You are on page 1of 12

Page |1

CAPM (CAPITAL ASSET PRICING MODEL ) SAHABAT SETIA PARA


INVESTOR CERDAS DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
BERINVESTASI
(Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model CAPM
pada Saham-Saham LQ-45 dan Saham-Saham KLCI Periode 2015 – 2017)

Eva Lusiana1), Wiwit Hariyanto2)


1)
Program Studi Akuntansi, Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Jl. Majapahit, 666 B, Sidoarjo
2)
Program Studi Akuntansi, Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Jl. Majapahit 666 B Sidoarjo, Telp : 031-8945444, Fax : 031-8949333
*
E-mail : wiwitbagaskara@umsida.ac.id

Abstract. This study aims to determine the composotion of optimal portfolio formation using the CAPM (Capital
Assets Pricing Model) method on LQ-45 shares on the Indonesia Stock Exchange and KLCI shares on Malaysia
Stock Exchange for the period 2015-2017 and asses the difference level of expected return portfolio and portfolio
risk between stocks of LQ-45 with KLCI. The design of this study uses quantitative research method. The sample
selection technique of this study used a purposive sampling method and obtained 19 stocks for the LQ-45 Index
and 22 stocks for the KLCI as the research sample. Based on the results of the study to determine the optimal
portfolio of shares by using CAPM shows that: (1) Shares in the LQ-45 Index that make up the optimal portfolio
are TLKM, INDF, ASII, INTP, CPIN, BBNI, JSMR, BMR, ICBP, BBCA, GGRM. (2) Shares that make up the
optimal portfolio of KLCI shares are shares with code 7230, 7095, 7240, 9946, 0126, 9679, 0143. (3) Different
test results show that there is no difference in the value of portfolio expected return between LQ-45 and KLCI,
but there are differences in the risk value of the portfolio.

Keywords - Capital Asset Pricing Model (CAPM), Optimal portfolio, LQ-45, KLCI

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi pembentukan portofolio optimal dengan
menggunakan metode CAPM (Capital Assets Pricing Model) pada saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia dan
saham KLCI di Bursa Malaysia periode 2015-2017 serta menilai perbedaan tingkat expected return portofolio
dan risiko portofolio antara saham-saham LQ-45 dengan KLCI. Desain penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif. Teknik pemilihan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan
diperoleh 19 saham untuk Indeks LQ-45 dan 22 saham untuk KLCI yang dijadikan sebagai sampel penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian untuk menentukan portofolio optimal saham dengan menggunakan CAPM
menunjukkan bahwa : (1) Saham-saham pada Indeks LQ-45 yang membentuk portofolio optimal adalah saham
TLKM, INDF, ASII, INTP, CPIN, BBNI, JSMR, BMR, ICBP, BBCA, GGRM. (2) Saham-saham yang membentuk
portofolio optimal pada saham KLCI adalah saham dengan kode 7230, 7095, 7240, 9946, 0126, 9679, 0143. (3)
Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai expected return portofolio antara LQ-45
dengan KLCI, namun terdapat perbedaan pada nilai risiko portofolionya.

Kata kunci - Capital Asset Pricing Model (CAPM), Portofolio Optimal, LQ-45, KLCI

I. PENDAHULUAN
Pengaruh globalisasi dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin modern menuntut
seseorang untuk terus bersaing memperoleh kesejahteraan. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan
moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai pendapatan masa datang
Sunariyah [2]. Berbagai kegiatan dilakukan seseorang untuk mendapatkan keuntungan agar kesejahteraannya
tercapai, salah satunya dengan cara menginvestasikan harta atau surat-surat berharga (sekuritas) yang dimilikinya.
Menurut Tandelilin [3], “Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa mendatang”. Keuntungan ini dapat berupa
keuntungan dari kenaikan harga saham (Capital Gain) atau keuntungan dari pembagian deviden di akhir periode.
Investasi dalam bentuk surat berharga (sekuritas) biasanya dapat dilakukan melalui pasar modal. Samsul [4]
mendefinisikan pasar modal adalah tempat bertemunya permintaan dan penawaran instrumen keuangan jangka
panjang (lebih dari satu tahun). Sedangkan menurut Tampubolon [5] pasar modal adalah tempat pertemuan antara
pencari dana dan penanam modal untuk melakukan transaksi. Transaski yang terjadi di pasar modal berupa
transaksi jual beli efek (sekuritas) yang diukur jangka waktunya dari waktu ke waktu atas modal yang diperjual
2|Page

belikan.Dinilai dari tingkat return dan risiko investasi, investor harus cerdas menentukan strategi dan keputusan
berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan optimal. Return adalah pengembalian atas investasi yang dilakukan
investor. Dalam investasi, kerugian yang dialami oleh investor disebut risiko. “Risiko didefinisikan sebagai
perbedaan antara hasil yang diharapkan (expected return) dengan realisasinya” [6].
Preferensi risiko biasanya dijadikan tolok ukur untuk pemilihan kombinasi saham pilihannya. Seorang
investor yang rasional selalu berusaha untuk menimimalkan risiko dan memaksimalkan return pada investasinya.
“Don’t put all your eggs in one basket” sekilas ajaran tersebut terlihat sederhana, tetapi dalam teori portofolio
Markowitz, ditunjukkan secara kuantitatif mengapa dan bagaimana diversifikasi bisa menurunkan risiko
portofolio [7].
Pembentukan portofolio membahas tentang permasalahan bagaimana mengalokasikan penanaman modal
agar dapat membawa keuntungan tinggi namun dengan risiko yang terkecil. Banyak metode yang digunakan untuk
menghitung portofolio optimal antara lain metode tradisional (naive/ random diversification), metode Markowitz
dan Model Indeks Tunggal, serta CAPM (Capital Assets Pricing Model) [8].
Menurut Tandelilin [3], “CAPM merupakan salah satu model keseimbangan yang dapat menentukan
hubungan antara tingkat return harapan dari suatu aset berisiko dengan risiko dari aset tersebut pada kondisi pasar
yang seimbang”. Pada CAPM, semua faktor makro disatukan ke dalam satu faktor, yaitu return market portofolio.
Teori CAPM didasarkan pada teori portofolio yang dikemukakan oleh Markowitz. Berdasarkan model Markowitz,
masing-masing investor diasumsikan akan mendiversifikasikan portofolionya dan memilih portofolio optimal atas
dasar estimasi investor terhadap return dan risiko, pada titik-titik portofolio yang terletak di sepanjang garis
portofolio efisien. Perhitungan CAPM didasarkan pada kondisi ekulibrium (seimbang). “Ekuilibrium pasar terjadi
jika harga-harga dari aktiva berada di suatu tingkat yang tidak dapat memberikan insentif lagi untuk melakukan
perdagangan spekulatif” [8]. Pada kondisi ekuilibrium, tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor untuk
suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Risiko saham dalam CAPM diukur dengan beta (β).
Dalam CAPM, tingkat pengembalian yang diharapkan E(Ri) ditentukan oleh tingkat pengembalian pasar (Rm),
tingkat pengembalian bebas risiko (Rf), dan risiko sistematis (β). Dengan metode CAPM, investor maupun calon
investor diharapkan dapat mengukur kinerja saham dengan benar.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih saham KLCI dan saham LQ-45 sebagai objek penelitian. Indeks saham
LQ-45 merupakan kumpulan saham yang paling aktif (liquid) diperdagangkan di pasar modal. “Pertimbangan-
pertimbangan yang mendasari pemilihan saham yang masuk di saham-saham LQ-45 adalah liquiditas dan
kapitalisasi pasar dengan kriteria selama 12 bulan terakhir, rata-rata transaksi sahamnya dan nilai kapitalisasi
pasarnya masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar regular, serta telah tercatat di BEI paling tidak selama 3 bulan”
[8]. Sedangkan KLCI (Kuala Lumpur Composite index) merupakan salah satu indeks di Malaysia yang digunakan
untuk meranking saham-saham hingga menjadi 30 saham terbaik. Menurut Kartika [9], KLCI (Kuala Lumpur
Composite Index) adalah indeks pasar saham yang secara umum diterima sebagai barometer pasar saham lokal di
MalaysiaDigunakannya saham KLCI dan saham LQ-45 dalam penelitian ini karena diindikasikan saham yang
tergabung dalam pemeringkatan KLCI dan LQ-45 mempunyai kemampuan untuk menghasilkan expected return
yang tinggi. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk menganalisis pembentukan portofolio optimal pada saham
KLCI di Bursa Malaysia dan saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model CAPM (Capital
Assets Pricing Model) untuk menilai besarnya expected return dan risiko portofolio yang diberikan dalam analisis
portofolio optimal yang terbentuk.

II. METODE PENELITIAN


A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pendekatan kuantitatif dan sumber data atau obyek
penelitiannya adalah data sekunder yang artinya data yang dikumpulkan tidak hanya untuk keperluan suatu
riset tertentu saja [10]. Pendekatan kuantitatif digunakan karena dalam dalam penelitian ini, peneliti akan
meneliti sampel dengan menggunakan data dalam bentuk angka atau bersifat kuantitatif.

B. Jenis dan Sumber Data


Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data perusahaan yang termasuk dalam Indeks LQ-45 dan
KLCI periode 2015-2017, closing price saham per bulan LQ-45 dan KLCI, BI rate dan Suku Bunga
Malaysia, Indeks LQ-45, dan Kuala Lumpur Composite Index (KLCI)

C. Definisi Operasional dan Indikator Variabel


Adapun definisi Operasional, Identifikasi Masalah dan Indikator Variabel adalah sebagai berikut:
1. Expected Return Portofolio
Return merupakan tingkat pengembalian yang akan di dapatkan oleh investor di masa yang akan datang
secara langsung maupun tidak langsung. Return Portofolio sendiri merupakan tingkat pengembalian
yang di dapatkan oleh investor pada saat melakukan portofolio saham.
Page |3

Perhitungan return ekspektasi portofolio adalah,


𝑛

E(R 𝑝 ) = ∑ W𝑖 ∙ E(R 𝑖 )
𝑖=1
Sumber : Hartono [1]
2. Risiko Portofolio
Dalam melakukan investasi saham tidak hanya akan mendapatkan suatu keuntungan (return) akan
tetapi juga akan menanggung suatu risiko investasi. risiko portofolio (portofolio risk) tidak merupakan
rata-rata tertimbang dari seluruh risiki sekuritas tunggal.

Perhitungan return ekspektasi portofolio adalah,

Sumber : Hartono [1]


D. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang terdaftar pada LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan seluruh saham KLCI di Bursa Malaysia periode 2015-2017. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Dengan teknik tersebut terpilih 19
emiten untuk sampel LQ- 45 sedangkan untuk saham KLCI emiten yang terpilih sebagai sampel penelitian
sebanyak 22 emiten.

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan return ekspektasi dan risiko saham meliputi,
a) Perhitungan actual return saham (𝑅𝑖 )
Pt − Pt−1
R i,t =
Pt−1
Harga periode sekarang − Harga periode lalu
=
Harga periode lalu
b) Perhitungan return pasar (𝑅𝑚 )
Indeks t − Indeks t−1
R M,t =
Indeks t−1
Indeks Harga Saham sekarang − Indeks Harga Saham lalu
=
Indeks Harga Saham lalu

c) Perhitungan risk free rate (𝑅𝑓 ) dan Beta saham (𝛽𝑖 )


𝑛
Tingkat suku bunga SBI
Rf = ∑
n
𝑗=1
d) Perhitungan expected return saham E(𝑅𝑖 ) dan risiko saham (𝜎𝑖 2 )
𝑛
E(R i ) = R BR + βi ∙ [E(Rм) − R BR ] (𝑅𝑖 − 𝐸(𝑅𝑖 ))2
(𝜎𝑖 2 ) = ∑
𝑛−1
𝑖=1

2. Pemilihan saham yang masuk dalam portofolio optimal meliputi,


a) Menghitung Excess Return to Beta (𝐸𝑅𝐵𝑖 )
𝐸(𝑅𝑖 ) − 𝑅𝑓
𝐸𝑅𝐵𝑖 =
𝛽𝑖
b) Menentukan cut-off rate (𝐶𝑖 )

(E(R 𝑖 ) − R𝑓 ) ∙ 𝛽𝑖
𝜎𝑚 2 ∑ij=1[ ]
Ci = 𝜎𝑒𝑖 2
2
𝛽
1 + 𝜎𝑚 2 ∑ij=1[ 𝑖 2 ]
𝜎𝑒𝑖
a. Bila rasio ERB ≥ Ci , maka saham-saham tersebut masuk ke dalam portofolio optimal
4|Page

b. Bila rasio ERB ≤ Ci , maka saham-saham tersebut tidak masuk ke dalam portofolio optimal
c) Menentukan unique-cut off point (𝐶 ∗ )
Nilai 𝐶 ∗ merupakan nilai Ci tertinggi pada kelompok saham sebelum nilai Ci mengalami penurunan
yang masuk dalam portofolio optimal.

3. Pembentukan portofolio optimal meliputi,


a) Menentukan skala tertimbang saham (𝑍𝑖 ) dan proporsi (𝑊𝑖 ) untuk portofolio optimal
𝛽𝑖 Z𝑖
Z𝑖 = (ERB𝑖 − C ∗ ) W𝑖 =
𝜎𝑒𝑖 2 ∑𝑘𝑗=1 Z𝑖

b) Menghitung Expected Return Portofolio E(𝑅𝑝 ) dan Risiko Portofolio (𝜎𝑝 2 )


𝑛

E(R 𝑝 ) = ∑ W𝑖 ∙ E(R 𝑖 )
𝑖=1

Untuk mengetahui adanya perbedaan yang terjadi antara expected return portofolio dan risiko portofolio
saham LQ-45 dengan return ekspektasi portofolio dan risiko portofolio saham KLCI pada saat portofolio
optimal terbentuk, maka pengujian hipotesisnya menggunakan uji Independent Sample t-test.

Hipotesis statistik yang disusun dalam pengujian ini adalah :


H0a : Tidak terdapat perbedaan nilai expected return portofolio antara saham LQ-45 dengan saham KLCI
pada saat portofolio optimal.
H0b : Tidak terdapat perbedaan nilai risiko portofolio antara saham LQ-45 dengan saham KLCI pada saat
portofolio optimal.
H1a : Terdapat perbedaan nilai expected return portofolio antara saham LQ-45 dengan saham KLCI pada
saat portofolio optimal.
H1b :Terdapat perbedaan nilai risiko portofolio antara saham LQ-45 dengan saham KLCI pada saat
portofolio optimal.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Return Realisasi Saham Individual (Ri) LQ-45 dan KLCI

Tabel 1. Return Realisasi Saham LQ-45 Tabel 2. Return Realisasi Saham KLCI
KODE (Emiten KODE (Emiten
∑Ri ∑Ri
LQ-45) KLCI)
ASII 0,20375 126 2,29448
BBCA 0,55463 143 3,34473
BBNI 0,62554 7087 1,23160
BMRI 0,47406 7095 0,43197
CPIN 0,03158 7230 0,31587
GGRM 0,40044 7240 1,09816
ICBP 0,36834 8362 0,10329
INDF 0,22553 9679 0,16189
INTP 0,01552 9946 0,86712
JSMR 0,00616 Sumber : Data yang diolah Penulis
TLKM 0,49548

Sumber : Data yang diolah Penulis

Tingkat pengembalian saham individu merupakan salah satu indikator investor dalam melakukan
investasi. Tingkat pengembalian saham individu adalah besarnya keuntungan secara rill diterima oleh
investor ketika melakukan investasi saham. Setelah dilakukan perhitungan atas return realisasi saham
individual bulanan , dari 19 perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45, terdapat 11 perusahaan yang masuk
dalam kategori saham efisien. Sedangkan pada saham KLCI, dari 22 perusahaan yang menjadi sample,
terdapat 7 (tujuh) perusahaan yang masuk dalam kategori saham efisien. Tolok ukur saham efisien apabila
nilai return realisasi lebih besar dibandingkan rata-rata sahamnya.
Page |5

B. Return pasar dan rata-rata return pasar dan Risk Free Rate (Rf)

Tabel 3. Nilai Expected Return Market [E(Rm)]


1 Indeks Liquid (LQ-45) 0,0055
2 Kuala Lumpur Composite Index (KLCI) 0,0028
Sumber : Data yang diolah Penulis

Tabel 4. Nilai Risk Free Rate (Rf)


1 Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) 0,0050
2 Suku Bunga Malaysia (SBM) 0,0026
Jika dihubungkan dengan metode CAPM, tingkat pengembalian pasar merupakan salah satu variabel
yang digunakan untuk menghitung besarnya risiko dalam rumus CAPM. Tingkat pengembalian pasar ini
juga dapat dijadikan sebagai dasar pengukuran performance investasi saham. Jika tingkat pengembalian
pasar lebih besar dari tingkat pengembalian bebas risiko, maka performance investasi dapat dikatakan baik
dan juga sebaliknya.
Suku bunga digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian aktiva bebas risiko atau risk free rate.
Tabel 4 menunjukkan bahwa apabila investor menanamkan dananya di pasar modal pada periode Januari
2015 sampai Desember 2017, maka keuntungan yang diperoleh investor apabila berinvestasi di Indonesia
adalah sebesar 0,0050 (0,5%) pertahun dengan risiko 0%. Sedangkan apabila berinvestasi di Malaysia, maka
keuntungan yang diperoleh investor adalah sebesar 0,0026 (0,26%).

C. Expected Return Saham dan Risiko Saham

Tabel 5. Nilai Expected Return Saham dan Risiko Saham LQ-45


KODE E(Ri)
ASII 0,0057 0,0051
BBCA 0,0054 0,0023
BBNI 0,0058 0,0078
BMRI 0,0056 0,0044
CPIN 0,0056 0,0151
GGRM 0,0052 0,0045
ICBP 0,0054 0,0035
INDF 0,0055 0,0060
INTP 0,0056 0,0084
JSMR 0,0054 0,0058
TLKM 0,0054 0,0031
Sumber : Data yang diolah Penulis

Tabel 6. Nilai Expected Return Saham dan Risiko Saham LQ-45


KODE E(Ri)
126 0,0030 0,1072
143 0,0027 0,1579
7087 0,0026 0,0103
7095 0,0028 0,0128
7230 0,0027 0,0118
7240 0,0027 0,0137
8362 0,0026 0,0733
9679 0,0028 0,0086
9946 0,0028 0,0098
Sumber : Data yang diolah Penulis

Dari hasil perhitungan tersebut, dapat dilihat pada tabel 5 bahwa nilai expected return tertinggi pada
saham LQ- 45 adalah saham perusahaan Bank Nasional Indonesia (Persero) Tbk yaitu sebesar 0.0058.
Sedangkan nilai risiko saham yang tertinggi adalah saham perusahaan Charoen Pokphand Indonesia Tbk
yaitu sebesar 0,0151.
Sementara dari tabel 6, dapat dilihat bahwa nilai expected return tertinggi saham KLCI adalah saham
perusahaan Microlink Solutions Berhad yaitu sebesar 0.0030. Sedangkan nilai risiko saham yang tertinggi
adalah saham perusahaan Key Asic Berhad yaitu sebesar 0,1579.
6|Page

D. Excess Return to Beta (ERB), Cut Off Rate (Ci), dan Cut Off Point (C*)

Tabel 7. Nilai ERB dengan Cut-off Rate pada saham LQ-45


KODE ERB Ci Keterangan
TLKM 0,000581 0,0001508 Optimal
INDF 0,000520 0,0002280 Optimal
ASII 0,000507 0,0003711 Optimal
INTP 0,000495 0,0003845 Optimal
CPIN 0,000488 0,0003896 Optimal
BBNI 0,000477 0,0004146 Optimal
JSMR 0,000471 0,0004170 Optimal
BMRI 0,000458 0,0004274 Optimal
ICBP 0,000454 0,0004292 Optimal
BBCA 0,000449 0,0004319 Optimal
GGRM 0,000442 0,0004319 Optimal
Sumber : Data yang diolah Penulis

Tabel 8. Nilai ERB dengan Cut-off Rate pada saham KLCI


KODE ERB Ci Keterangan
7230 0,000288 0,00000471 Optimal
7095 0,000214 0,00002721 Optimal
7240 0,000204 0,00003159 Optimal
9946 0,000201 0,00005221 Optimal
126 0,000177 0,00005949 Optimal
9679 0,000168 0,00008125 Optimal
143 0,000144 0,00008142 Optimal
7087 0,000000 0,00008134 Tidak Optimal
8362 0,000000 0,00008134 Tidak Optimal
Sumber : Data yang diolah Penulis

Hasil analisis menunjukkan bahwa dari penggunaan kedua indeks saham, saham yang mempunyai ERB
tertinggi adalah Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar 0,000581 untuk proksi indeks LQ-45.
Sedangkan untuk proksi KLCI, saham yang mempunyai ERB tertinggi adalah Microlink Solutions Berhad
sebesar 0,000288.
Saham yang menjadi kandidat portofolio optimal yaitu saham yang mempunyai ERB lebih besar atau
sama dengan nilai cut-off rate, sedangkan saham yang mempunyai ERB lebih kecil dari cut-off rate tidak
dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Nilai cut-off point pada Indeks LQ-45 sebagai proksi return market
sebesar 0,00043194 dan berada pada saham Gudang Garam Tbk. Sedangkan nilai cut-off point pada KLCI
sebagai proksi return market sebesar 0,00008142 dan berada pada saham Key Asic Berhad. Pada saham
KLCI, perusahaan Magni-Tech Industries Berhad dan Kym Holding Berhad tidak diikutsertakan dalam
pembentukan portofolio optimal, dikarenakan nilai ERB yang mereka miliki (0,000000) berada lebih kecil
dengan ERB titik C* (cut-off point).

E. Proporsi dana masing-masing saham

Tabel 9. Nilai Proporsi Dana Saham LQ-45 Tabel 10. Nilai Proporsi Dana Saham KLCI
KODE Zi Wi KODE Zi Wi
TLKM 0,04465 0,20046 7230 0,00619 0,1183
INDF 0,01924 0,08637 7095 0,01085 0,2075
ASII 0,05759 0,25854 7240 0,00453 0,0865
INTP 0,01296 0,05819 9946 0,01216 0,2326
CPIN 0,00552 0,02478 126 0,00218 0,0417
BBNI 0,02604 0,11688 9679 0,01611 0,3081
JSMR 0,00722 0,03240 143 0,00028 0,0053
BMRI 0,02441 0,10957 Sumber : Data yang diolah Penulis
ICBP 0,00884 0,03969
BBCA 0,01521 0,06826
GGRM 0,00108 0,00487
Sumber : Data yang diolah Penulis
Page |7

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa saham LQ- 45 mempunyai proporsi dana terbesar dimiliki oleh
saham perusahaan Astra International Tbk yaitu sebesar 0,25854 dan proporsi dana terkecil dimiliki oleh
saham perusahaan Gudang Garam Tbk yaitu sebesar 0,00487. Sedangkan proporsi dana terbesar yang
dimiliki oleh saham KLCI adalah perusahaan Wct Berhad yaitu sebesar 0,3081 dan proporsi dana terkecil
dimiliki oleh saham perusahaan Key Asic Berhad yaitu sebesar 0,0053.

F. Expected Return Portofolio dan Risiko Portofolio

Tabel 11. Nilai Expected Return Portofolio dan Risiko Portofolio LQ-45
KODE E(Rp)
TLKM 0,00108 0,00005
INDF 0,00048 0,00003
ASII 0,00147 0,00024
INTP 0,00033 0,00003
CPIN 0,00014 0,00002
BBNI 0,00068 0,00008
JSMR 0,00017 0,00002
BMRI 0,00061 0,00005
ICBP 0,00021 0,00002
BBCA 0,00037 0,00003
GGRM 0,00003 0,00002
0,00557 0,00059
Sumber : Data yang diolah Penulis

Tabel 12. Expected Return Portofolio dan Risiko Portofolio KLCI


KODE E(Rp)
7230 0,00032 0,00020
7095 0,00058 0,00025
7240 0,00023 0,00020
9946 0,00065 0,00028
126 0,00013 0,00021
9679 0,00086 0,00041
143 0,00001 0,00019
0,00279 0,00173
Sumber : Data yang diolah Penulis

Expected Return portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasian masing-
masing sekuritas tunggal di dalam portofolio. E(Rp) memberikan sinyal kepada para investor maupun calon
investor mengenai keuntungan yang diharapkan apabila melakukan investasi tidak hanya di satu sekuritas
saja. Sedangkan risiko portofolio (portofolio risk) tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko
sekuritas tunggal.
Dari tabel di atas, maka dapat diketahui besar tingkat expected return portofolio (yang terdiri dari 11
saham pada Indeks LQ-45) adalah sebesar 0,00557, dengan risiko portofolio yang harus ditanggung adalah
sebesar 0,00059. Sedangkan tingkat Expected Return Portofolio (yang terdiri dari 7 saham pada KLCI)
adalah sebesar 0,00279 , dengan risiko portofolio yang harus ditanggung adalah sebesar 0,00173. Diharapkan
besarnya tingkat expected return portofolio dan rendahnya risiko portofolio yang ditanggung ini dapat
menambah lagi informasi tentang performa atau analisis portofolio yang dihasilkan di dalam penelitian ini.
8|Page

G. Uji Normalitas

Tabel 13. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test LQ-45


Expected Return Risiko
Portofolio Portofolio

N 11 11
a,b
Normal Parameters Mean ,0005064 ,0000536
Std. Deviation ,00043716 ,00006454
Most Extreme Absolute ,168 ,341
Differences Positive ,168 ,341
Negative -,138 -,301
Kolmogorov-Smirnov Z ,557 1,130
Asymp. Sig. (2-tailed) ,916 ,156
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data yang diolah melalui SPSS, 2019

Data yang terdistribusi normal ditunjukan nilai signifikansi di atas 0,05. Berdasarkan tabel 13
kolmogorov – smirnov hasil pengujian normalitas pada 11 sampel perusahaan yang terdaftar dalam Indeks
LQ-45 menunjukkan bahwa variabel expected return portofolio dan risiko portofolio mempunyai nilai
signifikansi masing – masing sebesar 0,916; 0,156 yang artinya bahwa variabel tersebut terdistribusi normal.

Tabel 14. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KLCI


Expected Risiko
Return Portofolio
Portofolio

N 7 7
Normal Parametersa,b Mean ,0003971 ,0002486
Std. Deviation ,00030734 ,00007819
Most Extreme Absolute ,171 ,261
Differences Positive ,171 ,261
Negative -,153 -,227
Kolmogorov-Smirnov Z ,451 ,689
Asymp. Sig. (2-tailed) ,987 ,729
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data yang diolah melalui SPSS, 2019

Data yang terdistribusi normal ditunjukan nilai signifikansi di atas 0,05. Berdasarkan tabel 14
kolmogorov – smirnov hasil pengujian normalitas pada 7 sampel perusahaan yang terdaftar dalam KLCI
menunjukkan bahwa variabel expected return portofolio dan risiko portofolio mempunyai nilai signifikansi
masing – masing sebesar 0,987; 0,729 yang artinya bahwa variabel tersebut berdistribusi normal.
Page |9

H. Uji Hipotesis

Tabel 15. Uji Beda Expected Return Portofolio LQ-45 dengan KLCI
Expected Return Hasil Uji Statistik
Portofolio
LQ-45 KLCI Signifikansi Probabilitas

0,00108 0,00032 0,05 0,574


0,00048 0,00058
0,00147 0,00023
0,00033 0,00065
0,00014 0,00013
0,00068 0,00086
0,00017 0,00001
0,00061
0,00021
0,00037
0,00003
Sumber : Data yang diolah

Dari hasil pengujian SPSS pada tabel 13 didapatkan bahwa t-hitung adalah sebesar 0,574 dengan nilai
probabilitas signifikansi 0,574 (probabilitas > 0,05 maka H0a diterima). Berdasarkan “hipotesis dalam
penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai expected return portofolio antara
saham LQ-45 (Indonesia) dengan saham KLCI (Malaysia).

Tabel 16. Uji Beda Risiko Portofolio LQ-45 dan KLCI


Risiko Portofolio Hasil Uji Statistik

LQ-45 KLCI Signifikansi Probabilitas

0,00005 0,00020 0,05 0,000


0,00003 0,00025
0,00024 0,00020
0,00003 0,00028
0,00002 0,00021
0,00008 0,00041
0,00002 0,00019
0,00005
0,00002
0,00003
0,00002
Sumber : Data yang diolah

Dari hasil pengujian SPSS pada tabel 14 didapatkan bahwa t-hitung adalah sebesar -5,762 dengan nilai
probabilitas signifikansi 0,000 (probabilitas > 0,05 maka H1b diterima). Berdasarkan “hipotesis dalam
penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai risiko portofolio antara saham LQ-
45 (Indonesia) dengan saham KLCI (Malaysia).

I. Pembahasan

1. Analisis Pembentukan Saham Efisien


Langkah awal dilakukannya penentuan expected return untuk memilih saham mana saja yang
masuk sebagai saham efisien dan tidak efisien serta masuk dalam kandidat pembentukan portofolio
optimal dengan pendekatan capital asset pricing model. Apabila return saham lebih kecil dari pada
expected return maka dikategorikan sebagai saham tidak efisien. Namun, apabila return saham lebih
besar dari pada expected return maka dikategorikan sebagai saham efisien. Hasil perhitungan dari 19
10 | P a g e

saham LQ-45 terdapat 11 perusahaan yang memiliki nilai Ri > E(Ri), sedangkan hasil perhitungan dari
22 saham KLCI terdapat 9 perusahaan yang memiliki nilai Ri > E(Ri).

2. Analisis Pembentukan Portofolio Optimal


Kriteria dalam menentukan portofolio optimal adalah ERB ≥ Ci, dari hasil perhitungan dengan
membandingkan ERB dan Ci, maka ada 11 saham LQ-45 dan 7 saham KLCI yang masuk sebagai
portofolio optimal. Perhitungan Ci digunakan dengan menentukan nilai cut off point (C*) yang
dilakukan dengan mengamati nilai Ci maksimum dari deretan nilai Ci. Nilai C* digunakan untuk
menentukan titik pembatas saham mana saja yang masuk sebagai kandidat portofolio optimal. Hasil
perhitungan menunjukkan nilai C* pada saham LQ-45 sebesar 0,0004319 yang berada di saham
Gudang Garam Tbk, sedangkan pada saham KLCI nilai C* sebesar 0,00008142 dan berada di saham
Key Asic Bhd.

3. Analisis Proporsi Dana Portofolio Optimal


Menentukan skala tertimbang perlu dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan proporsi dana
yang akan investor investasikan. Analisis skala tertimbang ini menggunakanan hasil perhitungan beta,
variance error residual, excess return to beta, dan penentuan cut-off point.

4. Analisis Expected Return Portofolio dan Risiko Portofolio


Sebagai bahan pertimbangan para investor, selanjutnya dari hasil proporsi dana masing-masing
saham yang telah diperhitungkan sebelumnya, dapat diperoleh expected return portofolio dan risiko
portofolio yang harus ditanggung investor apabila melakukan investasi.
Pada penelitian ini besar tingkat expected return portofolio (yang terdiri dari 11 saham pada Indeks
LQ-45) adalah sebesar 0,00557, dengan risiko portofolio yang harus ditanggung adalah sebesar
0,00059. Sedangkan tingkat Expected Return Portofolio (yang terdiri dari 7 saham pada KLCI) adalah
sebesar 0,00279 , dengan risiko portofolio yang harus ditanggung adalah sebesar 0,00173. Diharapkan
besarnya tingkat expected return portofolio dan rendahnya risiko portofolio yang ditanggung ini dapat
menambah lagi informasi tentang performa atau analisis portofolio yang dihasilkan di dalam penelitian
ini.

5. Hasil Uji Hipotesis


a. Perbedaan nilai expected return portofolio antara saham LQ-45 dengan saham KLCI pada
saat portofolio optimal.
Hipotesis 1a (H1a) menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai expected return portofolio
antara saham LQ-45 dengan saham KLCI pada saat portofolio optimal terbentuk. Dari output
SPSS terlihat bahwa nilai t pada equel variance assumed adalah 0,574 dengan nilai probabilitas
signifikansi 0,574 (probabilitas > 0,05 maka H0a diterima). Dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan nilai expected return portofolio antara saham LQ-45 (Indonesia) dengan saham KLCI
(Malaysia).
Hal ini dikarenakan besarnya nilai return realisasi setiap saham perusahaan yang masuk
dalam Indeks LQ-45 (Indonesia) dan nilai return realisasi setiap saham perusahaan yang masuk
dalam KLCI [9] menunjukkan nilai yang sama, tidak ada kenaikan atau penurunan yang fluktuatif,
Selain itu, diindikasikan bahwa saham-saham yang tergabung dalam pemeringkatan LQ-45 dan
KLCI mempunyai kemampuan untuk menghasilkan expected return yang tinggi.

b. Perbedaan nilai risiko portofolio antara saham LQ-45 dengan saham KLCI pada saat
portofolio optimal.
Hipotesis 1b (H1b) menyatakan terdapat perbedaan nilai risiko portofolio antara saham LQ-
45 dengan saham KLCI pada saat portofolio optimal terbentuk. Dari output SPSS terlihat bahwa
nilai t pada equel variance assumed adalah -5,762 dengan nilai probabilitas signifikansi 0,000
(Probabilitas < 0,05 maka H1b diterima). Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai
risiko portofolio antara saham LQ-45 (Indonesia) dan KLCI (Malaysia).
Hal ini dikarenakan perbandingan nilai return pasar (0,0055) terhadap risk free rate (0,0050)
di Indonesia (Indeks LQ-45) memiliki jarak perbandingan yang cukup besar. Sedangkan
perbandingan nilai return pasar (0,0028) terhadap risk free rate (0,0026) di Malaysia (KLCI)
memiliki jarak perbandingan yang relatif kecil, sehingga hal ini berakibat pada timbulnya
perbedaan nilai risiko portofolio antara saham LQ-45 (Indonesia) dengan saham KLCI
(Malaysia). Akibat dari kecilnya jarak perbandingan antara nilai return pasar terhadap risk free
rate di Malaysia (KLCI) berpengaruh terhadap besarnya nilai risiko portofolio dengan nilai
expected return portofolio yang yang tidak jauh beda jaraknya.
P a g e | 11

IV. KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian beserta analisisnya, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Saham-saham pada Indeks LQ-45 yang membentuk portofolio optimal adalah Telekomunikasi
Indonesia Persero Tbk, Indofood Sukses Makmur Tbk, Astra Internasional Tbk, Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk, Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Bank Nasional Indonesia Persero Tbk,
Jasa Marga Tbk, Bank Mandiri Persero Tbk, Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk, Bank Central Asia
Tbk, Gudang Garam Tbk.
2. Saham-saham yang membentuk portofolio optimal pada saham KLCI adalah saham Tomei Gold &
Jewellery Bhd, P.I.E Industrial Berhad, Voir Holdings Berhad, Rex Industry Berhad, Microlink
Solutions Berhad, Wct Berhad, Key Asic Berhad.
3. Hasil uji beda independent sample t-test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada nilai
expected return portofolio antara LQ-45 dengan KLCI, namun terdapat perbedaan pada nilai risiko
portofolionya.

B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian analisis pembentukan portofolio optimal saham menggunakan metode Capital
Asset Pricing Model pada saham-saham LQ-45 dan KLCI adalah tidak menggambarkan garis pasar
sekuritas (security market line) dan jumlah sampel penelitian yang relatif sedikit.

C. Saran
1. Investor dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya pada kesebelas saham LQ-45 atau ketujuh
saham KLCI tersebut sebagai alternatif pilihan untuk mendapat return yang tinggi dengan beban
risiko yang kecil.
2. Untuk penelitian selanjutnya bisa menambahkan syarat dalam pengumpulan sampel dengan
memasukkan kriteria “perusahaan tidak terkenan auto reject sama sekali” dan memperpanjang
periode pengamatan, sehingga hasil yang diperoleh dapat mencerminkan kondisi perusahaan secara
umum.
3. Investor dapat menggunakan metode CAPM untuk menganalisis nilai sekuritas yang akan menjadi
asset investasi mereka.

UCAPAN TERIMA KASIH


1. Kedua orang tua dan kedua saudara saya yang telah memberikan doa, perhatian, semangat, dan
kepercayaan tanpa henti,
2. Sahabat-sahabatku yang senantiasa menjadi penyemangat, pemberi motivasi, dan penghibur dalam
proses pengerjaan skripsi ini,

REFERENSI

[1] J. Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Kesepuluh ed. Yogyakarta: BPFE, 2015.
[2] Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2006.
[3] E. Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan aplikasi. Yogyakarta: Kanisius, 2010.
[4] M. Samsul, Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006.
[5] M. P. Tampubolon, Manajemen Keuangan, Konseptual, Problem & Studi Kasus. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005.
[6] Z. Zubir, Manajemen Portofolio : Penerapannya dalam Investasi Saham. Jakarta: Salemba Empat, 2011.
[7] Pardosi and Wijayanto, "Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal dan Risiko
Minimal pada Saham Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia," Manajemen
dan Organisasi, 2015.
[8] J. Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Kedelapan ed. Yogyakarta: BPFE, 2013.
[9] A. Kartika, "Volatilitas Harga Saham di Indonesia dan Malaysia," Ilmu dan Riset Manajemen 2010.
[10] S. Hermawan and Amirullah, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Malang:
Media Nusa Creative, 2016.

You might also like