You are on page 1of 15

PENGARUH PENDIDIKAN & PELATIHAN DAN MOTIVASI

TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN MEKANIK


PADA PT. INTRACO PENTA CABANG PEKANBARU

By:
Silviany Hanika
Drs. Machasin, M.si
Rendra Wasnury, SE.,MIB

Faculty of Economic Riau University , Pekanbaru , Indonesia


e-mail : silviany.hanika@yahoo.com
THE INFLUENCE OF EDUCATION AND TRAINING AND MOTIVATION
ON EMPLOYEE PERFORMANCE MECHANICAL PARTS
ON THE PT. INTRACO PENTA

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of education and training on employee
performance partially Mechanical Section at PT. Intraco Penta Cabang Pekanbaru. To
determine the effect of motivation on employee performance partially Mechanical Section at PT.
Intraco Penta Cabang Pekanbaru. To determine the effect of education and training and
motivation on employee performance simultaneously Mechanical Section at PT. Intraco Penta
Cabang Pekanbaru.
The population in this study were all employees at PT. Intraco Penta Cabang Pekanbaru,
whose work on quantum mechanics. Because in this study, the authors focused only mechanic
training in improving mechanical performance. The number of employees who work on quantum
mechanics in 2012 as many as 80 people. For this study the policy, then the sampling done by
the census. Thus, the entire population sampled in this study. The method used is multiple linear
regression.
Results reveal that for education and training variables partially significant effect on
employee performance is obtained because a significant level of 0.001> 0.005. This shows the
value of t> t table (2.743> 2.03), then Ho is rejected and Hi is accepted. This means that the
education and training of a significant effect on employee performance. The results of the study
for partial motivation variables significantly influence employee performance because
significant levels obtained for 0,000> 0,005. This shows the value of t> t table (3.765> 2.03),
then Ho is reject and Hi is accepted. That is the motivation significant effect on employee
performance. From the test results are known regression calculation of F values obtained at
25.2544 with a significant level of 0.000 with (α) of 5% and Ftable worth 3.1504. This shows the
value of F> F (25.254> 3.1504), then Ho is rejected and Hi is accepted. This means that at the
same time, the variable education and training, motivation significant effect on employee
performance. With the education and training, and motivation to improve employee
performance.
JOM Fekon Vol.1 No.2 April 2014 Page 1
Keywords: Education and Training, Motivation, Performance

1. Pendahuluan menggunakan 4 (dua) indicator yang


1.1 Latar Belakang Masalah diadopsi salah satunya adalah Kemampuan
Berbagai faktor dapat mempengaruhi perusahaan memotivasi karyawan dalam
kinerja karyawan. Faktor-faktor tersebut meningkatkan efisiensi penggunaan sumber
diantaranya adalah pendidikan dan pelatihan daya manusia yang dimiliki. Aktualisasi diri
(diklat) dan motivasi. termasuk dalam kinerja.
Beberapa ahli menyatakan bahwa PT. Intraco Penta Cabang Pekanbaru
program pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam memasarkan berbagai jenis alat berat
merupakan salah satu kegiatan mengenai baik dalam unit maupun suku cadang serta
sumber daya manusia yang paling penting memberikan general service pada
dalam menghadapi berbagai tantangan konsumen. Oleh karena itu hubungan
perusahaan, baik dewasa ini maupun dimasa dengan konsumen atau pelanggan sebagai
yang akan datang. Pendidikan dan pelatihan pemakai alat-alat berat harus tetap menjadi
merupakan proses belajar mengajar dengan perhatian serius dari pihak perusahaan. Hal
mempergunakan teknik dan metode tertentu, ini disebabkan alat-alat berat tersebut
guna meningkatkan keterampilan dan merupakan produk yang memiliki nilai
kemampuan kerja seseorang (karyawan atau teknis yang tahan lama yang bersifat service
sekelompok orang). Pendidikan dan goods, karena dalam penanganannya
pelatihan (training) merupakan proses memerlukan pelayanan khusus dalam
pembelajaran yang melibatkan perolehan menanganinya.
keahlian, konsep, peraturan atau sikap untuk Dari hasil pra penelitian diketahui
meningkatkan kinerja karyawan. Berikut ini bahwa fenomena dalam kinerja karyawan
akan diuraikan pendapat ahli tentang bagian mekanik mengalami berkurangnya
pendidikan dan pelatihan. alat berat yang diperbaiki akibat dari mutu
Sehubungan dengan pengaruh pekerjaan. Mutu pekerjaan yang dihasilkan
pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja, karyawan masih sering terjadi konsumen
pengukuran kinerja ada 3 (tiga) pendekatan yang kecewa atas pekerjaan yang dihasilkan
salah satunya adalah pendekatan perilaku dalam perbaikan alat berat sehingga ada
yaitu dengan pengukuran: pendidikan dan beberapa konsumen yang kecewa atas
pelatihan, umpan balik, kemampuan pelayanan yang diberikan tersebut karena
presentasi, respons terhadap komplain hasil perbaikan atau service alat berat
pelanggan. kurang optimal sehingga harus dilakuka
Selain diklat, motivasi juga dapat perbaikan kembali akibat adanya komplain
mempengaruhi kinerja karyawan. Motivasi dari konsumen.
atau motivation berarti pemberian motif, Dari pelatihan yang diikuti oleh
penimbulan motif atau hal yang karyawan, diharapkan karyawan
menimbulkan dorongan atau keadaan yang dapat melakukan perubahan terhadap
menimbulkan dorongan. Motivasi dapat pula kinerja. Namun, meskipun pelatihan telah
diartikan faktor yang mendorong orang dilakukan, kepuasan konsumen belum
untuk bertindak dengan cara tertentu. sepenuhnya dapat tercapai. Hal ini
Pengaruh motivasi terhadap kinerja terlihat masih terdapat adanya keluhan yang
dapat dilihat variabel kinerja karyawan ini disampaikan konsumen. Keluhan yang tidak
secara operasional diukur dengan terselesaikan tersebut dapat menyebabkan

JOM Fekon Vol.1 No.2 April 2014 Page 2


pekerjaan menjadi terbengkalai dan Mekanik Pada PT. Intraco Penta
mengurangi kepercayaan konsumen kepada Cabang Pekanbaru?
perusahaan. Maka dari itu, perusahaan harus
memperhatikan tingkat keluhan yang tidak 1.3. Tujuan Penelitian
terselesaikan oleh karyawan. Sesuai dengan masalah diatas, maka
Selain diklat, motivasi juga dinilai penelitian ini dilakukan dengan tujuan
dapat menyebabkan terjadinya penurunan sebagai berikut :
kinerja karyawan. Untuk terus menunjang a. Untuk mengetahui pengaruh
agar terjadi peningkatan kinerja karyawan pendidikan dan pelatihan terhadap
bagian mekanik. Motivasi yang diberikan kinerja karyawan Bagian Mekanik
perusahaan kepada karyawan berupa Pada PT. Intraco Penta Cabang
motivasi material dan non material. Pekanbaru.
Sehubungan variabel motivasi dari b. Untuk mengetahui pengaruh
hasil pra penelitian yang dilakukan motivasi terhadap kinerja karyawan
ditemukan fenomena pada indikator berani Bagian Mekanik Pada PT. Intraco
mengambil dan memikul resiko. Karyawan Penta Cabang Pekanbaru.
yang bekerja tidak berani mengambil resiko c. Untuk mengetahui pengaruh
atas pekerjaan yang dilaksanakan. Karyawan pendidikan simultan terhadap kinerja
akan bekerja apabila ada perintah dari karyawan Bagian Mekanik Pada PT.
atasan. Dengan adanya perintah, maka Intraco Penta Cabang Pekanbaru.
tanggungjawab jika terjadinya resiko
dilimpahkan pada perusahaan. Hal ini 2. Telaah Pustaka
menyebabkan tidak efektif karena semuanya 2.1. Kinerja
tergantung pada pimpinan. Menurut Raymond A. Noe, dkk
Dari uraian dan fenomena yang (2010 : 451) memberikan penjelasan tentang
ditemukan dilapangan maka peneliti tertarik kinerja yaitu sebagai berikut:
untuk mengkaji lebih lanjut tentang Kinerja didefinisikan“the extent of actual
“Pengaruh Pendidikan & Pelatihan dan work performed by individual” atau sampai
Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan sejauh mana kerja aktual yang diperlihatkan
Bagian Mekanik Pada PT. Intraco Penta oleh seorang individu.
Cabang Pekanbaru.” Menurut Kartono (2009: 137), dalam
bukunya Pemimpin dan kepemimpinan
1.2. Perumusan Masalah menjelaskan di dalam organisasi modern,
Berdasarkan uraian di atas, maka penilaian kinerja memberikan mekanisme
dirumuskan permasalahan sebagai berikut: penting bagi manajemen untuk digunakan
1. Apakah terdapat pengaruh pendidikan dalam menjelaskan tujuan-tujuan dan
dan pelatihan terhadap kinerja standar-standar kinerja dan memotivasi
karyawan Bagian Mekanik Pada PT. kinerja individu di waktu berikutnya.
Intraco Penta Cabang Pekanbaru? Pengertian lain dari hasil kerja
2. Apakah terdapat pengaruh motivasi adalah rencana bahwa sasaran atau hasil
terhadap kinerja karyawan Bagian yang ingin dicapai itu melibatkan proses
Mekanik Pada PT. Intraco Penta perencanaan yang sama seperti setiap jenis
Cabang Pekanbaru? perencanaan yang ditentukan.
3. Apakah terdapat pengaruh pendidikan Dari beberapa pengertian tentang
& pelatihan dan motivasi secara kinerja, maka dapat diketahui bahwa kinerja
terhadap kinerja karyawan Bagian karyawan perlu dilakukan penilaian.

JOM Fekon Vol.1 No.2 April 2014 Page 3


Menurut Simamora (2007 : 415) melengkapi fungsi pengadaan, yang
memberikan penjelasan tentang penilaian menandakan usaha awal dari seorang
kinerja yaitu alat yang berfaedah tidak hanya majikan untuk menyeleksi orang
untuk mengevaluasi kerja dari para berdasarkan kemampuan dan faktor-faktor
karyawan tetapi juga untuk mengembangkan lain yang akan berpengaruh terhadap kinerja
dan memotivasi kalangan karyawan. pada pekerja selanjutnya.
Pengukuran kinerja karyawan dalam Variabel kinerja karyawan ini secara
suatu perusahaan sangat diperlukan untuk operasional diukur dengan menggunakan 4
mengembangkan dijadikan tolak ukur dalam (dua) indicator yang diadopsi dari
perkembangan perusahaan. Tohardi (2007: Brahmasari dalam Brahmasari dan
375) menjelaskan bahwa seringkali Suprayetno, (2008), yaitu:
organisasi membuat kesalahan dengan 1. Kemampuan perusahaan memotivasi
menggunakan anggaran sebagai satu-satunya karyawan dalam meningkatkan efisiensi
pengukur dari kinerja manajemen. penggunaan sumber daya manusia yang
Penekanan yang berlebihan pada pengukur dimiliki,
ini dapat menyebabkan perilaku 2. Kemampuan perusahaan dalam
disfungsional yang disebut perilaku miopia meningkatkan efisiensi penggunaan
atau milking the firm. Perilaku miopia seluruh waktu yang dimiliki,
(myopic behavior) terjadi bila manajer 3. Kemampuan perusahaan dalam
mengambil tindakan yang memperbaiki beradaptasi terhadap perubahan, dan
kinerja anggaran dalam jangka pendek tetapi 4. Kemampuan perusahaan dalam
membahayakan perusahaan dalam jangka mencapai target yang telah ditetapkan.
panjang. Menurut Mangkunegara (2007: 18)
Menurut Tohardi (2007 : 107) dan menyatakan bahwa aspek-aspek dalam
kawan-kawan, faktor-faktor yang kinerja meliputi beberapa hal. Dan aspek-
mempengaruhi produktivitas dapat aspek kinerja tersebut dapat dijadikan
dikelompokkan ke dalam tiga (3) kelompok indikator yaitu:
yaitu : 1. Mutu Pekerjaan
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi 2. Kejujuran pegawai
produktivitas dari perekonomian atau 3. Inisiatif
industri-industri secara keseluruhan. 4. Kehadiran
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi 5. Sikap
produktivitas organisasi, unit-unit usaha 6. Kerjasama
atau pabrik secara individual. 7. Keandalan
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi 8. Pengetahuan tentang pekerjaan
produktivitas perseorangan dari tiap 9. Tanggung jawab
karyawan. 10. Pemanfaatan waktu kerja
Dari fungsi kepegawaian yang utama Dengan adanya pengukuran
pengadaan, alokasi, pengembangan dan demikian, maka target kerja yang berkualits
hukuman dari sumber daya manusia dapat dicapai. Pencapaian ini tidak dapat
pengembangan pegawai secara historis dilakukan hanya karyawan saja. Tetapi
kurang mendapat perhatian. Fungsi dibutuhkan pimpinan yang dapat
pengembangan pegawai memusatkan mengarahkan tenaga kerja dalam melakukan
perhatian pada peningkatan kemampuan dan pekerjaan. Selain itu, hasil kerja karyawan
motivasi dari para pegawai pemerintah perlu dilakukan penilaian agar dapat
untuk bekerja. Fungsi pengembangan

JOM Fekon Vol.1 No.2 April 2014 Page 4


memperoleh gambaran hasil yang suatu tindakan untuk meningkatkan
diinginkan. pengetahuan dan kecakapan seorang
karyawan untuk dapat melaksanakan suatu
2.2. Pendidikan dan Pelatihan pekerjaan tertentu.
Menurut Pasal 1 ayat (9) Undang- Swasto (2003, 200) mendefinisikan
Undang No. 13 Tahun 2003 tentang pendidikan dan pelatihan secara konseptual
ketenagakerjaan menyatakan bahwa sebagai bagian pendidikan yang menyangkut
pendidikan dan pelatihan keja adalah proses belajar untuk memperoleh dan
keseluruhan kegiatan untuk memberi, meningkatkan keterampilan diluar sistem
memperoleh, meningkatkan, serta pendidikan yang berlaku dalam waktu yang
mengembangkan kompetensi kerja, relatif singkat, dan dengan metode yang
produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja lebih mengutamakan praktek daripada teori.
pada tingkat keterampilan dan keahlian Kemudian pengaruh pendidikan dan
tertentu sesuai dengan jenjang dan pelatihan terhadap kinerja dapat dilihat dari
kualifikasi jabatan dan pekerjaan. pendapat Sudarmanto (2009: 10)
Program pendidikan dan pelatihan menyatakan bahwa dalam melakukan
berusaha mengajarkan kepada para peserta pengukuran kinerja ada 3 (tiga) pendekatan
bagaimana menunaikan aktivitas atau yaitu:
pekerjaan tertentu. Dalam pendidikan dan 1. Pendekatan personality trait, yaitu
pelatihan diciptakan suatu lingkungan dengan mengukur kepemimpinan,
dimana para karyawan dapat memperoleh inisatif dan sikap.
atau mempelajari sikap, kemampuan, 2. Pendekatan perilaku, yaitu dengan
keahlian, pengetahuan dan perilaku yang pengukuran; pendidikan dan
spesifik yang berhubungan dengan pelatihan, umpan balik, kemampuan
pekerjaan. Pendidikan dan pelatihan presentasi, respons terhadap
biasanya berfokus pada penyediaan keahlian komplain pelanggan.
khusus bagi para karyawan atau membantu 3. Pendekatan hasil, yaitu dengan
mereka membenahi kelemahan kinerja mengukur kemampuan produksi,
mereka. kemampuan menyelesaikan produk
Menurut Bernandian dan Russell sesuai jadwal, peningkatan
(dalam Gomes, 2002: 27) pendidikan dan produksi/penjualan.
pelatihan adalah sebagai usaha untuk Berdasarkan pendapat tersebut, maka
memperbaiki performance pekerja/karyawan pendidikan dan pelatihan mempengaruhi
pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang kinerja karena dalam pendekatan perilaku
menjadi tanggung jawabnya atau suatu terhadap pengukurannya salah satunya
pekerjaan yang ada kaitannya dengan adalah pendidikan dan pelatihan.
pekerjaannya itu. Dengan tanggung jawab yang
Menurut Nitisemito (2007: 86) terdapat dalam pendidikan dan pelatihan,
memberikan pengertian tentang Training dimaksudkan untuk mencapai tujuan dari
atau pendidikan dan pelatihan adalah suatu pendidikan dan pelatihan itu sendiri.
kegiatan dari perusahaan atau instansi yang Menurut Moekijat (2007: 38) menyatakan
bermaksud untuk dapat memperbaiki dan bahwa tujuan umum pemberian pendidikan
memperkembangkan sikap, tingkah laku, dan pelatihan adalah:
keterampilan dan pegetahuan dari karyawan. a. Untuk mengembangkan keahlian,
Flippo (Hasibuan, 2003:70) training sehingga pekerjaan dapat
atau pendidikan dan pelatihan merupakan

JOM Fekon Vol.1 No.2 April 2014 Page 5


diselesaikan dengan lebih cepat dan (2006: 90), yang menyatakanbahwa
lebih efektif. pendidikan dan pelatihan menjadi sumber
b. Untuk mengembangkan dan penentu bagi kegiatan-kegiatan seperti:
pengetahuan, sehingga pekerjaan a. Materi Pelatihan
dapat diselesaikan secara rasional. b. Demonstrasi.
c. Untuk mengggambarkan sikap, c. Praktek atau simulasi
sehingga menimbulkan kemauan d. Praktek Pekerjaan dengan umpan
kerja sama dengan teman-teman balik
karyawan dan manajemen e. Praktek pada pekerjaan dengan
(pimpinan). bimbingan
Sedangkan menurut Simamora Dengan tujuan ini, maka diketahui
(2004: 276) faktor-faktor yang bahan pendidikan dan pelatihan sangat
mempengaruhi pelaksanaan pelatihan dibutuhkan dalam perkembangan suatu
adalah: perusahaan. Menurut Rivai (2004:248)
1. Perbaikan kinerja kriteria yang efektif digunakan untuk
2. Kemajuan teknilogi. mengevaluasi kegiatan pendidikan dan
3. Waktu pembelajaran pelatihan adalah yang berfokus pada
4. Memecahkan masalah operasional. outcome-nya (hasil akhir). Adapun hal- hal
5. Mempersiapkan karyawan untuk yang perlu diperhatikan yaitu:
promosi. 1. Reaksi dari para peserta pendidikan
6. Mengorientasikan karyawan dan pelatihan terhadap proses dan isi
terhadap organisasi pendidikan dan pelatihan
7. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan 2. Pengetahuan yang diperoleh melalui
pribadi. pengalaman pendidikan dan pelatihan
Kemudian menurut Hasibuan 3. Perubahan perilaku akibat proses
(2003:70) menyatakan tujuan pendidikan pendidikan dan pelatihan
dan pelatihan ini adalah: 4. Hasil yang dapat diukur baik secara
1. Produktivitas kerja individu maupun organisasi
2. Efisiensi Menurut Sydam (2006: 80), manfaat
3. Kerusakan dari pelatihan dalam tugas adalah sebagai
4. Kecelakaan berikut:
5. Pelayanan 1. Menambah pengetahuan,
6. Moral kemampuan dan keterampilan dalam
7. Karier tugas.
8. Konseptual 2. Meningkatkan percaya diri dan
9. Kepemimpinan menghilangkan rasa rendah diri.
10. Balas jasa 3. Memperlancar pelaksanaan tugas.
11. Konsumen 4. Menumbuhkan motivasi kerja untuk
Pendidikan dan pelatihan akan pelaksaan tugas.
mencapai sasaran apabila material atau 5. Menumbuhkan sikap positif terhadap
kurikulum yang disampaikan sesuai dengan perusahaan.
tujuan dari pendidikan dan pelatihan itu 6. Menumbuhkan semangat dan
dilakukan. Maka dari itu, dalam penelitian kegairahan kerja.
ini, indikator yang digunakan sehubungan 7. Mempertinggi rasa kepedulian
dengan pendidikan Sehubungan dengan terhadap perusahaan.
pendidikan dan pelatihan menurut Saydam

JOM Fekon Vol.1 No.2 April 2014 Page 6


8. Meningkatkan rasa saling Istilah motivasi sama dengan kata
menghargai antara karyawan. motive, motif, dorongan, alasan dan
9. Mendorong karyawan untuk driving force. Motif tenaga pendorong
menghasilkan yang terbaik. yang mendorong manusia untuk
10. Mendorong karyawan untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri
memberikan pelayanan yang baik. manusia, yang menyebabkan manusia
Dalam penelitian ini, indikator bertindak.
pelatihan yang digunakan diambil dari b. Motivasi
Saydam (2006: 90), yang menyatakan Menurut arti katanya, motivasi atau
bahwa indikator pendidikan dan pelatihan motivation berarti pemberian motif,
adalah: penimbulan motif atau hal yang
1. Lama waktu pelatihan menimbulkan dorongan atau keadaan
2. Persyatatan peserta pelatihan. yang menimbulkan dorongan. Motivasi
dapat pula diartikan faktor yang
3. Kualitas tenaga pengajar yang
mendorong orang untuk bertindak
memberikan pelatihan.
dengan cara tertentu.
4. Penggunaan peralatan dan materi
c. Motivasi kerja dan
pelatihan. Dengan bertolak dari arti kata motivasi
5. Jumlah biaya yang dikeluarkan. di atas, motivasi, sarana motivasi, sarana
penimbulan motive atau sarana yang
2.3. Motivasi menimbulkan dorongan.
Kata motivasi berasal dari bahasa d. Incentive
Latin Movere yang berarti menggerakkan. Istilah incentive (insentif) dapat diganti
Dalam istilah motivasi tercakup aspek dengan alat motivasi, sarana motivasi,
tingkah laku manusia yang mendorongnya sarana penimbulan motive atau sarana
untuk berbuat atau tidak berbuat. Motivasi yang menimbulkan dorongan.
mempersoalkan bagaimana cara mendorong Ada beberapa asumsi landasan dasar
gairah kerja bawahan, agar mereka mau yang diperlukan guna memahami teori
bekerja keras dengan memberikan semua motivasi. Seorang pimpinan harus terlebih
kemampuan dan keterampilannya untuk dahulu mempunyai suatu pengertian kodrat
mewujudkan tujuan perusahaan. Pada manusia dan mengapa orang-orang itu
dasarnya perusahaan bukan saja berbuat seperti ada adanya. Sehubungan
mengharapkan karyawan yang mampu, dengan teori motivasi, dalam penelitian ini,
cakap, dan terampil, tetapi yang terpenting penuling menggunakan teori motivasi:
mereka mau bekerja giat dan berkeinginan 1. Abraham A. Maslow
untuk mencapai hasil kerja yang optimal. 2. Frederick Herzberg
Motivasi penting karena dengan motivasi Menurut Siagian (2004: 146)
ini, diharapkan setiap individu karyawan keseluruhan teori motivasi yang
mau bekerja keras dan antusias untuk dikembangkan oleh Maslow berintikan
mencapai produktivitas kerja yang tinggi. pendapat yang mengatakan bahwa
(Hasibuan, 2007: 216) kebutuhan manusia itu dapat
Menurut Manullang-Marihot (2008: diklasifikasikan pada lima hirarkhi
165) menyatakan untuk mengurangi kebutuhan, yaitu:
kekacaubalauan di dalam pengertian ada 1. Kebutuhan fisiologis,
baiknya terlebih dahulu diberikan pengertian 2. Kebutuhan akan keamanan,
dari berbagai istilah yaitu: 3. Kebutuhan sosial,
a. Motif 4. Kebutuhan "esteem",

JOM Fekon Vol.1 No.2 April 2014 Page 7


5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri. (hubungan antarpribadi dengan atasan)
Lima dari faktor yang oleh Herzberg Interpersonal supervision menunjukkan
disebut sebagai motivator- motivator yang hubungan perseorangan antara bawahan
mendatangkan kepuasan dalam pekerjaan dengan atasannya, dimana kemungkinan
adalah keberhasilan pelaksanaan, bawahan merasa tidak bergaul dengan
pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung atasannya.
jawab dan pengembangan. Sebaliknya, 4. Weges (gaji)
faktor-faktor yang tidak mendatangkan Pada umumnya, masing-masing manjaer
kepuasan dalam pekerjaan adalah tidak dapat menentukan sendiri skala
keberhasilan pelaksanaan, pengakuan, gaji yang berlaku di dalam unitnya.
pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab dan Namun demikian, masing-masing
pengembangan. Sebaliknya, faktor-faktor manajer mempunyai kewajiban menilai
yang tidak mendatangkan kepuasan dalam apakah jabatan-jabatan di bawah
pengawasannya mendapat kompensasi
pekerjaan, yang oleh Herzberg disebut
sesuai dengan pekerjaan yang mereka
sebagai faktor-faktor iklim baik (faktor-
kerjakan.
faktor hygiene), adalah: (Manullang-
5. Job Condition (Keadaan
Marihot, 2008: 179) Pekerja)
1. Company policy and administrasion Masing-masing manajer dapat berperan
(kebijakan dan administrasi perusahaan) berbuat berbagai macam hal, agar
Yang menjadi sorotan utama disini ialah keadaan masing-masing bawahannya
kebijakan personalia khususnya. Ini menjadi lebih sesuai. Misalnya ruangan
memang tidak langsung ditektukan oleh khusus bagi unitnya, penerangan,
manajer sendiri. Kebijakasanaan perabot, suhu udara dan kodnisi fisik
umumnya ditentukan oleh pimpinan lainnya. Wewenang untuk itu, memang
tertinggi dalam perusahaan, dalam hal tidak seluruhnya berada di tangan
ini oleh Dewan Direksi dengan masing manajer, namun mereka dapat
memperhatikan pendapat serikat sekerja. memperjuangkannya.
Policy personalia umumnya dibentuk
dalam bentuk tertulis. Biasanya, yang
Menurut Manullang-Marihot (2008:
dibuat dalam bentuk tertulis adalah baik
178) Menurut teori Herzberg, faktor-faktor
karena itu yang utama ialah bagaimana
yang berperan sebagai motivator terhadap
pelaksanaan dalam praktek.
2. Technical supervisor pegawai, yakni yang mampu memuaskan
(supervisi) dan mendorong orang untuk bekerja baik
Dengan technikal supervision yang terdiri dari:
menimbulkan kekecewaan dimaksudkan 1. Achievement (keberhasilan pelaksanaan)
adanya kekuranganmampuan dipihak 2. Recognition (pengakuan)
atasan, bagaimana cara mensupervisi 3. The work it self (pekerjaan itu sendiri)
dari segi teknis pekerjaan yang 4. Responsibilities (tanggung jawab)
merupakan tanggung jawabnya atau 5. Advencement (pengembangan)
atasan mempunyai kecakapan teknis
yang lebih rendah dari yang diperlukan 3. METODE PENELITIAN
kedudukannya. Untuk mengatasi hal ini 3.1. Lokasi penelitian
para manajer harus berusaha Lokasi penelitian dilakukan pada PT.
memperbaiki dirinya dengan jalan Intraco Penta Cabang Pekanbaru yang
mengikuti latihan atau pendidikan. terletak di di Jalan Arengka Kav 55 RT
3. Interpersonal supervision

JOM Fekon Vol.1 No.2 April 2014 Page 8


003/010 Labuh Baru Kec. Tampan metode yang berlaku. Metode pengumpulan
Pekanbaru. data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Interview, yaitu data yang
3.2. Populasi dan Sampel dikumpulkan dengan mengadakan
Populasi dalam penelitian ini adalah wawancara secara langsung kepada
seluruh karyawan pada PT. Intraco Penta pimpinan dan sebahagian karyawan
Cabang Pekanbaru, yang bekerja pada yang berkaitan langsung dengan
bagian mekanik. Sebab dalam penelitian ini, masalah yang dibahas.
penulis hanya memfokuskan pelatihan b. Questioner, yaitu dengan
mekanik dalam peningkatan prestasi kerja memberikan daftar pertanyaan
mekanik. Jumlah karyawan yang bekerja berbentuk angket kepada karyawan
pada bagian mekanik untuk tahun 2012 yang telah mengikuti pelatihan pada
sebanyak 80 orang. Untuk kebijakan PT. Intraco Penta Cabang Pekanbaru.
penelitian ini, maka pengambilan sampel Untuk pelatihan dan mutu pelayanan
dilakukan dengan cara sensus. Dengan diberikan pada seluruh karyawan.
demikian, seluruh populasi dijadikan sampel Mutu pelayanan dinilai oleh
dalam penelitian ini. karyawan untuk memperlihatkan
dampak pelatihan yang diterimanya
3.3. Jenis dan Sumber Data selama ini terhadap pekerjaannya
Untuk mengumpulkan informasi dalam memberikan pelayanan
serta data dan bahan lainnya yang sehingga dapat dilihat gambaran
dibutuhkan dalam penelitian ini dilakukan kesuksesan pelatihan yang dilakukan
melalui : perusahaan.
a. Data primer adalah data yang
diperoleh melalui pengumpulan data 3.5. Analisa Data
langsung dari responden meliputi Analisis data yang dilaksanakan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini adalah menggunakan
dari angket yang mengenai pelatihan metode deskriptif, yaitu data-data yang
dan pembelajaran terhadap diperoleh akan dibahas secara menyeluruh
perubahan perilaku karyawan PT. berdasarkan kenyataan yang terjadi di
Intraco Penta Cabang Pekanbaru. perusahaan tempat penelitian ini
b. Data sekunder adalah data atau dilaksanakan, kemudian dibandingkan
laporan perusahaan yang telah diolah dengan konsep maupun teori-teori yang
perusahaan sehingga merupakan data mendukung pembahasan, dan kemudian
yang sudah jadi, seperti sejarah mengambil kesimpulan.
perusahaan, struktur organisasi, Untuk pengukuran variabel penelitian
pembagian tugas, wewenang dan digunakan skala Likert dengan kriteria
tanggung jawab dari masing–masing sebagai berkut: (Sugiono, 2005)
satuan organisasi PT. Intraco Penta - Sangat Sesuai dengan skor :5
Cabang Pekanbaru. - Sesuai dengan skor :4
- Cukup Sesuai dengan skor :3
3.4. Teknik Pengumpulan Data - Kurang Sesuai dengan skor :2
Dalam upaya memperoleh data-data - Tidak Sesuai dengan skor :1
yang dibutuhkan dalam penelitian ini, Berdasarkan 5 kategori diatas maka
digunakan teknik pengumpulan data melalui dapat dihitung skor rata – rata tanggapan
berbagai cara sesuai dengan

JOM Fekon Vol.1 No.2 April 2014 Page 9


Responden terhadap pendidikan dan a. Besaran varince inflation factor
pelatihan, yaitu: (VIF) dan tolerance, model
dikatakan bebas multikolinearitas
Interval : Kriteria : jika VIF disekitar angka 1 dan
1,00 – 1,79 = Tidak Sesuai memiliki nilai tolerance yang
1,80 – 2,59 = Kurang Sesuai mendekati 1.
2,60 – 3,39 = Cukup Sesuai b. Besaran korelasi antar variabel
3,40 – 4,19 = Sesuai bebas, jika korelasi antar variabel
4,20 – 5,00 = Sangat Sesuai bebas lemah (di bawah 0,5) maka
dikatakan bebas multikolinearitas.
3.5. Metode Penelitian Jika pengujian yang dilakukan
3.5.1. Uji Asumsi Klasik menemukan adanya
a. Normalitas Data multikolinearitas, maka dilakukan
Alat diagnostik yang digunakan perbaikan model dengan
untuk Ghozali (2007) menjelaskan mengeluarkan salah satu variabel
normalitas data dapat dilihat pada grafik dengan tingkat tolerance rendah dan
NORMAL P-P PLOT yang korelasi dengan variabel bebas
menunjukkan suatu distribusi data. Data terendah.
dengan distribusi normal akan menyebar c. Uji Heteroskedastisitas
mendekati garis diagonal dan mengikuti Heteroskedastisitas (varian sama)
alur ke kanan atas. merupakan fenomena di mana pada nilai
Alat diagnostik yang digunakan variabel independen tertentu masing-
untuk memeriksa data yang memiliki masing kesalahan (ei) mempunyai nilai
distribusi normal dengan menggunakan varian yang sama sebesar ². Jika model
one sample Kolmogrov Smirnov. Uji yang diperoleh ternyata tidak memenuhi
Kolmogrov Smirnov, dapat diketahui asumsi atau fenomena tersebut maka
bahwa Unstandardized Residual dalam model tersebut terjadi
memiliki nilai signifikansi lebih besar heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas
dari (>) 0,05. Nilai residual berdistribusi ini mengakibatkan nilai-nilai estimator
normal karena nilai signifikansinya lebih (koefisien regresi) dari model tersebut
besar dari 0,05. maka dari itu, hasil tidak efisien meskipun estimator tersebut
penelitian ini dapat diterima. tidak bias dan konsisten. Model regresi
b. Uji Multikolinearitas yang baik adalah model regresi yang
Multikolinearitas merupakan memiliki persamaan variance residual
fenomena adanya korelasi yang suatu periode pengamatan dengan
sempurna antara satu variabel bebas periode pengemeten yang lain.
dengan variabel bebas yang lain.
Konsekuensi praktis yang timbul sebagai 3.5.2. Regresi Berganda
akibat adanya multikolinearitas ini Persamaan regresi linear berganda
adalah kesalahan standar penaksir sebagai berikut :
semakin besar, dan probabilitas untuk Y = α + β1 x1 + β2 x2 + ε
menerima hipotesis yang salah menjadi Dimana : Y = Kinerja karyawan
semakin besar. Pengujian terhadap ada x1 = Pendidikan dan Pelatihan
tidaknya multikolinearitas dilakukan x2 = Motivasi
dengan mengamati: β0 = Konstanta
β1.2 = Koefisien Regresi x1, x2

JOM Fekon Vol.1 No.2 April 2014 Page 10


ε = Variabel lain yang tidak Koefisien determinasi adalah sebuah
diteliti koefisien yang menunjukkan persentase
pengaruh semua variabel independen
terhadap variabel dependen. Persentase
3.5.3 Uji Hipotesis tersebut menunjukkan seberapa besar
a. Uji F variabel independen dapat menjelaskan
Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel dependen. Semakin besar koefisien
varibel bebas secara simultan berpengaruh determinasinya maka semakin baik variabel
terhadap variabel terikat. Hasil uji F pada independen dalam menjelaskan variabel
output SPSS dapat dilihat pada tabel anova dependen. Dengan demikian, persamaan
(Nugroho, 2005: 53-54). Dengan pedoman regresi yang dihasilkan baik untuk
hipotesis: mengestimasi nilai variabel dependen.
a. Jika F hitung < F tabel atau t hitung
< t tabel atau nilai p-value > level of 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
significant (α), maka Ho diterima Ha 41. Analisis Pengaruh Pendidikan dan
ditolak. pelatihan Terhadap Kinerja
b. Jika F hitung > F tabel atau t hitung Berdasarkan hasil penelitian sebagai
> t tabel atau nilai p-value < level of diperoleh hasil penelitian untuk variabel
significant (α), maka Ho ditolak Ha pendidikan dan pelatihan secara parsial
diterima. berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Tingkat signifikan yang digunakan karyawan karena tingkat signifikan yang
adalah 0,05 yang lazim digunakan diperoleh sebesar 0,001 > 0,005. Hal ini
dalam penelitian ilmu-ilmu sosial. Apabila F menunjukkan nilai thitung> ttabel (2,743 > 2,03),
hitung > F tabel, maka terdapat pengaruh maka Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. pendidikan dan pelatihan berpengaruh
Sebaliknya jika F hitung < F tabel signifikan terhadap Kinerja karyawan.
maka variabel bebas tidak mempunyai Dubrin (2005:3) mengemukakan
pengaruh terhadap variabel terikatnya. bahwa pendidikan dan pelatihan itu adalah
b. Uji t (t-test) upaya mempengaruhi banyak orang melalui
Uji parsial dengan menggunakan t-test komunikasi untuk mencapai tujuan, cara
dilakukan untuk menguji pengaruh semua mempengaruhi orang dengan petunjuk atau
variabel bebas secara parsial terhadap perintah, tindakan yang menyebabkan orang
variabel terikat. Uji t ini membandingkan t lain bertindak atau merespons dan
hitung dengan t tabel dengan menentukan menimbulkan perubahan positif, kekuatan
signifikansi tingkat kepercayaan (α) sebesar dinamis penting yang memotivasi dan
0,05 (5 %), maka kriteria untuk menentukan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka
diterima atau ditolak hipotesis adalah mencapai tujuan, kemampuan untuk
sebagai berikut: menciptakan rasa percaya diri dan dukungan
- Terima Ho apabila: diantara bawahan agar tujuan organisasional
t (x/2 : df) < t < t (x/2 : df) dapat tercapai.
berarti Hi ditolak Hasil penelitian ini sejalan dengan
- Tolak Ho apabila penelitian yang dilakukan oleh Brahmasari
t (x/2 : df) > t > t (x/2 : df) dan Suprayetno, 2008 dengan judul
berarti Hi diterima penelitian Pengaruh Motivasi Kerja,
Pendidikan dan pelatihan Terhadap
c. Koefisien determinasi Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya

JOM Fekon Vol.1 No.2 April 2014 Page 11


pada Kinerja karyawan (Studi kasus pada bentuk finansial dan non finansial. Sehingga
PT. Pei Hai International Wiratama karyawan dapat meningkatkan kinerjanya
Indonesia). Hasil penelitian ini dengan adanya finansial dan non finalsial
membuktikan bahwa pendidikan dan yang diperoleh karyawan. Pendapatan yang
pelatihan berpengaruh negatif dan signifikan diperoleh karyawan pada perusahaan ini dari
terhadap kepuasan kerja karyawan, artinya awal sudah ditetapkan cukup, sehingga
hasil dari pelaksanaan aktivitas manajerial motivasi yang diperoleh tidak terlalu
pendidikan dan pelatihan yang dijalankan mempengaruhi tingkat pendapatan utama
belum tentu mempunyai dampak yang selalu karyawan. Sedangkan pendidikan dan
positif atau baik bagi organisasi, sebab pelatihan sangat berpengaruh kinerja
semakin tinggi pelaksanaan aktivitas karyawan. Apabila pimpinan memperhatikan
manajerial pendidikan dan pelatihan karyawan dalam bekerja, karyawan akan
dilakukan, maka akan berdampak pada mendapat arahan lebih baik dalam
penurunan kinerja karyawan dari waktu ke pencapaian pekerjaan sehingga kinerja
waktu. Pelaksanaan aktivitas pendidikan karyawan menjadi meningkat.
dan pelatihan yang lebih banyak ke arah Hasil penelitian ini sejalan dengan
menekan karyawan bisa saja menyebabkan penelitian yang dilakukan oleh Raesita
seorang karyawan dapat mencapai kepuasan Anwar (2010) melakukan penelitian dengan
dalam bekerja, tetapi belum tentu dapat judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
membawa pengaruh yang positif dalam Motivasi dan Diklat terhadap Kinerja
pembentukan kepribadian bawahan untuk Karyawan Pada PT. Pupuk Sriwijaya
ikhlas bekerja mencapai tujuan organisasi. Palembang. Hasil penelitian menyatakan
bahwa motivasi berpengaruh terhadap
42. Analisis Pengaruh Motivasi Terhadap kinerja karyawan.
Kinerja
Hasil penelitian untuk variabel 5.Kesimpulan dan Saran
motivasi secara parsial berpengaruh 5.1. Kesimpulan
signifikan terhadap kinerja karyawan karena 1. Hasil penelitian tentang pendidikan dan
tingkat signifikan yang diperoleh sebesar pelatihan diketahui bahwa pendidikan
0,000 > 0,005. Hal ini menunjukkan nilai dan pelatihan berpengaruh terhadap
thitung> ttabel (3,765 > 2,03), maka Ho ditolak kinerja pegawai. Dengan adanya
dan Hi diterima. Artinya motivasi pendidikan dan pelatihan, maka tingkat
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja intelektual pegawai dapat ditingkatkan.
karyawan. Hasil penelitian untuk variabel
Berdasarkan pembahasan yang telah pendidikan dan pelatihan secara parsial
dilakukan, maka dapat diketahui bahwa berpengaruh signifikan terhadap kinerja
hipotesis yang disajikan dalam penelitian ini karyawan. Berpengaruhnya pendidikan
dapat diterima. Dimana secara simultan dan pelatihan terhadap kinerja karena
variabel bebas dan variabel terikat dengan adanya pendidikan dan pelatihan,
berpengaruh signifikan. Sedangkan secara maka karyawan dapat mengetahui
parsial variabel pendidikan dan pelatihan teknik-teknik baru dalam bekerja
dan motivasi berpengaruh signifikan sehingga kinerja akan menjadi lebih
terhadap kinerja karyawan. baik.
Variabel motivasi berpengaruh 2. Sehubungan hasil penelitian maka dapat
signifikan karena motivasi yang diberikan diketahui bahwa motivasi berpengaruh
kepada karyawan berupa motivasi dalam terhadap kinerja karyawan pada PT.

JOM Fekon Vol.1 No.2 April 2014 Page 12


Intraco Penta Cabang Pekanbaru. 3. Antara pendidikan dan pelatihan,
Variabel motivasi yang diukur dengan motivasi menjadi suatu kesatuan untuk
indikator Memiliki tingkat tanggung meningkatkan kinerja karyawan.
jawab pribadi yang tinggi, Berani Dengan terjadinya perubahan salah satu
mengambil dan memikul resiko, variabel, akan menyebabkan terjadinya
Memiliki tujuan yang realistik, memiliki perubahan kinerja karyawan.
rencanak erja yang menyelruuh dan
berjuang untuk merealisasikan tujuan, Daftar Pustaka
Memanfaatkan umpan balik yang
konkrit dalam semua kegiatan yang Afiff, Faisal, 2007, Perilaku Pekerja Dan
dilakukan, Mencari kesempatan untuk Kinerja Organisasi, Jurnal
merealisasikan rencana yang telah Universitas Paramadina Vol.1 No. 3,
diprogramkan, berpengaruh signifikan Mei 2002: 233-244
terhadap kinerja kinerja Karyawan PT. Brahmasari, Ida Ayu dan Agus Suprayetno,
Intraco Penta Cabang Pekanbaru. Hasil 2008, Pengaruh Motivasi Kerja,
penelitian menunjukkan bahwa motivasi Kepemimpinan dan Budaya
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Organisasi Terhadap Kepuasan
karyawan. Berpengaruhnya motivasi Kerja Karyawan serta Dampaknya
terhadap kinerja dikarenakan motivasi pada Kinerja Perusahaan (Studi
yang diberikan manajemen perusahaan kasus pada PT. Pei Hai
kepada karyawan berupa motivasi International Wiratama Indonesia),
material dan dorongan semangat dan ISSN: 1829-7501.
penghargaan dari perusahaan. Cahyono, Dwi, 2005, Pengaruh Motivasi
3. Penelitian secara simultan dapat Terhadap Kepuasan Kerja, Konflik
diketahui bahwa pendidikan dan Peran Dan Prestasi Kerja Serta
pelatihan, motivasi secara bersamaan Niatan Untuk Pindah, Jurnal
berpengaruh terhadap kinerja karyawan Manajemen.
pada PT. Intraco Penta Cabang Efendi, Merihot Tua Hariandja, 2007,
Pekanbaru. Dengan demikian, perubahan Manajemen Sumber Daya Manusia.
sekecil apapun terhadap pendidikan dan Penerbit Erlangga: Yogyakarta.
pelatihan, motivasi dan akan Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis
mempengaruhi kinerja karyawan. Multivariate dengan Program SPSS,
Edisi Ketiga, Badan Penerbit
5.2. Saran Universitas Diponegoro, Semarang.
1. Agar pendidikan dan pelatihan Gomes Cardoso, F. 2009. Manajemen
sebaiknya diberikan secara kontinue Sumber Daya Manusia. Penerbit
disesuaikan dengan kebutuhan tingkat Andi: Yogyakarta.
pekerjaan dan perkembangan ilmu dan Handoko T. Hani, 2006. Manajemen
teknologi. Personalia dan Sumber Daya
2. Motivasi karyawan perlu ditingkatkan Manusia, Cetakan ke sembilan,
agar karyawan dapat melaksanakan BPFE: Yogyakarta.
pekerjaan sebagaimana mestinya. Hasibuan, SP. 2003. Malayu, Manajemen
Dengan motivasi yang tinggi, maka Sumber Daya Manusia, Edisi
karyawan dapat mencapai kinerja yang Revisi, Bumi Aksara: Jakarta.
diharapkan.

JOM Fekon Vol.1 No.2 April 2014 Page 13


Isyandi, B, 2004. Manajemen Sumber Daya commitment and job performance,
Manusia: Dalam Perspektif Global, Jurnal Manajemen.
Unri Press, Pekanbaru. Saleh, Samsubar, 2004. Statistik Induktif,
James F, Engel, Blockwell, Roger D., and Edisi Keempat, Penerbit Liberty,
Minlard, Pul W., 2004. Perilaku Yogyakarta.
Organisasi, Terjemahan Fx. Savery, Lawson K., 2010, The relationship
Budiyanto, Bina Rupa Aksara, between empowerment, job
Yogyakarta. satisfaction and reported stress
Kadarman, dan Jusuf Udaya, 2004. levels: some Australian evidence,
Pengantar Ilmu manajemen, Edisi Head, School of Management,
Baru,PT Prenhallindo, Jakarta. Curtin University, Bentley, Western
Kartono, Kartini, 2009. Pimpinan dan Australia J. Alan Luks, Leadership
Kepemimpinan : Apakah Pemimpin & Organization, Development
Abnormal itu ?, Edisi 3, Cetakan Journal.
Ke-9, Penerbit CV. Rajawali, Saydam, Guozali, Drs, Bc.TT, 2009.
Jakarta. Manajemen Sumber Daya Manusia,
Koesmedi, Prastiti Rahayu, 2006, Pengaruh Human Resources Management,
Pelatihan Karyawan Terhadap Penerbit Djambatan, Jakarta.
Peningkatan Prestasi Kerja Saydam, Guozali, 2006, Built In Training:
Karyawan Pada PT. Siemens Jurus Jitu Mengembangkan
Indonesia Pekanbaru, Skripsi Profesionalisme SDM, Rosda,
UNRI. Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2007. Sedarmayanti. 2006. Manajemen Sumber
Evaluasi Kinerja Sumber Daya Daya Manusia. Bandar Maju:
Manusia, Refika Aditama, Bandung. Bandung.
Manullang, M. Dan Marihot AMH Simamora, Henry, 2004. Manajemen
Manullang, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit
Personalia, Edisi Ke-3, Gadjah STIE YKPN, Yogyakarta.
Mada University Press, Yogyakarta Sugiono, 2005, Metode Penelitian
Maxwell, John, C, 2007, Mengembangkan Administrasi, Penerbit Alfabet,
Kepemimpinan di Sekeliling Anda, Bandung.
Mitra Media, Jakarta. Swasta, Basu, dan T. Hani Handoko, 2009.
Moekijat, 2007. Pelatihan Dan Manajemen Personalia dan Sumber
Pengembangan Sumber Daya Daya Manusia, Penerbit BPFE,
Manusia, Cetakan keempat, Mandar Yogyakarta.
Jaya: Bandung. Swasto, Bambang, 2006. Manajemen
Nasution, Mulia. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Universitas
Personalia Aplikasi Dalam Brawijaya Fakultas Ilmu
Perusahaan, Djambatan, Jakarta. Administrasi: Malang
Nitisemito, Alex S., 2003, Manajemen Thoha, Miftah, 2007. Perilaku Organisasi:
Personalia : Manajemen Sumber Konsep Dasar dan Aplikasinya,
Daya Manusia. Edisi Revisi, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta Tohardi, Ahmad, 2007, Pemahaman Praktis
Orpen, Christopher, 1997, The effects of Manajemen Sumber Daya Manusia,
formal mentoring on employee work Cetakan I, CV. Mandar Maju,
motivation, organizational Bandung.

JOM Fekon Vol.1 No.2 April 2014 Page 14


Wibisono, Dermawan, 2007, Manajemen
Kinerja Korporasi dan Organisasi,
Erlangga, Jakarta.
Winardi, 2011, Motivasi dan Pemotivasian
dalam Manajemen, Rajawali Pers,
Jakarta.

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang


ketenagakerjaan

JOM Fekon Vol.1 No.2 April 2014 Page 15

You might also like