You are on page 1of 13

Analisis Preferensi Pengunjung dan Positioning Pusat Perbelanjaan

Modern di Kota Bogor (Studi Kasus: Botani Square, Ekalokasari


Plaza, Bogor Trade Mall, dan Pangrango Plaza)

Jono M. Munandar1, Y.E. Hermawan2


1
Staf Pengajar Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
2
Alumni Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

ABSTRACT
The glowing of modern shopping center (MSC) development in Bogor City has caused
competition between the promoters of MSC to seized on visitor’s heart. It needs more attention of
the MSC’s promoters to know about the visitor behavior. The purpose of this research is: (1) to
identify the step of MSC’s visitor decision making in Bogor City, (2) to know about the preference of
visitor for the attribute of MSC in Bogor City, (3) to know about the positioning of MSC in Bogor
City, for the case study in Botani Square, Ekalokasari Plaza, Bogor Trade Mall and Pangrango
Plaza. The data used in this research was in form of primary and secondary data. Data was analyzed
by using descriptive analysis, importance performance analysis (IPA), and multidimensional scaling
(MDS). The result of the data processing by using multidimensional scaling showed that each of
MSC has each characteristic for position in perceptual map. Furthermore, it was found in the
perceptual map that there are three MSC which have close position each other; they are Botani
Square, Ekalokasari Plaza, and Pangrango Plaza. That close position showed that Botani Square is
the direct competitor of Ekalokasari Plaza and Pangrango Plaza. That perceptual map also showed
that Ekalokasari Plaza has the best positioning strategy, because it has the most dominant nearness
with two dimensions; namely: 1) supporting facility dimension and 2) completeness of tenant
variation dimension.

Kata kunci: Modern Shopping Center, Visitor Decision, Preferences, Positioning.

PENDAHULUAN Oleh karena itu, diperlukan perhatian


yang lebih dari pihak pengembang pusat
Kehadiran pusat-pusat perbelanjaan perbelanjaan modern untuk mengetahui
modern baru telah menjadi pertanda bagaimana perilaku pengunjungnya, agar
menggeliatnya sektor perekonomian setelah mampu menarik pengunjung dalam jumlah
dihantam krisis multidimensi pada tahun 1997- besar. Berdasarkan hal tersebut, maka
1998. Pertumbuhan sektor ritel di Indonesia diperlukan penelitian mengenai analisis
mengalami perkembangan yang sangat pesat preferensi pengunjung dan positioning pusat
dalam beberapa tahun terakhir. Namun kondisi perbelanjaan modern di Kota Bogor.
tersebut harus diwaspadai dan dicermati oleh Berdasarkan kondisi perkembangan
para pengembang, khususnya terkait dengan pusat perbelanjaan modern tersebut, maka
daya beli masyarakat yang belum membaik. perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Fenomena maraknya pembangunan perlunya memahami:
pusat perbelanjaan modern telah merambah ke 1. Bagaimana proses pengambilan keputusan
kota satelit di sekitar Jakarta, seperti Kota pengunjung pusat perbelanjaan modern di
Bogor. Kota Bogor berupaya untuk semakin Kota Bogor dilakukan?
menguatkan citranya bukan hanya sebagai 2. Bagaimana preferensi pengunjung terhadap
tujuan wisata kuliner, tetapi juga sebagai atribut pusat perbelanjaan modern di Kota
tujuan wisata belanja. Saat ini paling tidak Bogor?
tercatat lebih dari sepuluh pusat perbelanjaan 3. Bagaimana positioning pusat perbelanjaan
modern telah berdiri di Kota Bogor, belum lagi modern di Kota Bogor untuk studi kasus
yang masih dalam proses pembangunan. Hal Botani Squre, Ekalokasari Plaza, Bogor
tersebut menyebabkan munculnya persaingan Trade Mall, dan Pangrango Plaza?
antarpengembang pusat perbelanjaan modern Berdasarkan perumusan masalah di
yang saling berlomba untuk merebut hati atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
pengunjung.

123
1. Menganalisis tahapan pengambilan strategi yang dapat diberikan pada masing-
keputusan pengunjung pusat perbelanjaan masing pusat perbelanjaan modern tersebut.
modern di Kota Bogor.
2. Mengetahui preferensi pengunjung Pengumpulan Data
terhadap atribut pusat perbelanjaan modern Dalam penelitian ini data primer
di Kota Bogor. diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner
3. Mengkaji positioning pusat perbelanjaan kepada responden. Responden yang dijadikan
modern di Kota Bogor untuk studi kasus sebagai objek penelitian harus memenuhi
Botani Squre, Ekalokasari Plaza, Bogor kriteria bahwa responden tersebut pernah
Trade Mall, dan Pangrango Plaza. mengunjungi Botani Square, Ekalokasari
Plaza, Bogor Trade Mall dan Pangrango Plaza
METODOLOGI PENELITIAN minimal satu kali. Metode pengambilan sampel
adalah non probability sampling dengan
Kerangka Pemikiran Penelitian prosedur quota sampling. Populasi dalam
Kota Bogor berupaya untuk semakin penelitian ini penduduk Kota Bogor yang
menguatkan citranya bukan hanya sebagi berjumlah 750.250 orang (Pemerintah Kota
tujuan wisata kuliner, tetapi juga sebagai Bogor, 2007).
tujuan wisata belanja. Hal ini ditandai dengan
maraknya pembangunan berbagai jenis pusat Pengolahan dan Analisis Data
perbelanjaan modern. Maraknya pembangunan 1. Uji Validitas dan Reliabilitas
berbagai jenis pusat perbelanjaan modern di Sebelum kuesioner disebarkan kepada
Kota Bogor menyebabkan suatu dampak yang responden, diuji validitas dan reliabilitasnya
tidak dapat dielakkan, yaitu munculnya terlebih dahulu, agar instrumen atau peubah
persaingan antarpengembang pusat yang digunakan terbukti baik dan handal.
perbelanjaan modern yang saling berlomba Pengujian validitas dilakukan dengan
untuk merebut hati pengunjung. menggunakan teknik korelasi product momen
Sebagai antisipasi dalam menghadapi dan pengujian reliabilitas dapat dilakukan
persaingan usaha, pihak pengembang pusat dengan menggunakan teknik alpha cronbach.
perbelanjaan modern perlu memberikan
perhatian lebih untuk mengetahui bagaimana 2. Analisis Deskriptif
perilaku pengunjungnya, sehingga pusat Analisis ini bersifat uraian atau
perbelanjaan tersebut menarik pengunjung penjelasan dengan membuat tabel-tabel,
dalam jumlah besar. Perilaku pengunjung pusat mengelompokkan dan menganalisis data sesuai
perbelanjaan modern dapat dilihat dari tiga hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari
aspek, yaitu proses pengambilan keputusan, tanggapan responden dengan menggunakan
preferensi dan persepsi pengunjung. tabulasi data. Statistika deskriptif berusaha
Dalam pengambilan keputusan, menjelaskan atau menggambarkan
pengunjung harus melalui lima urutan tahapan, karakteristik data, seperti rataan, median,
di antaranya pengenalan kebutuhan, pencarian maupun variasi data.
informasi, evaluasi alternatif, keputusan
kunjungan dan hasil. Hal yang dimaksud 3. IPA
dianalisis secara deskriptif dengan visualisasi IPA merupakan metode yang digunakan
melalui tabel, grafik, dan diagram. untuk menganalisis tingkat kepentingan
Tingkat preferensi pengunjung diukur pengunjung (visitor expectation). Data
menggunakan alat Importance Performance menggunakan skala Likert sebagai indikator
Analysis (IPA). Dari berbagai persepsi tingkat skala ukuran untuk kepentingan menurut
kepentingan pengunjung, dapat dirumuskan persepsi pengunjung dan tingkat pelaksanaan
tingkat kepentingan paling dominan. atau kinerja secara nyata dari suatu produk.
Selanjutnya, dikaitkan pentingnya peubah Data skala Likert diberi skor secara kuantitatif
tersebut dengan kenyataan yang dirasakan oleh untuk digunakan dalam perhitungan (Rangkuti,
pengunjung. 2002), seperti terlihat pada Tabel 1.
Persepsi mengenai kenyataan yang Berdasarkan hasil penilaian tingkat
dirasakan oleh pengunjung dipetakan dalam kepentingan dan tingkat kinerja, akan
sebuah peta persepsi dengan menggunakan dilakukan perhitungan mengenai tingkat
teknik Multidimensional Scaling (MDS) kepentingan dan tingkat kinerja yang kemudian
berbasis atribut dengan pendekatan analisis digambarkan dalam suatu diagram kartesius.
faktor. Setelah dipetakan dalam sebuah peta Tingkat kepentingan dan kinerja yang dimuat
persepsi, diketahui kedudukan (positioning) dalam diagram kartesius adalah berupa skor
masing-masing pusat perbelanjaan modern penilaian kepentingan dan kinerja total.
yang diteliti, sehingga terlihat rekomendasi Masing-masing atribut diposisikan dalam suatu

124
diagram. Skor total penilaian terhadap tingkat d. Kuadran IV (attributes to de-emphasize)
kinerja (performance) menunjukkan posisi Kuadran ini menunjukkan tingkat
suatu atribut pada sumbu X, sementara posisi kepentingan pengunjung rendah atau
atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh skor pengunjung menganggap atribut-atribut
total tingkat kepentingan (importance) tersebut kurang penting dan kinerja
pengunjung terhadap atribut. perusahaan relatif tinggi, sehingga
pengunjung menganggap atribut-atribut
Tabel 1. Skor Tingkat Kepentingan dan Tingkat tersebut dianggap terlalu berlebihan.
Pelaksanaan Diagram Kartesius yang dimaksud
Kriteria Skor ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah ini:
Jawaban (Nilai)
Skor tingkat STP 1
kepentingan TP 2
(Importance) BS 3 High Leverage
P 4 I II
SP 5 Attributes to Maintain
Skor tingkat STB 1 Improve Performance
pelaksanaan TB 2
(Performance) BS 3 Low Leverage
B 4 III IV
SB 5 Attributes to Attributes to De-
Sumber: Rangkuti (2002) Maintain emphasize

Diagram Kartesius merupakan suatu


bangun yang dibagi menjadi empat bagian
Gambar 1. Diagram IPA (Rangkuti, 2002)
yang dibatasi oleh dua buah garis yang saling
berpotongan tegak lurus di titik (A, B). A
4. MDS Berbasis Atribut
merupakan rataan dari skor total tingkat kinerja
MDS merupakan salah satu teknik
dan B merupakan rataan dari skor total tingkat
multivariat golongan interdependenced
kepentingan seluruh atribut pusat perbelanjaan
technique. MDS juga digunakan untuk
modern yang mempengaruhi pengunjung. Nilai
memetakan persepsi (perceptual mapping) dan
A dan B diukur dengan menggunakan rumus:
preferensi para responden secara visual dalam
peta geometri. Informasi yang diberikan MDS
.........…….......…....…. (1) dapat dipakai dalam berbagai aplikasi
Keterangan: pemasaran lainnya, seperti: pengukuran citra,
A = Batas sumbu x segmentasi pasar, pengembangan produk baru,
B = Batas sumbu y efektivitas iklan, analisis harga, dan keputusan
K = Jumlah atribut saluran.
Tingkat kepentingan dan kinerja MDS secara garis besar dapat dibagi
dipetakan dalam diagram Kartesius yang menjadi dua yaitu MDS nonatribut dan MDS
dinamakan Matriks IPA. Matriks IPA terdiri berbasis atribut. Terdapat beberapa kriteria
dari empat kuadran, masing-masing kuadran yang dapat digunakan untuk mengukur
menjelaskan keadaan yang berbeda-beda. seberapa baik peta persepsi (perceptual map)
Kuadran-kuadran tersebut, yaitu: yang dihasilkan. Kriteria-kriteria tersebut
a. Kuadran I (attributes to improve) adalah:
Kuadran ini merupakan wilayah yang a. R-square (RSQ)
memuat atribut-atribut yang dianggap RSQ dalam MDS mengindikasikan
penting oleh pengunjung, tetapi pada proporsi ragam input data yang dapat
kenyataannya atribut-atribut ini belum dijelaskan oleh model MDS. Semakin
seperti diharapkan pengunjung. tinggi RSQ, semakin baik model MDS.
b. Kuadran II (maintain performance) Menurut Maholtra (2005), model dapat
Kuadran ini memuat atribut-atribut yang diterima bila RSQ ≥ 0,6.
dianggap penting oleh pengunjung dan b. Stres
atribut tersebut sudah dianggap sesuai Kriteria ini merupakan kebalikan
dengan yang dirasakannya, sehingga tingkat RSQ. Stres mengindikasikan proporsi
kepuasannya relatif tinggi. ragam perbedaan yang tidak dijelaskan oleh
c. Kuadran III (attributes to maintain) model. Dari hasil perhitungan, dapat
Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut diinterpretasikan bahwa semakin rendah
yang dianggap kurang penting oleh stres, semakin baik model MDS yang
pengunjung dan pada kenyataannya dihasilkan.
kinerjanya tidak terlalu istimewa.

125
HASIL DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Responden
Responden memiliki peranan penting
Gambaran Umum Lokasi Penelitian dalam memberikan kesimpulan. Secara umum,
1. Botani Square mayoritas responden adalah remaja dan
Botani Square menawarkan konsep baru mahasiswa pada usia 15-22 th, dengan
kepada pengunjung, yaitu menggunakan pendapatan sebulan kurang dari 1,5 juta, dan
sistem square dan merupakan pertama di pendidikan SMU atau sederajat. Pada
Kota Bogor. Dalam perencanaan ke depan, kesempatan ini, peneliti melihat komposisi
selain sebagai pusat perbelanjaan modern, yang jauh lebih besar wanita (60%) dibanding
Botani Square dilengkapi hotel berbintang pria (40%) yang memberikan respons. Secara
dan convention center berstandar lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.
internasional.
2. Ekalokasari Plaza Tabel 2. Data Karakteristik Responden
Ekalokasar Plaza terdiri dari tujuh lantai, Karakteristik contoh %
Jenis Kelamin
dengan rataan tenant setiap lantai berjumlah
Laki-laki 40
25 buah. Gerai pengisi atau komposisi Perempuan 60
tenant Ekalokasari Plaza cukup baik dan Usia Responden (tahun)
memiliki keragaman cukup tinggi, dengan 15 - 22 65
beberapa famous brand (merek ternama), 23 – 30 16
sehingga kebutuhan pengunjung dapat 31 – 38 2
terpenuhi dengan baik. 39 – 46 6
3. Bogor Trade Mall > 46 11
Bogor Trade Mall terdiri dari tujuh lantai, Profesi Responden
dengan rataan tenant setiap lantai berjumlah Pelajar/Mahasiswa 67
Karyawan Swasta 15
40 buah. Toko-toko yang dikelompokkan
Pegawai Negeri 5
memiliki kesamaan dalam satu lantai yang Wiraswasta 2
sama, atau adanya spesialisasi di setiap Lainnya 11
lantai. Misalnya terdapat lantai khusus Tingkat Pendapatan per Bulan (Rp)
pakaian, barang elektronik, dan makanan. ≤ 500.000 29
Gerai pengisi atau komposisi tenant Bogor 500.001 – 1.500.000 43
Trade Mall memiliki keragaman yang 1.500.001 – 2.500.000 17
cukup tinggi, namun sebagian besar 2.500.001 – 3.500.000 6
merupakan milik perseorangan dan bukan ≥ 3.500.001 5
berupa famous brand (merek ternama). Tingkat Pendidikan Terakhir
SD 3
4. Pangrango Plaza
SLTP/MTS 1
Pangrango Plaza berlokasi di Jalan SMA/SMK/MA 68
Pajajaran, tepatnya di persimpangan Kebun Diploma/Akademi 8
Raya Bogor. Pangrango Plaza merupakan Sarjana 18
pelopor penerapan layout sistem plaza di Pasca sarjana 2
Kota Bogor, dengan desain interior
menampilkan kesan nyaman, tenang, dan Identifikasi Pengambilan Keputusan
privat. Namun demikian terasa kurang luas Pengunjung
dan sempit. Proses pengambilan keputusan
pengunjung terdiri dari tahap pengenalan
Uji Validitas dan Reliabilitas kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
Hasil pengujian validitas atribut dengan alternatif, keputusan kunjungan, dan evaluasi
teknik korelasi product moment nilai rataan pascakunjungan. Pengunjung mengenali
dari r-hitung keempat pusat perbelanjaan kebutuhan dengan variasi kunjungan yang
modern yang diteliti, adalah valid, karena beragam antara 1–4 kali per bulan (71%),
rataan r-hitung > 0,361 (n = 30 dan α = 0,05). dengan tujuan yang utama berbelanja atau
Uji reliabilitas kuesioner dengan teknik sekadar jalan-jalan (54%). Sumber informasi
Alpha Cronbach menunjukkan kuesioner utama adalah teman (41%), diikuti keluarga
reliable, karena memiliki nilai alpha lebih dari dan spanduk (24% dan 22%), melalui bentuk
0,6 untuk semua kasus (tingkat kepentingan promosi event hiburan (37%), artis (20%), dan
dan tingkat kinerja di Botani Square, pameran (20%). Adapun evaluasi alternatif
Ekalokasari Plaza, Bogor Trade Mall, dan pemilihan mal sangat dipengaruhi oleh
Pangrango Plaza). kenyamanan (38%), kelengkapan produk
(25%), dan lokasi (23%).
Botani Square adalah yang paling
sering dikunjungi (56%), diikuti Ekalokasari

126
Plaza (18%) dan Bogor Trade Mall (17%), Lanjutan Tabel 3.
sementara Pangarango Plaza paling jarang - Accident 35
(8%). Mereka umumnya secara accidental 3. Produk yang paling sering dibeli:
(kebetulan saja) berkunjung (35%). Makanan - Kebutuhan sehari-hari 34
- Pakaian Makanan 183
(34%) dan kebutuhan sehari-hari (34%) seperti
- Barang elektronik 6
sabun, pasta gigi, dan lain-lain merupakan - Lainnya 8
objek belanja favorit. Sepertiga pengunjung Evaluasi Pascakunjungan
(34%) merasa puas atas layanan di mal-mal 1. Sikap konsumen
tersebut, tetapi umumnya menilai cukup/biasa - Puas 43
saja (56%). Informasi lengkap dapat dilihat - Biasa saja 56
pada Tabel 3. - Tidak puas 1
2. Sikap konsumen jika pusat
Tabel 3. Proses Pengambilan Keputusan perbelanjaan modern yang akan
Tahapan Pengambilan Keputusan % dikunjungi tutup
Pengenalan Kebutuhan - Berkunjung ke tempat lain 82
1. Kunjungan dalam satu bulan (kali) - Membatalkan kunjungan 18
1 15
2 23 IPA
3 18 IPA adalah salah satu cara untuk
4 15 menggambarkan tingkat kepentingan dan
5 8 pelaksanaan atribut yang dimiliki pusat
>5 21 perbelanjaan modern di Bogor. Analisis
2. Tujuan Kunjungan preferensi pengunjung dengan menggunakan
- Berbelanja 29
IPA ditujukan untuk mengetahui adanya
- Jalan-jalan 25
- Makan 21 kebutuhan pengunjung pusat perbelanjaan
- Mencari hiburan 21 modern.
- Lainnya 4
Pencarian Informasi 1. Tingkat Kepentingan
1. Sumber informasi Berdasarkan hasil IPA mengenai
- Iklan media massa 9 tingkat kepentingan atribut pusat perbelanjaan
- Keluarga 24 modern seperti dimuat dalam Tabel 4. Terlihat
- Teman 41 bahwa atribut yang dianggap paling penting
- Billboard/spanduk 22
oleh pengunjung adalah atribut ketersediaan
- Lainnya 4
2. Bentuk promosi yang menarik:
sarana ibadah dengan nilai total kepentingan
- Iklan media massa 11 735. Sedangkan atribut ukuran (luas) bangunan
- Pengadaan event hiburan 37 walaupun masih dalam kategori penting, tetapi
- Mendatangkan artis 20 memiliki skor terendah dengan nilai total
- Pengadaan pameran 20 kepentingan 564.
- Lainnya 12
Evaluasi Alternatif Tabel 4. Tingkat Kepentingan Atribut Pusat
1. Pertimbangan pertama mengunjungi Perbelanjaan Modern
pusat perbelanjaan modern: Tingkat Kepentingan
- Lokasi 23 Total Pe
- Kelengkapan produk 25 No Atribut Produk Skor Mo rin
- Kemeriahan (keramaian) 11 Penilaian dus gk
- Kenyamanan 38 (Yi) at
- Lainnya 3 Ketersediaan
Keputusan Kunjungan 1 Supermarket/ 656 4 11
1. Pusat perbelanjaan modern yang Hypermart
paling sering dikunjungi: Ketersediaan Sarana
2 607 4 13
Hiburan
- Botani Square 56
Ketersediaan Tempat
- Ekalokasari Plaza 18 3
Makan
680 4 7
- Bogor Trade Mall 17 4 Kelengkapan Produk 656 4 12
- Pangrango Plaza 8 Ketersediaan Tempat
- Lainnya 1 5 660 5 9
Parkir
2. Cara memutuskan kunjungan: 6 Ketersediaan Toilet 729 5 2
- Terencana 23 Ketersediaan Sarana
7 735 5 1
- Mengikuti orang lain 20 Ibadah
- Tidak terencana 22 Ketersediaan
8 678 5 8
Fasilitas Umum
9 Desain Interior 590 4 14
10 Kebersihan 721 5 5
11 Kenyamanan 723 5 3
12 Keamanan 723 5 4

127
Lanjutan Tabel 4. Tabel 6. Tingkat Kinerja Atribut Botani Square
Ukuran (Luas) Tingkat Kinerja
13 564 4 15
Bangunan Pe
Total Skor Mo
14 Lokasi Strategik 659 4 10 No Atribut Produk rin
Penilaian du
Kemudahan Akses gk
15 689 5 6 (Xi) s
Angkutan Umum at
TOTAL 10.070 Ketersediaan
1 Supermarket/ 684 4 3
Hypermart
Berdasarkan modus pada Tabel 4, Ketersediaan Sarana
tingkat kepentingan atribut-atribut pusat 2 543 4 14
Hiburan
perbelanjaan modern dikelompokkan dalam 3
Ketersediaan
657 4 5
beberapa kriteria. Pengelompokan atribut Tempat Makan
berdasarkan modus dimuat dalam Tabel 5. Kelengkapan
4 600 4 13
Produk
Ketersediaan
Tabel 5. Kriteria Tingkat Kepentingan Atribut Pusat 5 627 4 7
Tempat Parkir
Perbelanjaan Modern 6 Ketersediaan Toilet 615 4 10
No Kriteria Atribut Ketersediaan Sarana
1 Sangat Tidak - 7 543 4 15
Ibadah
Penting Ketersediaan
2 Tidak Penting - 8 605 4 12
Fasilitas Umum
3 Biasa - 9 Desain Interior 614 4 11
4 Penting Ketersediaan Supermarket/ 10 Kebersihan 659 4 4
Hypermart 11 Kenyamanan 651 4 6
Ketersediaan Sarana Hiburan 12 Keamanan 625 4 9
Ketersediaan Tempat Makan Ukuran (Luas)
Kelengkapan Produk 13 626 4 8
Bangunan
Desain Interior 14 Lokasi Strategik 707 5 1
Ukuran (Luas) Bangunan Kemudahan Akses
Lokasi Strategik 15 707 5 2
Angkutan Umum
5 Sangat Penting Ketersediaan Tempat Parkir TOTAL 9.463
Ketersediaan Sarana Ibadah
Ketersediaan Toilet
Ketersediaan Fasilitas Umum Berdasarkan modus pada Tabel 6,
Kenyamanan tingkat kinerja Botani Square dapat
Keamanan dikelompokkan dalam beberapa kriteria.
Kebersihan
Kemudahan Akses Angkutan Pengelompokan atribut-atribut Botani Square
Umum berdasarkan modus diamati dalam Tabel 7.

2. Tingkat Kinerja Tabel 7. Kriteria Tingkat Kinerja Atribut


Setelah dilakukan pengukuran terhadap Botani Square
No Kriteria Atribut
tingkat kepentingan atribut pusat perbelanjaan 1 Sangat -
modern, selanjutnya melakukan pengukuran Tidak Baik
tingkat kinerja untuk masing-masing pusat 2 Tidak Baik -
perbelanjaan modern yang diteliti. 3 Biasa Saja -
4 Baik Ketersediaan Supermarket/
Hypermart
Botani Square Kebersihan
Berdasarkan hasil IPA mengenai Ketersediaan Tempat Makan
tingkat kinerja atribut Botani Square seperti Kenyamanan
pada Tabel 6, terlihat bahwa atribut yang Ketersediaan Tempat Pakir
Ukuran (Luas) Bangunan
dinilai paling baik oleh pengunjung adalah Keamanan
atribut lokasi strategik dengan nilai total Ketersediaan Toilet
kinerja 707. Sedangkan atribut ketersediaan Desain Interior
sarana ibadah walaupun baik dinilai paling Ketersediaan Fasilitas Umum
Kelengkapan Produk
rendah dengan nilai total kinerja 543. Ketersediaan Sarana Hiburan
Ketersediaan Sarana Ibadah
5 Sangat Lokasi Strategik
Baik Kemudahan Akses Angkutan
Umum

Ekalokasari Plaza
Hasil IPA mengenai tingkat kinerja
atribut Ekalokasari Plaza dimuat dalam Tabel
8, di mana atribut yang dinilai paling baik oleh
pengunjung adalah atribut kenyamanan dengan
nilai total kinerja 650. Sedangkan atribut

128
ketersediaan sarana ibadah walaupun masih Bogor Trade Mall
pada kategori baik tetapi dinilai rendah dengan Hasil IPA mengenai tingkat kinerja
nilai kinerja 568. atribut Bogor Trade Mall seperti dalam Tabel
10, atribut yang dinilai paling baik oleh
Tabel 8. Tingkat Kinerja Atribut Ekalokasai pengunjung adalah atribut kemudahan akses
Plaza angkutan umum dengan nilai kinerja 629.
Tingkat Kinerja Sedangkan atribut desain interior walaupun
Total Skor Per masih dalam kategori biasa saja namun dinilai
No Atribut Produk Mo-
Penilaian
dus
ing paling rendah dengan nilai kinerja 487.
(Xi) kat

Ketersediaan Tabel 10. Tingkat Kinerja Atribut Bogor Trade


1 Supermarket/ 627 4 7 Mall
Hypermart Tingkat Kinerja
Ketersediaan Total Skor Per
2 640 4 3 No Atribut Produk Mo-
Sarana Hiburan Penilaian
dus
ing
Ketersediaan (Xi) kat
3 631 4 5 Ketersediaan
Tempat Makan
Kelengkapan 1 Supermarket/ 521 3 10
4 631 4 4
Produk Hypermart
Ketersediaan Ketersediaan
5 583 4 14 2 614 4 2
Tempat Parkir Sarana Hiburan
Ketersediaan Ketersediaan
6 621 4 9 3 599 4 4
Toilet Tempat Makan
Ketersediaan Kelengkapan
7 568 4 15 4 584 4 5
Sarana Ibadah Produk
Ketersediaan Ketersediaan
8 612 4 11 5 581 4 6
Fasilitas Umum Tempat Parkir
9 Desain Interior 626 4 8 Ketersediaan
6 553 4 8
10 Kebersihan 640 4 2 Toilet
11 Kenyamanan 650 4 1 Ketersediaan
7 532 4 9
12 Keamanan 631 4 6 Sarana Ibadah
Ukuran (Luas) Ketersediaan
13 602 4 12 8 503 4 13
Bangunan Fasilitas Umum
14 Lokasi Strategik 602 4 13 9 Desain Interior 487 3 15
Kemudahan Akses 10 Kebersihan 508 3 12
15 621 4 10 11 Kenyamanan 495 3 14
Angkutan Umum
TOTAL 9.285 12 Keamanan 519 3 11
Ukuran (Luas)
13 565 4 7
Bangunan
Berdasarkan modus pada Tabel 8, 14 Lokasi Strategis 601 4 3
tingkat kinerja Ekalokasari Plaza Kemudahan Akses
15 629 4 1
dikelompokkan dalam beberapa kriteria. Angkutan Umum
Pengelompokkan atribut-atribut Ekalokasari TOTAL 8291
Plaza berdasarkan modus dimuat dalam Tabel
9. Berdasarkan modus pada Tabel 10,
tingkat kinerja Bogor Trade Mall dike-
Tabel 9. Kriteria Tingkat Kinerja Atribut lompokkan dalam beberapa kriteria.
Ekalokasari Plaza Pengelompokan atribut-atribut Bogor Trade
No. Kriteria Atribut Mall berdasarkan modus dimuat dalam Tabel
1 Sangat Tidak - 11.
Baik
2 Tidak Baik -
Tabel 11. Kriteria Tingkat Kinerja Atribut Bogor
3 Biasa Saja -
4 Baik Ketersediaan Tempat Parkir Trade Mall
Ketersediaan Sarana Ibadah No. Kriteria Atribut
Kenyamanan 1 Sangat -
Kebersihan Tidak Baik
Ketersediaan Sarana Hiburan 2 Tidak Baik -
Kelengkapan Produk 3 Biasa Saja Ketersediaan Supermarket/
Ketersediaan Tempat Makan Hypermart
Keamanan Keamanan
5 Baik Ketersediaan Supermarket/ Kebersihan
Hypermart Kenyamanan
Desain Interior Desain Interior
Ketersediaan Toilet 4 Baik Ketersediaan Fasilitas Umum
Kemudahan Akses Angk.Umum Ketersediaan Sarana Ibadah
Ketersediaan Fasilitas Umum Kemudahan Akses Angkutan
Ukuran (Luas) Bangunan Umum
Lokasi Strategik Ketersediaan Sarana Hiburan
5 Sangat Baik - Lokasi Strategik

129
Lanjutan Tabel 11. Tabel 13. Kriteria Tingkat Kinerja Atribut
Ketersediaan Tempat Makan Pangrango Plaza
Kelengkapan Produk No. Kriteria Atribut
Ketersediaan Tempat Parkir 1 Sangat Tidak -
Ukuran (Luas) Bangunan Baik
Ketersediaan Toilet 2 Tidak Baik -
5 Sangat - 3 Biasa Saja Ketersediaan Supermarket/
Baik Hypermart
Desain Interior
Pangrango Plaza Kelengkapan Produk
Ketersediaan Sarana Hiburan
Hasil IPA mengenai tingkat kinerja Ketersediaan Tempat Parkir
atribut Pangrango Plaza dimuat dalam Tabel Kebersihan
12, di mana atribut yang dinilai paling baik Keamanan
oleh pengunjung adalah atribut kemudahan Ketersediaan Toilet
Ketersediaan Fasilitas Umum
akses angkutan umum dengan nilai total Ketersediaan Sarana Ibadah
kinerja 639. Sedangkan atribut ketersediaan Ketersediaan Tempat Makan
sarana hiburan dinilai paling rendah dengan Kenyamanan
nilai total kinerja 427, masuk dalam kategori Lokasi Strategik
4 Baik Ukuran (Luas) Bangunan
biasa saja. Kemudahan Akses Angkutan
Umum
Tabel 12. Tingkat Kinerja Atribut Pangrango 5 Sangat Baik -
Plaza
Tingkat Kinerja
3. Matriks IPA
Total Skor Peri
No Atribut Produk
Penilaian
Mo
ngk Setelah diketahui tingkat kepentingan
dus dan kinerja pusat perbelanjaan modern di Kota
(Xi) at
Ketersediaan Bogor, selanjutnya menentukan koordinat garis
1 Supermarket/ 481 3 12 pembagi dalam matriks IPA. Perhitungan
Hypermart
Ketersediaan pencarian koordinat garis pembagi matriks IPA
2 427 3 15 adalah :
Sarana Hiburan
Ketersediaan
3 488 3 10
Tempat Makan
Kelengkapan
4 472 3 14
Produk
Ketersediaan
5 533 3 4
Tempat Parkir
6
Ketersediaan
522 3 7 Garis pembagi pada diagram Kartesius
Toilet matriks IPA diperoleh dari rataan nilai total
Ketersediaan
7
Sarana Ibadah
490 3 9 tingkat kepentingan atribut pusat perbelanjaan
Ketersediaan modern (A) yaitu 671,333 sebagai sumbu Y
8 493 3 8
Fasilitas Umum dan rataan nilai total tingkat kinerja atribut
9 Desain Interior 479 3 13 Botani Square, Ekalokasari Plaza, Bogor Trade
10 Kebersihan 527 3 5
Mall, dan Pangrango Plaza (B) yaitu 578,617
11 Kenyamanan 484 3 11
12 Keamanan 525 3 6 sebagai sumbu X, sehingga dapat dibuat empat
Ukuran (Luas) kuadran yang menggambarkan evaluasi dari
13 550 4 3
Bangunan masing-masing atribut.
14 Lokasi Strategik 568 3 2
Kemudahan Akses
15 639 4 1 Botani Square
Angkutan Umum
TOTAL 7.678 Nilai total dari atribut tingkat
kepentingan atribut pusat perbelanjaan modern
Berdasarkan modus pada Tabel 12, dan tingkat kinerja atribut Botani Square
tingkat kinerja Pangrango Plaza dikelompok- dipetakan ke dalam suatu diagram Kartesius
kan dalam beberapa kriteria. Pengelompokan yang ditunjukkan pada Gambar 2.
atribut-atribut Pangrango Plaza berdasarkan
modus dimuat dalam Tabel 13.

130
750 750
7 7
6 6
12 11 10 12 10 11

Kuadran I Kuadran I Kuadran II


Kuadran II
700 700
15 15
8 3 8 3

Kepentingan

Kepentingan
5 14 5 14
4 1 1 4
650 650

Kuadran III Kuadran IV

Kuadran IV
Kuadran III
2 2
600 600
9 9

13 13

550 550

540 570 600 630 660 690 720 560 580 600 620 640 660

Kinerja Kinerja

Gambar 2. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan Gambar 3. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan
Atribut Pusat Perbelanjaan Modern dan Atribut Pusat Perbelanjaan Modern dan
Tingkat Kinerja Atribut Botani Square Tingkat Kinerja Atribut Ekalokasari
Plaza
Kuadran I menunjukkan atribut yang
dianggap sangat penting oleh pengunjung, Kuadran I menunjukkan atribut yang
namun Botani Square belum menunjukkan dianggap sangat penting oleh pengunjung,
kinerja yang baik, yaitu ketersediaan sarana namun Ekalokasari Plaza belum menunjukkan
ibadah. kinerja yang baik. Atribut tersebut adalah
Kuadran II menunjukkan atribut yang ketersediaan sarana ibadah.
dianggap penting oleh pengunjung dan telah Kuadran II menunjukkan atribut yang
dilaksanakan dengan sangat baik oleh Botani dianggap penting oleh pengunjung dan telah
Square sesuai dengan harapan pengunjung. dilaksanakan dengan sangat baik oleh
Atribut yang terdapat dalam kuadran ini Ekalokasari Plaza sesuai dengan harapan
sebaiknya dipertahankan dan lebih pengunjung. Atribut yang terdapat dalam
ditingkatkan lagi, yaitu: ketersediaan toilet dan kuadran ini sebaiknya dipertahankan dan lebih
fasilitas umum, keamanan, kenyamanan, ditingkatkan lagi. Atribut yang terdapat dalam
kebersihan, ketersediaan tempat makan kuadran II adalah: ketersediaan fasilitas umum,
(restoran), dan kemudahan akses angkutan ketersediaan tempat makan, kemudahan akses
umum. angkutan umum, kebersihan, kenyamanan,
Kuadran III menunjukkan atribut yang ketersediaan toilet dan keamanan.
dinilai kurang penting oleh pengunjung dan Kuadran III menunjukkan atribut yang
kinerja Botani Square juga dinilai kurang baik, dinilai kurang penting oleh pengunjung dan
maka sebaiknya tidak diprioritaskan untuk kinerja Ekalokasari Plaza juga dinilai kurang
ditingkatkan. Atribut yang terdapat dalam baik, maka tidak menjadi prioritas untuk
kuadran ini adalah ketersediaan sarana hiburan. ditingkatkan. Ekalokasari Plaza tidak memiliki
Kuadran IV menunjukkan atribut yang atribut yang termasuk dalam kuadran ini.
kurang penting menurut pengunjung tetapi Kuadran IV menunjukkan atribut yang
Botani Square telah memberikan yang terbaik kurang penting menurut pengunjung tetapi
sehingga pengunjung merasakan hal yang Ekalokasari Plaza telah memberikan yang
berlebihan dari atribut tersebut, yaitu terbaik, sehingga pengunjung merasakan hal
kelengkapan produk, ketersediaan tempat yang berlebihan dari atribut, yaitu: lokasi
parkir, desain interior, ukuran (luas) bangunan, strategik, ukuran (luas) bangunan, ketersediaan
ketersediaan supermarket/hypermart, dan tempat parkir, ketersediaan
lokasi strategis. supermarket/hypermart, desain interior,
kelengkapan produk, dan ketersediaan sarana
Ekalokasari Plaza hiburan.
Nilai total dari atribut tingkat
kepentingan atribut pusat perbelanjaan modern Bogor Trade Mall
dan tingkat kinerja atribut Ekalokasari Plaza Nilai total dari atribut tingkat
dipetakan ke dalam suatu diagram Kartesius kepentingan atribut pusat perbelanjaan modern
yang ditunjukkan pada Gambar 3. dan tingkat kinerja atribut Bogor Trade Mall
dipetakan ke dalam suatu diagram Kartesius
(Gambar 4).

131
750 750
7 7
6 6
11 10 12 11 10
12
Kuadran I Kuadran II Kuadran I Kuadran II
700 700
15 15
8 3 38

Kepentingan

Kepentingan
5 14 5 14
1 4 4 1
650 650

Kuadran III Kuadran IV


2 2
600 600
9 Kuadran III Kuadran IV 9

13 13

550 550

480 510 540 570 600 630 400 450 500 550 600 650

Kinerja Kinerja

Gambar 4. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan Gambar 5. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan
Atribut Pusat Perbelanjaan Modern dan Atribut Pusat Perbelanjaan Modern dan
Tingkat Kinerja Atribut Bogor Trade Tingkat Kinerja Atribut Pangrango
Mall Plaza

Kuadran I menunjukkan atribut yang Kuadran I menunjukkan atribut yang


dianggap sangat penting oleh pengunjung, dianggap sangat penting oleh pengunjung
namun Bogor Trade Mall belum menunjukkan namun Pangrango Plaza belum menunjukkan
kinerja yang baik, yaitu: ketersediaan toilet, kinerja yang baik, yaitu: kebersihan,
ketersediaan sarana ibadah, keamanan, keamanan, ketersediaan toilet, kenyamanan,
kebersihan, kenyamanan, dan ketersediaan ketersediaan sarana ibadah, ketersediaan
fasilitas umum. fasilitas umum, dan ketersediaan tempat
Kuadran II menunjukkan atribut yang makan.
dianggap penting oleh pengunjung dan telah Kuadran II menunjukkan atribut yang
dilaksanakan dengan sangat baik oleh Bogor dianggap penting oleh pengunjung dan telah
Trade Mall sesuai dengan harapan pengunjung. dilaksanakan dengan sangat baik oleh
Atribut yang terdapat dalam kuadran ini Pangrango Plaza sesuai dengan harapan
sebaiknya dipertahankan dan lebih pengunjung. Atribut yang terdapat dalam
ditingkatkan lagi, yaitu: ketersediaan tempat kuadran ini sebaiknya dipertahankan dan lebih
makan dan kemudahan akses angkutan umum. ditingkatkan lagi, yaitu kemudahan akses
Kuadran III menunjukkan atribut yang angkutan umum.
dinilai kurang penting oleh pengunjung dan Kuadran III menunjukkan atribut yang
kinerja Bogor Trade Mall dinilai kurang baik, dinilai kurang penting oleh pengunjung dan
maka tidak menjadi prioritas untuk kinerja Pangrango Plaza dinilai kurang baik,
ditingkatkan. Atribut-atribut dalam kuadran ini maka tidak menjadi prioritas untuk
adalah: ketersediaan supermarket/hypermart, ditingkatkan. Atribut-atribut yang terdapat
ukuran (luas) bangunan, dan desain interior. dalam kuadran ini adalah: lokasi strategis,
Kuadran IV menunjukkan atribut yang ukuran (luas) bangunan, ketersediaan tempat
kurang penting menurut pengunjung tetapi parkir, ketersediaan supermarket/hypermart,
Bogor Trade Mall telah memberikan yang desain interior, kelengkapan jenis toko, dan
terbaik sehingga pengunjung merasakan hal ketersediaan sarana hiburan.
yang berlebihan dari atribut tersebut, yaitu: Kuadran IV menunjukkan atribut yang
ketersediaan sarana hiburan, kelengkapan kurang penting menurut pengunjung, tetapi
produk, lokasi strategis, dan ketersediaan Pangrango Plaza telah memberikan yang
tempat parkir. terbaik, sehingga pengunjung merasakan hal
yang berlebihan dari atribut tersebut.
Pangrango Plaza Pangrango Plaza tidak memiliki atribut yang
Nilai total dari atribut tingkat terdapat dalam kuadran ini.
kepentingan atribut pusat perbelanjaan modern
dan tingkat kinerja atribut Pangrango Plaza
Analisis Positioning Pusat Perbelanjaan
dipetakan ke dalam suatu diagram Kartesius
Modern di Kota Bogor
pada Gambar 5.
Analisis faktor digunakan untuk dapat
mengetahui dimensi-dimensi yang mendasari
sejumlah atribut. Dengan menggunakan teknik
ini atribut-atribut sejumlah pusat perbelanjaan
modern dianalisis, lalu dengan menggunakan

132
skor-skor faktor yang dimiliki dapat dibuat Tabel 14. Nilai Dimensi Pusat Perbelanjaan
perceptual map (peta persepsi). Modern
Berdasarkan hasil analisis Principle Pusat Dimensi 1 Dimensi 2 Dimensi 3
Perbela (Fasilitas (Kelengkap- (Kemudah-
Component Analysis (PCA), analisis faktor njaan Pendu- an Variasi an Akses
menghasilkan tiga komponen atau faktor yang Modern kung) Tenant) Kendaraan)
disebut dimensi pada perceptual map, dengan Botani
2,864 -1,178 0,062
eigenvalue satu atau lebih. Ketiga dimensi Square
Ekalokas
secara kumulatif dapat menjelaskan 100% ari Plaza
3,007 0,118 0,107
ragam data, maka harus dibentuk percetual Bogor
map berdimensi tiga. Trade 0,748 -0,087 2,759
Berdasarkan hasil analisis faktor, Mall
Pangran
rotated component matrix, dimensi 1 dibentuk 1,829 -1,326 -0,922
go Plaza
oleh atribut 1 (ketersediaan supermarket/
hypermart), 6 (ketersediaan toilet), 8
Berdasarkan hasil dari pengolahan data
(ketersediaan fasilitas umum), 9 (desain
MDS berbasis atribut dengan pendekatan
interior), 10 (kebersihan), 11 (kenyamanan), 12
analisis faktor, terlihat bahwa masing-masing
(keamanan), dan 13 (ukuran/luas bangunan).
pusat perbelanjaan modern memiliki posisi
Keseluruhan atribut ini pada umumnya
cukup berjauhan satu sama lain, artinya
berkaitan dengan fasilitas pendukung pusat
masing-masing pusat perbelanjaan modern
perbelanjaan modern, maka dimensi ini
telah memiliki positioning masing-masing dan
dinamakan sebagai fasilitas pendukung.
karakteristik khas. Namun jika dicermati,
Dimensi 2 dibentuk oleh empat atribut,
ternyata terdapat beberapa perbelanjaan
yaitu atribut 2 (ketersediaan sarana hiburan), 3
modern yang memiliki posisi yang cukup
(ketersediaan tempat makan), 4 (kelengkapan
berdekatan, yaitu Botani Square dengan
produk), dan 7 (ketersediaan sarana ibadah).
Ekalokasari Plaza dan Botani Square dengan
Pada umumnya atribut-atribut pada dimensi 2
Pangrango Plaza.
berkaitan dengan keinginan pengunjung
terhadap banyaknya pilihan ragam tenant yang
dapat dipilih, maka dimensi ini dapat 3.000
3

dinamakan kelengkapan ragam tenant.


Dimensi 3: Kemudahan Akses Kendaraan

Dimensi 3 dibentuk oleh atribut 5 2.000

(ketersediaan tempat parkir), 14 (lokasi


strategis), dan 15 (kemudahan akses angkutan
umum). Ketiga atribut berkaitan dengan 1.000

kemudahan pengunjung untuk mengakses


pusat perbelanjaan modern, baik dengan 1 2

kendaraan pribadi maupun angkutan umum, 0.000

sehingga dimensi ini dapat dinamakan


kemudahan akses kendaraan. -1.000
4

Langkah selanjutnya yang harus 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500

dilakukan membuat perceptual map, yang Dimensi 1: Fasilitas Pendukung

terdiri dari tiga dimensi dan dipecah menjadi Keterangan Gambar 6:


tiga penampang yang masing-masing terdiri 1 = Botani Square, 2 = Ekalokasari Plaza, 3 = Bogor
dari dua dimensi untuk mempermudah Trade Mall, 4 = Pangrango Plaza
pembacaan. Nilai dimensi dari masing-masing
pusat perbelanjaan modern ditunjukkan dalam Gambar 6. Penampang Dimensi 1 dan Dimensi 3
Tabel 14. Perceptual Map Pusat Perbelanjaan
Modern di Kota Bogor
Nilai-nilai dimensi tersebut dijadikan
sebagai titik koordinat dalam perceptual map,
Kedekatan posisi antara Botani Square
yang dapat digunakan untuk mengetahui
dengan Ekalokasari Plaza seperti terlihat dalam
positioning dari masing-masing pusat
Gambar 6 dan Botani Square dengan
perbelanjaan modern.
Pangrango Plaza seperti terlihat dalam Gambar
7, disebabkan banyaknya karakteristik sejenis
atau keunggulan kompetitif yang memiliki
kemiripan satu sama lain. Kemiripan tersebut
mengartikan bahwa Botani Square merupakan
pesaing langsung Ekalokasari Plaza dan
Pangrango Plaza.
Persaingan secara langsung antara
Botani Square dengan Ekalokasari Plaza

133
disebabkan kedua pusat perbelanjaan modern 3.000

ini membidik segmen pasar yang sama, yaitu 3

fokus pada kalangan menengah ke atas,

Dimensi 3: Kemudahan Akses Kendaraan


disamping banyak terdapat kesamaan famous 2.000

brand yang dimiliki kedua pusat perbelanjaan


modern, di antaranya: Nokia, Sony Ericsson,
Christopher Salon, Gramedia, Es Teler 77,
1.000

Number 61, M-Studio, Optik Seis, Optik


Melawai, Innovation Store, dan Prooptik. 0.000
1 2

Secara tidak langsung kedua pusat


perbelanjaan memiliki karakteristik relatif 4

sama. -1.000

-1.000 -0.500 0.000

Dimensi 2: Kelengkapan Variasi Tenant

2 Keterangan Gambar 8:
0.000
3
1 = Botani Square, 2 = Ekalokasari Plaza, 3 = Bogor
Dimensi 2: Kelengkapan Variasi Tenant

Trade Mall, 4 = Pangrango Plaza

Gambar 8. Penampang Dimensi 1 dan Dimensi 3


-0.500
Perceptual Map Pusat Perbelanjaan
Modern di Kota Bogor

-1.000
Jika dilihat dalam perceptual map,
1 Bogor Trade Mall cenderung memiliki posisi
4 yang menjauh dari Botani Square, Ekalokasari
Plaza, dan Pangrango Plaza, sehingga memiliki
0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 diferensiasi yang unik atau tidak harus
Dimensi 1: Fasilitas Pendukung
bersaing secara langsung dengan pusat
Keterangan Gambar 7: perbelanjaan modern lainnya.
1 = Botani Square, 2 = Ekalokasari Plaza, 3 = Bogor
Bogor Trade Mall memiliki konsep jauh
Trade Mall, 4 = Pangrango Plaza
berbeda dari ketiga pusat perbelanjaan modern
Gambar 7. Penampang Dimensi 1 dan Dimensi 2 lainnnya, yaitu memadukan konsep antara mal
Perceptual Map Pusat Perbelanjaan dan trade center, serta segmen pasar yang
Modern di Kota Bogor dibidik lebih fokus pada kalangan middle low,
dengan menjanjikan barang-barang berharga
Persaingan secara langsung antara murah dan didukung Ramayana Department
Botani Square dengan Pangrango Plaza Store yang dikenal konsumen sebagai brand
disebabkan kedua pusat perbelanjaan modern dengan image murah.
ini membidik segmen pasar yang sama, yaitu Selain persaingan usaha, dari
keluarga, remaja, dan kalangan menengah ke perceptual map terlihat bahwa Ekalokasari
atas. Selain itu, faktor kedekatan lokasi Plaza memiliki positioning yang paling baik di
menyebabkan persaingan antara Botani Square mata konsumen, karena memiliki kedekatan
dan Pangrango Plaza semakin nyata, terutama yang paling dominan dengan dua dimensi,
ketika Botani Square mulai beroperasi, yaitu dimensi fasilitas pendukung dan dimensi
Pangrango Plaza terlihat menjadi lebih sepi kelengkapan ragam tenant, dibandingkan
pengunjung, atau dengan kata lain pengunjung ketiga pusat perbelanjaan lainnya. Sedangkan
Pangrango Plaza mengalihkan kunjungan ke Pangrango Plaza memiliki kedekatan yang
Botani Square. paling lemah dengan dua dimensi, yaitu
dimensi kelengkapan ragam tenant dan
dimensi kemudahan akses kendaraan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Tahapan pengambilan keputusan
pengunjung ke pusat perbelanjaan modern
di kota Bogor adalah identifikasi
pengambilan keputusan pengunjung (rataan
frekuensi kunjungan dua kali dalam satu
bulan, dengan tujuan berbelanja).

134
Proses pencarian informasi melalui teman ilmiah dan menggambarkan situasi persaingan
paling besar dan menganggap pengadaan sesungguhnya, di samping preferensi (AHP)
event hiburan merupakan bentuk promosi dan positioning (biplot).
paling menarik, serta evaluasi alternatif,
dengan faktor kenyamanan sebagai DAFTAR PUSTAKA
pertimbangan pertama berkunjung ke pusat
perbelanjaan modern di Kota Bogor. Pemerintah Kota Bogor. 2007. Jumlah
Dari evaluasi alternatif yang dilakukan, Penduduk Kota Bogor Per Kecamatan
pengunjung memutuskan untuk berkunjung Menurut Jenis Kelamin Tahun 2006.
dan sebagian besar konsumen memilih http://www.kotabogor.go.id. [24
Botani Square dengan tujuan membeli Oktober 2007]
makanan dan kebutuhan sehari-hari, dengan Rangkuti, F. 2002. Measuring Customer
cara memutuskan kunjungan secara Satisfaction: Gaining Customer
accident dan selanjutnya melakukan Relationship Strategy. Gramedia
evaluasi (sebagian besar konsumen Pustaka Utama, Jakarta.
merasakan tingkat kepuasan pada taraf Maholtra, Naresh K. 2005. Riset Pemasaran:
biasa atau loyalitas konsumen terhadap Pendekatan Terapan. PT Index.
pusat perbelanjaan modern relatif rendah). Jakarta.
2. Preferensi konsumen dapat diketahui dari
hasil IPA yang menunjukkan bahwa atribut
ketersediaan sarana ibadah dinilai paling
penting oleh konsumen dan yang dinilai
paling tidak penting adalah ukuran (luas)
bangunan. Hal lainnya, tingkat kinerja
atribut Botani Square yang dinilai paling
baik adalah atribut lokasi strategik, dan
ketersediaan sarana ibadah dianggap paling
tidak baik; tingkat kinerja atribut
Ekalokasari Plaza yang dinilai paling baik
adalah atribut kenyamanan dan atribut
ketersediaan sarana ibadah dianggap paling
tidak baik; tingkat kinerja atribut Bogor
Trade Mall yang dinilai paling baik adalah
atribut kemudahan akses angkutan umum,
dan atribut desain interior dinilai paling
tidak baik; tingkat kinerja atribut Pangrango
Plaza yang dinilai paling baik adalah atribut
kemudahan akses angkutan umum dan
atribut ketersediaan sarana hiburan dinilai
paling tidak baik.
3. Dari pengolahan data dengan MDS berbasis
atribut menurut analisis faktor, terlihat
bahwa tiga pusat perbelanjaan modern
dengan posisi berdekatan, yaitu Botani
Square, Ekalokasari Plaza dan Pangrango
Plaza. Kedekatan posisi tersebut
mengartikan bahwa Botani Square
merupakan pesaing langsung Ekalokasari
Plaza dan Pangrango Plaza. Di sisi lain, dari
perceptual map terlihat Ekalokasari Plaza
memiliki positioning paling baik, karena
memiliki kedekatan paling dominan dengan
dimensi fasilitas pendukung dan dimensi
kelengkapan ragam tenant.

Saran
Untuk penelitian berikutnya, perlu dilakukan
penelitian pendahuluan dalam proses
pemilihan pusat perbelanjaan modern yang
diteliti, agar didapatkan pemahaman secara

135

You might also like