Professional Documents
Culture Documents
71-82
Abstract
Traditional market is the place which represents the transaction between sellers and
buyers. However, by the development of the period rapidly, the existence of traditional market
begins to be threatened. It is because the proliferation of retail business from foreign funds, for
example is Minimarket. Due to the proliferation of the Minimarket, people has been prefer to
visit Minimarket rather than traditional market. Clean place and free from the word of dirty
have made visitors more comfortable to visit Minimarket. And this condition is in opposite with
the traditional market which seems slum, muddy and far from hygienic. This situation has
succesfully made the traditional market left behind of the modern market. This research aims
to know the characteristic of location of the traditional market and its operational impact and
recommend the traditional market model. The model of market location can enhance the
competitiveness of traditional market with modern markets. As for which becomes the object
of this research are, traditional market data that listed in the Market Service of Semarang city,
that market conditions are obtained by means of direct observation or interviews to the
merchant market, the market manager and the buyer's market. As for the secondary data
used is DED of market, the number of market stalls, number of floor los data, data number of
traders, market land area data, and data market building area. The conclusions of this
research was obtained some variables from location factors that affect the success of the
revitalization, covering a distance of main street market, broad visibility, parking lots, the
amount of market traders, the number of entry to the market, and the number of transport
towards the market. As for the success of the revitalization of the market was also influenced
by his market in the populous region. Because there is still no recommendations placement
location a strategic market, for it is this research make a model of market location
recommendations and a population density of traditional market.
Abstrak
Pasar tradisional merupakan tempat transaksi antara pedagang dan pembeli. Namun, dengan
pesatnya perkembangan jaman, keberadaan pasar tradisional mulai terancam. Itu disebabkan
menjamurnya usaha ritel dengan dana asing, seperti contoh minimarket. Dengan
menjamurnya minimarket, pengunjung pasar tradisional mulai beralih ke minimarket
dibanding ke pasar tradisional. Tempat yang bersih dan bebas dari kata kumuh membuat
pengunjung semakin betah berkunjung ke minimarket. Kondisi ini berkebalikan dengan
suasana di pasar tradisional yang terkesan kumuh, becek dan jauh dari kata higienis.
Keadaan ini semakin membuat pasar tradisional tertinggal jauh dibanding pasar modern.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lokasi dan dampak operasionalnya
serta merekomendasikan model pasar tradisional. Model lokasi pasar dapat meningkatkan
Karakteristik Lokasi Pasar Tradisional
dan Dampak Operasionalnya :
Studi Kasus Kota Semarang (Rasinanda M Rizal, dkk)
daya saing pasar tradisional dengan pasar modern. Adapun yang menjadi objek dalam
penelitian ini yaitu seluruh pasar tradisional yang tercantum dalam data Dinas Pasar Kota
Semarang, yaitu kondisi pasar yang didapat dengan cara observasi langsung maupun dengan
wawancara kepada pengelola pasar, pedagang pasar dan pembeli pasar. Sedangkan untuk
data sekunder yang digunakan adalah gambar DED pasar, data jumlah kios, data jumlah los,
data jumlah dasaran, data jumlah pedagang, data luas lahan pasar, dan data luas bangunan
pasar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah didapat beberapa variabel dari faktor lokasi yang
mempengaruhi keberhasilan revitalisasi, meliputi jarak pasar dengan jalan utama, visibilitas,
luas lahan parkir pasar, jumlah pedagang, banyaknya akses masuk, dan jumlah angkutan
menuju pasar. Adapun keberhasilan revitalisasi pasar juga dipengaruhi oleh ditempatkannya
pasar di wilayah yang padat penduduk. Karena masih belum ada rekomendasi penempatan
lokasi pasar yang strategis, untuk itu penelitian ini memberikan model rekomendasi lokasi
pasar dan kepadatan wilayah pasar tradisional.
72
Riptek Vol. II, No. 2, Tahun 2017 Hal. 71-82
suatu tempat akan semakin maju dengan pasar yang teregister di Semarang.
banyaknya tenaga kerja. Namun Sebelum melakukan observasi lapangan,
kepadatan wilayah yang tidak dilakukan observasi awal untuk
direncanakan dengan baik justru akan mengetahui :
membawa dampak negatif terhadap - Bagaimana kondisi umum pasar
lingkungan sekitarnya (Rochaida, 2016). tradisional tersebut
Rochaida (2016) dalam penelitiannya - Berapa jarak lokasi pasar dengan
juga berpendapat, semakin banyak jalan utama
jumlah penduduk suatu wilayah maka - Membuat hipotesa awal tentang
tingkat perekonomian daerah tersebut data – data apa saja yang bisa
akan semakin berkembang. Dalam diambil dan tidak bisa diambil
penelitian ini, akan dikupas lebih lanjut - Menyusun strategi untuk
pengaruh faktor lokasi terhadap tingkat pengambilan data berikutnya
keramaian suatu pasar tradisional di - Menyusun daftar pertanyaan yang
kota-kota besar di Indonesia, khususnya akan ditanyakan untuk
di Kota Semarang. mengantisipasi jawaban responden
yang bervariasi.
Metodologi Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk
Metode yang digunakan dalam
mengumpulkan data dengan metode
penelitian ini yaitu metode kualitatif
wawancara yaitu tape recorder yang
deskriptif dengan observasi lapangan
berfungsi untuk merekam hasil
dan wawancara seperti dijelaskan pada
wawancara sebagai bukti validitas data
bagan alur Gambar 1.
yang diperoleh, catatan, check list, alat
Data primer dalam penelitian ini
tulis, dan daftar pertanyaan yang
yaitu data observasi yang berupa lokasi
digunakan untuk membantu penulis
GPS pasar di semarang dan jaraknya
supaya tidak terjadi pengulangan
terhadap jaringan jalan utama, foto–foto
pertanyaan dan lebih fokus terhadap
dan catatan–catatan kecil, data
data yang dibutuhkan. Alat observasi
wawancara kepada pedagang,
lapangan menggunakan kamera untuk
pengunjung, kepala pasar, dan dinas
dokumentasi gambar dan video yang
pasar yang berupa file rekaman dan
berfungsi untuk menunjang data serta
catatan–catatan tambahan. Dalam
Handheld GPS yang berfungsi untuk
penelitian ini data sekunder berupa
menentukan titik GPS dari setiap pasar.
DED pasar. Data DED digunakan untuk
Pada penelitian ini, peneliti
menganalisis penempatan lokasi di suatu
mempunyai 2 jenis data yaitu :
pasar, fasilitas yang terdapat di suatu
a. Data primer
pasar, aksesibilitas, dan penataan
Data primer yaitu data yang didapat
aksesbilitas di dalam pasar. Dalam Studi
secara langsung. Data primer dalam
ini, metode penelitian yang digunakan
penelitian ini yaitu data observasi
adalah metode penelitian kualitatif
yang berupa lokasi GPS pasar di
deskriptif. Menurut Cevilla (1993)
semarang dan jaraknya terhadap
bahwa penelitian deskriptif bertujuan
jaringan jalan utama, foto – foto
untuk mengumpulkan informasi tentang
dan catatan-catatan kecil, data
keadaan-keadaan nyata sekarang. Untuk
wawancara kepada pedagang,
memperoleh data tersebut, maka dalam
pengunjung, kepala pasar, dan dinas
penelitian ini digunakan metode
pasar berupa file rekaman dan
observasi lapangan dan wawancara.
catatan-catatan tambahan.
Observasi lapangan dilakukan pada 47
73
Karakteristik Lokasi Pasar Tradisional
dan Dampak Operasionalnya :
Studi Kasus Kota Semarang (Rasinanda M Rizal, dkk)
Fenomena:
Kegiatan Revitalisasi
Pasar Tradisional
Kajian Pustaka
GAP
(Hipotesa)
Pengumpulan Data
Analisis Data
Analisis kuantitatif lokasi dan Analisis deskriptif lokasi Analisis deskriptif kepadatan
kepadatan dengan program dan observasi lapangan penduduk dan observasi lapangan
SPSS
Kesimpulan
Rekomendasi
75
Karakteristik Lokasi Pasar Tradisional
dan Dampak Operasionalnya :
Studi Kasus Kota Semarang (Rasinanda M Rizal, dkk)
Tabel 2. Hasil analisis SPSS uji korelasi dengan metode Spearman Correlation
Tabel 3. Hasil analisis SPSS uji regresi dengan metode pengujian Signifikansi Simultan
dibanding pasar yang letaknya jauh dari mahal. Tidak seperti Pasar Peterongan,
jalan utama. Ada juga beberapa pasar Pasar Krempyeng yang terletak hanya
yang letaknya jauh dari jalan utama 10 meter dari jalan utama namun pasar
namun tetap ramai. masuk dalam kategori sepi. Hal ini
Berdasarkan data yang didapat, dikarenakan sedikitnya angkutan yang
hubungan antara jarak jalan utama menuju pasar. Karena sedikit, ongkos
dengan keramaian pasar di dapat nilai angkut menuju pasar jadi lebih mahal.
sig sebesar 0,161 yang mana nilai Tidak seperti Pasar Tanah Mas, Pasar
tersebut diatas 0,05 (0,161 > 0,05) Surtikanti berjarak 600 meter dari jalan
yang berarti hubungan antara jarak jalan utama. Jauh dari jalan utama namun
utama dengan keramaian pasar tidak ramai pengunjung. Disukai pengunjung
signifikan. Hal ini dikarenakan data yang karena jalan didepan pasar yang bagus
diperoleh merupakan data acak. Ada serta harga barang dagangan yang
pasar yang ramai dan dekat dengan jalan tergolong murah.
utama, ada juga yang jauh dari jalan
utama. Begitu pula sebaliknya, ada yang Hubungan Antara Keramaian
jauh dari jalan utama dengan kondisi Pasar Dengan Visibilitas Dari Jalan
sepi, ada juga yang ramai. Utama
Berdasarkan hasil uji korelasi Faktor visibilitas pasar juga
antara keramaian dan jarak jalan utama menjadi salah faktor keramaian pasar.
didapat nilai Pearson Correlation adalah - Dengan visibilitas pasar yang mudah
0,212 atau berbanding terbalik. Hal ini terlihat, maka pasar akan mudah untuk
berarti semakin jauh jarak pasar dari dikenali oleh pengunjung. Sebaliknya,
jalan utama, maka pasar akan semakin apabila visibilitas pasar jauh dan susah
sepi. dikenali, maka akan berdampak
Jarak antara Pasar Peterongan terhadap kurang ramainya kondisi pasar.
dengan jalan utamanya hanya sejauh 5 Hal ini berpengaruh pada visibilitas
meter. Hal ini memudahkan pengunjung pasar apabila dilihat dari jalan utamanya.
untuk menuju pasar karena dekat Kebanyakan pasar yang gampang
dengan jalan utama. Dengan jarak yang terlihat akan lebih ramai dibanding pasar
dekat memudahkan angkutan umum yang susah untuk dilihat. Berdasarkan
menuju pasar, hal ini terbukti dengan data yang didapat, hubungan antara
banyaknya jumlah angkutan menuju visibilitas jalan utama dengan keramaian
Pasar Peterongan. Jarak juga pasar didapat nilai sig sebesar 0,159
mempengaruhi ongkos angkut menuju yang mana nilai tersebut diatas 0,05
pasar. Semakin dekat dengan jalan (0,159 > 0,05) yang berarti hubungan
utama, ongkos angkut menuju pasar antara visibilitas jalan utama dengan
semakin murah. Berbeda dengan Pasar keramaian pasar tidak signifikan.
Tanah Mas yang mempunyai jarak Bahkan korelasi yang didapat sangat
dengan jalan utama berjarak sejauh 600 rendah. Hal ini dikarenakan data yang
meter. Jarak yang jauh menyusahkan diperoleh merupakan data acak.
pelanggan menuju pasar. Ditambah Berdasarkan hasil uji didapat korelasi
dengan kondisi jalan di depan Pasar antara keramaian dan visibilitas dari
Tanah Mas yang kurang baik. Angkutan jalan utama didapat nilai Pearson
umum tidak ada yang langsung menuju Correlation adalah -0,214 atau
Pasar Tanah Mas karena jauh dari jalan berbanding terbalik. Hal ini berarti
utama. Hal ini menyebabkan ongkos semakin jauh visibilitas pasar dari jalan
menuju Pasar Tanah Mas tergolong utama, maka pasar akan semakin sepi.
77
Karakteristik Lokasi Pasar Tradisional
dan Dampak Operasionalnya :
Studi Kasus Kota Semarang (Rasinanda M Rizal, dkk)
78
Riptek Vol. II, No. 2, Tahun 2017 Hal. 71-82
yang mana nilai tersebut dibawah 0,05 pasar lebih sepi dibanding pasar yang
(0,001 > 0,05) yang berarti hubungan jumlah lantai pasar sedikit. Sependapat
antara jumlah angkutan yang menuju ke dengan hal tersebut kondisi pasar
pasar dengan keramaian pasar tradisional yang bertingkat juga menjadi
signifikan. salah satu faktor sepinya pengunjung
Berdasarkan hasil uji didapat pasar. Bukan hanya sepi pengunjung
korelasi antara keramaian dan jumlah pasar, bahkan pedagang pun tidak mau
angkutan didapat nilai Pearson mengisi lantai atas dikarenakan sepi
Correlation adalah 0,5 atau berbanding pengunjung. Berdasarkan data yang
lurus. Hal ini berarti semakin banyak didapat, hubungan antara Jumlah Lantai
jumlah angkutan menuju pasar, maka Pasar dengan keramaian pasar didapat
tingkat keramaian di pasar itu akan nilai sig sebesar 0,146 yang mana nilai
semakin tinggi. Hal ini juga berpengaruh tersebut diatas 0,05 (0,146 > 0,05) yang
pada kemudahan pengunjung maupun berarti hubungan antara jumlah lantai
pedagang apabila hendak menuju pasar. dengan keramaian pasar tidak
Semakin mudah akses menuju pasar, signifikan.Berdasarkan hasil uji didapat
maka keinginan pengunjung menuju korelasi antara keramaian dan jumlah
pasar akan semakin besar. lantai pasar didapat nilai Pearson
Pasar Yaik Permai mempunyai Correlation adalah 0,220 atau berbanding
13 buah angkutan umum. Diantaranya lurus. Hal ini berarti semakin banyak
mikrolet dari berbagai jurusan yang jumlah lantai pasar, maka tingkat
melewati Pasar Yaik. Hal ini keramaian di pasar itu akan semakin
mempermudah pengunjung yang tinggi. Namun pada kenyataannya
rumahnya jauh dari pasar apabila banyak pasar yang mempunyai jumlah
hendak berkunjung ke pasar. Ini juga lantai yang banyak malah sepi, nilai ini di
dikarenakan Pasar Yaik termasuk pasar dapat karena banyak juga pasar yang
kota. Oleh karena itu, harus dilengkapi mempunyai tingkat lantai kecil tetapi
angkutan yang banyak karena mencakup sepi.
kawasan yang luas. Pasar Tanah Mas Pasar Kanjengan hanya memiliki
tidak memiliki angkutan umum sama 1 lantai pasar, namun tingkat keramaian
sekali. Hal ini menyusahkan pengunjung pasar termasuk tinggi setiap harinya.
dari daerah lain apabila hendak Karena hanya 1 lantai, memudahkan
berkunjung ke pasar. Jalan didepan pedagang maupun pengunjung yang
pasar juga kurang baik dan sering terjadi sudah tua untuk menuju pasar.
banjir. Oleh karena itu, warga sekitar Bangunan Pasar Bulu mempunyai 4
pun malas untuk lewat didepan Pasar tingkat lantai namun tergolong pasar
Tanah Mas. Pasar ini termasuk pasar yang pengunjungnya kurang ramai.
yang sepi pengunjung. Kebanyakan pedagang dilantai 2, 3 dan 4
mengeluhkan kurangnya pengunjung
Hubungan Antara Keramaian pasar. Pengunjung pun berpendapat
Pasar Dengan Jumlah Lantai malas untuk naik ke lantai atas karena
Penentukan suatu pasar lelah dan kurang mengerti barang-
tradisional dikatakan ramai banyak barang yang dijual di lantai atas apa saja.
faktor yang harus dipertimbangkan.
Salah satunya adalah faktor jumlah lantai Analisis Deskriptif Kepadatan
pasar. Berdasarkan hasil observasi, Wilayah dan Observasi Lapangan
didapat banyak pasar yang jumlah lantai Tingkat kepadatan penduduk
pasar lebih banyak akan menjadikan Pasar Sampangan Baru tergolong tinggi,
79
Karakteristik Lokasi Pasar Tradisional
dan Dampak Operasionalnya :
Studi Kasus Kota Semarang (Rasinanda M Rizal, dkk)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan
pembahasan tersebut di atas dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor lokasi yang
mempengaruhi keberhasilan
revitalisasi pasar tradisional
terdapat beberapa variabel yang
berpengaruh. Berdasarkan hasil
Rekomendasi
Visibilitas dari
Kurang dari 10 meter Kurang dari 10 meter Kurang dari 100 meter
jalan utama
80
Riptek Vol. II, No. 2, Tahun 2017 Hal. 71-82
Jumlah
Lebih dari 6 jurusan
Angkutan Lebih dari 2 jurusan Lebih dari 2 jurusan yang
angkutan yang menuju
Umum angkutan yang menuju pasar menuju pasar
pasar
Menuju Pasar
81
Karakteristik Lokasi Pasar Tradisional
dan Dampak Operasionalnya :
Studi Kasus Kota Semarang (Rasinanda M Rizal, dkk)
82