You are on page 1of 8

TEKNOLOGI PANGAN : Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian Terakreditasi No.

36/E/KPT/2019
Website: https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/Teknologi-Pangan Volume 11, No. 2, (2020), Halaman 144-151
Licensed : Creative Commons Attribution 4.0 International License. (CC-BY) p-ISSN: 2087-9679, e-ISSN: 2597-436X

Pengaruh penambahan sari nanas terhadap karakteristik kimia dan


sensori minuman teh cascara
The effect of pineapple juice additions on the chemical characteristics and sensory of
cascara tea drinks

Wiwik Endah Rahayu1), Rita Purwasih1), Dandy Hidayat1)


1
Politeknik Negeri Subang
*email : windayu.sk@gmail.com

Informasi artikel
Dikirim: 08/03/2020; ditinjau: 09/03/2020; disetujui: 09/09/2020

ABSTRACT

Cascara tea is a drink made from dry coffee skin from coffee beans stripping process
result. The aim of this research is to study the effect of pineapple juice on chemical
characteristics (Total Tated Acid (TAT), vitamin C, pH) and sensory test results of
cascara tea drinks. The experimental design used was a complete randomized design
with 3 treatment and 3 replications. The treatment used is T1: Control (without adding
pineapple juice), T2: Add pineapple juice 25 %, T3: Add pineapple juice 35 %. The
parameters observed are the chemical characteristics of TAT, vitamin C, and pH, also
sensory test of color, taste, aroma, and overall appearance. The resulting data was
analyzed by Variant Analysis (ANOVA) with a significance level of 5% and continue
with the Duncan test. The results of experiments showed a addition of pineapple juice
gave a significant value of TAT, vitamin C, and pH of cascara tea drinks (P <0.05).
Sensory test results showed that pineapple juice addition gave significant value (P
<0.05) for aroma, taste, and appearance overal and no significant effect (P> 0.05) for
the color. 35 % addition of cascara tea liked by panelis. Cascata tea drinks has
chemical characteristics, TAT 0.18-0.26%; vitamin C levels 49,37-68,87 ml / 100g; and
pH 3.89-4.04.
Keywords: cascara, pH, pineapple juice, TAT, vitamin C.

ABSTRAK

Minuman teh cascara adalah minuman yang terbuat dari limbah kulit kopi yang
dikeringkan dari hasil proses pengupasan buah kopi. Tujuan penelitian adalah
mengetahui pengaruh penambahan sari nanas terhadap karakteristik kimia (Total Asam
Tertitrasi (TAT), vitamin C, pH) dan hasil uji sensori minuman teh cascara. Rancangan
percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 3
kali ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu T1: Kontrol (tanpa penambahan sari
nanas), T2: Penambahan sari nanas 25 %, T3: Penambahan sari nanas 35 %. Parameter
yang diamati yaitu karakteristik kimia meliputi TAT, vitamin C, dan pH, serta uji
sensori meliputi warna, rasa, aroma, dan kenampakan keseluruhan. Data yang
dihasilkan dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) dengan taraf signifikasi 5
dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan
sari nanas memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai TAT, vitamin C, dan pH
minuman teh cascara. Hasil uji sensori menunjukkan bahwa penambahan sari nanas
memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap aroma, rasa, dan kenampakan
keseluruhan sedangkan untuk warna tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Minuman teh
cascara dengan penambahan sari nanas sebanyak 35 % merupakan minuman yang

144 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i2.1900


Rahayu, Purwasih, dan Hidayat Volume 11, No. 2, (2020), Halaman 144-151

disukai panelis. Minuman teh cascara memiliki karekteristik kimia yaitu TAT 0,18-
0,26%; kadar vitamin C 49,37-68,87 ml/100g; dan pH 3,89-4,04.
Kata kunci : cascara, pH, sari nanas, TAT, vitamin C.

PENDAHULUAN pupuk kompos (Sari et al., 2019). Seiring


dengan perkembangan teknologi dibidang
Nanas merupakan salah satu komoditi pangan, dewasa ini cascara sudah diolah
hortikultura yang banyak ditemukan di menjadi produk minuman. Salah satu produk
wilayah tropis salah satunya di kabupaten minuman cascara yaitu teh celup,
Subang. Nanas memiliki kandungan di berdasarkan hasil uji hedonik yang dilakukan
antaranya vitamin A, kalsium, fosfor, teh celup cascara cukup disukai oleh
magnesium, besi, kalium, dekstrosa, sukrosa, masyarakat (Garis et al., 2019). Teh cascara
serta enzim bromelin (Hayat et al., 2015). merupakan produk teh berbahan dasar limbah
Selain karena kandungan nutrisi yang tinggi, kulit kopi yaitu cascara yang dikeringkan
nanas juga banyak digemari oleh masyarakat dari hasil proses pengupasan buah kopi
sehingga nanas mempunyai potensi pasar (Putri & Anggraeni, 2017). Pemanfaatan
yang tinggi. Namun demikian jika dijual cascara menjadi teh karena cascara memiliki
dalam bentuk buah segar, nanas mudah cita rasa dan aroma yang kuat dan
mengalami penurunan kualitas baik karena dimungkinkan memiliki sedikit kandungan
pengaruh fisika ataupun pengaruh biologi antioksidan. Antioksidan dapat berperan
sehingga buah nanas busuk. Untuk mengatasi sebagai pengikat radikal bebas yang masuk
hal tersebut dan upaya untuk diversifikasi ke dalam tubuh (Wathon, 2019). Cascara
produk, nanas seringkali dimanfaatkan untuk juga mengandung kafein, lignin, dan tannin.
produk minuman salah satunya adalah sari Tannin merupakan senyawa polifenol yang
buah nanas (Sugiyono, 2013). Sari buah dapat ditemui pada semua jenis tanaman,
nanas adalah cairan yang dihasilkan dari keberadaan tannin ini dapat menyebabkan
proses pengepresan daging buah nanas rasa sepet (Oktadina et al., 2013). Untuk itu
dilanjutkan dengan proses sesuai dengan harus ada bahan tambahan sebagai upaya
kategorinya. Sari buah nanas sendiri diversifikasi produk dan memperbaiki cita
dikategorikan menjadi 2 yaitu sari buah encer rasa yang ada pada teh cascara.
dan sari buah pekat atau sirup. Sari buah Teh cascara dengan penambahan sari
nanas encer diperoleh dari proses nanas merupakan inovasi baru dalam
pengepresan buah nanas dilanjutkan dengan pembuatan teh cascara. Penambahan sari
penambahan air dan gula pasir, sedangkan nanas pada teh cascara diharapkan juga
sari buah pekat atau sirup diperoleh dari mampu menambah cita rasa dan kandungan
proses pengepresan daging buah dilanjutkan gizi minuman cascara. Tujuan dari penelitian
dengan proses pemekatan baik dengan ini adalah mengetahui karakteristik kimia dan
menggunakan cara pendidihan ataupun yang uji sensori minuman teh cascara dengan
lainnya (Juansah et al., 2009). Sari buah penambahan sari buah nanas.
nanas memiliki rasa yang sama dengan buah
nanas sehingga sering ditambahkan pada METODE
pengolahan produk tertentu yang dapat
menambah cita rasa dan kandungan gizi Bahan
suatu produk tersebut. Bahan yang digunakan dalam
Cascara merupakan kulit kering dari pembuatan minuman teh cascara dengan
buah kopi yang dapat diolah menjadi produk penambahan sari nanas antara lain teh
yang memiliki nilai tambah. Namun cascara, sari buah nanas, dan gula.
demikian, oleh masyarakat umum
pemanfaatan cascara di bidang pangan Alat
sendiri masih kurang, cascara biasanya Alat-alat yang diperlukan dalam proses
dimanfaatkan untuk pakan ternak ataupun pembuatan minuman teh cascara dengan

145 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i2.1900


Rahayu, Purwasih, dan Hidayat Volume 11, No. 2, (2020), Halaman 144-151

penambahan sari buah nanas di antaranya dilakukan dengan beberapa tahap yaitu tahap
timbangan, blender, gelas ukur, sendok, pembuatan teh cascara, tahap pembuatan sari
wajan, kompor, spatula, dan baskom. sari buah nanas, tahap pencampuran atau
Metode pelaksanaan pembuatan minuman teh cascara dengan
Proses pembuatan minuman teh penambahan sari buah nanas, dan tahap
cascara dengan penambahan sari buah nanas pengujian.

Pengumpulan bahan baku dan


peralatan

Kulit Nanas
kopi

Kupas dan cuci dan kukus


Penjemuran

Blender dan saring

Sortir
Proses pengulaan
(penambahan gula 1 : 1)

Teh sari nanas


Cascara

Pencampuran

Minuman

Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan minuman teh cascara

Pembuatan teh Cascara Pembuatan sari nanas


Proses pembuatan teh cascara terdiri Terdiri dari tahap persiapan alat dan
dari persiapan alat dan bahan, penjemuran bahan, pengupasan, pencucian buah nanas,
cascara dengan sinar matahari 15 hari, proses pembuatan bubur nanas dilakukan
penyortiran dengan tujuan untuk dengan memblender nanas yang sudah
memisahkan cascara dari kotoran-kotoran dikukus setelah menjadi bubur nanas lalu di
yang ada hal ini dilakukan untuk menjaga saring untuk mendapatkan sari nanas dan
kualitas teh pada saat penyeduhan agar tidak memisahkan ampasnya, proses selanjutnya
terkontaminasi benda lain, penyimpanan adalah proses penggulaan yaitu dengan
dalam suhu ruang untuk tetap menjaga melakukan pemasakan bubur nanas dan
kualitas cascara tersebut. penambahan gula sambil diaduk untuk

146 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i2.1900


Rahayu, Purwasih, dan Hidayat Volume 11, No. 2, (2020), Halaman 144-151

menghomogenkan sari nanas dan gula, dan Parameter yang diamati


pengemasan Parameter yang diukur meliputi analisis
Pembuatan minuman teh Cascara dengan TAT, vitamin C, pH, dan uji hedonik dengan
penambahan sari nanas menggunakan metode skoring (warna,
Proses pembuatan minuman teh aroma, rasa, dan kenampakan keseluruhan).
cascara dengan penambahan sari nanas Panelis yang digunakan adalah tidak terlatih
dilakukan dengan tahap perisapan alat dan dengan jumlah 28 orang. Adapun rentang
bahan, penyeduhan teh cascara penyeduhan penilaian uji hedonik yang digunakan yaitu
ini harus dibiarkan minimal 15 menit, hal sangat suka (5), suka (4), cukup suka (3),
tersebut dikarenakan teh cascara mempunyai tidak suka (2) dan sangat tidak suka (1).
ukuran yang besar dibandingkan teh biasanya Analisis data
oleh karena itu memerlukan waktu sedikit Data uji hedonik ditransformasi
lebih lama untuk proses ektraksinya. terlebih dahulu menggunakan metode akar
Perbandingan teh cascara dan air seduhan dengan rumus = SQRT(data + 0,5).
yaitu 1:10, terakhir adalah penambahan sari Selanjutnya, semua data dianalisis dengan
sari nanas sesuai dengan perlakuan. analysis of varian (ANOVA) dengan taraf
Rancangan penelitian signifikasi 5%, jika terdapat pengaruh yang
Penelitian ini menggunakan Rancangan nyata dilanjut dengan uji Duncan,
Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan pengolahan data menggunakan IBM SPSS
dan 3 kali ulangan yaitu sebagai berikut: Statistics Version 23.
T1 : Kontrol (tanpa penambahan sari
nanas) HASIL DAN PEMBAHASAN
T2 : Teh cascara dengan penambahan
sari nanas 25 % Penambahan sari nanas berpengaruh
T3 : Teh cascara dengan penambahan (P>0,05) terhadap nilai TAT, vitamin C, dan
sari nanas 35 % pH minuman teh cascara. Hasil pengukuran
TAT, vitamin C, dan pH dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengujian karakteristik kimia minuman teh cascara
Parameter
Perlakuan Vitamin C
TAT (%) pH
(ml/100gram)
T1 0,18±0,01a 49,37±3,97a 4,04±0,01c
b
T2 0,24±0,01 57,73±3,79b 3,93±0,01b
T3 0,26±0,01c 68,87±1,36c 3,89±0,00a
Keterangan : T1: Kontrol (tanpa penambahan sari nanas), T2: Dengan penambahan sari nanas 25 %,
T3: Dengan penambahan sari nanas 35 %, a,b,c : Superscript yang berbeda menunjukkan
perbedaan nyata P(>0,005)
TAT minuman yang mengandung asam sitrat
Berdasarkan hasil analisis ragam tinggi sebagai asam organik yang dominan
menunjukkan bahwa minuman teh cascara akan berpengaruh terhadap peningkatan total
dengan penambahan sari nanas memberikan asam yang terkandung dalam minuman
pengaruh nyata (P<0,05) terhadap hasil TAT. tersebut. Perbandingan antara sari sirsak dan
Persentase hasil TAT tertinggi terdapat pada sari bit memberikan pengaruh sangat nyata
T3 yaitu 0,26 % dibandingkan dengan T2 (P>0,01) terhadap total asam sirup yang
yaitu 0,24 % dan T1 yaitu 0,18 %. Semakin dihasilkan (Bastanta et al., 2017). Nanas
banyak penambahan sari nanas maka pada memiliki kandungan asam sitrat yang sangat
hasil TAT akan semakin tinggi. tinggi yaitu sekitar 87 % dari total asam yang
Perbandingan antara bahan baku dalam suatu terkandung di dalamnya sehingga dapat

147 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i2.1900


Rahayu, Purwasih, dan Hidayat Volume 11, No. 2, (2020), Halaman 144-151

meningkatkan TAT cascara (Kamaluddin & pengaruh terhadap bahan yang


Handayani, 2018). Menurut Daniela, Lubis, dicampurkannya.
& Nainggolan (2015) bahwa kandungan pH
asam sitrat dan asam malat yang terkandung Berdasarkan hasil analisa ragam
dalam buah nanas akan mempengaruhi TAT menunjukkan bahwa minuman teh cascara
pada suatu bahan (Aulya Rohmana et al., dengan penambahan sari nanas memberikan
2015). pengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai pH.
Vitamin C Hasil nilai pH T1 yaitu 4,04, T2 yaitu 3,93,
Berdasarkan hasil analisa ragam dan T3 yaitu 3,89. Semakin banyak
menunjukkan bahwa minuman teh cascara penambahan sari nanas akan semakin asam
dengan penambahan sari nanas memberikan minuman teh cascara dan menurunkan pH
pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan teh cascara. Hal tersebut karena penambahan
vitamin C minuman teh cascara. Hasil sari nanas yang memiliki kandungan asam
kandungan vitamin C tertinggi terdapat pada tinggi sehingga berpengaruh terhadap nilai
T3 yaitu 68,87 ml/100 g dibandingkan pH minuman teh cascara. Nilai pH di dalam
dengan T2 yaitu 57,73 ml/100 g dan T1 yaitu penelitian ini 3,89-4,04 lebih rendah
49,37 ml/100 g. Semakin banyak dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh
penambahan sari nanas maka kandungan (Sari et al., 2019) yaitu 4,42-4,30 dengan
vitamin C pada minuman tersebut akan menggunakan konsentrasi gula dengan sirup
semakin tinggi. Vitamin C pada minuman kulit nanas dan kopi. Menurut Nurman,
dipengaruhi oleh kandungan vitamin C dalam Muhajir, & Muhardina (2018) bahwa
bahan bakunya (Kumalasari et al., 2015). pengaruh pH disebabkan oleh kandungan
Oksidasi asam askorbat atau vitamin C dapat asam sitrat dan asam malat yang terdapat
dihambat penurunannya dengan asam dalam buah nanas berubah menjadi asam
sehingga kadar vitamin C dapat laktat selama masa produksi. Sedangkan
dipertahankan (Kamaluddin & Handayani, menurut Aulya Rohmana et al. (2015) bahwa
2018). Hasil tersebut sesuai pendapat pengaruh pH disebabkan oleh kandungan
Wiyono & Kartikawati (2017) yang asam yang terkandung dalam buah nanas. pH
menyatakan bahwa kandungan vitamin C buah nanas yang digunakan sekitar 3,71
pada nanas tergolong tinggi 6,38 ml/100g sehingga dapat mempengaruhi nilai pH pada
sehingga akan berpengaruh terhadap bahan bahan yang dicampurkannya.
yang akan dicampurkannya, dan pendapat Uji sensori
Daniela et al. (2015) yang menyatakan Berdasarkan hasil uji sensori yang
bahwa nanas memiliki kandungan vitamin C dilakukan terhadap minuman dengan
yang tinggi yaitu 80 % dan mengakibatkan penambahan sari nanas tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil uji sensori minuman teh cacsara
Parameter
Perlakuan Kenampakan
Warna Aroma Rasa
Keseluruhan
T1 3,80±0,22a 3,10±0,22a 1,80±0,22a 3,50±0,20b
T2 3,50±0,16a 3,60±0,18b 3,20±0,22b 3,20±0,17ab
T3 3,50±0,20a 3,70±0,21b 3,90±0,19c 2,90±0,23a
Keterangan : T1: Kontrol (tanpa penambahan sari nanas), T2: Dengan penambahan sari nanas 20 %,
T3: Dengan penambahan sari nanas 35 %, a,b,c : Superscript yang berbeda menunjukkan
perbedaan nyata P(>0,005)
Warna nyata (P>0,05) terhadap warna yang
Hasil analisis uji sensori menunjukkan dihasilkannya. Berdasarkan hasil uji sensori
bahwa minuman teh cascara dengan yang terdapat pada Tabel 2 didapatkan
penambahan sari nanas tidak berpengaruh bahwa T1 memiliki skor tertinggi yaitu 3,80

148 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i2.1900


Rahayu, Purwasih, dan Hidayat Volume 11, No. 2, (2020), Halaman 144-151

(suka), T2 memiliki skor 3,50 (suka), dan produk merupakan aroma khas dari bahan
untuk T3 memiliki skor 3,50 (suka). Hal yang digunakan baik bahan utama atau bahan
tersebut sesuai dengan penelitian yang pelengkap.
dilakukan oleh (Sari et al., 2019) pembuatan Rasa
teh cascara dan air dengan konsentrasi gula Hasil analisis uji sensori menunjukkan
yang berbeda tidak berpengaruh nyata bahwa minuman teh cascara dengan
(P>0,05) terhadap warna sirup kulit kopi. penambahan sari nanas memberikan
Penambahan sari nanas menimbulkan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap rasa yang
perubahan warna pada teh cascara yang dihasilkannya. Hasil uji lanjut menunjukkan
asalnya berwarna cokelat menjadi berwarna bahwa setiap sampel (T1,T2, dan T3)
cokelat kekuningan. Hal tersebut disebabkan berbeda nyata (P<0,05) terhadap tingkat
oleh terdegradasinya pigmen karatenoid dan kesukaan warna panelis. Berdasarkan hasil
xantofil yang terkandung dalam nanas uji sensori yang terdapat pada Tabel 2
sehingga tidak mempengaruhi tingkat diketahui bahwa T3 memiliki skor tertinggi
kesukaan panelis terhadap warna minuman yaitu 3.90 (suka), T2 memiliki skor 3.20
teh cascara dengan penambahan sari nanas (netral), dan T1 memiliki skor 1.80 (tidak
(Patola, 2018). Menurut Syakbandini, suka). Semakin tinggi penambahan sari nanas
Nazaruddin, & Handayani., (2018) warna maka rasa yang dihasilkan semakin disukai
merupakan parameter pertama yang panelis. Menurut Wibowo et al. (2014) hal
menentukan tingkat penerimaan suatu produk tersebut dikarenakan penambahan sari nanas
selain itu penilaian warna secara subyektif dapat menambah cita rasa terhadap sebuah
juga berpengaruh terhadap penilaian suatu produk dan rasa yang dihasilkan dari sari
produk, bila warna yang dilihat oleh panelis nanas terdapat pada gula dan kandungan
tidak menarik maka akan menyebabkan asam pada nanas sehingga akan berpengaruh
rendahnya penilaian panelis terhadap produk terhadap bahan yang dicampurkannya.
tersebut.
Kenampakan keseluruhan
Aroma Berdasarkan hasil analisa ragam
Hasil analisis uji sensori menunjukkan menunjukkan bahwa minuman teh cascara
bahwa minuman teh cascara dengan dengan penambahan sari nanas memberikan
penambahan sari nanas memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap
pengaruh nyata (P<0,05) terhadap aroma kenampakan keseluruhan yang dihasil-
yang dihasilkannya. Hasil diuji lanjut yang kannya. Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa T1 berbeda nyata T1 berbeda nyata (P<0,05) dengan T3
(P<0,05) dengan T2 dan T3 akan tetapi T2 sedangkan T2 tidak berbeda nyata (P>0,05)
tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan T3. dengan T1 dan T3. Berdasarkan hasil uji
Berdasarkan hasil uji sensori yang terdapat sensori yang terdapat pada Tabel diketahui
pada Tabel 2 diketahui bahwa T3 memiliki bahwa T1 memiliki skor tertinggi yaitu 3.50
skor tertinggi yaitu 3,70 (suka), T2 memiliki (suka), T2 memiliki skor 3.20 (netral), T3
skor 3,60 (suka), dan untuk T1 memiliki skor memiliki skor 2.90 (netral). Data tersebut
3,10 (netral). Semakin tinggi penambahan dapat dikatakan bahwa kenampakan
sari nanas maka semakin panelis menyukai keseluruhan terhadap sampel yang dibuat,
aroma teh cascara. Aroma yang dihasilkan rata-rata cukup disukai oleh panelis, meski
minuman teh cascara dengan penambahan kenampakan tidak menentukan tingkat
sari nanas yaitu tercium aroma dari buah kesukaan konsumen secara mutlak akan
nanas. Hal tersebut dikarenakan aroma khas tetapi kenampakan sendiri mempengaruhi
nanas pada perlakuan tersebut dihasilkan penilaian dari konsumen (Daniela et al.,
oleh komponen volatil yaitu etil dan metil 2015).
ester (Wibowo et al., 2014). Hal tersebut
sesuai menurut Syakbandini et al., (2018)
bahwa aroma yang dihasilkan dari suatu

149 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i2.1900


Rahayu, Purwasih, dan Hidayat Volume 11, No. 2, (2020), Halaman 144-151

KESIMPULAN Garis, P., Romalasari, A., & Purwasih, R.


(2019). Pemanfaatan limbah kulit kopi
Berdasarkan hasil analisis yang cascara menjadi teh celup. Prosiding
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: Industrial Research Workshop and
1. Penambahan sari nanas terhadap minuman National Seminar, 10(1), 279–285.
teh cascara memberikan pengaruh nyata Hayat, I. U., Suryanto, E., & Abidjulu, J.
(P<0,05) terhadap karakteristik kimia (2015). Pengaruh sari buah nanas
(TAT, vitamin C, pH) dengan perlakuan (Ananas comosus L.) terhadap Aktivitas
terbaik terdapat pada T3 dengan nilai TAT antioksidan pada ekstrak tongkol jagung
0,26±0,01c; vitamin C 68,87±1,36c; dan (Zea Mays L.). Jurnal Ilmiah Farmasi,
pH 3,89±0,00a. Oleh karena itu, semakin 4(3), 51–57.
kecil pH maka semakin tinggi kadar Juansah, J., Dahlan, K., & Huriati, F. (2009).
Vitamin C dan TAT. Peningkatan mutu sari buah nanas
2. Hasil uji sensori yang dilakukan dapat dengan memanfaatkan sistem filtrasi
disimpulkan bahwa pengaruh penambahan aliran dead-end dari membran selulosa
sari nanas memberikan pengaruh nyata asetat. Makara Saiins, 13(1), 94–100.
(P<0,05) terhadap aroma, rasa dan Kamaluddin, M. J. N., & Handayani, M. N.
kenampakan keseluruhan sedangkan pada (2018). Pengaruh perbedaan jenis
parameter warna tidak berpengaruh nyata hidrokoloid terhadap karakteristik frit
(P>0,05). Perlakuan terbaik terdapat pada leather pepaya. Edufortech, 3(1), 24–32.
sampel T3 yang rata-rata nya disukai oleh Kumalasari, R., Ekafitri, R., & Desnilasari,
panelis. D. (2015). Pengaruh bahan penstabil
dan perbandingan bubur buah terhadap
DAFTAR PUSTAKA mutu sari buah campuran pepaya-nanas.
Jurnal Hortikultura, 25(3), 266-276.
Aulya Rohmana, Q., Wahyono, P., & Hadi, Nurman, S., Muhajir, D., & Muhardina, V.
S. (2015). Pengaruh sari buah nanas (2018). Pengaruh konsentrasi natrium
(Ananas comosus) dan lama benzoat dan lama penyimpanan
penyimpanan terhadap jumlah koloni terhadap mutu minuman sari buah sirsak
bakteri dan kadar protein ikan bandeng (Annona muricata L). Penelitian
(Chanos chanos) sebagai sumber belajar Pascapanen Pertanian, 15(3), 140–146.
dalam perencanaan pembelajaran Oktadina, F. D., Argo, B. dwi, & Hermanto,
biologi materi kingdom monera. Jurnal M. B. (2013). Pemanfaatan nanas
Pendidikan Biologi Indonesia, 1(1), 60– (Ananas Comosus L . Merr) untuk
70. penurunan kadar kafein dan perbaikan
Bastanta, D., Karo-Karo, T., & Rusmarilin, citarasa kopi (Coffea Sp) dalam
H., (2017). Pengaruh perbandingan sari pembuatan kopi bubuk. Keteknikan
sirsak dangan sari bit dan konsentrasi Pertanian Tropis Dan Biosistem, 1(3),
gula terhadap sirup sabit. Jurnal 265-273.
Rekayasa Pangan dan Pertanian, 5(1), Patola, M. K. (2018). Pengaruh konsentrasi
102–108. sari buah nanas (Ananas comosus (L.)
Daniela, C., Lubis, L. M., & Nainggolan, R. Merr. cv. „Smooth Cayenne‟) dan susu
J. (2015). Pengaruh perbandingan sari rendah lemak terhadap kadar asam
buah nanas dengan melon serta laktat dan sifat organoleptik yoghurt
konsentrasi gula terhadap mutu permen susu kacang tanah (Arachis hypogaea
jahe (hard candy). Ilmu dan Teknologi L.) [Tugas Akhir]. Universitas Sanata
Pangan, 3(3), 295–301. Dharma.

150 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i2.1900


Rahayu, Purwasih, dan Hidayat Volume 11, No. 2, (2020), Halaman 144-151

Putri, R. A., & Anggraeni, E. (2017).


Pengembangan pasar minuman cascara
ready to drink dengan pendekatan riset
aksi [Tugas Akhir]. IPB University
Scientific Repository.
Sari, D. L., Murlida, E., & Aisyah, Y. (2019).
Pengaruh rasio kulit buah kopi dan air
serta konsentrasi gula terhadap mutu
sirup kulit buah kopi. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pertanian , 4(2), 280-289.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian bisnis.
Bandung. Alfabeta.
Syakbandini, N., Nazaruddin, & Handayani.,
B. R. (2018). Pengaruh konsentrasi
starter terhadap teh kambucha sari
buah nanas [Thesis]. Universitas
Mataram.
Wathon, S. (2019). Peningkatan Nilai
Ekonomi kulit buah kopi robusta
(Coffea canephora) melalui produksi teh
celup cascara sebagai minuman
fungsional kaya antioksidan. Warta
Pengabdian, 13(4), 123-135.
https://doi.org/10.19184/wrtp.v13i4.101
13
Wibowo, R. A., Nurainy, F., & Sugiharto, R.
(2014). Pengaruh penambahan sari buah
tertentu terhadap karakteristik fisik,
kimia, dan sensori sari tomat. Jurnal
Teknologi & Industri Hasil Pertanian,
19(1), 11-27.
Wiyono, T. S., & Kartikawati, D. (2018).
Pengaruh metode ekstraksi sari nanas
secara langsung dan osmosis dengan
variasi perebusan terhadap kualitas sirup
nanas (Ananas comosus L.). Serat
Acitya, 6(2), 108-118.

151 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i2.1900

You might also like