Professional Documents
Culture Documents
Peningkatan perolehan metanol sangat penting Proses produksi metanol melalui reaksi
untuk memisahkan secara langsung produk- hidrogenasi CO2 menarik minat banyak
produk reaksi yang terkondensasi (CH3OH dan peneliti. Hal ini dikarenakan proses tersebut
H2O) (Gallucci, Paturzo dan Basile, 2004). yang berwawasan lingkungan. Penelitian
lanjutan yang dewasa ini dilakukan lebih
Melalui reaksi sintesa (1), CO2 dapat tertuju pada pemilihan jenis katalis yang stabil,
dikonversikan menjadi metanol. Konversi murah, dapat dilangsungkan pada temperatur
tersebut dapat ditingkatkan dengan dan tekanan rendah dan dapat menghasilkan
penggunaan katalis yang berperan produk yang maksimal. Selama ini reaksi
mempercepat jalannya reaksi dan hanya dilangsungkan pada tekanan tinggi
mengarahkan reaksi untuk menghasilkan sehingga biaya operasional yang dibutuhkan
produk yang diinginkan. Pada tahun 1991, juga tinggi. Katalis yang umum digunakan di
Fujita melakukan percobaan mengenai sintesa industri adalah yang berbasis Cu dan Zn, yang
metanol dari CO2 dan H2 dengan diakui memiliki kinerja cukup tinggi dalam
menggunakan katalis Cu/ZnO pada tekanan sintesa metanol.
atmosfir. Menurut Arakawa dan Sayama
(1992), dari reaksi hidrogenasi juga Pada penelitian ini dicoba untuk menggunakan
kemungkinan menghasilkan CH4 sebagai katalis komersil dan sintesa. Katalis komersil
reaksi samping. yang digunakan adalah zeolit alam. Zeolit
mempunyai sifat-sifat mengadsorpsi, sebagai
Metanol sebagai bahan kimia industri yang penukar kation dan katalis/penyangga. Dengan
telah digunakan secara luas untuk melihat komposisi zeolit maka diharapkan
menghasilkan berbagai bahan kimia lain. zeolit dapat digunakan sebagai katalis. Selain
Sekitar sepertiga dari produksi metanol itu juga dapat memberikan konversi dan
digunakan untuk membuat formaldehida. selektivitas yang cukup memadai. Katalis
Metanol adalah salah satu produk pemanfaatan sintesa yang direncanakan adalah ZSM-5 dan
CO2 yang dapat diubah menjadi bahan bakar Cu/ZnO/Al2O3. Dengan membandingkan
hidrokarbon cair melalui teknologi konversi kestabilan katalis, konversi CO2 dan perolehan
yang tersedia pada saat ini. Metanol memiliki serta selektivitas metanol dari ketiga katalis
potensi untuk digunakan sebagai bahan baku tersebut, diharapkan dapat diperoleh jenis
dari bahan bakar kendaraan bermotor atau katalis dan kondisi operasi yang sesuai untuk
sebagai gasoline pada proses MTG (Methanol- reaksi hidrogenasi pada masa yang akan
to-Gasoline), meskipun proses ini belum ada datang.
secara komersial. Bahkan menurut kalangan
industri otomotif diramalkan metanol akan Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
menjadi bahan bakar kendaraan di masa sintesa metanol dengan proses hidrogenasi
depan. Perkiraan tersebut berhubungan dengan CO2 dengan memvariasikan penggunaan jenis
meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap katalis. Katalis yang digunakan yaitu zeolit
lingkungan. Dibandingkan dengan bensin, alam, zeolit sintesa ZSM-5 dan
metanol mempunyai bilangan oktan yang lebih Cu/ZnO/Al2O3. Selain itu juga dimaksudkan
tinggi, dapat menghasilkan emisi CO dan NO untuk mempelajari pengaruh variasi dari
yang rendah, serta bebas belerang dan timbal. temperatur terhadap konversi CO2 dan
Selain itu, metanol juga digunakan sebagai perolehan serta selektivitas metanol.
bahan baku untuk industri kloro metana dan
amina asetat. Dilihat dari cukup bervariasinya Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
penggunaan metanol, maka perlu dilakukan informasi tambahan mengenai proses produksi
studi mengenai konversi gas CO2 menjadi metanol yang dilangsungkan pada tekanan
metanol. atmosfir dan pengembangan katalis yang
Syamsuddin, Hidrogenasi CO2 Menjadi Metanol dengan Menggunakan Katalis 31
memiliki kinerja cukup tinggi terhadap reaksi reaksi hydrothermal terhadap cake yang
hidrogenasi CO2. Hasil penelitian ini juga terbentuk dengan menggunakan labu leher
diharapkan dapat mengurangi efek emisi CO2 tiga. Reaksi tersebut berlangsung pada
terhadap lingkungan. temperatur 120oC selama 9 jam, sampai
terbentuk kristal.
2. METODOLOGI
Zeolit alam dihaluskan
Penelitian ini dibagi dalam 3 tahap, yaitu:
preparasi katalis, karakterisasi katalis dan uji 100 gram zeolit
+ NH4NO3 3N 1 liter
reaksi hidrogenasi.
Cu(NO3)2.3H2O + Zn (NO3)2.3H2O +
aquades (diaduk 1 jam) aquades (diaduk 1 jam) Uji Karakteristik katalis Uji kinerja katalis terhadap
menggunakan XRD reaksi hidrogenasi metanol
buble soap
flowmeter
detector
reactor
catalyst
P-2
gas product controller
Hidrogen
Nitrogen
condenser
liquid product
E-1
Water tank
Dari difraktogram yang ditunjukkan pada IA (logam alkali) dan IIA (logam alkali tanah)
Gambar 5, terlihat bahwa hampir seluruh seperti: natrium, kalium, magnesium, dan
puncak karakteristik zeolit merupakan kalsium (Sembiring, 2004). Lebih lanjut
senyawa alumina dan silikon. Hal ini sesuai dijelaskan bahwa zeolit terbentuk dari unit-
dengan definisi yang menjelaskan bahwa unit tetahedra Al2O dan SiO4 yang merupakan
zeolit alam merupakan kristal aluminosilikat kerangka dasar struktur zeolit dengan atom
hidrat yang terdiri dari unsur-unsur golongan silikon dan aluminium sebagai pusatnya.
Gambar 6 memperlihatkan bahwa komponen karakteristik SiO2 dan Al2O3 terlihat sangat
dari zeolit sintesa terdiri dari SiO2, AlO dan rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa persen
Al2O3. Intensitas dari puncak-puncak kristalinitas dari zeolit sintesa yang terbentuk
Syamsuddin, Hidrogenasi CO2 Menjadi Metanol dengan Menggunakan Katalis 35
sangat rendah. Rendahnya nilai kristalinitas temperatur dan waktu pada proses sintesa.
tersebut dimungkinkan karena dipengaruhi Temperatur pada proses sintesa < 60oC dengan
oleh jumlah alkali (NaOH) yang digunakan. waktu minimum 10 jam. Na-aluminosilikat
Jumlah alkali yang ditambahkan akan mem- yang terbentuk pada granular yang diaktivasi
pengaruhi proses kristalisasi. Lee dkk (2004) adalah bentuk amorf (Lee dkk., 2004).
menjelaskan bahwa jumlah alkali yang tinggi
akan cenderung membentuk fase lain seperti Zeolit sintesa ZSM-5 ini merupakan zeolit
sodalite dan analcime. Selain itu pembentukan dengan kadar Si sedang (rasio Si/Al = 1-3)
sodalite dan analcime juga dipengaruhi oleh (Riyanto, 1991).
Gambar 7 menampilkan spektrum XRD katalis hidrogenasi dilakukan untuk menguji kinerja
sintesa Cu/ZnO/Al2O3. Dari pola difraksi XRD katalis yang ditinjau dari aktivitas katalis.
yang terbentuk tampak bahwa komponen Aktivitas katalis dinyatakan oleh konversi,
katalis terdiri dari senyawa-senyawa Cu, CuO, selektivitas dan perolehan.
ZnO, dan Al2O3. Puncak-puncak yang
memiliki intensitas lebih tinggi merupakan Konversi
karakteristik dari ZnO dan CuO. Sedangkan Konversi adalah perbandingan mol CO2 yang
Cu juga terbentuk karena kemungkinan tidak bereaksi dengan mol CO2 yang masuk.
semua membentuk oksida pada proses Pengaruh temperatur terhadap konversi CO2
kalsinasi. Senyawa Al2O3 terlihat muncul dapat dilihat pada Gambar 8. Dari Gambar 8
menumpuk bersama CuO pada 2-teta 39,5 tampak bahwa konversi CO2 meningkat secara
derajat. Dari pola difraksi Gambar 7 dapat signifikan dengan peningkatan suhu reaksi.
disimpulkan bahwa proses preparasi katalis Hal ini karena pada suhu yang lebih tinggi
telah berhasil dengan baik. menghasilkan energi yang lebih besar
sehingga dapat mempercepat reaksi seperti
Reaksi Hidrogenasi yang dilaporkan oleh Arrhenius (Husin, 2005).
Reaksi dilangsungkan pada temperatur 300- Damayanti dan Mahfud (2000) juga
500oC, waktu reaksi 2 jam dan jumlah melaporkan bahwa temperatur berpengaruh
pemakaian katalis 1 gr dengan memvariasikan secara proporsional terhadap konversi CO2.
jenis katalis yang digunakan. Reaksi Penggunaan katalis zeolit alam menunjukkan
36 Jurnal Purifikasi, Vol. 9, No. 1, Juli 2008: 29 - 38
konversi yang lebih tinggi dibanding ZSM-5 adalah 60%. Kinerja katalis
penggunaan katalis sintesa ZSM-5 dan Cu/ZnO/Al2O3 dapat ditingkatkan dengan
Cu/ZnO/Al2O3. penambahan aditif seperti ZrO2 seperti yang
dilaporkan oleh Sari dan Nasikin (2000).
Selektivitas
Selektivitas adalah perbandingan mol metanol
yang terbentuk dengan mol CO2 yang
bereaksi. Selektivitas dari suatu katalis sangat
mempengaruhi produk suatu reaksi, karena
dari suatu katalis yang digunakan atau dipilih
pada suatu reaksi akan memberikan
selektivitas produk yang berbeda-beda.
Perbedaan ini disebabkan katalis memiliki
komposisi dan kemampuan yang berbeda-
beda, karena kinerja suatu katalis sangat
tergantung dari karakteristik katalis itu sendiri
(Richardson, 1989). Pengaruh temperatur
terhadap selektivitas metanol dapat dilihat
Gambar 8. Pengaruh Temperatur terhadap pada Gambar 9. Dari reaksi hidrogenasi, selain
Konversi CO2 CH3OH (metanol) juga ada kemungkinan
terbentuk metana (CH4) (Arakawa, 1992).
Konversi CO2 dari reaksi yang menggunakan
katalis ZSM-5 tidak menunjukkan peningkatan
yang sama terhadap temperatur dibandingkan
kedua katalis lain. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh karena kestabilan dari katalis
tersebut terhadap suhu tinggi yang dipengaruhi
oleh kadar silika, di mana zeolit ini termasuk
dalam kadar Si sedang dengan rasio Si/Al = 1-
3. Rasio Si/Al tinggi akan meningkatkan
kestabilan katalis terhadap suhu tinggi
(Riyanto, 1991). Selain itu dari hasil
karakterisasi XRD terhadap katalis sintesa
ZSM-5 juga memperlihatkan bahwa proses
kristalisasi katalis tersebut tidak berlangsung
dengan sempurna, yang kemungkinan
disebabkan karena waktu yang digunakan pada Gambar 9. Pengaruh Temperatur terhadap
proses sintesa yang masih kurang. Hal ini Selektivitas Metanol
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Woo dkk. (2004), di mana waktu Pengamatan selektivitas dalam percobaan ini
kristalisasi yang semakin lama akan adalah hanya terhadap pembentukan metanol
menghasilkan persen kristalinitas yang tinggi. sebagai produk utama yang diharapkan.
Waktu minimum yang dibutuhkan untuk Selektivitas metanol dari reaksi hidrogenasi
proses kristalisasi adalah 10 jam (Lee dkk., CO2 ini masih relatif rendah, yang
2004). Konversi CO2 tertinggi dicapai pada kemungkinan disebabkan oleh rasio H2/CO2
penggunaan katalis zeolit alam adalah 92%, yang digunakan kecil, yaitu 2. Hal ini sesuai
pada penggunaan katalis Cu/ZnO/Al2O3 adalah dengan hasil yang dikemukakan oleh Gallucci
85% dan pada penggunaan katalis sintesa dkk. (2004) yang melakukan reaksi
Syamsuddin, Hidrogenasi CO2 Menjadi Metanol dengan Menggunakan Katalis 37
hidrogenasi CO2 membentuk metanol dengan kemungkinan juga disebabkan oleh rasio
rasio H2/CO2 yang berbeda. Dari hasil H2/CO2 yang digunakan pada reaksi ini kecil.
penelitiannya menunjukkan bahwa dengan Perolehan tertinggi diperoleh sebesar 65%
penggunaan 2 variasi rasio H2/CO2, rasio yang pada temperatur 500oC menggunakan katalis
tinggi memberikan selektivitas yang lebih zeolit alam.
tinggi. Katalis zeolit alam memberikan
selektivitas metanol lebih tinggi dibandingkan Dari ketiga gambar di atas dapat dilihat bahwa,
dengan penggunaan katalis sintesa ZSM-5 dan walaupun konversi CO2 tinggi tetapi
Cu/ZnO/Al2O3. Fakta ini mengilustrasikan selektivitas dan perolehan metanol masih
bahwa zeolit alam merupakan katalis yang relatif rendah. Hal ini disebabkan karena dari
cukup selektif untuk digunakan pada reaksi hidrogenasi CO2 juga menghasilkan
hidrogenasi CO2 menjadi metanol. Kinerja produk samping, yaitu metana (Arakawa,
katalis zeolit sintesa ZSM-5 dapat ditingkatkan 1992). Dari hasil uji kinerja katalis
dengan meningkatkan nilai rasio Si/Al yang ditunjukkan bahwa katalis zeolit alam
juga akan meningkatkan tingkat kestabilan memiliki nilai konversi, selektivitas dan
dari katalis tersebut (Lee dkk., 2004). Kinerja perolehan yang lebih tinggi daripada katalis
katalis sintesa Cu/ZnO/Al2O3 dapat lainnya.
ditingkatkan dengan penambahan zat aditif
seperti ZrO2. 4. KESIMPULAN
Lee, J-S., Suh, J-K., Hong, J-S., Lee, C-H., Woo, H-H., Hong, J-S., Suh, J-K., Lee, K-Y.,
dan Lee, J-M., (2004), Synthesis of and Lee, J-M., (2004), Synthesis and
Zeolite X/Activated Carbon Composites Characteristics of ZSM-5 Zeolite
from Rice Hulls, Journal Industrial and Prepared from Water Glass, Journal Ind.
Engineering Chemical. 10(4). 623-630. Engineering Chemical. 10(4).