Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pembimbing
Arangged By:
Anggun Santoso(1042017025)
ENGLISH DEPARTMENT
IAIN LANGSA
2019/2020
i
PREFACE
First of all, thanks to Allah SWT because of the help of Allah, writer finished writing the
paper entitled “The Methods Of Translation” right in the calculated time.
The purpose in writing this paper is to fulfill the assignment that given by Mrs. Zahratul
Idami, M.Pd. as lecturer in Translation major.
In arranging this paper, the writer trully get lots challenges and obstructions but with help
of many indiviuals, those obstructions could passed. writer also realized there are still many
mistakes in process of writing this paper.
Because of that, the writer says thank you to all individuals who helps in the process of
writing this paper. Hopefully allah replies all helps and bless you all. The writer realized tha this
paper still imperfect in arrangment and the content. Then the writer hope the criticism from the
readers can help the writer in perfecting the next paper. Last but not the least Hopefully, this
paper can helps the readers to gain more knowledge about samantics major.
The Writer
i
TABLE LIST OF CONTENT
PREFACE .......................................................................................................................... i
TABLE LIST OF CONTENT.......................................................................................... ii
METODE PENERJEMAHAN ........................................................................................ 1
A. Pengertian Metode Penerjemahan............................................................. 1
B. Jenis-Jenis Metode Penerjemahan ............................................................ 1
Metode Penerjemahan Bahasa Ke Bahasa Sumber .................................. 1
Metode Penerjemahan Bahasa Ke Bahasa Sasaran .................................. 5
REFERENCES .................................................................................................................. 6
ii
METODE PENERJEMAHAN
Metode berasal dari kata method dalam bahasa Inggris. Dalam Macquarie Dictionary (1982)
a method is a way of doing something, especially in accordance with a definite plan (metode
adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu). Dari
definisi tersebut dapat ditarik dua hal penting yakni metode adalah cara melakukan sesuatu yaitu
“cara melalukan penerjemahan”, dan yang kedua metode berkenaan dengan rencana tertentu,
yaitu rencana dalam pelaksanaan dalam penerjemahan.
Metode penerjemahan berarti cara penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam
mengungkapkan makna bahasa sumber secara keseluruhan ke dalam bahasa sasaran
(Syihabuddin, 2005:68). Metode diperoleh dari berbagai kajian masalah yang sering terjadi
dalam penerjemahan, sehingga menghasilkan prosedur dan teknik pemecahan masalah.Menurut
Newmark (1988:45-47), metode penerjemahan dapat ditilik dari segi penekanannya terhadap
bahasa sumber dan bahasa sasaran.
Penerjemahan ini yang paling dekat dengan bahasa sumber.Disini urutan kata dalam teks
bahasa sumber tetap dipertahankan, kata-kata diterjemahkan dengan maknanya yang paling dasar
diluar konteks.Kata-kata yang bermuatan budaya diterjemahkan secara harfiah. Kegunaan
terjemahan kata demi kata adalah untuk memahami mekanisme bahasa sumber atau untuk
menafsirkan teks yang sulit sebagai proses awal penerjemahan.
1
Contohnya:
Tsa : *Lihat, kecil anak, kamu semua harus tidak melakukan ini.
Berdasarkan hasil terjemahan tersebut, kalimat Tsu yang dihasilkan sangatlah rancu dan
janggal karena susunan frase “kecil anak” tidak berterima dalam tatabahasa Indonesia dan makna
frase “harus tidak” itu kurang tepat. Seharusnya kedua frase tersebut menjadi “anak kecil” dan
“seharusnya tidak”.Demikian pula dengan kata “that” yang sebaiknya diterjemahkan menjadi
“itu” bukan “ini”. Sehingga alternative terjemahan dari kalimat tersebut menjadi:
Hasil terjemahannya tidak berterima dalam bahasa Indonesia karena susunan kata yang
benar bukan ’itu pintar anak’ tetapi ’anak pintar itu’, sehingga kalimat yang benar seharusnya:
”Saya menyukai anak pintar itu.”
Hasil terjemahan kalimat ke-3 dan ke-4 tidak separah hasil terjemahan kalimat ke-1 dan
ke-2 karena struktur kalimat dari kedua teks tersebut hampir sama. Artinya bahwa hasil
terjemahan kedua kalimat tersebut masih dalam kategori berterima walaupun masih terasa
janggal. Walaupun demikian ada beberapa alternatif hasil terjemahan yang tampak lebih alamiah
dan berterima misalnya:
2
2. Penerjemahan Harfiah (literal Translation);
Penerjemahan harfiah (literal translation) atau disebut juga penerjemahan
lurus (linear translation). Kontruksi gramatikal bahasa sumber dikonversikan ke dalam
padanannya (bahasa sasaran), sedangkan kata-kata diterjemahkan di luar konteks. Sebagai proses
penerjemahan awal penerjemahan harfiah dapat membantu melihat masalah yang harus diatasi.
Contohnya:
Jika dilihat dari hasil terjemahannya, kalimat-kalimat yang diterjemahkan secara harfiah
masih terasa janggal, karena maksud sebenarnya dari contoh kalimat di atas adalah “Hujan lebat”
atau “Hujan deras”. Dalam proses penerjemahannya, penerjemah mencari konstruksi gramatikal
Bsu yang sepadan atau dekat dengan Bsa. Penerjemahan harfiah ini terlepas dari konteks.
Penerjemahan ini mula-mula dilakukan seperti penerjemahan kata-demi-kata, tetapi penerjemah
kemudian menyesuaikan susunan kata-katanya sesuai dengan gramatikal Bsa.
Contoh:
3
Meskipun maknanya sangat dekat (setia) dengan makna dalam teks sumber, versi teks
sasarannya terasa kaku, dan akan terasa lebih wajar jika dipoles lagi dalam tahap penyerasian
serta disesuaikan dengan kaidah teks sasaran menjadi “Ben sangat sadar bahwa ia nakal”
Contohnya:
TSu: He is a book-worm
Frase book-worm diterjemahkan secara fleksibel sesuai dengan konteks budaya dan batasan
fungsional yang berterima dalam Bsa. Tetapi terjemahan di atas kurang tepat dan seharusnya
diterjemahkan menjadi: ’Dia seorang kutu buku.’Hasil terjemahan tersebut bersifat fungsional
(dapat dimengerti dengan mudah), sekalipun tidak ada pemadanan budaya (yakni pemadanan
dengan menggunakan idiom serupa dalam bahasa sasaran.
4
Metode Penerjemahan yang Penekanannya Terhadap Bahasa Sasaran:
Adaptasi atau saduran adalah bentuk terjemahan yang paling bebas dan paling dekat ke
bahasa sasaran.Penerjemahan ini biasa digunakan untuk drama dan puisi.Tema, karakter, dan
alurnya tetap dipertahankan.Kebudayaan bahasa sumber dikonversikan ke dalam kebudayaan
bahasa sasaran dan teksnya ditulis kembali.Dalam bahasa karangan ilmiah, logikanya
diutamakan, sedangkan contoh-contoh dikurangi atau ditiadakan sesuai dengan keperluan.
Contohnya:
Penerjemahan bebas adalah penulisan kembali tanpa melihat bentuk aslinya. Biasanya
merupakan paraphrase yang dapat lebih pendek atau lebih panjang dari aslinya. Dapat juga
terjadi paraphrase dalam bahasa yang sama, sehingga dapat disebut penerjemahan ”Intra-
lingual”. Metode ini sering disebut metode “oplosan”. Disebut demikian karena biasanya
“bentuk” (baik bentuk retorik, misalnya alur ataupun bentuk kalimat) teks bahasa sasaran sudah
berubah sama sekali.
Contoh:
Teks sumber : (Time May 28th, 1990) : “Hollywood Rage for Remakes”.
Teks sasaran : (Suara Merdeka, 15 Juli 1990) : “ Hollywood Kekurangan Cerita: Lantas
Rame-Rame Bikin Film Ulang”.
Tampak disini bahwa versi teks sasaran lebih panjang daripada versi teks sumber.Yang
disebut oplosan dalam contoh kasus ini adalah dimasukannya beberapa kalimat dari unsur isi
berita ke dalam judul berita, sehingga lebih panjang daripada aslinya.Beberapa ahli cenderung
5
menggolongkan terjemahan metode ini bukan karya terjemahan. Newmark sendiri menyebutnya
sebagai “metode” dalam penerjemahan, ia sendiri pun keberatan menyebut hasilnya sebagai
“terjemahan”, karena adanya perubahan yang cukup drastis. Metode ini mempunyai kegunaan
yang sangat khusus. Seorang penerjemah sebaiknya berhati-hati dalam memilih metode ini
sebagai metode penerjemahannya serta memikirkan kapan dan apa tujuan penerjemahannya.
Di sini pesan bahasa sumber disampaikan kembali tetapi ada penyimpangan nuansa makna
karena mengutamakan kosakata sehari-hari dan idiom yang tidak ada di dalam bahasa sumber,
tetapi biasa dipakai di dalam bahasa sasaran. Beberapa pakar penerjemahan kelas dunia seperti
Seleskovitch menyukai metode penerjemahan ini yang dianggapnya “hidup” dan “alami” (dalam
arti akrab).
Contonya:
Dalam terjemahan di atas versi bahasa Inggrisnya (Australian English) lebih idiomatis
daripada versi asli. Versi terjemahan yang tidak terlalu idiomatis (yakni terjemahan semantis)
dapat berbunyi : “Let me buy you a beer”.
Contoh : Penerjemahan kata “spine” dalam frase “thorns spines in old reef
sediments”. Apabila kata tersebut diterjemahkan untuk para ahli atau kalangan ilmuwan
6
biologi, padanannya adalah “spina” (istilah teknis latin), tetapi apabila diterjemahkan
untuk khalayak umum kata tersebut dapat diterjemahkan menjadi “duri”.
Dari metode penerjemahan di atas ada yang bersifat umum dan khusus.Dari metode-
metode yang bersifat umum, hanya metode semantis dan komunikatif yang memenuhi tujuan-
tujuan utama penerjemahan, yaitu demi ketepatan dan efisiensi sebuah teks.
7
REFERENCES