You are on page 1of 7

JURNAL ANALIS FARMASI

Volume 2, No. 3 Juli 2017 Hal 181-187

PENETAPAN KADAR NIPAGIN (METHYL PARABEN) PADA SEDIAAN PELEMBAB


WAJAH SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DANSPEKTROFOTOMETRI UV

DETERMINATION OF CONTENT NIPAGIN (METHYL PARABEN) STOCKS


ON THE FACE MOISTURIZING THIN LAYER AND CHROMATOGRAPHY UV
SPECTROPHOTOMETRY

Nofita1, Ade Maria Ulfa1

ABSTRACT
Facial moisturizer was one form of treatment that was usually used to prevent
dryness, moisturize the skin, nourish the skin and prevent skin damage from external
factors. In the cosmetic preparation was typically added preservatives to extend shelf
life as long as possible examples of cosmetic preservatives that are often used one
nipagin. The use of preservatives in the preparation kosemetik nipagin very important
to preserve and restrain the rate of growth of bacteria and fungi. Based BPOM
regulation No. HK.03.1.23.08.11.07517 nipagin permissible levels was not more than
0.4% because if the levels exceed the limit that has been set can cause reactions such
as irritation and allergies. Samples taken at the Kartini Lorong King, Bandar Lampung.
Identification of the samples was done by Thin Layer Chromatography(TLC) method
and the assay performed with Ultraviolet Spectrophotometer. TLC was a method used
to identify or isolate a compound that becomes the pure compound, while Ultraviolet
Spectrophotometer is a measurement of light by a system at a particular wavelength.
From the results of research on methods of TLC all of the samples were positive for
the determination panajang nipagin while waves by using Ultraviolet
Spectrophotometer found the average level of each sample was a sample A sample B
0.04% 0.02% 0.03% C sample case this showed facial moisturizer sample in
accordance with the prescribed rules BPOM No. HK.03.1.23.08.11.07517 2011 are no
more than 0.4%.

Keywords: Facial Moisturizer, Preservatives, TLC, Ultraviolet Spectrophotometer

ABSTRAK
Pelembab wajah merupakan salah satu bentuk perawatan yang biasanya
digunakan untuk mencegah kekeringan, melembabkan kulit, menutrisi kulit wajah dan
mencegah kerusakan kulit akibat faktor-faktor eksternal. Didalam sediaan kosmetik
biasanya ditambahkan pengawet yang dapat memperpanjang masa penyimpanan
kosmetik selama mungkin contoh pengawet yang sering digunakan salah satunya
nipagin. Penggunaan pengawet nipagin dalam sediaan kosemetik sangat penting
untuk mengawetkan dan menahan laju pertumbuhan bakteri dan jamur. Berdasarkan
peraturan BPOM RI No. HK.03.1.23.08.11.07517 kadar nipagin yang diperbolehkan
yaitu tidak lebih dari 0,4% karena jika melebihi batas kadar yang telah ditetapkan
dapat menyebabkan reaksi seperti iritasi dan alergi. Sampel diambil di jalan Kartini
Lorong King, Bandar Lampung. Identifikasi sampel dilakukan dengan metode
Kromatografi Lapis Tipis dan penetapan kadar dilakukan dengan Spektrofotometri
Ultraviolet. KLT merupakan suatu metode yang digunakan untuk identifikasi atau
memisahkan suatu senyawa sehingga menjadi senyawa murni sedangkan
Spektrofotometri Ultraviolet merupakan pengukuran cahaya oleh suatu sistem pada
panjang gelombang tertentu. Dari hasil penelitian pada metode KLT semua sampel
menunjukkan hasil positif mengandung nipagin sedangkan pada penentuan panajang
gelombang dengan menggunakan Spektrofotometri Ultraviolet didapatkan kadar rata-
rata tiap sampel yaitu sampel A 0,04% sampel B 0,02%, sampel C 0,03 % hal ini
menujukkan sampel pelembab wajah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan
BPOM RI No. HK.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011 yaitu tidak lebih dari 0,4%.

Kata Kunci : Pelembab Wajah, Pengawet, KLT, Spektrofotometri Ultraviolet

1) Dosen Akademi Analis Farmasi Dan Makanan Putra Indonesia Lampung


Nofita, Ade Maria Ulfa

PENDAHULUAN kosmetik yang beredar sengaja


Kosmetik berasal dari kata ditambahkan bahan-bahan berlebih
kosmein (Yunani) yang berarti berhias. sehingga dapat menimbulkan efek yang
Kosmetik adalah bahan atau campuran tidak diinginkan. Contohnya dalam
bahan obat untuk digosokkan, penggunaan pengawet kosmetik.
dilekatkan, dituangkan, dipercikan, Contoh pengawet yang umum
atau disemprotkan pada, dimasukkan digunakan pada sediaan kosmetik yaitu
kedalam, dipergunakan pada badan nipagin.
atau pada bagian badan manusia Pengawet merupakan bahan
dengan maksud untuk membersihkan, tambahan yang berfungsi menahan laju
memelihara, menambah daya tarik pertumbuhan bakteri atau jamur yang
atau mengubah rupa, dan tidak dapat menyebabkan kerusakan pada
termasuk golongan obat [1]. kosmetik. Bahan pengawet
Ada dua jenis kosmetik yaitu ditambahkan pada sediaan kosmetik
kosmetik dekoratif dan kosmetik dengan tujuan untuk menghambat
perawatan. Kosmetik dekoratif yaitu pertumbuhan mikroorganisme serta
kosmetik yang bersifat mencerahkan membantu dalam proses mengawetkan
kulit wajah serta menutupi bagian- kosmetik. Pengawet yang sering
bagian wajah yang kurang sempurna, digunakan yaitu nipagin (methyl
Sedangkan kosmetik perawatan adalah paraben) karena keamanan serta
kosmetik yang dapat digunakan untuk aktifitasnya terhadap mikroba pada
mengangkat kotoran yang mencemari batas kadar yang ditentukan.
kulit, melindungi kulit dari paparan Berdasarkan peraturan yang telah
sinar UV, memperlambat timbulnya ditetapkan oleh BPOM RI No.
kerutan dan melembutkan kulit yang HK.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011
kasar [2]. tentang persyaratan teknis bahan
Moisturizer atau yang biasa kosmetik yang diizinkan yaitu bahwa
disebut pelembab wajah merupakan kadar nipagin tidak lebih dari 0,4%.
salah satu bentuk perawatan wajah Berdasarkan penelitian
yang sering digunakan oleh wanita. terdahulu tentang penetapan kadar
Pelembab wajah biasanya dapat berupa nipagin pada losio tangan dan kaki
krim. Pelembab biasanya digunakan secara kromatografi lapis tipis dan
untuk mencegah kekeringan, spektrofotometri UV-Vis. Dari hasil
melembabkan kulit, menutrisi kulit deteksi dengan menggunakan lampu
wajah dan mencegah kerusakan kulit UV 254 nm sampel A, B dan C
akibat faktor-faktor eksternal. Krim didapatkan hasil positif mengandung
merupakan suatu sediaan berbentuk nipagin. Dari hasil perhitungan kadar
setengah padat mengandung satu atau rata-rata nipagin didapatkan hasil pada
lebih bahan kosmetik terlarut atau sampel A sebesar 0,13%, sampel B
terdispersi dalam bahan dasar yang 0,12% dan sampel C 0,14%. Dari data
sesuai, berupa emulsi kental tersebut dapat disimpulkan bahwa
mengandung tidak kurang 60 % air kadar nipagin memenuhi syarat yaitu
ditujukan untuk pemakaian luar. Yang tidak lebih dari 0,4%. Dari penelitian
diformulasikan sebagai emulsi air yang telah dilakukan sebelumnya
dalam minyak atau (water in oil, W/O) penulis tertarik untuk melakukan
seperti penyegar kulit dan minyak penelitian tentang penetapan kadar
dalam air (oil in water,O/W) seperti nipagin pada sediaan kosmetik lainnya
susu pembersih. yaitu pada pelembab wajah karena
Kebutuhan kosmetik saat ini pada sediaan tersebut tidak
dapat dikatakan menjadi salah satu mencantumkan kadar nipagin sehingga
kebutuhan pokok bagi wanita mulai dikhawatirkan penggunaan pengawet
dari remaja hingga dewasa. Salah satu nipagin sengaja ditambahkan berlebih
jenis kosmetik yang banyak dijumpai agar kosmetik lebih tahan lama.
dipasaran adalah pelembab wajah. Analisa penetapan kadar nipagin
Oleh karena itu keamanan pada pada sediaan pelembab wajah
kosmetik pada pelembab wajah masih dilakukan dengan menggunakan
perlu dipertanyakan karena bisa saja metode Kromatografi Lapis Tipis

2 Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 3 Juli 2017


Penetapan Kadar Nipagin (Methyl Paraben) Pada Sediaan Pelembab Wajah
Secara Kromatografi Lapis Tipis Danspektrofotometri UV

sebagai pemisahan dan tambahkan 2,50 ml paraffin cair,


Spektrofotometri Ultraviolet untuk tambahkan 25 ml metanol dan
mengetahui kadar nipagin. Analisa sedikit natrium sulfat anhidrat,
yang pertama dilakukan adalah panaskan diatas tangas air sampai
Kromatografi Lapis Tipis yaitu suatu meleleh sambil diaduk, campuran
teknik pemisahan dengan adsorbsi dibiarkan memisah dan beningan
pada lapisan tipis adsorben. Kelebihan dipisahkan (A).
dari metode ini adalah dapat b. Larutan Baku
dihasilkannya pemisahan yang lebih Sejumlah 25 mg Nipagin (methyl
sempurna, kepekaan yang lebih tinggi paraben) ditimbang dengan
dan dapat dilaksanakan lebih cepat seksama kemudian dilarutkan
serta membutuhkan penyerap dan dalam 25 ml metanol (B).
cuplikan dalam jumlah yang sedikit c. Larutan Uji ditambah Larutan Baku
noda-noda yang terpisahkan dilokalisir Sejumlah 55 gram cuplikan
pada plat seperti plat lembaran kertas. ditimbang seksama, ditambah 25
Penelitian selanjutnya mg nipagin. Tambahkan 1,25 ml
diteruskan dengan menggunakan asam klorida 4 M, ditambah 2,50 ml
Spektrofotometri Ultraviolet yaitu paraffin cair, ditambah 25 ml
dengan cara mengikis bercak pada plat metanol dan sedikit natrium
dan kemudian dihitung serapan yang anhidrat, dipanaskan diatas tangas
terjadi dengan menggunakan alat air sampai meleleh sambil diaduk,
Spektrofotometri Ultraviolet. Prinsip campuran dibiarkan memisah dan
kerja dari metode ini adalah beningan dipisahkan, masukkan
pengukuran sinar monokromatis oleh kedalam erlenmeyer 250 ml.
suatu laju larutan yang memiliki gugus
kromofor pada panjang gelombang Pemisahan
spesifik dengan menggunakan Larutan A dan B ditotolkan
monokromator prisma atau kisi difraksi terpisah dan dilakukan kromatografi
dengan detektor fototube [3]. lapis tipis sebagai berikut :
a. Fase diam : Silika Gel GF 254
METODOLOGI PENELITIAN b. Fase gerak: Toluen – Asam Asetat
Sampel diambil di jalan Kartini Glasial (80 : 20)
Lorong King, Bandar Lampung. c. Penjenuhan: Dengan kertas saring
Identifikasi sampel dilakukan dengan d. Volume penotolan: Larutan A dan B
metode Kromatografi Lapis Tipis dan masing-masing ditotolkan
penetapan kadar dilakukan dengan 25 µl
Spektrofotometri Ultraviolet. KLT e. Jarak rambat: 15 cm
merupakan suatu metode yang f. Penampakan bercak: Cahaya
digunakan untuk identifikasi atau Ultraviolet 254 nm
memisahkan suatu senyawa sehingga
menjadi senyawa murni sedangkan Penetapan Kadar Nipagin dengan
Spektrofotometri Ultraviolet merupakan Menggunakan Metode
pengukuran cahaya oleh suatu sistem Spektrofotometri Ultraviolet
pada panjang gelombang tertentu. Penentuan Panjang Gelombang
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Maksimum
Kimia Medik Universitas Malahayati dan 1. Sejumlah 25 mg nipagin ditimbang
UPTD Balai Kesehatan Dinas Kesehatan seksama
Provinsi Lampung, Bandar Lampung. 2. Dimasukkan dalam labu ukur 25 ml
Waktu penelitian dilakukan pada bulan 3. Dilarutkan dalam 25 ml etanol
Juli 2016 4. Dipipet 2,5 ml, dimasukkan
kedalam labu ukur 25 ml
Prosedur Kerja [4] 5. Dilarutkan dengan 25 ml etanol
Penanganan Sampel 6. Dipipet 2,5 ml dimasukkan
a. Larutan Uji kedalam labu takar 25 ml
Sejumlah 55 gram cuplikan kemudian tambahkan etanol
ditimbang dengan seksama, sampai tanda tera
ditambah 1.25 ml asam klorida 4 M,

Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 3 Juli 2017 3


Nofita, Ade Maria Ulfa

7. Diukur serapan pada panjang Rumus Perhitungan Penentuan Kadar


gelombang maksimum pada Nipagin
daerah panjang gelombang 200- Au Bb Fu
400 nm Penetapan kadar = x x x
Ab Bu Fb
100 %
Pembuatan Larutan Baku Keterangan :
1. Bercak dari totolan dari larutan Au : Serapan Larutan Uji
baku dikerok Ab : Serapan Larutan Baku
2. Dimasukkan kedalam labu terukur Bu : Bobot Penimbangan Sampel
10 ml Bb : Bobot Penimbangan Baku
3. Dilarutkan dengan etanol samapai Fu : Faktor Pengencer Larutan Uji
batas tera, kocok dan saring Fb : Faktor Pengencer Larutan Baku
4. Diukur pada panjang gelombang
maksimum yang didapat Analisis Data
Sampel yang telah ditetapkan
Pembuatan Larutan Sampel dan dilihat kadarnya, berapa banyak
1. Bercak totolan dari larutan uji sampel yang tidak memenuhi
dikerok persyaratan dapat dihitung dengan
2. Dimasukkan kedalam labu terukur rumus sebagai berikut :
10 ml
3. Dilarutkan dengan etanol sampai
batas tera, kocok dan saring
4. Diukur pada panjang gelombang HASIL
maksimum yang didapat Penandaan Pada Kemasan

Tabel 1.
Hasil penandaan pada kemasan

Nama Nomor Tanggal Nomor Nama


No Sampel Komposisi Indikasi
Produk Registrasi Kadaluarsa Batch Produsen
1. A       
2. B       
3. C       

Hasil Perhitungan Dengan Menggunakan KLT

Tabel 2.
Deteksi Sinar UV 254 nm

Deteksi Sinar
No Keterangan UV 254 nm Hasil

Sampel A
1. Sampel A + BP Ungu Positif
BP
Sampel B
2. Sampel B + BP Ungu Positif
Baku Pembanding
Sampel C
3. Sampel C + BP Ungu Positif
BP

4 Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 3 Juli 2017


Penetapan Kadar Nipagin (Methyl Paraben) Pada Sediaan Pelembab Wajah
Secara Kromatografi Lapis Tipis Danspektrofotometri UV

Hasil Perhitungan Harga Rf Kromatografi Lapis Tipis

Tabel 3.
Perhitungan Harga Rf

Rf larutan Rf larutan Rf larutan Selisih RfA


Sampel Pengulangan Kesimpulan
Uji (A) Uji + Baku (B) Baku (C) dan RfC
1 0,39 0,41 0,40 0,02
A positif
2 0,40 0,39 0,41 0,01
1 0,37 0,37 0,38 0,02
B positif
2 0,36 0,36 0,38 0,02
1 0,38 0,38 0,40 0,02
C positif
2 0,38 0,38 0,40 0,02

Hasil Perhitungan Kadar Nipagin Dengan Spektrofotometri UV


Panjang Gelombang Maksimum Nipagin

Gambar 1. Panjang Gelombang Maksimum Nipagin

Kadar Rata-Rata Sampel

Tabel 4. Kadar Rata-Rata Sampel

Panjang Kadar Persyaratan


glombang Absorban Rata- (%) (BPOM RI No.
No Sampel pengulangan
Maksimum (λ rata HK.03.1.23.08.11.
maks) 1 2 (%) 07517 Tahun 2011
1. A 0,959 0,992 0,04 %
2. B 258 nm 0.599 0,674 0,02 % 0,4 %
3. C 0,952 0,701 0,03 %

PEMBAHASAN diambil pada penelitian ini yaitu 3


Sampel yang diambil untuk merek dagang yang berbeda yaitu A, B,
penelitian ini adalah kosmetik jenis dan C yang diduga memiliki kadar
perawatan yaitu pelembab wajah atau bahan pengawet nipagin (methyl
moisturizing cream yang memiliki paraben) yang tidak memenuhi
fungsi untuk mencegah kekeringan, persyaratan yang telah ditetapkan oleh
melembabkan kulit serta menutrisi kulit Badan Pengawasan Obat dan Makanan
wajah yang dijual pedagang kaki lima Republik Indonesia nomor
di Jalan Kartini Lorong King, Bandar HK.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011
Lampung dengan kriteria sampel yaitu yaitu tidak lebih dari 0,4 %.
pada komposisi memiliki kandungan Sebelum dilakukan identifikasi
nipagin (methyl paraben). Sampel yang dan penetapan kadar dengan

Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 3 Juli 2017 5


Nofita, Ade Maria Ulfa

menggunakan Spektrofotometri agar totolan tidak terendam oleh fase


Ultraviolet terlebih dahulu dilakukan gerak sedangkan jarak penotolan
penandaan setiap sampel meliputi dengan larutan yang satu dengan yang
nama produk, komposisi, nomor lain agar tidak terjadi penumpukan
registrasi, tanggal kadaluarsa, nomor bercak pada saat pengembangan.
batch, indikasi dan nama produsen Penotolan dilakukan dengan
selanjutnya dilakukan penanganan menggunakan syringe berukuran
pada tiap sampel dengan 100µl. Penotolan dilakukan dengan
menggunakan metode Kromatografi cara menotolkan sedikit demi sedikit
Lapis Tipis. Kromatografi Lapis Tipis larutan yang telah dibuat. Kemudian
merupakan suatu metode yang dapat setelah didapat bercak nipagin
memisahkan suatu senyawa campuran dilakukan pengerokan bercak dan
menjadi senyawa murni. Metode ini kemudian dilarutkan dengan etaanol
merupakan metode yang paling sering setelah itu dilakukan penetapan kadar
digunakan untuk pemisahan senyawa- dengan menggunakan Spektrofotometri
senyawa campuran. Deteksi yang Ultraviolet.
digunakan dalam pemisahan nipagin Penelitian ini dilakukan dengan
yaitu menggunakan radiasi sinar menggunakan dua fase yaitu fase diam
Ultraviolet 254nm. dan fase gerak. Fase diam berfungsi
Penanganan sampel dilakukan sebagai pemisah yang menahan atau
dengan cara menimbang tiap sampel menarik salah satu senyawa untuk
sebanyak 55 gram ditambahkan asam dipisahkan dari campurannya
klorida 4 M dan parafin cair. Fungsi sedangkan fase gerak berfungsi
penambahan asam klorida 4 M yaitu sebagai pembawa atau pelarut dimana
untuk menambah kelarutan sampel dan senyawa yang terikat pada fase gerak
melelehkan lemak yang terdapat dalam akan ikut terbawa melewati sistem
pelembab wajah. Sedangkan parafin untuk dipisahkan dari campurannya.
cair berfungsi sebagai pelicin, Fase gerak yang digunakan pada
kemudian metanol yang berfungsi penelitian ini yaitu Toluen (80 ml) :
untuk melarutkan nipagin dalam Asam Asetat Glasial (20 ml).
pelembab wajah dan ditambahkan Perbandingan pelarut non polar lebih
natrium sulfat anhidrat yang bertujuan banyak dari pada pelarut polar karena
untuk menarik agar tidak terdapat fase dilihat dari sifat senyawa nipagin yang
air lagi. Panaskan diatas tangas air non polar sehingga senyawa nipagin
dan diaduk hingga meleleh kemudian akan ikut keluar atau terbawa oleh fase
diangkat dan dipisahkan beningannya gerak.
dengan cara disaring dengan kertas Berdasarkan hasil deteksi
saring. Penyaringan bertujuan untuk dengan menggunakan sinar UV254 nm
menyaring kemungkinan adanya dan Rf Kromatografi Lapis Tipis dari
partikel-partikel kecil yang ikut terbawa ketiga sampel pelembab wajah yang
sehingga dapat memepengaruhi proses terdiri dari sampel A, B dan C dapat
pemisahan, larutan yang didapat dari disimpulkan bahwa sampel pelembab
penyaringan ini digunakan sebagai wajah positif mengandung nipagin hal
larutan uji atau larutan sampel. ini dapat dilihat dari hasil deteksi
Pada pemisahan ini plat yang dibawah sinar UV254 nm yaitu terdapat
digunakan sebagai fase diam adalah atau timbul bercak berwarna ungu
silika gel GF254 karena analit tidak pada penotolan sampel, baku
berwarna sehingga digunakan silika gel pembanding dan kontrol positif
GF254, silika gel GF254 ini mampu memiliki warna yang sama dan jarak
berfluoresensi dengan baik pada sinar rambat yang tidak jauh berbeda. Dari
UV. Ketiga larutan yang merupakan hasil penelitian yang telah didapat
larutan sampel, kontrol positif dan baku dilanjutkan kepenelitian selanjutnya
pembanding ditotolkan pada plat dengan menggunakan Spektrofotometri
dengan jarak dari dasar plat 2,5 cm, Ultraviolet.
jarak penotolan sampel, kontrol positif Sebelum dilakukan penetapan
dan baku pembanding yaitu 1,5 cm. kadar, dilakukan terlebih dahulu
Jarak penotolan 2,5 cm dari dasar plat pengerokan bercak pada Kromatografi

6 Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 3 Juli 2017


Penetapan Kadar Nipagin (Methyl Paraben) Pada Sediaan Pelembab Wajah
Secara Kromatografi Lapis Tipis Danspektrofotometri UV

Lapis Tipis kemudian hasil kerokan KESIMPULAN


tersebut dilarutkan dengan etanol. Berdasarkan analisa dari hasil
Pengerjaan dilakukan dengan mencari penelitian Penetapan Kadar Nipagin
panjang gelombang maksimum nipagin (Methyl Paraben) Pada Sediaan
terlebih dahulu. Tujuan dari penentuan Pelembab Wajah yang dijual pedagang
panjang gelombang maksimum adalah kaki lima di Jalan Kartini, Lorong King
agar dapat diketahui serapan optimum Secara Kromatografi Lapis Tipis dan
dari nipagin. Panjang gelombang Spektrofotometri Ultraviolet,
maksimum nipagin berada pada didapatkan hasil yaitu :
panjang gelombang 257 nm sedangkan 1. Dari ketiga sampel A, B dan C
panjang gelombang maksimum nipagin didapatkan Kadar rata-rata
yang didapat dari KLT yaitu 258 nm, pengawet nipagin yaitu sampel A
dari panjang gelombang ini kemudian 0,04%, sampel B 0,02% dan
dilakukan pengukuran absorban sampel C 0,03%.
sampel. Metode yang digunakan pada 2. Kadar nipagin pada sediaan
analisa Spektrofotometri ini adalah pelembab wajah masih memenuhi
metode pendekatan karena untuk persyaratan yang ditetapkan oleh
membandingkan serapan standar yang BPOM RI No.
konsentrasinya diketahui dengan HK.03.1.23.08.11.07517 yaitu
serapan sampel. Absorban yang tidak lebih dari 0,4%
didapat dari sampel yaitu sampel A
pada pengulangan pertama 0,599 dan SARAN
pengulangan kedua 0.674, sampel B a. Bagi masyarakat, tidak perlu
pada pengulangan pertama yaitu 0,952 khawatir terhadap produk
dan pada pengulangan kedua 0,701, pelembab wajah yang beredar
sampel C pada pengulangan pertama dijalan Kartini Lorong King karena
yaitu 0,959 dan pengulangan kedua kadar pengawet nipagin dalam
0,992. Berdasarkan penelitian sediaan pelembab wajah masih
sebelumnya yang dilakukan oleh Pane aman untuk digunakan.
kadar rata-rata nipagin yang diperoleh b. Bagi pembaca, kadar nipagin pada
dari sampel yaitu sebesar 0,08% sediaan pelembab wajah masih
sedangkan pada penelitian ini kadar memenuhi persyaratan untuk
rata-rata yang diperoleh yaitu sampel A digunakan yaitu tidak lebih dari
0,04 %, sampel B 0,02 % dan sampel 0,4%.
C 0,03%. Dari data yang telah
diperoleh menunjukan bahwa kadar DAFTAR PUSTAKA
nipagin pada pelembab wajah masih 1. Wasitaatmadja, M, 1997,
memenuhi persyaratan yang ditetapkan Penuntun Ilmu Kosmetik Medik,
oleh Badan Pengawasan Obat dan Jakarta:UI Press.
Makanan Republik Indonesia nomor 2. Azhara,Khasanah,Nurul, 2011,
HK.03.1.23.08.11.07517 yaitu tidak Waspada Bahaya Kosmetik.
lebih dari 0,4 % sehingga pelembab Yogyakarta: Flashbooks.
wajah masih aman dari bahaya nipagin. 3. Wanibesak, 2010, Spektrofotometri
Efek samping yang dapat timbul Uv-Vis.
apabila penggunaan nipagin berlebih Http://Wanibesak.Wordpress.Com/
adalah dapat menyebabkan iritasi kulit 2010/11/27/Spektrofotometri-Uv-
dan alergi bahkan jika digunakan Vis-Uv-Vis/.
dalam jangka waktu yang panjang 4. Badan Pengawas Obat dan
dapat menyebabkan kanker payudara Makanan Republik Indonesia,
karena ester paraben yang ada didalam 2011, Persyaratan Teknis Bahan
tubuh tidak dapat selalu dipecah dan Kosmetik, Keputusan Kepala
dikeluarkan sehingga hal itu dapat Badan Pengawas Obat dan
memacu penyebab terjadinya kanker Makanan Republik Indonesia
payudara. Nomor HK.1.23.08.11.07517,
Jakarta.

Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 3 Juli 2017 7

You might also like