Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This aims of this research was to know the effect of comparison between green bean flour and wheat
flour on characteristic of analogue meatball and to know the right comparison of green bean flour and wheat
flour to produce analogue meatball with the best characteristics. The design used in this research was
completely randomized design (CRD) with the comparison between green bean flour and wheat flour i.e. (70 g
:30 g), (60 g :40 g), (50 g :50 g), (40 g :60 g), and (30 g :70 g). Data were analysed by analysis of variance,
followed by Duncan test. The result of this research showed that the comparison between green bean flours and
wheat flour had no real effect on water content and aroma of analogue meatball, but significant effects were
found on ash content, protein content, fat content, crude fiber content, texture, sensory characteristic such as
color, flavour, texture, and overall acceptance of analogue meatball. The best characteristic of analogue
meatball was comparison between green bean flour and wheat flour 30 g : 70 g i.e. 59.00 percent of water
content, 1.34 percent of ash content, 6.88 percent of protein content, 1.77 percent of fat content, 1.77 percent of
crude fiber content, level of elasticity 6.38 N, color (liked), aroma (neutral), texture (liked) with chewy
characteristics, with the taste is rather not typical of green beans and liked, and overall acceptance (liked).
Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 12-22
(Novita dan Pangesti, 2014). Tahapan dan terigu terhadap karakteristik bakso dan
pembuatan bakso analog sama dengan untuk mengetahui perbandingan tepung kacang
pembuatan bakso pada umumnya. Sumber hijau dan terigu yang tepat sehingga dihasilkan
bahan pangan yang dapat digunakan dalam bakso dengan karakteristik terbaik.
pembuatan bakso analog yaitu berasal dari
METODE PENELITIAN
kelompok leguminosa, salah satunya adalah
kacang hijau. Kacang hijau merupakan sumber Tempat dan Waktu
protein nabati, karena mengandung protein Tempat penelitian ini adalah
tinggi sebesar 24%, memiliki kandungan Laboratorium Analisis Pangan, Laboratorium
lemak yang rendah yaitu sebesar 1 – 1,2%, Pengolahan Pangan, dan Laboratorium
serta memiliki kandungan serat sebesar 4,1%. Rekayasa Proses dan Pengendalian Mutu,
Bahan lain yang diperlukan dalam pembuatan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
bakso adalah terigu. Terigu, selain Udayana. Waktu pelaksanaan penelitian bulan
mengandung pati, juga mengandung protein April - Agustus 2017.
dalam bentuk gluten yang berperan dalam
Bahan dan Alat
menentukan kekenyalan suatu produk
Bahan-bahan yang digunakan dalam
(Situngkir, 2010).
penelitian ini terdiri dari bahan utama dan
Pembuatan bakso dari tepung kacang
bahan pendukung. Dimana bahan utama
hijau memerlukan perbandingan antara tepung
meliputi tepung kacang hijau yang terbuat dari
kacang hijau dan terigu yang tepat agar
kacang hijau varietas lokal dan terigu bogasari
menghasilkan bakso dengan karakteristik
cakra kembar. Bahan pendukung yang
terbaik. Hasil penelitian sejenis yang sudah
digunakan meliputi tapioka, lada, bawang
pernah dilakukan menunjukkan bahwa bakso
putih, garam, dan gula. Bahan lain yang
yang terbuat dari perbandingan antara 70%
digunakan untuk analisis kimia antara lain
kacang merah dan 30% terigu menghasilkan
tablet Kjeldahl, phenolphtalin, asam borat,
karakteristik terbaik (Genisa et al, 2015).
HCl, NaOH, H2SO4, aquades, asam sulfat,
Penelitian yang serupa oleh Rakhmawati
natrium hidroksida, hexan, benang wol, dan
(2011) juga melaporkan bahwa penambahan
alkohol.
tepung kecambah kacang hijau berpengaruh
Alat yang digunakan antara lain, pisau,
terhadap kadar serat kasar dimana semakin
waskom, talenan, kompor, wajan, sendok,
tinggi penambahan tepung kecambah kacang
thermometer, tabung gas, loyang, plastik,
hijau maka nilai serat kasar bakso daging ayam
wadah, blender, sarung tangan, TA.XT.Plus
broiler akan mengalami kenaikan dari 0,2 –
Texture Analyser, gelas ukur, neraca analitik,
0,5% menjadi 1,67 – 2,47%. Penelitian ini
oven, cawan porselin, alumunium foil,
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
desikator, erlenmeyer, kertas saring, pipet
pengaruh perbandingan tepung kacang hijau
volume, gelas beaker, pipet tetes, water bath,
Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 12-22
labu ukur, tanur listrik, tabung reaksi, alat diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 15
kondensor, labu Kjeldahl, labu lemak, alat unit percobaan. Data yang diperoleh kemudian
soxhlet dan kertas saring. dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan
apabila terdapat pengaruh (P<0,05) antara
Rancangan Percobaan
perlakuan maka akan dilanjutkan dengan uji
Rancangan percobaan yang digunakan
Duncan Multiple Range Test (DMRT) (Steel
dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
dan Torrie, 1993).
Lengkap (RAL) dengan perbandingan tepung
kacang hijau dan terigu yang terdiri dari 5 Pelaksanaan Penelitian
level, yaitu: P1 (70 g : 30 g), P2 (60 g : 40 g), Formulasi dalam pembuatan bakso
P3 (50 g : 50 g), P4 (40 g : 60 g), dan P5 (30 g analog dengan menggunakan tepung kacang
: 70 g), dimana masing-masing perlakuan hijau dan terigu dapat dilihat pada Tabel 1.
Bahan Perlakuan
P1 P2 P3 P4 P5
Tepung kacang hijau (%) 70 60 50 40 30
Terigu (%) 30 40 50 60 70
Tapioka (%) 25 25 25 25 25
Garam (%) 4 4 4 4 4
Gula (%) 3 3 3 3 3
Lada bubuk (%) 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Bawang putih (%) 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Air (ml) 75 75 75 75 75
Sumber: Genisa et al., (2015) yang Dimodifikasi
Keterangan: presentase diatas berdasarkan total berat tepung kacang hijau dan terigu.
Proses pembuatan tepung kacang hijau dilakukan dengan cara mencampur tepung
yaitu dengan cara kacang hijau disortasi dan kacang hijau dan terigu terlebih dahulu sesuai
pada suhu 55ᴼC selama 5 jam. Biji kacang gula, bumbu (bawang putih dan lada) serta air.
hijau yang sudah kering kemudian digiling Kemudian semua bahan diaduk hingga rata
mengunakan blender dan diayak dengan atau homogen. Setelah menjadi adonan
ayakan 60 mesh (Rusiani, 2016). Tepung kemudian dibentuk menjadi bulatan (diameter
kacang hijau dikemas di dalam plastik dalam 1,5 cm) dengan menggunakan tangan yang
Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 12-22
Kadar (%)
Perlakuan (%)
Air Abu Protein Lemak Serat Kasar
P1 (70 TKH: 30 T) 58,57a 2,34a 10,37a 1,82ab 3,05a
P2 (60 TKH: 40 T) 58,82a 1,95b 9,26b 1,83ab 2,89b
P3 (50 TKH: 50 T) 58,89a 1,73c 8,47c 1,86a 2,31c
P4 (40 TKH: 60 T) 58,69a 1,57d 7,60d 1,78b 2,18c
P5 (30 TKH: 70 T) 59,00a 1,34e 6,88d 1,77b 1,77d
Tabel 2. Kadar Air, Abu, Protein, Lemak, dan Serat Kasar Bakso Analog dengan Perlakuan
Perbandingan Tepung Kacang Hijau dan Terigu.
Keterangan: 1. TKH : Tepung Kacang Hijau
2. T : Terigu
3. Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata (P<0,01).
Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 12-22
perlakuan sudah menghasilkan kadar abu yang mencapai nilai standar pada produk bakso.
sesuai dengan batas Standar Nasional Semakin tinggi konsentrasi kacang hijau maka
Indonesia (SNI) untuk produk bakso yaitu kadar protein bakso analog akan semakin
dengan kadar abu maksimum 3%. Semakin meningkat. Hal ini dikarenakan kandungan
tinggi konsentrasi kacang hijau akan protein yang terdapat pada tepung kacang hijau
menghasilkan kadar abu yang semakin tinggi lebih besar daripada kandungan protein terigu.
pada bakso analog. Purwanto et al., (2015) Ekafitri dan Isworo (2014) menyatakan bahwa
menyatakan bahwa kadar abu bakso kandungan nutrisi pada tepung kacang hijau
dipengaruhi oleh kadar abu bahan baku yang khususnya pada kadar protein yaitu sebesar
digunakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan 23,35%, sedangkan kadar protein terigu
Ekafitri dan Isworo (2014) yang menyatakan menurut Pratama dan Nisa (2014) sebesar
kadar abu pada tepung kacang hijau sebesar 11,40%. Afrian (2002) juga menyatakan
3,02%, sedangkan menurut DKBM (2005) bahwa kacang-kacangan merupakan sumber
kadar abu terigu yaitu sebesar 0,5%. Hal ini protein yang mengandung protein 2-3 kali
juga sesuai dengan pernyataan Sukarni (1979) lebih besar daripada serealia.
dalam Genisa et al., (2015) bahwa kacang-
Kadar Lemak
kacangan selain sebagai sumber protein juga
Hasil analisis ragam menunjukkan
sebagai sumber mineral.
bahwa perlakuan perbandingan tepung kacang
Kadar Protein hijau dan terigu berpengaruh nyata (P<0,05)
Hasil analisis ragam menunjukkan terhadap kadar lemak bakso analog. Perlakuan
bahwa perlakuan perbandingan tepung kacang dengan nilai kadar lemak tertinggi diperoleh
hijau dan terigu berpengaruh sangat nyata pada produk P3 (Tepung Kacang Hijau 50 g :
(P<0,01) terhadap kadar protein bakso analog. Terigu 50 g) yaitu sebesar 1,86%. Sedangkan
Perlakuan dengan nilai kadar protein tertinggi perlakuan dengan nilai kadar lemak terendah
diperoleh pada produk P1 (Tepung Kacang yaitu pada produk P5 (Tepung Kacang Hijau
Hijau 70 g : Terigu 30 g) yaitu sebesar 30 g : Terigu 70 g) yaitu sebesar 1,76%. Tabel
10,37%, sedangkan perlakuan dengan nilai 2 menunjukkan bahwa kadar lemak seluruh
kadar protein terendah yaitu pada produk P5 perlakuan sesuai dengan batas Standar
(Tepung Kacang Hijau 30 g : Terigu 70 g) Nasional Indonesia (SNI) untuk produk bakso
yaitu sebesar 6,88%. Tabel 2 menunjukkan yaitu kadar lemak maksimum 2%.
bahwa produk P1 dan produk P2 sudah Kadar lemak bakso analog pada setiap
menghasilkan kadar protein yang melebihi dari perlakuan berkisar antara 1,76 – 1,86%. Hal ini
batas Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk menunjukkan bahwa formulasi tepung kacang
produk bakso yaitu sebesar minimal 9,0%, hijau dan terigu yang berbeda menghasilkan
sedangkan pada produk P3, P4, dan P5 belum kadar lemak yang tidak jauh berbeda pada
Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 12-22
bakso analog. Hal ini dikarenakan oleh bahan yaitu sebesar 3,04%, sedangkan perlakuan
baku yang digunakan dalam pembuatan bakso dengan nilai kadar serat kasar terendah
analog memiliki kadar lemak yang rendah. diperoleh oleh produk P5 (Tepung Kacang
Mustakim (2014) melaporkan bahwa kadar Hijau 30 g : Terigu 70 g) yaitu sebesar 1,77%.
lemak pada kacang hijau yaitu sebesar 1,2%. Tabel 2 menunjukkan bahwa semakin
Sedangkan menurut Damora dan Paraf dalam tinggi penggunaan tepung kacang hijau maka
Genisa et al., (2015) melaporkan bahwa semakin meningkat kadar serat kasar pada
kandungan lemak dari terigu yaitu sebesar bakso analog yang dihasilkan. Kadar serat
0,9%. Sari dan Widjarnako (2015) melaporkan kasar bakso analog dipengaruhi oleh kadar
bahwa kandungan lemak pada bakso daging serat kasar pada bahan baku yang digunakan.
sapi yang umum berada dipasaran yaitu Mustakim (2014) melaporkan bahwa
sebesar 6,22%. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan serat pada kacang hijau yaitu
bakso analog berbahan dasar tepung kacang sebesar 4,1%. Sari dan Widjarnako (2015)
hijau dan terigu memiliki kadar lemak yang melaporkan bahwa kadar serat kasar bakso
lebih rendah yaitu berkisar 1,77 – 1,86%. secara umum yang berada di pasaran yaitu
0,68%. Hal ini menunjukkan bahwa bakso
Kadar Serat Kasar
analog berbahan dasar tepung kacang hijau dan
Hasil analisis ragam menunjukkan
memiliki kandungan serat yang lebih tinggi
bahwa perlakuan perbandingan tepung kacang
yaitu berkisar 1,77 – 3,05%.
hijau dan terigu berpengaruh sangat nyata
(P<0,01) terhadap kadar serat kasar bakso Tingkat Kekenyalan (Tekstur)
analog. Perlakuan dengan nilai kadar serat Uji tekstur menggunakan texture
kasar tertinggi diperoleh pada produk P1 analyser didapat hasil force bakso analog
(Tepung Kacang Hijau 70 g : Terigu 30 g) dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Nilai Force Bakso Analog dengan Perlakuan Perbandingan Tepung kacang Hijau dan
Terigu.
Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 12-22
bahwa perlakuan perbandingan tepung kacang pada tepung kacang hijau tidak mengandung
hijau dan terigu berpengaruh sangat nyata gluten. Gluten merupakan fraksi protein yang
(P<0,01) terhadap tingkat kekenyalan bakso berperan dalam pembentukan tekstur suatu
analog. Perlakuan yang menghasilkan nilai produk. Pramudya et al., (2014) menyatakan
force tertinggi diperoleh pada produk P1 bahwa gluten merupakan protein terigu yang
(Tepung Kacang Hijau 70 g : Terigu 30 g) bertekstur kenyal, sehingga semakin tinggi
yaitu sebesar 10,17N, sedangkan perlakuan penggunaan terigu dalam pembuatan bakso
dengan nilai force terendah diperoleh oleh analog akan menghasilkan tekstur yang
produk P5 (Tepung Kacang Hijau 30 g : semakin kenyal.
Terigu 70 g) yaitu sebesar 6,38N.
Sifat Sensoris
Tabel 3 menunjukkan terjadinya
Hasil sifat sensoris kesukaan warna,
penurunan nilai force bakso analog. Semakin
aroma, rasa, tekstur dan pemerimaan
tinggi konsentrasi kacang hijau akan
keseluruhan, serta hasil sifat sensoris skoring
menghasilkan bakso analog yang semakin
rasa dan tekstur bakso analog dilihat pada
tidak kenyal, hal ini dapat dilihat bahwa pada
Tabel 4.
perlakuan yang mengandung konsentrasi
tepung kacang hijau tertinggi menghasilkan
nilai force yang tinggi. Hal ini dikarenakan
Tabel 4. Nilai Rata-Rata Sifat Sensori Bakso Analog dengan Perlakuan Perbandingan Tepung
Kacang Hijau dan Terigu
Parameter
Perlakuan (%)
Warna Aroma Rasa Tekstur Penerimaan Keseluruhan
P1 (70 TKH: 30 T) 1,87e 3,13a 1,87e 1,93e 2,13e
P2 (60 TKH: 40 T) 2,33d 3,07a 2,40d 2,27d 2,87d
P3 (50 TKH: 50 T) 3,40c 3,00a 3,20c 2,73c 3,20c
P4 (40 TKH: 60 T) 3,87b 3,07a 3,73b 3,40b 3,87b
P5 (30 TKH: 70 T) 4,40a 3,00a 4,13a 4,27a 4,40a
Keterangan: 1. TKH : Tepung Kacang Hijau
2. T : Terigu
3. Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata (P<0,01).
Jurnal ITEPA Vol. 7 no. 1, Tahun 2018
Jurnal ITEPA Vol. 7 no. 1, Tahun 2018
berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap 1,93 yang artinya agak tidak kenyal,
rasa bakso analog. Produk P1 mendapatkan sedangkan pada produk P5 (Tepung Kacang
nilai terbesar sebesar 4,47 yang menyatakan Hijau 30 g : Terigu 70 g) mendapatkan nilai
bahwa bakso analog memiliki rasa khas 4,13 yang artinya kenyal. Hal ini sesuai
kacang hijau dan pada produk P5 mendapatkan dengan hasil tingkat kekenyalan bakso analog
nilai terkecil yaitu 1,60 yang menyatakan yang dianalasis menggunakan tekstur analiser
bahwa bakso analog memiliki rasa agak tidak yang menunjukkan bahwa semakin banyak
khas kacang hijau. Produk olahan yang penggunaan tepung kacang hijau dalam
memiliki rasa kacang hijau terlalu kuat pembuatan bakso analog akan menghasilkan
menyebabkan panelis tidak menyukainya. bakso yang tidak kenyal.
Jurnal ITEPA Vol. 7 no. 1, Tahun 2018
radiata) dan terigu terhadap bakso analog Sehat Bagi Manula, Sari Buah. Jurnal
Tekno Pangan dan Agroindustri. 1(6).
dapat disimpulkan bahwa:
Damayanti., M. C., Cahyana, dan Ridawati.
1. Perbandingan tepung kacang hijau dan 2012. Pengaruh Penggunaan Bahan
Pengikat (pati sagu aren dan pati
terigu berpengaruh terhadap kadar
garut) terhadap Daya Terima
protein, kadar abu, kadar lemak, kadar Konsumen Bakso Ayam. Fakultas
Teknik Universitas Negeri Jakarta,
serat kasar, uji tingkat kenyalan (tekstur),
Jakarta.
warna, rasa, tekstur, dan penerimaan Direktorat Gizi. 2005. Daftar Komposisi
Bahan Makanan (DKBM). Persatuan
keseluruhan (uji hedonik), serta tekstur
Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Jakarta.
dan rasa (uji skoring). Ekafitri, R dan R. Isworo. 2014. Pemanfaatan
Kacang-Kacangan sebagai Bahan
2. Bakso analog dengan karakteristik terbaik
Baku Sumber Protein untuk Pangan
adalah perbandingan tepung kacang hijau Darurat. Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
dan terigu sebesar 30 g : 70 g, dengan
Genisa., J., N. K. Sukendar, J. Langkong dan
nilai kadar air 59,66 persen, kadar abu N. Abdullah. 2015. Analog Bakso
Sehat dari Protein Kacang Merah
1,34 persen, kadar protein 6,88 persen,
(Phaseolus vulgaris L). Jurnal
kadar lemak 1,77 persen, kadar serat AgriTechno. 8(1): 1-9.
Kurniawan, A. B., A. N. Al-Baarri, dan
kasar 1,77 persen, tingkat kekenyalan
Kusrahayu. 2012. Kadar Serat Kasar,
6,38 N, warna suka, aroma biasa (netral), Daya Ikat Air, dan Rendemen Bakso
Ayam Dengan Penambahan
tekstur suka dengan karakteristik kenyal,
Karaginan. Jurnal Aplikasi Teknologi
rasa suka dengan rasa agak tidak khas Pangan. 1(2).
Kusnadi, D. C V. P., Bintoro, dan A. N. Al-
kacang hijau dan penerimaan suka.
Baarri. 2012. Daya Ikat Air, Tingkat
Kekenyalan dan Kadar Protein pada
Saran
Bakso Kombinasi Daging Sapi dan
1. Untuk menghasilkan bakso analog terbaik Daging Kelinci. Jurnal Aplikasi
disarankan menggunakan perbandingan Teknologi Pangan. 1(2).
Mustakim, M. 2014. Budidaya Kacang Hijau
tepung kacang hijau 30 g dan terigu 70 g. Secara Intensif. Pustaka Baru Press,
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Yogyakartar
Pramudya., M. R., E. Julianti., dan L. M.
mengenai penambahan sumber protein Lubis. 2014. Pengembangan Produk
yang lain untuk meningkatkan kadar Bakso Kedelai (Soyballs) dengan
Penambahan Gluten serta Pati dari Ubi
protein bakso analog sehingga memenuhi Kayu, Ubi Jalar, Jagung dan Kentang.
nilai standar SNI yang ditetapkan. Jurnal Rekayasa Pangan dan
Pertanian. 2(2): 84-95.
Pratama., I. A., dan F. C. Nisa. 2014.
DAFTAR PUSTAKA Formulasi Mie Kering dengan
Subtitusi Tepung Kimpul
Afrian., R., N. 2002. Mempelajari Sifat Kimia, (Xanthosoma sagitrifolium) dan
Mutu Gizi, Sifat Fisik dan Penambahan Tepung Kacang Hijau
Organoleptik Bubur Kacang Hijau (Phaseolus radiates L). Jurnal Pangan
Instan. Skripsi S1. Fakultas Pertanian dan Agroindustri. 2(4): 101-112.
IPB,Bogor. Purwanto, P., A. Ali, dan N. Herawati. 2015.
Anonimus. 2006. Bakso Daging, Minuman Kajian Mutu Gizi Bakso Berbasis
Sari Lidah Buaya, Roti Manis, Menu Daging Sapi dan Jamur Merang
Jurnal ITEPA Vol. 7 no. 1, Tahun 2018