Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
Manajemen Perioperatif pada Pasien dengan Restenosis Katup Biomitral yang
Menjalani Pergantian Katup Mitral
Perioperative Management in Patients with Restenosis of the Biomitral Valve
Underlying Mitral Valve Substitution
Yudhi Prasetyo*, Rudy Yuliansyah*
*RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta
ABSTRACT
ABSTRAK
Trombosis katup bioprotesa merupakan hal yang jarang terjadi. Trombosis umumnya
terjadi pada pasien yang menggunakan katup mekanik. Implantasi katup bioprotesa
untuk menatalaksana gangguan katup semakin berkembang dari hari ke hari.
Penggantian katup fisiologis dengan katup buatan mampu menurunkan morbiditas dan
mortalitas bagi pasien, namun bila dilihat dari sisi lain, penggantian katup ini pun
membawa risiko tersendiri bagi pasien, seperti risiko terjadinya trombosis atau stenosis
dari katup buatan. Seorang perempuan berusia 33 tahun datang untuk dilakukan
pergantian ulang katup mitral karena restenosis katup mitral setelah pergantian katup
mitral dengan bioprotesa 8 tahun yang lalu. Pasien datang dengan keluhan sesak yang
semakin berat, dari pemeriksaan didapatkan kalsifikasi berat katup bioprotesa mitral
dengan kemungkinan trombus di sekitar posterior katup. Pasien direncanakan untuk
dilakukan pergantian ulang katup mitral dengan menggunakan katup mekanik.
Manajemen dari sisi anestesianya ditekankan pada premedikasi yang tidak
menginduksi penurunan preload akut, menghindari sedasi terlalu dalam, dan evaluasi
dengan TEE untuk pemantauan fungsi katup yang diperbaiki atau diganti. Selama
pembedahan, pastikan kecukupan cairan untuk menghindari kegagalan ventrikel dan
menjaga adekuasi curah jantung
Kata kunci : manajemen per ioper atif, katup mitr al, tr ombosis katup biopr otesa
A B
Pada TEEterlihat kalsifikasi berat katup akibat dari abnormalitas jantung kiri.
bioprotesa mitral dan suspek trombus di Adanya stenosis mitral pada pasien ini
sekitar katupposterior (restenosis akan meningkatkan tekanan pada arteri
severe). Didapatkan pula ukuranmitral pulmonal, dan selanjutnya akan
valve area (MVA) 0.7 cm2 dan mitral menyebabkan gangguan ventrikel
valve gradien (MVG) 18 mmHg kanan dan berujung pada regurgitasi
yangturut mendukung diagnosis trikuspid.
stenosis berat katup mitral bioprotesa
Pasien datang ke unit gawat darurat
dan kemungkinan trombus katup
dengan keluhan sesak nafas. Seiring
posterior.
memberatnya stenosis mitral, maka
Risiko terjadinya tromboemboli pada gejala pun akan semakin memberat,
pasien dengan katup jantung buatan umumnya tekait dengan aktivitas fisik.
bioprotesa adalah sekitar 0,7%. Salah Perjalanan penyakit stenosis mitral
satu faktor yang mendasari adalah bersifat lambat dan progresif dengan
terapi antikoagulan yang suboptimal. episodik berulang kelelahan, nyeri
Kejadian tromboemboli juga masih dada, berdebar-debar hingga edema
mungkin ditemui bahkan pada pasien pulmonal. Gejala dapat semakin berat
yang mendapat terapi antikoagulan bila didapatkan fibrilasi atrial. Fibrilasi
optimal. Ekokardiografi transtorakal atrial berpotensi membentuk trombus
adalah modalitas pertama untuk yang pada akhirnya berpotensi
mengevaluasi katup dengan dugaan menyumbat pembuluh darah, termasuk
trombosis, dan kadang diperlukan pembuluh darah otak atau sistemik.
pemeriksaan ekokardiografi Terapi medikamentosa tidak efektif
transesofageal untuk memastikan untuk menatalaksana gejala yang
diagnosis, terutama untuk katup mitral timbul akibat stenosis signifikan dari
buatan.4-6 katup buatan, kecuali trombosis dari
katup, di mana terapi fibrinolitik
Dari TEE pasien juga terlihat adanya mungkin dapat dilakukan pada pasien.
pembesaran atrium kiri yang Namun terapi medikamentosa dapat
merupakan salah satu faktor risiko dilakukan untuk membantu
terjadinya trombosis katup bioprotesa. menstabilkan kondisi pasien sebelum
Faktor risiko lainnya adalah fibrilasi tindakan pembedahan atau sebagai
atrial yang berujung kepada terapi paliatif pada pasien yang tidak
melambatnya aliran melalui katup, dapat dilakukan pembedahan.Mitral
penurunan ejeksi ventrikel kiri, riwayat valve area (MVA) pasien adalah 0.7
tromboemboli sebelumnya dan diatesis cm2. Pasien dianggap memiliki stenosis
hiperkoagulabel.8 mitral berat bila memiliki luas area
Hasil TEE juga menunjukkan terdapat mitral < 1 cm2. Pada stenosis mitral
regurgitasi trikuspid moderat-berat berat, gejala dapat timbul bahkan pada
pada pasien. Regurgitasi trikuspid pada saat beristrahat.
pasien ini terjadi sekunder sebagai
Hepatic vein flow-pulsed wave Dominan sistolik Systolic blunting Systolic reversal
Doppler
cardiac output, umumya pasien dengan saja, kecuali ketamin, yang harus
stenosis mitral akan mengkompensasi dihindari karena memiliki
dengan meningkatkan resistensi kecenderungan meningkatkan laju
vaskular sistemik. Pada pasien dengan jantung. Intubasi trakea dan pelumpuh
stenosis mitral, resistensi vaskular otot harus disertai dengan pemberian
sistemik sebaiknya dijaga agar tidak blok neuromuskular yang tidak
turun. menginduksi takikardia atau hipotensi
karena pelepasan histamin. Penghambat
Resistensi vaskular pulmonal beta short-acting mungkin diperlukan
Pasien dengan stenosis mitral umumnya untuk mengatasi takikardia yang terjadi
memiliki resistensi pulmonal yang selama induksi.
tinggi. Harus diperhatikan agar tidak Rumatan
terjadi peningkatan resistensi pulmonal
lebih lanjut akibat anestesia yang tidak Rumatan periode anestesi dilakukan
adekuat atau faktor lain seperti asidosis, menggunakan agen-agen dengan efek
hiperkapnia dan hipoksia. minimal terhadap laju jantung,
kontraktilitas miokard, dan resistensi
Manajemen anestesia pada pasien vaskular pulmonal. Seringkali, agen
dengan stenosis mitral adalah sebagai anestesi narkotik atau agen anestesi
berikut:11 seimbang yang meliputi agen volatil
Premedikasi konsentrasi rendah dapat mencapai
tujuan ini. Nitrit oksida (NO) dapat
Penggunaan premedikasi harus mencetuskan vasokonstriksi pulmonal
diupayakan agar tidak menginduksi dan meningkatkan resistensi vaskular
terjadinya penurunan preload secara pulmonal jika terdapat hipertensi
akut. Sedasi terlalu dalam juga harus pulmonal.
dihindari karena dapat menimbulkan
kondisi hipoksemia dan hiperkapnia. Pharmacologic reversal
Hindari penggunaan antikolinergik Reversal efek dari pelumpuh otot
untuk minimalisasi risiko takikardia, sebaiknya dilakukan perlahan untuk
serta agen-agen farmakologis lain yang meringankan obat-obatan yang dapat
mengakibatkan takikardia, peningkatan menginduksi takikardia karena
resistensi vaskular pulmonal, bercampur dengan antikolinergik.
menurunkan preload, atau menurunkan Anestesi ringan dan/atau prosedur
kontraktilitas. Pastikan pasien dalam bedah memberikan rangsangan
kondisi sinus ritme sepanjang prosedur simpatetik yang dapat menyebabkan
bedah, dengan kardioversi segera takikardia dan hipertensi pulmonal.
apabila terjadi fibrilasi atrial. Terapi vasodilator pulmonal mungkin
Induksi diperlukan apabila terdapat hipertensi
pulmonal berat. Pergantian cairan
Induksi dapat menggunakan agen apa intraoperatif harus dititrasi dengan hati-