You are on page 1of 14

Sintesis Katalis Cuo-Zeolit Alam Untuk Reaksi Reduksi Gas No2 (Arif Hidayat,Sutarno)

SINTESIS KATALIS CuO-ZEOLIT ALAM UNTUK REAKSI REDUKSI GAS NO2


MENGGUNAKAN REDUKTOR SENYAWA HIDROKARBON

Arif Hidayat1 dan Sutarno2

Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia1,2)
Jalan Kaliurang Km.14,5 Sleman, Yogyakarta 55501

ABSTRACT

The exhaust gases from automobile engines and industrial boilers contain mainly oxides of carbon
(CO and CO2), oxides of nitrogen (NOx), hydrocarbons (HC), sulphur dioxide (SO2), particulates and
soot. One of the most urgent problems is removal of NOx, typically produced during high-temperature
combustion and contribute to formation of smog and ground-level ozone by reacting with
hydrocarbons in presence of sunlight. Preparation, and modification of CuO / natural zeolite as well
as their characterizations had been carried out. The aim of this research is to prepare the best
characters catalyst for selective catalytic reduction of NOx.
The CuO / natural zeolite was prepared by mechanically mixing of 100 g of natural zeolite, which
it has been heated at 400oC, with CuNO3.3H2O powder, The weight ratio of the mixture was 2.5 and
5% (w/w). The mixture was then calcined at 400oC for 6 hours. The calcined product was
characterized using X-Ray Diffractometry, X-Ray Fluorescence analysis and Gas Sorption Analysis
methods to determine its physicochemical properties changes caused by mixing and calcination.
The characterization results showed that dispertion of CuNO3.3H2O on zeolite resulted in the
increasing of copper concentration on CuO / natural zeolite. The concentration of Cu on natural
zeolite was found to be 0.15% (w/w), meanwhile on CuO / natural zeolite was 2.29% (w/w). From X-
Ray Diffractometry analysis result no information was found that CuO was dipersed on natural
zeolite. It was caused by overlapping of the reflections of zeolite with reflections of CuO. On the
otherhand, the gas sorption analysis result exhibited that the dispersion of CuO on zeolite resulted in
the decreasing of total pore volume as well as specific surface area of the natural zeolite. The specific
surface areas of natural zeolite and CuO / natural zeolite were 228,1 and 172,1 m2/g, respectively,
meanwhile the total pore volumes of natural zeolite and CuO / natural zeolite were 0.2316 and 0.2108
m3/g.

Keywords : natural zeolite, Nitrogen oxide, Selective Catalytic Reduction

1. PENDAHULUAN telah menyebabkan terjadinya gangguan


Beberapa tahun ini dengan semakin kesehatan.
meningkatnya aktivitas industri dan Salah satu usaha untuk mengatasi
bertambahnya jumlah kendaraan bermotor pencemaran udara adalah dengan mereduksi
akan memberikan efek yang negatif bagi gas buang berbahaya (CO, HC, NOx, dan
lingkungan, yaitu meningkatnya tingkat SOx) yang berasal dari gas buang kendaraan
pencemaran udara karena pelepasan gas maupun mesin industri menjadi komponen
berbahaya ke atmosfer. Gas buang yang tidak berbahaya. Alternatif teknologi
berbahaya yang berasal dari aktivitas industri yang dapat mereduksi gas buang berbahaya
dan gas buang kendaraan antara lain adalah: adalah reduksi selektif secara katalitik atau
karbon monoksida (CO), berbagai senyawa dikenal dengan Selective Catalytic Reduction
hidrokarbon (HC), berbagai oksida nitrogen (SCR). Teknologi SCR dapat mereduksi gas
(NOx) dan oksida belerang (SOx). NOx menjadi gas Nitrogen (N2) yang aman
Pencemaran udara yang terjadi telah untuk dibuang ke atmosfer. Untuk
menyebabkan menurunnya kualitas udara kepentingan tersebut, maka diperlukan
sehingga mengganggu kenyamanan bahkan katalis yang terdiri atas: pengemban
(support) dan komponen aktif.

1
Teknoin Vol. 19 No. 1 Maret 2013 : 01- 14

Beberapa material pengemban dilaporkan terlihat dengan peningkatan karakter


untuk kepentingan ini, antara lain: SiO2,  - fisikokimiawi katalis, meliputi: luas
Al2O3, ZSM-5, zeolite dan lempung terpilar permukaan spesifik, distribusi ukuran pori,
(pillared clay). Pemilihan jenis pengemban kristalinitas, keasaman padatan, serta
didasarkan atas pertimbangan kemampuan aktivitasnya pada reaksi reduksi NO2.
untuk meningkatkan sifat katalitik, antara Reducing agent yang digunakan adalah
lain: luas permukaan yang besar, kestabilan senyawa hidrokarbon, yaitu bensin.
thermal, kemampuan pertukaran kation dan Pemakaian bensin sebagai reducing agent
sifat keasaman padatan. Pada penelitian ini dengan pertimbangan bahwa pada gas buang
sebagai pengemban akan dimanfaatkan hasil pembakaran kendaraan bermotor masih
zeolit alam. Hal ini didasarkan pertimbangan terkandung bensin yang belum terbakar,
bahwa deposit sumber daya alam Indonesia keberadaan bensin dalam gas buang tersebut
yang melimpah dan berpotensi sebagai akan dimanfaatkan sebagai reducing agent.
material pengemban / support untuk Dengan demikian apabila di masa yang akan
kepentingan katalitik. Hal ini dikarenakan datang, jika katalis ini dapat diaplikasikan
zeolit alam memiliki struktur yang berpori untuk kendaraan bermotor, maka tidak
sehingga memperbesar luas permukaan. diperlukan tambahan injeksi reducing agent
Disamping itu, zeolit alam setelah pada gas buang.
dilakukan aktivasi dan modifikasi akan
meningkat sifat katalitiknya yaitu 2. TINJAUAN PUSTAKA
kemampuan pertukaran kation dan sifat Beberapa tahun ini dengan semakin
keasaman padatan. Dari penelusuran meningkatnya aktifitas industri dan jumlah
pustaka, selama ini zeolit alam telah banyak kendaraan bermotor yang semakin
digunakan untuk berbagai kepentingan, meningkat akan memberikan efek yang
diantaranya untuk fotokatalis dekolorisasi negatif bagi lingkungan, yaitu meningkatnya
zat warna tekstil, adsorpsi logam berat, dan tingkat pencemaran udara, terutama di kota -
katalis perengkah. Penggunaan zeolit alam kota besar disebabkan oleh emisi gas buang.
sebagai katalis reduksi gas NO2 belum Emisi gas buang dari mesin umumnya terdiri
banyak dipelajari. Zeolit alam memiliki dari gas Nitrogen (N2), Karbondioksida
struktur berpori yang memberikan luas (CO2), dan Air (H2O). Namun, karena proses
permukaan tinggi dan distribusi pori yang pembakaran di mesin tidak pernah
relatif homogen digunakan untuk sempurna, beberapa zat yang berbahaya pun
mendispersikan komponen aktif logam turut dihasilkan, yaitu gas NOx, CO, dan
sekaligus untuk menjaga stabilitas termal HC. Senyawa HC biasanya dihasilkan dari
pada suhu tinggi. Disamping itu dengan pembakaran bensin yang tidak sempurna.
memanfaatkan bahan alam, maka nilai Gas - gas berbahaya yang berasal dari
tambah ekonomis zeolit alam dapat emisi gas buang dapat menimbulkan efek
ditingkatkan. negatif terhadap lingkungan. Gas NOx selain
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam berakibat langsung pada kerusakan tanaman
penelitian ini akan dilakukan pemanfaatan dan meracuni manusia, hasil akhir
zeolit alam sebagai material pengemban pencemarannya adalah asam nitrat (HNO3)
logam Tembaga (Cu) dan sebagai katalis yang terintersepsi kedalam lingkungan
SCR untuk reduksi gas NO2 dengan reduktor dalam bentuk garam - garam nitrat dalam air
(reducing agent) senyawa hidrokarbon. hujan (menyebabkan hujan asam).
Katalis disintesis dengan cara Sedangkan gas CO yang terhirup ke saluran
mendispersikan logam Cu ke dalam pori - pernafasan akan berikatan dengan
pori dan permukaan zeolit alam. Sebelum haemoglobin (Hb) dan terikut aliran darah
dilakukan dispersi logam - logam tersebut, sehingga mengganggu transpor oksigen.
zeolit alam diaktivasi dengan perlakuan Senyawa HC bersifat karsinogenik jika
asam. Keberhasilan sintesis katalis akan masuk ke dalam jaringan makhluk hidup,

2
Sintesis Katalis Cuo-Zeolit Alam Untuk Reaksi Reduksi Gas No2 (Arif Hidayat,Sutarno)

dengan oksida nitrogen, HC akan bereaksi Pada perbandingan campuran bahan bakar
secara foto oksidasi membentuk smog. dan udara yang rendah (campuran kaya
Untuk mengatasi pencemaran udara, bahan bakar / rich burn) atau < 1 reduksi
pemerintah telah membuat regulasi tentang NOx menjadi N2 mempunyai konversi tinggi
pembatasan emisi gas buang, baik dari dan konversi CO dan HC menjadi CO2 dan
kendaraan bermotor maupun gas buang H2O rendah. Sedangkan pada perbandingan
mesin industri. Dengan adanya regulasi campuran bahan bakar dan udara yang tinggi
pemerintah tersebut, maka pembuat mesin (campuran irit bahan bakar / lean burn) atau
kendaraan dan mesin industri dituntut untuk  > 1 diperoleh hasil yang sebaliknya, NOx
dapat mengembangkan teknologi yang yang terkonversi menjadi N2 rendah dan
berguna dalam mengatasi pencemaran udara konversi CO dan HC menjadi CO2 dan H2O
dengan meminimalisir gas buang berbahaya tinggi.
yang dilepaskan ke atmosfer. Sejak tahun 1997, hampir seluruh Negara
Salah satu teknologi yang dapat telah meratifikasi protokol Tokyo, dimana
digunakan untuk mengurangi gas - gas telah disepakati bahwa emisi gas rumah kaca
berbahaya dilepaskan ke atmosfer adalah (utamanya adalah CO2) baik yang berasal
dengan mengkonversikan gas - gas dari kendaraan bermotor maupun industri
berbahaya menjadi gas yang tidak akan terus dikurangi. Salah satu cara untuk
berbahaya. Untuk dapat melakukan hal mengurangi emisi gas CO2 dari kendaraan
tersebut maka sejak tahun 1970-an telah bermotor adalah dengan sedapat mungkin
dikembangkan catalytic converter. Fungsi mesin dapat bekerja dengan perbandingan
utama catalytic converter adalah campuran bahan bakar dan udara yang tinggi
mengoksidasi gas karbon monoksida (CO) (mesin irit bahan bakar). Dengan kondisi
dan hidrokarbon (HC) menjadi mesin irit bahan bakar maka katalis TWC
karbondioksida (CO2) dan air (H2O). tidak dapat lagi feasible untuk dapat
Catalytic converter juga mereduksi oksida mengurangi emisi gas buang, karena pada
nitrogen (NOx) hasil oksidasi di ruang kondisi irit bahan bakar konversi NOx
pembakaran menjadi gas nitrogen (N2) yang menjadi gas yang tidak berbahaya rendah.
tidak berbahaya. Berdasarkan hal tersebut dikembangkan
Catalytic converter yang pertama kali jenis katalis baru yang dapat bekerja pada
dikembangkan adalah Three-way catalyst mesin irit bahan bakar.
(TWC). Katalis TWC mulai diperkenalkan Catalytic converter yang dikembangkan
di Amerika Serikat sejak tahun 1976. Katalis untuk pemakaian pada mesin irit bahan
ini bekerja dengan baik pada keadaan bakar adalah katalis Selective Catalytic
stoikhiometris dengan perbandingan bahan Reduction (SCR). Prinsip kerja dari katalis
bakar dan udara 1 : 14,6 atau dikenal dengan ini hampir sama dengan katalis TWC, yaitu
labmda window ()= 1. Kondisi operasi reduksi NOx menjadi N2 dan konversi CO
perbandingan bahan bakar dan udara di dan HC menjadi CO2 dan H2O. Pada katalis
mana katalis TWC bekerja dengan baik SCR untuk mereduksi NOx menjadi N2 pada
dapat dilihat pada Gambar 1. kondisi campuran yang irit bahan bakar,
digunakan reducing agent yang berfungsi
untuk mereduksi NOx yang terbentuk.
Reducing agent yang dapat digunakan untuk
mereduksi NOx adalah ammoniak (NH3)
atau senyawa hidrokarbon (HC).
Katalis Selective Catalytic Reduction
(SCR) adalah adalah katalis yang berfungsi
untuk mereduksi gas NOx menjadi gas
Nitrogen (N2) dengan menggunakan
Gambar 1. Kondisi Operasi Katalis TWC. reducing agent. Pada reduksi selektif,

3
Teknoin Vol. 19 No. 1 Maret 2013 : 01- 14

konversi gas NOx menjadi N2 terjadi pada yang lebih tinggi dibandingkan katalis Cu-
situs aktif pada permukaan katalis dimana ZSM-5. Peneliti lain, Nikolopoulos et.al.
reduksi terjadi dengan bantuan pereduktor (1999), juga telah meneliti Pt / Al2O3 dan Rh
(reducing agent). Reducing agent yang / Al2O3 sebagai katalis untuk mereduksi NO
digunakan untuk mereduksi NOx dapat dengan menggunakan C3H6 pada keadaan
berupa senyawa hidrokarbon (HC), amoniak oksigen berlebih. Pada suhu yang rendah
(NH3) atau senyawa organik lainnya. katalis Pt / Al2O3 menunjukkan keaktifan
Dari hasil studi pustaka yang telah yang lebih tinggi dibandingkan katalis Rh /
dilakukan, beberapa peneliti telah Al2O3. Pemilihan logam sebagai komponen
menggunakan berbagai macam logam aktif pada katalis HC-SCR mempengaruhi
sebagai situs aktif maupun variasi reducing keaktifan dan selektivitas dari katalis.
agent. Fungsi dari logam adalah untuk Bosch and Janssen (1988) mempelajari
mengkatalis oksidasi NO menjadi NO2, beberapa jenis oksida logam yang digunakan
mengoksidasi CO menjadi CO2, dan reduksi untuk reduksi selektif gas NOx, yaitu: V2O5,
NO2 menjadi N2 (Burch, 1997). Fe2O3, CuO, Cr2O3, Co3O4, NiO, CeO2,
Qi et.al. (2003) telah meneliti logam Fe La2O3. Dari serangkaian uji aktivitas katalis
dan Me dengan pengemban (support) TiO2 menunjukkan bahwa V2O5 mempunyai nilai
sebagai katalis SCR dengan reducing agent aktivitas yang paling tinggi.
gas NH3. Hasil penelitian menunjukkan Penggunaan NH3 reducing agent
bahwa katalis Fe-Mn / TiO2 dapat memiliki beberapa keuntungan, diantaranya
digunakan sebagai katalis SCR pada suhu adalah NH3 mempunyai tingkat selektivitas
120oC pada keadaan udara berlebih (oxygen yang tinggi terhadap reduksi NO dan NH3
excess). Peneliti lain, Cheng et.al. (2003) dapat digunakan pada keadaan udara
melakukan penelitian tentang katalis SCR berlebihan (Bogner, 1995). Namun
menggunakan campuran oksida logam Fe2O3 penggunaaan NH3 juga memiliki beberapa
dan Cr2O3 dengan penyangga Titania- kelemahan, diantaranya adalah pada katalis
Alumina terpilar (Ti-PILC). Dari hasil untuk gas buang kendaraan diperlukan
penelitian diperoleh pada perbandingan Fe adanya tangki tambahan selain tangki bahan
dan Cr= 3, katalis menunjukkan aktivitas bakar, untuk menampung NH3. Disamping
yang paling tinggi pada reduksi NO itu, NH3 yang digunakan dalam bentuk
menggunakan NH3 sebagai reducing agent. larutan Urea (NH4(CO)2NH2), sehingga
Kemampuan campuran oksida logam untuk mendapatkan NH3 sebagai reduktor,
lainnya, yaitu Al2O3 dan Mn2O3, telah katalis harus mempunyai kemampuan untuk
dilaporkan oleh Singoredjo et.al. (1992) hidrolisis larutan Urea. (König et al., 2000).
sebagai katalis SCR dengan reducing agent Reduksi selektif katalitik gas NOx dengan
NH3. Dari hasil penelitiannya diperoleh data menggunakan reduktor senyawa hidrokarbon
bahwa katalis Mn-Al2O3 dapat digunakan (HC-SCR) merupakan kajian yang menarik
untuk mereduksi gas NOx pada suhu antara untuk diteliti. Hal ini disebabkan
383 - 573o K. penggunaan senyawa hidrokarbon akan
Penggunaan Mn-ZSM5 sebagai katalis menciptakan kondisi yang mirip pada
SCR dengan reducing agent gas Metana saluran gas buang kendaraan. Reduksi
(CH4) juga telah diteliti oleh Campa et.al katalitik gas NOx dengan reduktor senyawa
(1998). Pada penelitiaannya Campa et.al. hidrokarbon kemungkinan dapat dijelaskan
membandingkan keaktifan katalis Mn-ZSM- menurut salah satu mekanisme sebagai
5 terhadap katalis lain, yaitu Cu-ZSM-5 dan berikut (Parvulescu et al., 1998) :
Co-ZSM-5. Hasil penelitian menunjukkan a. Mula - mula NO terdekomposisi menjadi
bahwa pada katalis terbentuk senyawa nitrat atom N dan O yang teradsorbsi pada
yang merupakan hasil adsorpsi gas NO2 ke pernukaan katalis. Senyawa hidrokarbon
permukaan katalis. Katalis Mn-ZSM-5 dan kemudian bereaksi dengan atom O pada
Co-ZSM-5 juga menunjukkan keaktifan permukaan katalis. Selanjutnya akan

4
Sintesis Katalis Cuo-Zeolit Alam Untuk Reaksi Reduksi Gas No2 (Arif Hidayat,Sutarno)

tersedia permukaan aktif katalis untuk diembani dengan logam - logam Co, Ni, Cu,
dekomposisi gas NO yang belum bereaksi Fe, Sn, Ga, In, Ag, dari hasil analisis
membentuk N2 dengan atom N yang menunjukkan aktivitas yang tinggi dalam
teradsorbsi pada permukaan katalis. mereduksi gas NOx (NO dan NO2). Untuk
b. NO teroksidasi menjadi NO2, dimana katalis oksida logam, jenis hidrokarbon yang
kemudian akan direduksi oleh senyawa banyak digunakan adalah dari golongan
hidrokarbon lewat pembentuk senyawa alkene yang memiliki rantai pendek (C2 atau
organik antara. C3). Hidrokarbon dengan rantai karbon yang
c. Terjadinya oksidasi parsial senyawa lebih panjang, seperti yang terkandung
hidrokarbon dengan O2 dan NO2 untuk dalam bensin, juga telah dipelajari untuk
membentuk senyawa antara yang reduksi NOx pada katalis Cu / sulphated-
mengandung atom O atau N, dan ZrO2 dan Ag / Al2O3 (Delahay, et.al. (1998);
selanjutnya akan terkonversi menjadi N2. Shimizu, et.al. (2000)).
Modifikasi katalis dengan pengembanan Untuk mempelajari pengaruh konsentrasi
logam untuk kepentingan reaksi reduksi O2 pada reduksi NO, Chi dan Chuang (2000)
selektif NOx dengan reduktor senyawa melakukan variasi konsentrasi O2 pada
hidrokarbon telah dilakukan oleh beberapa reduksi NO menggunakan katalis CuO /  -
peneliti. Shen, et.al. (2003) mempelajari Al2O3. Pada penelitian ini dilakukan variasi
pemakaian Platina (Pt) sebagai komponen perbandingan O2 dan NO, yaitu,
aktif pada reaksi reduksi NOx dengan perbandingan O2 dan NO yang rendah (O2 /
pengemban MCM-41, Al2O3 dan SiO2. NO = 25) dan perbandingan O2 dan NO yang
Pengembanan dilakukan dengan metode tinggi (O2 / NO = 83,4) pada total aliran gas
impregnasi menggunakan prekursor 75 cm3 / menit dengan menggunakan
Pt(NH3)4(NO3)2. Uji aktivitas dilakukan pada reduktor C3H6. Hasil penelitian
aliran gas dengan kecepatan 200 mL / menit menunjukkan bahwa pada keadaan oksigen
yang terdiri atas 1000 ppm NO, 1000 ppm yang berlebihan (O2 / NO = 83,4)
C3H6 atau C3H8, 5% oksigen dan gas helium. memberikan konversi NO yang lebih tinggi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pt / dibandingkan O2 / NO = 25 pada suhu di atas
MCM-41 menunjukkan aktivitas yang paling 450oC.
tinggi untuk mereduksi NO dibanding Pt / Komponen penyusun lain dari katalis HC-
SiO2 dan Pt / Al2O3. Konversi tertinggi SCR adalah pengemban (support material).
dicapai pada suhu 220 dan 250oC, yaitu Pengemban yang digunakan pada katalis
mencapai 60 - 70%. Selain reduksi NO HC-SCR merupakan komponen yang
menjadi N2, terjadi reaksi samping penting, karena berfungsi menyediakan luas
pembentukan N2O Penambahan logam Ru permukaan untuk pendispersian kompnen
akan memperbesar kisaran suhu reaksi dan aktif logam. Bahan penyusun pengemban
meningkatkan selektivitas katalis. dapat berupa  - Al2O3, SiO2, ZrO2 atau
Pengembanan logam Pt pada MCM-41 untuk zeolit (Amin, et.al. (2004); Jeon, et.al.
reduksi gas NO juga dipelajari oleh Jeon, (2003); Li, et.al. (2004); Marnellos, et.al.;
et.al. (2003). Untuk mempebesar kisaran (2004)). Zeolit alam merupakan material
suhu reaksi reduksi, ditambahkan logam yang memiliki struktur berpori, sehingga
Vanadium (V). Hasil analisis menunjukkan akan menyediakan luas permukaan yang
bahwa konversi NO mencapai 91% pada besar untuk mengakomodasi situs aktif yang
kisaran suhu 270-340oC. dibentuk oleh logam. Distribusi pori yang
Selain kelompok logam mulia, oksida homogen pada zeolit alam akan memberikan
logam dapat digunakan untuk reduksi kestabilan termal pada suhu yang tinggi.
selektif NOx dengan hidrokarbon (Hamada, Jenis hidrokarbon sebagai reducing agent
et.al. (1992); Kintaichi, et.al. (1990); Bethke, akan mempengaruhi reduksi NOx pada
et.al. (1994)). Beberapa jenis oksida logam, katalis HC-SCR. Reducing agent berfungsi
antara lain : Al2O3, TiO2, ZrO2, MgO untuk mereduksi gas NOx menjadi gas N2

5
Teknoin Vol. 19 No. 1 Maret 2013 : 01- 14

yang tidak berbahaya. Hidrokarbon yang Modifikasi CuO-zeolit alam dilakukan


telah dipelajari sebagai reducing agent dengan metode pertukaran ion dengan cara
antara lain metana (CH4) (Pieterse, mencampurkan larutan Cu dari garam
et.al.(2003); Muanula, et.al. (2006); Li, CuNO3.3H2O, dengan zeolit alam berukuran
et.al. (2004), Marnellos et.al. (2004)), 200 mesh hasil aktivasi dengan pelarut
propilene (C3H6) (Jeon, et.al., 2003), dan akuades. Katalis hasil modifikasi kemudian
propana (C3H8) (Ramirez et.al., 2004). dikalsinasi dengan mengalirkan gas N2 pada
Disamping itu senyawa hidrokarbon, alkohol temperatur 300oC dilanjutkan dengan
(C2H5OH) dapat digunakan sebagai reducing oksidasi dengan aliran gas O2 pada
agent pada katalis SCR. temperatur 300oC.
Katalis CuO / zeolit alam hasil modifikasi
3. METODE PENELITIAN kemudian dikarakterisasi dengan pengukuran
3.1. Alat dan Bahan X-Ray Diffraction untuk melihat ada /
Alat yang digunakan dalam penelitian ini tidaknya pembentukan kristal logam Cu
adalah : peralatan gelas, lumpang porselen, pada permukaan padatan, analisis luas
ayakan, oven, furnace, timbangan digital, permukaan spesifik padatan dan distribusi
kertas saring, desikator, kurs, pengaduk ukuran pori, analisis keasaman padatan.
magnet, reaktor kalsinasi dan oksidasi.
Sedangkan alat instrumen yang digunakan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah: Spektrofotometri UV-Visible, X-Ray Sintesis CuO-zeolit alam dari zeolit alam
Diffraction, Surface Area Analyzer, dan diawali dengan tahap aktivasi zeolit dengan
Fourier Transform Infra Red. Bahan yang tujuan membersihkan zeolit dari mineral
digunakan dalam penelitian ini adalah: zeolit pengotor. Hilangnya pengotor dalam mineral
alam, CuNO3.3H2O, larutan H2SO4, diharapkan dapat memberikan ruang atau
aquadest, Ba(OH)2, gas nitrogen (N2), gas pori - pori yang lebih luas sehingga dapat
oksigen (O2). ditempati oleh partikel logam Cu.
Prosedur aktivasi mineral zeolit alam
3.2. Cara Penelitian adalah sebagai berikut : Sebanyak 100 gram
Zeolit alam mula - mula digerus zeolit zeolit alam digerus dan diayak hingga
alam dalam lumpang porselen, kemudian ukuran seragam 100 mesh. Serbuk yang
diayak sampai ukuran 200 mesh. Selanjutnya diperoleh kemudian direfluks bersama
dilakukan aktivasi zeolit alam dengan dengan asam sulfat (H2SO4) 0,5 M pada
melarutkan 200 gr zeolit alam yang sudah temperatur 90oC sehingga terjadi proses
diayak ke dalam 500 ml larutan H2SO4 0,5 penghilangan mineral pengotor. Setelah
M dan diaduk dengan stirer selama 4 jam refluks selesai, dilakukan pencucian hingga
pada suhu kamar. Setelah 4 jam, larutan mineral netral (pH = 7) dan bebas ion sulfat
didinginkan kemudian dilakukan (dites menggunakan Ba(OH)2). Keberhasilan
penyaringan dengan kertas saring Whatman sintesis dikenali dengan karakterisasi
42, dan dipisahkan antara padatan dan material meliputi analisis kristalinitas
filtratnya. Filtrat kemudian dibuang, dengan X-Ray Diffraction (XRD), analisis
sedangkan padatan dicuci dengan aquadest gugus fungsi dengan metode Fourier
hingga pH netral. Setelah pH netral, filtrat Transform Infra Red (FTIR) dan analisis
dicek dengan meneteskan Ba(OH)2. Apabila luas permukaan spesifik.
setelah ditetesi Ba(OH)2 terbentuk larutan
keruh, penetralan dilanjutkan. Setelah 4.1. Karakterisasi Zeolit Alam (ZA) dan
padatan bebas sulfat yaitu tidak terbentuk Zeolit Alam Teraktivasi (ZAA)
larutan keruh pada filtrat setelah ditetesi Karakterisasi yang dilakukan terhadap
Ba(OH)2, padatan kemudian dikeringkan zeolit alam asal Wonosari meliputi
dalam oven pada suhu 130oC selama 24 jam. penentuan luas permukaan spesifik padatan,

6
Sintesis Katalis Cuo-Zeolit Alam Untuk Reaksi Reduksi Gas No2 (Arif Hidayat,Sutarno)

data kristalinitas menggunakan X-Ray Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh


Diffraction (XRD), penentuan silika dan aktivasi terhadap struktur Kristal zeolit maka
alumina menggunakan metode gravimetri dilakukan analisis XRD terhadap sampel
dan penentuan kapasitas pertukaran kation yang sudah diaktivasi. Hasil karakterisasi
secara Atomic Absorption Spectrophotometry zeolit alam yang sudah diaktivasi dapat
(AAS). dilihat pada Gambar 3. Dari Gambar 3
terlihat bahwa tidak terlihat perbedaan yang
4.2 Karakterisasi Menggunakan X-Ray signifikan antara pola difraktogram zeolit
Diffraction (XRD) alam sesudah dan setelah aktivasi
Karakterisasi ini bertujuan untuk menggunakan larutan H2SO4. Refleksi
mengetahui kandungan struktur kristal dengan intensitas yang tajam teramati pada
mineral pada zeolit alam. Data yang daerah 2θ = 25,77° yang merupakan puncak
diperoleh disajikan pada Gambar 2. Berdasar spesifik struktur kristal mordenite.
difraktogram yang diperoleh, terlihat adanya Di samping itu beberapa puncak spesifik
puncak - puncak karakteristik yang pada 2θ= 22,42°; 22,82o; 26,71o dan 27,71o
menunjukkan adanya mineral mordenit, dan menunjukkan puncak spesifik mordenite.
clinoptilolit. Pada difraktogram zeolit asal Keberadaan mineral jenis clinoptilolit juga
pada Gambar 3 terdapat refleksi dengan teridentifikasi dengan adanya refleksi pada
intensitas yang tajam pada daerah 2θ = 2θ= 19,74°; 22,42 o dan 26,42o.
9,82°; 22,31°; 25,66°; 26,04; 26,64; dan Dengan demikian dapat disimpulkan
27,79°. Refleksi ini merupakan karakteristik bahwa perlakuan dengan cara aktivasi
refleksi mordenit. Pada 2θ = 27,79o menggunakan laruan H2SO4 tidak merusak
menunjukkan intensitas yang paling besar struktur kristal zeolit alam.
merupakan mineral penyusun utama
mordenit. Hal ini menunjukkan bahwa zeolit M

alam yang diteliti sebagian besar tersusun


M
atas mineral mordenit. Dengan demikian
M
dapat diketahui bahwa zeolit yang digunakan CM
pada penelitian ini dapat digolongkan jenis C
M
mordenit. Selain adanya puncak karakteristik M
M

dari mineral mordenit, beberapa puncak


menunjukkan kandungan mineral lain yatui 5 10 15 20 25 30

adanya puncak spesifik clinoptilolit pada 2θ


o
Gambar 3. Difraktogram Zeolit Alam Aktivasi.
2 theta ( )

= 19,69°; 21,94 o dan 26,27o.


4.3. Karakterisasi Menggunakan Fourier
Transform Infra Red (FTIR)
Untuk memperkuat hasil analisa
karakteristik material zeolit alam maka
dilakukan analisa menggunakan FTIR.
Secara spektroskopis, zeolit dapat diamati
pada rentang daerah bilangan gelombang
300 - 1300 cm-1. Panjang gelombang
tersebut merupakan daerah utama serapan
ikatan tetrahedral dari komponen utama
penyusun zeolit yaitu SiO4 dan AlO4
(Hamdan, 1992). Sedangkan hasil analisis
spektra infamerah untuk zeolit alam mentah
Gambar 2. Difraktogram Zeolit Alam. dapat dilihat pada Gambar 4.

7
Teknoin Vol. 19 No. 1 Maret 2013 : 01- 14

Untuk spektra zeolit alam mentah terlihat Tabel 1. Perbandingan Serapan Gugus
bahwa serapan pada bilangan gelombang () Fungsional dari Zeolit Alam Mentah dan Zeolit
3450 cm-1 karakteristik untuk rentangan O-H Alam Aktivasi.
oktahedral (O-H) regang) dari H2O yang Bilangan gelombang (cm-1)
Zeolit Zeolit Serapan
diperkuat oleh serapan pada bilangan
Alam Alam gugus
gelombang () 1641 cm-1 yang merupakan Mentah Aktivasi fungsional
serapan deformasi dari H2O (O-H tekuk). 3450 3450 OH regang
Serapan pada bilangan gelombang 1047 dan dan dan dari OH
dan 795 cm-1 merupakan serapan regangan 1641 1639 oktahedral
asimetris dan asimetris eksternal O-Si-O atau 1047 1059 dan atau
O-Al-O. Serapan pada bilangan gelombang 795 795 H2O
461 cm-1 adalah karakteristik ikatan Al-O 461 463 Regangan
dan Si-O bonding. asimetris
internal O-
T-O, (T=
Si dan Al)
Regangan
795 simetri
2360
eksternal
1641
O-T-O,
3450 461
(T= Si dan
1047 Al)
vibrasi
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500
bilangan gelombang (cm )
-1 tekuk T-
Gambar 4. Spektra FTIR untuk Zeolit Alam. O-T (T=
Si)
Selanjutnya untuk melihat pengaruh
perlakuan asam terhadap karakteristik gugus Dari hasil analisis FTIR terlihat bahwa
fungsional pada permukaan material, ada tidak ada perbedaan signifikan antara
dilakukan analisis spektra terhadap zeolit zeolit alam mentah dan zeolit alam setelah
alam aktivasi yang hasilnya dapat dilihat aktivasi asam menunjukkan tidak terjadinya
pada Gambar 5. Dari Gambar 5 dapat perubahan gugus fungsional akibat proses
diamati bahwa tidak terjadi perbedaan yang aktivasi asam. Pada serapan vibrasi Al-O dan
cukup signifikan terhadap hasil analisis Si-O tidak ada perubahan bilangan
gugus fungsional zeolit alam aktivasi dengan gelombang yang signifikan. Hal ini
zeolit alam mentah. Untuk memudahkan mengindikasikan bahwa proses aktivasi
perbandingan maka hasil analisis spektra IR asam tidak merusak ikatan Al-O dan Si-O.
dari kedua sampel disajikan pada Tabel 1.
4.4. Karakterisasi Kandungan Silika
Alumina
Karakterisasi kandungan silika dan
2361
795 alumina dalam material baik zeolit alam
1639 maupun zeolit alam teraktivasi dilakukan
secara gravimetri. Pertimbangan pemilihan
3450 463
metode adalah bahwa kandungan utama
dalam mineral zeolit alam adalah silika dan
1059
alumina. Penggunaan metode spektroskopi
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500
Bilangan gelombang (cm )
-1
dan metode instrumental lainnya dengan
Gambar 5. Spektra FTIR untuk Zeolit Alam ketelitian tinggi dapat menyebabkan
Aktivasi. kesalahan analisis yang lebih besar pada
sampel jenis ini.

8
Sintesis Katalis Cuo-Zeolit Alam Untuk Reaksi Reduksi Gas No2 (Arif Hidayat,Sutarno)

Prinsip metode adalah destruksi mineral Tabel 3. Hasil Analisis Kapasitas Pertukaran
dengan asam kuat (HNO3 dan HCl) sehingga Kation.
meninggalkan silika dan alumina. Hasil Sampel KPK (mek/gram)
analisis yang diperoleh disajikan pada Tabel Zeolit Alam
0,88
2. Zeolit Alam
0,77
teraktivasi
Tabel 2. Hasil Analisis SiO2 dan Al2O3 dalam
Sampel Zeolit Alam Mentah dan Zeolit Alam Kapasitas Pertukaran Kation dari zeolit alam
Aktivasi. mengalami penurunan setelah proses
Sampel SiO2 (%) Al2O3 (%) aktivasi. Hal ini disebabkan oleh lebih
Zeolit Alam banyaknya ion tertukar pada mineral zeolit
26,38 6,12
Zeolit Alam sebelum mengalami aktivasi.
32,47 6,11
Aktivasi
4.6. Keasaman Padatan
Berdasar data analisis yang diperoleh Analisis keasaman padatan dilakukan
terlihat bahwa kandungan mineral Al2O3 baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
dalam sampel tidak mengalami perubahan Secara kuantitatif, keasaman diukur berdasar
oleh adanya proses aktivasi, sedangkan kemampuan penyerapan gas amoniak setelah
kandungan mineral SiO2 dalam mineral sampel mengalami pemanasan untuk
mengalami kenaikan oleh adanya aktivasi. memperbesar pori. Semakin banyak amoniak
Hal ini menunjukkan bahwa proses aktivasi terserap menunjukkan bahwa situs asam
berhasil dengan baik dengan tanpa merusak Lewis di permukaan padatan semakin besar.
struktur mineral. Naiknya prosentase Data yang diperoleh disajikan pada Tabel 4.
kandungan silika dalam mineral
menunjukkan adanya defisiensi pengotor Tabel 4. Hasil Analisis Keasaman Padatan.
dalam mineral. pengotor yang dimaksud Keasaman
Sampel
adalah adanya silika dalam bentuk kuarsa. (mmol/gram)
Kadar Al2O3 dengan nilai yang tetap Zeolit Alam
0,046
menunjukkan bahwa aktivasi terhadap Zeolit Alam
0,0444
mineral tidak menyebabkan dealuminasi teraktivasi
material.
4.7. Luas Permukaan Spesifik Padatan
4.5. Karakter Kapasitas Pertukaran Data luas permukaan spesifik padatan,
Kation (KPK) volume pori, rerata jejari pori padatan
Karakter Kapasitas Pertukaran Kation disajikan pada Tabel 5.
(KPK) dari material dilakukan dengan
prinsip penjenuhan mineral dalam zeolit Tabel 5. Data Analisis Luas Permukaan Spesifik.
dengan ion ammonium (NH4+) dilanjutkan Zeolit Zeolit alam
Karakter
dengan pertukaran ion Cu2+. Reaksi yang alam aktivasi
Luas permukaan
terlibat adalah sebagai berikut :
spesifik (m2/g) 177,542 228,075
Volume Pori
(cm3/g) 0,2005 0,2316
Rerata jejari pori 22,5898 20,3052
(Å)

Kenaikan luas permukaan spesifik terjadi


Pertukaran ion Cu2+ dilakukan dengan oleh proses aktivasi mineral zeolit dari
shaker selama 24 jam untuk memperoleh sebesar 177,542 m2 / g menjadi 228,075 m2 /
kesetimbangan pertukaran ion. Hasil analisis g. Kenaikan luas permukaan spesifik ini
dan pengolahan data menunjukkan nilai disertai dengan penurunan rerata jejari pori
KPK disajikan pada Tabel 3. dari 22,5898 Å menjadi 20,3052 Å. Hal ini

9
Teknoin Vol. 19 No. 1 Maret 2013 : 01- 14

menunjukkan bahwa aktivasi menyebabkan pengukuran. Jika dalam difraktogram


kenaikan distribusi ukuran pori mineral pada muncul karakteristik CuO, maka dapat
range mikropori sebagai akibat dari disimpulkan bahwa sintesis membentuk
defisiensi mineral pengotor. Namun agregasi oksida tembaga. Dari sisi
demikian, volume total pori padatan kristalinitas padatan, terlihat kecenderungan
menunjukkan kenaikan. Hal ini semakin kenaikan beberapa punck khas mordenit.
mendukung asumsi adanya mikropori baru Berdasar puncak karakteristik mordenit pada
yang terbentuk oleh proses aktivasi. d sekitar 25,8 hingga 25,9 Å dapat
ditentukan ada tidaknya kerusakan struktur
4.8. Karakterisasi Katalis CuO / zeolit kristal melalui pengukuran kristalinitas
Sintesis katalis CuO / zeolit alam relatif. Perhitungan terhadap intensitas
dilakukan dengan metode impregnasi, (counts) data menghasilkan angka
dengan prekursor larutan tembaga (II) nitrat kristalinitas disajikan pada Tabel 6.
pada variasi konsentrasi 2,5 dan 5%. Setelah
impregnasi, dilanjutkan kalsinasi dengan Tabel 6. Perhitungan Kristalinitas Relatif CuO /
aliran gas N2, selanjutnya dilakukan oksidasi Zeolit Alam.
dengan aliran gas O2. Sampel yang diperoleh Sampel Kristalinitas relatif (%)
disebut CuO / zeolit 2,5 dan CuO / zeolit 5. Zeolit alam 100
Perbandingan data XRD sampel zeolit Zeolit alam
100,8
alam aktivasi, CuO / zeolit alam 2,5 dan teraktivasi
CuO/zeolit alam 2,5 302,5
CuO / zeolit alam 5 disajikan pada Gambar
CuO/zeolit alam 5 346,2
6. Berdasar difraktogram yang diperoleh
terlihat bahwa mineral zeolit tidak
Karakterisasi dengan menggunakan
mengalami kerusakan material yang berarti
spektrofotometri infra merah (FTIR)
setelah pengembanan logam Cu. Hal ini
dilakukan pada zeolit alam aktivasi dan
diharapkan dalam sintesis katalis yang
katalis CuO / zeolit alam untuk mengetahui
difungsikan sebagai Selective Catalytic
apakah terjadi perubahan gugus fungsional
Reduction (SCR) gas NO2.
pada permukaan zeolit. Perbandingan
serapan karakteristik tersebut disajikan
M

M
M dalam Gambar 7 dan Tabel 4.7.
CM
M M C Dari hasil analisis FTIR terlihat bahwa ada
CuO/Zeolit Alam 5

M
penurunan serapan O-H regang pada
M

M
CuO/Zeolit Alam yang menunjukkan
CM

CuO/Zeolit Alam 2,5


M M C terjadinya dehidrasi akibat proses kalsinasi.
M Pada serapan vibrasi Al-O dan Si-O tidak
M
M ada perubahan bilangan gelombang yang
CM

Zeolit Alam Aktivasi


M M
C signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa
proses kalsinasi tidak merusak ikatan Al-O
5 10 15 20 25 30
dan Si-O. Pita serapan pada bilangan
Gambar 6. Perbandingan
o
2 theta ( ) XRD Zeolit
Alam dan CuO / Zeolit Alam.
gelombang 796,5 dan 794,6 cm-1 dari katalis
CuO/Zeolit Alam merupakan regangan
Pengembanan logam Cu pada zeolit tidak simetris eksternal O-Si-O atau O-Al-O.
menunjukkan pengaruh terhadap pola Selanjutnya vibrasi tekuk pada daerah
difraktogram mineral. Hal ini dimungkinkan bilangan gelombang 460,9 dan 463 cm-1
oleh keberhasilan proses aktivasi zeolit merupakan vibrasi tekuk Si-O-Si.
dalam membuka pori - pori sehingga dispersi
Cu menghasilkan distribusi yang merata
pada padatan. Hal ini didukung dengan tidak
munculnya difraktogram spesifik CuO dalam

10
Sintesis Katalis Cuo-Zeolit Alam Untuk Reaksi Reduksi Gas No2 (Arif Hidayat,Sutarno)

3461,8164 3446,3163 3452,116 vibrasi OH


CuO/Zeolit Alam 5 1,21058,87 9,31062,67 41,21067 regang dari
2360,6 794,6
94,6462,9 96,5460,9 ,7794,64 OH
1641,2
3461,8
CuO/Zeolit Alam 2,5 63 oktahedral
461
2360,6 1639,3
1058,8
796,5
dan atau
3446,3 461
H2Ovibrasi
Zeolit Alam Aktivasi 1062,6 tekuk dari
2360,6
1641,2
794,6 molekul air
3452,1 463 regangan
1060,7
asimetris
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 internal O-
-1
Bilangan gelombang (cm )
T-O (T= Si
Gambar 7. Perbandingan Spektra FTIR Zeolit dan
Alam Aktivasi dan Katalis CuO/Zeolit Alam. Al)reganga
n simetris
Dari spektra IR ini belum dapat dibuktikan internal O-
T-O (T= Si
bahwa CuO telah terbentuk pada permukaan dan
dalam atau luar zeolit, yaitu dengan tidak Al)vibrasi
munculnya serapan pada daerah sekitar 2300 tekuk T-O-
cm-1, 690 cm-1, dan 420 cm-1 pada spektra T (T= Si)
katalis CuO/Zeolit Alam yang merupakan
karakteristik serapan CuO. Keberhasilan Pada penelitian ini katalis CuO / Zeolit
pengembanan CuO pada zeolit dapat Alam dibuat dengan mendispersikan zeolit
dibuktikan dengan pengukuran kandungan asal pada oligokation Cu yang berasal dari
Cu pada zeolit tersebut, yaitu dengan hidrolisis larutan Cu(NO3)2.xH2O yang
menggunakan analisis XRF. diikuti dengan proses kalsinasi. Hasil
analisis XRF disajikan pada Gambar 8. Dari
Tabel 7. Perbandingan Serapan Gugus Gambar 8 terlihat bahwa terjadi kenaikan
Fungsional dari Zeolit Alam Aktivasi dan Katalis kandungan CuO yang cukup signifikan yaitu
CuO / Zeolit Alam. dari 0,16% pada zeolit asal menjadi 2,46%
Bilangan gelombang (cm-1) dan 5,31% pada katalis CuO / Zeolit Alam.
Peningkatan kandungan Cu menunjukkan
bahwa proses sintesis katalis CuO / Zeolit
Alam relatif berhasil.

Serap 5,31%
CuO an
Zeolit CuO/ gugus
/Zeo
Alam Zeolit fungsi
lit
Aktiv Alam onal
Ala
asi 2,5 2,46%
m5

0,16%

Gambar 8. Kandungan Cu dalam Zeolit dan


Katalis CuO / Zeolit Alam.

11
Teknoin Vol. 19 No. 1 Maret 2013 : 01- 14

Luas permukaan spesifik, volume total Tabel 8. Hasil Karakterisasi Menggunakan


pori dan rerata jejari pori katalis CuO / Surface Area Analyzer.
Zeolit Alam ditentukan dengan metode CuO/
CuO/
Zeolit Zeolit Zeolit
analisis serapan gas. Hasil analisis Karakter
alam aktivasi Alam
Zeolit
ditampilkan dalam Tabel 8. Alam 5
2,5
Dari data pada Tabel 8 terlihat bahwa Luas
pendispersian Cu ke dalam zeolit permukaan
177,5 228,1 207,4 172,1
menyebabkan penurunan luas permukaan spesifik
(m2/g)
spesifik dan volume total pori zeolit cukup
Volume
besar. Ada dua faktor yang menyebabkan Pori 0,20 0,2316 0,2274 0,2108
penurunan luas permukaan spesifik dan (cm3/g)
volume total pori, yang pertama disebabkan Rerata
oleh terjadinya proses sintering partikel- jejari pori 22,6 20,3 21,9 24,5
(Å)
partikel oksida tembaga pada permukaan
eksternal maupun internal zeolit. Sintering
adalah penggabungan partikel - partikel pada 5. KESIMPULAN
temperatur tinggi. Faktor kedua adalah Dari hasil penelitian yang sudah
penutupan pori - pori zeolit oleh partikel- dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
partikel oksida tembaga. Setelah dispersi katalis untuk reduksi selektif gas NO2
logam tembaga, terjadi penurunan luas mampu disintesis dari zeolit alam yang
permukaan spesifik padatan dan volume total ditunjukkan dengan meningkatnya sifat
pori seiring dengan kenaikan kadar tembaga fisikokimiawi. Peningkatan karakter
dalam sampel. Hal ini dimungkinkan terjadi fisikokimiawi diantaranya adalah
oleh adanya pembentukan agregat logam meningkatnya keasaman, kestabilan struktur,
tembaga dalam mulut pori sehingga adsorpsi dan dispersi logam Cu pada permukaan
gas N2 terhalangi. Asumsi pembentukan zeolit alam. Meskipun terjadi penurunan luas
agregat logam tembaga didukung oleh permukaan spesifik, namun menunjukkan
adanya kenaikan rerata jejari pori yang keberhasilan dispersi Cu pada pori zeolit
menunjukkan kenaikan ukuran rerata jejari alam.
pori. UCAPAN TERIMAKASIH
Secara keseluruhan dari karakterisasi Ucapan terimakasih disampaikan pada
yang dilakukan dalam penelitian ini dapat Direktorat Penelitian dan Pengabdian
diambil simpulan bahwa dispersi Cu secara Masyarakat Universitas Islam Indonesia
impregnasi menghasilkan distribusi merata yang telah mendanai penelitian ini melalui
pada matriks zeolit tanpa menyebabkan Program Riset Dasar.
kerusaka struktur kristal mineral, namun
mengindikaskan terbentuknya agregat Cu DAFTAR PUSTAKA
pada permukaan pori padatan. Keasaman Amin, N. A. S., Tan, E. F., and Manan, Z.
permukaan padatan meningkat oleh adanya A., 2004, SCR of NOx by C3H6:
dispersi Cu seiring dengan evolusi porositas comparison between Cu/Cr/CeO2 and
padatan ke arah pembentukan modal pore Cu/Ag/CeO2 catalysts, Journal of
sekitar 100 Å. Catalysis, 222, p.p.100–106.
Bethke, K.A., Alt, D., and Kung, M.C.,
1994, NO reduction by hydrocarbons in
an oxidizing atmosphere over transition
metal-zirconium mixed oxides, Catalysis
Letters,25, 37.
Bogner, W., Kramer, M., Krutzsch, B.,
Pischinger, S., Voigtlander, D.,
Wenninger, G., Wirbeleit, F., Brogan,

12
Sintesis Katalis Cuo-Zeolit Alam Untuk Reaksi Reduksi Gas No2 (Arif Hidayat,Sutarno)

M.S., Brisley, R.J., and Webster, D. E., Kintaichi, Y., Hamada, H., Tabata, M.,
Removal of nitrogen oxides from the Yoshinari, T., Sasaki, M., and Ito, T.,
exhaust of a lean-tune gasoline engine, 1990, Selective reduction of nitrogen
1995, Applied Catalysis B: oxides with hydrocarbons over solid
Environmental, 7, p.p. 153-171. acid catalysts in oxygen-rich
Burch, R., 1997, Low NOx options in atmospheres, Catalysis Letters, 6, 239-
catalytic combustion and emission 244.
control, Catalysis Today 35, pages 27- König, G. Herding, B. Hupfeld, Th. Richter,
36. K. Weidmann, 2001, Current Tasks and
Campa, M. C., Pietrogiacomi, D., Tuti, S., Challenges for Exhaust Aftertreatment
Ferraris, G., and Indovina, V., 1998, Research. A Viewpoint from the
The selective catalytic reduction of NOx Automotive Industry, Topics in Catal.,
with CH4 on Mn-ZSM5: A comparison 16/17, 23-31.
with Co-ZSM5 and Cu-ZSM5, Applied Li, M., Seshan, K., and Lefferts, L., 2004,
Catalysis B: Environmental, 18, Selective removal of NO2 in the
p.p.151–162. presence of oxygen and NO over
Cheng, L. S., Yang, T. Y., and Cheny, N., Pd/SiO2 catalysts, Appllied Catalysis B:
1996, Iron Oxide and Chromia Environmental, 50, pages 143-151.
Supported on Titania-Pillared Clay for Marnellos, G. E., Efthimiadis, E. A., and
Selective Catalytic Reduction of Nitric Vasalos, I. A., 2004, Mechanistic and
Oxide with Ammonia, Journal of kinetic analysis of the NOx selective
Catalysis,164, p.p. 70–81. catalytic reduction by hydrocarbons in
Chi, Y., and Chuang S. S. C., 2000, The excess O2 over In/Al2O3 in the presence
effect of oxygen concentration on the of SO2 and H2O, Applied Catalysis B:
reduction of NO with propylene over Environmental, 48, pages 1-15.
CuO/-Al2O3, Catalysis Today, 62, pp. Maunula T., Ahola, J., and Hamada, H.,
303–318. 2006, Reaction mechanism and kinetics
Delahay, G., Ensuque, E., Coq, B., and of NOx reduction by methane on
Figueras, F., 1998, Selective Catalytic In/ZSM-5 under lean conditions,
Reduction of Nitric Oxide by n-Decane Applied Catalysis B: Environmental, l
on Cu/Sulfated-Zirconia Catalysts in 64, pages 13–24.
Oxygen Rich Atmosphere: Effect of Nikolopoulos, A. A., Stergioula, E. S.,
Sulfur and Copper Contents, Journal of Efthimiadis, E. A., and Vasalos, I. A.,
Catalysis, 175, 7. 1999, Selective catalytic reduction of
Fatimah, I., 2000, Penggunaan Na-Zeolit NO by propene in excess oxygen on Pt-
alam Teraktivasi sebagai Penukar Ion and Rh-supported alumina catalysts,
Cr3+ dalam Larutan, Jurnal Penelitian Catalysis Today, 54, p.p. 439-450.
Logika, Volume 4, Nomer 5, halaman Pieterse, J. A. Z., van den Brink, R. W.,
25-34. Booneveld, S. and de Bruijn, F. A.,
Hamada, H., Kintaichi, Y., Sasaki, M., Ito, 2003, Influence of zeolite structure on
T., and Tabata, M., 1991, Transition the activity and durability of Co-Pd-
metal-promoted silica and alumina zeolite catalysts in the reduction of NOx
catalysts for the selective reduction of with methane, Appl. Catal. B:
nitrogen monoxide with propane, Environmental, Volume 46, Issue 2 , 10
Applied Catalysis 75, L1. November, pages 239-250
Jeon, J. Y., Kim, H. Y., and Woo, S. I., Qi, G., and Yang, R. T., 2003, Low-
2003, Mechanistic study on the SCR of temperature selective catalytic
NO by C3H6 over Pt/V/MCM-41, reduction of NO with NH3 over iron and
Appllied Catalysis B: Environmental, manganese oxides supported on titania,
pages 301–310

13
Teknoin Vol. 19 No. 1 Maret 2013 : 01- 14

Applied Catalysis B: Environmental,


44, p.p.217–225.
Ramirez, J. P., and Kapteijn, F., 2004, Effect
of NO on the SCR of N2O with propane
over Fe-zeolites, Applied Catalysis B:
Environmental, l 47, pages 177–187.
Setyawan, D., dan Handoko, P., 2002,
Preparasi Katalis Cr/Zeolit Melalui
Modifikasi Zeolit Alam, Jurnal Ilmu
Dasar, Vol.3, No.1,:15-23
Shen, S. C., and Kawi S., 2003, Selective
catalytic reduction of NO by
hydrocarbons in the presence of excess
oxygen using Pt/MCM-41 catalysts,
Applied Catalysis B: Environmental,
45, pp. 63–76.
Shimizu, K., Satsuma, A., and Hattori, T.,
2000, Catalytic performance of Ag–
Al2O3 catalyst for the selective catalytic
reduction of NO by higher
hydrocarbons, Applied Catalysis B,
Environmental, 25, 239.
Singoredjo, L., Korver, R., Kapteijn, F., and
Moulijn, J.A., 1992, Alumina supported
manganese oxides for the low-
temperature selective catalytic
reduction of nitric oxide with ammonia,
Applied Catalysis B: Environmental, 1
(4), p.p. 297-316.
Trisunaryanti, W., Triwahyuni, E. dan
Sudiono, S., 2005, Preparasi,
Karakterisasi, dan Modifikasi Katalis
Ni-Pd/Zeolit Alam, Indonesia Journal of
Chemistry, Vol. 5, No. 1, halaman 48-
53.

14

You might also like