You are on page 1of 7

JURNAL ANALIS FARMASI

Volume 4, No. 2 Oktober 2019, Hal 101 - 107

DETERMINATION OF SALICYLIC ACID’S LEVEL IN ACNE CREAM WHICH SOLD IN


KEMILING USING SPEKTROFOTMETRY UV VIS

PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT PADA KRIM WAJAH ANTI JERAWAT YANG
DIJUAL BEBAS DI DAERAH KEMILING MENGGUNAKAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Niken Feladita1, Agustina Retnaningsih1, Puji Susanto1


Email : nkn.1202@gmail.com

ABSTRACT
Anti-acne cream was one of the cosmetics that can affect the structure of the
skin. One of the compounds that was often added to the anti acne cream is salicylic acid
as anti-acne substance and was keratolytic. Based on the Decree of the Regulation of the
Regulatory Agency of Drug and Food of the Republic of Indonesia No.HK.00.05.42.1018
of 2010 concerning cosmetics, salicylic acid was allowed to be used in cosmetics provided
that not more than 2%. The research has been done to determine the level of salicylic
acid in anti acne cream sold in Kemiling Bandar Lampung area by UV-Visible
Spectrofotometry method in order to know the level of salicylic acid contained in anti
acne cream. The number of samples in this study were three samples with sample
criteria was anti acne cream containing salicylic acid, facial cream, cream that does not
include salicylic acid levels. Research on determination of salicylic acid level using UV-
Visible Spectrophotometric method at 532 nm wavelength. From the research result, the
average of salicylic acid level in sample A is 0,05% ± SD 0, sample B is 0,05% ± SD 0,
and sample C is 0,04% ± SD 0, in conclusiom no one of that samples has salicylic acid’s
level more than 2%.

Keywords: Salicylic Acid, Anti Acne Cream (Anti Acne), UV-VIS Spectrophotometry

ABSTRAK
Krim anti jerawat merupakan salah satu kosmetik yang dapat mempengaruhi
struktur kulit.Salah satu senyawa yang sering ditambahkan ke dalam krim anti jerawat
adalah asam salisilat zat anti akne dan bersifat keratolitik. Berdasarkan keputusan
Peraturan Kepal Badan pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
No.HK.00.05.42.1018 Tahun 2010 tentang kosmetik, asam salisilat dizinkan digunakan
dalam kosmetik dengan syarat tidak lebih dari 2%. Telah dilakukan penelitian penetapan
kadar asam salisilat pada krim anti jerawat yang dijual di daerah Kemiling Bandar
Lampung dengan metode Spektrofotometri UV-Visible dengan tujuan untuk mengetahui
kadar asam salisilat yang terdapat dalam krim anti jerawat. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah tiga sampel dengan kriteria sampel yaitu krim anti jerawat yang
mengandung asam salisilat, krim wajah, krim yang tidak mencantumkan kadar asam
salisilat. Penelitian penetapan kadar asam salisilat menggunakan metode
Spektrofotometri UV-Visible pada panjang gelombang 532 nm. Dari hasil penelitian
didapatkan rata-rata kadar asam salisilat pada sampel A yaitu 0,05% ± SD 0, sampel B
yaitu 0,05% ± SD 0, dan sampel C yaitu 0,04% ± SD 0.

Kata Kunci : Asam Salisilat, Krim Anti Jerawat (Anti Acne), Spektrofotometri UV- VIS

PENDAHULUAN terdapat disekitarnya. Sekarang


Kosmetik berasal dari kata kosmetik dibuat manusia tidak hanya
kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”. dari bahan alami tetapi juga bahan
Bahan yang di pakai dalam usaha untuk buatan untuk maksud
mempercantik diri ini, dahulu meningkatkankecantikan (11).
diramudari bahan-bahan alami yang
Niken Feladita, Agustina Retnaningsih, Puji Susanto

1) Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Lampung


Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Apabila kadar asam salisilat yang
produk kosmetik sangat diperlukan oleh terkandung dalam krim anti acne lebih
manusia, baik laki-laki maupun dari 2% akan mengakibatkan iritasi
perempuan, sejak lahir hingga saat lokal, peradangan akut, bahkan ulserasi.
meninggalkan dunia. Produk-produk itu Manfaat dan mekanisme kerja
dipakai secara berulang setiap hari dan asam salisilat topikal, berbagai penelitian
di seluruh tubuh., mulai dari rambut menyimpulkan terdapat tiga faktor yang
sampai ujung kaki. Salah satu contoh berperan penting pada mekanisme
produk kosmetik untuk perawatan kulit keratolitik asam salisilat, yaitu
yang sering digunakan oleh masyarakat menurunkan ikatan korneosit,
untuk membersihkan wajah yaitu krim melarutkan semen interselular, dan
anti jerawat (anti acne).Kandungan anti melonggarkan serta mendisintegrasi
jerawat memiliki bahan aktif yang lazim korneosit. Asam salisilat bekerja sebagai
yaitu tretionin, benzoil peroksida, sulfur, pelarut organik dan menghilangkan
resorsin, adapalene, asam salisilat, dan ikatan kovalen lipid interselular yang
antibiotik. berikatan dengan cornified envelope di
Asam salisilat merupakan bahan sekitar keratinosit. Mekanisme kerja zat
keratolitik tertua.Memiliki efek ini adalah pemecahan struktur
keratolitik, bahan ini juga memiliki anti desmosom yang menyebabkan
inflamasi, analgesik, bakteriostatik, disintegrasi ikatan antar sel korneosit (7).
fungistatik, dan tabir surya.Asam salisilat Pada penelitian yang dilakukan
telah teruji dalamterapi berbagai oleh Septiani (2016) didapatkan hasil
penyakit kulit dan kerusakan kulit akibat penelitian penetapan kadar asam salisilat
sinar matahari (7). dalam produk pembersih wajah secara
Dilakukanlah pembatasan untuk spektrofotometri UV-Vis dari 5 sampel
kosmetik medik terbatas pada yaitu sampel A 2,1%, B 1,42%, C
penggunaan zat yang menguntungkan 0,63%, D 0,85%, dan E 0,28.
atau memberikan manfaat pada kulit Sampelyang tidak memenuhi syarat
badan si pemakai. Untuk tujuan tersebut sampel A yaitu 2,1%. Jadi, berdasarkan
dilakukan pemilihan bahan aktif dan uraian diatas, penulis tertarik untuk
pembatasan kadarnya bila dimasukkan melakukan penelitian selanjutnya pada
dalam kosmetik medik, diantaranya sampel krim anti jerawat (anti acne)
adalah asam salisilat tidak lebih dari 2%, yang dijual bebas di pasaran daerah
sulfur tidak lebih dari 3%, estrogen tidak Kemiling Bandar Lampung namun
lebih dari 1000 iu/ounce. Namun penulis menggunakan metode
betapapun rendahnya dosis yang dipakai Spektrofotometri UV-Vis. Karena krim
penggunaan kosmetik medik ini masih anti jerawat yang mudah dijangkau serta
selalu harus diperhitungkan karena penjualan krim anti jerawat (anti acne)
besarnya dosis kumulatif yang di tersebut tidak mencantumkan kadar
absorpsi kulit pada pemakaian kosmetik asam salisilat yang telah ditetapkan
yang terus-menerus, tidak dapat oleh Badan Pengawasan Obat dan
diperkirakan. Ada bahan kosmetik yang Makanan yaitu tidak lebih dari 2%,
sudah dapat diterima sebagai bahan dikhawatirkan kadar asam salisilat yang
yang aman bagi kosmetika, sebagian terkandung pada sampel lebih dari
lagi masih dianggap perlu perhatian 2%(6).
dandiberikan pembatasan pemakaiannya Penggunaanmetode
dan sebagian lagi dilarang (11). Spektrofotometri UV-Vis merupakan
Berdasarkan perizinan Peraturan suatu metode penetapan kadar yang
Badan Pengawasan Obat dan Makanan memiliki sensitivitas yang tinggi dan
Republik Indonesia (BPOM RI) Nomor dapat memberikan hasil yang akurat.
HK.00.05.42.1018 tahun 2010 tentang Prinsip kerjadariinstrumentasi
Daftar Bahan Yang Diizinkan Digunakan Spektrofotometri UV-Vis ini adalah
Dalam Kosmetik dengan Pembatasan pengukuran serapan sinar monokromatis
dan Persyaratan Penggunaan asam oleh suatu laju larutan yang memiliki
salisilat yang diizinkan dalam produk gugus kromofor pada panjang
kosmetika yaitu tidak lebih dari 2%. gelombang spesifikdengan

102 Jurnal Analis Farmasi Volume 4 No. 2 Oktober 2019


Penetapan Kadar Asam Salisilat Pada Krim Wajah Anti Jerawat Yang Dijual Bebas
Di Daerah Kemiling Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-VIS

monokromator prisma atau kisi difraksi 3) Ditambah 1,0 ml FeCl3 1%


dengan detektor futube. dalam HCL 1%.
Metode Spektrofotometri UV- 4) Ditambah aquadest sampai
Visible termasuk metode tanda.
instrument.Kelebihan dari metode ini b. Diukur transmitan setelah 1
adalah memiliki sensitivitas tinggi dan menit, 2 menit, 3 menit sampai
memberikan hasil yang akurat, proses 20 menit (sampai didapat
pengerjaannya lebih cepat dan bisa larutan stabil) dan dikonversikan
untuk menetapkan kuantitas zat yang ke bentuk absorban.
sangat kecil.Senyawa yang dapat 3. PenetapanPanjangGelombang
dianalisis yaitu senyawa yang memiliki Maksimum (400 ppm)
gugus kromofor (9). a. Masukkan 1,0 ml larutan stok ke
Alasan pengambilan sampel di dalam labu takar 10 ml,
daerah Kemiling karena dari survei tambahkan aquadest sampai
pendahuluan menunjukkan banyak tanda.
beredar krim wajah anti jerawat dan b. Dengan menggunakan blanko,
permintaan akan krim wajah anti ukur transmitannya dengan
jerawat yang meningkat. panjang gelombang 400 nm
sampai 600 nm.
METODOLOGI PENELITIAN 4. Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan
Populasi Asam Salisilat
Populasi penelitian ini adalah a. Disiapkan 5 buah labu takar 10
pada sampel krim anti jerawat bermerk ml.
yang dijual bebas di pasaran daerah b. Dipipet larutan stok asam
Kemiling Bandar Lampung. salisilat masing-masing 0,5 ml;
1,0 ml; 1,5 ml; 2,0 ml; 2,5 ml;
Sampel ke dalam labu takar 10 ml
Sampel diambil dari 3 merk krim sehingga didapatkan larutan seri
yang berbeda dari beberapa penjual standar dengan konsentrasi 20
bebas di daerah Kemiling Bandar ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm,
Lampung. 100 ppm.
c. Disiapkan blanko.
Prosedur Penelitian d. Ke dalam labu takar masing-
Penetapan Kadar Asam Salisilat dalam masing labu takar ditambah 1,0
krim anti jerawat secara ml FeCl3 1% dalam HCl 1%
Spektrofotometri UV-Vis kemudian tambah aquadest
1. Pembuatan Larutan Stok (400 ppm) sampai tanda.
Ditimbang 10,0 mg asam e. Diukur transmitan masing-
salisilatsebagai bahan masing dengan menggunakan
pembanding.Dimasukkan dalam labu data panjanggelombang
takar 25,0 ml, larutkandalam 2,5 ml maksimum dan operating time
metanol.Ditambah aquadest sampai yang telah ditentukan.
tanda. f. Diukurtransmitandan
2. Penentuan operating time dikonversikan kebentuk
Dipipet 1,0 ml larutan stokkedalam absorban.
labu takar 10 ml.Ditambah 1,0 ml 5. Penetapan Kadar Sampel
FeCl3 1% dalam HCl 1%, tambah Disiapkan sampel A, B, dan C dalam
aquadest sampai tanda. krim anti jerawat (anti acne) dan
a. Pembuatan blanko. setiap sampel dilakukan 3 kali
1) Dipipet 1,0 ml metanol penetapan kadar dengan perlakuan
dimasukkan dalam labu sebagai berikut:
takar 10 ml, ditambah a. Pengukuran absorban sampel
aquadest sampai tanda Ditimbang sejumlah cuplikan 1
(larutan blanko). gram asam salisilat.Dimasukkan
2) Dipipet 1,0 ml larutan dalam labu takar50 ml
blanko dimasukkan dalam dilarutkan dengan 5 ml metanol
labu takar 10 ml. dan ditambah aquadest sampai

Jurnal Analis Farmasi Volume 4 No. 2 Oktober 2019 103


Niken Feladita, Agustina Retnaningsih, Puji Susanto

tanda.Homogenkan, kemudian b. Pengukuran absorban blangko


disaring dan ditampung Diukur transmitan sampel
filtratnya.Dipipet 2,0 ml filtrat denganoperating time dan
dimasukkan dalam labu takar 50 panjang gelombang maksimum
ml.Dipipet 5,0 ml FeCl3 1% yang telah didapatkan dan
dalam HCL 1% ditambah konversikan keabsorban.
aquadest sampai tanda.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji Kualitatif
Tabel 1.
Data Hasil Identifikasi Sampel Secara Reaksi Warna

No Sampel Pereaksi Hasil pengamatan Standar Keterangan


1 A+FeCl3 Larutan ungu Farma kope Indon esia Depkes Positif
2 B+FeCl3 Larutan ungu RI 1995 terbentuk warnaungu Positif
3 C+FeCl3 Larutan ungu Positif
Kontrol positif : Asam sakisilat yang dilarutkan + FeCl3 Lp terbentuk larutan ungu

Uji Kuantiitatif
Tabel 2.
Data Hasil Operating Time
Menit ke Absorbansi Menit ke Absorbansi
1 0,300 11 0,300
2 0,300 12 0,300
3 0,300 13 0,300
4 0,300 14 0,300
5 0,300 15 0,300
6 0,300 16 0,300
7 0,300 17 0,300
8 0,300 18 0,300
9 0,300 19 0,300
10 0,300 20 0,300

Gambar 1.
Kurva Panjang Gelombang Maksimum Asam Salisilat

Gambar2.

104 Jurnal Analis Farmasi Volume 4 No. 2 Oktober 2019


Penetapan Kadar Asam Salisilat Pada Krim Wajah Anti Jerawat Yang Dijual Bebas
Di Daerah Kemiling Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-VIS

KurvaKalibrasiLarutan Standar Asam Salisilat

Tabel 3.
Data Hasil Konsentrasi Asam Salisilat Pada Sampel

Kadar
Sampel Pengulangan Absorban Kadar (%) Kesimpulan
Rata- rata (%)
1 0,446 0,05
0,05
A 2 0,444 0,05 MS
±0
3 0,443 0,05
1 0,469 0,05
0,05
B 2 0,471 0,05 MS
±0
3 0,477 0,05
1 0,350 0,04
0,05
C 2 0,348 0,04 MS
±0
3 0,346 0,04

Keterangan :
MS = Memenuhi Syarat Standar : Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI tahun 2010 yaitu tidak lebih dari 2%.

PEMBAHASAN lebih spesifik, karena dapat mengukur


Sampel yang digunakan dalam kadar dengan skala yang lebih kecil,
penelitian ini diambil dari beberapa pengukurannya langsung terhadap
pedagang yang berada di daerah contoh, kesalahan dalam
Kemiling Bandar Lampung. Sampel yang pembacaankecil, kinerjanya cepat dan
digunakan ada 3 (tiga) merk dagang anti pembacaannya otomatis.Untuk
acne yang berbeda yaitu merk A, B, dan menentukan kadar asam salisilat dalam
C, yang diduga mengandung asam anti acne dengan metode
salisilat melebihi persyaratan yang telah spektrofotometri UV-Visible terlebih
ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dahulu dilakukan operating time karena
dan Makanan yaitu tidak boleh lebih dari sifat dari asam salisilat tidak stabil dalam
2%. bentuk larutan sehingga perlu dilakukan
Kriteria pengambilan sampel operating time. Penentuan operating
menggunakan teknik samping yaitu time untuk menentukan waktu
purposive sampling yaitu dengan kriteria kestabilanreaksi yang terbentuk dalam
yang tidak mencantumkan berapa % larutan atau berapa lama reaksi
kadar asam salisilat yang terkandung tersebut dapat stabil.
dalam produk krim anti jerawat (anti Pada pengukuran operating time
acne) pada kemasan. didapatkan kestabilan asam salisilat
Penentuan kadar asam salisilat pada menit ke 20 dengan absorbansi =
dapat dilakukan menggunakan metode 0,300, dikarenakan pada menit tersebut
spektrofotometri UV- Vis karena asam absorbansi tidak berubah lagi sehingga
salisilat memiliki gugus kromofor dan diperoleh kestabilan.
ikatan rangkap sehingga bisa Penentuan panjang gelombang
ditentukan kadarnya dengan maksimum dilakukan dengan cara
menggunakan alat spektrofotometri UV- pengukuranserapan larutan standar
Vis. asam salisilat (Gambar 6). Pada
Penetapan kadar asam salisilat pengukuran panjang gelombang, larutan
dilakukan dengan menggunakan metode standar asam salisilat memberikan
spektrofotometri. Alat yang digunakan serapan tertinggi pada panjang
untuk mengetahui berapa kadar asam gelombang (λ) 532 nm dengan
salisilat yang terkandung dalam krim absorbansi (A) 0,970.
anti jerawat (anti acne) adalah Alasan mengapa harus
spektrofotometri UV- Visible. menggunakan panjang gelombang
Dibandingkan dengan metode yang maksimum. Pada panjang gelombang
lain, metode spektrofotometri UV-Visible maksimal kepekaannya juga maksimal

Jurnal Analis Farmasi Volume 4 No. 2 Oktober 2019 105


Niken Feladita, Agustina Retnaningsih, Puji Susanto

karena pada panjang gelombang seperti efek keratoplastik, efek anti-


maksimal tersebut, berubah absorbansi pruritis, efek anti–inflamasi, efek
untuk setiap satuan konsentrasi adalah bakteriostatik, efek fungistatik, efek
yang paling besar, di sekitar panjang tabir surya. Sehingga konsumen
gelombang maksimal bentuk kurva sebaiknya lebih memperhatikan produk
absorbansi datar dan pada kondisi kosmetik yang akan dibeli untuk
tersebut hukum lambert-Beer akan pemakaian. Terutama memperhatikan
terpenuhi, jika dilakukan pengukuran kandungan yang ada didalam sediaan
ulang maka kesalahan yang disebabkan kosmetika tersebut dan mencantumkan
oleh pemasangan ulang panjang kadar % dalam komposisi. Agar
gelombang akan kecil sekali. keamanan dari suatu produk kosmetik
Pengukuran konsentrasi asam tersebutterjamin.
salisilat pada sampel dilakukan
dengan membuat kurva kalibrasi. Kurva KESIMPULAN
kalibrasi dapat terbentuk dengan Dari hasil penelitian penetapan
menggunakan larutan standar yang telah kadar asam salisilat pada kosmetika
dibuat pengenceran dengan konsentrasi sediaan krim anti jerawat (anti acne)
20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, 100 yang dijual bebas di daerah Kemiling
ppm pada panjang gelombang (λ) 532. Bandar Lampung dengan menggunakan
Berdasarkan pengukuran larutan seri metode spektrofotometri UV-Visible
konsentrasi didapatkan hasil kurva dapat disimpulkan sebagai berikut :
kalibrasi (Gambar 7) dengan Ho diterima dan Ha ditolak karena Dari
persamaanY = 0,0095x + 0,0189. semua sampel krim anti jerawat (anti
Persamaan tersebut menunjukkan acne) kadar yang didapat dari hasil
hubungan kelinieran antara absorban penelitian adalah sampel A mendapat
dengan sampel yang dimana jika kadar rata-rata 0,05% ± SD 0, sampel B
semakin besar absorban maka semakin mendapat kadar rata-rata 0,05% ± SD
besar juga konsentrasinya. 0, dan sampel C mendapat kadar rata-
Maka didapatkan nilai r dari kurva rata 0,04% ± SD 0.
kalibrasi larutan standar asam salisilat Dari semua sampel krim anti
adalah 0,999 (99,9%). Hal ini jerawat (anti acne) yang diperiksa
menunjukkan bahwa dengan nilai r memiliki kandungan kadar senyawa
yang mendekati 1, hubungan linear asam salisilat yang memenuhi
antara X (konsentrasi asam salisilat) dan persyaratan Peraturan Kepala Badan
Y (absorban standar asam salisilat) Pengawas Obat dan Makanan Republik
sangat kuat dan terbentuk grafik yang Indonesia No.HK.00.05.42.1018 Tahun
linier. 2010 yaitu tidak lebih dari 2%.
Hasil dari penetapan kadar asam
salisilat menunjukkan sampel A SARAN
mendapat kadar rata-rata 0,05%, Darihasilpenelitiandiatasmaka
sampel B mendapat kadar rata-rata disarankan yaitu Sebaiknya dalam
0,05%, dan sampel C mendapat kadar memilih produk krim anti jerawat (anti
rata-rata 0,04%. Dari seluruh sampel acne), lebih memperhatikan lagi
kadar asam salisilat yang terkandung komposisi bahan yang terkandung dalam
dalam kosmetika dalam sediaan krim krim anti jerawat (anti acne) yaitu kadar
anti jerawat (anti acne) tidak memenuhi asam salisilatnya tidak boleh lebih dari
persyaratan Peraturan Kepala Badan 2%. Bagi peneliti selanjutnya, dapat
Pengawas Obat dan Makanan Republik meneliti tentang bahan aktif lainnya
Indonesia No.HK.00.05.42.1018 tahun seperti sulfur atau benzoyl peroksida
2010 yaitu tidak boleh lebih dari 2%. pada sampel krim anti jerawat (anti
Berdasarkan hasil penelitian acne).
tersebut, sampel kosmetik sediaan krim
anti jerawat (anti acne) aman DAFTAR PUSTAKA
digunakan. Efek penggunaan asam 1. Anief, M. 1997. Formulasi Obat
salisilat berlebih bisa mengakibatkan Topikal Dengan Dasar Penyakit Kulit.
iritasi pada permukaan kulit dan Gajah Mada University Press.
menyebabkan efek farmakologi lainnya Yogyakarta.

106 Jurnal Analis Farmasi Volume 4 No. 2 Oktober 2019


Penetapan Kadar Asam Salisilat Pada Krim Wajah Anti Jerawat Yang Dijual Bebas
Di Daerah Kemiling Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-VIS

2. Badan Pengawas Obat Dan Makanan Asam Salisilat Pada Pembersih


RI. 2010. Peraturan Badan Wajah Yang Dijual Bebas Di Pasar
Pengawas Obat Dan Makanan Tengah Bandar Lampung Dengan
Republik Indonesia Nomor Metode Spektrofotometri Visible.
:HK.00.05.42.1018 Tentang Daftar Karya Tulis Ilmiah Akafarma Putra
Bahan Yang Diizinkan/Digunakan Indonesia Lampung
Dalam Kosmetik Dengan 7. Sulistyaningrum, S. K. Hanny, N.
Pembatasan Dan Persyaratan Evita,H. Ei. 2012. Penggunaan Asam
Republik Indonesia. Jakarta. Salisilat Dalam Dermatologi. J Indon
3. Eswin, 2014. Penetapan Kadar Med Assoc, Volum: 62, Nomor 7 Juli
Betametason Dalam Krim Betason N 2014.
Produksi PT. Kimia Persero Tbk. 8. Tranggono, R.I.S Dan Latifah, F.
Plant Medan Secara Kromatografi 2007. Buku Pegangan Ilmu
Cair Kinerja Tinggi. Karya Tulis Pengetahuan Kosmetik. PT.
IlmiahFakultas Farmasi Universitas Gramedia Pustaka Utama, Jakarta:
Sumatera Utara 6-8, 11-13, 81- 83, 120.
4. Gandjar, I.G; Rohman, A, 2012. 9. Vogel. 1994. Kimia Analisis
Analisis Obat Secara Kuantitatif Anorganik. Buku
Spektrofotometri dan Kromatografi. Kedokteran EGC. Jakarta.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta 10. Watson, GS. 2005. Analis Farmasi.
5. Katzung, B. G. 2004. Farmakologi Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Klinik dan Terapi. Fakultas 11. Wasitaatmadja, M.S. 1997.Penuntun
Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kosmetik Medik. UI Press
Jakarta. JakartaDE.
6. Septiani, A. 2012. Penetapan Kadar

Jurnal Analis Farmasi Volume 4 No. 2 Oktober 2019 107

You might also like