strategi pengembangan, SWOT, Kota Semarang

Pendahuluan pasar modern tersebut. Dalam jangka


Kota Semarang sebagai Kota panjang akan berdampak pada
yang berbasis perdagangan dan jasa perubahan perilaku konsumsi
terus berupaya mengembangkan peran masyarakat yang semakin terbiasa
pasar rakyat sebagai tempat beraktivitas dengan pasar modern, jika pasar rakyat
jual beli utama bagi masyarakat luas. tidak segera dibenahi atau berbenah diri
Pasar rakyat dapat menyediakan menghadapi perubahan.
berbagai macam kebutuhan pokok Program revitalisasi ini digagas
rumah tangga dan barang-barang dengan maksud merespon
kebutuhan lainnya. Namun, memang permasalahan menahun dari pasar
dalam perkembangannya kondisi pasar tradisional di Indonesia,yang dicitrakan
rakyat tidak seperti yang diharapkan, sebagai suatu tempat yangkumuh,
mulai dari kondisi bangunan, kios/los, kotor, becek, tidak terawat, dan
sanitasi, lingkungan dan perilaku mempunyai tingkat kualitas hunian
pedagang maupun konsumen serta sangat rendah. Karena tidak bisa
kemampuan pengelola pasar yang masih bertahan hidup, maka diperkirakan
banyak kekurangan. keberadaan pasar tradisional
Dalam perkembangannya, pasar diperkotaan akan segera punah
rakyat masih kalah dengan pasar (Cahyono, 2006:21)
modern yang sekarang semakin tumbuh Dalam Tabel 1. ditampilkan
pesat. Pasar modern unggul dalam jumlah pasar yang belum direvitalisasi
pengelolaan yang lebih baik dan fasilitas dan sudah direvitalisasi di Kota
bangunan dan kios/outlet yang memadai Semarang.
termasuk kebersihan sanitasi dan Berdasarkan Tabel 1., sampai
lingkungan serta kemampuan manajerial pada tahun 2017, pasar yang belum
yang lebih profesional dan bermutu. direvitalisasi sebanyak 38 pasar dan
Dengan banyaknya pasar modern yang yang telah direvitalisasi sebanyak 16
berdekatan dengan beberapa pasar pasar. UPTD Bulu memiliki jumlah
rakyat di Semarang seperti Pasar terbanyak pasar yang telah direvitalisasi
Peterongan dan Pasar Mrican, sebanyak 6 pasar dan UPTD
Carrefour di Jl. Pemuda berdekatan Pedurungan sebanyak 5 pasar.
dengan Pasar Bulu, Pasar Johar, Pasar Sedangkan, UPTD Karangayu memiliki
Kranggan, Carrefour dan ADA jumlah terkecil pasar yang telah
Swalayan di Jl. Perintis Kemerdekaan direvitalisasi sebanyak 1 pasar.
Banyumanik berdekatan dengan Pasar Namun revitalisasi yang telah
Banyumank, Pasar Srondol, Pasar dilakukan memiliki beberapa kelemahan
Damar, Pasar Rasamala, Pasar Jatingaleh setelah dilakukan karena hanya berfokus
dengan menawarkan konsep pada perubahan desain atau bentuk
kenyamanan dan keberesihan telah bangunan. Misalnya, mayoritas pedagang
menyumbang penurunan omzet di Pasar Bulu mengalami penurunan
pedagang tradisional di Kota Semarang. pendapatan yang diakibatkan oleh
Penurunan pendapatan pedagang berkurangnya minat pengunjung untuk
pasar rakyat ini dikarenakan masuk ke dalam pasar.
masyarakat/pembeli lebih tertarik dan
merasa nyaman berbelanja ke toko/
96
Riptek Vol. I2, No. 2, Tahun 2018 Hal. 95-106

Tabel 1. Jumlah Pasar di Kota modern.Ragam pasar yang lebih


Semarang yang Belum Direvitalisasi transformatif seperti pasar tematik
dan yang Sudah Direvitalisasi (pasar elektronik,pasar tekstil, pasar
No UPTD
Revitalisasi seni, pasar banten, dan lain-lain), dapat
Belum Sudah dikembangkan menjadimodel
1 Johar 9 -
2 Karimata 3 3
pengembangan pasar tradisional.
3 Bulu 3 6 Pasar tematik itu adalah pasar
4 Karangayu 8 1 tradisional yang digabungkan dengan
5 Jatingaleh 7 2 komoditas tertentu, seperti komoditas
6 Pedurungan 8 5
Jumlah 38 17 pangan, buah-buahan, sayur-sayuran,
Sumber: Dinas Perdagangan Kota Semarang, 2017 (data ekonomi kreatif maupun produk lain.
diolah)
Salah satu benchmark pasar tematik
yang baik, salah satunya di Kota
Faktor-faktor yang Bandung. Menurut Dirut PD Pasar Kota
mempengaruhi penurunan tersebut Bandung Bermartabat Rinal Siswadi
yaitu (1) tarif parkir kendaraan yang mengatakan bandung telah memulai
dianggap terlalu mahal, (2) pembeli untuk membangun enam pasar tematik
kesulitan menjangkau lantai dua dan tiga tersebut dari tahun 2015 antara lain;
pasar saat eskalator dimatikan (3) akses Pasar Sarijadi (sayuran), Pasar
keluar masuk pasar yang Sederhana (kerajinan tangan), Pasar
membingungkan, serta (4) kesulitan Cihaurgeulis (kaos), Pasar Kosambi
pembeli mencari penjual yang (batik dan oleh-oleh Bandung), Pasar
diinginkan. Perubahan pendapatan tidak Wastukencana (Bunga), dan Palasari
hanya dirasakan oleh pedagang di lantai (Buku). Tujuan penelitian ini mencakup ,
tiga saja, namun juga pedagang di lantai (1) Mengidentifikasi potensi
satu dan lantai dua pasar. Akhirnya yang pengembangan pasar tematik di Kota
terjadi pedagang berjualan keliling Semarang dan (2) menyusun strategi
ataumembukabazarditempatlain. Hal pengembangan pasar tematik di Kota
yang sama juga seperti di Pasar Semarang
Sampangan, beberapa pedagang
merasakan terjadinya penurunan Metode Penelitian
pendapatan yang disebabkan karena Penelitian ini menggunakan data
letak kios dagang mereka yang berada kuantitatif dan data kualitatif. Menurut
dilantai dua, sedangkan barang sejenis Kuncoro (2013), data kuantitatif adalah
juga ada yang berada dilantai satu. Di data yang diukur dalam suatu skala
pasar sampangan tidak ada zonasi numerik (angka). Data tersebut bisa
(pembagian wilayah) barang dagangan dalam bentuk rasio atau interval.
dan di beberapa pasar tata letak (lay- Sedangkan data kualitatif adalah data
out) pasar tidak sesuai dengan keinginan yang tidak dapat diukur dalam skala
penjual. numerik. Data tersebut diklasifikasikan
Revitalisasi pasar yang berfokus atau dituangkan dalam data nominal dan
pada perbaikan dan pengembangan data ordinal. Data kuantitatif sebagai
bangunan saja ternyata belum cukup sumber data untuk digunakan dalam
dalam menguatkan peran pasar rakyat analisis deskriptif kuantitaif, sedangkan
di Kota Semarang. salah satu upaya lain data kualitatif digunakan untuk
yang dapat dilakukan adalah dengan digunakan dalam analisis deskriptif
mengembangkan pasar tematik. kualitatif.
Menurut Ayunigsasi (2011), pasar Sumber data yang digunakan
sebagai tempat usaha rakyat harus yaitu data primer dan data sekunder.
diciptakan secara lebih imajinatif,kreatif, Data primer biasanya diperoleh dengan
dan rekreatif agar bisa berkompetisi survei lapangan yang menggunakan
dengan pusat perbelanjaan

97
Kajian Potensi Pengembangan Pasar
Tematik di Kota Semarang (Margunani, dkk)

semua metode pengumpulan data (2) Bappeda bidang Perencanaan


orisinal dan data sekunder biasanya Ekonomi; (3) Distaru (Dinas Tata
telah dikumpulkan oleh lembaga Ruang); (4) Dinas Penanaman Modal
pengumpul data dan dipublikasikan dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; (5)
kepada masyarakat pengguna data Bagian Perekonomian Setda Kota
(Kuncoro, 2013). Semarang; (6) Dinas Pekerjaan Umum;
Dalam penelitian ini, data primer (7) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro;
yang dibutuhkan dalam penelitian ini (8) Dinas Pariwisata; (9) Dinas
yaitu dengan menyebar kuisioner atau Pertanian; (10) Camat Gajahmungkur;
angket yang diisikan oleh responden (11) Camat Semarang Tengah; (12)
kunci sebagai dasar dalam penyusunan Camat Gunungpati; (13) Dinas
strategi pengembangan pasar tematik di Ketahanan Pangan; (14)Dinas
Kota Semarang. Perindustrian.
Data sekunder yang dibutuhkan Para responden akan
antara lain : dikumpulkan pada kegiatan Focus Group
Kampung Tematik, mencakup Discussion (FGD). FGD dilakukan
perkembangan : Jumlah dan Jenis dengan membuat forum diskusi yang
Kampung Tematik tahun 2018; biasanya terdiri dari 8 sampai 15 orang.
Karakteristik Kampung Tematik tahun Forum diskusi ini diberi suatu topik
2018; Fasilitas Sarana dan Prasarana yang disesuaikan dengan penelitian dan
Kampung Tematik tahun 2018; Data dibuat dalam situasi yang informal
Pengunjung Kampung Tematik tahun dengan dipimpin oleh seorang
2018; Potensi Pengembangan Kampung moderator yang sudah terlatih dengan
Tematik. baik (Kuncoro, 2013). Tujuan FGD yang
Ekonomi Kreatif, mencakup akan dilaksanakan dalam penelitian ini
perkembangan : Kuliner; Fashion; Kriya; yaitu (1) mengindentifikasi berbagai
Fotografi, Videografi, TV dan Radio, macam permasalahan yang dihadapi
Advertising, arsitek, Musik, aplikasi dan dalam pengembangan pasar tradisional
game; Seni pertunjukan, desain produk, tematik dari perspektif pedagang,
desain interior. pengambil kebijakan dan konsumen atau
Penentuan sampel dalam masyarakat umum, (2) mencari solusi
penelitian ini dilakukan dengan metode bersama dalam menguatkan peran pasar
purposive sampling, yaitu judgement tradisional tematik dalam
sampling. Judgement sampling adalah perekonomian daerah
dimana peneliti memilih sampel Metode analisis yang digunakan
berdasarkan penilaian terhadap dalam penelitian ini yaitu
beberapa karakteristik anggota sampel Analisis deskriptif kuantitatif, Analisis
yang disesuaikan dengan maksud atau ini mencakup kegiatan untuk
tujuan penelitian (Kuncoro, 2009:139). menyimpulkan data mentah dalam
Responden merupakan jumlah yang besar sehingga dapat
informan kunci (key informant) dalam ditafsirkan, termasuk mengelompokkan
penelitian ini. Metode ini dilakukan atau memisahkan komponen atau
dengan cara mencari dan mewancarai bagian yang relevan dari keseluruhan
beberapa orang ahli atau informan kunci data, menggambarkan pola-pola yang
di bidang yang berhubungan dengan konsisten dalam data sehingga hasilnya
situasi yang akan diteliti. (Kuncoro, dapat dipelajari dan ditafsirkan secara
2013). Adapun responden dalam singkat dan memiliki makna (Kuncoro,
penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) 2013).
Kepala Dinas Pedagangan (Beberapa Metode deskriptif kualitatif, Pada
bidang : Bina Usaha, Perizinan, pendekatan kualitatif, data dianalisis
Pendapatan, Pengembangan Sarpras); dengan menggunakan model interaktif
98
Riptek Vol. I2, No. 2, Tahun 2018 Hal. 95-106

yaitu melalui proses pengumpulan data Weakness- Opportunity, Strategi ini


dan penyajian data. Pada saat data yang dibuat untuk memanfaatkan kesempatan
disajikan belum dapat disimpulkan atau yang ada untuk meminimalkan
ditemukan kejanggalan–kejanggalan kelemahan yang ada; (4) Strategi
maka data direduksi melalui verifikasi. Weakness- Threat,Strategi ini dibuat
Reduksi data dilakukan terus menerus untuk meminimalkan kelemahan dan
selama pengumpulan data berlangsung. ancaman.
Sejak analisis data dan verifikasi Setelah semua data
dilakukan, maka pada saat itu juga (eksternaldan internal) diperoleh, maka
peneliti mulai memberi arti dan dapat ditentukan berdasarkan matriks
memaknai data yang diperoleh. SWOT. Matriks ini dapat memberi
Keputusan peneliti memberi arti gambaran secara tepat bagaimana
tersebut pada dasarnya adalah untuk membuat model- model strategis yang
menarik kesimpulan sementara yang memanfaatkan peluang dan ancaman
masih memungkinkan untuk diperbaiki. eksternal yang dihadapi, kemudian
Kesimpulan sementara yang belum jelas disesuaikan dengan kekuatan dan
direduksi kembali melalui verifikasi. kelemahan internal yang dimiliki
Kemudian setelah peneliti yakin bahwa (Khuzaini, 2006). Matriks SWOT dalam
kesimpulan telah kuat, maka peneliti penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.
memaknai hasil penelitian dengan
menginterpretasikan makna-makna Hasil Penelitian
tersebut dalam bentuk simpulan akhir. Potensi Pengembangan Pasar
Dengan menggunakan analisisi ini, Tematik
peneliti merancang suatu model Pengembangan pasar tematik
pengembangan pasar tematik yang dibagi menjadi dua potensi, (1) Potensi
disusun berdasarkan dari informasi- pengembangan pasar tematik berbasis
informasi yang diberikan oleh para produk tematik, (2) potensi
respoden. pengembangan pasar tematik berbasis
Analisis SWOT, Analisis ini kampung tematik dan desa wisata.
digunakan untuk menyusun strategi
pasar tematik di Kota Semarang. Potensi Pengembangan Pasar
Langkah-langkah dalam analisis SWOT Tematik Berbasis Produk Tematik
yaitu:Mengindentifikasi aspek Strenght
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Berdasarkan Keputusan
Opportunity (kesempatan) dan Threat Walikota Semarang Nomor: 531/978
(Ancaman); Memformulasikan dalam Tahun 2017 tentang Pembentukan
bentuk matriks SWOT dengan strategi- Sentra Industri di Kota Semarang, maka
strategi berikut : (1) Strategi Strenght- dibentuk 20 sentra industri di Kota
Opportunity (SO), Strategi ini dibuat Semarang.Beberapa sentra industri di
untuk memanfaatkan seluruh kekuatan atas memiliki potensi untuk
untuk memanfaatkan kesempatan dikembangkan sebagai pasar tematik,
sebesar-besarnya; (2) Strategi Strenght- seperti sentra bandeng, sentra ikan
Threat, Strategi dalam menggunakan asap, sentra logam, sentra batik, sentra
menggunakan kekuatan yang dimiliki batik warna alam, sentra jajan pasar,
untuk mengatasi ancaman; (3)Strategi sentra sulam pita.

99
Kajian Potensi Pengembangan Pasar
Tematik di Kota Semarang (Margunani, dkk)

Tabel 2.Matriks SWOT


IFE STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
Tentukan faktor- faktor kekuatan Tentukan faktor- faktor Kelemahan
internal internal
EFE (Skor IFE> 2) (Skor IFE ≤ 2)

Strategi S-O Strategi W-O


OPPORTUNITIES (O)
Ciptakan strategi yang menggunakan Ciptakan strategi yang meminimalkan
Tentukan faktor- faktor Peluang
kekuatan untuk memanfaatkan kelemahan untuk memanfaatkan
eksternal (Skor EFE > 2)
peluang peluang

TREATHS(T) Strategi S-T Strategi W-T


Tentukan faktor- faktor ancaman Ciptakan strategi yang menggunakan Ciptakan strategi yang meminimalkan
eksternal (Skor EFE ≤ 2) kekuatan untuk mengatasi ancaman kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti, (2006)

Tabel3.Sentra Industri KotaSemarang Potensi Pengembangan Pasar


Tematik Berbasis Kampung
No Nama Sentra Lokasi
Tematik
Krobokan, Semarang
1 Sentra Bandeng Berdasarkan hasil FGD yang
Barat
2 Sentra Tempe
Krobokan, Semarang telah dilakukan bersama beberapa
Barat SKPD seperti Dinas Pariwisata, Dinas
Sentra Kulit Kranggan, Semarang
3
Lumpia Tengah Pekerjaan Umum, Setda Bidang
4 Sentra Tempe
Miroto, Semarang Perekonomian, Pemerintah Kecamatan
Tengah Gunungpati dan Gajahmungkur, telah
Bandarharjo,
5 Sentra Ikan Asap
Semarang Utara disepakati bahwa pengembangan pasar
Sentra Las Panggung Kidul, tematik tidak hanya berbasis produk
6
Kenteng Semarang Utara tematik, melainkan juga berbasis
Bugangan, Semarang
7 Sentra Logam
Timur
kampung tematik maupun desa wisata.
Sentra Kulit Sarirejo, Semarang
8
Imitasi Timur Tabel 4.Daftar Kampung Tematik
Rejomulyo, Semarang Basis Pengembangan Pasar Tematik
9 Sentra Batik
Timur
Sentra Kripik dan Nama
10 Kandri, Gunungpati No Kelurahan Kecamatan Kampung
Ketela
Gunungpati Tematik
Sentra Batik
11 Kecamatan
Warna Alam Kampung
Gunungpati 1 Gunungpati Gunungpati
Alam Malon
Sentra Batik
12 Mangunharjo, Tugu
Mangrove Kampung
Mangkang Wetan, 2 Pudakpayung Banyumanik Jajan
13 Sentra Krupuk
Tugu Tradisional
Pudak Payung, Kampung
14 Sentra Jajan Pasar
Banyumanik 3 Tambakrejo Gayamsari Sentra
Sentra Batik Pedalangan, Bandeng
15
Kanfer Banyumanik
Sentra Tusam Pedalangan, Semarang Kampung
16 4 Rejomulyo
Craft Banyumanik Timur Batik
Sentra Tahu
17 Jomblang, Candisari Semarang Kampung
Kedelai 5 Randusari
Tlogosari Kulon, Selatan Pelangi
18 Sentra Sulam Pita
Pedurungan
Sentra Batik
19 Meteseh, Tembalang Hal ini dikarenakan program
Meteseh
20 Sentra Pandai Besi Jatibarang, Mijen kampung tematik maupun desa wisata
Sumber: Dinas Perindustrian Kota Semarang

100
Riptek Vol. I2, No. 2, Tahun 2018 Hal. 95-106

menjadi program prioritas yang sedang Kampung Pelangi menjadi


fokus digalakkan oleh Walikota destinasi wajib Kota Semarang saat ini,
Semarang. Untuk menguatkan program awalnya kampung tersebut adalah
kampung tematik tersebut, maka perlu kampung kumuh dengan tembok-
dilakukan upaya untuk menonjolkan tembok tidak diplester, yang kemudian
produk-produk maupun program- diubah oleh Pemkot menjadi menarik
program yang berasal dari program karena rumah-rumah di situ dipoles
kampung tematik maupun desa wisata. dengan cat-cat berwarna-warni yang
Program Kampung Tematik sudah menarik perhatian dari berbagai pihak,
dimulai tahun 2016 hingga sekarang. tidak hanya media nasional tetapi juga
Program tersebut dalam rangka media internasional, seperti BBC,
mengoptimalkan potensi yang bisa Mirror, dan lain-lain. Di depan Kampung
dikembangkan dari wilayah tersebut Pelangi terdapat Pasar Bunga Kalisari
yang dapat meningkatkan pendapatan dan Taman Kasmaran.
dan kesejahteraan masyarakat
sekitarnya. Kajian Overlay Pola dan Tren
Dari sekian banyak rencana Perkembangan Ekonomi Kreatif
pengembangan kampung tematik di atas, Berdasarkan kajian per sektor
maka perlu dipilih kampung tematik ekonomi kreatif di atas. Maka dapat
yang dapat dijadikan basis digambarkan beberapa hal yang
pengembangan pasar tematik di Kota menarik. Ternyata, meksipun semua sub
Semarang seperti yang ditampilkan bidang ekonomi kreatif ada dan tumbuh
dalam tabel 4. di kota Semarang. akan tetapi
Di Kelurahan Pudakpayung perkembangannya dapat dikatakan
dikenal dengan warganya yang membuat beragam. Hasil kajian ini dapat membagi
berbagai macam jajanan pasar / snack perkembangan ekonomi kreatif di kota
seperti lemper, arem-arem, botok dan Semarang ke dalam tiga kelompok besar
lain-lain terutama warga RW 7. Harga berdasarkan analisis overlay. Berikut
yang ditawarkan juga tidak terlalu mahal disajikan tabel klasifikasi perkembangan
sehingga menjadi favorit masyarakat sektor ekonomi kreatif di Kota
untuk berburu jajanan tradisional. Semarang.
Kelurahan Tambakrejo dikenal Tabel 5. klasifikasi di atas
sebagai kampung sentra bandeng yang memberikan gambaran bahwa tidak
juga merupakan pusat kuliner olahan semua sub bidang ekonomi kreatif
ikan bandeng. Warga memiliki berkembang pesat di kota Semarang.
kreativitas yang sangat tinggi dalam bahkan terdapat sub bidang yang hanya
mengolah bandeng menjadi bandeng sekedar bertahan saja karena gempuran
presto, pepes, otak–otak maupun inovasi pada bidang ekonomi kreatif
nugget. Kelezatan makanan olahan yang lain.Sebagai contoh, bidang seni
tersebut sudah diakui oleh masyarakat pertunjukan tradisional di kota
Kota Semarang. Di Kampung batik Semarang ternyata tidak dapat
Rejomulyo terdapat berbagai macam berkembang pesat.Hal ini dikarenakan
motif batik yang menarik dikenal dengan sektor ini digerus oleh bidang lain
motif Semarang, seperti Lawangsewu, seperti aplikasi dan game, musik
Warak Ngendog, Tugu Muda, Blekok modern dan aplikasi dan game.
dan Asam. Para pemesan batik tersebut
tidak hanya dari Pulau Jawa, tetapi juga
banyak dari luar Pulau Jawa. Di dalam
Kampung Batik itu sendiri, juga banyak
mural bercorak batik yang tentunya
menambah daya tarik.

101
Kajian Potensi Pengembangan Pasar
Tematik di Kota Semarang (Margunani, dkk)

Tabel 5.Klasifikasi Sektor Ekonomi Strategi Strenght- Opportunity


Kreatif yang Berkembang di Kota (SO)
Semarang Strategi ini dibuat untuk
Kurang
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
Unggulan Potensial memanfaatkan kesempatan sebesar-
berkembang
Fotografi,
besarnya yaitu dengan :
Videografi, TV Pembenahan Pasar yang sudah
Seni
Kuliner, dan Radio,
pertunjukan, ada menjadi pasar tematik. Untuk
Fashion, Advertising,
Kriya arsitek, Musik,
desain produk, mewujudkan pasar tematik di Kota
desain interior Semarang yaitu dengan melakukan
aplikasi dan
game pembenahan pasar tradisional yang
Sumber: Data primer, diolah (2018) sudah ada di Kota Semarang. Beberapa
pasar tradisional di Kota Semarang
Aspek ketiadaan inovasi juga perlu sedikit pembenahan menjadi pasar
turut menjadi kendala perkembangan tematik, seperti halnya pasar Bulu.
sub bidang ini. Beberapa sektor lain Sentra industri statusnya dapat
seperti desain produk dan desain ditingkatkan menjadi pasar tematik.
interior juga kurang berkembang karena Berdasarkan data sentra industri dari
masih terbatasnya pasar. Masyarakat Dinas Industri Kota Semarang yang
umumnya masih awam dengan bidang pada pembahasan sebelumnya. Untuk
ini. mewujudkan pasar tematik dapat
Adapun sektor-sektor yang dilakukan dengan cara meningkatkan
berkembang pesat dan menjadi andalan status sentra industri menjadi pasar
adalah kuliner, fashion dan kriya. Hasil tematik. Beberapa sentra industri yang
pengamatan inkonsisten dengan kondisi berpotensi menjadi pasar tematik yaitu
di Indonesia secara umum. Di mana ke sentra ikan asap Bandarharjo, sentra
tiga sektor tersebut menjadi logam bugangan, sentra batik di
kontributor utama penyumbang Rejomulyo, sentra bandeng
ekonomi kreatif di Indonesia Tambakrejo, sentra pewarna alam
Gunungpati, sentra sulam pita
Strategi Pengembangan Pasar Pedurungan dan sentra jajan pasar di
Tematik Banyumanik.
Analisis SWOT Fasilitasi dana dan birokrasi
Analisis SWOT, mengidentifikasi dalam pengembangan pasar tematik.
faktor internal dan faktor eksternal Pasar tematik membutuhkan dana yang
yang dimiliki dan dihadapi dalam tidak sedikit. Dukungan fasilitasi dana
penyusunan strategi pengembangan sangat diperlukan. Pemerintah Kota
pasar tematik. Hasil analisis SWOT dapat mengundang investor untuk
berdasarkan hasil FGD yang telah bersama-sama membuat pasar tematik.
dilakukan bersama-sama dengan Selain fasilitasi dana, birokrasi dalam
beberapa SKPD, Dinas Pariwisata, pengembangan pasar tematik sangat
Dinas Pekerjaan Umum, Setda Bidang diperlukan. Mempermudah birokrasi
Perekonomian, Pemerintah Kecamatan agar investor tertarik menanamkan
Gunungpati dan Gajahmungkur. Tabel 6 dananya untuk membuat pasar tematik.
menampilkan matriks SWOT Pelestarian nilai sejarah sebagai
Pengembangan Pasar Tematik Kota obyek wisata budaya sekaligus wisata
Semarang. belanja.Belajar dari beberapa daerah
yang berhasil memiliki pasar tematik
seperti Pasar Sukowati Denpasar, pasar
Gede Surakarta, pasar Bringharjo
Yogyakarta. Pasar–pasar tersebut
102
Riptek Vol. I2, No. 2, Tahun 2018 Hal. 95-106

mengusung konsep wisata budaya Strategi Strenght- Threat (ST)


sekaligus menjadi destinasi wisata Strategi dalam menggunakan
belanja. Oleh karena itu, Pemerintah menggunakan kekuatan yang dimiliki
Kota Semarang dapat mengadopsi untuk mengatasi ancaman yaitu dengan :
konsep tersebut untuk membuat pasar (1) Optimalisasi pemanfaatan lahan.
tematiknya. Sebagai contoh, pasar johar Pembuatan pasar tematik di Kota
dan kawasan kota lama, dapat dijadikan Semarang harus mengacu pada
pasar tematik sekaligus destinasi wisata. optimalisasi pemanfaatan lahan. Desain
Peningkatan promosi dan dari pasar tematik nantinya disesuaikan
informasi wisata belanja. Strategi yang dengan bentuk topografi lahan yang ada.
tak kalah untuk dilakukan yaitu promosi (2) Perencanaan pengembangan pasar
dan informasi wisata belanja ke seluruh yang lebih matang dan komprehensif.
masyarakat baik di Kota Semarang Pasar tematik akan berhasil jika didalam
maupun ke seluruh pelosok nusantara. perencanaannya dilakukan secara
Baik melalui media cetak, maupun komprehensif dan matang. Para
elektronik. pemangku kepentingan hendaknya
Integrasi dengan transportasi diajak dialog untuk merumuskan konsep
publik Kota Semarang. Pasar tematik dan desain pasar tematik.
yang nantinya akan dibentuk, harus
terintegrasi dengan transportasi publik Strategi Weakness– Opportunity
di Kota Semarang. Akses yang mudah (WO)
dan gampang, akan semakin Strategi ini dibuat untuk
meningkatkan jumlah pengunjung untuk memanfaatkan kesempatan yang ada
datang di pasar tersebut. untuk meminimalkan kelemahan yang
Penguatan organisasi pelaku pasar ada yaitu dengan : (1) Desain pasar
tradisional. Penguatan organisasi pelaku tematik yang tidak kaku agar
pasar tradisional merupakan hal yang pengunjung betah berlama-lama di
diperlukan mengingat adanya wadah pasar. Desain pasar tematik diharapkan
suatu organisasi dapat menyalurkan tidak kaku agar pengunjung bertah
aspirasi antar pedagang guna berlama-lama di pasar. Ada spot untuk
memajukan pasar tradisional. Fungsi selfi, dibuat selayaknya cafe dan ada wifi
dari organisasi yang lain yaitu organisasi corner salah satu upaya yang dapat
pasar disini yaitu penyambung lidah dari dilakukan agar pengunjung betah di
Pemerintah kepada seluruh pelaku pasar; (2) Peningkatan kerjasama
pasar. dengan perguruan tinggi, biro perjalanan
Penguatan SDM pengelola pasar. dan UMKM. Perlu dilakukannya upaya
SDM pengelola pasar harus dikuatkan. peningkatan kerjasama dengan
Salah satu bentuk penguatan SDM perguruan tinggi, biro perjalanan dan
pengelola pasar yaitu meningkatkan UMKM dalam menciptakan pasar
kemampuan pengelola pasar dengan tematik. Pihak–pihak tersebut akan
memberikan pelatihan yang berupa memainkan peranannya masing-masing;
pemberian materi mengenai manajemen (3) Pemberdayaan komunitas sadar
pengelolaan pasar. Selain itu wisata. Pemberdayaan komunitas sadar
meningkatka pendidikan SDM pengelola wisata sebagai motor penggerak desa
pasar juga tak kalah penting. Adanya wisata. Pokdarwis perlu dibentuk
pendidikan yang tinggi, SDM pengelola dimasing-masing kampung tematik dan
pasar ini akan memiiki inovasi dan desa wisata. Pokdarwis disini akan
kreaifitas dalam mengelola pasar. melakukan promosi wisata, penataan
wisata dan sebagai koordinator antara
pihak-pihak yang terkait; (4)
Optimalisasi pengelolaan sebagai obyek

103
Kajian Potensi Pengembangan Pasar
Tematik di Kota Semarang (Margunani, dkk)

wisata belanja.Beberapa pasar tematik ada upaya payung hukum untuk menjadi
yang dapat dijadikan sebagai obyek pasar tematik.
wisata belanja. Seperti pasar Bulu dapat
menjadi pasar tematik untuk menjual Strategi Weakness– Threat (WT)
souvenir khas Semarang dan sekaligus Strategi ini dibuat untuk
sebagai destinasi wisata belanja; memanfaatkan kesempatan yang ada
(5)Penyelenggaran event atau kegiatan untuk meminimalkan kelemahan dan
untuk promosi pasar.Perlu Ancaman yang ada yaitu dengan: (1)
ditinggkatkan event–event besar baik Pelibatan semua stakeholder dalam
skala lokal maupun nasional. pengembangan pasar tematik. Seluruh
Penyelenggarakan event-event besar stakeholder yang terlibat dalam
seperti festival durian di pasar agro yang pengembangan pasar tematik harus
ada di Kecamatan Mijen; (6) Pembaruan duduk bersama mulai dari proses
mind-set melalui pelatihan intensif. perencanaan hingga evaluasi pasar
Perlu dilakukan pembaruan mindset tematik; (2) Pembuatan aturan
dimana pasar tematik diperlukan sebagai mengenai pendirian pasar tematik.
upaya peningkatan kesejahteraan Setelah penentuan pasar-pasar yang
masyarakat; (7) Legalitas PKL dan akan dijadikan pasar tematik, hendaknya
sentra yang berpotensi menjadi pasar Pemerintah Kota Semarang langsung
tematik. Ada beberapa PKL dan sentra membuat aturan mengenai pasar
yang belum berlegalitas hukum. Perlu tematik.

Tabel 6.Matriks SWOT Pengembangan Pasar Tematik Kota Semarang

Strenght- S Weakness - W
INTERNAL
• Belum adanya desain peta
• Lokasi Kota Semarang yang strategis
pembangunan pasar tematik
• Nilai sejarah Kota Semarang
• Sentra PKL yang masih belum tertata
• Terdapat sentra PKL yang dapat
• Kurangnya aspek legalitas PKL
dijadikan menjadi pasar tematik
• Terdapat kampung tematik yang • Kurangnya kesadaran mengenai
memiliki produk unggulan pengembangan wisata di desanya
• Pengelola pasar belum punya gambaran
• Letak pasar mudah dijangkau oleh
konsumen mengenai pengelolaan pasar tematik
• Minimnya inisiatif untuk berkembang
• Konsumen akan lebih senang ke
pasar tematik karena memudahkan menjadi pasar tematik dari para pelaku
mencari produk yang diinginkan pasar.
• Dukungan pengembangan SDM lemah
• Promosi minim dan even terbatas,
serta jejaring lemah
• Terbatasnya anggaran pembangunan
EKSTERNAL pasar tematik

Opportunities- O Strategi S-O Strategi W-O

• Beberapa pasar hasil revitalisasi • Pembenahan Pasar yang sudah ada • Desain pasar tematik yang tidak
dapat dijadikan pasar tematik menjadi pasar tematik kaku agar pengunjung betah
• Meningkatnya jumlah wisatawan • Sentra PKL statusnya dapat berlama-lama di pasar Peningkatan
ke Kota Semarang ditingkatkan menjadi pasar tematik kerjasama dengan perguruan tinggi,
• Pasar tematik dapat menjadi • Fasilitasi dana dan birokrasi dalam biro perjalanan dan UMKM
destinasi wisata pengembangan pasar tematik • Pemberdayaan komunitas sadar
• Memiliki produk unggulan sesuai • Pelestarian nilai sejarah sebagai wisata
tema kampung tematik obyek wisata budaya sekaligus wisata • Optimalisasi pengelolaan sebagai
• Pemerintah Kota selalu belanja obyek wisata belanja
menganggarkan revitalisasi untuk • Peningkatan promosi dan informasi • Penyelenggaran event atau kegiatan
2 pasar setiap tahun wisata belanja untuk promosi pasar
• Sinergi dengan obyek wisata lain • Integrasi dengan transportasi publik • Pembaruan mind-set melalui
Kota Semarang pelatihan intensif
• Legalitas PKL dan sentra yang

104
Riptek Vol. I2, No. 2, Tahun 2018 Hal. 95-106

• Penguatan organisasi pelaku pasar berpotensi menjadi pasar tematik


tradisional
• Penguatan SDM pengelola pasar

Threats- T Strategi S-T Strategi W-T


• Perencanaan yang kurang
• Pelibatan semua stakeholder dalam
komprehensif
• Optimalisasi pemanfaatan lahan pengembangan pasar tematik
• Persaingan dengan kompetitor Ø
• Perencanaan pengembangan pasar
semakin banyak (mall, indomaret, • Mindset masyarakat akan konsep
yang lebih matang dan komprehensif
alfamart,dll) pasar tematik
• Melakukan promosi pemasaran
• Mindset masyarakat akan konsep
mengenai pasar tematik secara
pasar tematik • Pembuatan aturan mengenai
berkala ke masyarakat Ø
• Belum ada aturan yang mengatur pendirian pasar tematik
pasar tematik
Sumber : Data Primer,diolah (2018)
membangun pasar tematik baru yang
Kesimpulan menghabiskan banyak anggaran.
Pengembangan pasar tematik Integrasi bisa dilakukan di kawasan Tugu
diarahkan kepada sentra industri, Muda, yang terdapat Pasar Bulu, Produk
kampung tematik dan ekonomi kreatif. bunga Kalisari dan tempat-tempat
Pengembangan sentra industri wisata sekitar. Pasar tematik dapat
diarahkan pada sentra bandeng, sentra diarahkan menjadi pasar virtual (virtual
ikan asap, sentra logam, sentra batik, market) dengan adanya e-marketing,
sentra batik warna alam, sentra jajan tentunya dapat memudahkan penjual
pasar, dan sentra sulam pita. Potensi dan pembeli saling berinteraksi tanpa
pengembangan pasar tematik berbasis harus bertemu satu sama lain.
kampung tematik diarahkan pada lima Pemerintah Kota dapat mengembangan
kampung tematik utama yang sudah website maupun aplikasi yang
dibentuk dan dikembangkan oleh berisikaninformasi mengenai produk
masing-masing Kecamatan sesuai tematik di Kota Semarang.
dengan karakteristik, potensi dan
keunggulannya. Pengembangan ekonomi DAFTAR PUSTAKA
kreatif diarahkan pada sektor yang Alfianita, Ella. (2015). Revitalisasi Pasar
berkembang seperti kuliner, fashion dan Tradisional dalam Perspektif
kriya. Beberapa strategi pengembangan Good Governance (Studi di Pasar
pasar tematik seperti fasilitasi dana dan Tumpang Kabupaten Malang).
birokrasi dalam pengembangan pasar Jurnal Administrasi Publik (JAP). Vol.
tematik, melakukan promosi pemasaran 3 (5), 758-762.
mengenai pasar tematik secara berkala
ke masyarakat, peningkatan kerjasama Anam, Choirul. (2014). Analisis
dengan perguruan tinggi, biro perjalanan Revitalisasi Pasar Tanjung dalam
Rangka Penguatan Pedagang Pasar
dan UMKM, dan Pemberdayaan di Era Bisnis Modern. SAINTEKBU:
komunitas pasar dan komunitas Jurnal Sains dan Teknologi. Vol. 7
pemuda. (1).
Azizah, Siti Nur. (2016). Analisis
Rekomendasi Dampak Program Revitalisasi
Perlu dilakukan upaya integrasi Pasar Tradisional di Pasar
sentra produk tematik, kampung Tumenggungan terhadap
tematik, ekonomi kreatif dan pasar Pendapatan Pedagang dan Evaluasi
rakyat dalam memaksimalkan Manajemen Tata Kelola Pedagang
pengembangan pasar tematik di Kota Pasar Tumenggungan Pasca
Semarang sehingga tidak perlu Program Revitalisasi Menurut

105
Kajian Potensi Pengembangan Pasar
Tematik di Kota Semarang (Margunani, dkk)

Persepsi Pedagang. Jurnal Fokus Koperasi dan UKM. Makalah. Tidak


Bisnis. Vol. 15 (2), 22-36. Diterbitkan. Jakarta.
Garrod, B. (2007). The Delphi Technique.
University of Wales Aberystwyth.
Wales: Institute of Rural Science.
Harold A.Linstone, M.T. (1975). The
Delphi Method: Technique and
Applications. Mass: Adison Wesley.
Isminingtyas, Grace Reni. (2015).
Peranan Pasar Tradisional, Relasi
dan Jaringan. Available at
http://catatangrace.blogspot.co.id/
2015/04/peranan-pasar-
tradisional-relasi-dan.html
diunduh tanggal 18 April 2017.
Jakaria, Y. (2009). Uji Coba Model
(Validasi). Jakarta: Pusat Penelitian
dan Kebijakan dan Inovasi
Pendidikan Badan Litbang
Depdiknas.
Kuncoro, M. (2007). Metode Kuantitatif:
Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan
Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Kuncoro, M. (2013). Metode Riset untuk
Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Leksono, S. (2009). Runtuhnya Modal
Sosial pasar Tradisional. CV. Citra.
Malang.
Margunani, Soesilowati, Etty dan
Nihayah, Dyah Maya (2012).
Pemetaan Potensi Ekonomi
Tanaman Hortikultur sebagai
Komoditas Unggulan di Gunungpati,
Kota Semarang. Laporan
Penelitian. Universitas
Negeri Semarang.
Pradipta, A. A. Gede Prathiwa. (2016).
Pengaruh Revitalisasi Pasar
Tradisional dan Sumber Daya
Pedagang terhadap Kinerja
Pedagang Pasar di Kota Denpasar.
E-Jurnal EP. Vol. 5 (4), 460-479.
Sinaga, Pariaman. (2006). Pasar Modern
VS Pasar Tradisional. Kementerian

106

You might also like